You are on page 1of 14

88

ESTIMASI BIAYA PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN K3


PADA PROYEK KONSTRUKSI

I Wayan Jawat1), I Nyoman Suwitanujaya1)


1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali.

jawatiwayan76@g.mail.com

ABSTRACT

The construction phase is a stage that needs attention so that the main goal of
producing a quality project can be achieved. In the construction phase, project managers
should consider the positive and negative aspects that will occur in the next stage, the
operational phase. The construction project is a job sector that has high risk compared to
other sectors. The number of work accidents in Indonesia is quite high and continues to
increase from previous years. the number of accidents in Indonesia continues to increase
from 2007 to 2011. The number of work accidents in Indonesia in 2008 experienced the
highest increase of 13.17%. While in 2011 the number of work accidents in Indonesia that
the smallest increase is 0.79%. It indicates the risk of accidents in Indonesia is quite high.
Cost of safety can be divided by other approaches that consist of cost prevention,
inspection cost, and accident cost. If the security system is not valid or there is no safety
program, usually the cost of prevention and inspection is not provided or available but
small (less adequate), while the accident costs are great. prevention and inspection is
sufficient, so as to reduce the cost of accidents to be small. Safety and work safety
management system planning is a series of steps, hazard identification, risk assessment,
risk control, and cost calculation of risk control. Based on this it becomes interesting to do
an assessment of the estimated cost prevention (prevention cost) and inspection cost (K3)
on the construction project. The results of the review on the construction project reviewed
indicate that the costs required for prevention cost and inspection cost of work accidents
amount to IDR 726,182,726.28 or 5.39% of the total contract value consisting of the cost
of personal protective equipment amounting to IDR 585,780,486.28, the cost of
occupational safety and health equipment of IDR 32,402,240.00 and the cost of personnel
of occupational safety and health is IDR 108.000.000,00.

Keywords: cost estimation, construction project, risk, work accident

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
89

ABSTRAK

Tahap konstruksi merupakan tahap yang perlu mendapat perhatian agar tujuan
utama menghasilkan proyek yang berkualitas dapat tercapai. Dalam tahap konstruksi,
pengelola proyek hendaknya mempertimbangkan aspek positif dan negatif yang akan
terjadi pada tahap berikutnya, yaitu tahap operasional. Proyek konstruksi merupakan
sektor pekerjaan yang memiliki resiko tinggi dibandingkan sektor lainnya. Angka
kecelakan kerja di Indonesia terbilang cukup tinggi dan terus meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya. Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan dari
tahun 2007 hingga 2011. Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2008
mengalami peningkatan paling tinggi yaitu 13.17%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah
kecelakaan kerja di Indonesia yang peningkatannya paling kecil yaitu 0.79%. Hal tersebut
menandakan resiko kecelakaan kerja di Indonesia cukup tinggi. Cost of safety dapat dibagi
dengan pendekatan yang lain yang terdiri dari biaya prevention (pencegahan), biaya
inspection (pengawasan), dan biaya accident (kecelakaan). Bila sistem keamanan belum
berlaku atau tidak ada safety program, biasanya biaya prevention dan inspection tidak
disediakan atau tersedia tetapi kecil (kurang memadai), sedangkan biaya accident-nya
besar.Sebaliknya bila telah menerapkan sistem keamanan atau menerapkan safety
program, maka biasanya telah disediakan biaya prevention dan inspection yang cukup
memadai, sehingga dapat menekan biaya accident menjadi kecil. Perencanaan sistem
manajemen keselamatan dan keselamatan kerja merupakan rangkaian dari beberapa
tahapan yaitu, identifikasi bahaya, penilaian resiko, pengendalian resiko, dan perhitungan
biaya dari pengendalian resiko tersebut. Berdasarkan hal tersebut menjadi menarik untuk
dilakukan pengkajian tentang estimasi biaya pencegahan (prevention cost) dan biaya
pengawasan (inspection cost) K3 pada proyek konstruksi. Hasil kajian pada proyek
konstruksi yang ditinjau menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pencegahan
(prevention cost) dan biaya pengawasan (inspection cost) kecelakaan kerja sebesar Rp
726.182.726,28 atau 5.39% dari total nilai kontrak yang terdiri dari biaya alat pelindung
diri sebesar Rp 585.780.486,28, biaya perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja
sebesarRp 32.402.240,00 dan biaya personil keselamatan dan kesehatan kerja sebesar Rp.
108.000.000,00.

