You are on page 1of 16

 Open Access, December 2022 J.

Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-394


p-ISSN : 2087-9423 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
e-ISSN : 2620-309X DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.37461

KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd DALAM SEDIMEN PADA


EKOSISTEM MANGROVE DI TELUK AMBON

THE Pb AND Cd CONCENTRATIONS IN MANGROVE SUBSTRATE OF


AMBON BAY

Juliana W.Tuahatu*, Simon Tubalawony, & Degen E. Kalay


Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura,
Poka Ambon, 97233, Indonesia
*E-mail: juliana.tuahatu@gmail.com

ABSTRACT
The mangrove ecosystem is one of the potential coastal ecosystems in Ambon Bay waters, most of
which are in Inner Ambon Bay.Threats to the mangrove ecosystem in the waters of Ambon Bay are the
activities that take place around it. Moreover, several rivers that empty into Ambon Bay cause the
entry of debris/waste from land. Previous studies have shown that Pb and Cd have been detected in
seawater in Ambon Bay waters, so it is considered important to conduct research on mangrove
ecosystem sediments. The purpose of this study was to determine the concentration of heavy metals
(Pb and Cd) in sediments in the mangrove ecosystem of Ambon Bay. The sampling points of the
sediment in mangrove ecosystems were carried out using purposive sampling method. Sample analysis
was carried out at the Environmental Productivity Laboratory of IPB using the Nitric Acid-Perchloric
Acid Digestion method. The results showed that the concentration of heavy metal Plumbum (Pb)
ranged from 18.25-35.98 mg/kg and Cadmium (Cd) 1.57-2.70 mg/kg. The results showed that the
concentration of heavy metal Plumbum (Pb) ranged from 18.25-35.98 mg/kg and Cadmium (Cd) 1.57-
2.70 mg/kg. Based on the results of the analysis, it can be said that, although Pb was found in fairly
high concentrations, it had not yet exceeded the toxic threshold, while Cd had approached the toxic
threshold. Overall, it can be concluded that the sediment has been contaminated with heavy metals Pb
and Cd but has not affected the mangrove ecosystem, and is an indication that natural filtration
occurs.

Keywords: Ambon Bay, heavy metal, mangrove, sediment

ABSTRAK
Salah satu potensi ekosistem pesisir yang cukup luas ada di perairan Teluk Ambon Dalam adalah
ekosistem mangrove. Ancaman bagi ekosistem mangrove yang ada di perairan Teluk Ambon adalah
aktivitas yang berlangsung di sekitarnya (antropogenik). Adanya beberapa sungai yang bermuara di
Teluk Ambon menjadi pendukung masuknya buangan/limbah dari darat. Logam berat Pb dan Cd telah
terdeteksi pada air laut di perairan Teluk Ambon, sehingga dianggap penting untuk melakukan
penelitian pada sedimen ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
konsentrasi logam berat (Pb dan Cd) dalam sedimen pada ekosistem mangrove Teluk Ambon.
Penentuan titik pengambilan sampel sedimen pada ekosistem mangrove dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan metode
Nitric Acid-Perchloric Acid Digestion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat
Plumbum (Pb) berkisar antara 18,25-35,98 mg/kg dan Cadmium (Cd) 1,57-2,70 mg/kg. Hasil analisis
menunjukkan bahwa, Pb walaupun didapati dalam konsentrasi yang cukup tinggi namun belum
melampaui ambang batas toksik, sementara Cd telah mendekati ambang batas toksik. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa, sedimen telah terkontaminasi logam berat Pb dan Cd namun
belum berpengaruh pada ekosistem mangrove, dan merupakan indikasi bahwa terjadi filtrasi alami.

Kata kunci: logam berat, mangrove, sedimen, Teluk Ambon

Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 379
Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

