You are on page 1of 12

ISSN 2549-3922 EISSN 2549-3930 Journal of Regional and Rural Development Planning

(Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Juni 2022, 6 (2): 123-135
DOI: http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2022.6.2.123-135

Analisis Strategi Kesuksesan Kampung Digital Krandegan dalam


Mendukung Program Smart Village
Analysis of the Success Strategy of Krandegan Digital Village in
Supporting the Smart Village Program

Nur Saidah1, Lailatul Khasanah1, Asriyatuzahra2 & Siti Ridloah2*

1
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran, Gunungpati,
Kota Semarang, Jawa Tengah, 50229, Indonesia; 2Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang, Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, 50229, Indonesia;
*Penulis korespondensi. e-mail: siti.ridloah@mail.unnes.ac.id
(Diterima: 13 Agustus 2021; Disetujui: 20 Desember 2021)

ABSTRACT

Krandegan Digital Village is an example of a smart village, which proved to be able to rise
from desolate. The village started from a poor status and turned into the first independent village in
Purworejo Regency through optimizing digitalization, especially in the fields of economy and
efficiency. Krandegan as a pioneer of the digital-based village in Purworejo has been successful in
many proud achievements. However, Krandegan's success cannot be separated from various
obstacles faced previously. This study aims to explore what are the obstacles and the key to success
of Krandegan Digital Village in supporting the Smart Village program. This research used a
qualitative clustering method through a network of ideas using the Wordle program. The result of
this research found that Krandegan Village implementation constraints have several important
points, namely mindset, needs, interests, application development, socialization, and digital
literacy. Meanwhile, the success of the Krandegan Digital Village is influenced by several
important factors, including transparency, institutions, human resources, leadership, and thinking
strategies. This study provides important information about the transformation of an
underdeveloped village into a smart village.
Keywords: digital village, key to success, obstacles, smart village

