You are on page 1of 5

‫‪Materi Khutbah Jumat:‬‬

‫‪3 Nikmat Allah yang Sering Diabaikan‬‬

‫ات أ َْع َمالِنَا‪،‬‬


‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا و ِمن سيِّئ ِ‬
‫َ ْ ََ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫إ َّن احْلَ ْم َد هلل حَنْ َم ُدهُ َونَ ْستَعْينُهُ َونَ ْسَت ْغف ُرهُ‪َ ،‬و َنعُ ْوذُ ب ْ ُ ْ‬
‫ِ‬
‫ٰ‬ ‫ضلِل فَاَل ه ِ‬ ‫من يه ِد ِه اهلل فَاَل م ِ‬
‫ي لَهُ‪ ،‬أ ْش َه ُد أ ْن الَ إِٰله إالَّ اللّهُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫اد‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ََ ْ ُ ْ‬‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫َّ‬ ‫ض‬ ‫َ ْ َْ ُ ُ‬
‫لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪.‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ك‬‫ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل إِ ْبَراهْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬‫صلَّْي َ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت َعلَى إِ ْبَر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل إِْبَر ِاهْي َم‪،‬‬ ‫ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬
‫مَح ْي ٌد جَم ْي ٌد‪َ .‬وبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى ِآل حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫ك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪.‬‬
‫إِنَّ َ‬
‫اهلل ِم َن‬
‫ال َتبار َك وَتعاىَل ‪ ،‬أَعوذُ بِ ِ‬
‫ُْ‬ ‫ث قَ َ َ َ َ َ‬
‫اهلل‪ ،‬أُو ِصي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى ِ‬
‫اهلل َعَّز َو َج َّل َحْي ُ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِعباد ِ‬
‫ََ‬
‫الر ِجْي ِم‪:‬‬ ‫الشَّيطَ ِ‬
‫ان َّ‬ ‫ْ‬
‫ث ِمْن ُه َما‬ ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوبَ َّ‬ ‫سوِ‬ ‫ٍ‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫يا أَيُّها النَّاس َّات ُقوا ربَّ ُكم الَّ ِذي خلَ َق ُكم ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ‬
‫ِر َجااًل َكثِ ًريا َونِ َساءً َو َّات ُقوا اللَّهَ الَّ ِذي تَ َساءَلُو َن بِِه َواأْل َْر َح َام إِ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬

‫صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬ ‫ِ‬


‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َسد ًيدا يُ ْ‬ ‫َ‬
‫ال‪ :‬يا أَيُّها الَّ ِ‬
‫ذ‬ ‫َوقَ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ ً‬
‫يما‬

‫صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلّ َم‪َ ،‬و َشّر اْأل ُُم ْو ِر‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ى حُمَ ّمد َ‬ ‫اب اهلل‪َ ،‬و َخْيَر اهْلَْدى َه ْد ُ‬‫َص َد َق احْلَديْث كتَ ُ‬ ‫فَأ ّن أ ْ‬
‫ضالَلَِة يِف النّا ِر‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد‪:‬‬ ‫ٍ‬ ‫ٍ‬
‫حُمْ َدثَا ُت َها‪َ ،‬و ُك ّل حُمْ َدثَة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َعة َ‬
‫ضالَلَةً‪َ ،‬و ُك ّل َ‬
‫‪ Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,‬‬

‫‪Sesungguhnya nikmat Allah subhanahu wata’ala itu tak terbilang dan tak terhingga,‬‬


‫‪baik itu nikmat lahiriah maupun nikmat batiniah.‬‬

‫‪Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang bisa dilihat oleh panca indera manusia‬‬
‫‪seperti makanan, minuman, kendaraan, perhiasan, keturunan, pangkat.‬‬
Nikmat bathiniyah adalah nikmat yang hanya dirasa oleh hati seperti senang, sabar,
tawakkal, qanaah.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ada tiga jenis nikmat Allah subhanahu wata’ala yang mana ketika seorang hamba
belum mendapatkannya, maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang
mendapatkan kedamaian dan ketenangan hidup. Sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits dengan sanad hasan, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,

