You are on page 1of 20

Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

PENGARUH PRODUKSI DAN HARGA TERHADAP PENDAPATAN


PETANI CABAI MERAH DI KELURAHAN NGKARI NGKARI
KECAMATAN BUNGI KOTA BAUBAU

Wa Ode Mauli Afra Sarah1, Dr. Wa Ode Al Zarliani2, Dr. Hardin3


Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton
Mauliafra21@gmail.com

Abstract

WA ODE MAULI AFRA SARAH (121801013), The Effect of Production Cost and
Price on the Income of Red Chili Farmers in Ngkari Ngkari Village, Bungi District,
Baubau City, Supervised by Mrs. Dr. Wa Ode Al Zarliani, S.P., M.M. (Main Advisor) and
Mr. Hardin, S.P., M.M. (Member Advisor).

This study aims to determine the effect of the amount of production on the income of
red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District, Baubau City, to determine the
effect of price on the income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District,
Baubau City, and to determine the effect of production and price on income of red chili
farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District, Baubau City.

The research method used is descriptive quantitative with multiple linear regression
analysis tools. To obtain the desired data, the authors used observation, interviews and
questionnaires which were distributed to 30 red chili farmers. This research was conducted in
June-July 2022.

The results showed that partially, production costs had a significant effect on the
income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District, Baubau City, partially,
price had a significant effect on the income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village,
Bungi District, Baubau City, and simultaneously , production costs and prices have a
significant effect on the income of red chili farmers in Ngkari-ngkari Village, Bungi District,
Baubau City.

Keywords: Production Cost, Price, Farmer's Income

1
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

Abstrak

WA ODE MAULI AFRA SARAH (121801013), Pengaruh Produksi dan Harga


terhadap Pendapatan Petani Cabai Merah Di Kelurahan Ngkari Ngkari Kecamatan
Bungi Kota Baubau, Dibimbing oleh Ibu Dr. Wa Ode Al Zarliani, S.P.,M.M. (Pembimbing I
) dan Bapak Dr. Hardin, S.P.,M.M (Pembimbing II).
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh produksi dan biaya terhadap upah
peternak semur kacang merah masing-masing di kota ngkari, wilayah Bungi, dan kota
Baubau, serta pengaruh produksi dan biaya terhadap gaji petani semur kacang merah di kota
ngkari, daerah Bungi, dan kota Baubau.
Berbagai instrumen investigasi rekurensi langsung digunakan dalam metode eksplorasi
kuantitatif definitif. Penulis menggunakan persepsi, pertemuan, dan polling yang diberikan
kepada 30 peternak semur kacang merah untuk mendapatkan informasi terbaik. Tes ini
dijadwalkan pada Juni-Agustus 2022.
Pada kondisi Y = 27,897 + (- 0,214 X1) + 0,227 X2 ditunjukkan hasil yang
menunjukkan bahwa hubungan antara biaya produksi dengan biaya yang harus dikeluarkan
petani merupakan kekuatan yang signifikan dengan koefisien sambungan sebesar 0,771. dari
uji sinkron, koefisien jaminan sebesar 0,594, menunjukkan bahwa peternak di kota ngkari,
kecamatan bungi, kota baubau berkomitmen untuk biaya pembuatan dan membayar rebusan
kacang merah 59,5 persen dari waktu. dari Fhitung adalah 37,194, dan tingkat
kepentingannya adalah 0,000, yang lebih sederhana dari tingkat awal 0,05 atau 5%.
Akibatnya, H0 ditolak dan Ha diakui; variabel biaya produksi (X1) adalah -1.561, dan tingkat
kepentingannya adalah 0,013, yang tidak persis sama dengan 0,05; biaya variabel (X2) adalah
1,073, dan tingkat kepentingannya adalah 0,023, yang lebih sederhana dari = 0,05; pada saat
itu.
Kata Kunci : Biaya Produksi, Harga, Pendapatan Petani