I. PENDAHULUAN kehadirannya merupakan beban dan


berpengaruh negatif bagi metabolisme.
Pencemaran logam berat pada Kehadiran Pb dan Cd di dalam sel atau organ
organisme laut telah menjadi perhatian dunia, organisme menyebabkan beberapa gejala,
masalah tersebut terus berkembang menjadi bahkan pada dosis yang tinggi akan
sangat serius secara global, terutama pada menyebabkan kematian (Potters, 2013).
negara berkembang (Rumisha et al., 2012; Konsentrasi logam berat dalam sedimen laut
Taweel et al., 2013). Karena toksisitasnya, telah banyak digunakan untuk menilai
maka dampak pencemaran logam berat dapat masukan antropogenik dalam jangka waktu
menjadi masalah bagi organisme, selain itu yang panjang ke dalam lingkungan laut
logam berat tidak dapat diurai dan dapat (Ebah et al., 2016).
diakumulasi secara biologi (Nath et al., 2013; Pencemaran logam berat berpotensi
Chaudhuri et al., 2014). Sumber utama dari terjadi pada ekosistem mangrove karena
pencemaran logam berat di laut adalah ekosistem tersebut kaya dengan sulfida,
pembangkit listrik, fasilitas pengolahan bahan organik yang tinggi serta kodisi
limbah, fasilitas pelabuhan, kegiatan redoks. Logam berat yang masuk ke
pertanian, konstruksi pantai, kegiatan ekosistem mangrove dapat berasal dari
pertambangan dan penggalian (Qi et al., sungai, intrusi air laut dan atmosfer (Bayen,
2010). Logam berat termasuk dalam bahan 2012). Ekosistem mangrove mempunyai
pencemar anorganik, dan mempunyai kemampuan untuk menyimpan logam berat
densitas > 5 g cm-3 (Potters, 2013). Logam (Lestari, 2018; Maiti & Chowdhury, 2013).
berat berpotensi terakumulasi dalam air dan Kondisi ini akan berbahaya bagi rantai
sedimen laut sehingga berdampak negatif makanan yang ada di dalamnya, karena akan
bagi kesehatan organisme laut (Velusamy et terjadi transfer bahan dan energi serta logam
al., 2014). berat akan terbawa sampai dengan tingkat
Secara umum pencemaran yang hadir trofik tertinggi (Puspasari, 2017). Dengan
di laut sebagian besar bersumber dari demikian, organisme yang ada pada setiap
daratan, melalui masukan run-off (44%) dan tingkatan trofik akan terkontaminasi. Jika hal
atmosfer (33%). Hanya sekitar 12% ini terjadi, ekosistem mangrove akan
bersumber dari aktivitas laut, kecelakaan mengalami degradasi. Ekosistem mangrove
kapal, dan dari pengeboran lepas pantai penting karena memiliki produktivitas yang
(Potters, 2013). Wilayah pantai dan estuari, tinggi (Bayen, 2012), serta menyediakan
sedimen telah dianggap sebagai pembawa berbagai fungsi ekologi (Lewis et al., 2011).
dan penyerap berbagai kontaminan terutama Perairan Teluk Ambon telah dikenal
dari kegiatan industri dan pertanian (Yang et dengan berbagai potensi sumberdaya
al., 2012; Gan et al., 2013). Parameter perikanan, salah satunya yang berasal dari
lingkungan seperti pH, salinitas dan potensial ekosistem mangrove. Pencemaran
redoks turut memberi kontribusi bagi merupakan salah satu ancaman bagi
pelepasan logam berat dari sedimen ke keberlangsungan ekosistem mangrove,
kolom air (Hill et al., 2013). Sebagai seperti hasil penelitian Maiti & Chowdhury,
akibatnya, terjadi transfer logam dari (2013) menyebutkan bahwa pencemaran
sedimen ke kolom air dan selanjutnya terjadi logam toksik pada ekosistem mangrove dapat
bioakumulasi di sepanjang rantai makanan menjadi faktor pemicu bagi pengurangan
yang merugikan lingkungan laut dan keanekaragaman hayati mangrove). Hasil
kesehatan masyarakat (Pan & Wang, 2012; penelitian Souisa (2017) menyatakan bahwa
Zhang et al., 2015). Cd dan Pb telah terdeteksi pada kolom air
Organisme tidak memerlukan Pb dan dan sedimen di perairan Teluk Ambon tetapi
Cd dalam metabolisme tubuh, oleh sebab itu belum melebihi batas yang ditentukan dalam

