You are on page 1of 10

JISKa, Vol. XX, No. XX, BULAN, TAHUN, Pp.

1 – 10
ISSN: 2527 – 5836 (print) | 2528 – 0074 (online)

Rancang Sistem Informasi Desa Berbasis Android Pada Desa Suka


Damai Menuju Desa Smart Village
Muhammad Wardhani(20206052006) (1)
1
Magister Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
e-mail : 20206052006@student.uin-suka.ac.id

Abstract
Sukadamai Village is a village located in the Manggelewa District, Dompu Regency, West Nusa
Tenggara Province. Sukadamai village is a village that is located far from the city, village
administration services are one of the important services for the community. Smart Village is a
smart village concept that utilizes the development of information technology that is useful for
advancing the village, especially Sukapeace village. Based on the population data processing
procedures carried out, there were problems such as the administrative service process, the data
processing carried out as a whole was still manual, namely by recording in books and print media
through the media office and also the necessity of villagers to go to the village office in making
administrative and information needs. From these problems the authors build a Android-based
village information system that is used to facilitate the village government and the community in
the process of making administrative integrity and delivering information. The index value
obtained from the calculation is 86%, it can be concluded that of the 30 respondents "VERY
AGREE" with the android-based village information system that was created. This study aims to
take advantage of the development of information system technology to get to the Smart Village
village in Sukapeace village and the trials carried out and have been declared effective and
feasible to be implemented.
Keywords: Smart Village, Information Systems,Android

Abstrak
Desa Sukadamai merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Manggelewa, Kabupaten
Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa sukadamai termaksud desa ang letaknya jauh dari
kota, pelayanan administrasi desa merupakan salah satu pelayanan penting bagi masyarakat.
Smart Village merupakan konsep desa pintar yang memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi yang berguna untuk memajukan desa khususnya desa Sukadamai. Berdasarkan
prosedur pengolahan data penduduk yang dilakukan terdapat permasalahan seperti proses
pelayanan administrasi, pengolahan data yang dilakukan secara keseluruhan masih manual yaitu
dengan pencatatan pada buku maupun media cetak melalui media office dan juga keharusan
warga desa untuk menuju kantor desa dalam pembuatan kebutuhan administrasi maupun
informasi. Dari permasalahan tersebut penulis membangun sistem informasi desa berbasis
Android yang digunakan untuk mempermudah pemerintah desa maupun mayarakat dalam
proses pembuatan keutuhan administrasi dan penyampaian informasi. Nilai Indeks yang
didapatkan dari perhitungan adalah 86%, maka dapat disimpulkan bahwa dari 30 responden
“SANGAT SETUJU” dengan adanyasistem informasi desa berbasis android yang di buat.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi sistem informasi untuk
menuju desa Smart Village pada desa Sukadamai dan uji coba yang dilakukan dan telah
dinyatakan efktif serta layak untuk di terapkan.
Kata Kunci: Smart Village, sistem informasi,android

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
JISKa ISSN:2527–5836 (print) | 2528–0074 (online) ■ 114
1. Pendahuluan

Desa Sukadamai merupakan desa yang terletak di wilayah Kecamatan Manggelewa Kabupaten
Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan data yang di dapatkan pada desa
Sukadamai jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 3323 jiwa dari 223 Kepala keluarga.
Desa Sukadamai terdapat tiga dusun yaitu dusun samangawa, dusun makmurdamai, dan dusun
worojaya dengan luas wilayah 900km2. Penggunaan internet pada desa Sukadamai cukup stabil,
hampir seluruh warga masyarakat desa paham tentang perkembangan teknologi dan
menggunakan Smartphone. Pemanfaatan teknologi informasi telah banyak diterapkan baik
dibidang industri maupun pemerintahan, hal tersbut dapat terlihat dalam perkembangan dan
pembangunan suatu desa dalam segi ekonomi, pendidikan maupun pelayanan(Pamekasan,
2020). Penerapan teknologi pada daerah pedesaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
layanan desa terhadap masyarakat sehingga mengurangi pemikiran terhadap ketertinggalan
desa yang biasa disebut dengan Smart Village.(Rachmawati, 2018)

Berdasarkan pemantauan dan analisis secara langsung di lapangan, Pelayanan Desa secara
manual yang saat ini digunakan pada Kantor Desa Sukadamai masih memiliki beberapa
kelemahan di antaranya ketidakjelasan prosedur yang diketahui masyarakat membuat waktu
pengurusan administrasi dan mendapat informasi di kantor Desa menjadi lebih lama, tidak semua
tenaga perangkat Desa memiliki kemampuan komputer dalam membuat surat-surat yang
seragam, apalagi jika tenaga yang terkait berhalangan hadir. Ini membuat pelayanan pada Kantor
Desa sangat tergantung pada tenaga administratif tertentu hal ini kurang baik secara sistem.
Adanya perbedaan kemampuan sumber daya manusia dalam mengoperasikan komputer juga
mengakibatkan pelayanan di dalam Desa menjadi tidak seragam. Masyarakat merasa kurang
dan sulit mendapatkan informasi yang diberikan kepada masyarakat kurang jelas dan membuat
masyarakat kelelahan karena harus bolak balik untuk mendapatkan informasi. (Herdiana, 2019)