Kata kunci: estimasi biaya, kecelakaan kerja, proyek konstruksi, resiko

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
90

1 PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah


1.1 Latar Belakang Dari latar belakang tersebut, maka
Proyek konstruksi merupakan permasalahan yang penulis angkat adalah
sektor pekerjaan yang memiliki resiko “Bagaimanakah mengestimasi biaya
tinggi dibandingkan sektor pencegahan (prevention cost) dan biaya
lainnya.Angka kecelakan kerja di pengawasan (inspection cost) K3 pada
Indonesia terbilang cukup tinggi dan proyek konstruksi?
terus meningkat dari tahun-tahun
1.3 Tujuan Penelitian
sebelumnya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
Jamsostek, 2011 (dalam Ramli,
penelitian ini adalah mengestimasi biaya
2013:4 menyebutkan bahwa jumlah
pencegahan (prevention cost) dan biaya
kecelakaan kerja di Indonesia terus
pengawasan (inspection cost) K3 pada
mengalami peningkatan dari tahun 2007
proyek konstruksi.
hingga 2011. Jumlah kecelakaan kerja di
Indonesia pada tahun 2008 mengalami 1.4 Manfaat Penelitian
peningkatan paling tinggi yaitu 13.17%. 1.4.1 Manfaat Teoritis
Sedangkan pada tahun 2011 jumlah 1. Meningkatkan pemahaman
kecelakaan kerja di Indonesia yang tentang mengestimasi biaya
peningkatannya paling kecil yaitu 0.79%. pencegahan (prevention cost)
Hal tersebut menandakan resiko dan biaya pengawasan
kecelakaan kerja di Indonesia cukup (inspection cost) K3 pada
tinggi. proyek konstruksi.
Resiko kecelakaan kerja dapat 2. Sebagai sumbangan pemikiran
mengganggu produktifitas, kesehatan, dalam pemahaman mengenai
dan kualitas tenaga kerja, maka perlu prevention cost dan inspection
adanya manajemen yang baik.Hal cost K3 pada proyek konstruksi
tersebut sesuai dengan Permenaker dan merupakan informasi bagi
Nomor 05/MEN/1996, tentang Sistem mereka yang tertarik dengan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan penelitian selanjutnya.
Kerja (SMK3) merupakan suatu hal yang
1.4.2 Manfaat Praktis
wajib untuk dilaksanakan di seluruh
1. Sebagai sumbangan pemikiran
industri baik produk maupun jasa.
bagi pelaku jasa konstruksi

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
91

dalam mengestimasi biaya Sedangkan menurut Sucipto


pencegahan (prevention cost) (2014:2) “keselamatan dan kesehatan
dan biaya pengawasan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
(inspection cost) K3 pada untuk menjamin keutuhan dan
proyek konstruksi. kesempurnaan baik jasmaniah maupun
2. Memberikan masukan terhadap rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
hasil kajian yang dilakukan dan manusia pada umumnya, hasil karya
sebagai upaya peningkatan dan budaya untuk menuju masyarakat
pemahaman tentang adil dan makmur”.
mengestimasi biaya Jadi yang dimaksud Keselamatan
pencegahan (prevention cost) dan Kesehatan Kerja (K3) pada kajian ini
dan biaya pengawasan dalah rangkaian usaha untuk menciptakan
(inspection cost) K3 pada kondisi aman dan tenteram bagi tenaga
proyek konstruksi. kerja yang bekerja pada proyek
konstruksi.
2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keselamatan, dan 2.2 Pengertian Kecelakaan Kerja
Kesehatan Kerja (P3)
Pengertian kecelakaan kerja
Menurut Suma’mur (dalam
menurut Suma’mur (dalam Sucipto,
Sucipto, 2014:2) menyatakan
2014:75-76) “kecelakaan kerja adalah
“keselamatan kerja merupakan rangkaian
kejadian yang tak terduga dan tidak
usaha untuk menciptakan suasana kerja
diharapkan.Tak terduga, oleh karena
yang aman dan tentram bagi karyawan
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat
yang bekerja di perusahaan yang
unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam
bersangkutan”.
bentuk prencanaan. Maka dari itu,
Sedarmayanti (2011:124)
peristiwa sabotase atau tindakan kriminal
mengungkapkan “keselamatan dan
diluar ruang lingkup kecelakaan yang
kesehatan kerja adalah pengawasan
sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh
terhadap orang, mesin, material, dan
karena peristiwa kecelakaan disertai
metode yang mencakup lingkungan kerja
kerugian material ataupun penderitaan
agar pekerja tidak mengalami cedera”.
dari paling ringan sampai kepada yang
paling berat.”

