You are on page 1of 9

EnviroScienteae 9 (2013) 147-155 ISSN 1978-8096

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PADA USAHA


PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI KOTA BANJARBARU

Heri Purwanto, Emmy Sri Mahreda, Danang Biyatmoko, Abdi Fithria

Pascasarjana Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan


Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

Keywords: public perception, environmental impact, broiler.

Abstract

Broiler poultry farms in the residential area of Banjarbaru City has the potential to cause
negative impacts of pollution in the form of chicken droppings (faeses), the smell of
ammonia, the emergence of a lot of flies and rats, and the threat of outbreaks of diseases that
can be transmitted from poultry to humans (zoonoses). Based on the above issues, it is
necessary to investigate the public perception and the factors influencing the perception of the
environmental impact of broiler poultry farms in Banjarbaru. This perception problem is very
essential to be investigated in order to determine the level of public perception and the factors
that influence it. This study employed the data analysis with descriptive statistics that were
used to describe the public perception and the factors that influence the perception of the
environmental impact of broiler poultry farms in Banjarbaru. The results of this study
indicated that the perception of 23 respondents (72%) was negative while the perception of 9
respondents (28%) was positive. These results rejected the initial hypothesis (H0), which
suspected that the public perception of the environmental impact of broiler poultry farms was
positive and received the first hypothesis (H1), which suspected that the public perception of
the environmental impact of broiler poultry farms was negative. The significant factors
influencing public perception of the environmental impact of broiler poultry farms were the
education, the employment, the level of public health and the air pollution/ the odor of
chicken droppings with the significance probability value for each factor was 99% or 0.000 (p
<0.05), whereas the variable information (x5) and the environmental impact (x6) were not
significant, which was indicated by the probability value of the significance of each factor that
was 0.107 (p> 0.05) and 0.238 (p> 0,05).

Pendahuluan kotoran (feses), bau amoniak, timbulnya


lalat yang banyak, tikus dan ancaman
Kota Banjarbaru merupakan salah mewabahnya penyakit yang dapat menular
satu sentra produksi ayam ras pedaging di dari ternak ayam ke manusia (zoonosis).
Provinsi Kalimantan Selatan. Usaha Untuk kelangsungan usaha
peternakan ayam ras pedaging di wilayah peternakan ayam ras pedaging dimasa yang
Kota Banjarbaru ini pada satu sisi telah akan datang perlu melihat persepsi
berdampak positif dalam meningkatkan masyarakat (negatif atau positif) dan faktor-
pendapatan dan perekonomian masyarakat faktor yang mempengaruhi persepsi
yang melibatkan banyak peternak dengan masyarakat terhadap dampak
skala usaha mulai dari ribuan ekor sampai lingkungan pada usaha peternakan ayam ras
dengan puluhan ribu ekor ayam per pedaging.
peternak. Tujuan dari penelitian ini adalah
Usaha peternakan ayam ras pedaging untuk menganalisis persepsi masyarakat
ini berpotensi menimbulkan dampak negatif dan faktor-faktor yang mempengaruhi
berupa pencemaran yang dapat berupa persepsi masyarakat terhadap dampak
Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155 148

lingkungan pada usaha peternakan ayam ayam ras pedaging (broiler) untuk
ras pedaging di Kota Banjarbaru. memperhatikan sanitasi lingkungan uaha
Hasil penelitian ini diharapkan dapat peternakan melalui penerapan konsep
bermanfaat sebagai salah satu bahan biosecurity.
pertimbangan dalam penyusunan kebijakan- Hipotesis dalam penelitian ini adalah
kebijakan yang berkaitan dengan penataan diduga persepsi masyarakat Kota
dan pengelolaan usaha peternakan ayam ras Banjarbaru terhadap dampak lingkungan
pedaging (broiler) di Kota Banjarbaru; pada usaha peternakan ayam ras pedaging
Informasi bagi masyarakat agar lebih adalah negatif (merugikan) dan faktor-
mengenal dan peduli terhadap lingkungan faktor yang mempengaruhi adalah
sehingga partisipasi dalam menjaga pendidikan, pekerjaan, tingkat kesehatan
keberlangsungan lingkungan yang sehat masyarakat, polusi usara (bau kotoran
dapat terus ditingkatkan; Bahan ayam), informasi dan dampak terhadap
pertimbangan bagi pengusaha peternakan lingkungan.

