Professional Documents
Culture Documents
Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
ABSTRACT
The purpose of the research was determined the effect of using coconut water fermentation on physical
quality of broiler meat.This research was conducted on March, 30th2018 at Production and Reproduction
of Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture University of Lampung.The
materials of this research is used 20 pieces chest of broiler meat and coconut water fermentation. The
experimental design used was Completely Randomized Design (RAL) with 5 treatments and 4
replications.Treatment given in this research is P0 (without coconut water fermentation, P1 (coconut
water fermentation 25%), P2 (coconut water fermentation 50%),P3 (coconut water fermentation
75%),and P4 (coconut water fermentation 100%). The observed variables is value of pH, water holding
capacity (WHC), and cooking loss.The data obtained in this study was analyzed by using variance
analysis (ANOVA), the results of which have significant effect on continued test using Least Significance
Different (BNT). The results showed that use coconut water fermentationdid not significant effect
(P>0,05) to WHC and cooking loss of broiler meat, but use coconut water fermentation at concentration
100% have significant effect on value of pH of broiler meat. The best value of broiler meat pH that is on
treatment of P4 (coconut water fermentation 100%) with average value that is 5,599.
Key words: Coconut water fermentation, Physical quality of broiler meat, and Broiler meat.
7
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2(2):7-13, Agustus 2018 Weldi A. Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
susut masak. Namun, air kelapa tidak tahan lama 5%, apabila dari hasil analisis varian
disimpan setelah dikeluarkan dari kelapa dan menunjukkan hasil yang nyata, maka
kualitasnya cepat rusak. Oleh sebab itu, air dilanjutkaan dengan uji BNT (Beda Nyata
kelapa perlu diawetkan dengan cara fermentasi. Terkecil) untuk mencari dosis terbaik.
Sampai saat ini, informasi pemanfaatan air
kelapa fermentasi sebagaipengawetmasih sangat Pelaksanaan Penelitian
terbatas. Berdasarkan hal itu maka, penulis Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan
tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pembuatan larutan air kelapa hasil fermentasi
pengaruh konsentrasi perendaman dalam air menggunakan metode Yeniara (2017) yang
kelapa fermentasi terhadap kualitas fisik (pH, dimodifikasi.
daya ikat air, dan susut masak) daging broiler. Daging broiler yang digunakan yaitu
bagian dada. Daging broiler kemudian direndam
MATERI DAN METODE 15 menit dalam larutan air kelapa hasil
fermentasi sesuai perlakuan kemudian ditiriskan
Waktu dan Tempat dan dibiarkan selama 8 jam.
Penelitian ini dilaksanakan pada Maret
2018 di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Peubah yang Diamati
Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Peubah yang diamati pada penelitian ini
Universitas Lampung. yaitu :
1. Nilai pH
Materi Pengukuran nilai pH dengan metode AOAC
Bahan-bahan yang digunakan pada (1984) dilakukan dengan menggunakan pH
penelitian ini yaitu, Saccharomyces cerevisiae meter dengan cara menghaluskan 10g daging
dari ragi tape, Lactobacillus casei dari susu yang ditambah dengan 40 ml aquades.
fermentasi (Yakult), gula pasir, air kelapa
fermentasi yang diperoleh dari proses air kelapa 2. Daya Ikat Air (DIA)
tua fermentasi selama 2 hari, dan daging broiler Metode yang digunakan dalam menghitung
bagian dada (strain Cobb; umur 25 hari; dan DIA daging broileryaitu dengan menggunakan
bobot 1,00--1,10 kg). metode yang digunakan oleh Kisseh dkk.(2009)
Peralatan yang digunakan dalam penelitian dengan rumus:
ini yaitu, pisau, talenan, timbangan digital, label,
panci, blender, pH meter, cawan porselin, wadah % DIA =100% — [(W0 —W1) / W0) x 100%]
plastik, kompor, besi pemberat, kaca plat ukuran
25x25 cm, kertas saring ukuran 5x5 cm, plastik Keterangan:
bening ½ kg, dan alat tulis. W0: berat awal
W1: berat akhir
Metode
3. Susut Masak
Rancangan percobaan Menghitung susut masak daging broiler
Rancangan percobaan yang digunakan pada menggunakan metode Kouba (2003), yaitu berat
penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap daging sebelum dimasak dikurang berat daging
(RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dan 4 setelah dimasak dibagi dengan berat daging
ulangan.Rancangan perlakuan yang diberikan sebelum dimasak dikalikan 100%.
sebagai berikut
P0 : Daging dada broilertanpa perendaman air HASIL DAN PEMBAHASAN
kelapa fermentasi
P1 : Daging dada broiler yang direndam Hasil dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel
dengan air kelapa fermentasi 25% (v/v) 1.
