You are on page 1of 23

Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Desa

Berbasis Client-Server

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi


guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Komputer.

Peneliti:

Benny Setiawan (672004264)


Suprihadi, S.Si., M.Kom.
Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2013
2
3
4
Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Desa Berbasis Client-Server

1)
Benny Setiawan, 2)Suprihadi, 3)Ramos Somya
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)8ee@mail.com, 2) suprihadi@staff.uksw.edu, 3) ramos.somya@gmail.com

Abstract

Village Government in this case the village chief and village official, has the task
of organize and take care of the interests of local communities in the population. One of
the task is to help the Civil Registration Department to records the community
events,which are kinds of events experienced by the people which must be reported since
may bring changes to the Family Card, Identity Card and / or other residence certificate.
Problems faced by the village government is the unavailability of an information system
that supports the conditions of existing resources. The results of this condition are bad
documentation of demographic administration, such as, letters numbering and
duplicating. In this study designed a web application of Village Service Information
System. A client-server web applications model with a three-tier Model View Controller
design, and implemented using the CodeIgnitier framework the PHP programming
language and MySQL database. The Impact of the implementation of the Village Service
Information System is the capability Village Government to provide administrative
services to the people of population in online network.
Keywords: Village Government, Population, Web, Client-Server, Model View Controller

Abstrak

Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa dan Perangkat Desa, memiliki tugas
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat di wilayahnya. Salah satu
tugas tersebut adalah membantu Dinas Catatan Sipil di dalam mencatat peristiwa
kependudukan, yaitu kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena
membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda
Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya. Permasalahan yang dihadapi
pemerintahan desa adalah belum tersedianya suatu sistem informasi yang mendukung dan
sesuai dengan kondisi sumber daya yang ada. Hal ini berdampak pada dokumentasi
administrasi kependudukan yang kurang baik, antara lain penomoran surat tidak teratur
dan terjadi duplikasi penerbitan surat. Pada penelitian ini dirancang suatu aplikasi web
Sistem Informasi Pelayanan Desa. Aplikasi web yang dirancang berbasis client-server
model three-tier dengan arsitektur Model View Controller, dan diimplementasikan
menggunakan framework CodeIgnitier dengan bahasa pemrograman PHP dan basis data
MySQL. Dampak implementasi dari Sistem Informasi Pelayanan Desa adalah Pemerintah
Desa dapat memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakatnya
secara online.
Kata Kunci: Pemerintah Desa, Penduduk, Web, Client-Server, Model View Controller

1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat menimbulkan suatu


revolusi baru yang berupa peralihan sistem kerja konvensional ke era digital.
Perubahan ini juga telah merubah cara pandang setiap orang dalam melakukan
berbagai kegiatan, salah satunya adalah pada kegiatan instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan pelayanan administrasi desa yang merupakan sub sistem dari
sistem administrasi negara.
Sejalan dengan arah penyelenggara pelayanan administrasi desa, maka
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar dari
pelayanan desa perlu ditata dengan sebaik-baiknya dalam perbaikan pemerintahan
dan pembangunan. Dalam hal ini pemerintah desa sebagai ujung tombak
pendaftaran penduduk, membantu Dinas Catatan Sipil di dalam mencatat
peristiwa kependudukan, yaitu kejadian yang dialami penduduk yang harus
dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu
Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan
lainnya.
Sebuah permasalahan yang ada pada pemerintahan desa Mlatihardjo
Kabupaten Demak, yaitu perlu diperhatikan dalam pelayanan administrasi
terhadap masyarakat masih menggunakan sistem konvensional, yang
pelayanannya mewajibkan masyarakat harus datang ke kantor desa dan harus
langsung bertatap muka dengan kepala desa atau sekretaris desa untuk proses
validasi pengesahan pengurusan surat-surat data kependudukan. Hal tersebut
dinilai kurang efektif, apabila pejabat desa saat tidak ada di kantor desa karena
ada kepentingan atau tuntutan dari dinas. Akibatnya pelayanan tersebut terhambat
karena membutuhkan validasi dari kepala desa atau sekretaris desa. Selain itu,
dalam penyimpanan data-data kependudukan yang sangat banyak pemerintah desa
masih menggunakan kertas yang rawan rusak dan hilang. Sehingga pemerintah
desa kesulitan mencari data kependudukan karena pendokumentasian data
kependudukan yang tidak teratur. Pelayanan tersebut dirasa kurang efektif dan
efesien.
Pada penelitian ini dirancang suatu aplikasi web sistem informasi
pelayanan desa. Aplikasi web diimplementasikan dengan Model View Controller
(MVC), berbasis client-server menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis
data MySQL. Dengan demikian aplikasi web pada sistem informasi pelayanan
desa disajikan secara online, agar sistem informasi pelayanan desa dapat
dilaksanakan dimanapun dan kapanpun tidak terbatas ruang dan waktu. Sehingga
proses pengolahan data dapat dilakukan dengan tepat, akurat, aktual, dan cepat
dalam memberikan pelayanan administrasi desa secara online terhadap
masyarakat.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian berjudul Perancangan Sistem Administrasi Kependudukan di


