You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL DI BADAN


SUNGAI BABON KECAMATAN GENUK SEMARANG

Putri Budiastuti,Mursid Raharjo, Nikie Astorina Yunita Dewanti


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: putridias@yahoo.com

Abstract : Babon River is a river that flows in the Genuk industries region and has
decreased water quality due to contaminated residential waste and industrial
waste. The industry includes coal heap, garment industry, leather tanning
industry, light brick industry, plastic industry, and industrial ice cubes. This
research aims to determine the lead content in the sediments and biota
Sulcospira testudinaria along the Babon river from the mouth to the dam of
Pucang Gading. This research was a descriptive observational research with
quantitative approach. The results of supporting variable are water temperature
260C-280C, water pH 6, dissolved oxygen 2,2 mg/l – 3,6 mg/l, the salinity of fresh
water from 0,20/00 – 0,60/00, Salinity brackish water 300/00 reseacrh sites. Analysis of
water quality data is using Pollution Index. The result of using AAS is obtained
levels of lead sediments in Babon river is the highest for 7,256 mg/kg and the
lowest is 4,170 mg/kg. Levels of lead heavy metals Sulcospira testudinaria biota
is the highest 2,403 mg/kg and the lowest is 1,8 mg/kg. The pollution index was
lightly polluted with the amount of 1,96 which was the highest in Penggaron Kidul
and the lowest is 1,13 in border between Banjardowo and Trimulyo. It can be
concluded lead in sediments does not exceed the quality standards Sediment
Quality Guideline 2003, while levels of lead heavy metals Sulcospira testudinaria
biota has exceeded food quality standard SNI 7387:2009.

Keywords : analysis of pollution, heavy metals, Lead.

PENDAHULUAN rumah tangga, garmen, peternakan,


LATAR BEAKANG perbengkelan, dan usaha lainnya.
Dengan adanya pembuangan
Sungai merupakan suatu bentuk berbagai jenis limbah dan sampah
ekositem aquatic yang mempunyai yang mengandung beraneka ragam
peran penting dalam daur hidrologi jenis bahan pencemar ke badan
dan berfungsi sebagai daerah perairan, baik yang dapat terurai
tangkapan air (catchment area) bagi maupun yang tidak dapat terurai
daerah di sekitarnya, sehingga akan menyebabkan semakin
kondisi suatu sungai sangat beratbeban yang diterima oleh sungai
dipengaruhi oleh karakteristik yang tersebut.3 Salah satu pencemar yang
dimiliki oleh lingkungan di menyebabkan rusaknya tatanan
sekitarnya.Sungai juga merupakan lingkungan hidup yaitu limbah yang
tempat yang mudah dan praktis untuk mengandung logam berat.
pembuangan limbah, baik padat Pencemaran logam berat dapat
maupun cair, sebagai hasil dari ditemukan dalam badan air dan juga
kegiatan rumah tangga, industri dalam bentuk padatan yang terdapat

119
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam perairan seperti akan mengalami pengendapan pada


