You are on page 1of 9

Jurnal Veteriner Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No.

3 : 436-444
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.3.436
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

Kadar Protein Terlarut dalam Albumin Ikan Gabus


(Channa striata dan Channa micropeltes) Asal Bogor
SOLUBLE ROTEIN CONCENTRATION IN SNAKEHEAD FISH ALBUMIN
BOGOR ORIGIN (CHANNA STRIATA AND CHANNA MICROPELTES)

Rizky Alviodinasyari, Eko Sugeng Pribadi,


Retno Damayanti Soejoedono

Divisi Mikrobiologi Medik,


Departemen Ilmu Penyakit Hewan
dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Jl. Agatis, Kampus IPB, Dramaga,
Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16680
Alamat surel: rizkyalviodinasyari96@gmail.com

ABSTRACT

Snakehead fish is currently used by the public as a health treatment because it has a higher
content of albumin protein than others. The Research aimed was determined the protein quality
and comparison levels in two species of snakehead fish, Channa striata and Channa micropeltes,
derived from Bogor Regency. Protein concentration level of C. micropeltes and C. striata after
drying for five minutes as much as 0.830 mg/mL and 0.803 mg/mL and these concentration were
higher than dried for 10 and 15 minutes. Protein concentration levels of the two species were not
significantly different. The molecular weight of albumin protein from both species were 65.56 kDa
to dried for five minutes, 65.08 kDa to dried for 10 minutes, and 64.91 kDa to dried for 15 minutes.
The Results concluded that there were no differences in protein levels in the fish meat and skin of
the two species. Drying treatment affects the molecular weight of snakehead fish albumin protein.

Keywords: snakehead fish; Channa striata; Channa micropeltes; albumin; dissolved protein

ABSTRAK

Ikan gabus saat ini banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan di bidang kesehatan
karena memiliki kandungan protein albumin lebih tinggi daripada ikan lain. Tujuan Penelitian
ini adalah untuk mengetahui mutu dan membandingkan kadar protein pada dua spesies ikan
gabus, Channa striata dan Channa micropeltes, dari Kabupaten Bogor. Kadar protein C. micropeltes
dan C. striata setelah dikeringkan selama lima menit sebeSar 0,830 mg/mL dan 0,803 mg/ml
yang lebih tinggi dibandingkan dikeringkan selama 10 dan 15 menit. Kadar protein dari kedua
spesies tersebut tidak berbeda nyata. Berat molekul protein albumin dari kedua spesies sebesar
65,56 kDa untuk pemanasan selama lima menit, 65,08 kDa untuk pemanasan selama 10 menit,
dan 64,91 kDa untuk pemanasan selama 15 menit. Hasil Penelitian menyimpulkan tidak ada
perbedaan kadar protein dalam daging dan kulit dari kedua spesies . Perlakuan pengeringan
memengaruhi berat molekul protein albumin.

Kata-kata kunci: ikan gabus: Channa striata; Channa micropeltes; albumin; protein terlarut

PENDAHULUAN bernilai ekonomi dan sudah lama dimanfaatkan


sebagai ikan santapan. Ikan gabus memiliki
Ikan gabus (Channa striata) merupakan rasa yang khas, dengan tekstur daging tebal dan
ikan air tawar dari genus Channa yang banyak berwarna putih sehingga harganya pun cukup
ditemukan di sungai atau air tawar. Ikan gabus mahal, baik dalam bentuk segar maupun kering