2
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

3
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

PENDAHULUAN

Ada banyak pulau di Indonesia, dan perairan wilayah ini mencakup hampir dua
pertiga dari luas daratan negara. Mayoritas penduduk Indonesia tinggal di daerah pertanian,
terutama penduduk daerah ini. Selain itu, wilayah ini berisi sekitar 90% lahan pertanian.
Akibatnya, pembangunan keuangan negara selalu berpusat pada hortikultura. Menurut Pahala
Nainggolan (2005), Indonesia sebagai negara berkembang memiliki harapan yang tinggi
terhadap hortikultura sebagai pelopor peredaran uang. Sebagai penyedia pangan masyarakat,
penyedia lapangan kerja atau lapangan kerja, dan pengendali inflasi, sektor pertanian
berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi (Hendricius Lembang, 2010).
Cabai merah merupakan jenis tanaman yang bergizi dan mudah tumbuh. baik di dataran
tinggi maupun dataran rendah. Secara umum, masyarakat Indonesia mengenal cabai merah.
Namun, ada banyak varietas, termasuk cabai besar, cabai rawit, dan cabai keriting
(Hendricius Lembang, 2010).
Menurut Arif Miftachidun (2014), produksi adalah proses mengubah input menjadi
output. Dalam perekonomian, biasanya diwakili oleh fungsi produksi yang menunjukkan
output maksimum yang dapat diproduksi dengan memanfaatkan sejumlah input dan teknologi
tertentu. Fungsi produksi menunjukkan bahwa jika input tertentu digunakan untuk melakukan
kegiatan produksi, jumlah yang terbaik output yang akan dihasilkan. Dalam usahatani cabai,
produktivitas, luas lahan garapan, pupuk, pestisida, benih, teknologi, harga jual, dan
pendapatan rumah tangga semuanya berdampak pada produksi cabai (Suciati N, 2014).
Kualitas benih, yang terlihat dari produksi yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan
hama, serta tingkat adaptasi iklim sangat berpengaruh terhadap keberhasilan produksi cabai
merah. Menurut Thajadi N. (1991), benih lebih memilih untuk membeli dari distributor atau
kios yang mereka beli. dapat diandalkan untuk kemurnian dan perkecambahan. Harpenas
(2010) mengatakan bahwa keberadaan hama dan penyakit mematikan adalah salah satu hal
yang mencegah produksi cabai lebih banyak. Antara 5 dan 30 persen tanaman cabai hilang
karena busuk buah (Colletotrichum spp. ), bercak daun (Cerospora sp.), dan embun tepung
(Oidium sp.).
Biaya produksi menurut Hansen dan Mowen (2001), adalah biaya yang berkaitan
dengan produksi barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik merupakan contoh biaya produksi. Menurut Sadono Sukirno
(2016), biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan baku untuk produksi barang-
barangnya.
Menurut Philip (2008), harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan akses atau manfaat dari suatu produk atau layanan. Harga, menurut Basu
Swasta (2005), adalah sejumlah uang (plus, jika mungkin, beberapa barang) yang diperlukan
untuk memperoleh berbagai kombinasi produk dan jasa.
Menurut Pangandaheng Y (2012), mengungkapkan pendapat seseorang mengakibatkan
hilangnya pendapatan karena biaya terkait. Karena pendapatan memiliki dampak signifikan
pada kemampuan bisnis untuk terus beroperasi, itu adalah faktor terpenting bagi setiap
manusia di dunia. .Tingkat produksi yang dicapai memiliki dampak langsung terhadap
pendapatan; jika produksi naik, pendapatan kemungkinan akan mengikuti. Akibatnya,

4
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

pendapatan petani dipengaruhi oleh tingkat harga saat ini. Produksi dan tingkat harga
berdampak pada tingkat pendapatan (Risna dan K. Yulianti, 2018).

METODE PENELITIAN

Pada bulan Juli sampai Agustus 2022, penelitian ini dilakukan di Desa Ngkari-ngkari
yang terletak di Kecamatan Bungi Kota Baubau. Petani cabai merah di Desa Ngkari-ngkari
Kecamatan Bungi Kota Baubau menjadi fokus penelitian ini. penelitian karena sebagian
masyarakat akhirnya menjadi petani cabai merah.dan dapat berdampak pada salah satu
fasilitas produksi cabai merah Kota Baubau.Populasi dalam penelitian ini adalah subjek
penelitian.Menurut Sugiono (2016), populasi adalah generasi objek atau subjek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang peneliti pilih untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya.
Seluruh 30 partisipan dalam penelitian ini adalah petani cabai merah di Desa Ngkari-ngkari,
Kecamatan Bungi, Kota Baubau.
Sugiyono (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode di mana peneliti memainkan peran sentral, pengumpulan data bersifat segitiga
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan temuan penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi. metode penelitian berdasarkan data positivistik (konkret), data
kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur dengan menggunakan
statistik sebagai alat uji perhitungan yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari
untuk menghasilkan suatu kesimpulan, sebagaimana dikemukakan oleh (Sugiyono, 2017).
2018).
Menurut Sugiyono (2008:93), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu kejadian. Fokus utama pengukuran
adalah pada pendapatan petani cabai merah, harga, dan biaya produksi di desa ngkari-ngkari.
Skor berikut digunakan untuk mengevaluasi tanggapan responden terhadap kuesioner :
Skor penilaian : 1.Sangat tidak setuju (STS) artinya Sangat Tidak Baik
Skor penilaian : 2.Tidak setuju (TS) artinya Tidak Baik
Skor penilaian : 3.Kurang setuju (KS) artinya Kurang Baik
Skor penilaian : 4.Setuju (S) artinya Baik
Skor penilaian : 5.Sangat setuju (SS) artinya Sangat Baik
Analisis regresi linear berganda menurut Ghozali (2018) merupakan model regresi
yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda
dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependen.
Y = a + b1X1 + b2X2

Dimana :
Y : Pendapatan Petani

5
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

a : Constanta
b1 : koefisien variabel produksi
b2 : koefisien variabel harga
X1 : variabel produksi
X2 : variabel harga