Desa Trihanggo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Hasil penelitian berupa
aplikasi yang dapat membantu pihak pegawai di kantor Kelurahan Trihanggo

1
dalam pembuatan surat keterangan dan laporan kependudukan, dengan demikian
dapat mengefektifkan kinerja pegawai kelurahan dalam pengolahan data
penduduk [1].
Pada penelitian berjudul Analisis Dan Perancangan Sistem Administrasi
Kependudukan Pada Kantor Kelurahan Desa Banyuroto Dengan Menggunakan
Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000. Hasil Penelitian berupa aplikasi yang
dapat membantu pihak pegawai di kantor Kelurahan Banyuroto dalam pembuatan
laporan kependudukan, dengan demikian dapat mengefektifkan kinerja pegawai
kelurahan dalam pengolahan data penduduk [2].
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terkait dalam pelayanan
desa, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang suatu aplikasi web
sistem informasi pelayanan desa. Aplikasi web yang dirancang berbasis client-
server menggunakan arsitektur Model View Controller. Penelitian ini diharapkan
memudahkan kinerja pemerintah desa dalam hal mengelola data dan informasi
pelayanan administrasi desa, sehingga dalam pelayanan administrasi terhadap
masyarakat dapat dilakukan secara cepat dan tepat, serta mengurangi penggunaan
kertas dalam pembuatan surat keterangan dan laporan data kependudukan. Di
samping itu juga memudahkan pemerintah desa dalam hal pencarian data
kependudukan karena memiliki basis data kependudukan.
Penelitian yang dilakukan membahas tentang sistem informasi pelayanan
desa, client server dan Model View Controller.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, guna mendukung
operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [3].
Sedangkan dalam sistem informasi pelayanan desa membantu Dinas Catatan Sipil
di dalam mencatat peristiwa kependudukan, yaitu kejadian yang dialami
penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan
atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan
kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status
tinggal terbatas menjadi tinggal tetap [4].
Arsitektur client server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client
dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari
server [5]. Pada arsitektur client-server terdapat model two-tier dan model three-
tier/multi-tier.
Model two-tier merupakan lingkungan client/server secara tradisional.
Pada model ini suatu aplikasi dibagi menjadi dua entitas, yaitu aplikasi client dan
aplikasi server. Dalam konfigurasi yang tipikal, pembagian ini juga meliputi
pembagian perangkat lunak dan perangkat keras. Aplikasi client umumnya
diletakkan pada workstation yang digunakan oleh user, sedangkan server
merupakan suatu komputer yang diletakkan di bagian lain pada jaringan [6].
Model arsitektur dari two-tier terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Layanan Presentasi (Client Tier)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin
client. Lapisan ini berfungsi untuk menangani interaksi user dengan aplikasi.
- Layanan Data (Data Source Tier)

2
Layanan data merupakan sebuah database server atau DBMS (Database
Management Systems) yang menyediakan data bagi lapisan layanan client atau
presentasi. Skema model two tier dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Model Two Tier Client Server [6]

Sedangkan model three-tier atau disebut juga multi-tier merupakan


langkah pengembangan dari two-tier client/server. Hal ini berarti, setiap aplikasi
three-tier adalah client/server, namun tidak semua aplikasi client/server adalah
three-tier. Model three-tier menambahkan komponen ketiga di antara aplikasi
client dengan aplikasi server yang disebut middle tier atau layanan bisnis. Oleh
karena itu, dalam model ini pemrosesan disebarkan di antara tiga lapisan atau
lebih yaitu Layanan Presentasi (Client Tier); Layanan Bisnis (Business Tier) yaitu
layanan bisnis atau disebut dengan middle tier merupakan sebuah aplikasi yang
memberlakukan aturan-aturan bisnis, memproses data, dan mengelola transaksi.
Logika yang semula ditempatkan pada client dipindahkan ke dalam komponen
lapisan bisnis ini; Layanan Data (Data Source Tier) [6]. Skema model three tier
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Model Three Tier Client Server [6]

Arsitektur Model View Controller merupakan arsitektur yang sangat


berguna dalam melakukan pengembangan sebuah sistem. Arsitektur metode
Model View Controller dipisahkan dalam layer model, view, dan controller [7].