P2 : Daging dada broileryang direndam
dengan air kelapa fermentasi 50% (v/v) Tabel 1. Rata-rata nilai pH, dia (daya ikat air),
P3 : Daging dada broileryang direndam dan susut masak
dengan air kelapa fermentasi 75% (v/v) Variabel P0 P1 P2 P3 P4
P4 : Daging dada broileryang direndam Nilai pH 6,253a 5,808b 5,918b 5,825b 5,599c
dengan air kelapa fermentasi 100% (v/v)
DIA 63,16 55,48 61,35 57,59 59,25
Susut masak 30,71 33,43 34,41 34,20 34,55
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan
analisis of varian (ANOVA) pada taraf nyata
8
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2(2):7-13, Agustus 2018 Weldi A. Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
Keterangan : Nilai dengan huruf superscrip yang (2006) menyatakan bahwa metabolisme glikogen
berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh dalam daging mempengaruhi nilai pH daging.
perendaman daging dada menggunakan larutan air Nilai pH daging dada pada perlakuan
kelapa hasil fermentasi berbeda nyata (P<0,05) pada perendaman dengan air kelapa fermentasi 100%
hasil uji BNT.
menghasilkan nilai pH daging dada yang lebih
rendah di bawah perlakuan perendaman dengan
P0 : Daging dada broilertanpa perendaman air
air kelapa fermentasi 25%, perendaman dengan
kelapa fermentasi air kelapa fermentasi 50%, dan perendaman
P1 : Daging dada broiler yang direndam dengan dengan air kelapa fermentasi 75%. Hal ini sesuai
air kelapa fermentasi 25% (v/v) dengan hasil penelitian Purnamasari dkk. (2012),
P2 : Daging dada broileryang direndam dengan bahwa pemberian konsentrasi ekstrak kulit nenas
air kelapa fermentasi 50% (v/v) yang semakin meningkat akan menyebabkan
P3 : Daging dada broileryang direndam dengan semakin menurunnya nilai pH daging ayam afkir
petelur karena semakin tinggi konsentrasi asam
air kelapa fermentasi 75% (v/v)
asetat yang ada pada kulit nenas.
P4 : Daging dada broileryang direndam dengan Larutan air kelapa hasil fermentasi
air kelapa fermentasi 100% (v/v) mempunyai nilai pH yang rendah dan bersifat
asam. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya
Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai pH asam organik yang merupakan hasil metabolisme
Daging dari dua mikroorganisme, yaitu Saccharomyces
Rata-rata nilai pH dari hasil penelitian sebesar cerevisiae dan Lactobacillus casei. Proses
5,599--6,253. Rata-rata nilai pH masing-masing fermentasi yang melibatkan Saccharomyces
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.Hasil cerevisiae menghasilkan asam-asam organik,
analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan etanol, dan gas CO2. Nelintong dkk. (2015),
perendaman daging dada menggunakan larutan menyatakan bahwa nilai pH yang rendah (asam)
air kelapa hasil fermentasi berpengaruh nyata dapat disebabkan oleh kemampuan bakteri
(P<0,05) terhadap nilai pH daging dada. Hasil Lactobacillus casei menghasilkan asam laktat
uji lanjut Beda Nyata Terkecil menunjukkan dan asam-asam organik lain dalam proses
bahwa perendaman daging dada menggunakan fermentasi.Perlakuan perendaman dengan air
air kelapa hasil fermentasi pada perlakuan kelapa fermentasi 100%mempunyai nilai pH
perendaman dengan air kelapa fermentasi 100% yang paling rendah karena disebabkan oleh asam
memberikan nilai pH pada daging dada yang organik yang dihasilkan dari metabolisme
lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan mikroorganisme tersebut. Asam-asam organik
tanpa perendaman air kelapa fermentasi, tersebut mengandung banyak ion H+. Hal ini
perendaman dengan air kelapa fermentasi 25%, sesuai dengan hasil penelitian Purnamasari dkk.
