You are on page 1of 9

AGhITECH, VoL 32, No.

3, AGIISTUS 2012

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BERBAGAI FRAKSI DAN EKSTRAK METANOLIK DAUN


BELUNTAS (Plucfi ea indica Less)

AntioxidantActivities of Various Fractions and Methanolic Extract of BeJuntas (Ptuchea tndica


Less) Leaves

Paini sri widyawati', Hanny wijaya2, peni suprapti Hariosworo3, Dondin sajuthia

tFakultas Teknologi
Pertanian,,Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Jl Dinoyo 42-44 Surabaya
2Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Gedung Fateta Kampus IpB Darmaga Bogor 16002
3Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis Kampus IpB Darmaga Bogor 166g0
aFakultas Matematika
dan IImu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Jl. Lodaya IV5 Bogor 16151
Emai l: wiwiedt@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan berbagai fraksi dan
ekstrak metanolik daun beluntas
dengan berbagai sistem uji, seperti aktivitas menangkap radikal DPPH,-superoksida,
hidroksil dan hidrogen peroksida,
mereduksi ion besi, mengkelat ion besi dan hemoglobin (Hb) dan menglambat pemucatan
asam linoGat_i)_karoten.
Hasil menunjukkair bahwa ekstrak metanolik daun beluntas
ifftasl dan fraksifraksinya (etil asetat (FEA), air (FA)
dan n-butanol (FNB)) berpotensi menangkap radikal bebas DPPH. EMB mempunyai
kadar fbnolik total dan kekuatan
reduksi tertinggi lebih berpotensi menangkap radikal superoksida, mereduksi ion
besi dan menghambat pemucatan
asam linoleat-p-karoten, sedangkan fraksi etil asetat (FEA) mempunyai
aktivitas antioksidan berdisarkan kemampuan
menangkap radikal superoksida, mereduksi ion besi, mengkelat ion besi dan hemoglobin.

Kata kunci: Aktivitas antioksidan, fraksi dan ekstrak daun beluntas

ABSTRACT

This study has been done to investigate the anfioxidant activity of various fractions
and methanolic extract of beluntas
leaves by using several test system, such as DPPH, superoxide and hydroxyl radical-scayenging
activities, hydrogen
peroxide scavenging activity, ferric reducing power, iron and haemogtouln chelating
capacitieJand B-carotene-linoieic
bleaching assay. The results showed that methanolic extract of beluntas Ieaves (EMB)
and its fractions (ethyl acetate
fraction (FEA), water fraction (FA) and n-butanol fraction (FNB) had scavenging
activity of DppH radical. EMB
which had highest phenolic content and the strongest ferric reducing power, exhibited p-carotene*linoleic
bleaching
inhibition and the highest superoxide scavenging activity, while FEAlirowed antioxidant
I activity based on superoxide
radical-scavenging activity, iron and haemoglobin chelating capacities and ferric
reducing power.

Keywords: antioxidant activity, fraction and extract of pluehea indica Less leaves

PENDAHULUAN thiofena, (-)-katekin (Biswas dkk., 2005), fenol hidrokuinon,


saponin, tanin, dan alkaloid (Ardiansyah dkk., 2003),
Beluntas (Pluchea indica Less) termasuk famili
fl avonol (kuersetin, kaemferol, mirisetin, luteolin, apigenin)
Asterqceae yang telah dimanfaatkan sebagai pangan
(Andarwulan dkk., 2010).
dan obat tradisional (Ardiansyah dkk., 2003). penelitian
Pada umumnya senyawa fitokimia, terutama fenolik
sebelumnya menginformasikan bahwa daun beluntas
yang terdapat dalam sel tanaman berbentuk bebas atau
mengandung sejumlah senyawa fitokimia seperti lignan,
glikosida (Dehkharghanian dkk., 2010). Adanya gugus
terpen, fenilpropanoid, benzoid, alkana (Luger dkk., 2000),
hidroksil pada senyawa fenolik menyebabkan senyawa ini
sterol, 2-(prop-1-unil)-5-(5,6-dihidroksi heksa-1,3-diunil)-
bersifat polar yang dapat terekstrak oleh pelarut polar (Lai