ABSTRAK

Kampung Digital Krandegan merupakan salah satu role model kampung cerdas yang
mampu bangkit dari keterpurukan. Kampung Digital Krandegan bermula dari desa berstatus
miskin hingga bertransformasi menjadi desa mandiri pertama di Kabupaten Purworejo melalui
pengoptimalan digitalisasi terutama di bidang ekonomi dan efisiensi. Krandegan sebagai pelopor
desa berbasis digital di Purworejo telah berhasil dalam berbagai capaian prestasi yang
membanggakan. Namun, kesuksesan Krandegan saat ini tidak terlepas dari kendala yang dihadapi
sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi kendala dan kunci
kesuksesan Kampung Digital Krandegan dalam mendukung program Smart Village. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif clustering melalui idea networking dengan
menggunakan program Wordle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala implementasi Smart
Village Desa Krandegan memiliki beberapa poin penting, yaitu mindset, kebutuhan, minat,
pengembangan aplikasi, sosialisasi, dan literasi digital. Berdasarkan kendala tersebut, kunci
kesuksesan Kampung Digital Krandegan dipengaruhi oleh beberapa poin penting di antaranya
123
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
transparansi, kelembagaan, sumber daya manusia, kepemimpinan, dan pemikiran strategis.
Penelitian ini memberikan informasi penting tentang bagaimana desa yang identik dengan image
tertinggal mampu bertransformasi menjadi Smart Village.
Kata kunci: kampung digital, kendala, kunci kesuksesan, smart village
Seiring luasnya pemanfaatan teknologi
PENDAHULUAN informasi baik di lingkup pemerintah hingga
menyebar ke seluruh masyarakat telah mampu
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini mendorong beberapa desa untuk melakukan
telah memberikan perubahan besar dalam tatanan transformasi struktural menjadi smart village
hidup masyarakat. Kini perkembangan teknologi melalui integrasi berbagai elemen-elemen
telah menjadi indikator kemajuan suatu negara. pendukung kesinambungan pedesaan dengan
Pemerintah sebagai pelopor pembangunan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi
negara dalam merespon revolusi industri 4.0 (Herdiana, 2019). Dalam instrumen kebijakan
diharuskan untuk menerapkan teknologi pengembangan smart village terdapat perbedaan
informasi di setiap tata kelola pemerintahannya. dimensi yang disampaikan oleh para ahli, seperti
Penerapan teknologi pada kegiatan pengelolaan penelitian yang telah dilakukan oleh Chatterjee
masyarakat membantu mempermudah proses & Kar (2018) yang menyatakan bahwa dimensi
pertukaran informasi dan peningkatan layanan yang digunakan dalam smart village yaitu
menjadi lebih efektif dan efisien (Kurnianingsih sumber daya, institusi, layanan digital,
et al., 2020). keberlanjutan, sedangkan penelitian yang
Dalam konteks pemerintah, penerapan dilakukan oleh Andari & Ella (2019)
teknologi secara masif bermula dari adanya menggunakan dimensi sumber daya, teknologi,
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang rantai layanan, institusi sebagai pendukung
penerapan electronic government. Seperti yang kesuksesan implementasi smart village dalam
telah dinyatakan oleh Saputro (2016), kualitas sebuah wilayah.
informasi, sistem, dan layanan berpengaruh Smart village tidak hanya ditujukan untuk
secara positif terhadap kepuasan pengguna. memberikan kemudahan akses bagi masyarakat
Kepuasan pengguna dan hasil (tujuan organisasi) melainkan untuk mengintegrasikan seluruh
merupakan salah satu tujuan utama yang harus elemen desa menjadi sebuah sistem yang kuat
dicapai oleh pemerintah dalam memberikan sehingga mampu memainkan peranan penting
layanan kepada masyarakat. Penerapan e- dalam membantu pencapaian tujuan (Sirsat &
government pada Pemerintah Desa dapat menjadi Sirsat, 2016). Melalui program smart village
intervensi utama dalam mendorong desa ke arah pelayanan publik dapat lebih transparan, efisien,
kemajuan (Ridhawati et al., 2019). Desa dan adil bagi seluruh masyarakat (Sudarto,
merupakan lokomotif pembangunan ekonomi 2006). Menurut Munir (2017) dan Ramesh
bangsa, karena sebagian besar wilayah Indonesia (2018), smart village selalu identik dengan
adalah pedesaan. kemampuan suatu desa dalam mengoptimalkan
Berdasarkan data BPS (2018) terdapat digitalisasi teknologi dalam rangka
sebanyak 83,931 desa tersebar di seluruh pelosok meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Nusantara. Maka dari itu, tidak salah jika khususnya perbaikan kualitas hidup, efisiensi,
pemerintah berkomitmen untuk membangun serta meningkatnya kapabilitas desa baik dalam
Indonesia dari desa. Masuknya dunia digital di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Desa mampu membentuk paradigma baru dalam Berdasarkan penelitian Maharani &
masyarakat desa. Sebelumnya, desa selalu Kencono (2021) dengan judul penelitian
identik dengan image tertinggal dan terbelakang. “Penerapan Smart Governance dalam Smart
Namun, melalui digitalisasi, desa mampu Village di Kelurahan Dlingo Kabupaten Bantul”
memperbaiki kualitas sumber daya manusia di menjelaskan bahwa keberhasilan program smart
Desa menjadi lebih terampil dalam village tersebut didukung oleh penerapan smart
memanfaatkan penggunaan teknologi. Hal governance di Kelurahan Dlingo yang telah
tersebut merupakan langkah strategis dalam dilakukan melalui tiga hal yakni public service,
membawa desa mencapai modernisasi. transparency, dan policy. Selaras akan hal
tersebut, menurut Jusniaty et al. (2019) dalam
N. Saidah, L. Khasanah, Asriyatuzahra & S. Ridloah 124
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
penelitiannya yang berjudul “Tata Kelola dalam berbagai pencapaian prestasi desa hingga
Pemerintahan Desa dalam Mewujudkan Smart mampu mengubah status Desa Krandegan dari
Village di Desa Tongke-Tongke Kabupaten desa miskin menjadi desa mandiri pertama di
Sinjani” yang menyatakan bahwa keberhasilan Purworejo. Kholis et al. (2020) yang menyatakan
smart village terjadi karena adanya pelaksanaan bahwa model kesuksesan teknologi lebih
good governance yang sesuai melalui dipengaruhi oleh penggunanya dibandingkan
pengembangan teknologi informasi dan dengan karakteristik organisasinya, penerapan
pengembangan sumber daya manusia serta digitalisasi dalam organisasi harus
komitmen aparat desa dalam melayani warga memperhatikan layanan terhadap pengguna agar
masyarakat yang didukung oleh dana desa dalam dapat memberikan manfaat yang maksimal. Desa