380 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

baku mutu air. Lebih lanjut dikatakan bahwa 2000). Akumulasi logam berat dalam
adanya aktivitas PLTD Poka dan Hative sedimen ekosistem mangrove berdampak
Kecil, aktivitas kapal pada depot Pertamina pada kualitas lingkungan perairan serta
serta transportasi laut memungkinkan adanya sumberdaya yang ada di dalamnya.
pencemaran Cd dan Pb pada perairan teluk Penelitian sebelumnya pada ekosistem
Ambon. mangrove Waiheru (Selanno et al., 2014), Pb
Perairan ini terletak di Pulau Ambon telah terdeteksi dalam sedimen walaupun
yang memiliki bentang alam berbukit-bukit. dalam kisaran konsentrasi yang
Hal inilah yang menyebabkan perairan Teluk direkomendasikan. Dengan demikian, perlu
Ambon banyak mendapat masukan berbagai diketahui apakah sedimen pada ekosistem
dampak aktivitas lahan atas. Adanya mangrove di Teluk Ambon terkontaminasi
berbagai masukan dari lahan atas tersebut logam berat atau tidak.
dapat menyebabkan pencemaran perairan. Penelitian ini dilakukan dengan
Beberapa hasil penelitian sebelumnya telah tujuan untuk mengetahui konsentrasi logam
menunjukkan adanya indikasi pencemaran berat Pb dan Cd dalam sedimen ekosistem
logam berat Pb dan Cd di Teluk Ambon mangrove. Hasil penelitian ini diharapkan
(Male et al., 2017; Sukaryono & Dewa, dapat menjadi basis data untuk pengelolaan
2018; Hadinoto & Setyadewi, 2020). Salah ekosistem mangrove dan perairan Teluk
satu aktivitas di pesisir Teluk Ambon yang Ambon pada umumnya.
diprediksi menjadi salah satu sumber .
pencemaran logam berat adalah aktivitas II. METODE PENELITIAN
pertanian (Selanno et al., 2014). Hasil
penelitian pada lahan pertanian bawang 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
merah, terdapat korelasi antara dosis Penelitian ini dilakukan pada bulan
pestisida dengan konsentrasi Pb dalam tanah Juni 2021, sampel sedimen diambil pada
(Karyadi et al., 2012). Hasil pemantauan waktu surut di ekosistem mangrove perairan
menunjukkan bahwa, banyak aktivitas Teluk Ambon (Gambar 1). Sampel diambil
pertanian tanaman sayur dilakukan di pesisir sebanyak satu kali pada 8 lokasi, yaitu Poka,
Teluk Ambon Dalam (TAD) dan penggunaan Kate-kate, Waiheru, Nania, Passo, Lateri,
pestisida dalam pertanian dapat menjadi Halong dan Tawiri. Lokasi pengambilan
sumber logam berat. Diperkirakan dengan sampel ditentukan dengan
adanya peningkatan aktivitas lahan atas dari mempertimbangkan jenis aktivitas yang
waktu ke waktu, maka dampak yang berlangsung pada sekitar lokasi penelitian
ditimbulkan juga akan terus mengalami (Tabel 1). Posisi stasiun ditentukan dengan
peningkatan. Sampai dengan saat ini belum menggunakan geographic positioning system
ada penelitian tentang logam berat di seluruh (GPS) tipe GPS map 60CSx Garmin.
ekosistem mangrove Teluk Ambon.
Sedimen di wilayah pesisir dapat 2.2. Sampling dan Analisis
berperan sebagai pembawa maupun Di setiap lokasi dilakukan
penyimpan berbagai kontaminan yang masuk pengambilan sampel sedimen pada 2 (dua)
sebagai dampak aktivitas lahan atas maupun titik. Penentuan titik dilakukan menggunakan
aktivitas di laut (Yang et al., 2012; Gan et metode purposive sampling dengan
al., 2013). Kontaminasi sedimen telah mempertimbangkan warna serta tekstur
menjadi masalah lingkungan karena dapat sedimen. Sedimen diambil dari lapisan
menyebabkan penurunan keragaman trofik permukaan sampai kedalaman 15 cm dengan
makrozoobentos, dengan demikian kualitas menggunakan PVC tube (panjang 50 cm
sedimen akan menggambarkan kualitas dengan diameter 10 cm). Pengambilan
lingkungan dasar perairan (Brown et al., sampel dilakukan pada waktu surut, ketika

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 381


Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel sedimen.

Tabel 1. Lokasi pengambilan sampel sedimen dan jenis aktivitas yang ada di sekitarnya.

Stasiun Koordinat Jenis aktivitas


Poka-1 128°11'35.55" 3°38'42.66" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
Poka-2 128°11'36.46" 3°38'42.93" dengan aktivitas PLN
Kate-kate1 128°12'22.64" 3°38'10.70" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
dengan tempat perbaikan perbaikan
Kate-kate-2 128°12'22.58" 3°38'11.22"
kapal
Waiheru-1 128°13'37.34" 3°37'51 .61" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
Waiheru-2 128°13'38.17" 3°37'52.95" dengan lokasi pertanian sayur
Nania-1 128°13'55.03" 3°37'41.62" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
Nania-2 128°13'55.33" 3°37'42.08" dengan lokasi pertanian sayur
Passo-1 128°14'35.30" 3°38'06.66" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
Passo-2 128°14'35.25" 3°38'07.92" dengan Masukan dari muara sungai
Lateri-1 128°14'10.19" 3°38'36.65" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
dengan aktivitas pemukiman
Lateri-2 128°14'10.35" 3°38'35.51"
masyarakat
Halong-1 128°13'53.70" 3°39'02.62" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
Halong-2 128°13'52.46" 3°39'01.71" dengan aktivitas pelabuhan kapal
Tawiri-1 128°06'18.18" 3°41'50.14" Lokasi pengambilan sampel berdekatan
Tawiri-2 128°06'19.50" 3°41'51.46" dengan tempat dok perbaikan kapal