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
92

Menurut Ridley (2008:114) suatu peraturan, tidak ada


kecelakaan bukanlah suatu peristiwa perencanaan keselamatan,
tunggal.Kecelakaan ini merupakan hasil tidak ada sosialisasi tentang
dari serangkaian penyebab yang saling keselamatan kerja, faktor
berkaitan. bahaya tidak terpantau,
tidak tersedianya alat
2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja
pengaman dan lain-lain.
Menurut Sucipto (2014:77-78) akar
b. Kondisi mental pekerja,
penyebab kecelakaan dapat dibagi
misalnya kesadaran tentang
menjadi 2 kelompok:
keselamatan kerja kurang,
1. Immediate causes
tidak ada koordinasi, sikap
a. Unsafe Acts (pekerjaan yang
yang buruk, bekerja lamban,
tidak aman) misalnya
perhatian terhadap
penggunaan alat pengaman
keselamatan kurang, emosi
yang tidak sesuai atau tidak
tidak stabil, pemarah dan
berfungsi, sikap dan cara
lain-lain.
kerja yang kurang baik,
Kondisi fisik pekerja, misalnya
penggunaan peralatan yang
sering kejang, kesehatan tidak memenuhi
tidak aman, melakukan
syarat, tuli, mata rabun dan lain-lain
gerakan berbahaya.
b. Unsafe Condition 2.4 Perencanaan Sistem Manajemen
(lingkungan yang tidak K3 (SMK3)
Menurut Ramli (2010:46) Sistem
aman) misalnya tidak
Manajemen K3 merupakan konsep
tersedianya perlengkapan
pengelolaan secara sistematis dan
safety atau perlengkapan
komprehensif dalam suatu sistem
safety yang tidak sesuai
manajemen yang utuh melalui proses
untuk kerja, faktor fisik dan
perencanaan, penerapan, pengukuran dan
kimia dilingkungan kerja
pengawasan.
tidak memenuhi syarat.
Ramli (2010:77) menambahkan
2. Contributing causes
OHSAS 18001 mewajibkan organisasi
a. Safety manajemen system,
untuk membuat prosedur perencanaan
misalnya instruksi yang
yang baik. Tanpa perencanaan, sistem
kurang jelas, tidak taat pada

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
93

manajemen K3 tidak akan berjalan dan 2.7 Pengendalian Resiko


memberikan hasil yang optimal. Spektrum Ramli (2010:102)
Perencanaan K3 yang baik, dimulai mengemukakan pengendalian resiko
dengan melakukan identifikasi bahaya, merupakan langkah menentukan dalam
penilaian resiko, dan menentukan keseluruhan manajemen resiko.
pengendalian resiko (manajemen resiko). Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi
resiko dapat ditentukan apakah suatu
2.5 Identifikasi Bahaya
resiko dapat diterima atau tidak. Jika
Ramli (2010:86) menyatakan
resiko dapat diterima, tentunya tidak
identifikasi bahaya adalah upaya
diperlukan langkah pengendalian lebih
sistematis untuk mengetahui potensi
lanjut.
bahaya yang ada di lingkungan kerja.
Berkaitan dengan resiko K3,
Dengan mengetahui sifat dan
pengendalian resiko dilakukan dengan
karakteristik bahaya bahaya, kita dapat
mengurangi kemungkinan atau keparahan
lebih berhati-hati, waspada dan
dengan mengikuti hirarki pengendalian
melakukan langkah-langkah pengamanan
bahaya seperti yang ditampilkan pada
agar tidak terjadi kecelakaan.Namun
gambar berikut.
demikian tidak semua bahaya dapat
dikenali dengan mudah.