perendaman dengan air kelapa fermentasi 50%, (2012), bahwa semakin tinggi konsentrasi asam
dan perendaman dengan air kelapa fermentasi yang digunakan berarti semakin tinggi ion H+
75%. Perendaman larutan air kelapa hasil yang terbentuk yang akan menurunkan nilai pH
fermentasi pada perlakuan perendaman dengan daging ayam karena ion H+ memberi pengaruh
air kelapa fermentasi 25%, perendaman dengan terhadap derajat keasaman daging.
air kelapa fermentasi 50%, dan perendaman Selain proses glikolisis dan adanya
dengan air kelapa fermentasi 75%. mempunyai mikoorganisme, nilai pH juga dipengaruhi oleh
nilai yang relatif sama, sedangkan perlakuan peristiwa difusi. Nilai pH daging menjadi lebih
tanpa perendaman air kelapa fermentasi rendah pada perlakuan dengan perendaman
memberikan nilai pH daging yang tertinggi dari dalam air kelapa hasil fermentasi dibandingkan
semua perlakuan. dengan nilai pH daging yang tidak direndam
Berdasarkan hasil penelitian, pada dalam air kelapa hasil fermenasi. Hal tersebut
perlakuan tanpa perendaman air kelapa disebabkan oleh masuknya air kelapa hasil
fermentasi menghasilkan nilai pH daging dada ferementasi yang bersifat asam (ion H+) ke dalam
tertinggi. Hal ini diduga karena nilai pH hanya daging. Difusi adalah perpindahan molekul atau
berasal dari glikogen yang terdapat pada daging, ion dari suatu larutan akibat gerakan acak dari
sehingga jumlah asam laktat yang terbentuk pun konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
sedikit dan nilai pH daging pun tinggi. Hal Peningkatan nilai pH pada perlakuan tanpa
tersebut sesuai dengan pernyataan Aryogi perendaman air kelapa fermentasi disebabkan
(2000), nilai pH daging dipengaruhi oleh kadar oleh adanya metabolisme mikroba pada daging
glikogen dan asam laktat, apabila kadar glikogen yang menghasilkan NH3 (amonia) dan H2S
sedikit, maka kadar asam laktat sedikit, sehingga (hidrogen sulfida) sehingga nilai pH meningkat.
nilai pH daging akan tetap tinggi. Przyblski dkk. Hal ini sesuai dengan pendapat Lawrie (2003),
9
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2(2):7-13, Agustus 2018 Weldi A. Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
bahwa bau busuk dibentuk oleh bakteri anaerob Konsentrasi larutan air kelapa fermentasi
melalui dekomposisi protein dan asam amino yang semakin tinggi mempunyai jumlah
daging yang akan menghasilkan indole, mikroorganisme yang semakin banyak dan
metilamin, dan H2S. menghasilkan asam organik yang semakin tinggi
Septinova dkk. (2018)menyatakan bahwa pula karena berasal dari hasil metabolisme
semakin lama penyimpanan pada suhu ruang Sacchromyces cerevisiae dan Lactobacillus
akan semakin banyak basa yang dihasilkan casei. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lila
akibat meningkatnya aktivitas mikroba yang dan Elok (2014) bahwa semakin banyak jumlah
pada akhirnya mengakibatkan terjadinya sel Lactobacillus casei yang ada dalam medium,
pembusukan. Proses pembusukan akan diikuti maka total asam yang dihasilkan juga semakin
dengan peningkatan nilai pH dan keadaan ini besar. Peningkatan konsentrasi ragi
akan diikuti pula dengan peningkatan (Sacchromyces cerevisiae) yang semakin besar
pertumbuhan bakteri. pada media akan merombak gula dan
Jika dilihat dari sisi pengawetan, maka nilai menghasilkan asam yang besar, namun fakta
pH daging yang terbaik adalah nilai pH daging penelitian mengungkapkan bahwa tingkat
pada perlakuan perendaman dengan air kelapa konsentrasi tertinggi (100%) selama
fermentasi 100%. Hal ini karena adanya penyimpanan 8 jam pada penelitian ini belum
kemampuan air kelapa hasil fermentasi yang memberikan perbedaan yang nyata terhadap
menghasilkan asam sehingga sebagai DIA, diduga bila penyimpanan lebih dari 8 jam
penghambat pertumbuhan mikroba. kemungkinan DIA akan berbeda nyata.