436
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 436-444

atau ikan asin (Nurbakti dan Septyan, 2009). Namun, harga HSA sangat mahal sehingga
Sepanjang Tahun 2012, jumlah ikan gabus (C. diperlukan sumber lain albumin yang lebih
striata) yang dihasilkan dari budidaya kolam di murah tetapi mempunyai aspek klinik yang
wilayah Kalimantan sebanyak 420 ton, dari sama. Serum albumin banyak dijual dalam
budidaya karamba sebanyak 5.895 ton, dan dari bentuk kapsul, ataupun cairan, baik berupa
perikanan tangkap sebesar 18.269 ton (KKP, cairan infus atau cairan siap minum (Fafa et
2014). al., 2018). Kandungan albumin pada daging ikan
Ikan gabus dimanfaatkan dalam bidang gabus berdasarkan hasil dari beberapa penelitian
kesehatan yang disebut sebagai medicinal ternyata dipengaruhi oleh pakan, jenis kelamin
freshwater fish, seperti digunakan untuk ikan, daerah yang berbeda atau beberapa
mempercepat proses penyembuhan luka kondisi lainnya. Akan tetapi, penelitian-
pascaoperasi dan melahirkan (Rahayu et al., pen elitian tersebu t hanya memeriksa
2016). Ikan gabus memiliki manfaat biomedik kandungan albumin dari satu spesies ikan
yan g san gat mengu ntung kan, seperti gabus. Oleh karena itu, penelitian ini
antiradang, antijasad renik, antinyeri nosisepsi melakukan pemeriksaan kadar protein terlarut
(nociception) dan sifat antikanker (Hue et al., dalam albumin dari dua spesies ikan gabus,
2017). Ikan gabus mengandung asam amino dan yakni C. striata dan C. micropeltes yang berasal
asam lemak dengan kadar yang tinggi dan dari Kabupaten Bogor. Dengan demikian, hasil
memiliki kemampuan bagus dalam proses penelitian ini memberikan penjelasan yang
penyembuhan luka (Shafri dan Abdul, 2012). bermanfaat dalam pengembangan potensi
Menurut Mat-Jais (2007), ekstrak daging ikan bagian tubuh ikan gabus untuk pengobatan.
gabus mengandung asam amino dan asam
lemak yang penting dalam sintesis serat kolagen, METODE PENELITIAN
terutama glisin, selama proses penyembuhan
luka. Firlianty et al. (2014) menyatakan bahwa Contoh ikan gabus C. striata dan C.
asam amino yang dikandung dalam daging ikan micropeltes yang sudah dikorrbankan nyawanya
gabus di antaranya asam amino arginin (3,55%), dan dalam bentuk segar beku (fresh freeze)
valin (7,58%), isoleusin (5,36%), asam aspartat didatangkan dari Kabupaten Bogor (Pasar
(16,09%), tirosin (1,99%), alanin (15,62%), dan Citayam dan Pasar Parung).
tirosin (2,68%). Albumin yang dikandung dalam
daging ikan gabus berperan penting dalam Persiapan Contoh
peredaran dan farmakodinamik obat antikanker Penyiapan contoh ikan gabus dilakukan
(Hue et al., 2017). Albumin ikan gabus sangat menurut Ulya et al. (2014). Ikan gabus C.
baik digunakan untuk penderita hipoalbumin striata dan C. micropeltes dibersihkan dengan
(rendah albumin), dan penyembuhan luka membu ang bagian isi per ut, sisik, dan
pascaoperasi dan luka bakar (Evi dan Ika, 2013). kepalanya. Bagian daging yang biasa dimakan
Manfaat lain dari albumin ikan gabus, di diambil dan tulangnya dibuang hingga tinggal
antaran ya memper tahankan onkotik dagingnya saja (fillet). Kulit juga diambil untuk
intravaskuler (koloid osmotik), memudahkan dijadikan contoh penelitian. Daging dan kulit
pergerakan cairan tubuh dan memudahkan ikan dicuci, dipotong-potong seukuran 2-3 cm.
pemindahan zat (Fulks et al., 2010). Kadar Potongan daging dan kulit ikan dicuci kembali
albumin dalam spesies yang sama, tetapi dengan air dan setiap proses pencucian dibilas
berbeda daerah penghasil, ternyata memiliki dengan air suling. Daging dan kulit yang sudah
kadar yang berbeda. Berdasarkan hasil bersih diletakkan di dalam cawan petri terpisah
penelitian Fuadi et al. (2017) diperoleh data dan dimasukkan ke oven untuk dikeringkan
bahwa C. striata asal Kabupaten Lamongan menggunakan suhu 70ºC selama lima menit
memiliki kadar albumin lebih tin ggi (Perlakuan 1), 10 menit (Perlakuan 2) dan 15
dibandingkan C. striata asal Kabupaten men it (Perlakuan 3), di Laborator ium
Lumajang. Bakteriologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Jumlah albumin dalam plasma darah
manusia kurang lebih 60% atau 4,5 g tiap 100 Pengukuran Kadar Protein Terlarut dalam
mL plasma darah (Fulks et al., 2010). Salah Albumin Ikan Gabus
satu cara untuk memenuhi kebutuhan albumin Pengukuran kadar protein menggunakan
dalam tubuh adalah dengan pemberian albumin teknik yang telah dilakukan oleh Bradford
serum manusia (Human Serum Albumin, HSA). (1976) dan penghitungan kadar protein