Koefisien korelasi dipergunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan/konstribusi


antara variabel bebas X1 (produksi), X2 (harga) terhadap variabel terikat Y (pendapatan).
Menurut Sugiyono (2008 : 183) interprestasi nilai R, dapat dilihat pada table di bawah ini :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0 – 0,199 Lemah
0,20 – 3,99 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sugiyono ( 2008 : 183 )
Koefisien determinasi (R2) adalah alat analisis yang digunakan untuk menunjukkan
besarnya kontribusi variabel bebas produksi (X 1), Harga (X2) terhadap variasi naik turunnya
variabel terikat pendapatan (Y) yang dinyatakan dalam (%).
1. Untuk menjawab tujuan penelitian nomor 1 dan 2, digunakan rumus Uji F (Parsial). Uji F
digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan
adalah 5%. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari nilai F tabel maka hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Gujarati, 2001)
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut :
a. Jika signifikan F < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya semua variabel
independent/bebas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen/terikat.
b. Jika nilai signifikan F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 artinya, semua variabel
independent/bebas tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen terikat.
2. Untuk menjawab tujuan penelitia nomor 3, digunakan teknik uji T (Persial). Uji T pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
menerangkan variasi variabel terikat (Ghazali, 2006).
Kriteria pengujian uji T adalah sebagai berikut :
a. Jika probilitas (signifikan) > 0.05 (a) atau T hitung < T tabel hipotesa tidak terbukti
maka H0 di terima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara parsial.
b. Jika probilitas (signifikan) < 0,005 (a) atau T hitung > T tabel berarti hipotesa terbukti
maka H0 di tolak dan H1 diterima, bila di uji secara parsial.

6
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Hasil uji validitas terhadap kuesioner biaya produksi, harga dan pendapatan
menunjukan bahwa seluruh butir kuesioner semuanya valid. Karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi ≥ 0,300, hal ini dapat dilihat pada kolom Person
Corellation pada lampiran 4.
b. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Berdasarkan hasil uji realibilitas terhadap butir pernyataan variabel dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.10 : Hasil Uji Realibilitas Variabel Biaya Produksi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


0,686 5
Sumber : Lampiran 5
Hasil uji realibilitas terhadap kuesioner biaya produksi di peroleh nilai croanbach’s
alpha sebesar 0,686 ˃ 0,60, sehingga seluruh kuesioner variabel biaya produksi dinyatakan
reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan melalui kuesioner
dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.
Tabel 4.11 : Hasil Uji Realibilitas Variabel Harga
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


0,639 5
Sumber : Lampiran 5
Hasil uji realibilitas terhadap kuesioner harga di peroleh nilai croanbach’s alpha
sebesar 0,639 ˃ 0,60, sehingga seluruh kuesioner variabel harga dinyatakan reliabel.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan melalui kuesioner dinyatakan
reliabel dan dapat dipercaya.
Tabel 4.12 : Hasil Uji Realibilitas Variabel Pendapatan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,583 7
Sumber : Lampiran 5
Hasil uji realibilitas terhadap kuesioner pendapatan di peroleh nilai croanbach’s alpha
sebesar 0,583 ˃ 0,60, sehingga seluruh kuesioner variabel pendapatan dinyatakan reliabel.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan melalui kuesioner dinyatakan
reliabel dan dapat dipercaya.
2. Tanggapan Responden terhadap Variabel Biaya Produksi

7
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

Biaya produksi, seperti yang didefinisikan oleh Hansen dan Mowen pada tahun 2002, adalah
biaya yang terkait dengan produksi barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi langsung,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik merupakan contoh biaya produksi. Dalam
penelitian ini, 30 petani cabai diminta untuk menanggapi kuesioner yang berisi lima
pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi. Dimensi biaya produksi
tercantum dalam tabel berikut untuk informasi tambahan:
Tabel 4.13 :Apakah biaya pupuk mempengaruhi pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 6 20%
4 Setuju 22 73,33%
5 Sangat Setuju 2 6,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.13, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 2 (6,67%),
dan jumlah responden yang setuju sebanyak 22 (73,33%). Hal ini menunjukkan bahwa petani
setuju bahwa biaya pembelian pupuk berpengaruh terhadap pendapatan karena pupuk
merupakan salah satu faktor utama keberhasilan menanam cabai. Selain itu, enam individu
sisanya (20 persen) menyatakan tidak setuju karena mereka percaya ada banyak biaya lain
yang lebih berpengaruh.
Tabel 4.14 : Dengan Memberi Pupuk Tanaman Cabai Tahan Terhadap Hama dan Penyakit
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 6 20%
4 Setuju 18 60%
5 Sangat Setuju 6 20%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.14, 18 responden (atau 60 persen) menyatakan sangat setuju,
sedangkan 6 responden (atau 20 persen) menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
separuh petani sangat setuju dan setuju bahwa pemupukan dapat membantu pertumbuhan
tanaman. Akan tahan terhadap penyakit dan hama, sedangkan sisanya enam orang (20%)
menyatakan bahwa, meskipun menerima pupuk, tanaman akan cepat rusak dalam kondisi
yang sangat tidak menguntungkan. cuaca.
Tabel 4.15 : Apakah Biaya Transportasi Sangat Berpengaruh Terhadap Pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 23 76,67%
5 Sangat Setuju 3 10%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022

