You are on page 1of 13

162 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS
DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SMP NEGERI DI
KOTA BANDUNG
Ani Minarni
Prodi Pendidikan Matematika Pascasarjana, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan alam, Universitas Negeri Medan (UNIMED), 20221 Medan,
Sumatera Utara, Indonesia

Email:

Abstrak
This article is the result of the research about the effect of problem-based learning
(PBL) towards mathematical understanding ability (MUA) and social skills (SS).
The population of the research is all of the studeant of public middle level school in
Bandung. The sample is taken by simple stratified random sampling technique.The
instrument used in this research are a set of essay test to measure mathematical
understanding ability and a set of questionaire to measure the students’ social skills.
One-way Anova and two-way Anova are used to analyze the data. The research
findings are: (1) PBL gives significant effect towards MUA based on learning
approach (2) There’s no interaction between PBL and MPK towards MUA; (3) PBL
gives significant effect towards SS based on learning approach (4) There’s no
interaction between PBL and MPK towards SS, so is between learning approach and
school level, (5) The correlation between MUA and SS is not strong enough.

Keywords: Mathematical Understanding, Social Skills, and Problem-based


Learning.

Abstrak
This article is the result of the research about the effect of problem-based learning
(PBL) towards mathematical understanding ability (MUA) and social skills (SS).
The population of the research is all of the studeant of public middle level school in
Bandung. The sample is taken by simple stratified random sampling technique.The
instrument used in this research are a set of essay test to measure mathematical
understanding ability and a set of questionaire to measure the students’ social skills.
One-way Anova and two-way Anova are used to analyze the data. The research
findings are: (1) PBL gives significant effect towards MUA based on learning
approach (2) There’s no interaction between PBL and MPK towards MUA; (3) PBL
gives significant effect towards SS based on learning approach (4) There’s no
interaction between PBL and MPK towards SS, so is between learning approach and
school level, (5) The correlation between MUA and SS is not strong enough.
Keywords: Mathematical Understanding, Social Skills, and Problem-based
Learning.

LATAR BELAKANG pemerintahan, serta berbagai aktivitas


Dari hari ke hari matematika manusia. Maka dari itu agar dapat
semakin berkembang dan senantiasa menjadi insan yang dapat
menjadi penyokong perkembangan berpartisipasi dalam dunia kerja dan
sains, teknologi, rekayasa, bisnis dan kehidupan bermasyarakat, orang mesti
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
163 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

mengetahui setidaknya matematika Indonesia termasuk ke dalam kategori


dasar. Jika diinginkan partisipasi lebih rendah (Wilson, 2000). Referensi lain
spesifik lagi dalam penguasaan yang menunjukkan kelemahan siswa
matematika tingkat lanjut maka dalam kemampuan pemahaman
diperlukan kemampuan berpikir matematis dapat dilihat dalam Suryadi
matematis tingkat tinggi (high order (2005) dan Kesumawati (2010).
thinking skills, disingkat HOTS) yang Sebagaimana halnya
meliputi kemampuan pemahaman, kemampuan pemahaman matematis,
penalaran, koneksi dan representasi, keterampilan sosial siswa SMP juga
serta kemampuan pemecahan masalah. masih rendah (Kadir, 2010). Secara
Kemampuan pemahaman garis besar keterampilan sosial
matematis merupakan salah satu diartikan sebagai keterampilan
HOTS yang menyokong kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
pemecahan masalah. Ketika seseorang dengan orang lain. Terdapat juga ahli
paham matematika maka ia akan yang menyamakan keterampilan sosial
mampu menggunakannya dalam dengan kecerdasan emosional. Dalam
kehidupan sehari-hari ataupun dalam taksonomi tujuan pembelajaran,
masalah matematika itu sendiri. keterampilan sosial (kecerdasan
Singkat kata, kemampuan pemahaman emosional) termasuk ke dalam ranah
matematis merupakan penyangga bagi afektif (Anderson, 2001). Selama ini
kemampuan pemecahan masalah pula kebanyakan sekolah lebih
(Branca, 1980). Oleh karena itu wajar memfokuskan perhatian pada ranah
saja kemampuan jenis ini diposisikan kognitif siswa, jarang sekali sekolah
berbagai Negara sebagai tujuan yang secara serius menggarap sisi
diberikannya pelajaran matematika. afektif.
Demikian juga halnya dengan Negara Kurangnya aspek keterampilan
Indonesia, posisi dan pentingnya sosial dapat membawa dampak yang
kemampuan pemahaman matematis cukup signifikan dalam perjalanan
tercermin dalam Permendiknas No. 22 hidup seseorang. Kurangnya
Tahun 2006 tentang Standar Isi, keterampilan sosial menyebabkan
bahwa salah satu tujuan pembelajaran sikap asosial yang ditandai oleh
matematika di sekolah ialah agar kecenderungan untuk bersikap
peserta didik memahami konsep individualis (kontra kolaboratif), tidak
matematika, menjelaskan keterkaitan menghargai beda pendapat, intoleran,
antar konsep dan mengaplikasikan arogan, dan sebagainya.
konsep atau algoritma secara luwes, Para ahli pendidikan menduga
akurat, efisien, dan tepat dalam bahwa kemampuan pemahaman
pemecahan masalah (Depdiknas, matematis dan keterampilan sosial
2006), hal ini sejalan pula dengan rendah dikarenakan faktor
yang ditekankan dalam NCTM (2000). pembelajaran yang selama ini
Tetapi fakta dalam laporan dijalankan di sekolah yang bersifat
hasil evaluasi TIMSS (The Trends of konvensional sehingga kurang
Mathematical and Science Studies) memberikan kesempatan pada siswa
tahun 1999, 2003, dan 2007 untuk mengembangkan kedua hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan (Shadiq, 2007; Slavin, 2008; Hiebert
pemahaman matematis siswa & Carpenter, 1992; Wahyudin, 1999)
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
164 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