Smart village merupakan konsep yang diadopsi atau konsep turunan dari smart city.
Perbedaanya hanya terletak pada lokasi penerapannya. Jika smart city diimpelmentasikan di
level kota, maka smart village diimpelemnetasikan di level desa. Smart city sendiri dimaknai
sebagai sebuah kota cerdas(Rachmawati, 2018). Smart City adalah pengembangan konsep,
implementasi, dan implementasi teknologi yang diterapkan pada suatu daerah (terutama
perkotaan) sebagai interaksi kompleks antara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Pada
prinsipnya smart city sebenarnya hadir untuk menjawab berbagai tantangan yang terjadi pada
lingkungan perkotaan. Seperti misalnya masalah kemacetan, masalah lingkungan kumuh,
sanitasi, pemanasan global.(Teknologi et al., 2021)

Software Development LC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem
dan programmer dalam membangun sistem informasi. Ada 6 tahapan secara umum didalam
SDLC yaitu:1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang
berjalan. 2. Desain Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan
dengan proyek sistem. 3. Kontruksi sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan
desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi. 4. Implementasi
sistem, yaitu tahap menjalankan sistem yang sesuai dengan fungsi masing-masing. 5. Pengujian
sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. 6. Pemeliharaan sistem,
yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat. (Dwanoko, Informasi, Malang,
Development, & Cycles, n.d.)

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
115 ■ JISKa Vol. XX, No. XX, BULAN, TAHUN: 1 - 10

Gambar 1. Metode SDLC (Dwanoko et al., n.d.)

2. Metode Penelitian

Berdasarkan pembahasan sebleumnya metode penulis yang digunakan yaitu metode Software
Development LifeCycle, adapun tujuan penulis menggunakan metode ini adalah agar tahapan-
tahapan dalam pengembangan dalam pengembangan sistem lebih terstruktur dan sistematik.
Penelitian ini penulis menggunakan sampai tahapan testing.

2.1. analysis

Penyampaian informasi dari pemerintah dan pelayanan administrasi desa masih mengharuskan
masyarakat untuk pergi ke kantor desa, banyaknya keluhan warga terkait pembuatan surat yang
cukup lama merupakan suatu permasalahan penting yang harus diatasi. Perkembangan
teknologi informasi yang pesat maka di bangunlah sistem informasi desa berbasis Android yang
akan diterapkan pada desa Sukadamai untuk membantu memudahkan masyarakat desa dalam
administrasi maupun informasi desa dan pemerintah desa dalam melayani masyarakat.

2.2. Desain dan perancangan

2.2.1 Rancangan use case dan diagram activity

Use Case dirancang untuk mengetahui mengenai interaksi apasaja yang dapat dilakukan user
saat menggunakan aplikasi sistem informasi desa, baik itu melalui aplikasi web, maupun aplikasi
android.

Gambar 2. Use case aplikasi android untuk warga

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
JISKa ISSN:2527–5836 (print) | 2528–0074 (online) ■ 116
Gambar 2 menjelaskan cara kerja aplikasi sistem informasi desa untuk pengguna warga harus
melakukan login dan registrasi terlebih dahulu, kemudian dapat melihat menu layanan
selanjutnya.

Gambar 3. use case aplikasi admin

Gambar 3 menjelaskan cara kerja aplikasi sistem informasi desa untuk admin pemerintah desa
harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian dapat melihat menu layanan selanjutnya.

Gambar 4. Diagram activity pengguna warga

Gambar 4 menjelaskan alur dari kerja aplikasi yang digunakan oleh warga yaitu dengan
membuka aplikasi android, melakukan registrasi bagi yang belum kemudian melakukan login
sehingga user dapat melihat dan menggunakan pelayanan desa yang ada pada aplikasi.

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
117 ■ JISKa Vol. XX, No. XX, BULAN, TAHUN: 1 - 10

Gambar 5. Diagram activity admin

2.2.2 Rancangan Aplikasi Web Admin

Web admin dibuat khusus untuk manajemen data pelayanan masyarakat desa yang hanya bisa
di gunakan oleh admin desa dalam melayani masyarakat desa sukadamai.

Gambar 6. Halaman management web admin

Gambar 6 merupakan halaman web admin yang digunakan untuk memanajemen proses
pelayanan pemerintah desa untuk masyarakat desa dalam administrasi maupun informasi public.