2.6 Penilaian Resiko


Menurut Ramli (2010:97) setelah
melakukan identifikasi bahaya
dilanjutkan dengan penilaian resiko yang
bertujuan untuk mengevaluasi besarnya
resiko serta skenario dampak yang akan Gambar 1. Hirarki Pengendalian Bahaya
(Sumber: Ramli, 2010)
ditimbulkannya. Penilaian resiko
digunakan sebagai langkah saringan 2.8 Biaya Penyelenggaraan K3
untuk menentukan tingkat resiko dari Menurut Peraturan Menteri
kemungkinan kejadian (likelihood) dan Pekerjaan Umum tentang Pedoman
keparahan yang ditimbulkan (severity). Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum (Permen PU

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
94

Nomor 05/PRT/M/2014) pasal 20 Biaya 3. Fasilitas kesehatan.


penyelenggaraan SMK3 Konstruksi 4. Bangunan-bangunan pengaman
Bidang PU dialokasikan dalam biaya termasuk pembuatan rambu-
umum yang mencakup: rambu.
1. Penyiapan RK3K. 5. Biaya pengawasan terhadap
2. Sosialisasi dan promosi K3. penerapan safety.
3. Alat pelindung kerja. 6. Biaya-biaya kecelakaan yang
4. Alat pelindung diri. terjadi untuk korban manusia.
5. Asuransi dan perijinan. 7. Dan lain-lain yang berkaitan
6. Personil K3. secara langsung dengan
7. Fasilitas sarana kesehatan. keamanan.
8. Rambu-rambu. Sedangkan Indirect cost of safety
9. Lain-lain terkait pengendalian adalah biaya-biaya yang secara tidak
risiko K3. langsung berkaitan dengan keamanan,
Menurut Asiyanto (2005:175), termasuk dampak dari kecelakaan yang
yangdimaksud dengan biaya keamanan terjadi. Biaya ini sulit untuk dihitung
(cost of safety) adalah seluruh biaya yang maupun diperkirakan.Ada referensi yang
terjadi, baik untuk upaya pencegahan menyebutkan bahwa biaya ini kurang
terjadinya kecelakaan maupun biaya lebih 4 sampai 17 kali dari besar direct
kecelakaan yang terjadi, termasuk cost of safety.Yang termasuk dalam biaya
dampaknya. Biaya keamanan dapat ini, antara lain adalah:
dibagi menjadi dua golongan, yaitu direct 1. Biaya turn over pekerja akibat
cost of safety dan indirect cost of safety. kecelakaan.
Direct cost of safety adalah biaya 2. Biaya kehilangan waktu akibat
langsung yang berkaitan dengan kecelakaan kerja.
keamanan konstruksi, termasuk biaya- 3. Biaya training untuk pekerja
biaya atas kecelakaan yang terjadi. Biaya- pengganti.
biaya ini relatif lebih mudah dihitung, 4. Biaya akibat bertambahnya
antara lain terdiri dari: waktu pelaksanaan.
1. Biaya bermacam-macam 5. Turunnya moral pekerja.
asuransi (jiwa maupun harta). 6. Hilangnya efisiensi kerja.
2. Peralatan keamanan. 7. Kerusakan bangunan.

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
95

8. Kerusakan peralatan dan Yang termasuk biaya prevention,


mesin. antara lain:
9. Turunnya produktivitas kerja. 1. Peralatan keamanan.
10. Dan lain-lain yang berkaitan 2. Bangunan - bangunan
secara tidak langsung. pengaman, termasuk rambu-
Asiyanto (2005:176) juga rambu, fasilitas kesehatan.
mengungkapkan cost of safety juga dapat 3. Dan lain-lain yang berkaitan
dibagi dengan pendekatan yang lain yang dengan upaya - upaya
terdiri dari biaya prevention pencegahan terhadap
(pencegahan), biaya inspection kemungkinan terjadinya
(pengawasan), dan biaya accident kecelakaan.
(kecelakaan). Bila sistem keamanan Yang termasuk biaya inspection,
belum berlaku atau tidak ada safety antara lain:
program, biasanya biaya prevention dan 1. Biaya petugas pengawasan.
inspection tidak disediakan atau tersedia 2. Biaya-biaya lain yang
tetapi kecil (kurang memadai), sedangkan berkaitan dengan upaya-upaya
biaya accident-nya besar. Sabaliknya bila pengawasan.
telah menerapkan sistem keamanan atau Yang termasuk biaya accident,
menerapkan safety program, maka antara lain:
biasanya telah disediakan biaya 1. Biaya-biaya rumah sakit untuk
prevention dan inspection yang cukup korban kecelakaan.
memadai, sehingga dapat menekan biaya 2. Biaya-biaya penggantian
accident menjadi kecil. Jumlah dari bangunan/peralatan yang rusak
ketiga golongan biaya tersebut disebut akibat kecelak
total cost of safety. 3. Biaya-biaya lain sebagai
Dalam safety management, yang dampak dari terjadinya
menjadi sasaran adalah menurunkan total kecelakaan.
cost of safety, dengan cara membuat
3 METODOLOGI
safety plan untuk menurunkan accident
3.1 Data
menuju zero accident melalui
Adapun data dalam kajian ini
perencanaan dan pengawasan terhadap
bersumber dari Proyek Pembangunan
safety.
Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
96