sedimen.Kontaminasi logam berat sedimen.
pada ekosistem perairan secara Tingginya kandungan timbal
intensif berhubungan dengan dalam sedimen akan menyebabkan
pelepasan logam berat oleh limbah biota air tercemar seperti ikan, udang
domestik, industri dan aktivitas dan kerang, dimana biota tersebut
manusia lainnya. hidup di dasar sungai dan apabila
Di wilayah Semarang sendiri dikonsumsi dapat berbahaya bagi
terdapat sungai yang mengalir di kesehatan.Hasil pengambilan sampel
kawasan industri dan lingkungan air di badan sungai Babon yang
pemukiman yaitu sungai dilakukan oleh Balai Lingkungan
Babon.Sungai Babon terletak di Hidup pada bulan September 2015
wilayah pembangunan II yang lalu ditemukan kadar logam berat
merupakan kawasan industri. Timbal telah melebihi baku mutu air
Berdasarkan data yang tercatat di sungai kelas II yaitu sebesar 0,073
Kantor Wilayah Departemen mg/l dengan baku mutu sebesar 0,03
Perindustrian Propinsi Jawa Tengah mg/l. Kondisi ini kemungkinan besar
disebutkan bahwa sejumlah industri disebabkan oleh aktifitas industri
yang beroperasi di kawasan industri maupun limbah rumah tangga di
Terboyo dan sepanjang jalan raya sepanjang Sungai Babon sehingga
Kaligawe terdiri dari industri yang mengakibatkan tingginya limbah
menghasilkan produk percetakan, logam berat timbal yang mencemari
garmen, penyamakan kulit, tekstil, badan air.
dan industri batako. Limbah yang Terjadinya suatu perubahan
berasal dari industri merupakan salah dalam perairan akan menimbulkan
satu sumber pencemaran logam dampak bagi organisme yang hidup
berat seperti Pb. didalamnya. Adanya logam berat di
Timbal (Pb) termasuk dalam perairan sangat berbahaya secara
kelompok logam yang beracun dan langsung terhadap kehidupan biota
berbahaya bagi kehidupan makhluk perairan, yang selanjutnya
hidup.Limbah Timbal (Pb) dapat mempengaruhi secara tidak langsung
masuk ke badan perairan secara terhadap kesehatan manusia.Hal ini
alamiah yakni dengan pengkristalan berkaitan dengan sifat-sifat logam
Pb di udara dengan bantuan air berat yang sulitdidegradasi, sehingga
hujan.Penggunaan Pb dalam skala terakumulasi dalam lingkungan
yang besar dapat mengakibatkan perairan dan keberadaannya secara
polusi baik di daratan maupun alami sulit dihilangkan.Logam berat
perairan.Logam Pb yang masuk ke dapat terakumulasi dalam biota
dalam perairan sebagai dampak dari perairan seperti kerang, dan ikan
aktifitas manusia dapat membentuk serta didalam sedimen.
air buangan atau limbah dan Penelitian tentang kajian Sungai
selanjutnya akan mengalami Babon menggunakan sedimen dan
pegendapan yang dikenal dengan bioindikatorSulcospira testudinaria
istilah sedimen. Sedimen merupakan pada sungai Babon masih sangat
lapisan bawah yang melapisi sungai, terbatas.Penelitian lebih banyak
danau, teluk, muara dan lautan. menjadikan makroozobenthos
Biasanya, kandungan logam berat plankton sebagai indikator
dalam sedimen lebih tinggi pencemaran.Dan dalampenelitian
dibandingkan kandungan logam berat tersebut tidak mengkaji aspek sosial
yang masuk ke dalam perairan yang dan aktivitas manusia

120
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yangmempengaruhi pencemaran muara sungai yang telah dipengaruhi


airnya serta tidak membandingkan aktivitas kawasan industri hingga ke
hasil penelitiandengan penetapan Bendung Pucang Gading yang telah
peruntukan Sungai Babon dan dipengaruhi oleh limbah pemukiman.
diwaspadai terhadap pencemaran
logam berat khususnya pada HASIL DAN PEMBAHASAN
Sulcospira testudinaria yang Parameter Fisika Kimia Air (suhu air,
habitatnya berada di dasar perairan pH, oksigen terlarut, salinitas)
atau lumpur.Mengingat pencemaran Kondisi lingkungan perairan
terjadi secara terus menerus karena hasil pengukuran langsung yaitu
adanya perkembangan wilayah suhu air dan pH air, sedangkan
industri yang akan berpengaruh pada oksigen terlarut dan salinitas melalui
terjadinya perubahan konsentrasi pengukuranlaboratorium.
logam berat di perairan.Penelitian ini Pengukuran pada titik sampel
akan mengkaji karakteristik kualitas disajikan pada Tabel 1
perairan Sungai Babondilihat dari Tabel 1. Parameter Kualitas Air
parameter kimia dan fisika air, Titik Suhu pH DO Salinitas
0 0
parameter kimia sedimen serta dari ( C) (mg/l) ( /00)
indikator biologisnya khususnya 1 26 6 2,8 30
Sulcospira testudinaria. Hal ini 2 27 6 2,8 0,6
dikarenakan juga oleh sifat logam 3 28 6 3,1 0,2
berat yang memiliki waktu paruh 4 29 6 3,6 0,2
tinggidalam tubuh biota perairan dan 5 29 6 2,9 0,2
bagi masyarakat yang 6 30 6 3,2 0,2
mengkonsumsi organisme-organisme 7 30 6 2,2 0,3
perairan maka akan mengancam 8 30 6 3,4 0,2
kesehatan dalam jangka panjang. Tabel 2. Parameter Pb Sedimen dan
Biota
METODE PENELITIAN Titik Pb Sedimen Pb Biota
Jenis penelitian yang digunakan 1 5,670 2,320
merupakan penelitian deskriptif 2 7,003 1,883
bersifat observasional dengan 3 5,882 2,140
pendekatan secara kuantitatif yakni 4 4,170 2,342
dengan melakukan pengamatan 5 6,295 1,980
laboratorium untuk mengidentifikasi 6 5,812 1,875
dan mendapatkan informasi tentang 7 7,256 2,321
kandungan logam berat timbal (Pb) 8 5,322 2,403
pada sedimen dan biota Sulcospira Tabel 3. Hasil Indeks Pencemaran
testudinaria Sungai Babon dari Air
muara yang berada di wilayah Titik Sampel IP
industri hingga Bendung Pucang 1 1,30
Gading kemudian 2 1,30
menggambarkannya dalam bentuk 3 1,13
narasi. 4 1,50
Populasi dalam penelitian ini 5 1.52
adalah Daerah Aliran Sungai 6 1,94
Babon.Sampel dalam penelitian ini 7 1,97
adalah diambil dalam satu kali 8 1,93
pengambilan dari 8 titik aliran sungai Analisis hasil pengukuran
Babon sepanjang 17,177 km dari parameter air pada tabel 1 yaitu pada