Gambar 3 Arsitektur model, view, controller [7]

Untuk dapat menerapkan arsitektur Model View Controller digunakan


teknologi Framework pada bahasa pemrograman. Framework dapat diartikan
sebagai alat yang digunakan untuk membantu dan memudahkan pembuatan situs
web. Framework dapat diartikan sebagai kumpulan perintah atau fungsi dasar

3
yang dapat membantu menyelesaikan proses-proses yang kompleks, namun pihak
developer tetap harus menulis kode sendiri dan harus menyesuaikan dengan
lingkungan framework yang digunakan [8].
Sebuah framework selain menyediakan lingkungan pengembangan sendiri-
sendiri juga menyediakan berbagai macam fungsi siap pakai yang bisa digunakan
dalam pembuatan situs web. Fungsi tersebut merupakan pengembangan atau
penyesuaian fungsi asli PHP agar lebih mudah digunakan atau agar lebih sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
Tujuan dari pembuatan framework CodeIgniter ini menurut panduan
penggunaan adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan
untuk pengembangan proyek pembuatan situs web dengan cara penggunaan kode
program secara manual, dengan menyediakan banyak sekali pustaka yang
dibutuhkan dalam pembuatan situs web, dengan antarmuka yang sederhana dan
struktur logika untuk mengakses pustaka yang dibutuhkan. CodeIgniter
membiarkan developer untuk memfokuskan diri pada pembuatan situs web
dengan meminimalkan pembuatan kode untuk berbagai tujuan pembuatan situs
web.

3. Metode Perancangan Sistem

Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah


model prototype. Model prototype merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan
informasi tertentu mengenai kebutuhan-kebutuhan informasi pengguna secara
cepat. Dengan metode prototype ini pengembang dan pengguna dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Secara lengkap, alur model
prototype akan digambarkan seperti pada Gambar 4.

Gambar 4 Prototype Model [9]

Pada tahapan pertama, yaitu listen to customer atau information gathering


tentang kebutuhan aplikasi yang akan dibangun, dilakukan tahap wawancara
dengan petugas aparat desa. Setelah mengetahui kebutuhan umum aplikasi yang
akan di bangun maka dilakukan studi pustaka tentang bagaimana membuat suatu
aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan data kependudukan Tahapan
selanjutnya dalam metode prototype yaitu build/revise mock-up atau membangun
aplikasi secara cepat. Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi secara cepat,
lebih memfokuskan pada input output aplikasi sesuai dengan kebutuhan umum
yang diketahui pada tahap pertama. Tahap ini menghasilkan prototype 1. Tahap
akhir melakukan uji dan evaluasi prototype oleh user. Evaluasi prototype

4
digunakan untuk mendapatkan umpan balik apakah aplikasi sudah sesuai dengan
kebutuhan user. Tahap ini dilakukan kepada pemerintah desa di Kabupaten
Demak. Evaluasi dilakukan dengan cara wawancara. Jika hasil uji dan evaluasi
prototype belum sesuai dengan kebutuhan user, maka dilakukan proses perbaikan
dimulai kembali ke tahap awal dan dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Dalam tahap perancangan sistem terdapat perancangan arsitektur dan
perancangan proses. Pada Gambar 5 dijelaskan bahwa perancangan arsitektur
Client-Server pada aplikasi sistem informasi pelayanan desa menggunakan tiga
layer, yaitu client layer, middle layer, server layer. Pada client layer digunakan
untuk kebutuhan interface, antara lain bagi admin, penduduk, operator, kepala
desa dan sekretaris desa. Pada middle layer berisi bussines logic dari sistem
informasi pelayanan desa, antara lain proses login, proses buat surat, penomoran
surat dan cetak surat. Sedangkan pada server layer berisi sumber-sumber data dan
tempat penyimpanan data yang terdapat pada database server. Aplikasi client-
server model three-tier sangat tepat jika dipadukan dengan arsitektur MVC,
dimana aplikasi view diletakkan pada client layer, model dan controller diletakkan
pada middle layer, sedangkan data pada server layer. Dengan menggunakan
arsitektur MVC maka proses pengembangan aplikasi dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat karena hanya merubah struktur class yang terkait dengan
pengembangan aplikasi.

Gambar 5 Arsitektur Client-Server Sistem Informasi Pelayanan Desa

Diagram alir pada Gambar 6 menggambarkan proses pelayanan


administrasi desa. Dimulai halaman awal, penduduk melakukan proses input NIK
penduduk. Penduduk memilih jenis surat untuk melakukan proses pembuatan
permohonan surat keterangan yang akan dikirimkan ke operator sebagai aparat
pemerintahan desa. Jika permohonan surat diterima maka operator memilih
pimpinan desa yang berwenang menandatangi surat keterangan dan dikirimkan ke
pimpinan desa, jika surat permohonan ditolak maka operator melakukan input
alasan surat keterangan dan mengirimkan pemberitahuan atau notifikasi ke
penduduk. Dari halaman pimpinan desa, jika permohanan surat keterangan
diterima maka Kades atau Sekdes melakukan proses input surat keterangan
administrasi penduduk dengan tanda tangan digital Kades atau Sekdes. Jika
permohonan surat ditolak maka Kades atau Sekdes melakukan input alasan surat
keterangan dan mengirimkan pemberitahuan atau notifikasi ke penduduk.