padahal kedua hal tersebut dapat analisis, dan penggunaan pengetahuan.


dikembangkan di sekolah; salah satu Proses pemahaman dalam sistem
cara untuk mengembangkannya adalah kognitif bertanggungjawab untuk
melalui pembelajaran berbasis mengalihkan pengetahuan ke bentuk
masalah (Problem-based Learning, yang sesuai untuk disimpan di dalam
disingkat PBL). Hal tersebut memori permanen.
memungkinkan karena PBL Pemahaman meliputi dua
merupakan pendekatan pembelajaran proses yang berkaitan yaitu integrasi
yang memulai setiap awal (menyatukan) dan simbolisasi.
pembelajaran dengan mengajukan Integrasi adalah proses membentuk
permasalahan kehidupan nyata (yang struktur makro yaitu proses
disebut skenario masalah) untuk penyaringan pengetahuan ke dalam
dikerjakan siswa dalam kelompok karakteristik kuncinya,
kecil (kolaboratif). Diyakini para ahli diorganisasikan sehemat mungkin dan
(Tan 2008; Arends, 2008; Slavin, dalam bentuk umum. Proses integrasi
2008; Kadir, 2010) bahwa kerja mencakup pencampuran pengetahuan
kolaboratif dapat megembangkan yang baru diterima dengan
keterampilan sosial siswa. pengetahuan lama yang sudah ada
Berdasarkan latar belakang dalam memori permanen.
tersebut maka penelitian ini dilakukan Carpenter dan Lehrer (1999)
untuk menyelidiki apakah faktor mendefinisi pemahaman sebagai
pembelajaran memberi pengaruh pengenalan atas hubungan diantara
signifikan terhadap tumbuh kepingan-kepingan informasi. Siswa
kembangnya kemampuan pemahaman dikatakan memahami matematika jika
matematis dan aspek keterampilan ide, fakta, prosedur matematis
sosial (social skills) siswa SMP. merupakan bagian dari jaringan
Penelitian dilakukan pada siswa SMP representasi (internal, eksternal) siswa
Negeri 12 dan SMP Negeri 15 Kota tersebut. Sementara itu Anderson
Bandung, pada Tahun Pelajaran (2001) mendefinisikan pemahaman
2011/2012. sebagai kemampuan siswa untuk
membangun makna dari pesan
LANDASAN TEORI pembelajaran yang meliputi
komunikasi lisan, tulisan, dan grafis
1. Kemampuan Pemahaman dalam bentuk apapun sewaktu
disajikan di kelas, dalam buku, atau
Matematis layar televisi maupun layar computer,
sedangkan proses kognitif yang terjadi
Menurut Marzano dan Kendall
dalam proses pemahaman yaitu
(2007), pengetahuan (informasi,
menafsirkan, memberi contoh,
prosedur mental, dan prosedur
mengklasifikasikan, meringkas,
psikomotor) merupakan objek aksi
menyimpulkan, membandingkan, dan
dari berpikir baik sistem kognitif,
menjelaskan. Poses kognitif inilah
metakognitif maupun self-system.
yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam sistem kognitif tercakup
retrieval, pemahaman
2. Keterampilan Sosial
(comprehension, understanding),

Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman


Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
165 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Keterampilan sosial diartikan Menurut Arends (2008)


berbeda-beda dari satu negara dengan pembelajaran yang ditujukan untuk
negara laninnya. Di Amerika, dapat meningkatkan keterampilan
seseorang dikatakan memiliki sosial adalah pembelajaran kooperatif
keterampilan sosial jika ia dapat seperti PBL, karena pembelajaran ini
berbicara dengan suara yang jernih, dapat meningkatkan toleransi dan
intonasi yang bagus, pada situasi yang penerimaan siswa terhadap
tepat, serta merefleksikan rasa percaya keanekaragaman, memungkinkan
diri yang tinggi. Sebaliknya, seseorang siswa bekerja bersama-sama
dikatakan tidak memiliki keterampilan (kooperatif), memberikan motivasi
sosial jika berbicara monoton, yang untuk keterlibatan secara
diucapkan banyak salah, volume suara berkelanjutan dalam tugas-tugas
terlalu rendah untuk didengar atau kompleks dan meningkatkan
terlalu kuat untuk ditoleransi, dan isi kesempatan untuk melakukan
pembicaraan membosankan penyelidikan dan dialog bersama,
(Christensen, 2011). membuat siswa bersosialisasi dan
Keterampilan sosial penting mengembangkan keterampilan sosial.
dimiliki setiap individu karena Indikator keterampilan sosial
manusia adalah mahluk sosial, tak bisa dalam penelitian ini dikembangkan
menghindarkan diri dari berelasi, berdasarkan aspek keterampilasn
berkomunikasi dan berinteraksi sosial yang melitputi keterampilan
dengan orang lain. Kurangnya berelasi, berkomunikasi, kemampuan
keterampilan sosial siswa akan menjalin hubungan dengan orang lain
berdampak pada rendahnya prestasi (relationship), kemampuan
akademik siswa tersebut, cenderung manajemen diri (self-regulation),
kesepian dan menampakkan self- kemampuan akademik, kemampuan
esteem yang rendah, dan ada mematuhi aturan, dan kemampuan
kemungkinan akan dropt-out dari menyatakan pendapat.
sekolah, demikian menurut Muijs dan
Reynolds (dalam Kadir, 2010). 3. Pembelajaran Berbasis Masalah
Seperti keterampilan lainnya,
keterampilan sosial dapat dan perlu Hingga abad XIX belajar masih
dikembangkan pada siswa sekolah merupakan proses pasif (Arends,
menengah, meliputi kemampuan 2008). Menurut Tan (2008), proses
berkomunikasi, menjalin hubungan belajar seperti ini tidak lagi memadai
dengan orang lain, menghargai diri di abad milenium ini dimana
sendiri dan orang lain, mendengarkan pengetahuan terus menerus
pendapat ataupun keluhan orang lain, berkembang yang ditandai dengan
memberi atau menerima feedback, integrasi kreatif dari informasi dan
memberi atau menerima kritik, serta berkembangnya belajar dari beragam
bertindak sesuai dengan norma dan disiplin. Bioteknologi, ilmu
aturan yang berlaku, sehingga siswa pengetahuan, telekomunikasi, ilmu
ini dapat beradaptasi dengan material, teknologi nano, dan
lingkungan sosialnya dengan baik supercomputer merupakan contoh dari
(Cartledge & Milburn, 1986). belajar multidisiplin. Oleh karena itu
perlu dipelajari bagaimana

Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman


Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
166 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

mengintegrasikan belajar dari disiplin kemampuan berpikir melalui


berbeda dan mengembangkan strategi mengumpulkan, menghubungkan dan
untuk belajar segala sesuatu yang baru mengkomunikasikan informasi
dan penting bagi kemanusiaan secara tersebut, kemudian
mendalam. Pembelajaran berbasis mempresentasikannya di depan kelas.
masalah (Problem-based Learning,
disingkat PBL) merupakan langkah METODOLOGI PENELITIAN
untuk meraih keperluan tersebut. Dalam penelitian ini PBL diterapkan di kelas eksp
PBL fokus pada tantangan pengaruh terhadap tumbuh
membuat jalan pikiran siswa dapat kembangnya kemampuan pemahaman
dilihat (visible) pada saat memecahkan matematis dan aspek keterampilan
masalah. Seperti kebanyakan inovasi sosial (social skills) siswa yang sering
pembelajaran, PBL tidaklah juga diartikan sebagai kecerdasan
dikembangkan berdasarkan teori emosional (EQ).
belajar maupun teori psikologi Penelitian ini bersifat kuasi
meskipun proses PBL melibatkan eksperimen kelompok statis. Populasi
penggunaan metakognisi dan self- penelitian adalah siswa SMP Negeri di
regulation. PBL dikenal sebagai Kota Bandung. Dipilih satu sekolah
belajar aktif progresif dan merupakan dari level tinggi dan satu sekolah dari
pendekatan pembelajaran yang tidak level sedang. Dari sekolah yang
lagi berpusat pada guru (teacher- terpilih, masing-masing diambil dua
centered) melainkan harus berpusat kelas secara acak, satu kelas untuk
pada siswa (student-centered, dan eksperimen dan kelas lainnya sebagai
menggunakan masalah yang tak kelas kontrol. Jadi, semuanya ada
terstruktur sebagai awal dan tumpuan empat kelas (dua kelas eksperimen,
belajar. Tujuan PBL meliputi content dua kelas kontrol). Penentuan level
learning, acquitition of process skills sekolah berdasarkan rata-rata nilai
and problem solving skills, and UAN dari tahun 2009 hingga tahun
lifewide learning (Tan, 2008). 2011 yang diperoleh dari Dinas
Dalam penelitian ini PBL Pendidikan Kota Bandung.
dikembangkan untuk melatih siswa Tes kemampuan pemahaman
mengembangkan dan matematis (KPM) terdiri dari 7 soal
menginternalisasi kemampuan essai sesuai dengan indikator-indikator
pemahaman dan keterampilan sosial yang dikemukakan Anderson (2001),
dengan cara meningkatkan kesadaran sedangkan angket keterampilan sosial
siswa akan beragam cara berpikir yang (KS) terdiri dari 40 butir pernyataan
diperlukan ketika bekerja dalam dengan skala Likert. Tes KPM dan
kelompok menyelesaikan soal angket KS tersebut diberikan di akhir
(skenario masalah) yang diberikan pembelajaran pada kelas eksperimen
guru. Dengan demikian, siswa maupun kelas kontrol.
langsung melakukan praktek menyulih
informasi, membuat parafrase, HASIL PENELITIAN DAN
berdialog, saling mengkritik maupun PEMBAHASAN
berbagi dengan teman satu kelompok, Kajian terhadap data KPM dan
dan mengartikulasi pengetahuan yang KS yang disampaikan disini meliputi
telah diperoleh, mempertajam deskripsi, rangkuman hasil uji
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
167 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

hipotesis dan analisis data berdasarkan a. Perbedaan Kemampuan


pembelajaran, serta analisis pengaruh Pemahaman Matematis
gabungan (interaksi) antara faktor Secara deskriptik kemampuan
pembelajaran dan KAM maupun pemahaman matematis siswa (KPM)
antara faktor pembelajaran dan level berdasarkan faktor pembelajaran
sekolah. (PBL, konvensional) secara
1. Faktor Kemampuan Pemahaman keseluruhan disajikan pada Tabel 1.
Matematis

Tabel 1. Rata-rata Skor KPM berdasarkan Faktor Pembelajaran


Pembelajaran N Rata-rata SB
PBL 71 16,280 4,766
Biasa 74 13,050 4,061
Total 145 14,630 4,693
Catatan: Skor ideal KPM adalah 28

Seluruh data telah diuji tidak homogen sehingga uji interaksi


normalitas dan homogenitasnya baik untuk data ini tidak bisa dilakukan.
untuk keperluan uji anava maupun uji Hasil uji perbedaan rata-rata
interakasi, dan hasilnya signifikan. kemampuan pemahaman matematis
Hanya data kemampuan pemahaman (KPM) dilakukan melalui Anava satu
matematis berdasarkan faktor jalur, hasilnya ditampilkan pada Tabel
pembelajaran dan level sekolah yang 2.

Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata-rata Kemampuan Pemahaman Matematis


berdasarkan Pembelajaran
Sumber JK Dk RJK F Sig Hipotesis
Variasi
Antar 602,087 1 602,087 28,17 0,00 Ditolak
Kelompok 3 0
Dalam 3056,023 143 21,371
Kelompok

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 2 Uji interaksi antara faktor


dapat disimpulkan bahwa pengaruh pembelajaran dan faktor KAM
pendekatan PBL terhadap kemampuan dilakukan dengan menggunakan
pemahaman matematis siswa lebih Anava dua jalur. Hasil uji pada taraf
baik daripada pengaruh pembelajaran alpha 0,05 menunjukkan bahwa secara
biasa (konvensional). signifikan tidak terdapat pengaruh
gabungan antara faktor pembelajaran
b. Interaksi (Pengaruh Gabungan) dengan faktor KAM terhadap
antara Faktor Pembelajaran dan pencapaian KPM siswa (lihat Gambar
Faktor KAM terhadap 1).
Kemampuan Pemahaman
Matematis (KPM)
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
167 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Matematis


berdasarkan Pembelajaran dan KAM

Grafik pada Gambar 1 memberi Salah satu contoh instrumen


makna bahwa dari hasil penelitian ini KPM dalam penelitian ini adalah soal
faktor pembelajaran secara bersama- nomor 6. Soal ini menuntut
sama (serempak) dengan faktor kemampuan siswa dalam melihat pola
kemampuan awal matematis siswa pada gambar grafik dan mengukur
tidak mempengaruhi capaian kemampuan menyimpulkan (inferring)
kemampuan pemahaman matematis yang merupakan salah satu intikator
siswa. KPM menurut Anderson (2001).

Soal nomor 6
Perhatikan gambar dibawah ini. Jika garis k dan l saling tegak lurus,
hitunglah gradien garis l.
Y

k
l

-4 0 X

-5

Salah satu contoh jawaban siswa untuk siswa kelas eksperimen seperti berikut
soal nomor 6 tersebut diberikan oleh ini.

Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman


Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
169 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Dari contoh jawaban di atas Secara keseluruhan, temuan


terlihat bahwa siswa ini menebak yang berkaitan dengan KPM siswa
koordinat titik (1,-1) dan titik (-2,-2) dari hasil penelitian ini meliputi hal-
terletak pada garis l. Ia tidak ingat lagi hal sebagai berikut:
bahwa persamaan garis l yang diminta a. Sebagian besar siswa tidak mampu
dapat ditentukan dengan mula-mula membuat gambar, tabel dan atau
menentukan gradien garis k agar diagram untuk membantunya
diperoleh gradien garis l, kemudian menyelesaikan masalah (soal).
menentukan satu titik yang dilalui Kemampuan ini merupakan aspek
garis tersebut. Dalam menentukan manafsirkan (interpreting) dalam
gradien garis l siswa seyogyanya tahu proses pemahaman matematis
sifat gradien dua garis saling menurut Anderson et.al. (2001).
berpotongan. Pada kegiatan kerja b. Pengetahuan dan keterampilan
kelompok, siswa ini memang kurang yang dimiliki siswa kurang
aktif sehingga hasil belajarnya tidak memadai.
optimal. c. Sebagian siswa lemah dalam
Walaupun masih rendah, untuk transfer pengetahuan ke dalam
soal nomor 6 ini kelas PBL situasi (masalah) baru. Ini
memperoleh hasil tes yang lebih baik menunjukkan lemahnya integrasi
dibanding kelas konvensional (kelas pengetahuan baru (salah satu
PBL memperoleh rata-rata skor 1,97 indikator kemampuan pemahaman)
sedangkan kelas konvensional 1,12 ke dalam struktur kognitif siswa.
pada skala 4). Demikian juga untuk d. Sebagian siswa masih lemah dalam
soal-soal KPM yang lainnya. Secara melakukan operasi aljabar sehingga
keseluruhan, capaian KPM siswa kelas mengalami kesulitan dalam
eksperimen lebih tinggi dari capaian menyelesaikan soal secara tuntas.
KPM kelas kendali, tetapi belum
cukup memuaskan (lihat Tabel 1), hal 2. Faktor Keterampilan Sosial
ini diduga karena waktu penelitian a. P
yang terlalu singkat sehingga tidak erbandingan Keterampilan Sosial
cukup signifikan mengubah kebiasaan (KS) Siswa berdasarkan Faktor
belajar siswa (dari siswa belajar pasif Pembelajaran
(teacher-centered) ke siswa belajar Tabel 3 menampilkan deskripsi
aktif (student-centered) seperti yang kuantitatif mengenai keterampilan
dituntut dalam PBL (Tan, 2008). sosial (KS) siswa berdasarkan faktor
pembelajaran (PBL, Biasa).

Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman


Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
170 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Tabel 3. Deskripsi Keterampilan Sosial Siswa Berdasarkan Faktor


Pembelajaran

Statistik
Pembelajaran Rata-rata Sb N
PBL 59,14 8,922 71
Biasa 54,24 8,997 74

Tabel 3 menunjukkan bahwa b. Interaksi antara Faktor


secara kuantitatif keterampilan sosial Pembelajaran dengan Faktor
siswa yang mendapat PBL berbeda KAM terhadap Keterampilan
dengan yang mendapat pembelajaran Sosial Siswa
biasa. Uji normalitas data dan uji Hasil uji statistik menunjukkan
homogenitas varians sebagai bahwa data KS siswa berdasarkan
persyaratan pengujian beda rata-rata faktor pembelajaran dan KAM
memberikan hasil yang signifikan berdistribusi normal dan bervarians
untuk data ini sehingga uji perbedaan homogen sehingga uji interaksi
rata-rata dilakukan melalui Anava satu dilakukan menggunakan uji Anava
jalur, hasilnya signifikan pada taraf dua jalur dalam analisis GLM,
alpha 0,05. Dengan demikian dapat hasilnya signifikan pada taraf alpha
disimpulkan bahwa pendekatan PBL 0,05. Artinya, tidak terdapat pengaruh
memberi pengaruh lebih baik terhadap gabungan antara faktor pembelajaran
keterampilan sosial siswa daripada dan faktor KAM terhadap pencapaian
pembelajaran biasa. keterampilan sosial siswa. Gambar 2
memperjelas hal tersebut.

Gambar 2. Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa berdasarkan


Pembelajaran dan KAM

c.
Interaksi antara Faktor Uji normalitas data dan
Pembelajaran dan Level Sekolah homogenitas varians telah dipenuhi
terhadap Keterampilan Sosial sehingga uji interaksi dilakukan
Siswa menggunakan Anava dua jalur dalam
GLM

Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman


Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
170 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Gambar 3. Grafik Rata-rata Skor KS berdasarkan Faktor Pembelajaran