121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

suhu berkisar antara 260C-300C. Sungai Babon berkisar antara 4,17


Suhu Suhu mempunyai pengaruh mg/kg - 7,256 mg/kg. Kadar timbal
universal dalam mengatur proses pada sedimen tidak ada perbedaan
alami di perairan, karena signifikan antara timbal sedimen
mempengaruhi komponen biotik dan pada titik pengambilan sampel di
komponen abiotik. Suhu juga wilayah industri maupun titik
berpengaruh pada toksisitas logam pengambilan sampel di wilayah
berat terhadap biota. Apabila terjadi pemukiman. Hal ini dikarenakan sifat
peningkatan suhu, proses logam berat yang mudah mengendap
pemasukan logam berat dalam tubuh sehingga logam berat timbal telah
akan meningkat dan reaksi mengendap di di dasar perairan.
pembentukan ikatan antara logam Kadar logam berat timbal ini masih
berat dengan protein dalam tubuh dibawah baku mutu kadar timbal
semakin cepat. Parameter pH menurut Sediment Quality
didapatkan pH yang stabil di setiap Guidelinetahun 2003. Pencemaran
titik pengambilan sampel yaitu 6. pH suatu perairan oleh unsur - unsur
merupakan salah satu parameter logam berat selain mengganggu
yang mempengaruhi kelarutan logam ekosistem juga secara tidak langsung
berat pada perairan. Kadar pH yang juga dapat merusak perikanan dan
rendah akan mengakibatkan kesehatan manusia. Sedangkan hasil
kelarutan yang tinggi pada logam kadar timbal pada biota menunjukkan
berat. Untuk parameter DO, hasil timbal berkisar antara 1,875 mg/kg –
pengukuran di semua titik 2,403 mg/kg.Hal ini terlihat tidak ada
pengambilan sampeltidak memenuhi perbedaan yang signifikan di semua
baku mutu.Penurunan kadar oksigen titik pengambilan sampel biota. Hal
terlarut di dalam air merupakan ini dapat disimpulkan bahwa limbah
indikasi kuat adanya pencemaran. industri, limbah rumah tangga dan
Nilai DO yang rendah ini juga limbah yang dihasilkan dari pertanian
berpengaruh terhadap toksisitas sama-sama berperan besar dalam
logam timbal (Pb). Dan hasil masukan logam berat ke dalam
pengukuran salinitas air di sungai sungai.Hal ini dapat dilihat
Babon yang telah didapatkan penyerapan logam berat timbal (Pb)
diketahui bahwa salinitas air pada pada biota juga tinggi pada lokasi
muara memenuhi baku mutu salinitas yang tidak mendapatkan limpahan
air payau yaitu 30 0/00. Sedangkan limbah industri secara langsung.
pada titik pengambilan sampel pada Tabel 3 menunjukkan hasil
ruas sungai ke II hinga VIII indeks pencemaran. Indeks
didapatkan salinitas yang sesuai pencemaran untuk menentukan
baku mutu salinitas air tawar sebesar status mutu air yang umum
0
0 – 5 /oo.Salinitas dapat digunakan. Pengelolaan kualitas air
mempengaruhi keberadaan logam atas dasar Indeks Pencemaran (IP)
berat di perairan, bila terjadi ini dapat memberikan masukan pada
penurunan salinitas karena adanya pengambilan keputusan untuk
proses desalinasi maka akan menilai kualitas badan air sesuai
menyebabkan peningkatan daya peruntukannya serta melakukan
toksik logam berat dan tingkat tindakan untuk memperbaiki kualitas
bioakumulasi logam berat semakin jika penurunan kualitas akibat
besar. kehadiran senyawa pencemar. Pada
Analisis hasil pengukuran perairan ini hasil indeks
parameter timbal pada sedimen di

