Professional Documents
Culture Documents
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Abstract
WA ODE MAULI AFRA SARAH (121801013), The Effect of Production Cost and
Price on the Income of Red Chili Farmers in Ngkari Ngkari Village, Bungi District,
Baubau City, Supervised by Mrs. Dr. Wa Ode Al Zarliani, S.P., M.M. (Main Advisor) and
Mr. Hardin, S.P., M.M. (Member Advisor).
This study aims to determine the effect of the amount of production on the income of
red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District, Baubau City, to determine the
effect of price on the income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District,
Baubau City, and to determine the effect of production and price on income of red chili
farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District, Baubau City.
The research method used is descriptive quantitative with multiple linear regression
analysis tools. To obtain the desired data, the authors used observation, interviews and
questionnaires which were distributed to 30 red chili farmers. This research was conducted in
June-July 2022.
The results showed that partially, production costs had a significant effect on the
income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District, Baubau City, partially,
price had a significant effect on the income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village,
Bungi District, Baubau City, and simultaneously , production costs and prices have a
significant effect on the income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District,
Baubau City.
1
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Abstrak
2
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
3
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
PENDAHULUAN
Ada banyak pulau di Indonesia, dan perairan wilayah ini mencakup hampir dua
pertiga dari luas daratan negara. Mayoritas penduduk Indonesia tinggal di daerah pertanian,
terutama penduduk daerah ini. Selain itu, wilayah ini berisi sekitar 90% lahan pertanian.
Akibatnya, pembangunan keuangan negara selalu berpusat pada hortikultura. Menurut Pahala
Nainggolan (2005), Indonesia sebagai negara berkembang memiliki harapan yang tinggi
terhadap hortikultura sebagai pelopor peredaran uang. Sebagai penyedia pangan masyarakat,
penyedia lapangan kerja atau lapangan kerja, dan pengendali inflasi, sektor pertanian
berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi (Hendricius Lembang, 2010).
Cabai merah merupakan jenis tanaman yang bergizi dan mudah tumbuh. baik di dataran
tinggi maupun dataran rendah. Secara umum, masyarakat Indonesia mengenal cabai merah.
Namun, ada banyak varietas, termasuk cabai besar, cabai rawit, dan cabai keriting
(Hendricius Lembang, 2010).
Menurut Arif Miftachidun (2014), produksi adalah proses mengubah input menjadi
output. Dalam perekonomian, biasanya diwakili oleh fungsi produksi yang menunjukkan
output maksimum yang dapat diproduksi dengan memanfaatkan sejumlah input dan teknologi
tertentu. Fungsi produksi menunjukkan bahwa jika input tertentu digunakan untuk melakukan
kegiatan produksi, jumlah yang terbaik output yang akan dihasilkan. Dalam usahatani cabai,
produktivitas, luas lahan garapan, pupuk, pestisida, benih, teknologi, harga jual, dan
pendapatan rumah tangga semuanya berdampak pada produksi cabai (Suciati N, 2014).
Kualitas benih, yang terlihat dari produksi yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan
hama, serta tingkat adaptasi iklim sangat berpengaruh terhadap keberhasilan produksi cabai
merah. Menurut Thajadi N. (1991), benih lebih memilih untuk membeli dari distributor atau
kios yang mereka beli. dapat diandalkan untuk kemurnian dan perkecambahan. Harpenas
(2010) mengatakan bahwa keberadaan hama dan penyakit mematikan adalah salah satu hal
yang mencegah produksi cabai lebih banyak. Antara 5 dan 30 persen tanaman cabai hilang
karena busuk buah (Colletotrichum spp. ), bercak daun (Cerospora sp.), dan embun tepung
(Oidium sp.).
Biaya produksi menurut Hansen dan Mowen (2001), adalah biaya yang berkaitan
dengan produksi barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik merupakan contoh biaya produksi. Menurut Sadono Sukirno
(2016), biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan baku untuk produksi barang-
barangnya.