5
Gambar 6 Diagram Alir Proses Pelayanan Administrasi Desa

Diagram alir pada Gambar 7 menggambarkan proses cetak surat. Dimulai


halaman awal, penduduk melakukan proses input NIK penduduk. Penduduk pilih
jenis surat yang sudah tervalidasi untuk melakukan proses cetak surat keterangan.
Jika validasi Kades maka surat keterangan dengan cap stampel Kades, jika tidak
maka surat keterangan dengan cap stempel pemerintahan desa. Jika penduduk
melakukan pengulangan cetak surat keterangan maka pada surat keterangan
terdapat salinan surat administrasi penduduk.

Gambar 7 Diagram Alir Proses Pelayanan Administrasi Desa

6
Perancangan aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa ini dirancang
menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai pemodelan sistem.
UML menyediakan beberapa diagram dalam proses perancangan sistem. Dalam
sistem yang akan dibuat akan digunakan beberapa diagram, yaitu: use case
diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Sebuah use case
merepresentasikan keseluruhan kerja sistem secara garis besar dan juga
mempresentasikan interaksi antara aktor dengan sistem yang dibangun serta
menggambarkan fungsionalitas yang dapat diberikan sistem kepada user. Use
case diagram menggambarkan interaksi antara actor dengan proses atau sistem
yang dibuat. Use case diagram mempunyai beberapa bagian penting seperti:
Actor, Use Case dan Relasi. Actor merupakan bagian dari use case yang bertindak
sebagai subyek (pelaku) dalam suatu proses. Use case adalah proses-proses yang
terjadi dalam suatu software. Use Case juga menggambarkan apa yang sedang
dilakukan oleh seorang actor. Relasi menggambarkan hubungan antara actor dan
use case.

Gambar 8 Use Case Diagram Aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa

Gambar 8 merupakan use case diagram aplikasi Sistem Informasi Pelayanan


Desa. Dijelaskan bahwa dari aplikasi sistem informasi pelayanan desa terdapat actor

7
admin (aparat desa), actor operator (aparat desa), actor kepala desa, actor
sekretaris desa dan actor penduduk. Actor admin memiliki hak akses untuk input
profil desa, input data kartu keluarga, edit jenis surat, input jenis surat, input daftar
pimpinan desa, input data penduduk, dan mengganti password. Actor operator
memiliki hak akses untuk membuat surat keterangan, menerima dan menolak
daftar surat permohonan penduduk, mencetak surat permohonan yang sudah
divalidasi pimpinan desa, dan mengganti password. Actor kepala desa dan
sekretaris desa memiliki hak akses memvalidasi surat permohonan yang
dikirimkan oleh operator. Actor penduduk memliki hak akses membuat surat
permohonan, mencetak surat permohonan yang sudah divalidasi oleh pimpinan
desa dan mengganti password.
Activity diagram menggambarkan aliran aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram admin merupakan
aktifitas yang biasa dilakukan oleh petugas pemerintahan desa. Aktivitas-aktivitas
tersebut di antaranya adalah: melakukan proses login; update profil desa; input,
edit dan melihat data kartu keluarga; mengedit jenis surat yang berhak
menandatangani surat permohonan penduduk; input, edit dan melihat daftar
pimpinan desa; melihat, input, edit dan hapus data penduduk; mengganti
password; serta melakukan proses logout. Activity diagram operator merupakan
aktifitas yang biasa dilakukan oleh petugas pemerintahan desa. Aktivitas-aktivitas
tersebut diantaranya adalah: membuat surat keterangan secara offline; menerima
dan menolak daftar surat permohonan penduduk; mencetak surat keterangan yang
sudah divalidasi pimpinan desa; mengganti password; serta melakukan proses
logout. Activity diagram pimpinan merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh
kepala desa dan sekretaris desa. Aktivitas-aktivitas tersebut di antaranya adalah
memvalidasi surat permohonan penduduk yang dikirimkan oleh operator dan
melakukan proses logout.

Gambar 9 Activity Diagram Penduduk

8
Pada Gambar 9 merupakan Activity diagram penduduk yang biasa
dilakukan masyarakat desa. Aktivitasnya membuat surat permohonan secara
online, mencetak surat permohonan yang sudah divalidasi oleh kepala desa atau
sekretaris desa, dan mengganti password, serta melakukan proses logout.
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Gambar 10 Sequence Diagram Permohonan Surat Aktor Penduduk

Pada Gambar 10 merupakan sequence diagram untuk proses permohonan


surat yang dilakukan oleh aktor penduduk. Tahap awal untuk proses permohonan
surat dimulai dengan proses login sebagai penduduk pada halaman awal dengan
memasukkan username dan password, jika login berhasil akan masuk ke home
penduduk, jika login tidak berhasil akan kembali ke halaman awal. Pada home,
penduduk memilih menu buat surat keterangan. Setelah itu pilih jenis surat dan
input keterangan untuk melakukan proses permohonan surat dan melakukan
logout.
Class diagram menggambarkan interaksi antar class serta atribut-atribut
yang melekat pada class tersebut.