249

E_
AGRfTECH, Vol. 32, No. 3,AGUSTUS 2012

dkk., 2009). Etanol dan metanol merupakan pelarut organik Persiapan Ekstrak dan Fraksi Daun Beluntas
polar yang dapat mengekstrak senyawa fenolik berbentuk Ekstraksi daun beluntas dilakukan berdasarkan modi-
glikosida (Houghton dan Raman 1998). Ekstrak etanolik daun
fikasi metode Dorrnan dan Hiltunen (2004) (Gambar l).
beluntas telah terbukti mempunyai kemampuan menangkap Daun beluntas ruas 1-6 setelah dibersihkan dan dikeringkan
radikal bebas 1, 1-difenil-2-pikrilhidrasil (DPPH) (Widyawati, pada suhu kamar selama 7 hai, ditepungkan dengan ukuran
200 4), 2,2' - azino-bis (3 -ethylb enzthiazohne-6-sulphonic
40 mesh. Selanjutnya dimaserasi dengan petroleum eter
acid) (ABTS), mereduksi ion besi dan mencegah pemucatan (l:4 b/v) selama 24 jam,lalu difiltrasi. Residu kering yang
asam linoleat-p-karoten (Andarwulan dkk., 2010). Metanol
diperoleh diekstraksi soxhlet dengan metanol ( I : I 5 b/v) pada
cukup efektif mengekstrak senyawa fenolik dengan berat suhu 65 oC selama 3 jam. Ekstrak metanolik daun beluntas
molekul rendah dengan tingkat kepolaran sedang sehingga yang telah diuapkan pelarutnya (ElvfB) difraksinasi metode
dihasilkan rendemen dan aktivitas antioksidan yang tinggi ekstraksi pelarut-pelarut dengan etil asetat dan akuades (l:1
dari daun spesies Etlingera (Chan dkk., 2007). v/v), selanjutnya fasa air difraksinasi lagi dengan n-butanol
Fraksinasi ekstrak metanolik dengan berbagai pelarut (l:l v/v). Masing-masing fraksi diuapkan pelarutnya untuk
yang berbeda kepolaran, seperti etil asetat, n-butanol, dan air
mendapatkan fraksi etil asetat (FEA), fraksi air (FA) datt
dilakukan untuk mendapatkan rendemen dengan komposisi fraksi n-butanol (FNB). Ekstrak daun beluntas dan fraksi-
senyawa antioksidan sesuai sifat pelarut (Lai dkk., 2009).
fraksinya selanjutnya disimpan pada suhu 4 "C dan gelap
Etil asetat dapat mengekstrak alkaloid, aglikon, dan glikosida sampai analisa berikutnya.
(Houghton dan Raman 1998), senyawa fenolik dengan berat
molekul rendah hingga tinggi (Mariod dkk., 2010). n-Butanol Penentuan KadarAir
dapat mengekstrak_ senyawa polar, seperti glikosida, aglikon,
Daun beluntas yang sudah dikeringkan diukur kadar
dan gula (Liu dkk., 201l). Sedangkan air dapat mengekstrak
airnya berdasarkan metode AOAC (1990).
senyawa polar, seperti aglikon, glikosida, asam amino, dan
gula (Houghton dan Raman 1998). Penentuan Rendemen
Ekstrak metanolik daun beluntas dan fraksi-fraksi
diharapkan dapat digunakan sebagai antioksidan alami untuk Ekstrak metanolik daun beluntas (EMB) dan fraksi-
mencegah warmed over flavor (WOF) daging itik, dimana
fraksinya ditentukan rendemennya berdasarkan metode
hingga saat ini belum banyak dikaji. Hal ini seiring dengan
gravimetri menurut Ljubmcic dkk. (2005), dengan cara
penurunan pemakaian antioksidan sintetis pada produk membandingkan berat EMB terhadap berat daun beluntas
pangan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
kering atau fraksi-fraksi terhadap EMB yang digunakan.
terhadap kesehatan (Valent6o dkk., 2010). OIeh karena itu
Penentuan Fitokimia
perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dari berbagai
fraksi dan ekstrak metanolik daun beluntas terhadap berbagai Fitokimia yang terdapat dalam EMB dan fraksi-
sistem uji, seperti aktivitas menangkap radikal DPPH, fraksinya ditentukan berdasarkan metode Harborne (I 996).
superoksida, hidroksil dan hidrogen peroksida, mereduksi
Penentuan Fenolik Total
dan mengkelat ion besi, mengkelat hemoglobin (Hb) dan
mencegah pemucatan asam linoleat-p-karoten. Fenolik total dalam fraksi dan ekstrak ditentukan
dengan metode Manian dkk. (2008) menggunakan pereaksi
Folin ciocalteu fenol. Hasil dinyatakan sebagai milligram
METODE PENELITIAN
ekivalen asam gallat (GAE) per 100 gram berat kering
daun beluntas (bk). Kompleks senyawa berwarna biru yang
Bahan Penelitian
diperoleh diukur pada)' 760 nm.
Daun beluntas diperoleh dari daerah Dpmaga, Bogor.
Teh hijau disuplai oleh Tea Factory di Singapura (Lim Lam Penentuan Flavonoid Total
Thye PTE, LTD). Rosemary kering dibeli di cold storage
Flavonoid total fraksi dan ekstrak metanolik ditentukan
supermarket di Holland Evanue, Singapura. Darah ayam
berdasarkan metode Manian dkk. (2008) menggunakan
diperoleh dari pemotongan ayam di pasar tradisional Laladon,
pereaksi NaNOr-AlClr-NaOH, hasil dinyatakan sebagai
Bogor. Bahan kimia yang digunakan untuk preparasi daun
milligram ekivalen katekin (CE) per 100 gram berat kering
beluntas dan analisis adalah pro analisis (analytical grade),
daun beluntas. Kompleks senyawa berwarna merah yang
yang diperoleh dari Sigma, Merck, JT Baker dan Riedel-de
diperoleh diukur pada l, 510 nm.
Haen, kecuali etanol (PT Brataco) dan akuades yang diperoleh
dari Laboratorium Mikrobiologi SEAFA SIIPAU-IPB.