382 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

substrat terekspos dengan baik. Kemudian dengan standar kualitas sedimen laut
sampel diberi label, disimpan di dalam (Department of Ecology State of
coolbox yang berisi es dan di bawa ke Washington, 2013) dan kualitas sedimen
laboratorium. Sedimen juga diambil untuk untuk kehidupan biota laut yang berlaku di
analisis porositas menggunakan metode Canada (Ministry of Environment and
volumetrik (Gueguen et al., 1995) dengan Energy of Canada, 1993).
formula sebagai berikut: Parameter yang juga turut
memberikan kontribusi bagi lingkungan
0 seperti suhu, salinitas dan pH sedimen juga
……………………………………………...…….. (1) diukur dalam penelitian ini, pengukuran
dilakukan secara langsung pada saat
Sedimen yang diambil dari lokasi pengambilan sampel. Suhu diukur dengan
penelitian, dikeringkan dengan menggunakan menggunakan thermometer batang (air
oven pada suhu 105 oC untuk menentukan raksa), salinitas menggunakan refraktometer
ukuran butiran. Setelah dikeringkan, sedimen dan pH menggunakan pH meter. Data hasil
kemudian diayak dengan menggunakan sieve pengukuran kualitas lingkungan kemudian
shaker dengan ukuran 100 sampai < 2µ dan dibandingkan dengan baku mutu air laut
terdiri dari 4 layer, ukuran butiran sedimen untuk kehidupan biota laut (Keputusan
diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51
Wentworth (Pethick, 1984). Tahun 2004).
Analisis logam berat dilakukan
dengan merujuk pada American Public III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Health Association (APHA, 2017). Preparasi
sampel untuk analisis logam berat 3.1. Kondisi Parameter Lingkungan
menggunakan metode Nitric Acid-Perchloric Parameter lingkungan yang diukur
Acid Digestion. HNO3 dan HClO4 dalam penelitian ini adalah temperatur, pH
ditambahkan pada sampel yang akan dan salinitas, yang diukur pada air poros
dianalisis kemudian diuapkan secara sedimen. Hasil pengukuran menunjukkan
perlahan dengan menggunakan hot plate suhu berkisar antara 28-30 oC (Gambar 2a),
sampai asap putih pekat muncul. Jika larutan kisaran ini belum melewati ambang batas
tidak jernih, didihkan sampai larutan menjadi yang ditentukan untuk kehidupan mangrove
jernih. Proses ekstrasi dilengkapi dengan yaitu 28-32 oC (Keputusan Menteri Negara
menambahkan 10 ml HNO3. Sampel Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004).
kemudian didinginkan dan diencerkan Salinitas menunjukkan nilai yang
dengan air hingga 50 ml. Sampel kemudian berkisar antara 5-24 (Gambar 2b). Nilai
dididihkan untuk menghilangkan klorin atau salinitas yang kecil pada masing-masing
oksida, setelah itu disaring. Konsentrasi lokasi Nania dan Halong, disebabkan adanya
logam berat dalam sedimen dianalisis dengan saluran air buangan dari aktivitas masyarakat
menggunakan metode Direct Air-Acetylene yang dialirkan melalui ekosistem mangrove.
Flame Method (APHA, 2017). Konsentrasi Hal ini yang menyebabkan salinitas pada
logam berat kemudian diukur dengan kedua lokasi tersebut rendah. Salinitas yang
menggunakan atomic absorption rendah pada kedua lokasi tersebut tidak akan
spectrometer (AAS) tipe PinAAcle 900H. memengaruhi ekosistem mangrove, karena
Keseluruhan analisis logam berat dilakukan salinitas yang rendah ini hanya pada waktu
pada laboratorium Produktivitas dan air surut. Ketika air pasang maka air laut
Lingkungan Perairan IPB, Bogor. Hasil akan lebih dominan memengaruhi ekosistem
pengukuran konsentrasi logam berat Pb dan mangrove. Salinitas yang rendah dapat
Cd dalam sedimen kemudian dibandingkan menyebabkan toksisitas logam berat

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 383


Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

meningkat (Eshmat et al., 2014). Namun tidak melewati ambang batas yang
demikian, kondisi tersebut dapat dinetralisasi diperbolehkan untuk kehidupan mangrove,
dengan adanya pasang surut, sehingga tidak yaitu sampai dengan 34 ‰ (Keputusan
akan mencapai kondisi ekstrim yang dapat Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51,
memengaruhi ekosistem mangrove. Secara 2004).
keseluruhan salinitas pada lokasi penelitian

(a)

(b)

(c)

Gambar 2. Hasil pengukuran (a) Temperatur, (b) Salinitas, dan (c) pH.