9
Gambar 11 Class Diagram Aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa

Class diagram pada Gambar 11 merupakan perancangan class yang akan


dibuat pada aplikasi web Sistem Informasi Pelayanan Desa, meliputi: class admin,
class penduduk, class operator, class lurah, class carik, class mod_desa, class
mod_login, class mod_penduduk, class mod_pimpinan.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan merupakan bagian yang menampilkan


implementasi, pengujian, dan hasil analisis disertai pembahasannya tiap masing-
masing bagian. Pada tahap implementasi dihasilkan sebuah aplikasi Sistem
Informasi Pelayanan Desa berbasis web. Perancangan aplikasi ini dirancang
dengan mengimplementasikan MVC (Model View Controller) dengan teknologi
Framework CodeIgneter melalui tahap perancangan prototype.
Sistem ini dibuat melalui beberapa tahap prototype, tahap perancangan
prototype dapat dilihat pada dokumentasi prototyping.

10
Prototype I: Listen to Customer: pada tanggal 16-18 Desember 2012 di
Desa Mlatiharjo Kab. Demak. Pada tahap ini dilakukan information gathering
tentang aplikasi yang akan dibangun, melalui metode interview dengan
pemerintah desa; Build / Revise Mock-Up: pada tahap ini dilakukan perancangan
sistem dan web design untuk aplikasi sistem informasi pelayanan desa. Tahap ini
menghasilkan prototype I berupa design sistem informasi pelayanan desa;
Customer Test-Drives Mock-Up: Pada tahap ini, prototype I diuji coba oleh tim
riset menghasilkan beberapa evaluasi, antara lain: aplikasi sistem informasi
pelayanan desa telah dibangun dan dapat diimplementasikan untuk melakukan
input data penduduk dan cetak permohonan surat keterangan, pada proses input
data penduduk diperlukan penambahan field foto, cap jempol dan tanda tangan,
pada proses input pimpinan desa diperlukan penambahan masa jabatan tanggal
awal dan tanggal akhir, pada proses kelola administrasi diperlukan penambahan
kelola dukuh, RT dan RW, masih terdapat kesalahan dan kekurangan pada
prototype 1, yaitu masih terdapat error pada proses format cetak surat KK dan
format surat permohonan KTP.
Prototype II: Build / Revise Mock-Up: Pada tahap ini dihasilkan prototype
II sistem informasi pelayanan desa; Customer Test-Drives Mock-Up: Uji coba
prototype II oleh tim riset menghasilkan beberapa evaluasi, antara lain: pada
proses input pimpinan desa penambahan masa jabatan tanggal awal dan tanggal
akhir sudah tersedia, pada proses kelola administrasi penambahan kelola dukuh,
RT dan RW sudah tersedia, pada proses format cetak surat KK dan format surat
permohonan KTP sudah benar.
Prototype III: Build / Revise Mock-Up: Perancangan dan implementasi
aplikasi tahap ke-3. Pada tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan kekurangan
prototype II dan menyelesaikan web design yang baru; Customer Test-Drives
Mock-Up: pada tanggal 2 Mei 2013 uji coba prototype III oleh pemerintah desa.
Uji coba prototype III dilakukan di Desa Mlatiharjo Kab. Demak.
Gambar 12 merupakan arsitektur Model View Controller (MVC) pada
sistem informasi pelayanan desa. Pada client layer digunakan untuk kebutuhan
interface, pada layer ini memiliki aplikasi web bagi penduduk, admin, operator
dan pimpinan. Pada middle layer berisi logic process dan manajemen data, pada
middle layer memiliki aplikasi web server. Pada server layer berisi sumber-
sumber data yang terdapat pada database server.

Gambar 12 Arsitektur Model View Controller Sistem Informasi Pelayanan Desa

11
Mekanisme kinerja MVC pada aplikasi yang dibuat terlilhat pada gambar
12, ketika suatu alamat URL dibuka maka akan mengakses controller (yang ada
dalam folder controllers) untuk menjalankan fungsi. Sebagai contoh, penerapan
skema arsitektur MVC pada aplikasi adalah saat proses login, yaitu user masuk ke
halaman awal Sistem Informasi Pelayanan Desa. Saat melakukan pilihan pada
login akan dipanggil controller depan.php dan controller depan.php memanggil
view depan.php. Setelah user mengisi data dan melakukan pilihan login
selanjutnya controller melakukan pengecekan username apakah sudah pernah
digunakan oleh user yang lain atau belum, jika belum maka controller akan
masuk ke bagian model. Pada bagian model data registrasi yang di-input akan
disimpan di database, setelah tersimpan kembali lagi ke controller.
Aplikasi yang dibangun berbasis web dan dibuat menggunakan
Framework CodeIgniter. Framework CodeIgniter adalah framework yang berbasis
Model View Conttroller yang memisahkan aplikasi logika dengan presentasi pada
halaman web. Oleh sebab itu diperlukan perancangan untuk masing-masing
model, view dan controller.
Model banyak berisikian bagian-bagian yang mengelola data dengan
sistem query database, mengambil dan menyimpan data, menghapus data,
mengurutkan data, mencari data dan proses lainnya yang berhubungan dengan
pengelolaan data. View bertugas mengelola tampilan aplikasi. Sesuai dengan
namanya, view merupakan bagian yang dapat dilihat dan dikelola oleh user.
Bagian ini umumnya terdiri dari tombol-tombol, tabs, check list, combo box, teks,
audio, button, list, table, dan lain-lain. Perancangan yang dilakukan pada bagian
View dikelompokkan dalam package-package untuk lebih memudahkan dalam
pengembangan. Controller bertugas untuk menghubungkan antara bagian model
dan bagian view. Bagian ini umumnya menangani request yang disampaikan saat
user melalui bagian view untuk mencari padanan model yang sesuai dengan
request tersebut. Controller juga bertugas untuk menyampaikan hasil request
kembali kepada user melalui bagian view, misalnya dalam bentuk list, text, table,
atau grafik.