254
AGRITECH, VoL 32, No. 3, AGUSTUS 2012

Aktivitas Menangkap Radikal Bebas DPPH Aktivitas Mengikat Hemoglobin


Aktivitas menangkap radikal DPPH diukur berdasarkan Alctivitas mengikat hemoglobin (IIb) berdasarkan
metode Manian dkk., (2008). Penurunan wama ungu metode Bate-Smith (1977). Absorbansi kompleks warna
akibat penambahan larutan DPPH (60 trM) dalam metanol merah kmena terbentuknya kompleks Hb-antioksidan
diukur absorbansi pada 1" 517 nm setelah 30 menit. Nilai dapat terdeteksi pada 7u 562 nm. Semakin tinggi absorbansi
penghambatan DPPH (7o) dihitung berdasarkan : (Ao-At)i menunjukkan kemampuan kelating antioksidan semakin
Ao x 100 Yo, denganAo adalah absorbansi kontrol pada saat besar yang dapat terdeteksi pada l. 578 nm. Nilai pengikatan
t = 0 detik dan At adalah absorbansi antioksidan pada saat hemoglobin (%) dihitung dengan persamaan = [(AC-ASy
t. Nilai penghambatan DPPH (%o) versus konsentrasi ekstrak AClxf gg %a, dengan AC adalah absorbansi kontrol dan AS
digunakan untuk menentukan kemampuan menangkap 50 adalah absorbansi sampel.
Yo radikal DPPH dalam medium uji (ICr). ICro merupakan
ukuran kemampuan antioksidan berdasarkan konsenhasi Aktivitas Mengkelat Ion Besi (II)
ekstrak yang diperlukan untuk menghambat aktivitas radikal Aktivitas mengkelat ion besi (II) ditentukan menurut
DPPH hingga 50%. metode Manian dkk. (2008). Penurunan kompleks warna
ungu-kemerahan (magenta) karena terbentuknya kompleks
Aktivitas Menangkap Radikal Superoksida
Fe2*-Ferrozine dapat terdeteksi pada L
562 nrn. Nilai
Aktivitas menangkap radikal superoksida didasarkan pengkelatan terhadap ion besi (II) (%) dihitung dengan
metode Manian dkk. (2008). Radikal superoksida diperoleh persamaan : [(AC-ASyACJxlg0 o/o, dengan AC adalah
dari reaksi antara NBT:NADH-PMS, kompleks warna biru absorbansi kontrol dan AS adalah absorbansi sampel.
(formazan) yang dihasilkan diukur absorbansi pada tr. S0O
nm. Nilai penghambatan (%) radikal superoksida dihitung Kemampuan Menghambat Pemucatan Asam Linoleat-p-
berdasarkan : [(AC-ASyAC]x100 Y,, dengan AC adalah Karoten
absorbansi kontrol dan AS adalah absorbansi sampel. Kemampuan menghambat pemucatan asam linoleat-p-
karoten didasarkan metode Manian dkk. (2008). Penurunan
Aktivitas Menangkap Radikal Hidroksil
intensitas wilrna orange karena oksidasi p-karoten dapat
Aktivitas menangkap radikal hidroksil didasarkan diukur pada l" 47O nm. Nilai penghambat pemucatan asam
metode Manian dkk. (2008). Radikal hidroksil dihasilkan linoleat-B-karoten (7o) dihitung dengan persamaan : [(AC-
dari sistem Fe-EDTA-DMSO-asam askorbat. Intensitas AS/AClxl00 06, dengan AC adalah absorbansi kontrol dan
warna kuning yang tsrbentuk diukur pada l, 412 nm setelah AS adalah absorbansi sampel.
l5 menit- Nilai pengharnbatan radikal hidroksil (%) dihitung
berdasarkan = [(AC-ASyAC]x100 Yo, dengan AC adalah Pengujian Statistik
absorbansi kontrol dan AS adalah absorbansi sampel. Hasil penelitian dinyatakan sebagai rata-rata t SD
dari dua pengukuran secara parallel. Data dianalisis dengan
Aktivitas Menangkap Hidrogen Peroksida
analysis of variance (ANOVA) dan rata-rata diuji dengan
Aktivitas menangkap hidrogen peroksida berdasarkan Duncanb multiple range /est (DMM). Hasil diproses dengan
metode Manian dkk. (2008). Potensi menangkap hidrogen program computer Excel and Statistica software,SPSS versi
peroksida dapat terlihat dari penurunan absorbansi larutan t7.
pada 1.230 nm. Nilai penghambatan hidrogen peroksida (%)
dihitung berdasarkan =[(AC-ASyAC]x100 o/o, dengan AC
HASILDAN PEMBAHASAN
adalah absorbansi kontrol dan AS adalah absorbansi sampel.