384 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

Parameter pH berkisar antara 5,6-6,9 (Malekirad et al., 2010). Stasion Tawiri


(Gambar 2c), hal itu berarti nilai tersebut diketahui berdekatan dengan lokasi aktivitas
lebih rendah dari yang diperbolehkan untuk dok perbaikan kapal dan diperkirakan
kehidupan biota yaitu 7-8,5. pH pada setiap aktivitas tersebut dapat memberikan
lokasi relatif tidak berbeda jauh, hanya pada kontribusi bagi lingkungan perairan sekitar
lokasi Lateri didapati pH 5,6 dan 5,8. Lokasi karena penggunaan cat anti karat yang
tersebut terdapat sungai Wairekan yang mengandung Pb maupun minyak sebagai
diperkirakan turut memberikan kontribusi dampak aktivitas perkapalan. Demikian juga
bagi rendahnya pH, selain itu ekosistem pada lokasi Halong, yang merupakan tempat
mangrove pada lokasi tersebut sangat aktivitas pelabuhan. Sebaliknya lokasi Passo
berdekatan dengan pemukiman warga. merupakan lokasi yang berdekatan dengan
Dengan demikian, ekosistem mangrove pada muara sungai Waitonahitu. Sungai tersebut
lokasi tersebut akan banyak mendapat berdekatan dengan aktivitas pertanian sayur
masukan sampah hasil aktivitas masyarakat sehingga akan banyak masukan buangan
dan limpasan sungai dan akan memengaruhi hasil aktivitas lahan atas yang masuk ke
pH. Kisaran pH yang terukur pada seluruh ekosistem mangrove.
lokasi penelitian juga menunjukkan kondisi Konsentrasi Cd tertinggi dalam
sedimen berada dalam kondisi asam. pH penelitian ini ditemukan pada lokasi
sedimen pada seluruh lokasi penelitian di Waiheru. Lokasi Waiheru juga memiliki
bawah 7 merupakan indikasi tingginya bahan konsentrasi Pb yang cukup tinggi (Gambar
organik. (Paena et al., 2017) menyebutkan 3). Terdapat banyak aktivitas pertanian pada
bahwa pH sedimen dibawah 7 disebabkan lahan atas di Waiheru, dan diperkirakan
tingginya endapan bahan organik. Kondisi aktivitas tersebut turut memberi kontribusi
pH yang rendah akan meningkatkan logam berat yang masuk ke laut. Aktivitas
kelarutan logam, selain itu akan pertanian yang menggunakan pestisida dapat
meningkatkan toksisitas logam berat (Eshmat menjadi sumber pencemaran logam berat
et al., 2014). terutama Pb, karena beberapa jenis pestisida
mengandung logam berat Pb (Hartini, 2011).
3.2. Konsentrasi Logam Berat dalam Pb pada akhirnya akan masuk ke lingkungan
Sedimen Mangrove perairan, selain itu terdapat pemukiman
Logam berat Pb dan Cd pada lokasi penduduk di sepanjang pesisir, yang
penelitian menunjukkan variasi dalam memungkinkan pembuangan sampah
konsentrasi. Konsentrasi Pb dalam sedimen langsung ke laut.
lebih tinggi dibandingkan Cd, berkisar antara Secara keseluruhan, Logam berat Pb
18,14-35,98 mg/kg sedangkan Cd berkisar dan Cd telah terdeteksi pada seluruh lokasi
antara 1,57-2,70 mg/kg (Gambar 3). penelitian yaitu 7 lokasi penelitian berada
Pencemaran logam berat merupakan salah pada perairanTeluk Ambon Dalam (TAD).
satu faktor yang memengaruhi lingkungan Hasil penelitian (Manullang et al., 2017)
ekosistem mangrove, dan kehadirannya mendapati bahwa telah terjadi kontaminasi
diakibatkan adanya tekanan antropogenik Pb (14,4-24,5 mg/kg) dan Cd (0,1-0,66
karena tingginya populasi (Usman et al., mg/kg) pada sedimen permukaan di Teluk
2013). Ambon. dibandingkan dengan hasil
Konsentrasi Pb tertinggi dijumpai penelitian ini, konsentrasi Pb dan Cd lebih
pada lokasi Tawiri, diikuti oleh Passo dan tinggi yaitu Pb berkisar antara 18,14-35,98
Halong. Pb merupakan logam berat mg/kg sedangkan Cd berkisar antara 1,57-
xenobiotic yang digunakan dimana-mana dan 2,70 mg/kg.Teluk yang sempit dengan
merupakan logam dengan peringkat ke 5 pasang surut harian, memungkinkan
(lima) dalam penggunaan di seluruh dunia konsentrasi logam berat di dalam perairan

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 385


Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

(a)

(b)

Gambar 3. Konsentrasi logam berat Pb (a) dan Cd (b) dalam sedimen.

akan dengan mudah terbawa ke seluruh lebih rendah dibandingkan yang didapat pada
perairan. Selain Arus turut memengaruhi sedimen ekosistem mangrove Teluk Ambon.
sebaran logam berat di perairan, kecepatan Jika dibandingkan dengan baku mutu kualitas
arus yang tinggi akan dengan mudah sedimen pada Tabel 2, maka konsentrasi Pb
membawa logam berat dalam kolom air maupun Cd belum melampaui ambang batas
(Mirawati et al., 2016). yang diperbolehkan. Namun untuk keamanan
Penelitian yang dilakukan di Teluk kehidupan biota laut terutama organisme
Jakarta mendapatkan konsentrasi Pb berkisar bentik, konsentrasi Pb pada lokasi Passo dan
antara 14,000-58,100 ppm sedangkan Cd Tawiri telah melebihi konsentrasi lowest
0,012-0,750 ppm, hal ini berarti bahwa effect level, yang artinya bahwa kontaminasi
konsentrasi Pb tertinggi yang didapatkan Pb dalam sedimen dapat ditoleransi oleh
dalam penelitian ini lebih rendah sebaliknya sebagian besar organisme bentik. Hal yang
konsentrasi Cd lebih tinggi (Permanawati et sama juga terjadi pada Cd. Konsentrasi Cd
al., 2016). Penelitian pada perairan Barat laut pada semua lokasi penelitian telah
Dumai mendapatkan konsentrasi Pb tertinggi melampaui lowest effect level tetapi masih
12,69 µg/g dan Cd tertinggi 0,10 µg/g dapat ditolerasi oleh organisme bentik.
(Syahminan et al., 2015), konsentrasi ini

386 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

Tabel 2. Standar kualitas sedimen.

(Ministry of Environment and Energy of Canada,


Department of
1993)
Parameter Ecology State of
Level efek terendah Level efek parah
Washington, 2013
(Lowest effect level) (severe effect level)
Plumbum (Pb) 450 31 250
Cadmium (Cd) 5,1 0,6 10
Keterangan: Lowest effect level menunjukkan bahwa tingkat pencemaran logam berat dalam sedimen
dapat ditoleransi oleh organisme bentik, sedangkan severe effect level adalah konsentrasi yang dapat
merugikan kehidupan organisme bentik.