437
Rizky, et al Jurnal Veteriner

dilakukan menggunakan teknik spektro- akuades (aquabidest) pada volume 10 mL


fotometri di Laboratorium Bioteknologi Hewan den gan pH 6, 8. Sebanyak 0, 92 g SDS
dan Biomedis, Pusat Penelitian Sumberdaya ditambahkan ke dalam larutan penyangga dan
Hayati dan Bioteknologi PAU-IPB. Reagen volume larutan ditetapkan menjadi 20 mL.
Bradford diperlukan untuk pemeriksaan ini. Contoh dilarutkan dengan larutan penyangga
Pembuatan reagen Bradford diperoleh dengan (buffer) yang telah disiapkan sebelumnya
cara melarutkan 25 mL ethanol dan 0,05 g CBB sampai perbandingan 1:1 dan dipanaskan pada
G-250 yang keduanya kemudian dihomogen. suh u 60°C selama lima menit sebelum
Kemudian dilakukan penambahan air suling dimasukkan ke dalam sumur elektroforesis jel.
dari akuades (aquabidest) sampai mencapai Sebanyak 10 ìL contoh dimasukkan ke dalam
volume 500 mL. Larutan dihomogenkan masing-masing sumur. Perangkat elektroforesis
kembali. Larutan disaring menggunakan kertas dijalankan dengan arus 25 mA dan voltase 60 V
saring dan disimpan dalam botol gelap pada selama tiga jam.
suhu 4ºC. Elektroforesis berakhir apabila pewarna
Pengukuran kadar protein terlarut dari mencapai batas 0,5 cm dari bagian bawah jel.
ekstrak albumin ikan gabus C. striata dan C. Jel diangkat dari lempeng kaca dan direndam
micropeltes dilakukan dengan tahapan. Tahap dalam larutan fiksasi selama 2-24 jam pada suhu
pertama adalah untuk contoh ekstrak ikan 20-25°C sambil digoyang perlahan di atas papan
gabus dan tahap kedua adalah untuk blanko. penggoyang (platform shaker). Jel dicuci dengan
Pengukuran untuk contoh ekstrak ikan gabus larutan pencuci selama 20 menit tanpa digoyang
dilakukan dengan cara melarutkan 0,2 ml perlahan di atas papan penggoyang. Jel dibilas
contoh ekstrak ikan gabus dengan dua mililiter dengan air suling ganda (aquabidest) selama 10
larutan Bradford dan dihomogen dengan cara detik. Jel direndam dalam larutan responsif
dikocok menggunakan vortex. Suspensi dituang (sensitize) selama satu menit. Jel dibilas tiga
ke kuvet bersih dan diukur nilai absorbansinya kali dengan air suling ganda selama 20 detik.
menggunakan spektrofotometer UV pada Jel diinkubasi pada suhu 4ºC dengan larutan
panjang gelombang 595 nm. Blanko diukur perak nitrat (AgNO3) 0,1%. Jel dibilas tiga kali
dengan melarutkan 0,2 mL H2O murni dengan dengan air suling dari akuades (aquabidest)
dua mililiter larutan Bradford dan dihomogen selama 20 detik. Jel direndam dengan larutan
dengan cara dikocok menggunakan vortex. pembilas (developing) hingga warna protein
contoh muncul dan kemudian dilakukan
Pengukuran Berat Molekul Protein penambahan larutan penghenti reaksi (stop
Pengukuran berat molekul protein hasil solution). Jel dibilas tiga kali dengan air suling
ekstraksi daging ikan gabus ditentukan ganda. Pergerakan relatif protein dihitung
menggunakan teknik elektroforesis dodecyl dengan membandingkan jarak perpindahan
sulphate polyacrylamide gel electrophoresis protein yang dihitung dari garis awal jel
(SDS-PAGE) (Laemmli, 1970) di Laboratorium pemisah sampai ujung protein y ang
Bioteknologi Hewan dan Biomedis, Pusat dibandingkan dengan jarak perpindahan
Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi pewarna pelacak (migrasi tracking dye).
PAU-IPB. Agar akrilamida dibuat menggunakan
dua lempeng kaca berukuran 18 x 15,5 cm. Analisis Data
Spacer ditempatkan di kedua sisi tepi bagian Data yang diproleh dianalisis secara
dalam dua lempeng kaca yang kemudian statistika menggunakan teknik uji dua rataan
dihimpit dan dijepit. Sisir pembuat jalur dari dua populasi data dengan sebaran t pada
disisipkan di bagian atas lempeng kaca. selang tingkat kepercayaan 95% ( α = 0,05) atau
Kemudian dilakukan pengisian jel pemisah (12% p = 1-α (Syauqi, 2015).
poliakrilamida) dengan men ggunakan
mikropipet sampai mencapai satu sentimeter di HASIL DAN PEMBAHASAN
bawah ujung sisir. Setelah dibiarkan selama
30 menit, diberi jel pengu mpul (4% Pengenalan ikan gabus asal Kabupaten
poliakrilamida) hingga mencapai permukaan Bogor dilakukan di Widyasatwaloka LIPI
lempeng kaca. Larutan penyangga (buffer) Cibinong. Pengenalan contoh ikan mengacu
dibuat dengan bahan penyusun 2 mL mercapto, pada buku pengenalan (Kottelat et al., 1993;
4 mL gliserol, 0,3 g Tris buffer, 2 mL Bromfenol Kottelat 2013) dengan mengamati struktur ikan
blue yang dilarutkan dengan air suling dari secara meristik. Hasil pengenalan menyatakan