Metode Penelitian

Kerangka Konsep Penelitian

Usaha peternakan ayam ras pedaging (broiler) disekitar pemukiman berpotensi


menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (bau, lalat, penyakit zoonosis)

Muncul kemungkinan terjadinya konflik/Pro dan Kontra terhadap keberadaan peternakan


ayam ras pedaging (broiler)

Diperlukan penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap dampak lingkungan pada


usaha peternakan ayam ras pedaging (broiler) di Kota Banjarbaru, sebagai masukan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan

Persepsi Masyarakat Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Dampak Lingkungan pada Masyarakat : Pendidikan,Pekerjaan, Tingkat
Peternakan Ayam Ras Pedaging Kesehatan Masyarakat, Polusi Udara (Bau Kotoran
(Broiler) : Negatif /Positif Ayam),Informasi,Dampak Terhadap Lingkungan

Analisis Data di mana :


NP (%) = Nilai Persepsi(NP)
Tahap I : Persepsi Masyarakat (Negatif n = skor yang diperoleh
atau Positif) N = skor maksimal
1). Data persepsi dari responden dianalisa Kemudian ditetapkan tabel interval kelas
dengan menggunakan Analisis Nilai dan kriteria nilai persepsi pada Tabel 3.
Persepsi (NP) menurut Supriyanto
(2007), yaitu :

x 100 %
149 Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155

Tabel 3. Tabel interval kelas dan kriteria Fh = (Total kolom) x (Total baris)
nilai persepsi Total pengamatan

Interval Perhitungan dilakukan pada taraf


No. Kriteria Keterangan
(%) signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%
Berpengaruh Sama s/d dengan kriteria keputusan yang diambil
1. < 70 %
Positif bermanfaat adalah :
2. ≥ 70 %
Berpengaruh
Merugikan a. Jika X2 hitung ≤ X2 tabel, maka Ho
negatif diterima dan H1 ditolak.
Sumber : Supriyanto,2007 b. Jika X2 hitung ≥ X2 tabel, maka H1
diterima dan Ho ditolak.
Dengan uji hipotesis : Selanjutnya untuk melihat keeratan
H0 = Persepsi masyarakat terhadap hubungan antara variabel yang diamati
keberadaan peternakan ayam ras dengan persepsi masyarakat, kerena
pedaging berpengaruh positif di keduanya mempunyai data nominal, maka
Kota Banjarbaru. dilanjutkan dengan Uji Kontingensi (C)
H1 = Persepsi masyarakat terhadap (Hadi, 1991) dengan rumus :
keberadaan peternakan ayam ras
pedaging berpengaruh negatif di
Kota Banjarbaru. x 100 %
Hasil analisis dipersentasikan dengan
tabel kriteria Nilai Persepsi (NP).
Dimana :
2). Pada tahap ini data responden yang C = Koefisien kontingensi
diperoleh ditujukan untuk menguji X2 = Nilai X2 hitung
perbedaan tingkat persepsi/dampak N = Jumlah anggota populasi
lingkungan yang terjadi akibat Dengan kaidah keputusan menurut Sriati,
keberadaan peternakan ayam ras dkk., (2010), yaitu :
pedaging. Variabel yang diamati dalam a. Jika C < 33,3 %, maka hubungan kurang
pernelitian ini adalah dampak lingkungan erat
akibat keberadaan peternakan ayam ras b. Jika C 33,3 – 66,6 %, maka hubungan
pedaging : cukup erat
a. Tidak berdampak apapun c. Jika C > 66,6 %, maka hubungan sangat
b. Sedikit berdampak negatif dan erat
merugikan
c. Sangat berdampak negatif dan sangat Tahap II : Analisis Faktor-Faktor yang
merugikan Mempengaruhi Persepsi
Data dalam bentuk frekuensi dari variable Analisis data faktor-faktor yang
terukur tersebut akan dianalisis mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
menggunakan Chi Kuadrat ( X2 ) menurut dampak lingkungan pada usaha peternakan
Setiawan (2005) dengan rumus sebagai ayam ras pedaging di Kota Banjarbaru
berikut : adalah menggunakan analisis regresi
berganda (Multiple Linier Regression
Analysis) diolah melalui program SPSS
(Statistical Program for Sosial Science).