8
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

Berdasarkan tabel 4.15, tiga orang (atau sepuluh persen) responden menyatakan
sangat setuju, sedangkan sebanyak dua puluh tiga orang (atau tujuh puluh tujuh persen)
menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lima puluh persen petani sangat setuju dan
setuju bahwa biaya transportasi sangat tinggi. Berdampak pada pendapatan karena petani
membawa cabai ke pasar dengan menggunakan kendaraan sendiri, seperti mobil. Sisanya
empat orang atau 13,33 persen tidak setuju karena sebagian petani tidak menggunakan
kendaraan sendiri dan malah mengikuti mobil (nebeng) ke pasar. Namun, jumlah cabai yang
dibawa terbatas, yang berbeda dengan menggunakan kendaraan sendiri.
Tabel 4.16 : Menambah Tenaga Kerja Tambahan Mempengaruhi Pendapatan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 5 16,67%
4 Setuju 19 63,33%
5 Sangat Setuju 6 20%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.16, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 6 (20%), dan
jumlah responden yang setuju sebanyak 19 (63,33%). Hal ini menunjukkan bahwa separuh
dari petani sangat setuju dan setuju bahwa penambahan tenaga kerja tambahan akan
mempengaruhi pendapatan sehingga mereka bekerja sendiri, sedangkan sebanyak 5 (16,67%)
tidak setuju bahwa petani menggunakan tenaga tambahan karena tubuh mereka tidak kuat
jika bekerja sendiri.
Tabel 4.17 : Kualitas Cabai Selalu Sesuai Dengan Yang Diharapkan Petani
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 22 73,33%
4 Setuju 4 13,33%
5 Sangat Setuju 4 13,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.17, dapat diketahui bahwa setengah dari jawaban para petani
sebanyak 22 orang (73,33%) menyatakan kurang setuju karena kualitas cabai tidak selalu
sesuai dengan yang diharapkan, seperti jika musim hujan cabai membusuk dan gagal panen.
Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang menjawab setuju dan 4 orang menjawab sangat setuju
karena para petani merasa hasil panen sesuai dengan yang diharapkan.
3. Tanggapan Responden terhadap Variabel Harga
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Philip, 2008). Faktor-
faktor yang mempengaruhi harga pada penelitian ini diukur melalui kuesioner menggunakan
5 pernyataan yang dimintai tanggapannya terhadap 30 orang petani cabai. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dimensi biaya produksi sebagai berikut :
Tabel 4.18 : Harga Jual Cabai Saya Dapat Bersaing Dengan Petani Lainnya
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase

9
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

1 Sangat Tidak Setuju 0 0


2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 3 10%
4 Setuju 14 46,67%
5 Sangat Setuju 13 43,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.18, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 13 orang (43,33%), yang menyatakan setuju sebanyak 14 orang
(46,67%), hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para petani hasil panen cabai mereka
harganya dapat bersaing dengan pesaing tani lainnya, dan sisanya sebanyak 3 orang (10%)
merasa mereka tidak dapat bersaing.
Tabel 4.19 : Harga Cabai Sudah Dapat Bersaing Dengan Harga Pasaran
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 3 10%
4 Setuju 15 50%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 12 orang (40%), yang menyatakan setuju sebanyak 15 orang (50%),
hal ini menunjukkan bahwa setengah dari para petani harga jual cabai mereka dapat bersaing
dengan harga pasaran ataupun harga dari petani daerah lain.
Tabel 4.20 : Kualitas Cabai Saya Bagus, Tetapi Harga Jualnya Rendah Sehingga Saya Rugi
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 1 3,33%
3 Kurang Setuju 7 23,33%
4 Setuju 10 33,33%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.20, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 12 orang (40%), yang menyatakan setuju sebanyak 10 orang
(33,33%), hal ini menunjukkan bahwa para petani merasa kualitas cabai mereka bagus,
namun harga jual cukup rendah dibeberapa musim, seperti saat musim kemarau, semakin
banyak produksi cabai maka semakin rendah juga harga jualnya, sedangkan pada musim
hujan harga cabai meningkat namun banyak terjadi gagal panen. Harga panen akan tinggi dan
mendapatkan keuntungan banyak pada saat musim puasa dan lebaran.
Tabel 4.21 : Harga Jual Cabai Selalu Naik-turun
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0

10
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

3 Kurang Setuju 3 10%


4 Setuju 16 53,33%
5 Sangat Setuju 11 36,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.21, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 11 (36,67
persen), dan jumlah responden yang setuju sebanyak 16 (53,33 persen). Hal ini menunjukkan
bahwa petani tidak dapat menentukan apakah harga jual selalu stabil atau tidak karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain musim hujan yang akan menyebabkan harga
naik dan musim lebaran.
Tabel 4.22 : Pembelian Benih Cabai Unggul Dapat Mempengaruhi Kualitas Cabai
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 7 23,34%
4 Setuju 13 43,33%
5 Sangat Setuju 10 33,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.22, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 10 (33,33
persen), dan jumlah responden yang setuju sebanyak 13 (43,33 persen). Hal ini menunjukkan
bahwa petani percaya bahwa membeli benih atau pupuk dengan kualitas unggul tidak hanya
akan meningkatkan biaya produksi tetapi juga mengurangi pendapatan bersih. Sisanya tujuh
orang, atau 23,34 persen, berpendapat baik dibeli atau tidaknya benih unggul, cabai tetap ada.
kualitas yang cukup tinggi.
4. Tanggapan Responden terhadap Variabel Pendapatan
Yanti Pangandaheng (2012) mengatakan bahwa mengungkapkan pendapat seseorang
seperti menghasilkan uang tetapi menghabiskan lebih sedikit. Karena pendapatan memiliki
dampak signifikan pada kemampuan bisnis untuk terus beroperasi, itu adalah faktor
terpenting bagi setiap manusia di dunia. Dalam penelitian ini, kuesioner dengan tujuh
pernyataan dan tanggapan dari 30 petani cabai digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan. Dimensi biaya produksi tercantum dalam tabel berikut untuk
informasi tambahan:
Tabel 4.23 : Pendapatan Yang Diperoleh Sudah Bisa Menutupi Biaya Tanaman Cabai Saya
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 2 6,67%
4 Setuju 17 56,67%
5 Sangat Setuju 11 36,66%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.23, 11 responden (36,66 persen) menjawab sangat setuju, dengan
17 (56,67 persen) setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian petani percaya bahwa
pendapatan mereka dapat menutupi pengeluaran mereka sepenuhnya. biaya produksi musim