438
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 436-444

bah wa ikan gabus dari Pasar Citayam Spesies C. micropeltes dari Pasar Parung
Kabupaten Bogor adalah spesies C. striata. Ikan Kabupaten Bogor memiliki tubuh besar,
gabus dari Pasar Parung Kabupaten Bogor membulat dan memanjang dengan panjang
adalah spesies C. micropeltes. tubuh sebesar 227,4 mm. Panjang kepala sebesar
Gambar fisik spesies C. striata yang 60 mm. Bentuk kepalanya sedikit meruncing
diperoleh dari Pasar Citayam Kabupaten Bogor dan ditutupi oleh sisik. Tubuh berwarna hitam
disajikan dalam Gambar 1A. Berdasarkan kebiruan, sedangkan bagian bawah cenderung
Kottelat et al. (1993), taksonomi C. striata berwarna keputihan. Iris mata berwarna oranye
adalah kecoklatan. Sirip punggung dan anal berwarna
keabu-abuan dengan garis hitam. Bentuk sirip
Kingdom : Animalia ekor membulat dengan cuping sirip berwarna
Filum : Chordata putih. Jumlah sisik linea lateralis sebanyak 92
Kelas : Actinopterygii lembar.
Ordo : Perciformes Ciri khas utama ikan gabus adalah bentuk
Familia : Channidae kepala yang menyerupai kepala ular yang
Genus : Channa ditutupi sisik. Oleh karena itulah, ikan gabus
Spesies : Channa striata (Bloch, 1793) dijuluki snakehead. Kepala ikan gabus relatif
Persamaan : Ophicephalus striatus Bloch, lebar dan besar dibandingkan dengan kepala
1793 ular. Ikan gabus betina lebih besar dibandingkan
Persebaran : Tataran Sunda, Sulawesi, ikan gabus jantan. Ikan gabus memiliki mulut
Sunda Kecil/Nusa Tenggara, besar dan gigi tajam, dengan jumlah taring
Maluku, Indochina, India, sebanyak 4-7 gigi yang terletak di baris paling
Srilanka, China. bawah mulut (Phen et al., 2004). Menurut
Ridwan (2009), mulut ikan gabus berukuran
Spesies C. striata memiliki bentuk tubuh lebar dan mengarah ke atas dengan deretan gigi-
memanjang menyerupai torpedo dengan ukuran gigi kecil dan sederet gigi berbentuk taring yang
tubuh sepanjang 218,6 mm dan ukuran kepala tajam. Perbedaan deretan gigi ikan gabus C.
sepanjang 55 mm. Kepala ikan gabus ini bersisik micropeltes dan C. striata disajikan dalam
menyerupai kepala ular. Tubuh berwarna abu- Gambar 2.
abu kecoklatan dan warna terlihat lebih muda Gambar 2 memperlihatkan bahwa deretan
pada tubuh bagian bawah. Bentuk sirip caudal gigi ikan gabus C. striata di bagian atas dan
membulat dan di sisi tubuh mempunyai pita bawah mulut bentuknya kecil-kecil dan tidak
warna berbentuk “<“ mengarah ke depan. Sisik begitu tajam, sedangkan gigi ikan gabus C.
pada linea lateralis berjumlah 52 lembar. Antara micropeltes lebih besar dan tajam pada mulut
linea lateralis dan bagian depan sirip punggung bagian atas dan bawah. Deretan gigi tersebut
terdapat empat lembar sisik. mencirikan kebiasaan makannya karena ikan
Spesies C. micropeltes yang diperoleh dari gabus termasuk kelompok ikan predator dengan
Pasar Parung Kabupaten Bogor diperlihatkan memburu makrofauna (Roberts 1993). Ikan
dalam Gambar 1B. Klasifikasi berdasarkan gabus memangsa berbagai ikan kecil, serangga,
Kottelat et al. (1993), adalah dan berbagai hewan air lain termasuk berudu
Kingdom : Animalia dan kodok. Ikan gabus sangat agresif dalam
Filum : Chordata mencari makan, sehingga ikan gabus memiliki
Kelas : Actinopterygii pola pertumbuhan dengan pertambahan bobot
Ordo : Perciformes lebih cepat daripada pertambahan panjang
Familia : Channidae badan (allometric) (Nurbakti dan Septyan,
Genus : Channa 2009). Ikan gabus dapat menjadi predator
Spesies : Channa micropeltes (Cuvier, sesama ikan gabus dan ikan lainnya jika berada
1831) dalam kondisi kekurangan makanan. Sifat
Persamaan : Oph icephalus micr opeltes predator dari ikan gabus C. striata dan C.
Cuvier, 1831 micropeltes dimanfaatkan untuk mengen-
Persebaran : Asia (Lembah Mekong dan Chao dalikan populasi ikan nila dalam akuakultur
Phraya), Semenanjung Malaya, (Fish dan Wildlife Service, 2002). Ikan gabus
Sumatra dan Kalimantan. secara umum ditemukan dalam perairan
dangkal, seperti sungai dan rawa yang