Menurut Philip (2008), harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan akses atau manfaat dari suatu produk atau layanan. Harga, menurut Basu
Swasta (2005), adalah sejumlah uang (plus, jika mungkin, beberapa barang) yang diperlukan
untuk memperoleh berbagai kombinasi produk dan jasa.
Menurut Pangandaheng Y (2012), mengungkapkan pendapat seseorang mengakibatkan
hilangnya pendapatan karena biaya terkait. Karena pendapatan memiliki dampak signifikan
pada kemampuan bisnis untuk terus beroperasi, itu adalah faktor terpenting bagi setiap
manusia di dunia. .Tingkat produksi yang dicapai memiliki dampak langsung terhadap
pendapatan; jika produksi naik, pendapatan kemungkinan akan mengikuti. Akibatnya,
4
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
pendapatan petani dipengaruhi oleh tingkat harga saat ini. Produksi dan tingkat harga
berdampak pada tingkat pendapatan (Risna dan K. Yulianti, 2018).
METODE PENELITIAN
Pada bulan Juli sampai Agustus 2022, penelitian ini dilakukan di Desa Ngkari-ngkari
yang terletak di Kecamatan Bungi Kota Baubau. Petani cabai merah di Desa Ngkari-ngkari
Kecamatan Bungi Kota Baubau menjadi fokus penelitian ini. penelitian karena sebagian
masyarakat akhirnya menjadi petani cabai merah.dan dapat berdampak pada salah satu
fasilitas produksi cabai merah Kota Baubau.Populasi dalam penelitian ini adalah subjek
penelitian.Menurut Sugiono (2016), populasi adalah generasi objek atau subjek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang peneliti pilih untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya.
Seluruh 30 partisipan dalam penelitian ini adalah petani cabai merah di Desa Ngkari-ngkari,
Kecamatan Bungi, Kota Baubau.
Sugiyono (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode di mana peneliti memainkan peran sentral, pengumpulan data bersifat segitiga
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan temuan penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi. metode penelitian berdasarkan data positivistik (konkret), data
kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur dengan menggunakan
statistik sebagai alat uji perhitungan yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari
untuk menghasilkan suatu kesimpulan, sebagaimana dikemukakan oleh (Sugiyono, 2017).
2018).
Menurut Sugiyono (2008:93), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu kejadian. Fokus utama pengukuran
adalah pada pendapatan petani cabai merah, harga, dan biaya produksi di desa ngkari-ngkari.
Skor berikut digunakan untuk mengevaluasi tanggapan responden terhadap kuesioner :
Skor penilaian : 1.Sangat tidak setuju (STS) artinya Sangat Tidak Baik
Skor penilaian : 2.Tidak setuju (TS) artinya Tidak Baik
Skor penilaian : 3.Kurang setuju (KS) artinya Kurang Baik
Skor penilaian : 4.Setuju (S) artinya Baik
Skor penilaian : 5.Sangat setuju (SS) artinya Sangat Baik
Analisis regresi linear berganda menurut Ghozali (2018) merupakan model regresi
yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda
dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependen.
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana :
Y : Pendapatan Petani
5
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
a : Constanta
b1 : koefisien variabel produksi
b2 : koefisien variabel harga
X1 : variabel produksi
X2 : variabel harga
6
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Reliability Statistics
7
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Biaya produksi, seperti yang didefinisikan oleh Hansen dan Mowen pada tahun 2002, adalah
biaya yang terkait dengan produksi barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi langsung,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik merupakan contoh biaya produksi. Dalam
penelitian ini, 30 petani cabai diminta untuk menanggapi kuesioner yang berisi lima
pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi. Dimensi biaya produksi
tercantum dalam tabel berikut untuk informasi tambahan:
Tabel 4.13 :Apakah biaya pupuk mempengaruhi pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 6 20%
4 Setuju 22 73,33%
5 Sangat Setuju 2 6,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.13, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 2 (6,67%),
dan jumlah responden yang setuju sebanyak 22 (73,33%). Hal ini menunjukkan bahwa petani
setuju bahwa biaya pembelian pupuk berpengaruh terhadap pendapatan karena pupuk
merupakan salah satu faktor utama keberhasilan menanam cabai. Selain itu, enam individu
sisanya (20 persen) menyatakan tidak setuju karena mereka percaya ada banyak biaya lain
yang lebih berpengaruh.