11
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

ke musim mereka. Sementara dua orang yang tersisa, atau 6,67 persen, percaya bahwa biaya
produksi yang lebih tinggi telah mencegah mereka untuk menutupi semua biaya mereka
untuk setiap musim.
Tabel 4.24 : Saya Menanam Cabai di Seluruh Luas Lahan
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 14 46,67%
4 Setuju 8 26,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.24, terdapat 8 responden sangat setuju (26,67%) dan 8 responden
setuju (26,67%), menunjukkan bahwa sebagian petani menanam cabai di seluruh areal
lahannya untuk meningkatkan pendapatan.14 orang atau 46,67 persen menyatakan tidak
setuju. 'tidak yakin karena beberapa petani tidak menanam cabai di semua lahan mereka.
Sebagai gantinya, mereka menanam bayam dan terong serta tanaman sayuran lainnya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tabel 4.25 : Pendapatan Dari Usaha Cabai Saya Dapat Memenuhi Kebutuhan Keluarga
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 0 0
4 Setuju 17 56,67%
5 Sangat Setuju 13 43,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 13 orang (56,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 13 orang
(43,33%), hal ini menunjukkan bahwa seluruh para petani dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari mereka dengan berusaha tanaman cabai.
Tabel 4.26: Terkadang Jumlah Penjualan Saya Tidak Menguntungkan, Biaya Produksi Cabai
Yang Saya Keluarkan Lebih Besar
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 13,33%
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 14 46,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.26, terdapat total 8 responden yang menyatakan sangat setuju
atau 26,67 persen, dan total 14 responden menyatakan setuju atau 46,67 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian petani berpendapat bahwa musim panen tidak selalu
menguntungkan karena biaya produksi yang lebih tinggi, sementara sebagian lainnya yang

12
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

menjawab tidak setuju karena mereka percaya bahwa biaya penjualan dan produksi mereka
seimbang.
Tabel 4.27 : Jumlah Pendapatan Setiap Tahunnya Tidak Menentu Terkadang Untung,
Terkadang Rugi Karena di Pengaruhi Oleh Berbagai Faktor Seperti Cuaca,
Hama dan Jumlah Produksi
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 4 13,33%
4 Setuju 12 40%
5 Sangat Setuju 14 46,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.27, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 14 orang (46,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 12 orang
(40%), hal ini menunjukkan bahwa pendapatan sebagian para petani sangat tidak menentu
seperti saat musim hujan akan gagal panen dan ketika musim lebaran akan mengalami
keuntungan karena akan menjual cabai dengan harga yang tinggi.
Tabel 4.28: Saya Pernah Mengalami Kerugian Yang Cukup Besar dalam Pertanian Cabai
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 7 23,33%
4 Setuju 11 36,67%
5 Sangat Setuju 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.28, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 14 orang (46,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 12 orang
(40%), hal ini menunjukkan bahwa Sebagian para petani mengalami kerugian di beberapa
kali masa panen, dan sisanya sebanyak 7 orang (23,33%) menyatakan kurang setuju karena
beberapa petani merasa selama berusaha tanaman cabai alhamdullilah belum pernah
merasakan kerugian yang cukup besar.
Tabel 4.29: Setiap Tahunnya Pndapatan Bersih Saya berkisar antara Rp.10.000.000-
Rp.15.000.000 per hektar
No Tanggapan Frekuensi (orang) Presentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 0 0
3 Kurang Setuju 11 36,67%
4 Setuju 11 36,67%
5 Sangat Setuju 8 26,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.29, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 8 orang (26,67%), yang menyatakan setuju sebanyak 11 orang

13
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

(36,67%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian para petani mempunyai pendapatan yang
sudah cukup dan sisanya sebanyak 11 orang (36,67%) merasa belum mempunyai pendapatan
yang cukup.

5. Perhitungan Regresi Linear Berganda Biaya Produksi dan Harga terhadap


Pendapatan
Setelah dilakukan tabulasi kuesioner yang datanya berskala ordinal yang kemudian
ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method Of Succesive (MSI),
diperoleh data yang siap diolah menggunakan SPSS. Pengguna perangkat lunak dimaksudkan
untuk mendapatkan hasil analisis menggunakan regresi linier berganda, dan hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Koefisien Korelasi Berganda (R)
Tabel 4.30: Hasil pengujian koefisien korelasi berganda dan koefisien determinasi
menggunakan SPSS versi 26
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .771a .594 .569 188885.500004
a. Predictors: (Constant), HARGA (X2), BIAYA PRODUKSI (X1)