Hasil penelitian (Male et al., 2017) sedimen pada seluruh stasiun pengamatan
menyebutkan bahwa konsentrasi Pb berkisar yaitu berpasir, pasir berlumpur, lumpur
antara 5,755-20,077 mg/kg dan Cd 0,2042- berpasir dan lumpur (Tabel 3). Selain itu,
0,6640 mg/kg. Dapat dikatakan bahwa, tekstur sedimen cenderung berukuran sedang
konsentrasi Pb dan Cd yang didapatkan sampai halus. Tekstur sedimen seperti ini
dalam penelitian ini lebih tinggi. Hal ini berpotensi untuk menyimpan logam berat,
disebabkan sedimen pada ekosistem hal ini dibuktikan dalam penelitian (Kinasih
mangrove dapat menahan logam yang et al., 2015). Hasil penelitian tersebut
terbawa oleh air, karena kandungan sulfida menunjukkan bahwa, tekstur sedimen pasir,
yang kaya, bahan organik yang tinggi serta lumpur dan liat mempunyai korelasi positif
kondisi redoks (Maiti & Chowdhury, 2013). dengan konsentrasi logam berat.
Konsentrasi Pb yang terdeteksi dalam Kategori sedimen di Stasiun Poka
penelitian ini lebih tinggi dibandingakn yaitu lumpur, hal tersebut disebabkan karena
dengan yang didapati pada sedimen Pulau berdekatan dengan muara sungai sehingga
Untung Jawa, Jakarta sedangkan konsentrasi masukan sedimen dengan ukuran butiran
Cd cenderung sama (Alisa et al., 2020). kecil ke laut lebih banyak. Stasiun Passo
Terdeteksinya logam berat Pb sampai dengan Kate-Kate yang terdapat pada
maupun Cd pada sedimen ekosistem sisi timur sampai utara Teluk Ambon Dalam
mangrove Teluk Ambon menunjukkan memiliki kategori dominansi yang sama yaitu
bahwa terdapat kemungkinan kontribusi berpasir, baik itu pada bagian depan
kegiatan di pesisir maupun di laut untuk mangrove maupun bagian belakang. Hal ini
pencemaran Pb maupun Cd. Guna menunjukkan bahwa tekanan yang terjadi
keberlangsungan ekosistem mangrove pada kawasan mangrove di stasiun
diperlukan adanya pengelolaan perairan pengamatan, baik bagian depan maupun
Teluk Ambon secara keseluruhan. Dengan belakang mangrove itu mirip. Hal lain juga
demikian, biota laut pada perairan tersebut yang terlihat adalah pada stasiun pengamatan
dapat dikonsumsi tanpa terkontaminasi Halong memiliki perbedaan yaitu stasiun
logam berat. Halong 1 pasir berlumpur, sedangkan stasiun
Halong 2 lumpur berpasir. Diduga perbedaan
3.3. Karakteristik Sedimen yang terjadi karena stasiun Halong 2
Hasil analisis dominansi butiran berbentuk cekungan sehingga sedimen
menunjukkan bahwa sedimen terdistribusi berukuran kecil (lumpur) lebih banyak
mulai dari liat sampai dengan pasir kasar terdeposit dan tekanan yang diterima lebih
yang kemudian dikelompokan sebagai pasir kecil dibanding stasiun Halong 1. Jika energi
dan lumpur. Sebaran butiran menunjukkan yang ditimbulkan oleh arus atau gelombang
terdapat 4 kategori dominansi butiran rendah, maka partikel yang lebih kecil akan

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 387


Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

berpeluang untuk mengendap dan kategori buruk akan sulit untuk mengalami
membentuk sedimen (Webb, 2017). Merujuk pencucian dengan adanya pasang dan surut.
pada hasil penelitian Kinasih et al. (2015) Kondisi tersebut akan menyebabkan sedimen
maka kategori sedimen di seluruh lokasi akan tetap menyimpan sejumlah konsentrasi
penelitian (Tabel 3) berpotensi untuk logam berat. Penimbunan logam berat dalam
menyerap logam berat dan lebih banyak sedimen yang berlangsung secara terus
terkonsentrasi pada sedimen dengan katagori menerus, akan berdampak buruk bagi
lumpur. Poka merupakan lokasi dengan ekosistem mangrove. Sebaliknya porositas
dominasi partikel sedimen berlumpur yang sedimen dengan kategori cukup dan baik,
menunjukkan konsentrasi Pb dan Cd yang akan ada proses pencucian sehingga
cukup tinggi. Walaupun demikian, lokasi akumulasi logam berat dalam sedimen akan
Tawiri menunjukkan konsentrasi yang lebih mengalami perubahan setiap waktu karena
tinggi. Hal ini disebabkan lokasi Poka adanya pasang surut.
mempunyai luas area yang lebih kecil Terdeteksinya logam berat Pb dan Cd
(1,8063 ha) dibandingkan Tawiri (8,8286 pada sedimen ekosistem mangrove Teluk
ha). Selain itu, Ekosistem mangrove Tawiri Ambon menunjukkan bahwa, besar
berdekatan dengan aktivitas perbaikan kapal kemungkinan tanaman mangrove akan
yang diperkirakan merupakan sumber menyerap logam berat yang ada dalam
pencemaran logam berat bagi perairan sedimen. Logam berat Pb dapat diserap oleh
sekitar. mangrove jenis Avicenia marina, Rhyzopora
Dibandingkan dengan karakteristik mocronata, Bruguiera gymnorrhiza (Ali &
sedimen (Koesoemadinata, 1980), porositas Rina, 2012). Hasil penelian menunjukkan
sedimen pada stasiun penelitian berkisar bahwa jenis mangrove tersebut juga terdapat
antara 8-19% yang terbagi atas kategori di ekosistem mangrove Teluk Ambon
buruk (Poka), cukup (Halong, Lateri dan (Talakua, 2013; Marasabessy et al., 2017).
Tawiri) dan baik (Passo, Nania, Waiheru dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pb
Kate-Kate). Porositas sedimen dengan yang diserap oleh Avicenia marina