2.2.3 Rancangan Aplikasi Android

Tampilan Web mobile View yang akan dibuat untuk warga desa sukadamai dalam mempermudah

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
JISKa ISSN:2527–5836 (print) | 2528–0074 (online) ■ 118
mendapatkan pelayanan pemerintah desa baik layanan administrasi maupun informasi tampa
harus pergi ke kantor desa.

Gambar 7. Halaman login dan registrasi


Gambar 7 merupakan tampilan halaman login pada aplikasi Android untuk warga dengan
melakukan registrasi kemudian login untuk menuju halaman selanjutnya.

Gambar 8. Halaman menu utama

Gambar 8 merupakan tampilan menu utama yang dapat digunakan oleh masyarakat desa
sukadamai dalam menikmati pelayanan pemerintah desa. Pada form tersebut terdapat layanan
menu surat menyurat, laporan, kritik dan saran,pengumuman, statistic penduduk, pertanyaan dan
informasi APBD.

2.3. Implementasi

Tahap ini akan dilakukan perencanaan uji coba mandiri sistem yang dibangun, dilakukan untuk
mengetahui permasalahan dan tingkat keberhasilan sistem informasi desa berbasis Android yang
dibangun sebelum mengingimpelentasikan pada desa sukadamai, pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode blackbox yaitu pengujian antarmuka sistem.

2.4. Testing

Tahap ini akan di testing oleh pengguna dengan menerapkan sistem informasi desa yang
dibangun secara nyata. Sistem uji coba menggunakan kuisioner, yaitu dengan cara uji coba alpha
test dan beta test.

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
119 ■ JISKa Vol. XX, No. XX, BULAN, TAHUN: 1 - 10
2.5. Evolution

Penerapan sistem secara keseluruhan didalam lingkungan nyata merupakan masukan dari
tahapan ini, dan hasil keluarannya adalah jaminan efektivitas kinerja dari seistem yang telah
dibangun dan diterapkan.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Uji Coba

Dilakukan pengujian sistem yang dibangun dengan menggunakan metode alpha test dan beta
test guna untuk mengetahui kelayakan aplikasi. Pengujian Alpha dilakukan oleh penulis sendiri,
sementara pengujian Beta dilakukan oleh beberapa pengguna.

3.1.1. Alpha Test

Alpha testing merupakan salah satu strategi pengujian perangkat lunak yang paling umum
digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, hal ini khusus digunakan oleh pengembangan
produk dengan tujuan agar system yang dikembangkan terhindar dari kesalahan atau bug,
dilakukan pemeriksaan menu form guna untuk menghindari terjadinya error system.
Tabel 1 Hasil Pengujian Aplikasi Web Admin
Pertanyaan Berfungsi
N Ya Tidak
Menu
o.
Web
Admin
1 Form Beranda 

2 Menu data penduduk 

3 Menu data pengguna 

4 Menu kayanan 
masyarakat
5 Menu informasi APBD 

6 Menu pengumuman 

7 Menu notifikasi 

8 Tombol logout 
Tabel 1 menunjukan hasil bahwa semua menu navigasi berfungsi dengan normal tampa adanya
permasalahan
Tabel 2 Hasil Pengujian Aplikasi Android
Pertanyaan Menu Berfungsi
No. Ya Tidak
Aplikasi Android
1 Form login dan registrasi 

2 Menu anspirasi dan saran 

3 Menu laporan 

4 Menu surat 

5 Menu informasi APBD 

6 Menu pengumuman 

7 Menu statistic penduduk 

8 Tombol logout 
Tabel 2 menjelaskan dilakukan ujicoba pada aplikasi mobile untuk pengguna masyarakat desa
yang di bangun dapat disimpulkan tidak adanya permasalahan pada tiap menu aplikasi, dan
berjalan sebagaimana mestinya.

3.1.2. Beta Test

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
JISKa ISSN:2527–5836 (print) | 2528–0074 (online) ■ 120

Beta testing uji coba dilakukan dengan mengambil sampel terhadap 30 responden untuk
mendaptkan presentase 86% sehingga dapat di simpulkan bahwa aplikasi sistem informasi desa
berbasis Android mendapat kan respon “Sangat Setuju” dari 30 responden.
Tabel 3 Beta test uji pengguna
Penilaian
No Pertanyaan
SS S N KS TS
Apakah aplikasi sistem
informasi desa berbasis
1 12 15 0 0 0
Android mudah untuk
digunakan?
Apakah aplikasi sistem
informasi desa berbasis
2 Android dapat mempermudah 8 20 2 0 0
pemerintah desa dan
masyarakat?
Apakah aplikasi aplikasi
sistem informasi desa berbasis
3 7 20 0 0 0
Android dapat dijadikan solusi
dalam masalah desa?
Apakah Menu-menu pada
4 aplikasi ini sudah sesuai 10 16 4 0 0
dengan fungsinya?
Apakah aplikasi ini menarik
untuk di gunakan sebagai
5 13 15 2 0 0
mendukung desa menuju desa
Smart Village?