Dengan persamaan :
Dimana : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Fo = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155 150

Keterangan : variabel bebas tidak berpengaruh nyata


Y = Persepsi masyarakat terhadap dampak terhadap perubahan variabel tidak bebas.
lingkungan pada usaha peternakan Bila nilai F hitung ≤ F tabel pada P = 0,05 atau
ayam pedaging. α ≥ 0,05 : maka Ho diterima yang berarti
X1 = Pendidikan perubahan tiap variabel bebas berpengaruh
X2 = Pekerjaan nyata terhadap variabel tidak bebas.
X3 = Tingkat Kesehatan Masyarakat Uji t jika hasil uji menyeluruh
X4 = Polusi udara (Bau Kotoran Ayam) menunjukkan Ho ditolak, maka perlu
X5 = Informasi dilakukan tahapan uji statistik dengan uji
X6 = Dampak Terhadap Lingkungan sendiri-sendiri (parsial) dengan uji hipotesa ;
b0 = Intersep Ho : bi = 0, H1 : bi ≠ 0. Untuk pengujian ini
b1-6 = Koefisien regresi digunakan statistik Uji t dengan model :
e = error

Koefisien determinasi (R2) dapat dihitung


dengan formula sebagai berikut :
Kriteria pengujian adalah :
Bila nilai dari t hitung > t tabel p = 0,05 atau α
≤ 0,05 : maka Ho ditolak yang berarti
perubahan tiap variabel bebas berpengaruh
nyata terhadap variabel tidak bebas. Bila
Keterangan : nilai dari t hitung ≤ t tabel pada p = 0,05 atau
R2 = Koefisien determinasi
α > 0,05 : maka Ho diterima yang berarti
y = variabel dependen
X1 - 6 = variabel independen perubahan tiap variabel bebas tidak
b1 - 6 = koefisien regresi berpengaruh nyata terhadap variabel tidak
bebas.
Dilanjutkan dengan perhitungan
menggunakan Uji F dan Uji dengan
hipotesis; Ho : bi = 0, H1 : salah satu atau Hasil Dan Pembahasan
lebih bi ≠ 0 dan rumus Uji F sebagai berikut
: Persepsi Masyarakat

Persepsi masyarakat Kota Banjarbaru


terhadap dampak lingkungan pada usaha
peternakan ayam ras pedaging sebagian
Bila nilai dari F hitung > dari F tabel besar berpendapat negatif (merugikan).
pada P atau α = 0,05 atau α ≤ 0,05 : maka
Ho ditolak yang berarti perubahan tiap

Tabel 4. Analisis interval kelas dan kriteria nilai persepsi masyarakat.


Responden Nilai Persepsi Interval
No. Kriteria Keterangan
(orang) (%) (%)
Berpengaruh Sama s/d.
1. 9 28 < 70
Positif bermanfaat
Berpengaruh
2. 23 72 ≥ 70 Merugikan
negatif
32 100

Berdasarkan Tebel 4 tersebut di atas, peternakan ayam ras pedaging sebagian


tingkat persepsi masyarakat Kota Banjarbaru besar berpendapat negatif (merugikan)
terhadap dampak lingkungan pada usaha dengan jumlah responden 23 orang (72%)
151 Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155

sedangkan yang berpendapat positif (merugikan). Berdasarkan tabel 4 tersebut


(menguntungkan) sebanyak 9 orang untuk menguji ada tidaknya perbedaan
responden (28%). Hasil ini menolak dampak lingkungan yang terjadi berdasarkan
hipotesis awal (H0) yang menduga bahwa persepsi masyarakat Kota Banjarbaru pada
persepsi masyarakat Kota Banjarbaru Kelurahan Guntung Manggis dan Kelurahan
terhadap dampak lingkungan pada usaha Cempaka, maka digunakan data nominal
peternakan ayam ras pedaging adalah positif dari frekuensi data persentase responden
(bermanfaat) dan menerima hipotesis menggunakan uji Chi-Khuadrat. Hasil
pertama (H1) yang menduga bahwa persepsi selengkapnya disajikan pada Tebel 5 di
masyarakat Kota Banjarbaru adalah negatif bawah ini.