Tabel 4.14 : Dengan Memberi Pupuk Tanaman Cabai Tahan Terhadap Hama dan Penyakit
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 6 20%
4 Setuju 18 60%
5 Sangat Setuju 6 20%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.14, 18 responden (atau 60 persen) menyatakan sangat setuju,
sedangkan 6 responden (atau 20 persen) menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
separuh petani sangat setuju dan setuju bahwa pemupukan dapat membantu pertumbuhan
tanaman. Akan tahan terhadap penyakit dan hama, sedangkan sisanya enam orang (20%)
menyatakan bahwa, meskipun menerima pupuk, tanaman akan cepat rusak dalam kondisi
yang sangat tidak menguntungkan. cuaca.
Tabel 4.15 : Apakah Biaya Transportasi Sangat Berpengaruh Terhadap Pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 23 76,67%
5 Sangat Setuju 3 10%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
8
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Berdasarkan tabel 4.15, tiga orang (atau sepuluh persen) responden menyatakan
sangat setuju, sedangkan sebanyak dua puluh tiga orang (atau tujuh puluh tujuh persen)
menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lima puluh persen petani sangat setuju dan
setuju bahwa biaya transportasi sangat tinggi. Berdampak pada pendapatan karena petani
membawa cabai ke pasar dengan menggunakan kendaraan sendiri, seperti mobil. Sisanya
empat orang atau 13,33 persen tidak setuju karena sebagian petani tidak menggunakan
kendaraan sendiri dan malah mengikuti mobil (nebeng) ke pasar. Namun, jumlah cabai yang
dibawa terbatas, yang berbeda dengan menggunakan kendaraan sendiri.
Tabel 4.16 : Menambah Tenaga Kerja Tambahan Mempengaruhi Pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 5 16,67%
4 Setuju 19 63,33%
5 Sangat Setuju 6 20%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.16, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 6 (20%), dan
jumlah responden yang setuju sebanyak 19 (63,33%). Hal ini menunjukkan bahwa separuh
dari petani sangat setuju dan setuju bahwa penambahan tenaga kerja tambahan akan
mempengaruhi pendapatan sehingga mereka bekerja sendiri, sedangkan sebanyak 5 (16,67%)
tidak setuju bahwa petani menggunakan tenaga tambahan karena tubuh mereka tidak kuat
jika bekerja sendiri.
Tabel 4.17 : Kualitas Cabai Selalu Sesuai Dengan Yang Diharapkan Petani
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 22 73,33%
4 Setuju 4 13,33%
5 Sangat Setuju 4 13,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.17, dapat diketahui bahwa setengah dari jawaban para petani
sebanyak 22 orang (73,33%) menyatakan kurang setuju karena kualitas cabai tidak selalu
sesuai dengan yang diharapkan, seperti jika musim hujan cabai membusuk dan gagal panen.
Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang menjawab setuju dan 4 orang menjawab sangat setuju
karena para petani merasa hasil panen sesuai dengan yang diharapkan.
3. Tanggapan Responden terhadap Variabel Harga
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Philip, 2008). Faktor-
faktor yang mempengaruhi harga pada penelitian ini diukur melalui kuesioner menggunakan
5 pernyataan yang dimintai tanggapannya terhadap 30 orang petani cabai. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dimensi biaya produksi sebagai berikut :
Tabel 4.18 : Harga Jual Cabai Saya Dapat Bersaing Dengan Petani Lainnya
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
9
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
10
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
11
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
ke musim mereka. Sementara dua orang yang tersisa, atau 6,67 persen, percaya bahwa biaya
produksi yang lebih tinggi telah mencegah mereka untuk menutupi semua biaya mereka
untuk setiap musim.