Gambar 13 Permohonan Surat Keterangan Online

12
Gambar 13 menjelaskan proses permohonan surat keterangan secara
online pada sistem informasi pelayanan desa yang dilakukan oleh penduduk.
Proses permohonan surat keterangan online diatur dalam tampilan
tambah_surat.php pada folder views/penduduk dan kode program tersebut dapat
dilihat pada Kode Program 1.

Kode Program 1 Proses Permohonan Surat Keterangan Online pada tambah_surat.php


1. <form enctype="multipart/form-data" id="update_profil" method="post"
action="<?php echo base_url() . "penduduk/simpan_tambah_surat" ?>">
2. ...
3. <button type="submit" name="submit" value="submit" class="btn btn-
primary">Buat Surat</button>
4. ...
5. <script type="text/javascript">
6. validator = $('#update_profil').validate({
7. errorLabelContainer: '#message',
8. wrapper:'li',
9. rules:{
10. jenis:{required:true},
11. keterangan:{required:true}
12. },
13. messages:{
14. jenis:{required:' + Jenis Surat harus dipilih'},
15. keterangan:{required:' + Keterangan harus diisi'}
16. }
17. });
18. </script>

Penjelasan Kode Program 1 sebagai berikut: baris 1 tag mengirim data,


baris 3 button untuk mengirim data, baris 5-18 untuk validasi data melalui
javascript.
Proses permohonan surat keterangan online pada sistem informasi
pelayanan desa juga diatur dalam class penduduk.php pada folder controllers.
Kode program tersebut ditunjukkan pada Kode Program 2.

Kode Program 2 Proses Permohonan Surat Keterangan Online pada Controller penduduk.php
1. $id = $this->input->post('id');
2. $kk = $this->input->post('kk');
3. $jenis = $this->input->post('jenis');
4. $keterangan = $this->input->post('keterangan');
5. $tanggal = date('Y-m-d');
6. $data = array(
7. "penduduk"=>$id,
8. "no_kk"=>$kk,
9. "jenis_surat"=>$jenis,
10. "keterangan"=>$keterangan,
11. "tanggal_buat"=>$tanggal
12. );
13. $this->mpenduduk->insertDataSurat($data);
14. redirect('penduduk/cetak_surat');

Penjelasan Kode Program 2 sebagai berikut: baris 1 - 4 mengambil data


dari user, baris 5 mengambil tanggal sistem hari ini, baris 6 - 13 menambah surat
database melalui model, baris 14 mengembalikan data ke halaman penduduk
cetak surat.
Proses permohonan surat keterangan pada sistem informasi pelayanan desa
juga diatur dalam mod_penduduk.php pada folder models dan kode program
tersebut dapat dilihat pada Kode Program 3.

13
Kode Program 3 Proses Permohonan Surat Keterangan Online pada Models Class
mod_penduduk.php
1. function insertDataSurat($data) {
2. $this->db->insert('tbl_surat', $data);
3. }

Penjelasan Kode Program 3 sebagai berikut: baris 1 nama fungsi, baris 2


sintak/kode menambahkan ke database, baris 3 penutup fungsi

Gambar 14.Validasi Permohonan Surat Actor Operator

Gambar 14 menjelaskan proses validasi permohonan surat keterangan


pada sistem informasi pelayanan desa yang dilakukan oleh operator atau petugas
pemerintah desa. Proses validasi permohonan surat diatur dalam tampilan
permohonan_acc.php pada folder views/operator dan kode program tersebut dapat
dilihat pada Kode Program 4.
Kode Program 4 Proses Validasi Permohonan Surat pada permohonan_acc.php
1. <td><a href="<?php echo base_url(); ?>operator/terima_surat/<?php echo
$value->id; ?>" class="btn btn-warning"> Terima</a></td>

Penjelasan Kode Program 4 pada baris 1, menjelaskan link untuk proses


menerima surat.
Proses validasi permohonan surat pada sistem informasi pelayanan desa
juga diatur dalam class operator.php pada folder controllers. Kode program
tersebut ditunjukkan pada Kode Program 5.