Kemampuan Mereduksi lon Besi


KadarAir dan Rendemen
Daun beluntas ruas 1-6 yang dikeringkan mempunyai
Kemampuan mereduksi ion besi berdasarkan metode
kadar air sebesar 10,38 %. Pada penelitian pendahuluan
Manian dkk. (2008). Potensi mereduksi ion Fe3* menjadi
diketahui bahwa daun beluntas dengan ruas 1-6 mempunyai
ion Fd* ditunjukkan dengan terbentuknya kompleks wama
aktivitas menangkap radikal bebas DPPH lebih tinggi secara
larutan hijau-biru yang terbentuk dapat terdeteksi pada
nyata dibandingkan dengan ruas daun >6. Daun beluntas
i" 700 nm setelah ditambah pereaksi kalium ferrisianat.
kering yang telah dihilangkan kandungan lipidanya dengan
Peningkatan intensitas warna biru menunjukkan kemampuan
petroleum eter, diekstraksi dengan metanol diperoleh
mereduksinya semakin besar.
rendemen ekstrak metanolik daun beluntas @MB) sebesar

251
AGfuITECH, Vol. 32, No. 3, AGUSTUS 2012

15,22 yo bk atau 13.64 % bb (Tabel l). Rendemen EMB Tabel2. Senyawaan fltokimia yang terdeteksi pada ekstrak
pada kondisi segar diperoleh lebih tinggi dibandingkan metanolik daun beluntas dan fraksinya
o/o
bb (Widyawati,
dengan ekstrak etanol yaitu sebesar 1,40
Phytochemical content
2A04), seperti yang dijelaskan oleh Chan dkk. Q007) bahwa Samples Phenol
metanol cukup efektif mengekstrak fenolik tanaman dan Sterol Flavonoid Tannin
Hydroquinon
menghambat polifenol oksidase yang dapat mempengaruhi Methanolic Extract
aktivitas antioksidan. (EMB)
Fraksinasi EMB dengan berbagai pelarut yang berbeda Ethyl Acetate Fraction
(FEA)
kepolaran (etil asetat, n-butanol dan air) diperoleh hasil
Water Fraetion
bahwa sebagian besar komponen terekstrak dalam EMB (Fw)
bersifat sangat polar>semipolar>polar, yang ditunjukkan oleh n-Butanol Fraction
rendemen pada fraksi air (FA)>fraksi etil asetat (FEA)>fraksi (FNB)
n-butanol (FNB). Hal ini diperkirakan sebagian besar Keterangan :+ =senyawaterdeteksi, -: senyawatidak terdeteksi