pengimlementasiannya. Program smart village Krandegan telah membuktikan bahwa desa dapat
dirasa dapat membawa dampak positif bagi desa. menjadi ujung tombak pembangunan negara
Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk melalui digitalisasi desa yang diterjemahkan
menggerakkan seluruh desa di Indonesia untuk langsung secara riil dengan dana swadaya
menerapkan program tersebut, tak terkecuali di mampu mengentaskan status desa. Desa
Purworejo. Krandegan layak untuk dijadikan role model
Purworejo adalah salah satu daerah yang desa cerdas yang dapat ditiru oleh desa lain
progresif dilihat dari keberhasilan program smart dengan kreativitas dan inovasi yang telah
city yang telah diimplementasikan sebelumnya dibuatnya. Berdasarkan latar belakang tersebut,
sejak tahun 2016 sampai dengan maka tujuan dalam penelitian ini adalah
2020. Kemudian di tahun yang sama, menganalisis strategi kesuksesan Kampung
Pemerintah Daerah Purworejo mulai menyusun Digital Krandegan dalam mengimplementasikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah egovernment guna mendukung tercapainya
Daerah (RPJMD) mulai tahun 2021 hingga 2025 tujuan dari program smart village.
yang menekankan smart village sebagai program
prioritas Purworejo dalam lima tahun ke depan.
Desa Krandegan, Kecamatan Bayan merupakan
desa pertama di Purworejo yang mempelopori
program smart village tepatnya pada tahun 2019 METODOLOGI
seiring adanya wabah Covid19. Dwinanto selaku
Kepala Desa Krandegan menyatakan bahwa Penelitian ini merupakan penelitian
mimpinya untuk mendigitalisasikan Desa eksploratif. Pendekatan penelitian yang
Krandegan telah dipercepat dengan adanya digunakan adalah pendekatan kualitatif
Covid-19 sebab masyarakat desa mulai clustering melalui idea networking dengan
menyadari manfaat digitalisasi. menggunakan program wordle. Data yang
Digitalisasi tidak lagi menjadi pilihan tapi digunakan merupakan data primer dan sekunder.
sebuah keniscayaan atau keharusan terlebih di Data primer diperoleh dari wawancara dan
masa pandemi saat ini, mau tidak mau observasi sedangkan data sekunder diperoleh
masyarakat harus beradaptasi dan mengikuti dari studi dokumentasi. Penelitian ini
perkembangan zaman yang sesuai dengan membutuhkan informasi yang mendalam oleh
kebutuhan. Desa Krandegan mengutamakan informan kunci yang dipilih secara purposive
digitalisasi di sektor ekonomi dan efisiensi sampling dengan kriteria informan adalah
pelayanan publik, hal tersebut selaras dengan masyarakat Desa Krandegan yang berkontribusi
Visi Desa Krandegan yakni “Mewujudkan desa secara langsung dalam mendukung program
yang mandiri, sejahtera lahir dan batin dengan smart village.
bertumpu pada sektor pertanian serta penguatan Sebanyak 15 informan yang diperoleh
ekonomi kerakyatan dan pengembangan industri terdiri dari 1 Kepala Desa Dwinanto (42 tahun),
rakyat yang ditopang oleh sistem pemerintahan 1 Tim IT Arman (45 tahun), 2 Perangkat Desa
yang profesional dengan didukung oleh SDA dan Syamsudin (28 tahun) dan Syaifulloh (26 tahun),
SDM yang handal”. 2 Driver Ngojol (Ngojek Online) dengan inisial
Berbagai inovasi yang telah dilakukan WY (38 tahun) dan SF (25 tahun), 2 Pelaku
mampu membawa kesuksesan Desa Krandegan UMKM SY (48 tahun) dan NL (36 tahun), 7
125 Analisis Strategi Kesuksesan…
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
Pengguna akhir di antaranya LY (20 tahun), AY HASIL DAN PEMBAHASAN
(20 tahun), SA (21 tahun), AG (22 tahun), AN
(21 tahun), SI (23 tahun), dan ME (19 tahun). Kampung Digital Krandegan
Data yang dikumpulkan dari wawancara Desa Krandegan dikenal masyarakat luas
tersebut dianalisis menggunakan Idea sebagai Kampung Digital bermula dari mimpi
Networking Analysis (INA) yang dikembangkan Dwinanto sosok Kepala Desa Krandegan yang
oleh Metcalfe (2007) di University of South ingin memiliki BUMDes yang kuat dan mapan
Australia dan pertama kali dikenalkan dalam serta mampu menopang perekonomian desa.
penelitiannya yang berjudul “Problem Selain itu membuat berbagai kegiatan
Conceptualization Using Idea Networks” masyarakat dapat dilakukan secara digital.
selanjutnya dikembangkan kembali pada Mimpi tersebut dilatarbelakangi karena pada
penelitian Metcalfe (2014) yang berjudul “How periode awal masa kepemimpinan sebagai
Concepts Solve Management Problems”. Kepala Desa Krandegan tepatnya pada tahun
Idea Networking merupakan pendekatan 2013 masyarakat Desa Krandegan sangat awam
analisis kualitatif yang menghasilkan beberapa dalam hal pemanfaatan teknologi, bahkan dari 13
kata kunci dari topik permasalahan yang orang perangkat desa pada saat itu belum
diangkat. Topik penelitian ini adalah kendala dan terdapat satu orang pun yang bisa
kunci kesuksesan Kampung Digital Krandegan. mengoperasikan komputer meskipun hanya
Beberapa kata kunci yang didapat selanjutnya program Microsoft Office. Tidak hanya itu, Desa
dimasukan dalam perangkat lunak diagram Krandegan sebelumnya pernah masuk dalam
jaringan untuk diperoleh hasil kata kunci yang kategori desa miskin di Kecamatan Bayan,
paling sering ditemukan. Melalui program Kabupaten Purworejo. Salah satu alasan
wordle kata kunci yang dihasilkan disajikan mengapa digitalisasi desa dipilih sebagai solusi
dalam bentuk text cloud sederhana sehingga permasalahan tersebut karena parameter yang
dapat memudahkan pemahaman pembaca dalam selalu dipegang teguh oleh sosok Dwinanto yaitu
menyimpulkan informasi. Penelitian ini ketika Desa ingin maju maka harus masuk ke
dilakukan menggunakan metode blended (Luring ranah digital, berikut pernyataan Dwinanto:
dan Daring) yang terdiri dari beberapa tahap “Digitalisasi bukan lagi sebuah pilihan
sebagai berikut: akan tetapi merupakan keniscayaan atau
a. Tahap sebelum kelapangan yang dilakukan keharusan, jadi mau tidak mau
secara daring, meliputi kegiatan penentuan masyarakat harus menyesuaikan dan
fokus, penjajakan alat peneliti, mencakup mengikuti perkembangan zaman yang
kegiatan perizinan, dan konsultasi fokus sesuai dengan kebutuhan”.
penelitian, dan penyusunan usulan instrumen Pernyataan Dwinanto (2021) selaras
penelitian yang berkaitan dengan rumusan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasugian
masalah penelitian. Kegiatan ini dilakukan (2020) yang menyatakan bahwa dalam
secara daring. menciptakan keseimbangan ekonomi dan
b. Tahap pekerjaan lapangan dilakukan secara pertumbuhan ekonomi, perlu fokus pada