Tabel 5. Hasil uji chi-khuadrat


Responden
No. Variabel Ya Tidak Jumlah X2 H X2 α( 0,05)
1. Tidak berdampak apapun 9 23 32
2. Sedikit berdampak negatif dan 17 15 32
merugikan 9,094 5,991
3. Sangat berdampak negatif dan 6 26 32
merugikan
Jumlah 32 64 96
Keterangan : X2 tabel adalah x2 0,05, X2H adalah X2 hitung, db (3-1) = 5,991

Berdasarkan hasil analisis Chi- Berbagai upaya untuk mengurangi


Khuadrat (x2) menunjukkan bahwa nilai x2 bau amoniak dari kotoran ayam dan
hitung (x2H) adalah 9,094 lebih besar timbulnya lalat telah dilakukan oleh para
dibandingkan x2 tabel 5% (5,991), karena peternak antara lain dengan penerapan
x2 hitung < x2 tabel (p<0,05), hal ini konsep biosecurity secara tepat dan
menunjukkan bahwa H0 di tolak. Artinya konsisten diantaranya melalui tindakan
ada perbedaan nyata (signifikan) antar penerapan sanitasi lingkungan pada usaha
ketiga variabel berdasarkan tingkat persepsi peternakan ayam ras pedaging serta dengan
masyarakat Kota Banjarbaru terhadap berbagai perlakuan seperti : pemberian EM-
dampak lingkungan pada usaha peternakan 4 (Effective Microorganisme-4) dan
ayam ras pedaging dengan tingkat persepsi pemberian kapur yang ditaburkan dan
terbanyak berada pada kriteria negatif disemprotkan pada kotoran ayam (faeces).
(merugikan). ayam kering sehingga dapat mengurangi
Selanjutnya berdasarkan Uji
Koefisien Kontingensi (C) diperoleh nilai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
sebesar 29,4 %, maka dapat disimpulkan Persepsi Masyarakat
bahwa hubungan antara ketiga variabel
yang diamati dengan persepsi masyarakat Beberapa hasil analisis regresi yang
hubungannya kurang erat (nilai C kurang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6 di
dari 33,3 %). Adanya kecenderungan bawah ini :
persepsi atau anggapan negatif (merugikan)
dari masyarakat Kota Banjarbaru terhadap
dampak lingkungan pada usaha ayam ras
pedaging tersebut lebih banyak disebakan
oleh adanya dampak lingkungan yaitu
polusi udara berupa bau amoniak yang
sangat menyengat dari kotoran ayam dan
timbulnya lalat yang banyak.
Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155 152

Tabel 6. Hasil uji simultan (uji F)


Sumber Variasi Jumlah Derajat Rata-rata
Kuadrat Bebas Kuadrat F Signifikan
Regression 30.535 6 5.089 20.954 .000(a)
Residual 6.072 25 .243
Total 36.607 31
a Predictors: (Constant), Dampak Terhadap Lingkungan, Informasi, Pekerjaan, Tingkat Kesehatan Masyarakat,
Polusi Udara (bau kotoran ayam), Pendidikan.
b Dependent Variable: Persepsi Masyarakat