Kode Program 5 Proses Validasi Permohonan Surat pada Controller operator.php


1. $tanggal = date("Y-m-d");
2. $data = array(
3. "tanggal_acc_operator"=>$tanggal,
4. "acc_operator"=>1
5. );
6. $this->mpenduduk->updateDataSurat($id,$data);
7. redirect('operator/permohonan');

Penjelasan Kode Program 5 sebagai berikut: baris 1 mengambil tanggal


sistem hari ini, baris 2-6 proses mengubah data surat ke data base melalui model,
baris 7 mengembalikan ke halaman operator permohonan.

14
Proses validasi permohonan surat pada sistem informasi pelayanan desa
diatur dalam mod_penduduk.php pada folder models dan kode program tersebut
dapat dilihat pada Kode Program 6.

Kode Program 6 Proses Validasi Permohonan Surat pada Models Class mod_penduduk.php
1. function updateDataSurat($id, $data) {
2. $this->db->where('id', $id);
3. $this->db->update('tbl_surat', $data);}

Penjelasan Kode Program 6 sebagai berikut: baris 1 nama fungsi, baris 2-3 proses
mengubah data ke tbl_surat.

Gambar 15 Validasi Permohonan Surat Actor Pimpinan

Gambar 15 menjelaskan proses validasi permohonan surat keterangan


pada sistem informasi pelayanan desa dilakukan oleh kepala desa atau sekretaris
desa. Proses validasi permohonan surat diatur dalam tampilan
permohonan_acc.php pada folder views/lurah dan kode program tersebut dapat
dilihat pada Kode Program 7.

Kode Program 7 Proses Validasi Permohonan Surat pada permohonan_acc.php


1. <td><a href="<?php echo base_url(); ?>lurah/terima_surat/<?php echo
$value->id; ?>" class="btn btn-warning"> Terima</a></td>

Penjelasan Kode Program 7 pada baris 1, menjelaskan link untuk proses


menerima surat.
Proses validasi permohonan surat keterangan pada sistem informasi
pelayanan desa juga diatur dalam class lurah.php pada folder controllers. Kode
program tersebut ditunjukkan pada Kode Program 8.

Kode Program 8 Proses Validasi Permohonan Surat Keterangan pada Controller lurah.php
1. $tanggal = date("Y-m-d");
2. $data = array(
3. "tanggal_acc_pemimpin"=>$tanggal,
4. "acc_pimpinan"=>1
5. );
6. $this->mpenduduk->updateDataSurat($id,$data);
7. redirect('lurah/validasi_surat');

15
Penjelasan Kode Program 8 sebagai berikut: baris 1 mengambil tanggal
sistem hari ini, baris 2-6 proses mengubah data surat ke data base melalui model,
baris 7 mengembalikan ke halaman lurah validasi surat.
Proses validasi permohonan surat keterangan pada sistem informasi
pelayanan desa diatur dalam mod_penduduk.php pada folder models dan kode
program tersebut dapat dilihat pada Kode Program 9.

Kode Program 9 Proses Validasi Permohonan Surat pada Models Class mod_penduduk.php
1. function updateDataSurat($id, $data) {
2. $this->db->where('id', $id);
3. $this->db->update('tbl_surat', $data);}

Penjelasan Kode Program 9 sebagai berikut: baris 1 nama fungsi, baris 2-3
proses mengubah data ke tbl_surat.

Uji sistem dilakukan untuk memastikan komponen-komponen dari sistem


telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Dipergunakan metode black box
untuk melakukan uji sistem, dimana dilakukan pengujian spesifikasi terhadap
suatu fungsi atau modul apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Pengujian ini fokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak,
khususnya dilakukan pada menu-menu/layanan yang dapat diakses oleh penduduk
dan para petugas pemerintahan desa pada Sistem Informasi Pelayanan Desa.
Rincian uji sistem ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Uji Sistem Black Box
Aktivitas Status
No Aktor Input Output
dan Event Pengujian
1 All Login Input form username Link ke home masing- Valid
& password masing actor
Input form registrasi Jika masih terdapat Valid
dengan tidak lengkap field yang belum diisi
dengan lengkap, maka
akan muncul username
/ password dibutuhkan
Setting Input Pass Baru & Password telah diganti, Valid
Password Lama silahkan logout dan
login kembali
2 Admin Menu KK Input, edit, hapus, Daftar KK Valid
dan search Data KK
Menu Jenis Search dan Edit Jenis Daftar Jenis Surat Valid
Surat Surat
Menu Input, edit, hapus, Daftar Pimpinan Valid
Pimpinan dan search Data
Pimpinan
Menu Input, edit, hapus dan Daftar Data Penduduk Valid
Penduduk search Data
Penduduk
3 Penduduk Buat Surat Input Jenis Surat dan Daftar Surat Valid
draft Surat Permohonan Penduduk
Cetak Surat Pilih Cetak Cetak Surat Keterangan Valid