Tabel 4.24 : Saya Menanam Cabai di Seluruh Luas Lahan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 14 46,67%
4 Setuju 8 26,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.24, terdapat 8 responden sangat setuju (26,67%) dan 8 responden
setuju (26,67%), menunjukkan bahwa sebagian petani menanam cabai di seluruh areal
lahannya untuk meningkatkan pendapatan.14 orang atau 46,67 persen menyatakan tidak
setuju. 'tidak yakin karena beberapa petani tidak menanam cabai di semua lahan mereka.
Sebagai gantinya, mereka menanam bayam dan terong serta tanaman sayuran lainnya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tabel 4.25 : Pendapatan Dari Usaha Cabai Saya Dapat Memenuhi Kebutuhan Keluarga
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 0 0
4 Setuju 17 56,67%
5 Sangat Setuju 13 43,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 13 orang (56,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 13 orang
(43,33%), hal ini menunjukkan bahwa seluruh para petani dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari mereka dengan berusaha tanaman cabai.
Tabel 4.26: Terkadang Jumlah Penjualan Saya Tidak Menguntungkan, Biaya Produksi Cabai
Yang Saya Keluarkan Lebih Besar
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 13,33%
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 14 46,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.26, terdapat total 8 responden yang menyatakan sangat setuju
atau 26,67 persen, dan total 14 responden menyatakan setuju atau 46,67 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian petani berpendapat bahwa musim panen tidak selalu
menguntungkan karena biaya produksi yang lebih tinggi, sementara sebagian lainnya yang
12
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
menjawab tidak setuju karena mereka percaya bahwa biaya penjualan dan produksi mereka
seimbang.
Tabel 4.27 : Jumlah Pendapatan Setiap Tahunnya Tidak Menentu Terkadang Untung,
Terkadang Rugi Karena di Pengaruhi Oleh Berbagai Faktor Seperti Cuaca,
Hama dan Jumlah Produksi
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 12 40%
5 Sangat Setuju 14 46,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.27, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 14 orang (46,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 12 orang
(40%), hal ini menunjukkan bahwa pendapatan sebagian para petani sangat tidak menentu
seperti saat musim hujan akan gagal panen dan ketika musim lebaran akan mengalami
keuntungan karena akan menjual cabai dengan harga yang tinggi.
Tabel 4.28: Saya Pernah Mengalami Kerugian Yang Cukup Besar dalam Pertanian Cabai
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 7 23,33%
4 Setuju 11 36,67%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.28, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 14 orang (46,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 12 orang
(40%), hal ini menunjukkan bahwa Sebagian para petani mengalami kerugian di beberapa
kali masa panen, dan sisanya sebanyak 7 orang (23,33%) menyatakan kurang setuju karena
beberapa petani merasa selama berusaha tanaman cabai alhamdullilah belum pernah
merasakan kerugian yang cukup besar.
Tabel 4.29: Setiap Tahunnya Pndapatan Bersih Saya berkisar antara Rp.10.000.000-
Rp.15.000.000 per hektar
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 11 36,67%
4 Setuju 11 36,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.29, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 8 orang (26,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 11 orang
13
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
(36,67%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian para petani mempunyai pendapatan yang
sudah cukup dan sisanya sebanyak 11 orang (36,67%) merasa belum mempunyai pendapatan
yang cukup.
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
14
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh, maka dibuat
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 27,897 + (-0,214 X1) + 0,227 X2
Koefisien regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
a = 27,897 merupakan konstanta
b1 = -0,214, bertanda negative, Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
tidak searah antara variabel pendapatan (Y) dengan variabel biaya produksi (X1). Jika
variabel biaya produksi (X1) naik maka variabel pendapatan (Y) akan turun, atau sebaliknya.