Uji pengaruh simultan (Uji F) variabel dependen yaitu persepsi


digunakan untuk mengetahui apakah masyarakat. Nilai R Square adalah 0,834.
variabel independen secara bersama-sama Hal ini berarti bahwa 83,40% variabel
atau simultan mempengaruhi variabel persepsi masyarakat dapat dijelaskan oleh
dependen. Dari Tabel 6 diatas dapat variabel independen, yaitu pendidikan,
diketahui bahwa model persamaan ini pekerjaan, tingkat kesehatan masyarakat,
memiliki tingkat signifikan 0,000 lebih kecil polusi udara (bau kotoran ayam), informasi
dibandingkan taraf signifikan α (0,05), maka dan dampak terhadap lingkungan.
dapat disimpulkan bahwa variabel Sedangkan sisanya sebesar 16,60 %
independen dalam penelitian ini secara dijelaskan oleh faktor – faktor lain di luar
simultan dapat berpengaruh nyata terhadap model yang dianalisis.

Tabel 7. Hasil uji hipotesis parsial t


Unstandardized Standar
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.531 1.321 1.159 .258
Pendidikan 1.134 .218 .477 5.213 .000
Pekerjaan 1.604 .343 .398 4.679 .000
Tingkat Kesehatan
1.384 .238 .505 5.824 .000
Masyarakat
Polusi Udara 1.088 .190 .499 5.722 .000
Informasi .894 .536 .145 1.670 .107
Dampak terhadap
.392 .324 .107 1.209 .238
Lingkungan
Dependent Variable: Persepsi masyarakat, F = 20,954, R2 = 0,834

Tabel 8. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat Kota
Banjarbaru terhadap dampak lingkungan pada usaha peternakan ayam ras
pedaging.
Nama variabel Koefisien Regresi Uji-t
Intersep 1.531 1.159
Pendidikan (x1) 1.134 5.213
Pekerjaan (x2) 1.604 4.679
Tingkat Kesehatan Masyarakat (x3) 1.384 5.824
Polusi Udara (x4) 1.088 5.722
Informasi (x5) .894 1.670
Dampak Terhadap Lingkungan (x6) .392 1.209
R2 0.834
F- hitung 20,954
153 Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155

Hasil pengujian terhadap intersep b. Pekerjaan


menunjukkan nilai t hitung 1,159 dengan
120
tingkat signifikan sebesar 0,258 (99%).
100
Koefisien regresi intersep 1,531. Dengan

Persentase (%)
80
demikian berarti konstanta tidak sama 100
60
dengan nol atau garis regresi tidak melalui
titik pusat. Hasil analisis regresi faktor- 40

faktor yang mempengaruhi persepsi 20


masyarakat Kota Banjarbaru terhadap 0
Wiraswasta/Petani/Pedagang PNS/Pensiunan TNI/Polri/Purnawirawan

dampak lingkungan pada usaha peternakan


ayam ras pedaging seperti pada Tabel 8. Jenis pekerjaan responden
Berdasarkan data hasil Uji t pada Berdasarkan aspek pekerjaan,
Tabel 7 dan Tabel 8 diatas menunjukkan terdapat 32 orang (100%) responden
bahwa dari 6 (enam) variabel yang berwiraswasta/petani/pedagang, tidak ada
dimasukkan dalam model regresi, hanya responden yang bekerja sebagai PNS/
variabel pendidikan (x1), pekerjaan (x2), Pensiunan maupun sebagai TNI/ POLRI/
tingkat kesehatan masyarakat (x3) dan polusi Purnawirawan.
udara/bau kotoran ayam (x4) yang signifikan
mempengaruhi persepsi masyarakat. Hal ini c. Tingkat Kesehatan Masyarakat
dapat dilihat dari nilai probabilitas
100
signifikansi untuk pendidikan (x1) sebesar
Persentase (%)