122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pencemaranberkisar 1,13 - 1,97 yaitu 6. Kadar salinitas air pada muara


tercemar ringan. sebesar 300/00 dan salinitas air
tawar yaitu 0,20/00 – 0,6 0/00. Kadar
KESIMPULAN salinitas yang dihasilkan sesuai
Berdasarkan hasil penelitian dapat baku mutu air payau dan air tawar.
disimpulkan: 7. Indeks Pencemaran sungai Babon
1. Kadar logam berat timbal (Pb) yaitu tercemar ringan dengan
sedimen pada sungai Babon indekspencemaran tertinggi pada
tertinggi sebesar 7,256 mg/kg, dan titik VII yaitu 1,97 diKelurahan
terendah 4,17mg/kg. Secara Penggaron Kidul dan terendah
umum logam berat timbal (Pb) pada titik III yaitu 1,13 di
sedimen di Sungai Babon tidak perbatasan Kelurahan Banjardowo
melampaui ambang batas yang dan Kelurahan Trimulyo.
telah ditetapkanSediment Quality
Guideline tahun 2003 sebesar 36 SARAN
mg/kg. 1. Diharapkan pemerintah terus
2. Kadar logam berat timbal (Pb) melakukan pemantauan secara
biota Sulcospira testudinaria pada berkalaterhadap kualitas air di
Sungai Babon tertinggi yaitu 2,403 perairan sungai Babon.
mg/kg dan terendah 1,875mg/kg. 2. Diharapkan untuk peneliti
Secara umum logam berat timbal selanjutnya agar melakukan
(Pb) biota di sungai Babon telah penelitian lanjutan mengenai
melampaui ambang batas baku kandungan logam berat timbal
mutu pangan yang telah (Pb) pada air, sedimen, dan
ditetapkan SNI 7387:2009 sebesar biota lainnya yang ada di
1,5 mg/kg. perairan sungai Babon dengan
3. Kadar suhu air di semua titik melakukan pengulangan.
pengambilan sampel perairan
Sungai Babon masih dalam DAFTAR PUSTAKA
kondisi baik yaitu tertinggi 300C
dan terendah 260C dengan baku 1. Anggraini, D. Analisis Kadar
mutu PP RI No 82 Tahun 2001 Logam Berat Pb, Cd, Cu Dan
dan status kualitas air digolongkan Zn Pada Air Laut, Sedimen dan
kedalam kelas II. Lokan (Geloina Coaxans) di
4. Kadar pH air di semua titik Perairan Pesisir Dumai,
pengambilan sampel perairan Provinsi Riau [Skripsi].
Sungai Babon masih dalam
Universitas Riau. 2007; dalam
kondisi baik yaitu 6 dengan baku
mutu PP RI No 82 Tahun 2001 http://heavymetals-contens-
dan status kualitas air digolongkan analyst Pb,Cu,Cd,Zn an sea
kedalam kelas II. waters.pdf.Diakses 13 Maret
5. Kadar oksigen terlarut air di 2016
semua titik pengambilan sampel 2. Sukadi. Drs. Pencemaran
perairan sungai Babon dalam Sungai Akibat Buangan Limbah
kondisi rendah dan tercemar yaitu
dan Pengaruhnya Terhadap
tertinggi 3,6 mg/l dan terendah 2,2
mg/l. Kondisi ini sesuai dengan BOD dan DO. Journal. FPTK
baku mutu PP RI No 82 Tahun IKIP Bandung; 2013.
2001 dan status kualitas air 3. Agustatik, S. Gradasi
digolongkan kedalam kelas II. Pencemaran Sungai Babon

123
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Dengan Bioindikator
Makrozoobentos: Semarang.
Universitas Diponegoro. 2010
Available at :
https://core.ac.uk/download/files/
379/11723640.pdf . Diakses
Diakses pada tanggal 10 January
2016.
4. Departemen Perindustrian Jawa
Tengah. Buku Industri Besar dan
Sedang 2014. Semarang. 2014
5. Balai Lingkungan Hidup Kota
Semarang. Kualitas Air Sungai.
Semarang. 2015
6. Mulyanto. Sungai Fungsi dan
Sifat-sifatnya. Penerbit Graha
Ilmu. Yogyakarta. 2007
7. Fardiaz, S. Polusi air dan udara.
Yogyakarta : Kanisius.2006
8. Palar, H. Pencemaran dan
Toksikologi Logam Berat.
Jakarta: PT. Rineke Cipta; 2008.
9. Darmono. Lingkungan Hidup dan
Pencemaran Hubungannya
dengan Toksikologi Senyawa
Logam. Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-press); 2001.
10. Metclaff and Eddy. Waste Water
Engineering Collection,
Treatment, Disposal.
Mcgrawwhill Publish. Co. Ltd.
New delhi. 1978
11. Mukono, H. J. Epidemologi
Lingkungan. Airlangga University
Press. Surabaya.2002

124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

125

You might also like