komponen aktif yang terkandung dalam EMB bersifat sangat


polar, seperti aglikon, glikosida, asam amino, dan gula, seperti dibandingkan antioksidan kontrol, ekstrak metanolik teh
yang dijelaskan oleh Houghton dan Raman (1998). hijau (EMT), ekstrak metanolik rosemary GMR) dan BHT)
(Gambar 2). Fraksi etil asetat (fEA) (ICrr:3,33 mg/L)
Fitokimia, Fenol Total dan Flavonoid Total mempunyai kemampuan menangkap radikal DPPH lebih
Hasil uji fitokimia secara kualitatifmenunjukkan bahwa tinggi, sedangkan aktivitas terendah dimiliki oleh fraksi air
kandungan fitokimia pada EMB, FEA dan FNB adalah sama (FA) (ICro:7,95 mg/L\. FEAjuga menunjukkan kemampuan
(Tabel 2), sedangkan pada FA tidak mengandung sterol. menangkap radikal bebas DPPH lebih efektif dari antioksidan
Perbedaan tingkat kepolaran pelarut menentukan komposisi kontrol EMR (ICrr:3,8 mgll) dan BHT (IC*:5,7 mgl.)
jenis fitokimia (Dehkharghanian dkk., 2010). tetapi kurang efektif dibandingkan EMT (ICro:l ,9 mglL).
Kadar fenolik total (PT) dan flavonoid total (FT) EMB Potensi FEA sebagai penangkap radikal bebas DPPH
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan fraksi-fraksi diduga oleh keefektifannya senyawa fenolik yang bersifat
lainnya (Tabel l), hal ini disebabkan metanol merupakan semipolar dalam mendonorkan atom hidrogen pada radikal
pelarut yang efektif dalam men!;ekstrak senyawa antioksidan DPPH, sehingga terbentuk senyawa yang stabil DPPH-H
dengan kadar fenolik total lebih tinggi dibandingkan pelarut (molekul pikrilhidrazin) berwarna kuning. Didukung oleh
Iain, seperti yang dijelaskan oleh Chan dkk. (2007). Kadar PT Manian dkk. (2008) maka senyawa fenolik dalam FEA
dan FT pada FEA lebih tinggi secara signifikan dibandingkan berpotensi sebagai antioksidan primer. Berdasarkan kadar
dengan kedua Ilaksi lainnya (Tabel I ). Hasil ini menunjukkan PT, FEA mempunyai kadar PT lebih rendah dari EMB
bahwa sebagian besar senyawa fenolik yang terkandung pada tetapi mempunyai aktivitas menangkap radikal DPPH lebih
EMB bersifat semipolar. Hal ini disebabkan etil asetat dapat tinggi, seperti yang dijelaskan oleh Huang dkk. (2010)
mengekstrak senyawa fenolik dengan berat molekul rendah bahwa senyawa antioksidan semipolar mempunyai aktivitas
hingga tinggi dengan tingkat kepolaran sedang (Mariod dkk-, menangkap radikal DPPH lebih tinggi dibandingkan senyawa
2010) dalam bentuk aglikon maupun glikosida (Houghton antioksidan polar dan sangat polar.
dan Raman 1998).
Aktivitas Menangkap Radikal Superoksida
Aktivitas Menangkap Radikal DPPH Aktivitas menangkap radikal superoksida secara
Ekstrak metanolik beluntas (EMB) dan fraksi-fraksinya berturutan EMB (lCro:2,5 mg/L)>alfa tokoferol (AT)
menunjukkan aktivitas menangkap radikal bebas DPPH (IC,o:3,3 mg/LpFEA (lCro:6,2 myl-)> BHT (IC,o:9,1

Tabel l. Kadar rendemen, total fenol, dan total flavonoid pada ekstrak metanolik daun beluntas dan fraksinya

Components EMB
FA
Yield (%) 15.22 30.48 44.54 14.87
Total phenolic content (mg GAE/100 g db) 314.01 + 16.14" 126.97 + t.6lb 42.58 + 1.08' 55.63 + 0.41"
Total flavonoid content (mg CEl100 g db) 116.38 + 3.24" 57.il t 2.ll b
4l-54+ 5.45^ 38.49 + 0.56"
Keterangan: EMB :ekstrak metanolik daun beluntas, FEA = fraksi etil asetat, FA: fraksi air, FNB : :
satuan Yoblb daun beluntas bk, **
fraksi n-butanol, * :
satvan%oblb ekstrak metanolik daun beluntas, '*: huruf superskrip pada kolom yang sama rirenunjukkan perbedaan signifikan padatraf 5o/o.

252
AGRITECH, Yol. 32, No. S, AGUSTAS 2012

Daun Beluntas kering suhu kamar

Tepung daun beluntas 1000 g Uji kadar air


---------+
Dimaserasi (suhu kamar, 24 jam) dengan 4000 ml petroleum eter

Residu daun Filtrat

l0 g Residu daun kering

Diekstraksi soxhlet dengan 150 ml metanol pada suhu 65oC selama 3 jam

Diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator

Ekstrak Metanolik
+
ffi
----------------+l Aonry ruoporon,
I

Fase air +
Fraksi etil asetat
Pelarut diuapkan dengan Dipartisi dengan Pelarut diuapkan dengan
Ratary evaporator n-Butanol (l:1 vlv) Rotary evaporator

Diujirendemen, total fenol, total flavonoid, fitokimia dan DPPH

Ekstrak atau fraksi yang mempunyai aktivitas antioksidan terbesar dilakukan analisis sbb:
uji kemampuan menangkap radikal superoksida dan hidroksil serta hidrogen peroksida
uji kemampuan mereduksi dan mengkelat ion besi
uji kemampuan mengkelat hemoglobin
uji kemampuan mencegah pemucatan asam linoleat-p-karoten

Gambar L Diagram alir proses ekstraksi dan pengujian aktivitas ekstrak metanolik daun beluntas dan fraksinya (Modifikasi Dorman dan Hiltunen 2004).