80
99% atau 0,000 (p<0,05), pekerjaan (x2) 81,25
60
sebesar 99% atau 0,000 (p<0,05), tingkat 40
20
kesehatan masyarakat (x3) sebesar 99% atau 0 18,75
0,000 (p<0,05) dan polusi udara/bau kotoran
Sehat Kurang Tidak
ayam (x4) sebesar 99% atau 0,000
sehat sehat
(p<0,005).
Tingkat kesehatan responden
Sedangkan variabel informasi (x5) dan Berdasarkan aspek tingkat kesehatan
dampak terhadap lingkungan (x6) tidak masyarakat, terdapat 26 orang (81,25%)
signifikan, hal ini terlihat dari nilai responden yang menyatakan sehat , 6 orang
probabilitas signifikansi informasi (x5) (18,75%) responden menyatakan kurang
sebesar 0,107 (p>0,05) dan dampak terhadap sehat dan tidak ada (0%) responden yang
lingkungan (x6) sebesar 0,238 (p>0,05). menyatakan tidak sehat terhadap keberadaan
dan dampak dari usaha peternakan ayam ras
a. Pendidikan pedaging di Kota Banjarbaru.
80 d. Polusi Udara (bau kotoran ayam)
Persentase (%)

60 71,87
40 70
20 60
Persentase (%)

28,13 50
0 59,38
SMP/SD SMA/sederajat Akademi/S1
40
Sederajat 30
Tingkat pendidikan responden 20 40,62
10
Terdapat 23 orang (71,87%) 0
berpendidikan SMP/SD, 9 orang (28,13%) Bau Kurang bauTidak bau
berpendidikan SMA sederajat dan tidak ada Polusi udara (bau kotoran ayam)
yang berpendidikan Akademi/ S1 sederajat. Berdasarkan aspek polusi udara (bau
kotoran ayam), terdapat 19 orang (59,38%)
responden yang menyatakan bau, 13 orang
(40,62%) responden menyatakan kurang bau
Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155 154

dan tidak ada (0%) responden yang datang, maka disarankan beberapa hal
menyatakan tidak bau terhadap dampak sebagai berikut :
berupa bau kotoran ayam pada usaha 1. Diperlukan penyusunan master plan
peternakan ayam ras pedaging di Kota kawasan usaha peternakan ayam ras
Banjarbaru. pedaging (broiler) yang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
e. Informasi Kota Banjarbaru.
2. Dalam upaya pencegahan pencemaran
100
lingkungan, perlu dilakukan beberapa
Persentase (%)

80
84,38 tindakan, yaitu :
60
40
- Mencegah timbulnya erosi serta
20 membuat pagar di sekeliling lokasi
0 15,62 peternakan, melakukan penghijauan di
Televisi Surat kabar Radio areal peternakan serta pada jarak
Tingkat Informasi
minimal 250 meter dari pemukiman
penduduk dapat dimanfaatkan untuk
Berdasarkan aspek informasi terdapat usaha budidaya tanaman pertanian,
27 orang (84,38%) responden yang perkebunan dan perikanan.
memperoleh informasi dari media televisi, 5 - Membuat unit pengolahan limbah
orang (15,62) responden yang memperoleh peternakan (padat, cair dan gas) yang
informasi dari media surat kabar dan tidak sesuai dengan kapasitas produksi
ada (0%) responden yang memperoleh limbah yang dihasilkan sehingga
informasi dari radio. dapat meminimalisir dampak
lingkungan berupa bau, lalat, tikus
f. Dampak Terhadap Lingkungan serta pencemaran air sungai/ air tanah
(sumur).
100
80
Persentase (%)

90,63
60 Kesimpulan
40
20 1. Persepsi masyarakat Kota Banjarbaru
0 9,37 terhadap dampak lingkungan pada usaha
peternakan ayam ras pedaging adalah
Dampak terhadap lingkungan negatif (merugikan) dengan jumlah
responden 23 orang (72%) sedangkan
Berdasarkan aspek dampak terhadap yang berpendapat positif
lingkungan terdapat 29 orang (90,63%) (menguntungkan) sebanyak 9 orang
responden yang menyatakan dampak responden (28%). Hasil ini menolak
lingkungan yang ditimbulkan dari usaha hipotesis awal (H0) yang menduga bahwa
peternakan ayam ras pedaging adalah negatif persepsi masyarakat Kota Banjarbaru
(merugikan), 3 orang (9,37) responden terhadap dampak lingkungan pada usaha
menyatakan dampak terhadap lingkungan peternakan ayam ras pedaging adalah
dari usaha ini positif (menguntungkan). positif (bermanfaat) dan menerima
Berdasarkan hasil analisis faktor hipotesis pertama (H1) yang menduga
dampak terhadap lingkungan yang bahwa persepsi masyarakat Kota
mempengaruhi persepsi masyarakat Kota Banjarbaru terhadap dampak lingkungan
Banjarbaru seperti tersebut diatas serta untuk pada usaha peternakan ayam ras pedaging
keberlanjutan usaha peternakan ayam ras adalah negatif (merugikan).
pedaging (broiler) di masa yang akan 2. Faktor-faktor yang signifikan
mempengaruhi persepsi masyarakat Kota
155 Heri Purwanto, et al/EnviroScienteae 9 (2013) 147-155