439
Rizky, et al Jurnal Veteriner

Gambar 1. Jenis ikan gabus penelitian : (A) Channa striata dari Pasar Citayam Kabupaten Bogor, (B)
Channa micropeltes Pasar Parung Kabupaten Bogor

A B

Perbedaan bentuk gigi pada (A) Channa striata dari Pasar Citayam
Gambar 2. Perbedaan bentuk gigi pada (A) Channa striata dari Pasar Citayam Kabupaten Bogor dan (B)
Channa micropeltes dari Pasar Parung Kabupaten Bogor

A B C

Gambar
Gambar 3. 3.Hasil
Hasil elektroforesis
elektroforesis ekstrak
ekstrak daging
daging danyang
dan kulit kulitdikeringkan
yang dikeringkan selama
selama lima lima
menit (A), 10
menit (B), dan 15 menit (C). Baris 1, 5, dan 11: daging ikan gabus Channa micropeltes
(Kabupaten Bogor); Baris 2, 6, dan 10: kulit Channa micropeltes (Kabupaten Bogor); Baris 3,
7, dan 12: kulit Channa striata (Kabupaten Bogor); Baris 4, 8, dan 9: daging Channa striata
(Kabupaten Bogor)

440
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 436-444

Tabel 1. Jenis dan jumlah jari-jari sirip Channa striata dari Pasar Citayam Kabupaten Bogor dan
Channa micropeltes dari Pasar Parung Kabupaten Bogor

Spesies Jumlah jari-jari


Sirip Punggung Sirip Dada Sirip Perut Sirip Anus
Channa striata 43 jari-jari 16 jari-jari 5 jari-jari 27 jari-jari
Channa micropeltes 45 jari-jari 18 jari-jari 5 jari-jari 27 jari-jari

Tabel 2. Kadar protein terlarut dalam daging dan kulit ikan gabus Channa. striata dan Channa.
micropeltes

Jenis Contoh Contoh Kadar protein (mg/mLl) berdasarkan


Contoh Spesies Asal lama perlakuan pengeringan (menit)
5 10 15
Daging Channa Kab. Bogor 0,830 0,709 0,728
micropeltes
Channa Kab. Bogor 0,803 0,738 0,737
striata
Kulit Channa Kab. Bogor 0,753 0,673 0,679
micropeltes
Channa Kab. Bogor 0,719 0,727 0,667
striata