Tabel 3 merupakan hasil kusioner yang di ambill sampel 30 pengguna dengan menghitung data
menggunakan rumus Skala Likert.

Tabel 4 hasil uji coba user


Skor Pilihan Jumlah
5 Sangat Setuju 10
4 Setuju 19
3 Netral 1
2 Kurang Setuju 0
1 Tidak Setuju 0
Total 30
Tabel 4 menunjukan hasil ujicoba pengguna dengan mengambil sampel 30 user pada pengisian
kusioner, dapat dijelaskan sebagai berikut;
1) Skoring pada tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut:
X = T x Pn
Keterangan: T = Total jumlah responden yang memilih

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
121 ■ JISKa Vol. XX, No. XX, BULAN, TAHUN: 1 - 10
Pn = Pilihan angka skor Likert
Penyelesaian:
X = 10 x 5 = 50
X = 19 x 4 = 76
X=1x3=3
X=0x2=0
X=0x1=0
Semua hasil dijumlahkan, total skor = 129
2) Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui
skor tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan
rumus sebagai berikut:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden, X = skor
terendah likert x jumlah responden
Penyelesaian:
Y = 5 x 30 = 150, X = 1 x 30 = 30
3) Menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak) dan
interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari Interval
skor persen (I).
I = 100 / Jumlah Skor (Likert) I = 100 / 5 = 20
Hasil (I) adalah 20, jadi jarak interval 0% - 100% adalah
20. Berikut kriteria interpretasi skor berdasarkan
interval;
Tabel 5 skor persentase
Skor Kategori
Persenta
se
0% – Sangat Tidak
19,99% Setuju
20% – Tidak Setuju
39,99%
40% – Netral
59,99%
60% – Setuju
79,99%
80% – 100% Sangat Setuju
4) Penyelesaian Akhir
Index % = Total skor / Y x 100
= 129 / 150 x 100
= 86 % (Sangat Setuju)

Nilai Indeks yang didapatkan dari perhitungan adalah 86%, maka dapat disimpulkan
bahwa dari 30 responden “SANGAT SETUJU” dengan adanyasistem informasi desa
berbasis android yang di buat. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan
perkembangan teknologi sistem informasi untuk menuju desa Smart Village pada
desa Sukadamai dan uji coba yang dilakukan dan telah dinyatakan efktif serta layak
untuk di terapkan.

4. Kesimpulan

Sistem informasi yang dibangun untuk mempermudah pemerintah desa maupun masyarakat
desa sukadamai dalam layanan public tampa mengharuskan warga untuk pergi ke kantor desa
dalam administrasi maupun informasi. Akurasi yang di dapatkan dari penelitian ini dengan
mengambil sampel 30 responden bernilai 86% Sangat Setuju, dapat di simpulkan bahwa Sistem
informasi berbasis Android ini dapat diterapkan sebagaimana mestinya guna untuk memajukan
desa Sukadamai dalam upaya menuju desa Smart Village.

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
JISKa ISSN:2527–5836 (print) | 2528–0074 (online) ■ 122
Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada bapak Dr. Agung Fatwanto, S.Si., selaku dosen
pengampu mata kuliah Komputasi Sosial sehingga dapat menghasilkan Output paper terkait
perancangan Sistem Informasi Desa Berbasis Android Pada Desa Sukadamai menuju Desa
Smart Village

Daftar Pustaka

Dwanoko, Y. S., Informasi, S., Malang, U. K., Development, S., & Cycles, L. (n.d.). Implementasi
Software Development Life Cycle ( SDLC ) Dalam Penerapan Pembangunan Aplikasi
Perangkat.
Herdiana, D. (2019). Pengembangan Konsep Smart Village bagi Desa-Desa di Indonesia
Developing the Smart Village Concept for Indonesian Villages. 21(1), 1–16.
Pamekasan, K. (2020). Penerapan Aplikasi Pelayanan Desa Berbasis Mobile Dengan Konsep
Smart Village Di Desa Pegantenan , Kecamatan. 4(November), 646–652.
Rachmawati, R. (2018). Pengem Bangan Sm Art Villag E UntuK. 01(02), 12–18.
Teknologi, J., Jtsi, I., Saputra, M. A., Isnain, A. R., Informasi, S., Teknik, F., & Indonesia, U. T.
(2021). Penerapan Smart Village Dalam Peningkatan Pelayanan Masyarakat Menggunakan
Metode Web Engineering ( Studi Kasus : Desa Sukanegeri Jaya ). 2(3), 49–55.

Artikel ini didistribusikan mengikuti lisensi Atribusi-NonKomersial CC BY-NC sebagaimana tercantum pada
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.

You might also like