16
4 Operator Buat Surat Input Jenis Surat dan Daftar Surat Valid
draft Surat Permohonan Penduduk
Menu Terima dan Tolak Daftar Surat Valid
Permohonan Permohonan
Surat
Cetak Surat Pilih Cetak Cetak Permohonan
Surat Keterangan
5 Pimpinan Validasi Terima dan Tolak Daftar Surat Valid
Surat Permohonan

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1, diperoleh hasil bahwa aplikasi


ini sudah berjalan secara fungsional sesuai dengan yang diharapkan. Aplikasi web
pada Sistem Informasi Pelayanan Desa diuji kepada petugas pemerintah desa.
Tabel 2 merupakan hasil uji sistem kepada responden sebanyak 10 orang
responden.
Tabel 2 Hasil Uji Sistem Terhadap Responden
Pernyataan Responden (%)
No Jenis Pernyataan
STS TS TT S SS
Registrasi
1. Regitrasi sebagai penduduk mudah - - - 75 25
diproses.
2. Proses login mudah dilakukan. - - - 50 50
Pendataan Penduduk
3. Proses input pimpinan mudah - - - 60 40
dilakukan.
4 Proses input data KK mudah - - 5 70 25
dilakukan
5. Proses input penduduk mudah - - - 65 35
dilakukan
6. Proses edit penduduk mudah - - - 60 40
dilakukan
Pembuatan Surat Keterangan
7. Proses Pembuatan Surat mudah - - - 70 30
dilakukan.
8. Proses cetak surat mudah dilakukan. - - - 10 90
Petunjuk Pemakaian dan Pesan Kesalahan
9. Pesan kesalahan mudah dipahami. - - - 90 10
10 Petunjuk pemakaian aplikasi mudah - - - 60 40
dimengerti.
Rata-rata persentase 0.5 61 38.5

Berdasarkan Tabel 5 hasil uji sistem terhadap 10 orang responden


diperoleh hasil yaitu sebanyak 38.5% responden menyatakan sangat setuju, 61%
responden menyatakan setuju, dan sisanya sebesar 0.5% responden menyatakan
tidak tahu. Dengan demikian, aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa menurut
responden masih dalam tahap pengembangan sistem dan sudah sesuai dengan
kebutuhan penduduk desa.

17
5. Simpulan

Berdasarkan hasil dari perancangan aplikasi web berbasis client-server


menggunakan metode Model View Controller pada Sistem Informasi Pelayanan
Desa, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan Model View Controller pada
arsitektur aplikasi client-server memudahkan di dalam tahap pengembangan
aplikasi web. Hasil implementasi dari perancangan Sistem Informasi Pelayanan
Desa dapat memberikan sistem informasi pelayanan desa secara online. Saran
pengembangan yaitu dibutuhkan desain tampilan antarmuka yang mudah
dipahami bagi penduduk dengan berbagai latar belakang pendidikan dan mudah
digunakan dengan cara desain yang mendukung fasilitas monitor touchscreen.

6. Pustaka

[1] Sari, YR, 2012, Perancangan Sistem Administrasi Kependudukan Di Desa


Trihanggo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman,
http://repository.amikom.ac.id/index.php/detail/2816/PERANCANGAN%
20SISTEM%20ADMINISTRASI%20KEPENDUDUKAN%20DI%20DE
SA%20TRIHANGGO%20KECAMATAN%20GAMPING%20KABUPA
TEN%20SLEMAN, Diakses tanggal 21 Februari 2013.
[2] Sukapti, 2012, Analisis dan Perancangan Sistem Administrasi
Kependudukan pada Kantor Kelurahan Desa Banyuroto Dengan
Menggunakan Vusual Basic 6.0 dan SQL Server 2000,
http://repository.amikom.ac.id/files/Naskah_Publikasi%2005.11.0920.pdf,
Diakses tanggal 21 Februari 2013.
[3] Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta:
Penerbit Andi.
[4] Mendagri RI, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2012, http://www.kemendagri.go.id/produk-
hukum/category/peraturan-menteri/000008, Diakses tanggal 23 April
2013.
[5] Zuliardi, 2006, Jaringan Client Server,
http://www.wimpermana.web.ugm.ac.id/budi_s/wp-
content/client_server.pdf, Diakses tanggal 22 April 2013
[6] Pujiyono, 2004, Perbandingan Model Two-Tier dengan Three-Tier dalam
Asritektur Client/Server untuk Mengolah Perintah Query pada Aplikasi
Database,
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1810/1589, Diakses
tanggal 22 April 2013
[7] eNode Inc, 2002, Arsitektur model, view, controller. Yogyakarta: Skripta
Media.
[8] User_guide, http://codeigniter.com, Diakses tanggal 12 Desember 2012.
[9] Pressman, 2001, Software Enginering: A Practicioner’s Approach 5th
Edition, America: Mc. Graw Hill.

18

You might also like