berkedalaman hanya 40 cm dan cenderung Kuning, Waru, Parung, Bogor) memiliki kadar
memilih tempat yang gelap, berlumpur, berarus protein lebih tinggi, yaitu sebesar 0,830 mg/mL,
tenang, ataupun wilayah bebatuan untuk dari ikan gabus C. striata Pasar Citayam
bersembunyi. Ikan gabus juga ditemui di danau Kabupaten Bogor (Jl. Lebak Pos, Pabuaran, Kec.
serta saluran air hingga ke sawah (Nurbakti Bojong Gede, Bogor), yaitu sebesar 0,803 mg/
dan Septyan, 2009). Jumlah jari-jari sirip C. mL, pada perlakuan pengeringan selama lima
striata yang diperoleh dari Pasar Citayam menit dibandingkan pada perlakuan pengeringan
Kabupaten Bogor, dan C. micropeltes dari Pasar menggunakan oven selama 10 menit dan 15
Parung Kabupaten Bogor disajikan dalam Tabel menit. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
1. yang dilakukan oleh Mukhlisul et al. (2017)
Kadar protein terlarut dalam daging dan bahwa kadar protein tertinggi C. striata sebesar
kulit ikan gabus dengan perlakuan lama 0,389 mg/mL dan terendah sebesar 0,138 mg/
pengovenan (70 ºC) selama lima, 10, dan 15 mL dari Kabupaten Lamongan, sedangkan
menit disajikan dalam Tabel 2. Kabupaten Lumajang memiliki kadar protein
Tabel 2 memperlihatkan bahwa kadar tertinggi sebesar 0,155 mg/mL dan terendah
protein yang dikandung daging dan kulit ikan sebesar 0,063 mg/mL.
gabus dari kedua spesies di Kabupaten Bogor Chasanah et al. (2015) menunjukkan bahwa
perolehan tidak dipengaruhi oleh lama waktu kadar protein ikan gabus alam lebih tinggi
pemanasan (p<0,05). Tidak ada perbedaan nyata dibandingkan dengan ikan gabus budidaya. Ikan
secara statistika kadar protein pada jenis contoh gabus alam dengan bibit satu kilogram memiliki
daging dan kulit perlakuan pengeringan selama kadar protein sebesar 20,14%. Berdasarkan hasil
lima, 10 dan 15 menit. Kadar protein terlarut tersebut diketahui bahwa jenis makanan,
dalam daging lebih tinggi pada perlakuan habitat, dan ketersediaan pakan memengaruhi
pengeringan selama lima menit dibandingkan kandungan protein dalam daging ikan gabus
perlakuan yang sama selama 10 dan 15 menit. (Suwandi et al., 2014). Perbedaan kadar protein
Jika membandingkan waktu pengeringan juga dipengaruhi oleh metode pengasapan
daging ikan gabus, maka ikan gabus C. terhadap daging ikan gabus. Kadar protein
micropeltes dari Pasar Parung Kabupaten Bogor terlarut dalam daging C. striata yang diasapkan
(Jl. Kapling Blok C No. 83 Kampung Tulang secara modern (modern smoke) lebih tinggi

441
Rizky, et al Jurnal Veteriner

dibandingkan jika diasapkan secara tradisional (2012) yang kala itu melaporkan berat molekul
(convensional smoke). Hal ini karena daging C. albumin dari daging ikan gabus kukus sebesar
striata mengalami pembakaran secara langsung 66,02 kDa. Suhu dan waktu pembakaran dalam
pada metode tradisional yang menyebabkan proses pengolahan ikan memengaruhi kadar
makromolekul protein rusak secara fisik oleh dan berat molekul protein. Pengeringan
pengaruh suhu yang tinggi. Kandungan protein menggunakan oven selama 5, 10 dan 15 menit
dipengaruhi spesies, lokasi, habitat, dan bertujuan menghilangkan kadar air dan kadar
perbedaan sistem pemeliharaan (Ahmed et al., lemak, dan diharapkan tidak merusak protein
2012). yang ada pada daging dan kulit ikan gabus C.
Perlakuan pengeringan kulit ikan gabus micropeltes dan C. striata.
yang dimasukkan ke oven selama lima menit Albumin merupakan protein yang memiliki
paling tinggi pada ikan gabus C. micropeltes dari sifat larut dalam air. Akan tetapi, kadar protein
Pasar Parung Kabupaten Bogor yaitu 0,753 mg/ mengalami penurunan pada suhu diatas 40 °C,
mL dari ikan gabus C. striata Pasar Citayam misalnya pada suhu 50- – 70 °C. Albumin
Kabupaten Bogor y aitu 0,719 mg /mL tersusun atas rantai polipeptida tunggal (single
dibandingkan pada perlakuan pengeringan polypeptide chain) yang memiliki berat molekul
menggunakan oven selama 10 menit dan 15 berkisar 66,4 kDa dan tersusun atas 585 asam
menit. Perbedaan pemusatan protein terlarut amino. Albumin dimanfaatkan dalam
diduga karena butuh waktu lama untuk mengendalikan status nutrisi pasien sakit akut
mendapatkan hasil ekstrak kulit ikan gabus C. maupun kronis (Fulks et al., 2010). Sintesis
micropeltes dan C. striata pascapengeringan. albumin dipengaruhi oleh faktor asupan nutrisi
Dua lapisan utama penyusun kulit ikan adalah yang masuk ke tubuh dan penyakit. Asupan
epidermis dan dermis. Kulit ikan tersusun atas nutrisi dalam tubu h berkurang dapat
komponen protein dan non-protein. Komponen memperlambat sintesis mRNA albumin
protein pada kulit ikan terbagi atas protein fibril sehingga menyebabkan kadar serum rendah
dan protein globular. Protein fibril meliputi (Friedman dan Fadem, 2010).
kolagen, keratin, dan elastin, sedangkan protein
globular meliputi albumin dan globulin SIMPULAN
(Rahmayanti 2014).
Berat Molekul Albumin Ikan Gabus Berdasarkan hasil Penelitian ini dapat
Metode SDS-PAGE disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kadar
Hasil pengukuran berat molekul protein protein dalam daging dan kulit ikan gabus C.
terlarut dari ekstrak daging dan kulit C. micropeltes dan C. striata asal Kabupaten Bogor
micropeltes dan C. striata disajikan dalam Kadar protein juga tidak dipengaruhi oleh lama
Gambar 3. waktu Penger ingan . Perlaku an lama
Gambar 3 memperlihatkan bahwa berat pengovenan dalam penelitian ini diketahui
molekul protein sebesar 65,56 kDa setelah memengaruhi berat molekul albumin ikan
dikeringkan selama lima menit; sebesar 65,08 gabus.
kDa setelah dikeringkan selama 10 menit; dan
sebesar 64,91 kDa setelah dikeringkan selama UCAPAN TERIMA KASIH
15 menit. Berat molekul protein tidak
dipengaruhi oleh spesies ikan gabus. Kong (2007) Penulis mengucapkan terima kasih kepada
menyatakan bahwa proses pemanasan pada Pimpinan dan staf Widyasatwaloka LIPI
daging ikan menyebabkan perubahan tekstur Cibinong, dan ibu Dewi di Laboratorium
daging ikan, seperti kerusakan protein Bioteknologi Hewan dan Biomedis Pusat
myofibrilar atau kolagen, pembentukan massa Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi
protein, dan perubahan drastis formasi protein. PAU-IPB yang telah memberikan izin atas
Protein yang terkandung dalam otot ikan akan penggunaan fasilitas laboratorium selama
mengalami perubahan komposisi besar-besaran penelitian.
selama proses pemanasan yang menyebabkan
penurunan kemampuan menahan air (water SARAN
holding capacity, WHC). Keadaan ini
menyebabkan volume daging ikan menyusut. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
Hasil Penelitian yang didapat tidak berbeda menggunakan ikan gabus yang tidak hanya
dengan hasil yang pernah diperoleh Matheus sebatas spesies C. micropeltes dan C. striata