Kawasan Sewaka Dharma, data yang 6. Gambar rencana


diperoleh adalah: Gambar rencana digunakan
1. Scope pekerjaan dari proyek untuk melihat titik-titik rawan
konstruksi kecelakaanpada proyek tersebut.
Scope pekerjaan digunakan 7. Harga satuan alat perlindungan
untuk mengetahui jenis-jenis diri dan perlengkapan K3.
kegiatan yang dilakukan dalam Digunakan untuk menghitung
proses konstruksi agar dapat biaya dari keperluan alat
diidentifikasi bahayanya pada perlindungan diri (APD) dan
setiap item pekerjaan. perlengkapan K3 yang
2. Daftar Analisa Pekerjaan diperlukan selama proyek
Daftar analisa pekerjaan berlangsung
digunakan untuk menghitung
3.2 Teknis Analisis
kebutuhan sumber daya manusia
Analisis dan perhitungan adalah
yang dibutuhkan pada suatu
sebagai berikut:
perkerjaan.
1. Identifikasi Bahaya
3. Jadwal Pelaksanaan
Memperkirakan potensi-
Jadwal pelaksanaan digunakan
potensi bahaya yang ada pada
untuk mengetahui durasi pada
setiap item-item pekerjaan dan
masing-masing jenis pekerjaan.
lingkungan kerja menurut OHSAS
4. Metode Pelaksanaan
18001 tentang Sistem Manajemen
Metode pelaksanaan digunakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk mengetahui cara kerja dari
(SMK3).
pelaksanaan proyek konstruksi ini.
2. Penilaian Resiko
5. Layout Proyek
Mengevaluasi besarnya resiko
Layout proyek digunakan
serta skenario dampak yang akan
untuk merencanakan penempatan
ditimbulkan selama pelaksanaan
daerah-daerah aman untuk
proyek konstruksi menurut OHSAS
berkumpul bila terjadi bencana,
18001 tentang Sistem Manajemen
jalur evakuasi, tempat pembuangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sampah, dan mobilisasi alat berat.
(SMK3) dengan menentukan nilai
dari kekerapan/kemungkinan