2s3
AGRITECH, Vol. 32, No. 3,AGUSTUS 2012

S' to
.9 70

260
o\
8so
il40
o
430
o
H
o
*20
a

Concentration (PPn)
Concentration (ppm)

3. Kemampuan senyawa antioksidan (FEA


:
fraksi etil asetat
Gambar2. Kemampuan menangkap radikal bebm DPPH dari senyawa Gambar
antioksidan (EMB = ekstrak metanolik daun beluntas, FEA EMB = ekstrak metanolik daun beluntas' BHT = butil hidroki
= fraksi etil asetat, FNB = fraki n-butanol, FA: fraksi air, :
toluena, AI tr-tokoferol) menangkap radikal superoksida'
EMT = eksbak metarolik teh hijau, EMR: ekstrak metanolik
rosemari, BHT: butil hidroksi toluena)'

50
40
45

Sss s
;40
€30 Es5
z^-
EZJ
E30
'i 25
.9 20
im
tJ
-

: 'r0
,3 10

5 5

0 0

CometrtmtioD (PPm)
Concentration (ppm)

4. Kemampuan senyalva antioksidan (FEA :fraksi etil asetat' Cambar 5. Kernampuan senyalva antioksidan (FEA = fraksi etil asetat,
Gambar
EMB = ekstrali metanolik beluntas, BHT : butil hidroksi
EMB: ekstrak metanolik daun beluntas, BHT: butil hidroksi
toluena AT: u-tokoferol) menangkap radikal hidroksil- toluenq AI: tr- tokoferol) menangkap hidrogen peroksida'

mg/L) (Gambar 3). EMB dan FEA menunjukkan potensi (lCro=1524,16 mg/L) > FEA (1C501402,67 mg/L) dan
sebagai penangkap radikal superoksida dibandingkan (Gambar 4). Berdasarkan IC, menunjukkan bahwa EMB
antioksidan kontrol. Aktivitas antioksidan EMB dan FEA maupun FEA kurang berpotensi sebagai penangkap radikal
diperkirakan karena kemampuan senyawa fenolik, terutama hidroksil dibandingkan antioksidan kontrol'
flavonoid mampu mendonorkan atom hidrogen kepada radikal
Aktivitas Menangkap Hidrogen Peroksida
superoksida sehingga terbentuk molekul oksigen triplet yang
stabil dan kurang reaktif. Tapas dkk. (2008) menjelaskan Aktivitas menangkap hidrogen peroksida menunjukkan
bahwa efektivitas flavonoid sebagai penangkap radikal bebas
:
bahwa aktivitas antioksidan BHT (IC50 608,3 mg/L) sama
ditentukan oleh kemampuan strukur molekul flavonoid dengan AT (ICso : 666,2 mgll-) dan lebih kuat dibandingkan
membentuk radikal yang terstabilkan oleh resonansi. EMB (ICro= 1575,3 mg/L) dan FEA (IC50 :3404,1 mglL),
sedangkan aklivitas EMB lebih tinggi dari FEA (Gambar 5)'
Aktivitas Menangkap Radikal Hidroksil EMB maupun FEA kurang berpotensi sebagai penangkap
Aktivitas menangkap radikal hidroksil secara berturutan hidrogen peroksida dibandingkan antioksidan kontrol.
AI (IC5o:896,16 mg&) > BHT (IC,o:l339,1 mg&) > EMB

254
AGRITECH, Vol. 32, No. 3,AGUSWS 2012

+EiB
+FE{
+OTA

o 200 400 600 8oo looo 1N


Concentafon (ppm) GotEnbeton (ppm)
Gambar6. Kemampuan senya$,a antioksidan (FEA = fraksi etil asetat, Gambar 7. Kemampuan senyawa antioksidan (FEA :
fraksi etil asetat
EMB = ekstrak metanolik daun beluntas, BHT= butil hidroki EMB = ekstrak metanolik daun beluntas, EDTA: asam etilena
toluen4 A1 = 6-loloferol) mereduksi ion besi. diamina tetra asetat) mengkeld ion besi pada hemoglobin.

124

I roo ED

100
=O^
3t
1=
a.'
80 1 E3' 80
.o5
oE
P60 EB oo
(E .=- -._FEA
E40 o.9
()
i
EE
ot
40 -I_EMB
E20 l _T-BHT
J

3= zo
0
I
(a. -._AT
0 200 400 600 800 1000 1200
0
o 20 40 60 80 100 128
Concentration (ppm) Goncenlration (ppm)
Gambar 8. Kemampuan senyawa artioksidan (FEA = fraksi etil asetat Gambar 9. Kemampuan senyawa antioksidan (FEA = Ilaksi etil asetat
EMB = ekstrak metanolik daun beluntas, EDTA: asam etilena EMB = ekstrak metanolik daun beluntas, BHT = butil hidrolai
diamina tetra asetat) mengkelat ion besi. toluen4 41 = o- tokoferol) menghambat oksidasi asam linoleat-
P-karoten.