dan Faktor Level Sekolah

Hasil uji interaksi menunjukkan tidak konvensional. Dengan demikikan dari


ada pengaruh gabungan antara faktor hasil penelitian ini nampak bahwa
pembelajaran dengan faktor level melalui pendekatan PBL, aspek-aspek
sekolah terhadap pencapaian keterampilan sosial dapat
keterampilan sosial (lihat Gambar 3). ditumbuhkembangkan secara lebih
Dari hasil penelitian ini dapat baik dibandingkan melalui
disimpulkan bahwa pendekatan PBL pembelajaran biasa. Dengan kata lain,
berpengaruh signifikan terhadap pendekatan PBL memberi pengaruh
pencapaian keterampilan sosial siswa. lebih baik terhadap capaian KS siswa
Kesimpulan tersebut sejalan dengan dibanding pembelajaran biasa (lihat
pernyataan Arends (2008), Cartledge Tabel 3).
& Milburn (1986), serta memperkuat Meskipun masih terdapat
temuan Kadir (2010) bahwa beberapa siswa mendominasi jalannya
pendekatan pembelajaran yang diskusi dalam kelompok sebagaimana
mengkondisikan siswa untuk terdapat juga siswa yang asyik dengan
berdiskusi, berinteraksi, saling dunianya sendiri seperti melamun
bertanya, saling menjelaskan untuk sehingga tidak mendukung jalannya
memecahkan masalah dalam proses pembelajaran, menurut Kadir
kelompok dan menampilkan hasil (2011) hal ini adalah mungkin terjadi
kerjanya di depan kelas dapat mengingat siswa-siswa yang ada di
mendorong tumbuhkembangnya kelas berasal dari keluarga yang
keterampilan sosial siswa. mungkin saja mendapat didikan yang
Dalam penelitian ini, ketika berbeda-beda dari orangtuanya.
siswa di kelas PBL bekerja Dengan kata lain, sudah tertanam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dalam diri setiap siswa yang namanya
dengan pemahaman matematis secara nilai, norma, dan konsep yang
kooperatif dalam kelompok kecil (satu merupakan bagian dari perkembangan
kelompok terdiri dari 5 orang siswa), mereka dan terbawa kemanapun
dari hari ke hari secara umum sifat mereka pergi.
aktif dan komunikatif siswa (tidak Ukuran keeratan hubungan
terlihat kaku) semakin meningkat, (korelasi) antara kemampuan
tidak demikian halnya pada kelas pemahaman matematis dan
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
172 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

keterampilan sosial siswa diukur pada level sekolah terhadap KS


tingkat signifikansi 0,05 tetapi siswa.
hasilnya tidak cukup tinggi. Walaupun c. Korelasi antara KPM dan KS
antara kemampuan pemahaman siswa tidak cukup kuat.
matematis dan keterampilan sosial
bersifat positif tetapi tidak cukup REKOMENDASI
tinggi (hanya 0,101). Korelasi yang Berdasarkan hasil penelitian
tidak cukup tinggi antara keterampilan mengenai pengaruh pendekatan PBL
sosial dan kemampuan pemahaman terhadap kemampuan pemahaman
matematis tersebut mungkin matematis dan keterampilan sosial
dikarenakan waktu penelitian kurang siswa SMP dikemukakan beberapa
memadai untuk mengungkap rekomendasi sebagai berikut.
kontribusi keterampilan sosial yang 1. PBL sebaiknya digunakan guru
sesungguhnya terhadap capaian KPM ketika pembelajaran ditujukan
siswa. Untuk keperluan ini perlu dalam rangka siswa meraih
dilakukan penelitian lebih lanjut. kemampuan pemahaman
matematis dan keterampilan sosial
KESIMPULAN SMP.
Berdasarkan analisis data hasil 2. Selama proses pembelajaran
penelitian ini dan pembahasannya berlangsung dengan pendekatan
dapat ditarik beberapa kesimpulan PBL, guru hendaknya benar-benar
sebagai berikut. mengamati kegiatan kelompok
1. Berkaitan Dengan Kemampuan dengan cermat, bersegera memberi
Pemahaman Matematis (KPM): respon (masukan maupun umpan
a. Secara keseluruhan pendekatan balik) terhadap pertanyaan siswa,
PBL memberikan pengaruh mentolerir kegaduhan karena
lebih baik terhadap capaian diskusi, menyemangati siswa
KPM siswa dibanding untuk sabar, ulet, jujur, memiliki
pembelajaran biasa. tenggang rasa, mendengarkan dan
b. Tidak terdapat interaksi antara menghargai pendapat teman,
faktor pembelajaran dan KAM bertanggungjawab terhadap tugas
terhadap KPM siswa. yang diberikan, serta memotivasi
c. Interaksi antara faktor siswa untuk berani
pembelajaran dan level sekolah mempresentasikan hasil kerjanya
terhadap KPM siswa tidak di depan kelas sehingga siswa
dapat diselidiki. mampu membangun pengetahuan
2. Berkaitan Dengan Keterampilan baru secara bermakna.
Sosial (KS): 3. Peneliti lain selanjutnya perlu
a. Secara keseluruhan, KS siswa mengkaji apakah pendekatan PBL
yang mendapat pendekatan memberi pengaruh signifikan
PBL lebih baik daripada siswa terhadap capaian kemampuan
yang mendapat pembelajaran berpikir matematis tingkat tinggi
biasa. lainnya dan terhadap aspek afektif
b. Terdapat interaksi antara faktor lainnya.
pembelajaran dan KAM, serta
antara faktor pembelajaran dan DAFTAR PUSTAKA
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
173 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Anderson, L.W., et al., (2001). A Grouws (Ed). Handbook of