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
97

terjadinya resiko (likelihood) dan fasilitas kesehatan, dan biaya lain-


keparahan yang ditimbulkan lain yang berkaitan dengan upaya-
(severity). Kemudian memasukan upaya pencegahan terhadap
nilai kemungkinan dan konsekuensi kemungkinan terjadinya kecelakaan
ke dalam matrik resiko untuk serta biaya petugas pengawasan.
mendapatkan nilai peringkat resiko. Prevention cost dihitung dengan
3. Pengendalian Resiko mengalikan jumlah kebutuhan
Mengendalikan resiko dengan pencegahan kecelakaan dengan
mengurangi kemungkinan atau harga pasaran dari item/barang
keparahan menurut OHSAS 18001 tersebut. Inspection cost dihitung
tentang Sistem Manajemen berdasarkan besarnya gaji personil
Keselamatan dan Kesehatan Kerja unit K3.
(SMK3) dan Peraturan Menteri
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pekerjaan Umum tentang Pedoman
4.1 Identifikasi Biaya
Sistem Manajemen Keselamatan
Identifikasi bahaya dilakukan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dengan mengidentifikasikan kondisi dan
Konstruksi Bidang Pekerjaan
kejadian yang dapat menimbulkan
Umum (Permen PU Nomor
bahaya, serta kemudian
05/PRT/M/2014) dengan cara
mengidentifikasikan jenis kecelakaan dan
eliminasi, substitusi, rekayasa
penyakit akibat kerja.
teknik, administrasi, atau Alat
Pelindung Diri (APD). 4.2 Penilain Resiko
4. PerhitunganBiaya K3 Penilaian tingkat resiko dilakukan
Perhitungan biaya Keselamatan dengan mengukur nilai kekerapan
dan Kesehatan Kerja (K3) menurut (likelihood) dan nilai keparahan (severity)
Asiyanto (2000:176) yaitu dihitung kedalam matrik resiko.Nilai kekerapan
berdasarkan besarnya biaya (likelihood) ditentukan berdasarkan
prevention (pencegahan) dan biaya kemungkinan terjadinya resiko. Nilai
inspection (pengawasan) dimana keparahan (severity) ditentukan
terdiri dari biaya peralatan berdasarkan dampak keparahan yang
keamanan, bangunan-bangunan ditimbulkan.
pengaman, termasuk rambu-rambu,

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
98

Skala prioritas ditetapkan Kebutuhan APD pada masing-


berdasarkan item pekerjaan yang masing sumber daya manusia ditentukan
mempunyai tingkat resiko K3 berdasarkan pengendalian Keselamatan
ektrim/tinggi (prioritas 1), sedang dan Keamanan Kerja (K3). Kemudian
(prioritas 2) dan kecil (prioritas 3). dihitung biaya APD pada masing-masing
sumber daya tersebut sesuai kebutuhan
4.3 Pengendalian Resiko K3
APD yang digunakannya.Kebutuhan dan
Pengendalian resiko K3 dilakukan
biaya APD pada masing-masing sumber
dengan cara eliminasi, substitusi,
daya manusia.
rekayasa teknik, administrasi, atau Alat
Berdasarkan hasil perhitungan
Pelindung Diri (APD).
didapat total biaya Alat Pelindung Diri
4.4 Perhitungan Biaya K3 (APD) pada Proyek konstruksi ini sebesar
Menghitung biaya K3 yang Rp.585,780,486.28.
digunakan dalam Proyek Pembangunan
4.5.1 Biaya Perlengkapan K3
Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Perlengkapan K3 pada proyek ini
Kawasan Gedung Sewaka Dharma
direncanakan sesuai dengan kebutuhan
Lumintang memerlukan data harga Alat
minimum yang diperlukan dalam proyek.
Pelindung Diri (APD) dan kelengkapan
Letak dan jumlah perlengkapan K3
K3 dipasaran, untuk itu dilakukan survei
seperti Alat Pemadam Api Ringan
harga APD di wilayah Kota Denpasar.
(APAR), bak sampah, traffic cone,
4.5 Biaya Alat Perlindungan Diri rambu-rambu, lampu sorot, Safety Sign
(APD) dan kotak P3K.
Menghitung biaya Alat Pelindung Setelah dihitung didapat total biaya
Diri (APD) dilakukan dengan kebutuhan perlengkapan K3 pada proyek
menghitung jumlah sumber daya manusia ini sebesar Rp.32,402,240.00
pada masing-masing item pekerjaan yang
akan dilaksanakan.Jumlah sumber daya 4.5.2 Biaya Personil K3
manusia dihitung berdasarkan daftar Personil K3 pada proyek ini

analisa pekerjaan yang digunakan pada direncanakan sebagai berikut:

Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan 1. Ketua Unit K3: Site Manager

Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Proyek.

Sewaka Dharma Lumintang.