daring dan luring dengan tetap menerapkan penciptaan desa pintar untuk mendorong
protokol kesehatan, meliputi pengumpulan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
data melalui wawancara, observasi dan studi "Tanpa membuat desa lebih cerdas, bangsa tidak
dokumentasi yang berkaitan dengan instrumen bisa tumbuh dan maju".
penelitian yang telah disusun sebelumnya. Perjuangan Desa Krandegan untuk
c. Tahap analisis data, meliputi proses rekap menjadi smart village tidak mudah namun
data, kemudian diinterpretasikan sesuai masyarakat desa tetap semangat untuk
dengan konteks permasalahan yang diteliti. mewujudkan mimpi tersebut, berikut pernyataan
d. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan Dwinanto:
penyusunan hasil penelitian dari semua “Sebagai pemrakarsa tentu sangat
rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai sulit, Pemerintah Desa berupaya
penafsiran data. melakukan restrukturisasi dengan
merekrut pemuda yang memiliki
kapabilitas di bidang teknologi dan
N. Saidah, L. Khasanah, Asriyatuzahra & S. Ridloah 126
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
secara sukarela mau berjuang bersama sama dengan akademisi dari UNS dan UMP.
dalam memajukan Desa Krandegan. Tahapan ketiga yaitu penyiapan infrastruktur
Bukan yang berorientasi ekonomi teknologi, baik berupa hardware maupun
dengan menargetkan besaran gaji. software yang dibutuhkan seperti pemasangan
Pernyataan tersebut selaras dengan wifi gratis di setiap RT, pemasangan fiber optik
penelitian Prakoso (2018) bahwa sepanjang 11 km, bahkan pemasangan Early
keberhasilan penerapan e-government Warning System (EWS) banjir. Menurut Susandi
tidak terlepas dari peran pemuda. et al. (2020) EWS merupakan kecanggihan
Alhasil, pada tahun 2017 diperoleh 1 teknologi yang dapat menginformasikan
mahasiswa fresh graduate, tahun 2019 terjadinya bencana alam.
diperoleh 3 pemuda yang energik, dan Inovasi aplikasi yang dibuat oleh Desa
tahun 2020 diperoleh 1 masyarakat desa Krandegan di antaranya Sipolgan (Sistem
yang memahami IT”. Pelayanan Online Desa Krandegan) bertujuan
Secara perlahan tapi pasti, mimpi untuk meningkatkan efisiensi pelayanan
Dwinanto mulai terwujud pada tahun 2019 administrasi desa dan berisi berbagai informasi
tepatnya awal periode kedua kepemimpinannya desa. Selain itu, Sipolgan juga berperan dalam
sebagai Kepala Desa Krandegan. Ada beberapa mempermudah penyelenggaraan administrasi
persiapan yang harus dilakukan yaitu tahap kependudukan dalam melakukan pengumpulan,
pertama dengan membentuk kapasitas pengolahan data penduduk berbasis teknologi
kelembagaan yang memadai diwujudkan dengan informasi (Megawati & Maftukhah, 2017).
pembentukan BUMDes di bidang digital yang Ngojol (Ngojek Online) bertujuan untuk
bernama BUMDes Karya Muda. BUMDes ini membantu memberikan akses transportasi umum
dikenal sebagai BUMDes digital karena bagi masyarakat dan peningkatan ekonomi
menyediakan jasa berupa pembuatan aplikasi, masyarakat dengan membuka lapangan kerja
pemasangan bandwidth internet, pembuatan sebagai driver. Toko desaku bertujuan untuk
Web, pemasangan CCTV, dan lain-lain. Saat ini membantu UMKM dalam meningkatkan omset
BUMDes Karya Muda terdiri dari 7 anggota di penjualannya melalui perluasan pangsa pasar.
antaranya 1 ketua, 1 bendahara, 2 tim IT, dan 3 Tahapan persiapan yang telah dilakukan
admin. Alasan membangun BUMDes yang Krandegan sejalan dengan implementasi Smart
bergerak di bidang digital, berikut pernyataan Village di Indonesia yang setidaknya didukung
Dwinanto: oleh tiga elemen utama, yaitu kapasitas
“Belum ada BUMDes di Purworejo kelembagaan pemerintah, sumber daya manusia
yang berbasis digital, sebagai serta infrastruktur teknologi (Utomo & Hariadi,
pemrakarsa, Desa Krandegan yakin 2016)
bahwa pangsa pasar digital akan terus Kesuksesan Kampung Digital Krandegan
meluas dan pelaku di sektor ini belum dalam berbagai inovasi program desa yang
banyak. Selain itu, ketika merambah di mendukung program Smart Village dapat dilihat
bidang digital tidak mengganggu ekonomi dari berbagai prestasi yang dicapai di antaranya
warga. Karena banyak BUMDes yang berkesempatan menghadiri Forum Institute for
merambah di bidang penjualan barang Development of Economics and Finance
justru mengganggu ekonomi warga sekitar (INDEF) acara nasional tentang Desa Digital,
yang juga menjadi pedagang”. Juara 1 Kampung Siaga Candi kategori desa
Tahap kedua adalah persiapan SDM, paling inovatif dan kreatif oleh Polda Jateng,
setelah BUMDes berbasis digital berhasil Juara 2 lomba Jogo Tonggo tingkat Provinsi,
terbentuk, Pemerintah Desa Krandegan semakin Finalis Desa Brilliant Program Kementrian Desa
gencar dalam melakukan transformasi struktural dengan BRI, Finalis 6 besar Desa Bulan Bakti
dengan menyiapkan SDM Desa untuk mau Gotong Royong, Finalis Startup Desa yang
beradaptasi dengan digitalisasi melalui edukasi. diadakan oleh Provinsi Jawa Tengah dan
Selain itu juga menjalin kerja sama dengan pihak seringkali masuk berita di televisi nasional. Dari
luar dalam membantu dari segi pendanaan sisi sosial dan ekonomi inovasi Kampung Digital
maupun pengembangan berbagai project inovasi mampu membawa masyarakat untuk lebih
desa. Saat ini Desa Krandegan telah bekerja terampil dalam memanfaatkan digitalisasi,
127 Analisis Strategi Kesuksesan…
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
meningkatnya rasa empati masyarakat untuk sedangkan implementasi dan pengenalan
gotong royong membangun desa dan aplikasi membutuhkan waktu tahunan.
meningkatnya nilai pendapatan masyarakat, Penciptaan aplikasi perlu memperhatikan
pembukaan lapangan kerja baru, serta dari tingkat kebutuhan dan kemudahan
meningkatkan omzet UMKM. Krandegan layak agar mudah diterima oleh masyarakat”.
dijadikan role model Kampung Cerdas yang Hal tersebut sejalan dengan penelitian
dapat dicontoh oleh desa lain, sebab dalam Peterson & Behfar (2003) bahwa Kemampuan
mengatasi permasalahannya Desa Krandegan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan
menggunakan strategi cerdas dengan tidak hanya dalam kemampuan penguasaan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. aspek informasi dan teknologi, tetapi pada
perubahan aspek budaya organisasi.
Kendala yang Dihadapi Kampung Digital Konsep digitalisasi yang digagas Desa
Krandegan Krandegan berbeda dengan kebanyakan
Transformasi desa menuju digitalisasi kampung digital lainnya, di desa lain biasanya