Taxonomy for Learning, research on mathematics
Teaching, and Assessing. New teaching and learning: A project
York: Addison Wesley of the National Council of
Longman, Inc. Teachers of Mathematics. (pp.
65-97). New York, NY,
Arends, R.I. (2008). Learning to England: Macmillan Publishing
Teach, 6th Edition. Belajar untuk Co, Inc.
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Kadir. (2010). Penerapan
Pembelajaran Kontekstual
Branca, N.A., (1980). Problem Berbasis Potensi Pesisir
Solving as a Goal, Process, and Sebagai Upaya Peningkatan
Basic Skill. Dalam S. Krulik & Kemampuan Pemecahan
R.E. Reys (Eds). Problem Masalah Matematik,
Solving ini School Mathematics. Komunikasi Matematika, dan
1980 Yearbook. Reston, VA: Keterampilan Sosial Siswa
NCTM. SMP. Disertasi pada PPS UPI:
Tidak diterbitkan.
Carpenter, T.P., & Lehrer, R., (1999).
Teaching and Learning Kesumawati, N. (2010). Peningkatan
Mathematics with Kemampuan Pemahaman,
Understanding. Dalam E. Pemecahan Masalah dan
Fennema, & T.A. Romberg Disposisi Matematis Siswa
(Eds). Mathematics Classrooms SMP melalui Pendekatan
that Promote Understanding. Pendidikan Matematika
Mahwah: Lawrence Erlbaum Realistik. Disertasi pada PPS
Associates, Inc. UPI: Tidak diterbitkan.

Cartledge, G., & Milburn, J.F. (1986). Marzano, R.J. & Kendall, J.S. (2007).
Teaching Social Skills to The New Taxonomy of
Children. New York: Pergamon Educational Objectives.
Press. Thousand Oaks: Corwin Press

Christensen, T.E. (2011). What are NCTM. (2000). Principle and


Social Skills?. WiseGREEK. Standards for School Mathematics.
Last Modified Date: November, Reston: VA.
28 2011. Slavin, R., E. (2008). Psikologi
Pendidikan, Teori dan Praktik.
Depdiknas. (2006). Permendiknas Jakarta: PT Indeks.
No.22 tahun 2006. Jakarta :
Depdiknas. Shadiq, F., (2007). Laporan Hasil
Seminar dan Lokakarya
Hiebert, J. & Carpenter, T.P., (1992). Pembelajaran Mate-matika 15 –
Learning and Teaching with 16 Maret 2007 di P4TK (PPPG)
Understanding. Dalam D.A. Matematika. Yogyakarta.
Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung
174 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 162-174

Tridonanto. A. (2009). Melejitkan


Sudjana. (2005). Metode Statistika. Kecerdasan Emosional Buah
Bandung: Penerbit Tarsito. Hati. Jakarta: PT Elex Media
Computindo.
Suryadi, D. (2005). Penggunaan
Pendekatan Pembelajaran Tidak Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru
Langsung serta Pendekatan Matematika, Calon Guru
Gabungan Langsung dan Tidak Matematika, dan Siswa dalam
Langsung dalam Rangka Mata Pelajaran Matematika.
Meningkatkan Kemampuan Disertasi pada FPS IKIP
Matematik Tingkat Tinggi Siswa Bandung: Tidak diterbitkan.
SLTP. Disertasi pada FPS IKIP
Bandung: Tidak diterbitkan. Webe, A. (2009). Smart Teaching: 5
Metode Efektif Lejitkan Prestasi
Tan, O., S. (2008). Problem-based Siswa Didik. Yogyakarta:
Learning Innovation. Singapore: Percetakan Galangpress.
Thomson Learning.

Ani Minarni, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemahaman


Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri di Kota Bandung

You might also like