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh


hasil nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,771 yang artinya hubungan antara biaya produksi
dan harga tehadap pendapatan petani adalah kuat, hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2008:183) (hal 35) yang mana interprestasi koefisien korelasi
berada pada 0,60 – 0,799 berada pada tingkat hubungan kuat.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,594 yang menunjukkan bahwa
biaya produksi dan harga memberikan kontribusi sebesar 59,5 persen terhadap pendapatan
petani cabai merah di kecamatan ngkari ngkari kecamatan Bungi Kota Baubau. Sisanya
sebesar 40,6% dipengaruhi oleh variabel lain seperti jam kerja, modal, dan lain-lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
c. Metode Persamaan Regresi Linear Berganda
Tabel 4.31 : Hasil pengujian regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 26
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 27.897 4.249 6.565 .000

BIAYA PRODUKSI -.214 .137 -.298 -1.561 .013


(X1)
HARGA (X2) .227 .212 .205 1.073 .023

14
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

a. Dependent Variable: PENDAPATAN (Y)

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh, maka dibuat
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 27,897 + (-0,214 X1) + 0,227 X2
Koefisien regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
a = 27,897 merupakan konstanta
b1 = -0,214, bertanda negative, Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
tidak searah antara variabel pendapatan (Y) dengan variabel biaya produksi (X1). Jika
variabel biaya produksi (X1) naik maka variabel pendapatan (Y) akan turun, atau sebaliknya.
Fakta bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel biaya produksi (X1) diketahui sebesar -
0,214 menunjukkan bahwa setiap perubahan dalam nilai variabel biaya produksi akan
mengakibatkan perubahan. Misalnya, jika nilai variabel biaya produksi naik satu persen,
maka variabel pendapatan (Y) akan turun sebesar 0,214 persen, dengan asumsi bahwa nilai
variabel lainnya tetap atau nol. Konstanta yang signifikan ditunjukkan oleh hasil 0,013 0,05
dari signifikansi.
b2 positif = 0,227 menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah antara variabel harga (X2)
dengan variabel pendapatan (Y). Artinya jika variabel harga (X2) naik, maka variabel
pendapatan (Y) juga naik. Jika variabel lain diasumsikan tetap atau konstan, variabel
pendapatan (Y) akan naik sebesar 0,227% untuk setiap satu persen perubahan harga. nilai
variabel harga, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar 0,227. Hasil signifikansi
0,023 0,05 yang menunjukkan konstanta signifikan.
d. Statistik Uji Simultan
Dengan menggunakan uji F, uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi
dan harga terhadap pendapatan petani cabai merah di kecamatan ngkari ngkari, kecamatan
Bungi, dan kota Baubau (Sumber:Lampiran 6:TABEL ANOVA) Berdasarkan hasil
perhitungan, dimana nilai Fhitung sebesar 37,194 dan taraf signifikansi 0,000 yang lebih
kecil dari tarif sebenarnya yaitu 0,05 atau 5%, maka hipotesis bahwa biaya produksi dan
harga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan adalah diterima dan H0 ditolak.
e. Statistik Uji Parsial
Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga terhadap
pendapatan petani cabai merah di kelurahan ngkari ngkari kecamatan bungi kota baubau
dengan menggunakan uji parsial, dari hasil perhitungan di dapat hasil sebagai berikut :
1. H0 is rejected and Ha is accepted because the variable cost of production (X1) is -
1.561 and the significance level is 0.013, which is less than = 0.05.This indicates
that the income of chili farmers in the ngkari-ngkaro subdistrict, Bungi subdistrict,
and Baubau city is significantly impacted by production costs.
2. H0 is rejected and Ha is accepted because the price variable (X2) has a
significance level of 0.023, which is less than = 0.05.This indicates that chili
farmers in the ngkari-ngkari subdistrict, Bungi subdistrict, and Baubau city make
a lot of money because of the price.
B. Pembahasan
1. Tanggapan Responden terhadap Variabel Biaya Produksi

15
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

Berdasarkan beberapa tabel pernyataan, jika dilihat berdasarkan pernyataan secara


keseluruhan variabel biaya produksi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.32 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Variabel Biaya Produksi
No Pernyataan Jumlah Skor Kriteria
1 2 3 4
Apakah biaya pupuk berpengaruh
1 116 Baik
terhadap pendapatan
Dengan memberi pupuk tanaman cabai
2 120 Baik
tahan terhadap hama dan penyakit
Apakah biaya transportasi sangat
3 119 Baik
berpengaruh terhadap pendapatan
Menambah tenaga kerja tambahan
4 119 Baik
mempengaruhi pendapatan
Kualitas cabai selalu sesuai dengan yang
5 102 Kurang Baik
diharapkan petani
Jumlah 594
Baik
Rata-rata 118,8
Sumber : Lampiran
Pemberian kompos pada pabrik semur kacang panjang yang tahan terhadap gangguan
dan penyakit, dengan skor 120 (dilihat dari tabel rentang karakterisasi halaman no. 1)
merupakan penjelasan yang paling dominan mempengaruhi variabel biaya produksi. ,
sebagaimana dapat dilihat dari tabel 4.32.36 tersebut di atas).Akibatnya sering menutup
(terkait dengan halaman 13 kertas audit). Adanya serangga dan penyakit berbahaya, seperti
yang dikemukakan oleh Harpenas (2010), adalah salah satu faktor yang menghambat
berkembangnya produksi semur.Oleh karena itu, kompos tanaman merupakan salah satu
manfaat dari pemungutan, meskipun akan menghasilkan cabai yang lebih besar, menaikkan
gaji petani, dan menaikkan biaya produksi.Dengan total skor 102 yang dianggap buruk, sifat
semur yang dapat dipercaya untuk dibentuk dengan baik oleh peternak dapat dijelaskan
dengan baik mengapa pengumuman nomor 5 tidak mempengaruhi variabel biaya produksi
(mengingat rentang karakterisasi t dapat di halaman 36), tetapi pengumuman nomor 5
merupakan penjelasan yang kurang dapat diterapkan dalam mempengaruhi variabel biaya
produksi.
2. Tanggapan Responden terhadap Variabel Harga

