Professional Documents
Culture Documents
Didit Praditya
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung
Jl. Pajajaran No. 88 Bandung, HP. 08157723727. E-mail: didi012@kominfo.go.id
Naskah dikirim tanggal 4 Oktober 2014, direvisi tanggal 13 November, disetujui tanggal 27 November 2014
Abstract
The central government often puts the village as an object, so the utilization of ICT programs
only reached district or subdistrict area. Therefore the emergence of movement from villages
that use internet, become a lesson that the initiative can be done from the bottom (village). The
research was conducted through a case study by performing interviews and observations in
Panjalu Village, Subdistrict Panjalu, Distric of Ciamis. Interview guidance is used to find out the
condition of the village before and after the utilization of ICT. The result showed that Panjalu
Village has held ICT training to the village employees and cadres. The utilization of ICT related
to the business sector is quite complete and informative. The available website is used by the
village government to promote agricultural, tourist sites, and handicrafts from SME (Small
Medium Enterprises). In terms of e-government solution, the utilization of ICT largely are in the
information stage, and a little bit are still in the interaction stage. The utilization of ICT in
Panjalu Village is used to distribute or disseminate the information regarding the development
activities.
Keywords: ICT, village, e-governments.
Abstrak
Pemerintah pusat sering menempatkan desa sebagai objek, sehingga program-program
pemanfaatan TIK terkadang hanya sampai pada tingkat kabupaten atau kecamatan. Oleh karena
itu, munculnya gerakan dari desa yang memanfaatkan internet, menjadi pelajaran bahwa inisiatif
dapat dilakukan dari bawah (desa). Penelitian dilakukan melalui studi kasus dengan melakukan
wawancara dan observasi di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pedoman
wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi desa sebelum dan setelah memanfaatkan TIK,
penggunaan TIK, dan manfaat yang diperoleh oleh desa dari pemanfaatan TIK. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Desa Panjalu telah mengadakan pelatihan TIK kepada perangkat dan kader
desa. Penggunaan TIK terkait dengan dunia usaha sudah cukup lengkap dan informatif. Situs
web yang tersedia digunakan pemerintah desa untuk mempromosikan hasil pertanian, lokasi
wisata, dan hasil kerajinan produk dari usaha kecil menengah. Dalam hal solusi e-government,
sebagian besar masih di tahap informasi, dan sebagian kecil berada di tahap interaksi.
Pemanfaatan TIK di Desa Panjalu digunakan untuk menyebarluaskan atau diseminasi informasi
mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan.
Kata kunci: TIK, desa, e-government.
129
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 129-140
130
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa
Didit Praditya
Jawa Barat yang telah memanfaatkan TIK perbedaan persepsi antara masyarakat dengan
untuk mendukung kegiatan pembangunan pengurus tentang telecenter, serta kurang
desa tersebut, yaitu Desa Panjalu. adanya kerja sama dengan berbagai lembaga
lain yang berwenang seperti Kementerian
Pertanian yang dapat membantu bidang
LANDASAN KONSEP pertanian serta Kementerian Perindustrian
yang menangani UKM dalam
Penelitian Terdahulu mendayagunakan telecenter di desa.