Fakta bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel biaya produksi (X1) diketahui sebesar -
0,214 menunjukkan bahwa setiap perubahan dalam nilai variabel biaya produksi akan
mengakibatkan perubahan. Misalnya, jika nilai variabel biaya produksi naik satu persen,
maka variabel pendapatan (Y) akan turun sebesar 0,214 persen, dengan asumsi bahwa nilai
variabel lainnya tetap atau nol. Konstanta yang signifikan ditunjukkan oleh hasil 0,013 0,05
dari signifikansi.
b2 positif = 0,227 menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah antara variabel harga (X2)
dengan variabel pendapatan (Y). Artinya jika variabel harga (X2) naik, maka variabel
pendapatan (Y) juga naik. Jika variabel lain diasumsikan tetap atau konstan, variabel
pendapatan (Y) akan naik sebesar 0,227% untuk setiap satu persen perubahan harga. nilai
variabel harga, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar 0,227. Hasil signifikansi
0,023 0,05 yang menunjukkan konstanta signifikan.
d. Statistik Uji Simultan
Dengan menggunakan uji F, uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi
dan harga terhadap pendapatan petani cabai merah di kecamatan ngkari ngkari, kecamatan
Bungi, dan kota Baubau (Sumber:Lampiran 6:TABEL ANOVA) Berdasarkan hasil
perhitungan, dimana nilai Fhitung sebesar 37,194 dan taraf signifikansi 0,000 yang lebih
kecil dari tarif sebenarnya yaitu 0,05 atau 5%, maka hipotesis bahwa biaya produksi dan
harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan adalah diterima dan H0 ditolak.
e. Statistik Uji Parsial
Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga terhadap
pendapatan petani cabai merah di kelurahan ngkari ngkari kecamatan bungi kota baubau
dengan menggunakan uji parsial, dari hasil perhitungan di dapat hasil sebagai berikut :
1. H0 is rejected and Ha is accepted because the variable cost of production (X1) is -
1.561 and the significance level is 0.013, which is less than = 0.05.This indicates
that the income of chili farmers in the ngkari-ngkaro subdistrict, Bungi subdistrict,
and Baubau city is significantly impacted by production costs.
2. H0 is rejected and Ha is accepted because the price variable (X2) has a
significance level of 0.023, which is less than = 0.05.This indicates that chili
farmers in the ngkari-ngkari subdistrict, Bungi subdistrict, and Baubau city make
a lot of money because of the price.
B. Pembahasan
1. Tanggapan Responden terhadap Variabel Biaya Produksi
15
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
16
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
17
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
karakterisasi adalah penjelasan paling dominan yang mempengaruhi variabel gaji petani.
Menurut artikel survei di halaman 13, keberadaan hama dan penyakit mematikan merupakan
salah satu faktor yang menurut Harpenas (2010), menghambat produksi semur. Cuaca, iritasi,
dan penyakit, selain jumlah bibit yang dihasilkan oleh seorang petani, memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap gaji petani. Saya menanam cabai di semua lahan, dengan skor
keseluruhan 114 pengelompokan besar (seperti terlihat pada tabel rentang karakterisasi pada
halaman 36), sedangkan penjelasan kedua kurang umum.
Biaya variabel kreasi (X1) sebesar -1.561 dengan tingkat kepentingan 0,013 yang
lebih kecil dari = 0,05 menurut uji fraksional (uji t), sehingga H0 ditolak dan Ha diakui. Upah
peternak di Kota Ngkari, Kabupaten Bungi, dan Kota Baubau sangat dipengaruhi oleh biaya
produksi.
Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Putu Crisdandi (2015), Ni Made Ayu
Sita Setyawati dan Gusti Wayan Murjana Yasa (2018), dan Novita Sari (2018) yang
menemukan bahwa upah petani dipengaruhi secara signifikan oleh biaya produksi.