diberbagai aspek kehidupan tentunya tidaklah lebih mengutamakan kecanggihan teknologi
mudah, terlebih sebagai pelopor program Smart seperti penggunaan alat pengontrol kelembaban
Village di Kabupaten Purworejo. Berbagai dan lain-lain. Akan tetapi, di Desa Krandegan ini
kendala dan hambatan sebelum mencapai titik lebih mengutamakan pengembangan sumber
kesuksesan telah dirasakan Desa Krandegan daya manusia desa yang mampu
berikut pernyataan Dwinanto: mengoptimalkan kemajuan teknologi khususnya
“Tantangan dalam pengembangan dibidang ekonomi dan efisiensi. Berikut
digitalisasi tidak hanya pada proses pernyataan Dwinanto:
pembuatan aplikasinya, akan tetapi “Jika hanya sekedar penggunaan
karena rendahnya literasi digital alatalat canggih semua desa bisa
masyarakat. Sehingga sulit untuk melakukannya asalkan ada anggaran
mengubah pola pikir masyarakat untuk dana. Akan tetapi jika ditinjau secara
beralih dari sistem konvensional ke sistem ekonomi tidak begitu terpengaruh. Oleh
digital. Tantangan digitalisasi karena itu konsep digitalisasi Desa
sesungguhnya berupa proses edukasi dan Krandegan berfokus pada digitalisasi di
sosialisasi kepada masyarakat yang sektor ekonomi dan efisiensi melalui
membutuhkan waktu lama”. penciptaan aplikasi yang memudahkan
Selaras dengan penelitian Alhari et al. masyarakat untuk memenuhi
(2021) yang menyatakan bahwa dalam konsep kebutuhannya, meningkatkan
transformasi digital diperlukan strategi edukasi pendapatannya, bahkan membuka
melalui pemanfaatan teknologi digital yang lapangan pekerjaan”.
diakses melalui gadget atau PC. Dengan Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian
transformasi digital tersebut diharapkan Sabani et al. (2018) bahwa perkembangan e-
masyarakat dapat mengakses layanan pemerintah government di Indonesia sangatlah pesat namun
secara digital yang dapat dilakukan kapanpun hasil yang dicapai masih jauh dari yang
dan dimanapun. Pernyataan tersebut selaras ditargetkan. Hal tersebut disebabkan karena
dengan pendapat Arman salah satu tim IT Desa kerangka konseptual penerapan e-government
Krandegan: yang kurang tepat.
“Kendala terbesar dalam transformasi Masih terdapat beberapa faktor lain yang
digital di Desa Krandegan yaitu saat menjadi kendala dalam pencapaian kesuksesan
edukasi dan pengenalan kepada Kampung Digital Krandegan berdasarkan hasil
masyarakat, karena dalam pengembangan penelitian yang telah dianalisis melalui idea
aplikasi hal yang paling sulit bukan networking dan diperoleh beberapa kata kunci
terletak pada pembuatan aplikasinya berikut ini:
melainkan pada implementasi dan
pengenalan aplikasi kepada masyarakat.
Jika sekedar pembuatan aplikasi itu hanya
membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari
N. Saidah, L. Khasanah, Asriyatuzahra & S. Ridloah 128
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
c. Minat
Minat seseorang dalam menggunakan
suatu teknologi mendeskripsikan tentang
bagaimana teknologi tersebut dapat diterima.
Persepsi pengguna terhadap teknologi mampu
mempengaruhi sikapnya dalam menerima
teknologi (Rahmatika & Fajar, 2019). Minat
Gambar 1. Hasil Idea Networking Sumber: dibentuk dari faktor internal maupun eksternal
Data diolah, 2021. seseorang, sebagian besar masyarakat desa
cenderung memanfaatkan teknologi untuk
a. Mindset/Pola Pikir kebutuhan sosial media dan game online saja.
Menurut Gunawan (2007) dalam bukunya Akan tetapi tidak banyak dari mereka yang
The Secret of Mindset mendefinisikan mindset memanfaatkan teknologi di bidang ekonomi dan
sebagai suatu kepercayaan yang dapat efisiensi sehingga hal tersebut menghambat
memengaruhi sikap atau cara berpikir seseorang dalam pencapaian tujuan Krandegan sebagai
dalam menentukan masa depan. Pada kampung digital.
pengoptimalan teknologi, pengubahan mindset
masyarakat desa menjadi fokus utama, sebab d. Pengembangan Aplikasi
masyarakat desa cenderung sulit untuk mau Dari segi pembuatan aplikasi sebenarnya
beradaptasi dengan dunia digital dikarenakan tidak terdapat kendala yang serius sebab dari tim
rendahnya tingkat pendidikan dan jarang sekali IT Desa Krandegan sangat berpengalaman di
tersentuh teknologi. Hal tersebut mengakibatkan bidangnya bahkan pernah menjadi programer di
pola pikir tradisional selalu melekat pada perusahaan besar dan juga menggunakan dana
masyarakat dan membutuhkan waktu yang lama desa. Namun untuk pengembangannya
dalam mencapai modernisasi. diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak
yang membantu baik secara fisik maupun
b. Kebutuhan finansial sebab untuk mengembangkan aplikasi
Berdasarkan teori kebutuhan Maslow besar diperlukan anggaran biaya yang tidak
(1943) yang membagi kebutuhan menjadi 5 sedikit. Pengembangan aplikasi yang dilakukan
tingkatan disusun membentuk piramida. Tingkat Desa Krandegan masih berjalan hingga saat ini,
kebutuhan yang paling mendasar adalah karena perlu ada penyesuaian fitur untuk dapat
kebutuhan fisiologi berupa sandang, papan, dan digunakan secara optimal dalam
pangan. Tingkatan kedua adalah rasa aman implementasinya. Hal ini sejalan dengan
berupa keamanan, keteraturan, dan stabilitas penelitian yang dilakukan oleh Nurjayadi et al.
kehidupan. Tingkatan ketiga adalah sosial berupa (2020) bahwa pengembangan pembuatan
hubungan afeksi, relasi, dan keluarga. Tingkatan aplikasi, pembuatan dan pengisian content
keempat adalah penghargaan berupa pencapaian, website di daerah desa membutuhkan waktu dan
status, tanggung jawab, dan reputasi. Tingkatan finansial yang secara merata dalam kurun waktu
kelima adalah aktualisasi berupa pengembangan tidak singkat. Dimana pengembangan sebuah
diri, pemenuhan ideologi, dan lain-lain. Proses aplikasi harus memiliki konsep yang dapat
pengoptimalan teknologi di desa tidak mudah, diperbaharui dan fleksibel agar pemanfaatannya
awalnya banyak sekali masyarakat desa yang optimal.
belum merasa butuh untuk memanfaatkan
beberapa aplikasi egovernment yang diciptakan e. Sosialisasi
Pemerintah Desa Krandegan. Sebab, sebagian Merupakan suatu proses yang
besar masyarakat menganggap hal tersebut menyebabkan terjadinya interaksi sosial dalam
merupakan tingkatan kebutuhan aktualisasi memperkenalkan suatu sistem kepada seseorang
sehingga belum saatnya untuk dipenuhi. dan bagaimana tanggapan dari orang tersebut
(Sutaryo, 2004). Masyarakat desa yang notabene
masih awam dalam hal pemanfaatan teknologi
membutuhkan pendekatan secara perlahan dan