Tabel 4.33 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Variabel Harga


No Pernyataan Jumlah Skor Kriteria
1 2 3 4
Harga jual cabai saya dapat bersaing
1 130 Sangat Baik
dengan petani lainnya
Harga cabai sudah dapat bersaing dengan
2 127 Baik
harga pasaran
Kualitas cabai saya bagus, tetapi harga
3 123 Baik
jualnya rendah sehingga saya rugi
4 Harga jual cabai selalu naik-turun 120 Baik

16
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

Pembelian benih cabai unggul dapat


5 128 Baik
mempengaruhi kualitas cabai
Jumlah 628
Baik
Rata-rata 125,6
Sumber : Lampiran
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.33 di atas, pernyataan no memberikan
pengaruh yang paling besar terhadap variabel harga.1. Harga jual cabai saya bersaing dengan
petani lain yang mendapat nilai 130, sangat tinggi (berdasarkan tabel kisaran klasifikasi di
halaman 36). Alhasil, harga jual petani cabai merah di desa ngkari-ngkari bisa bersaing.
dengan harga yang ditetapkan oleh petani di tempat lain. Berdasarkan tabel kisaran klasifikasi
pada halaman 36, dapat ditarik kesimpulan bahwa pernyataan no. 4 tidak berpengaruh kurang
signifikan terhadap variabel harga karena pernyataan no. 4 yaitu, harga jual selalu
berfluktuasimemiliki skor total 120.

3. Tanggapan Responden terhadap Variabel Pendapatan Petani

Tabel 4.34 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Variabel Pendapatan Petani


No Pernyataan Jumlah Skor Kriteria
1 2 3 4
Pendapatan yang diperoleh sudah bisa
1 127 Sangat Baik
menutupi biaya tanaman cabai saya
2 Saya menanam cabai di seluruh luas lahan 114 Baik
Pendapatan dari usaha cabai saya dapat
3 117 Baik
memenuhi kebutuhan keluarga
Terkadang jumlah penjualan saya tidak
4 menguntungkan, biaya produksi cabai 116 Baik
yang saya keluarkan lebih besar
Jumlah pendapatan saya tiap tahunnya
tidak menentu terkadang untung,
5 terkadang rugi karena di pengaruhi oleh 130 Sangat Baik
berbagai faktor seperti cuaca, hama dan
jumlah produksi
Saya pernah mengalami kerugian yang
6 125 Baik
cukup besar dalam pertanian cabai
Setiap tahunnya pendapatan bersih saya
7 berkisar antara Rp.10.000.000- 116 Baik
Rp.15.000.000 per hektar
Jumlah 845
Baik
Rata-rata 120,71
Sumber : Lampiran
Tabel 4.34 menunjukkan bahwa proklamasi nomor 5 khususnya, berapa gaji saya
setiap tahun dipertanyakan, kadang menguntungkan, kadang malang karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti iklim, gangguan, dan berapa banyak kreasi dengan skor total 130

17
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

karakterisasi adalah penjelasan paling dominan yang mempengaruhi variabel gaji petani.
Menurut artikel survei di halaman 13, keberadaan hama dan penyakit mematikan merupakan
salah satu faktor yang menurut Harpenas (2010), menghambat produksi semur. Cuaca, iritasi,
dan penyakit, selain jumlah bibit yang dihasilkan oleh seorang petani, memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap gaji petani. Saya menanam cabai di semua lahan, dengan skor
keseluruhan 114 pengelompokan besar (seperti terlihat pada tabel rentang karakterisasi pada
halaman 36), sedangkan penjelasan kedua kurang umum.

4. Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Harga terhadap Pendapatan Petani


Cabai Merah Di Kelurahan Ngkari Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau

a. Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Petani Cabai Merah Di


Kelurahan Ngkari Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

Biaya variabel kreasi (X1) sebesar -1.561 dengan tingkat kepentingan 0,013 yang
lebih kecil dari = 0,05 menurut uji fraksional (uji t), sehingga H0 ditolak dan Ha diakui. Upah
peternak di Kota Ngkari, Kabupaten Bungi, dan Kota Baubau sangat dipengaruhi oleh biaya
produksi.
Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Putu Crisdandi (2015), Ni Made Ayu
Sita Setyawati dan Gusti Wayan Murjana Yasa (2018), dan Novita Sari (2018) yang
menemukan bahwa upah petani dipengaruhi secara signifikan oleh biaya produksi.
Telah ditunjukkan bahwa gaji dipengaruhi secara signifikan oleh biaya pembuatan
ketika efek samping dari eksplorasi terarah dan bukti eksperimental dipertimbangkan. Upah
petani dipengaruhi oleh biaya produksi karena harga jual sup merah harus dikurangi dari
biaya petani harus membayar pupuk kandang, obat-obatan, perawatan, dan upah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebaliknya, biaya yang akan diperoleh akan semakin besar semakin
rendah biaya yang dikeluarkan oleh petani, dan sebaliknya semakin tinggi biaya yang
dikeluarkan oleh petani. petani, semakin rendah upah yang diperoleh. Hal ini disebabkan
fakta bahwa petani akan membayar lebih sedikit untuk tenaga kerja mereka karena biaya
produksi yang lebih tinggi.