Telah ditunjukkan bahwa gaji dipengaruhi secara signifikan oleh biaya pembuatan
ketika efek samping dari eksplorasi terarah dan bukti eksperimental dipertimbangkan. Upah
petani dipengaruhi oleh biaya produksi karena harga jual sup merah harus dikurangi dari
biaya petani harus membayar pupuk kandang, obat-obatan, perawatan, dan upah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebaliknya, biaya yang akan diperoleh akan semakin besar semakin
rendah biaya yang dikeluarkan oleh petani, dan sebaliknya semakin tinggi biaya yang
dikeluarkan oleh petani. petani, semakin rendah upah yang diperoleh. Hal ini disebabkan
fakta bahwa petani akan membayar lebih sedikit untuk tenaga kerja mereka karena biaya
produksi yang lebih tinggi.
Pada saat itu H0 ditolak dan Ha diakui berdasarkan uji fraksional variabel biaya (X2)
sebesar 1,073 dengan tingkat kepentingan 0,023 yang lebih sederhana dari = 0,05. Kota
ngkari, daerah Bungi, Kota Baubau, dibayar berbeda tergantung pada biaya keseluruhan.
Biaya berpengaruh terhadap upah peternak semur kacang merah di kecamatan ngkari,
kawasan bungi, dan kota baubau, menurut hasil penelitian. Temuan ini sesuai dengan
spekulasi yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono (2005:151) bahwa biaya penjualan adalah
unit yang berhubungan dengan uang tunai atau ukuran yang berbeda (menghitung pekerjaan
yang berbeda dan item) yang dipertukarkan untuk mendapatkan kebebasan kepemilikan atau
pemanfaatan sesuatu atau organisasi yang akan mempengaruhi manfaat hirarkis. Salah satu
aspek yang paling penting dari budidaya untuk keuntungan adalah menentukan harga jual
yang sesuai. Jika petani dapat membuat sup kacang merah dengan baik secara umum tetapi
18
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
tidak menetapkan harga yang tepat untuk itu, maka hampir tidak ada gunanya karena setiap
petani akan menderita.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, serta didukung oleh
data yang diperoleh dari kantor kelurahan ngkari-ngkari kecamatan bungi kota baubau, maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a) Hasil perhitungan variabel biaya produksi (X1) menunjukkan bahwa biaya produksi
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani cabai merah di Desa Ngkari-
ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau. Jika taraf signifikansi lebih kecil dari = 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani
cabai di kecamatan ngkari-ngkaro, kecamatan Bungi, dan kota Baubau dipengaruhi
secara signifikan oleh biaya produksi.
b) Hasil perhitungan variabel harga Thitung (X2) sebesar 1,073 dengan taraf signifikansi
0,023 lebih kecil dari = 0,05 menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara parsial
terhadap pendapatan petani cabai merah di Desa Ngkari-ngkari Kecamatan Bungi ,
Kota Baubau. Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa petani cabai di
kecamatan ngkari-ngkari, kecamatan Bungi, dan kota Baubau menghasilkan banyak
uang karena harga.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan simpulan yang diperoleh, dapat
dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
Berikut adalah saran yang diajukan dalam penelitian ini :
a) a) Pemerintah mungkin dapat menstabilkan harga cabai merah melalui kebijakan
pemerintah karena petani sangat menginginkan harga cabai merah tetap sama
sehingga mereka dapat menghasilkan lebih banyak uang.
b) b) Karena petani hanya menggunakan cara yang digunakan nenek moyang mereka
dulu, mereka membutuhkan saran tentang cara berkebun tanaman cabai merah yang
benar.
c) c) Karena penentuan harga jual cabai merah berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani, maka diharapkan petani di Desa Ngkari-Ngkari Baubau dapat
lebih memantau tinggi rendahnya harga jual yang terjadi di tingkat petani. Akan lebih
baik lagi jika dalam hal ini pemerintah dapat turut serta membantu petani agar petani
memperoleh pendapatan yang sesuai dari segi kuantitas dan kualitas beras yang
dihasilkan. d) Bagi peneliti tambahan, penambahan variabel baru yang mempengaruhi
Penambahan variabel baru bertujuan untuk menyempurnakan penelitian yang
dilakukan agar penulis dan masyarakat umum dapat mempelajari lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
19
Jurnal Ilmiah Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
20