Banjarbaru terhadap dampak lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,


pada usaha peternakan ayam ras pedaging 2012. Proyek Pengembangan Ekonomi
berdasarkan penelitian ini adalah Masyarakat Pedesaan.
pendidikan, pekerjaan, tingkat kesehatan http://tipspetani.blogspot.com/2012/05/cara-
masyarakat dan polusi udara/bau kotoran beternak-ayam-ras-pedaging-
ayam dengan nilai probabilitas ayam.html. Diakses tanggal 10
signifikansi untuk masing-masing faktor Nopember 2012.
sebesar 99 % atau 0,000 (p<0,05), Charoen Pokphand, 2005. Charoen
sedangkan variabel informasi (x5) dan Pokphand Broiler Breeder Guide
dampak terhadap lingkungan (x6) tidak Principles. (Tidak dipublikasikan).
signifikan, hal ini terlihat dari nilai Charlena, Suparto,I.H, Praja,A.E, 2011.
probabilitas signifikansi masing-masing Pengaruh Penambahan Kapur
faktor sebesar 0,107 (p>0,05) dan 0,238 Terhadap Pelepasan Gas H2S dan
(p>0,05). Unsur Hara Pada Manur Ayam
Petelur. http:// Respository.ipb.ac.id.
Diakses tanggal 3 Mei 2013.
Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Peternakan, 1993.
Pedoman Teknis Perusahaan
Agussalam, 2012. EM4 Atasi Bau Peternakan. Direktorat Budidaya
Menyengat Pada Ternak Ayam. Ternak. Jakarta
Artikel. http://majalah Deliyanto, B, 1999. Lingkungan Sosial
emforum.blogspot.com/2012/05/em- Budaya. Ikatan Profesional
corner.html?m=1. Diakses tanggal 3 Lingkungan Hidup Indonesia, Bogor.
Mei 2013. Dedy, 2010. Mengenal Parasit Lalat.
Asngari, P. S, 1984. Persepsi Direktur http://dedykoe.blogspot.com/2010/02/
Penyuluhan Tingkat Keresidenan dan mengenal-parasit-lalat.html . Diakses
Kepala Penyuluhan Pertanian tanggal 10 Nopember 2012.
Terhadap Peranan dan Fungsi Direktorat Jenderal Peternakan dan
Lembaga Penyuluhan Pertanian di Kesehatan Hewan, 2011. Pedoman
Negara Bagian Texas A. S. Media Pelaksanaan Restrukturisasi
Peternakan IX : 2. Bogor : IPB. Perunggasan Melalui Penataan
Arikunto, S, 1998. Prosedur Penelitian Pemelihartaan Unggas di Pemukiman,
Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Direktorat Budidaya Ternak. Jakarta.
Cipta. Jakarta Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan
Atmomarsono, U, 2004. Upaya Kehutanan Kota Banjarbaru, 2011.
Menghasilkan Daging Broiler Aman Laporan Tahunan. Banjarbaru.
dan Sehat. Pidato Pengukuhan,
diucapkan pada Upacara Peresmian
Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam
Ilmu Ternak Unggas pada Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro,
Semarang 6 Oktober 2004.
Berlo, D. K, 1986. The Process of
Communication to Thery and Practice.
New York. : Holt, Rinehart and
Winston.
Biro Pusat Statistik Kota Banjarbaru, 2012.
Kota Banjarbaru Dalam Angka 2012.
Banjarbaru.

You might also like