442
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 436-444

saja, tetapi juga spesies lain dari sejumlah striata) In Different Salinity Environment.
daerah di Indonesia yang dikenal penghasil ikan Bioscience-Tropic 3(1) : 23-30.
gabus. Penelitian in vivo lanjutan disarankan Fulks M. Stout R. Dolan V. 2010, Albumin and
dapat dilakukan pada hewan uji untuk All-CauseMortality Risk inInsurance
mengetahui tanggapan tubuh terhadap asupan Applicants. Journal of Inasurance
albumin melalui daging ikan gabus berbagai Medicine 42: 11-17.
spesies dengan memperhatikan penambahan Hue J, Pan H, Liang W, Xiao D, Chen X, Guo
kelompok perlakuan dan periode waktu M, He J. 2017. Prognostic Effect of
pemberian pakan berimbuhan daging ikan Albumin to Globulin Ratio in Patients with
gabus. solid tumors: A Systematic Review and
Meta-analysis. Journal of Cancer 8(19):
DAFTAR PUSTAKA 4002-4010.
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Ahmed S, Arifiar AFM, Ghulam Md. 2012. 2014. Ikan Gabus Haruan (Channa striata
Nutrient composition of indigenous and Bloch 1793) Hasil Domestikasi. Naskah
exotic fishes of rainfed waterlogged paddy Akademik. Balai Perikanan Budidaya Air
fields in lakshmipur, Bangladesh. World Tawar Mandiangin. Direktorat Jenderal
Journal of Zoology 7 (2): 135-140. Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan
Bradford MM. 1976. A rapid sensitive method dan Perikanan.
for quantitation of microgram quantities Kon g F. 2007. Kinetics of Salmon
of protein utilizing the principle of protein (Oncorhynchus gorbuscha) Quality
dye-binding. Anal Biochem 72: 234-254. Changes During Thermal Proceeding.
Chasanah E, Nurilmala M, Purnamasari AR, Dissertation. Washington. Washington
Fithriani D. 2015. Komposisi kimia, kadar State University.
albumin dan bioaktivitas ekstrak protein Kottelat M. Whitten T. Kartikasari SN.
ikan gabus (Channa striata) alam dan Wirjoatmodjo S. 1993. Freshwater Fishes
hasil budidaya. Jurnal Pascapanen dan of Western Indonesia and Sulawesi.
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jakarta. Periplus Edition. EMDI Project.
10(2): 123-132. Hlm.293.
Evi F, Ika MD. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Kottelat M. 2013. The Fishes of The Inland
Albumin Ikan Gabus (Channa striata) Waters of Southeast Asia : A Catalogue and
Sebagai Bahan Dasar Cream Penyembuh Core Bibliography of The Fishes Known to
Luka. Vokasi 9(3): 166-174. occur In Freshwaters, Mangroves and
Fafa MH, Hari S, Ahmad S. 2018. Analisa Kadar Estuaries. The Raffles Bulletin of Zoology
Protein Albumin Ikan Sidat (Anguilla 27:458-461.
bicolor) Air Tawar Segar dan Dikukus di Laemmli UK. 1970. Cleavage of structural
Maduran Lamongan. e-Jurnal Ilmiah proteins during the assembly of the head
Sains Alami 1(1): 13-19. of bacteriophage T4. Nature 227(5259):
Firlianty, Suprayitno E, Hardoko, Nursyam H. 680-685.
2014. Protein Profile And Amino Acid Mat-Jais AM. 2007. Pharmacognosy and
Profile Of Vacuum Drying Of Family pharmacology of Haruan (C. striatus), a
Channidae Collected From Central medicinal fish with wound healing
Kalimantan, Indonesia. Int J Biosei 5(8): properties. Boletin Latinoamericano y del
75-83. Car ibe d e Plantas Medic inale s y
Fish and Wildlife Service. 2002. Injurious Aromaticas 6: 52–60.
wildlife species: snakeheads (family Matheus N. 2012. Isolasi Albumin dan
Channidae). U.S. En vironmen tal Karakteristik Berat Molekul Hasil
Protection Agency, Federal Register Ekstraksi Secara Pengukusan Ikan Gabus
Environmental Documents 67(193). (Ophiocephalus striatus). J Teknologi
Friedman A. Fadem S. 2010. Reassesment of Pangan 4(1).40-48.
Albumin as a Nutritional Marker in Mukhlisul F, Hari S, Ahmad S. 2017. Uji
Kidney Disease. J Am Soc Nephrol 21: Kandungan Albumin Ikan Gabus (Channa
223-230. striata) dalam Perbedaan Lingkungan Air.
Fuadi M, Santoso H, Syauqi A. 2017. Albumin Bioscience-Tropic 3(1): 23-30.
Level Test Of Snakehead Fish (Channa