‫ت لَهُ ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫وت يَ ْو ِم ِه فَ َكأَنَّ َما ِح‬


ْ ‫يز‬ ِ ‫َم ْن أَصْ بَ َح ِم ْن ُك ْم‌آ ِمنًا‌فِي‬
ُ ُ‫‌سرْ بِ ِه ُم َعافًى فِي َج َس ِد ِه ِع ْن َدهُ ق‬
“Barang siapa di antara kalian di pagi hari merasakan aman di tengah-tengah
keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya,
maka seakan-akan kenikmatan dunia ada di tangannya.” (HR. Tirmizi no. 2268)

Hadits di atas merupakan pengingat akan nikmat-nikmat Allah yang sudah terbiasa
didapatkan manusia akan tetapi kebanyakan tidak merasakan akan kemuliaannya dan
bahkan mengabaikannya.

Apa Saja Nikmat Allah yang Sering Diabaikan oleh Hamba-Nya?


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Nikmat Pertama: Nikmat Rasa Aman

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang pertama adalah nikmat rasa aman.

ِ ‌‫ ‌آ ِمنًا‌فِي‬, artinya merasakan aman di


Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‌‫سرْ بِ ِه‬
tengah-tengah keluarganya.

Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala yang paling besar
yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam. Dan tidak akan
merasakan kenikmatan hidup, orang yang kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang-
orang yang hidup di suatu Negara yang kehilangan rasa aman di dalamnya.

Atau seperti orang-orang yang yang hidup di tengah-tengah peperangan yang


menghancurkan harta benda dan menghilangkan nyawa. Ia tidur di bawah gemuruh
suara pesawat perang dan dentuman meriam. Bahkan salah seorang di antara mereka
menangkupkan tangannya di atas jantungnya, menunggu kematian yang bisa saja
mendatangi mereka setiap saat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,

‫ون‬ َ ِ‫ين آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا إِي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم أُولَئ‬


َ ‫ك لَهُ ُم اأْل َ ْم ُن َوهُ ْم ُم ْهتَ ُد‬ َ ‫الَّ ِذ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)

Allah subhanahu wata’ala menjanjikan keamanan bagi orang-orang yang beriman,


apabila mereka merealisasikan tauhid, memurnikan keimanan, dan melakukan amal
saleh sebagaimana tercantum dalam (QS. An-Nur: 55)

Nikmat Kedua: Nikmat Sehat


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang kedua adalah nikmat sehat.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‫( ُم َعافًى فِي َج َس ِد ِه‬sehat jasmaninya).


Maksudnya adalah selamat dari sakit dan penyakit baik secara lahir maupun batin.

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari hadits


Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca
doa:

‫ َو ِم ْن َسي ِِّئ اأْل َ ْسقَ ِام‬،‫ َو ْال ُج َذ ِام‬،‫ون‬


ِ ُ‫ َو ْال ُجن‬،‫ص‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم إِنِّي أَ ُعو ُذ ب‬
ِ ‫ك ِم َن البَ َر‬
“Ya Allah sesunguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan
penyakit kusta serta dari sejelek-jeleknya penyakit.”

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memohon kepada


Allah subhanahu wata’ala keselamatan dalam agama, dunia, jiwa, keluarga, dan harta
beliau setiap pagi dan sore.

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa kebanyakan manusia


melalaikan dan terpedaya dengan nikmat ini. Melalui haditsnya :

ُ ‫ص َّحةُ َوالفَ َرا‬


‫غ‬ ٌ ‫نِ ْع َمتَا ِن‌ َم ْغب‬
ِ َّ‫ُون فِي ِه َما َكثِي ٌر ِم َن الن‬
ِّ ‫ ال‬:‫اس‬
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terpedaya dengan keduanya; nikmat
sehat dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no. 5933)
Maka sungguh Maha benar Allah subhanahu wata’ala yang berfirman:

َ ‫َوآَتَا ُك ْم ِم ْن ُكلِّ َما َسأ َ ْلتُ ُموهُ َوإِ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ اَل تُحْ صُوهَا إِ َّن اإْل ِ ْن َس‬
‫ان لَظَلُو ٌم َكفَّا ٌر‬
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)

Nikmat Ketiga: Nikmat Kecukupan Rezeki


Nikmat Allah yang sering diabaikan yang ketiga adalah nikmat kecukupan rezeki.
ُ ُ‫ ِع ْن َدهُ ق‬, maknanya memiliki kebutuhan
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‫وت يَوْ ِم ِه‬
pokok untuk sehari-harinya.

Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi dan bisa
menghidupinya dari makanan yang halal. Makanan adalah salah satu nikmat
Allah subhanahu wata’ala yang sangat besar. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

ٍ ‫ُوع َوآ َمنَهُم ِّم ْن َخ ْو‬


‫ف‬ ْ َ‫ت * الَّ ِذي أ‬
ٍ ‫ط َع َمهُم ِّمن ج‬ ِ ‫فَ ْليَ ْعبُ ُدوا َربَّ هَ َذا ْالبَ ْي‬
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa siapa saja yang terkumpul di dalam dirinya
ketiga hal ini, maka pada hari itu seolah-olah dia memiliki dunia seluruhnya.

Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga hal ini dan bahkan
mereka memiliki lebih banyak lagi dibandingkan dengan yang disebutkan dalam
hadits ini, namun demikian mereka mengingkarinya dan meremehkan apa yang
mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan.

Maka mereka sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala firmankan,

َ ‫ون نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ثُ َّم يُ ْن ِكرُونَهَا َوأَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال َكافِر‬
‫ُون‬ َ ُ‫ْرف‬
ِ ‫يَع‬
“Mereka mengetahui ni’mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. An-Nahl: 83)
Allah subhanahu wata’ala juga mengingatkan,

َ ‫أَفَبِنِ ْع َم ِة هَّللا ِ يَجْ َح ُد‬


‫ون‬
“Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl: 71)

Dan obat dari penyakit ini adalah dengan melihat kepada orang-orang yang tidak
mendapatkan kenikmatan ini, atau yang tidak mendapatkan sebagian dari nikmat ini,
sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim rahimahumallah dari hadits
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

‫‌فَه َُو‌أَجْ َد ُر أَ ْن اَل تَ ْز َدرُوا‬،‫ َواَل تَ ْنظُرُوا إِلَى َم ْن هُ َو فَ ْوقَ ُك ْم‬،‫ا ْنظُرُوا إِلَى َم ْن أَ ْسفَ َل ِم ْن ُك ْم‬
ِ‫نِ ْع َمةَ هللا‬
“Lihatlah orang yang lebih rendah (kenikmatannya) darimu dan janganlah melihat
kepada yang lebih banyak (kenikmatannya) darimu agar kamu tidak mencela nikmat
yang Allah anugerahkan kepadamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Demikian materi khutbah Jumat tentang 3 nikmat Allah yang sering diabaikan oleh


kebanyakan saudara-saudara kita, atau bahkan termasuk diri kita.

Semoga penjelasan pada khutbah Jumat siang hari ini menjadi sebuah nasihat antar
sesama kita. Saling mengingatkan, saling menasihati dalam iman dan takwa. Hingga
kita benar-benar yakin dapat istiqamah di atas jalan-Nya, dan benar-benar sadar ketika
berada di jalan selain-Nya untuk kemudian kembali ke jalan yang lurus hingga ajal
menjemput.

‫َسَت ْغ ِفُر اهللَ يِل ْ َولَ ُك ْم َولِ َسائِِر الْ ُم ْسلِ ِمنْي َ ِم ْن ُك ِّل‬
ْ ‫أَُق ْو ُل َق ْويِل ْ هذا َوأ‬
َّ ‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬
.‫الر ِحْي ُم‬ ٍ ْ‫َذن‬
ْ َ‫ ف‬،‫ب‬

You might also like