Kemampuan Mereduksi lon Besi Aktivitas Mengkelat Hemoglobin (Hb) dan Ion Fe2*
Kapasitas reduksi EMB terhadap ion Fd* lebih tinggi Fraksi etil asetat (FEA) mempunyai aktivitas pengkelat
secara signifikan dibandingkan FEA, BHTdanAT, sedangkan Hb dan ion besi lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
kapasitas mereduksi FEA, BHT dan AT sama (Gambar 6). EMB, tetapi kemampuan mengkelat FEA masih lebih rendah
Kapasitas reduksi ion Fe3* menjadi Fez* oleh antioksidan dari asam etilena diqmina tetla asetate (EDTA) (Gambar
disebabkan kemampuan senyawa ini mendonorkan elektron, 7 dan 8). Aktivitas mengkelat Hb oleh FEA diperkirakan
yang ditandai oleh perubahan warna larutan dari kuning melibatkan interaksi antara senyawa tanin dengan protein
menjadi hijau-biru (Liu dkk., 20 I I ). EMB dan FEA berporensi globin, seperti pendapat Shahidi dan Naczk ( I 995). Sedangkan
sebagai pereduksi ion besi dibandingkan antioksidan aktivitas kelating terhadap ion Fe2* oleh senyawa antioksidan
kontrol. Kapasitas reduksi EMB dan FEA disebabkan oleh dalam FEA ditentukan oleh posisi dari gugus fungsional.
kemampuan senyawa fenolik dan flavonoid sebagai reduktor Ligan bidentat lebih kuat mengkelat ion logam dibandingkan
yang dapat mennrunkan sifat ion Fe3* sebagai katalis oksidasi monodentat. Senyawa fenolik glikosida relatif sulit berikatan
(prooksidan). Manian dkk. (2008) menyatakan bahwa dengan ion logam (Wong dkk., 2006).
keberadaan redukton dalam ekstrak mampu memutus rantai
radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen sehingga
mampu mereduksi ion Fe3*.

2s5
AGRITECH, Vol. 32, No. 3,AGUSTUS 2012

Kemampuan Menghambat Pemucatan Asam Linoleat-p- Ardiansyah, Nuraid4 L. danAndarwulan, N. (2003). Aktivitas
Karoten antimikroba daun beluntas (Pluchea indica Less) dan
: 32,0 mg&) mempunyai aktivitas sama stabilitas aktivitasnya pada berbagai konsentrasi garam
EMB (IC50
:30,6 dan tingkat pH. Jurnal Teknologi dqn Industri Pangan
dengan AT (IC50 mg/L),lebih rendah dari BHT (ICro
: XtY(2):90-97.
2,5 mglL) dan lebih tinggi dari FEA (IC50 -- 46,0 mg/L)
(Gambar 9). EMB berpotensi menghambat pemucatan asam Bate-Smith, E.C. (1973). Haemanalysis of tannins: the
linoleat-p-karoten. Aktivitas antioksidan EMB diperkirakan concept of relative asffingency. Phytochemical 12:907.
ada keterlibatan senyawa fenolik dan non fenolik- Hal ini Biswas, R,. Dasgupt4 A., Mitra, A., Roy, S.K., Dutta, P.K-,
sesuai dengan tingkat kepolaran sistem uji yang melibatkan Achari, B., Dastidar, S.G. dan Chatterjee, T.K' (2005).
adanya gugus hidrofi lik maupun hidrofobik, seperti dijelaskan Isolation, purification and characterization offour pure
oleh Manian dkk. (2008). Dugaan ini dikuatkan oleh Zhu compounds from the root extract of Pluchea indica
dkk. (2011) bahwa kemampuan menghambat asam linoleat Less and the potentiality of the root extract and the
dapat merefleksikan berbagai macam mekanisme antioksidan pure compounds for antimicrobial activity. European
yang terlibat, seperti kemampuan menangkap radikal Bulletin of Drug Research 13: fi-7A.
bebas, mengikat ion logam, mendekomposisi peroksida
Chan, E.W.C., Lim, Y.Y. dan Omal M. (2007). Antioxidant
dan memutus rantai reaksi dengan melibatkan keseluruhan
and antibacterial activity ofleaves ofEtlingera species
komponen dalam ekstrak atau fraksi.
(Zingiberaceae) inleninsilar Malaysia. Food C hemistry
104: 1586-1593.
KESIMPULAN
Dehkharghanian, M., Adenier, H. dan Vijayalakshmi, M.A-
Ekstrak metanolik beluntas (EMB) dan fraksi-fraksinya
(2010). Analytical Methods study of flavonoids in
berpotensi sebagai antioksidan pada berbagai sistem uji aqueous spinach extract using positive electrospray
in fitro. Kapasitas antioksidan EMB dan fraksi-fraksinya ionisation tandem quadrupole mass spectrometry. Food
berbeda-beda untuk setiap sistem uji. EMB mempunyai kadar
Chemistry 121 : 863-870.
fenolik total tertinggi menunjukkan aktivitas antioksidan Dorman, H.J.D. dan Hiltunen, R. (2004). Fo(III) Reductive
melalui aktivitas menangkap radikal superoksida, mereduksi and free radical-scavenging properties of summer
ion besi dan menghambat pemucatan asam linoleat-p- savory (Satureja hortensis L.) extract and subfractions.
karoten, sedangkan fraksi etil asetat (FEA) mempunyai Food Chemistry 88: 193-199.
aktivitas antioksidan berdasarkan kemampuan menangkap
Harbone, J.B. (1996). Metodefitokimia, Padmawinata, K' dan
radikal superoksida, mereduksi ion besi, mengkelat ion besi
Soediro, I. (penerjemah), lnstitut Teknologi Bandung,
dan hemoglobin.
Bandung.