Nilai DIA tidak berbeda nyata dapat
Pengaruh Perlakuan terhadap Daya Ikat Air disebabkan oleh kondisi protein daging pada
(DIA) perlakuan P0 telah mengalami denaturasi. Hal
Rata-rata nilai DIA dari hasil penelitian ini terlihat dari lebih tingginya nilai pH akhir
berkisar antara 60,46--62,96%. Rata-rata nilai daging (6,253) yang dibandingkan dengan nilai
DIA masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1. pH awal daging (6,131). Septinova dkk. (2018)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa menyatakan bahwa semakin lama penyimpanan
perlakuan perendaman daging dada pada suhu ruang akan semakin banyak basa yang
menggunakan larutan air kelapa hasil fermentasi dihasilkan akibat meningkatnya aktivitas
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai mikroba yang pada akhirnya mengakibatkan
DIA daging dada. terjadinya pembusukan. Proses pembusukkan
Nilai DIA yang tidak berbeda nyata ini akan diikuti dengan peningkatan nilai pH dan
diduga disebabkan oleh kadar air daging yang keadaan ini akan diikuti pula dengan peningkatan
diduga relatif sama. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan bakteri.
jumlah air yang terlepas dari daging yang relatif Denaturasi protein pada perlakuan tanpa
sama setelah penyimpanan 8 jam pada semua perendaman air kelapa fermentasi menyebabkan
perlakuan.Hal tersebut menyebabkan air daging penurunan bobot daging. Domiszewski dkk.
telah terlepas dulu melalui peristiwa osmosis. (2011) menyatakan bahwa penurunan daya ikat
Hal ini terlihat dari data bobot daging yang turun air disebabkan oleh terjadinya proses denaturasi
setelah perendaman karena peristiwa osmosis. protein karena tekanan dan lama perebusan
Perbedaan konsentrasi larutan perendaman menyebabkan terjadinya kerusakan dan
pada perlakuan perendaman dengan air kelapa perubahan struktur protein otot terutama pada
fermentasi 25%, perendaman dengan air kelapa aktin dan miosin. Kerusakan aktin dan miosin
fermentasi 50%, perendaman dengan air kelapa menyebabkan penurunan kemampuan protein
fermentasi 75%, dan perendaman dengan air otot untuk mengikat air.
kelapa fermentasi 100%yang digunakan dalam Relatif samanya DIA pada semua
penelitian tidak mempengaruhi peristiwa osmosis perlakuan, terutama pada perlakuan perendaman
yang diduga disebabkan oleh kadar air daging dengan air kelapa fermentasi 25%, perendaman
yang relatif sama. Hal ini tidak sesuai dengan dengan air kelapa fermentasi 50%, dan
hasil penelitian Kartika dan Fithri (2015) bahwa perendaman dengan air kelapa fermentasi 75%,
osmosis dipengaruhi oleh konsentrasi larutan danperendaman dengan air kelapa fermentasi
yang digunakan untuk merendam produk. 100% dikarenakan DIA berkurang yang
Semakin tinggi konsetrasi larutan yang disebabkan oleh nilai pH daging yang mendekati
digunakan, maka tekanan osmosis yang terjadi nilai pH isoeletrik. Derajat keasaman (pH) pada
semakin besar sehingga semakin banyak air yang kondisi pH isoeletrik, maka jumlah ion yang
diikat dan menyebabkan kadar air daging bermuatan positif sama dengan muatan negatif,
menurun. sehingga muatan total sama dengan nol.
Septinova dkk. (2016) menyatakan bahwa titik
10
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2(2):7-13, Agustus 2018 Weldi A. Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
isoeletrik daging berlangsung pada nilai pH kaitannya dengan daya ikat air. Semakin tinggi
sekitar 5,4. Nilai pH yang lebih tinggi dari pH daya ikat air, maka ketika proses pemasakan air,
isoeletrik protein daging, maka sejumlah muatan cairan nutrisi akan sedikit yang keluar atau yang
positif dibebaskan dan terdapat surplus muatan terbuang, sehingga massa daging yang
negatif yang mengakibatkan penolakan dari berkurangpun sedikit.
miofilamen dan lebih banyak ruang untuk Relatif samanya susut masak pada semua
molekul air. perlakuan diduga disebabkan oleh adanya
DIA yang mempunyai nilai tidak berbeda mekanisme yang terjadi pada setiap perlakuan.
nyata diduga disebabkan oleh penurunan nilai pH Susut masak yang terjadi pada perlakuan tanpa
yang terjadi pada perlakuan perendaman dengan perendaman air kelapa fermentasi diduga karena
air kelapa fermentasi 25%, perendaman dengan daging dada tidak diberi larutan perendaman dan
air kelapa fermentasi 50%, dan perendaman tidak terjadinya penurunan nilai pH sehingga
dengan air kelapa fermentasi 75%, susut masak hanya berasal dari daging tersebut.