443
Rizky, et al Jurnal Veteriner

Nurbakti L, Septyan A. 2009. Ikan Gabus Roberts TR. 1993. Artisinal Fisheries and Fish
(Channa striata) Manfaat Pengembangan Ecology Below The Great Waterfalls of The
Dan Alternatif Teknik Budidayanya. Mekong River in Southern Laos. Nat Hist
Media Akuakultur 4(1): 18-25. Bull Siam Soc 41: 31-62.
Phen C, Thang TB, Baran C, Vann LS. 2004. Shafri MAM, Abdul MMJ. 2012. Therapeutic
Biologic al Re views of Important potential of the haruan (Channa striatus):
Cambodian Fish Species, Based on from food to medicinal uses. Malaysian
Fishbase. Penang, Malaysia: WorldFish Journal of Nutrition 18(1): 125–136.
Center. Suwandi R, Nurjanah, Margaretha, W. 2014.
Rahayu P, Marcelline F, Sulistyaningrum E, Proporsi bagian tu buh dan kadar
Suhartono MT, Tjandrawinata RR. proksimat ikan gabus pada berbagai
Potential effect of striatin (DLBS0333), a uku ran. Jur nal Pengolahan dan
bioactive protein fraction isolated from Bioteknologi Hasil Perikanan 17(1): 22–
Channa striata for wound treatment. Asian 28.
Pac J Trop Biomed (6)12: 1001-1007. Syauqi A. 2015. Biostatistika Kuantifikasi
Rahmayanti AR. 2014. Ekstraksi Kolagen Dari Parameter Statistika. Malang. Fakultas
Kulit Ikan Gabus (Channa striata) Serta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Aplikasinya Untuk Skrining dan (FMIPA) Universitas Islam Malang.
Karakterisasi Kolagenase Bakteri Asal Ulya AM, Abdulgani N, Ulfin I. 2014. Effect of
Indonesia. Tesis. Bogor. Institut Pertanian Body Length and Sex on Albumin Contents
Bogor. of Snakehead Fish (Channa sriata). Tesis.
Ridwan MP. 2009. Pola Lingkaran Otolith Ikan Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh
Gabus (Channa striata) Di Perairan Nopember.
Sungai Siak Provinsi Riau. Berkala
Perikanan Terubuk. (37)2: 1-11.

444

You might also like