Houghton, P.J, dan Raman, A. (1998). Loboratory Handboak


UCAPAN TERIMA KASIH
for the Fractionation of Natural Extracts.Chapman and
Hall, UK.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DP2M Dirjen
DIKTI atas biaya yang diberikan melalui dana Penelitian Huang, B., He, J., Ban, X., Zeng, H., Yao, X. dan Wang,
Hibah Bersaing 2008. Y. (2010). Antioxidant activity of bovine and porcine
meat treated with exffacts from edible lotus (Nelumbo
nucifera) rhizome knot and leaf. Meat Science 87(1):
DAFTAR PUSTAKA 46-s3.

Andarwulan, N., Batari, R., Sandrasari, D.A., Bollin, B. dan Lai, P., Li, K.Y., Lu, S. dan Chen, H.H.. (2009). Analytical
Wijaya, C.H. (2010). Short communication flavonoid methods phytochemicals and antioxidant properties
content and antioxidant activity of vegetables from of solvent extracts from Japonica rice bran. Food
lndonesia. Faod Chemistry 12l 1231-1235. Chemistry ll7:538-544.
(AOAC) Association of Official Analytical Chemist. (1990). Liu, J., Wang, C., Wang,2., Zhang, C., Lu, S. dan Liu, J-
Official methods of analysis of association of fficial (2011). The antioxidant and free-radical scavenging
analytical chemists,l5rd edn. Kenneth Helrich, USA. activities of extract and fractions from corn silk

256
r
AGRITECH, Vol. 32, Nu 3, AGUSTUS 2012

(Zea mays L.)


and related flavone glycosides. Food Shahidi, F. dan Naczk, M. (1995). Food Phenolics: Sourees,
Chemistry 126:261-269. Chemistry Effeas and Applications, lst edn. A
Technomic Publishing, USA.
Ljubuncic, P., Azaizeh, H., Portnaya, I., Cogan, U., Said, O.,
Saleh, K.U. dan Bomzon, A. (2005). Antioxidant activity Tapas, A., Sakarkar, D.M. dan Kakde, R.B. (2008).
and cytotoxicity of eight plants used in traditional Arab Flavonoids as nutraceuticals: a review. Tropical Journal
medicine in Israel. Journal of Ethnophormacologt 99: of P harm aceutical Res earch 7(3): 1 089- I 099.
4347. Valentio, P., Trindade, P., Gomes, D., Guedes de Pinho,
Luger, P., Weber, M., Dung, N.X., Ngoc, PH., Tuong, D.T. P., Mouga, T. dan Andrade, PB. (2010). Codium
dan Rang, D.D. (2000). The crystal structure of hop- tomentosum and Plocarnium cartilagineum: chemistqt
l7(21)-en-3p-yl asetat of Pluchea pteropoda Hemsl. and antioxidant potential. Food Chemistry ll9: 1359*
from Vietnam.Crystal Res Technologt35(3) : 355-362. 1368.

Manian, R., Anusuya, N., Siddhuraju, P. dan Manian, S. Widyawati, P.S. 2004. Aktivitas Antioksidan Tanaman Herba
(2003). The antioxidant activity and free radical Kemangi (Ocimum Bqsicillum Linn) dan Beluntx
scavenging potential of two different solvent extracts (Pluchea Indica Less) dalam Sistem Model Asam
of Camellia sinensis (L.) O. Kuntz, Ficus bengalensis Linoleat-p-Karoten. Laporan Penelitian Wima Grant.
L. and Ficas rqcemosaL. Food Chemistry 107:100G- Unika Mdya Mandala Surabaya, Surabaya.
1007. Wong, S.P., Leong, L.P. dan Koh, J.H.W 2006. Antioxidant
Mariod, A.A., Ibrahim, R.M., Ismail, M. dan Ismail, N. (20 I 0). activities of aqueous exfficts of selected plants. Food
Antioxidant activities of phenolii: rich fractions (PRFs) Chemistry 99:775-783.
obtained from black mahlab (Monechma ciliatum) Zhu, K.X., Lian, C.X., Guo, X.N., Peng, W dan Zhou,
and white mahlab (Prunus mahaleb) seedcakes. F'ood H.M. (2011). Antioxidant activities and total phenolic
Chemistry ll8:12F127. contents of various extracts from defatted wheat germ'
Food Chemistry 126: 1122-1126

257

I,

You might also like