Di level strategis, penelitian mengenai
implementasi TIK untuk meningkatkan Desa dan Pemerintahan Desa
kualitas hidup masyarakat perdesaan yang Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun
dilakukan oleh Fathoni (2010) menghasilkan 2014 tentang Desa, bahwa desa adalah
kesimpulan bahwa upaya untuk meningkatkan
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kualitas hidup masyarakat di perdesaan secara batas wilayah yang berwenang untuk
optimal melalui pemanfaatan TIK perlu mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
memerhatikan beberapa hal di antaranya kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
membangun komitmen pemerintah terhadap prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
pemanfaatan teknologi informasi dan hak tradisional yang diakui dan dihormati
komunikasi di perdesaan, pendekatan dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
pengenalan, dan pemanfatan TIK dari Republik Indonesia. Sedangkan
sekolah, membangun berbagai jenis portal pemerintahan desa adalah penyelenggaraan
yang relevan dengan karakteristik dan potensi urusan pemerintahan dan kepentingan
sumber daya yang terdapat di daerah masing- masyarakat setempat dalam sistem
masing, serta membangun kemitraan dengan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
industri dan jasa telekomunikasi. Selain itu, Indonesia, pemerintah desa diselenggarakan
penelitian mengenai TIK di tingkat desa oleh kepala desa atau yang disebut dengan
misalnya penelitian tentang literasi TIK nama lain dibantu perangkat desa sebagai
masyarakat desa pantai yang dilakukan oleh unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Siswanto (2012) menunjukkan bahwa tingkat
literasi TIK masyarakat desa akan berbeda-
beda sesuai dengan letak geografis desa E-Government
tersebut. Terdapat beragam definisi e-
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan government, namun terdapat beberapa
oleh Santoso (2011) mengenai program kesamaan yaitu melibatkan penggunaan
pembangunan telecenter di perdesaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
(sebagai salah satu wujud pemanfaatan TIK) khususnya internet untuk meningkatkan
yang dilaksanakan oleh UNDP-Bappenas penyampaian layanan pemerintahan kepada
menunjukkan bahwa masyarakat desa masyarakat, bisnis (dunia usaha), dan instansi
sebenarnya membutuhkan telecenter, namun lainnya. E-government memungkinkan
harus berfungsi sosial yang berarti masyarakat untuk dapat berinteraksi dan
mengutamakan tujuan sosial, misalnya menerima layanan dari pemerintahan lokal,
membantu mengentaskan kemiskinan daerah, maupun pusat selama 24/7 (24 jam
masyarakat dengan menyediakan akses sehari 7 hari seminggu) (Palvia dan Sharma,
informasi dan turut mengembangkan UKM. 2007). Penggunaan TIK oleh pemerintahan
Namun berbagai masalah dihadapi yaitu: desa terkait dengan konsep e-government,
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap namun dalam lingkup yang lebih kecil yaitu
potensi yang berada di desanya sendiri, ruang lingkup desa. Gambaran dari solusi e-
kurangnya pengetahuan/pemahaman government ditunjukkan pada tabel 1.
manajemen pemasaran berbasis internet,
131
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 129-140
Tabel 1
Solusi e-Government
Gambaran Solusi e-Government
Government to
Government to Citizens Government to Business
Government
Tahap 1: informasi lokal/nasional (visi informasi bisnis, alamat, knowledge base (intranet),
Informasi misi dan struktur organisasi, nomor telepon, jam kerja, knowledge management
alamat, nomor telepon, undang-undang, peraturan, (LAN).
undang-undang, peraturan, regulasi terkait bisnis.
regulasi, berita pemerintahan).
Tahap 2: mendownload form dari situs mendownload form dari situs e-mail, knowledge database
Interaksi web pemerintah, dapat mengisi web, dapat mengisi form, e- interaktif, penanganan
form, e-mail, grup diskusi mail, , dan sebagainya. complain.
(forum), poling, kuisioner, dan
sebagainya.
Tahap 3: Situs web yang telah Situs web yang telah Basis data terintegrasi.
Transformasi dipersonalisasi dengan akun dipersonalisasi dengan akun
personal yang terintegrasi personal yang terintegrasi
untuk semua layanan. untuk semua layanan bisnis.
Sumber: Backus dalam Palvia dan Sharma (2007).
Tabel 2
Subkategori Model E-Government
Komunikan Konten Karakteristik Definisi Contoh
Pembangunan dan
Government to Komunikasi, koordinasi, penggunaan data
e-Administration
Government standarisasi warehouse yang
Informasi dan sama
Website organisasi
Komunikasi, transparansi, pemerintah,
Government to Layanan akuntabilitas, keefektifan, komunikasi e-mail
e-Government
Citizen keefisienan, standarisasi, antara masyarakat
produktivitas dengan aparat
pemerintah pemerintah
e-Government,
Government to Komunikasi, kolaborasi,
e-Commerce, e-procurement
Business perdagangan (commerce)
e-Collaboration
Sumber: Yildiz dalam Yildiz (2007).