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
99

2. Sekretaris: Administrasi 5 SIMPULAN DAN SARAN


Proyek. 5.1 Simpulan
3. Pelaksana Harian K3: QS 1. Pada setiap pelaksananaan
Proyek. proyek dilakukan
4. Anggota: Pelaksana dan identifikasikan kemungkinan
Logistik Proyek. bahaya pada pekerjaan yang
Setelah dihitung didapat total gaji dilaksanakan. Berdasarkan
personil K3 pada proyek ini berjumlah potensi bahaya dan kecelakaan
Rp.18,000,000.00 x 6 bulan (180 hari tersebut dilakukan penilaian
kalender) = Rp.108,000,000.00. resiko dan ditentukan
Perencanaan biaya K3 pada proyek pengendalian resiko
ini dihitung dari biaya peralatan keselamatan dan kesehatan
keamanan, bangunan-bangunan kerja pada setiap potensi
pengaman, termasuk rambu-rambu, bahaya yang ada.
fasilitas kesehatan, dan biaya lain-lain 2. Estimasi biaya Keselamatan
yang berkaitan dengan upaya-upaya dan Kesehatan Kerja pada
pencegahan terhadap kemungkinan proyek dihitung dari biaya
terjadinya kecelakaan. Total biaya APD peralatan keamanan, bangunan-
sebesar Rp.585,780,486.28. Total biaya bangunan pengaman, termasuk
perlengkapan K3 sebesar rambu-rambu, fasilitas
Rp.32,402,240.00. Total biaya personil kesehatan, dan biaya lain-lain
K3 sebesar Rp.108,000,000.00. yang berkaitan dengan upaya-
Jadi total biaya pencegahan upaya pencegahan terhadap
(prevention cost) dan biaya pengawasan kemungkinan terjadinya
(inspection cost) kecelakaan kerja pada kecelakaan.
proyek ini sebesar Rp 726,182,726.28 3. Total biaya APD sebesar
Jika diprosentasekan biaya pencegahan Rp.585,780,486.28. Total
(prevention cost) dan biaya pengawasan biaya perlengkapan K3 sebesar
(inspection cost) dari total nilai proyek Rp.32,402,240.00. Total biaya
Rp. 13,469,268,000.00 adalah sebesar personil K3 sebesar
5.39%. Rp.108,000,000.00. Total
biaya pencegahan (prevention

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
100

cost) dan biaya pengawasan 6 DAFTAR PUSTAKA


(inspection cost) kecelakaan Anonim. (2011). Pedoman Praktis
kerja pada proyek ini sebesar Manajemen Resiko dalam Perspektif
Rp.726,182,726.28. Persentase K3 OHS Risk Management. Jakarta:
estimasi biaya pencegahan Dian Rakyat.
(prevention cost) dan biaya Anonim. (2013). Smart Safety Panduan
pengawasan (inspection cost) Penerapan SMK3 yang Efektif.
dari total nilai proyek Jakarta: Dian Rakyat.
Rp.13,469,268,000.00 adalah
Anonim. (2014). Peraturan Menteri
sebesar 5.39%.
Pekerjaan Umum tentang Pedoman
5.2 Saran Sistem Manajemen Keselamatan dan
1. Perhitungan estimasi biaya K3 Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
perlu dilakukan lebih lanjut Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta.
dengan menghitung estimasi Asiyanto. (2015). Manajemen Produksi
biaya kecelakaan (accident untuk Jasa Konstruksi. Jakarta:
cost) sehingga perhitungan
Pradnya Paramita.
biaya K3 didapat biaya
Jawat, I W. (2017). Pengendalian
keseluruhan K3 (total cost of
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
safety) dari proyek.
pada Proyek Pembangunan Hotel.
2. Penilaian resiko juga
Jurnal Paduraksa, Volume 6 Nomor
mempertimbangkan jenis
1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-
pekerjaan dan durasi pekerjaan,
ISSN: 2581-2939 (13-33 ).
agar langkah pengendalian
yang dilakukan bisa dilakukan Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen
dengan tepat dan efisien. Keselamatan & Kesehatan Kerja
3. Jadwal penggunaan APD agar OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.
direncanakan sehingga APD Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan
digunakan secara efisien pada Keselamatan Kerja Edisi Ketiga.
pelaksanaan proyek konstruksi Jakarta: Erlangga.
atau diusahakan agar tidak
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan
sekali pakai pada satu item
Produktivitas Kerja Suatu Tinjauan
pekerjaan saja.

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
101

dari Aspek Ergonomi atau Kaitan


antara Manusia dengan Lingkungan
Kerjanya. Bandung: CV. Mandar
Maju.

Sucipto, C. D. (2014). Keselamatan dan


Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.

Somad, I. (2013). Teknik Efektif dalam


Membudayakan Keselamatan &
Kesehatan Kerja. Jakarta: Dian
Rakyat.

PADURAKSA, Volume 7 Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939

You might also like