129 Analisis Strategi Kesuksesan…


Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
dilakukan secara berkelanjutan. Setelah mandiri pertama di Purworejo, dalam mencapai
diadakannya pendekatan perlunya pelatihan keberhasilan tersebut tentunya terdapat strategi
instalasi perangkat dan pemahaman perlunya rahasia yang menjadi kunci kesuksesan
menggunakan perangkat teknologi, namun dalam Kampung Digital Krandegan. Berikut pernyataan
penerapannya kemungkinan akan ditemukan Arman sebagai tim perintis:
kendala dan perlu meningkatkan pemahaman “Untuk menjadi desa digital setidaknya
secara mendalam (Nurjayadi et al., 2020). Maka terdapat 3 kunci yaitu edukasi,
dari itu, tidak heran jika waktu yang dibutuhkan transparansi, dan empati. Ketiga elemen
untuk sosialisasi cukup lama agar dapat tersebut yang harus diberikan oleh
menghasilkan tanggapan positif dari setiap pemerintah kepada masyarakat”.
masyarakat untuk mau bertransformasi digital. Kilani (2020) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa kualitas sistem dan
f. Literasi Digital kualitas layanan adalah faktor paling penting
Mengutip buku tentang literasi digital dalam meningkatkan niat pengguna untuk
karya (Suherdi, 2021) mendefinisikan literasi mengimplementasikan layanan e-government,
digital sebagai pengetahuan dan kecakapan jadi untuk implikasi manajerial pemimpin
pengguna dalam memanfaatkan media digital. disarankan untuk fokus pada kualitas sistem,
Literasi digital menjadi hal yang penting untuk layanan pengguna, dan edukasi kepada
dipelajari sebab pengetahuan tentang literasi masyarakat. Hal itu yang berpengaruh terhadap
digital dapat membuat masyarakat menjadi lebih kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
bijak dalam memanfaatkan teknologi. Desa sebagai kunci keberhasilan. Jika membuat
Krandegan yang mayoritas penduduknya bekerja program itu mudah akan tetapi yang sulit adalah
sebagai petani yang jauh dari dunia digital mendapat kepercayaan masyarakat untuk mau
menyebabkan minimnya pengetahuan menggunakan program tersebut. Fokus Kampung
masyarakat tentang literasi digital, sehingga Digital Krandegan bukan kecanggihan
masyarakat enggan untuk masuk dunia digital. infrastruktur teknologi tetapi mengubah mindset
masyarakat untuk selalu mendukung program
Kunci Kesuksesan Kampung Digital desa”.
Krandegan Di samping itu, terdapat beberapa
pernyataan lain dari informan mengenai kunci
Kampung Digital Krandegan telah
kesuksesan Kampung Digital Krandegan yang
membuat beragam inovasi menarik guna
telah dianalisis menggunakan idea networking
mendukung tata kelola pemerintahan desa yang
analysis sehingga menghasilkan beberapa kata
baik agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
kunci utama di antaranya:
baik dibidang sosial dan ekonomi. Dampak
sosial yang diperoleh seperti munculnya berbagai
program sosial berupa telu nulung siji, irigasi
gratis, pengelolaan zakat dan sedekah, meja anti
lapar, pasar bergerak, bantuan cair langsung, dan
berobat gratis yang mana dari program tersebut
dapat meningkatkan rasa empati, budaya gotong-
royong, dan meningkatkan partisipasi
masyarakat Desa Krandegan dalam mengikuti
setiap program desa. Dari segi ekonomi dampak
yang paling terasa seperti meningkatnya nilai
pendapatan masyarakat, pembukaan lapangan Gambar 2. Hasil Idea Networking Sumber:
Data diolah, 2021.
kerja baru, dan memperluas pangsa pasar.
Desa Krandegan sudah membuktikan
a. Transparansi
bahwa desa tidak lagi identik dengan image
tertinggal atau terbelakang melalui digitalisasi Kesuksesan implementasi e-government
desa yang diterjemahkan langsung secara riil tentunya tidak terlepas dengan adanya sistem
dengan dana swadaya mampu mengentaskan transparansi yang baik. Menurut Bappenas
status desa. Desa krandegan sudah menjadi desa (2002) transparansi adalah kebebasan akses
N. Saidah, L. Khasanah, Asriyatuzahra & S. Ridloah 130
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
semua pihak dalam perolehan informasi publik sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga
sebagai bentuk pertanggungjawaban tidak salah jika kelembagaan menjadi salah satu
penyelenggaraan pemerintahan mulai dari kunci kesuksesan Kampung Digital Krandegan.
pembuatan kebijakan, pelaksanaan, hingga hasil
yang diperoleh. Secara khusus sistem c. Sumber Daya Manusia
transparansi di Desa Krandegan dapat dikatakan Manusia biasa dianggap memiliki peranan
sangat baik terlebih setelah adanya inovasi vital di berbagai jenis entitas dalam upaya
aplikasi Sipolgan (Sistem Pelayanan Online Desa pencapaian tujuan bersama (Anwar & Abdullah,
Krandegan) dimana berbagai informasi tentang 2021). Kemampuan sumber daya manusia sangat
desa dapat diakses secara bebas melalui aplikasi dibutuhkan untuk dapat menggerakan sebuah
tersebut baik data keuangan, demografi, organisasi publik agar dapat berjalan sesuai
penerima bantuan, program desa yang dengan asas manfaat yang diinginkan. Jika
dijalankan, dan lain-lain. Teknologi informasi dilihat dari rata-rata pendidikan masyarakat yang
mampu mendorong meningkatnya transparansi rendah serta sebagian besar warga bermata
dan akuntabilitas. Hal ini sejalan dengan pencaharian sebagai petani menunjukkan bahwa
penelitian yang dilakukan Utmary & Agustin di Desa Krandegan sendiri belum banyak sumber
(2020) terkait dengan manajemen pengelolaan daya manusia yang memiliki kapabilitas
keuangan daerah. Akuntabilitas publik dibidang teknologi. Hal tersebut sejatinya
pemerintah daerah meningkat, dimana merupakan tantangan yang dapat menghambat
pemerintah kabupaten dan kota di provinsi kesuksesan Kampung digital Krandegan. Namun,
Sumatera Barat cukup sering menggunakan menilik lebih jauh ternyata sumber daya manusia
website resmi pemda untuk mengunggah opini Desa Krandegan memiliki empati yang besar,
BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah jiwa gotong royong yang tinggi, dan semangat
(LKPD). Melalui sistem transparansi data yang yang membara dalam berpartisipasi aktif
baik dapat meningkatkan kepercayaan melaksanakan berbagai program desa guna
masyarakat akan kinerja Pemerintah Desa dalam mencapai tujuan bersama. Melalui pemberian
memanfaatkan keuangan desa maupun pelatihan yang dilakukan secara rutin untuk
memberikan informasi secara transparan dan meningkatkan literasi digital masyarakat mampu
pemberian informasi yang mudah diakses mengatasi tantangan tersebut. Selain itu, Desa
masyarakat sehingga hal ini tentunya menjadi Krandegan juga melakukan berbagai usaha
salah satu kunci kesuksesan Kampung Digital pendekatan dengan pemuda yang notabennya
Krandegan. lebih mudah untuk beradaptasi dengan
penggunaan teknologi dan menjadi pilar untuk
b. Kelembagaan membantu pemerintah desa dalam pemanfaatan
Efektifitas kinerja kelembagaan menurut sumber daya manusia. Hal itu, selaras dengan
Peterson & Behfar (2003) dapat dilihat dari penelitian Alserhan & Shbail (2020) bahwa
kapasitas lembaga dalam mengoptimalkan pelatihan secara optimal mampu memberikan
penggunaan sumber daya secara efektif dan dampak substansial dalam pencapaian suatu
efisien guna memperoleh output yang relevan organisasi. Maka dari itu, sudah sepantasnya
dengan kebutuhan penggunanya. Struktur sumber daya manusia menjadi salah satu kunci
kelembagaan Kampung digital Krandegan secara kesuksesan Kampung Digital Krandegan.
umum dipegang oleh Pemerintah Desa
Krandegan. Namun secara khusus, lembaga yang d. Kepemimpinan dan Pemikiran Strategis
mengelola dan mengembangkan egovernment Pemimpin merupakan seseorang yang
BUMDes Karya Muda Desa Krandegan. Dilihat mampu memengaruhi orang lain di sekitarnya
dari struktur kelembagaannya BUMDes Karya untuk bergerak dalam upaya mencapai tujuan
Muda sudah cukup efektif dengan pembagian organisasi. Komitmen kuat seorang pemimpin
tugas yang baik karena terdiri dari 1 ketua, 1 dalam mewujudkan visinya dapat mengurangi
bendahara, 2 tim IT, dan 3 admin mereka semua hambatan dalam pelaksanaannya. Menurut
merupakan pemuda yang mau berkontribusi Homans (1950) bahwa sosok pemimpin yang
untuk desa, dengan struktur yang ramping telah baik dipengaruhi oleh action, interaction, dan
mampu menghasilkan output yang maksimal
131 Analisis Strategi Kesuksesan…
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
sentiments. Apabila ketiganya dimiliki oleh dan 6) Literasi Digital masyarakat yang masih
seorang pemimpin maka perasaan saling rendah.
memiliki akan timbul dan secara tidak langsung Setiap adanya permasalahan tentu terdapat