danperendaman dengan air kelapa fermentasi Susut masak yang relatif sama pada
100%belum cukup untuk mempengaruhi perlakuan perendaman dengan air kelapa
perubahan jembatan aktinmiosin. Bouton dan fermentasi 25%, perendaman dengan air kelapa
Harris (1971) menyatakan bahwa DIA fermentasi 50%, dan perendaman dengan air
dipengaruhi oleh nilai pH ikatan antara aktin dan kelapa fermentasi 75%, danperendaman dengan
miosin masih memberikan cukup ruang untuk air kelapa fermentasi 100%diduga karena terjadi
molekul air. Hermaniato dkk. (2008) penurunan nilai pH daging setelah pemberian
menyatakan bahwa fase pre-rigor mortis adalah larutan asam pada daging yang mengakibatkan
suatu fase yang terjadi setelah hewan mengalami protein miofibriler yang rusak, sehingga diikuti
kematian. Otot yang berada dalam keadaan dengan kehilangan kemampuan protein untuk
relaksasi yaitu belum terjadi persilangan antara mengikat air yang pada akhirnya memengaruhi
filamen aktin dan miosin, sehingga masih nilai susut masak daging. Namun, penurunan
terdapat ruang untuk molekul air masih terdapat. nilai pH tersebut tidak sampai menyebabkan nilai
DIA yang diperoleh pada penelitian ini susut masak yang berbeda nyata.
berkisar antara 55,48--63,16% yang berarti Suhu air yang panas selama proses
masih berada dalam kisaran DIA yang normal. perebusan memengaruhi susut masak. Selama
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian proses perebusan, beberapa komponen dalam
Purnamasari dkk. (2012), bahwa DIA pada daging menguap karena panas dan kandungan air
daging ayam petelur afkir yang direndam dengan dalam daging keluar, sehingga akan terjadi
ekstrak kulit nenasadalah 32--70%. pengerutan dan pengurangan bobot daging.
Bertram, dkk. (2004) menyatakan bahwa susut
Pengaruh Perlakuan terhadap Susut Masak masak terjadi pada bahan pangan yang
Soeparno (2009) menyatakan bahwa mengalami proses pemasakan. Proses pemberian
semakin kecil persen susut masak berarti panas menyebabkan berkurangnya komponen
semakin sedikit air yang hilang dan nutrien yang yang mudah menguap dan pemasakan
larut dalam air. Begitu juga sebaliknya semakin merupakan suatu proses pengolahan yang dapat
besar persen susut masak, maka semakin banyak menurunkan kandungan air bahan pangan.
air yang hilang dan nutrien yang larut dalam air. Perebusan dengan air bersuhu 100⁰C
Rata-rata nilai susut masak pada penelitian mengakibatkan protein akan terkoagulasi,
berkisar antara 30,71--34,55%. Rata-rata nilai sehingga air dari dalam daging banyak keluar.
susut masak dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu, panjang sarkomer serabut otot
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa daging juga memengaruhi susut masak. Daging
perlakuan perendaman daging dada dengan yang dipotong dengan bentuk dan ukuran yang
larutan air kelapa hasil fermentasi tidak sama akan menghasilkan panjang sarkomer
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase serabut otot yang berbeda. Hal tersebut sesuai
nilai susut masak. Perlakuan tanpa perendaman dengan pendapat Soeparno (2009), susut masak
air kelapa fermentasi, perendaman dengan air dipengaruhi oleh panjang serabut otot pada
kelapa fermentasi 25%, perendaman dengan air daging. Semakin panjang serabut otot suatu
kelapa fermentasi 50%, dan perendaman dengan daging, maka susut masak semakin rendah dan
air kelapa fermentasi 75%,danperendaman sebaliknya,. Hasil penelitian ini menunjukkan
dengan air kelapa fermentasi 100%menghasilkan bahwa panjang sarkomer diantara otot diduga
nilai susut masak yang tidak berbeda nyata. Hal relatif sama sehingga susut masaknya relatif
ini diduga karena nilai DIA yang tidak berbeda sama.
nyata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Tambunan (2009), nilai susut masak daging erat
11
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2(2):7-13, Agustus 2018 Weldi A. Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
12
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2(2):7-13, Agustus 2018 Weldi A. Pramana et al
e-ISSN: 2598-3067
13