132
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa
Didit Praditya
133
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 129-140
Gambar 1
Model Penelitian
134
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa
Didit Praditya
135
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 129-140
yang melibatkan stakeholder seperti: men- tersebut. Proses pelayanan publik yang
download form dari situs web, mengisi form merupakan kewajiban pemerintahan, sudah
online, e-mail, grup diskusi (forum), poling, seharusnya difasilitasi dengan dukungan
kuisioner, dan sebagainya. Tahap ketiga atau sumber daya TIK dan sumber daya manusia
tahap transformasi memungkinkan semua yang dimiliki.
layanan pemerintahan yang didukung TIK
terintegrasi dapat digunakan oleh setiap Model E-Government
masyarakat yang memiliki akun personal.
Government to Citizen (G2C)
Berdasarkan observasi, dalam hal solusi
e-government yang dilakukan di Desa Panjalu Model e-government menggambarkan
sebagian besar masih di tahap informasi, dan hubungan antara pemerintah dengan
sebagian kecil berada di tahap interaksi. stakeholder melalui TIK, yaitu hubungan
Pemanfaatan TIK di Desa Panjalu digunakan pemerintah dengan masyarakat (citizen),
untuk menyebarluaskan atau diseminasi pemerintah dengan dunia usaha (business),
informasi mengenai kegiatan-kegiatan dan hubungan antara pemerintah dengan
pembangunan yang dilaksanakan. Untuk sesama pemerintah (government). Untuk
tahap interaksi, masyarakat memberi feedback kasus di Desa Panjalu hubungan antara
kepada pemerintah desa melalui respon pemerintah dengan masyarakat atau
terhadap berita/informasi yang di posting di komunitas selain melalui situs web
situs web desa. Selain situs web, pemerintah (http://panjalu.desa.id/), juga dilakukan
desa juga memiliki e-mail dan akun media interaksi melalui e-mail, media sosial twitter
sosial seperti facebook dan twitter untuk melalui akun @desapanjalu dan facebook
berinteraksi dengan masyarakat. (https://www.facebook.com/desa.panjalu).
Kategori berita dan informasi yang Kategori berita, artikel atau informasi
dimiliki website Desa Panjalu telah cukup yang disediakan di situs web Desa Panjalu, di
lengkap memberikan informasi mengenai antaranya mengenai kabar seputar Desa
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Namun, Panjalu, berita seputar pemilihan umum:
informasi mengenai pelayanan masyarakat Pilkades 2013, Pilkada Kabupaten Ciamis
seperti mengenai administrasi kependudukan, 2013, Pilkada Jabar 2013, dan Pemilu 2014.
pengurusan perizinan, masih belum tersedia. Berita, artikel atau informasi mengenai
Situs web yang dimiliki masih belum dusun-dusun di Desa Panjalu, tentang
menerapkan tahap interaksi secara maksimal, komunitas dan opini.
tidak ada fasilitas pada situs web yang Hubungan melalui media sosial dapat
memungkinkan pemangku kepentingan meningkatkan intensitas komunikasi
(masyarakat) berinteraksi dengan pemerintah pemerintah dengan masyarakat sehingga
desa yang berkaitan dengan pelayanan pemerintah dapat dengan mudah dan cepat
masyarakat. Proses interaksi hanya dilakukan menangkap permasalahan atau keluhan
melalui respon (komentar) mengenai berita- masyarakat. Namun, hubungan interaktif
berita yang diposting oleh pengelola situs melalui forum, e-mail, atau saluran formal
web, melalui e-mail atau melalui media (resmi) yang disediakan oleh desa juga
sosial. diperlukan guna meningkatkan integritas dan
Seperti yang dikemukakan oleh keamanan.
Budhirianto (2010), e-government dapat
mempercepat interaksi antara pemerintah Government to Business (G2B)
dengan masyarakat/pihak terkait, sehingga Hubungan pemerintah dengan dunia
permasalahan-permasalahan publik dapat usaha (G2B) dilakukan pemerintah desa
dilayani dengan cepat dan tepat. Untuk itu, melalui penyebarluasan informasi mengenai
situs web tidak hanya bersifat informatif saja, hasil pertanian, potensi pariwisata, produk-
namun dapat interaktif maupun transaksional produk UKM, festival/karnaval budaya, dan
melalui peningkatan intensitas komunikasi kuliner. Seperti yang telah disebutkan bahwa
dan ketertarikan masyarakat terhadap situs penggunaan TIK di Desa Panjalu terkait
137
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 129-140
dengan dunia usaha melalui situs web sebatas horizontal masih belum terkoneksi. Menurut
berita kegiatan atau media promosi, belum model e-government (Yildiz, 2007), G2G
ada sisi interaktif maupun transaksional atau memiliki karakteristik komunikasi,
transformasi. Kategori berita, artikel, atau koordinasi, dan standarisasi yang dilakukan
informasi yang terkait dengan dunia usaha antarpemerintah yang berkaitan dengan
yaitu, kabar/berita kegiatan mengenai hasil konten informasi dan layanan pemerintah.