akan memotivasi kelompok untuk berpartisipasi solusi strategis yang menjadi kunci dalam
aktif dalam upaya pencapaian tujuan. Selaras mengatasi kendala tersebut. Berdasarkan hasil
dengan teori tersebut sosok Kepala Desa penelitian diperoleh kunci kesuksesan Kampung
Krandegan Dwinanto merupakan Inspirasi Digital Krandegan di antaranya meliputi: 1)
pemimpin yang ideal sesuai dengan kebutuhan Transparansi desa meningkatkan kepercayaan
masyarakat Desa Krandegan. Sebab, melalui masyarakat; 2) Kelembagaan yang efektif selaras
pemikiran strategisnya yang mampu melihat dengan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate
permasalahan di desa menjadi sebuah peluang Governance); 3) Sumber Daya Manusia yang
untuk membuat Krandegan menjadi lebih baik memiliki partisipasi aktif dalam mendukung
lagi. Pemikiran strategis tersebut membuat Desa program desa; 4)
Krandegan secara optimal mampu memanfaatkan Kepemimpinan dan Pemikiran Strategis Kepala
keuangan desa, Sumber daya manusia yang Desa yang memiliki empati besar dalam
tersedia untuk mengembangkan Desa Krandegan melayani kebutuhan masyarakat. Melalui strategi
melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi. tersebut mampu mengatasi semua kendala yang
Sejalan dengan penelitian Rozikin et al. (2020) ada.
bahwa kemampuan seorang pimpinan dilihat dari Desa Krandegan layak dijadikan role
bagaimana pimpinan tersebut mampu model smart village melalui analisis kendala dan
memanfaatkan informasi dan teknologi menjadi kunci kesuksesan ini dapat dijadikan referensi
sebuah peluang. Di samping itu, sifat ramah, bagi desa lain dalam mengevaluasi tata kelola
murah senyum, mampu mengayomi, memiliki pemerintahannya. Keterbatasan dari penelitian
empati besar pada masyarakat dan ini adalah jumlah informan yang terbatas hanya
mengutamakan humanisme merupakan sifat yang 15 orang sehingga menghasilkan pernyataan
disukai masyarakat pada sosok pemimpin yang kurang bervariasi. Saran untuk penelitian
Dwinanto. Oleh karena itu hampir 90% dari selanjutnya dapat meningkatkan jumlah informan
semua elemen masyarakat Krandegan setuju dengan tetap memperhatikan proporsi peran dari
bahwa kepemimpinan dan pemikiran strategis setiap informan tersebut.
Dwinanto menjadi salah satu kunci kesuksesan
Kampung Digital Krandegan. Hal tersebut UCAPAN TERIMA KASIH
ditunjukan dengan perolehan suara Dwinanto
saat pemilihan Kepala Desa yang dilakukan Peneliti mengucapkan terima kasih
secara bersih tanpa adanya politik uang sama sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
sekali. mendukung terlaksananya penelitian ini di
antaranya Kementerian Pendidikan dan
KESIMPULAN Kebudayaan melalui Program Kreativitas
Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKMRSH).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Serta segenap tim reviewer PKM Universitas
diperoleh hasil bahwa kendala yang dihadapi Negeri Semarang.
Kampung Digital Krandegan dalam mendukung
program smart village di antaranya meliputi: 1) DAFTAR PUSTAKA
Mindset atau Pola pikir masyarakat desa yang
masih tradisional; 2) Kebutuhan masyarakat Alhari, M. I., Febriyani, W., Jonson, W. T., &
yang menganggap digitalisasi sebagai tingkatan Fajrillah, A. A. N. (2021). Perancangan Smart
kebutuhan tertinggi sehingga belum terlalu Village Platform Aplikasi Edukatif untuk
dibutuhkan saat ini; 3) Minat masyarakat yang Monitoring Desa. Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi Asia, 15(1), 51–60.
masih rendah dalam memanfaatkan teknologi di
Alserhan, H., & Shbail, M. (2020). The Role of
bidang ekonomi dan efisiensi; 4) Pengembangan
Organizational Commitment in The
Aplikasi yang membutuhkan biaya yang besar; Relationship Between Human Resource
5) Sosialisasi yang membutuhkan waktu lama; Management Practices and Competitive
Advantage in Jordanian Private Universities.
N. Saidah, L. Khasanah, Asriyatuzahra & S. Ridloah 132
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
Management Science Letters, 10(16), 3757– Smart Village Melalui Pengelolaan
3766. Perpustakaan Desa Rintisan Berbasis
Andari, R. N & Ella, S. (2019). Pengembangan Model Teknologi Informasi di Desa Bantarsari Bogor.
Smart Rural untuk Pembangunan Kawasan Jurnal Abdinus: Jurnal Pengabdian
Perdesaan di Indonesia. Jurnal Borneo Nusantara, 4(1), 63–74.
Administrator, 15(1), 41–58.
Anwar, G., & Abdullah, N. N. (2021). The Impact of
Human Resource Management Practice On Maharani, E. N., & Kencono, D. S. (2021). Penerapan
Organizational Performance. International Smart Governance dalam Smart Village di
journal of Engineering, Business and Kalurahan Dlingo Kabupaten Bantul. Jurnal
Management (IJEBM), 5(1), 35–47. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Bappenas. (2002). Public Good Governance: Sebuah Jambi, 5(2), 25–38.
Paparan Singkat. Jakarta: Bappenas RI. Maslow, A. H. (1943). A Theory of Human
BPS. (2018). Statistik Hasil Pendataan Potensi Desa Motivation. Psychological Review, 50(4), 370–
(Podes). Jakarta: Badan Pusat Statistik. 396.
Chatterjee, S., & Kar, A. K. (2018). Effects of Megawati., & Maftukhah., N.A. (2017). Analisis
Successful Adoption of Information Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi
Technology enabled Services in Proposed Administrasi Kependudukan Menggunakan
Smart Cities of India: From User Experience Model Delone and Mclean (Studi Kasus: Dinas
Perspective. Journal of Science and Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Technology Policy Management, 9(2), 189– Pekanbaru). Jurnal Ilmiah Rekayasa
209. Dan Manajemen Sistem Informasi, 3(2), 84–
Gunawan, A. W. (2007). The Secret of Mindset. 86
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 273. Metcalfe, M. (2007). Problem Conceptualisation
Hasugian, P. M. (2020). Village Status Grouping using Idea Networks. Systemic Practice and
Analysis Using Agglomerative Hierarchical Action Research, 20(2), 141-150
Clustering (AHC). Jurnal Mantik, 4(1), 950– Metcalfe, M. (2014). Strategic Concepts Book of
954. Readings. University of South Australia:
Herdiana, D. (2019). Pengembangan Konsep Smart Adelaide.
Village Bherdianaagi Desa-Desa di Indonesia Munir, D. (2017). Smart Village: Desa Maju, Desa
(Developing the Smart Village Concept for Bahagia. APEKSI: Asosiasi Pemerintah Kota
Indonesian Villages). Jurnal Ilmu Seluruh Indonesia.
Pengetahuan & Teknologi Informasi, 21(1), Nurjayadi, N, T., Herwin., & Andesa, K. (2020).
1–16. Peningkatan Pelayanan Terhadap Masyarakat
Homans, G. C. (1950). The Human Group. New York: melalui Kegiatan Smart Village pada Desa
Harcourt, Brace and World. Rimba Makmur Kabupaten Kampar.
Jusniaty., Asriadi, A, R., Jamaluddin, A., Abdullahi, Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
A.B. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Desa Masyarakat, 4(1), 140–151.
dalam Mewujudkan Smart Village di Desa Peterson, R. S., & Behfar, K. J. (2003). The Dynamic
Tongke-Tongke Kabupaten Sinjani. Prosiding Relationship Between Performance
KN-9 APPPTMA, 369–378. Feedback, Trust, and Conflict in Groups: A
Malang. Longitudinal Study. Organizational Behavior
Kholis, A., Husrizalsyah, D., & Pramana, A. (2020). and Human Decision Processes, 92(1-2), 102–
Analisis Model Delone and Mclean Pada 112.
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Prakoso, B. S. (2018). Kepuasan Layanan Online E-
Pemerintah Kota Medan. Jurnal Ilmiah
Government di Kementerian Agama
Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi, 4(2), 116–
Indonesia. Thesis. Institut Teknologi Sepuluh
128.
Nopember.
Kilani, Y. M. M. (2020). The Moderating Role of
Rahmatika, U., & Fajar, M. A. (2019). Faktor-Faktor
Innovation Balance Between Adoption and
Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan
Actual Use of E-Government Services: An
Electronic Money: Integrasi Model Tam–Tpb
Extension of Delone and Mclean Information
Dengan Perceived Risk. Nominal: Barometer
Success Model. International Journal of
Riset Akuntansi Dan Manajemen, 8(2), 274–
Business Innovation and Research,
284.
Inderscience Enterprises Ltd, 26(3), 273–295.
Ramesh, B. (2018). Concept of Smart Village and it’s
Kurnianingsih, I., Yugaswara, H., Suhaeri, S.,
Impact on Rurbanization. International
Wardiyono, W., & Rosini, R. (2020). PKM
133 Analisis Strategi Kesuksesan…
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Juni 2022, 6 (2): 123-135
Journal of Trend in Scientific Research and
Development, 2(3), 1948–1950.