b. Pengaruh Harga terhadap Pendapatan Petani Cabai Merah Di Kelurahan


Ngkari Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

Pada saat itu H0 ditolak dan Ha diakui berdasarkan uji fraksional variabel biaya (X2)
sebesar 1,073 dengan tingkat kepentingan 0,023 yang lebih sederhana dari = 0,05. Kota
ngkari, daerah Bungi, Kota Baubau, dibayar berbeda tergantung pada biaya keseluruhan.
Biaya berpengaruh terhadap upah peternak semur kacang merah di kecamatan ngkari,
kawasan bungi, dan kota baubau, menurut hasil penelitian. Temuan ini sesuai dengan
spekulasi yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono (2005:151) bahwa biaya penjualan adalah
unit yang berhubungan dengan uang tunai atau ukuran yang berbeda (menghitung pekerjaan
yang berbeda dan item) yang dipertukarkan untuk mendapatkan kebebasan kepemilikan atau
pemanfaatan sesuatu atau organisasi yang akan mempengaruhi manfaat hirarkis. Salah satu
aspek yang paling penting dari budidaya untuk keuntungan adalah menentukan harga jual
yang sesuai. Jika petani dapat membuat sup kacang merah dengan baik secara umum tetapi

18
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

tidak menetapkan harga yang tepat untuk itu, maka hampir tidak ada gunanya karena setiap
petani akan menderita.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, serta didukung oleh
data yang diperoleh dari kantor kelurahan ngkari-ngkari kecamatan bungi kota baubau, maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a) Hasil perhitungan variabel biaya produksi (X1) menunjukkan bahwa biaya produksi
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani cabai merah di Desa Ngkari-
ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau. Jika taraf signifikansi lebih kecil dari = 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani
cabai di kecamatan ngkari-ngkaro, kecamatan Bungi, dan kota Baubau dipengaruhi
secara signifikan oleh biaya produksi.
b) Hasil perhitungan variabel harga Thitung (X2) sebesar 1,073 dengan taraf signifikansi
0,023 lebih kecil dari = 0,05 menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara parsial
terhadap pendapatan petani cabai merah di Desa Ngkari-ngkari Kecamatan Bungi ,
Kota Baubau. Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa petani cabai di
kecamatan ngkari-ngkari, kecamatan Bungi, dan kota Baubau menghasilkan banyak
uang karena harga.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan simpulan yang diperoleh, dapat
dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
Berikut adalah saran yang diajukan dalam penelitian ini :
a) a) Pemerintah mungkin dapat menstabilkan harga cabai merah melalui kebijakan
pemerintah karena petani sangat menginginkan harga cabai merah tetap sama
sehingga mereka dapat menghasilkan lebih banyak uang.
b) b) Karena petani hanya menggunakan cara yang digunakan nenek moyang mereka
dulu, mereka membutuhkan saran tentang cara berkebun tanaman cabai merah yang
benar.
c) c) Karena penentuan harga jual cabai merah berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani, maka diharapkan petani di Desa Ngkari-Ngkari Baubau dapat
lebih memantau tinggi rendahnya harga jual yang terjadi di tingkat petani. Akan lebih
baik lagi jika dalam hal ini pemerintah dapat turut serta membantu petani agar petani
memperoleh pendapatan yang sesuai dari segi kuantitas dan kualitas beras yang
dihasilkan. d) Bagi peneliti tambahan, penambahan variabel baru yang mempengaruhi
Penambahan variabel baru bertujuan untuk menyempurnakan penelitian yang
dilakukan agar penulis dan masyarakat umum dapat mempelajari lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

19
Jurnal Ilmiah Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Buton

Basu Swasta. (2005). Asas-Asas Marketing. Liberty.


Hansen dan Mowen. (2001). Akutansi Manajemen Biaya (Jilid 2). Salemba Empat.
Harpenas, A. & R. D. (2010). Budidaya Cabai Unggul. Swadaya Penebar.
Hendricius Lembang. (2010). Pengaruh harga terhadap pendapatan petani cabai merah.
Universitas Musamus.
Pahala Nainggolan. (2005). Akuntansi Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. PT. Raja
Grafindo Persada.
Pangandaheng Y. (2012). Analisis Pendapatan Petani di kecamatan Salibabu Kabupaten
Talaud.
Philip. (2008). Manajemen Pemasaran (jilid 12). Indeks.
Risna dan K. Yulianti. (2018). Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem
Tanah Pindah di Desa Siboang Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala. Jurnal
Pembangunan Agribisnis., 1(1), 35–41.
Sadono Sukirno. (2016). Teori Pengantar Makroekonomi. Rajawali Pers.
Suciati N. (2014). Manajemen Produksi Mebel untuk Meningkatkan Penjualan. IAIN
Purwokerto.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). CV. Alfabeta.
Thajadi N. (1991). Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius.

20

You might also like