pertanian, potensi pariwisata, festival seni dan Salah satu contoh penerapannya adalah
budaya, produk-produk hasil UKM, kuliner pembangunan dan penggunaan data
dan berita, artikel atau informasi mengenai warehouse yang sama. Namun kondisi di
ekonomi kreatif. Desa Panjalu, solusi e-government tersebut
masih belum terkoneksi, baik dengan
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Government to Government (G2G)
Interkoneksi atau hubungan terintegrasi tidak
Dalam hal koordinasi secara informal, dilakukan oleh Desa Panjalu karena
telah dilakukan kerjasama maupun koordinasi memandang hal tersebut merupakan tanggung
yang dilakukan oleh Desa Panjalu dengan jawab pemerintah pusat dalam membangun
desa-desa lain di Kabupaten Ciamis melalui interkoneksi antar instansi pemerintah.
forum komunitas TIK yaitu DedemIT (Desa- Hubungan antarpemerintah melalui
desa Melek Informasi dan Teknologi). jejaring yang terkoneksi dan terintegrasi
Komunitas DedemIT Ciamis terdiri dari para melalui e-government sebaiknya dilakukan
perangkat desa, pegiat pemberdayaan dan untuk memudahkan komunikasi dan
relawan TIK yang tergabung dalam gerakan koordinasi. Penggunaan standarisasi dan
desa membangun yang memunyai kepedulian keamanan perlu diperhatikan dalam
untuk menyebarluaskan serta membangun membangun hubungan tersebut. Desa yang
tata kelola pemerintahan terbuka (open merupakan suatu wilayah yang terbentuk dan
governance) melalui pengelolaan informasi dikelola berdasarkan prakarsa masyarakat
perdesaan yang prima dengan menerapkan desa itu sendiri (Undang-Undang No. 6
prinsip efektivitas, transparansi, dan Tahun 2014 tentang Desa), memiliki
akuntabel. Komunitas DedemIT Ciamis karakteristik yang berbeda dengan desa
merupakan wadah gerakan sosial untuk lainnya, oleh karena itu diperlukan
mendorong terwujudnya pemerintah desa komunikasi dan koordinasi, jejaring atau
yang ramah dengan informasi dan teknologi forum komunikasi dengan desa-desa lainnya.
yang murah, legal dan positif. Serta
mendorong agar desa bisa memeroleh
kedaulatan atas data dan sumberdaya yang PENUTUP
ada untuk kesejahteraan (DedemIT, n.d.).
Program kerja yang dilakukan oleh DedemIT
yaitu: Simpulan
Desa Panjalu telah menggunakan TIK
Pembuatan website desa secara gratis.
untuk meningkatkan interaksi dengan
Pelatihan pengelolaan Sistem masyarakat, terutama dalam melakukan
Informasi Desa.
penyebaran atau diseminasi berita-berita
Mengawal dan mengritisi pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sedang
Undang-Undang Desa. dilaksanakan kepada masyarakat. Hal ini
Coaching clinic perangkat terbuka ditunjang dengan melakukan pelatihan dan
(open source). menambah pengetahuan terkait TIK. Dari sisi
Pengelolaan aplikasi mitra desa. SDM beberapa manfaat yang diperoleh oleh
Pendidikan dan Pelatihan Pewarta Desa Panjalu antara lain: (1) Mengurangi
Desa. rendahnya literasi TIK masyarakat melalui
Pendidikan Kader Pemerintah Desa pemanfaatan TIK; (2) Masyarakat
Hubungan antara pemerintah desa mengetahui kegiatan-kegiatan pembangunan
dengan instansi pemerintah vertikal maupun yang dilaksanakan di desa; (3) Masyarakat
138
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa
Didit Praditya
140