Ridhawati, E., Fitrian, Y., Sari, D. N., P, P., &


Pratama, R. (2019). Penerapan E-government
pada Pekon Sukamulya (Studi kasus: Pekon
Sukamulya Pringsewu. Jurnal Cendikia, 17(1
April), 246–250.
Rozikin, M., Hesty, Wa., & Sulikah. (2020).
Kolaborasi dan E-literacy Kunci Keberhasilan
Pemerintah Daerah. Jurnal Borneo
Administrator, 16(1), 61–80.
Sabani, A., Deng, H., & Thai, V. (2018). A Conceptual
Framework for The Adoption of E-
Government In Indonesia. Proceedings of the
29th Australasian Conference on Information
Systems (ACIS), 1–12. Sydney.
Saputro, H. (2016). Analisa Kesuksesan
EGovernment Menggunakan Success Model’s
Delone and Mclean (Studi Kasus: Pemerintah
Kota Pekalongan). Dissertation Universitas
Atma Jaya Yogyakarta
Sirsat, S. S., & Sirsat, M. S. (2016). A validation of
the DeLone and McLean Model on the
Educational Information System of the
Maharashtra State (India). International
Journal of Education and Learning Systems,
1(2016), 10–18.
Sudarto, Y. (2006). E-Government dan Reformasi
Birokrasi Menuju Pemerintahan yang Baik.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi untuk Indonesia, 44–
47. Bandung.
Suherdi, D. (2021). Peran Literasi Digital di Masa
Pandemik. Deli Serdang: Cattleya Darmaya
Fortuna.
Susandi, D., Sujadi, H., & Rohmanudin, W. (2020).
Pemanfaatan Internet Of Things dalam Sistem
Peringatan Dini pada Smart Village. Jurnal
Nasional Komputasi dan Teknologi
Informasi, 3(1), 29–37.
Sutaryo. (2004). Dasar-dasar Sosialisasi. Jakarta:
Rajawali Press, 156.
Utmary, N., & Agustin, H. (2020). Evaluasi
Keberhasilan Sistem Keuangan Desa
Menggunakan Delone & Mclean Is Success
Model. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 2(3),
3216–3235.
Utomo, C. E. W., & Hariadi, M. (2016). Strategi
Pembangunan Smart City dan Tantangannya
bagi Masyarakat Kota. Jurnal Strategi dan
Bisnis, 4(2), 159–176.

N. Saidah, L. Khasanah, Asriyatuzahra & S. Ridloah 134

You might also like