Tabel 3. Hasil analisis dominansi partikel sedimen.

Stasiun Ukuran Butiran (%)


No Kategori Dominansi
Pengamatan Pasir Lumpur
1 Poka 1 5,6 94,4 Berlumpur
2 Poka 2 4,5 95,51 Berlumpur
3 Kate-Kate 1 90,49 9,51 Berpasir
4 Kate-Kate 2 91,04 8,96 Berpasir
5 Waiheru 1 90,35 9,65 Berpasir
6 Waiheru 2 78,57 21,44 Berpasir
7 Nania 1 86.51 13,49 Berpasir
8 Nania 2 78,32 21,68 Berpasir
9 Passo 1 81,93 18,08 Berpasir
10 Passo 2 75,75 24,25 Berpasir
11 Lateri 1 67,88 32,13 Pasir Berlumpur
12 Lateri 2 70,52 29,49 Pasir Berlumpur
13 Halong 1 33,27 66,73 Lumpur Berpasir
14 Halong 2 74,09 25,91 Pasir Berlumpur
15 Tawiri 1 73,63 26,37 Pasir Berlumpur
16 Tawiri 2 60,61 39,39 Pasir Berlumpur

388 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

dapat menyebabkan deformasi sel pada DAFTAR PUSTAKA


jaringan buah (Arisandy dkk., 2012). Cd
cenderung lebih banyak terakumulasi pada Ali, M. & Rina. 2012. Kemampuan tanaman
bagian daun mangrove dibandingkan ranting mangrove untuk menyerap logam
dan akar (Setiawan, 2013). Hasil penelitian berat merkuri (Hg) dan timbal (Pb). J.
ini menunjukkan bahwa logam berat yang Ilmiah Teknik Lingkungan, 2(2): 28–
ada dalam sedimen akan menjadi ancaman 36.
bagi ekosistem mangrove di perairan Teluk https://core.ac.uk/download/pdf/1221
Ambon. 6692.pdf
Alisa, C.A.G., P.M.S. Albirqi, & I. Faizal.
IV. KESIMPULAN 2020. Kandungan timbal dan
kadmium pada air dan sedimen di
Hasil penelitian ini telah Perairan Pulau Untung Jawa, Jakarta.
membuktikan bahwa sedimen pada Akuatika Indonesia, 5(1): 21-26.
ekosistem mangrove Teluk Ambon telah https://doi.org/10.24198/jaki.v5i1.265
terkontaminasi dengan logam berat Pb dan 23
Cd. Konsentrasi Pb ditemukan tinggi pada American Public Health Association
lokasi Passo, Halong, Tawiri, terendah pada (APHA), A. W. W. A. (AWWA)-W.
lokasi Lateri dan Nania, sedangkan Cd E. F. W. 2017. Standar methods for
ditemukan tinggi pada lokasi Waiheru, the examination of water and
Halong, Kate-kate dan Tawiri, terendah pada wastewater 23RD edition. 1796.
lokasi Nania. Walaupun belum sampai pada https://doi.org/10.2105/SMWW.2882.
konsentrasi yang dapat memengaruhi 216
organisme bentik, namun hasil penelitian ini Arisandy, K., E. Herawati, & E. Suprayitno.
telah menjadi isyarat untuk dilakukan 2012. Akumulasi Logam Berat
pengelolaan terhadap ekosistem mangrove Timbal (Pb) dan Gambaran Histologi
dan secara umum perairan Teluk Ambon. pada Jaringan Avicennia Marina
Karakteristik sedimen dengan kategori (Forsk.) Vierh di Perairan Pantai Jawa
porositas buruk, akan memberi peluang Timur. J. of Fisheries and Marine
untuk terjadi penimbunan logam berat, dan Research, 1(1): 15–25.
berdampak buruk bagi ekosistem mangrove https://jpp.ub.ac.id/index.php/jpp/artic
dalam jangka waktu ke depan. le/view/114
Bayen, S. 2012. Occurrence, bioavailability
UCAPAN TERIMA KASIH and toxic effects of trace metals and
organic contaminants in mangrove
Ucapan terima kasih kami sampaikan ecosystems: A review. Environment
kepada Fakultas Perikanan dan Ilmu International, 48: 84–101.
Kelautan Universitas Pattimura Ambon yang https://doi.org/10.1016/J.ENVINT.20
telah mendanai penelitian ini melalui dana 12.07.008
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Brown, S.S., G.R. Gaston, C.F. Rakocinski,
Seluruh staf Laboratorium Produktivitas dan & R.W. Heard. 2000. Effects of
Lingkungan Perairan (Proling) Fakultas Sediment Contaminants and
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Environmental Gradients on
Pertanian Bogor yang telah membantu dalam Macrobenthic Community Trophic
proses analisis logam berat. Mahasiswa Structure in Gulf of Mexico Estuaries.
Program Studi Ilmu Kelautan yang telah Estuaries, 23(3): 411-424.
banyak membantu dalam kegiatan sampling https://doi.org/10.2307/1353333
di lokasi penelitian. Chaudhuri, P., B. Nath, & G. Birch. 2014.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 389


Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

Accumulation of trace metals in grey Standardisasi Industri Ambon, 16(1):


mangrove Avicennia marina fine 6-12
nutritive roots: The role of http://litbang.kemenperin.go.id/bpbia
rhizosphere processes. Marine m/article/view/5778/pdf_62
Pollution Bulletin, 79(1–2): 284–292. Hartini, E. 2011. Kadar Plumbum (Pb) dalam
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20 Umbi Bawang Merah di Kecamatan
13.11.024 Kersana Kabupaten Brebes. J.
Department of Ecology State of Washington. Visikes, 10(1): 69–75.
2013. Sediment Management http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/
Standards. In Sediment Management visikes/article/view/686
Standards (Issue 13). Hill, N.A., S.L. Simpson, & E.L. Johnston.
https://www.epa.gov/sites/production/ 2013. Beyond the bed: Effects of
files/2014-12/documents/wa- metal contamination on recruitment to
chapter173-204.pdf bedded sediments and overlying
Ebah, E., I. Tersagh & G.C. Okpokwasili. substrata. Environmental Pollution,
2016. Studies on Seasonal Variation 173: 182–191.
and Effect of Heavy Metal Pollution https://doi.org/10.1016/j.envpol.2012.
on Microbial Load of Marine 09.029
Sediment. American Journal of Karyadi, K., S. Syafrudin, & D. Soterisnanto.
Marine Science, 4(1): 4–10. 2012. Akumulasi logam berat timbal
https://doi.org/10.12691/marine-4-1-2 (Pb) sebagai residu pestisida pada
Eshmat, M.E., G. Mahasri, & B.S. Rahardja. lahan pertanian (Studi Kasus Pada
2014. Analisis kandungan logam Lahan Pertanian Bawang Merah di
berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd) Kecamatan Gemuh Kabupaten
pada kerang hijau (Perna viridis L.) Kendal. J. Ilmu Lingkungan, 9(1): 1-
di perairan Ngemboh Kabupaten 9. https://doi.org/10.14710/jil.9.1.1-9
Gresik Jawa Timur. J. Ilmiah Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Perikanan Dan Kelautan, 6(1): 101- Hidup No.51. 2004. Baku mutu air
108. laut untuk biota laut.
https://doi.org/10.20473/jipk.v6i1.113 https://ppkl.menlhk.go.id/website/file
87 box/824/191009100640Keputusan%2
Gan, H., J. Lin, K. Liang, & Z. Xia. 2013. 0MENLH%20Nomor%2051%20tahu
Selected trace metals (As, Cd and Hg) n%202004%20%20tentang%20Baku
distribution and contamination in the %20Mutu%20Air%20Laut.pdf
coastal wetland sediment of the Kinasih, A.R.N., P.W. Purnomo, &
northern Beibu Gulf, South China Ruswahyuni. 2015. Analisis
Sea. Marine Pollution Bulletin, 66(1– hubungan tekstur sedimen dengan
2): 252–258. bahan organik, logam berat (Pb dan
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20 Cd) dan makrozoobenthos di sungai
12.09.020 Betahwalang, Demak. Management
Gueguen, Y., V. Palciauskas, & R. Jeanloz. of Aquatic Resources Journal, 4(1):
1995. Introduction to the Physics of 99-107.
Rocks. Physics Today, 48(4): 87–88. https://doi.org/10.14710/marj.v4i3.93
https://doi.org/10.1063/1.2807985 25
Hadinoto, S. & M.N. Setyadewi. 2020. Koesoemadinata, R.P. 1980. Geologi minyak
Kandungan logam berat Pb dan Cd dan gas bumi.
pada ikan di Teluk Ambon Dalam. http://digilib.akamigas.ac.id/akamigas
Majalah Biam, J. Balai Riset Dan lib/js/pdfjs/web/viewer.html?file=../../

390 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

../repository//Diktat-41.pdf mangrove di Desa Waiheru, Teluk


Lestari, L. 2018. Polutan logam berat Ambon Dalam. MUNGGAI: J. Ilmu
dalamekosistem mangrove. Oseana, Perikanan & Masyarakat Pesisir,
43(3): 40–51. 3(1): 8–17.
https://doi.org/10.14203/oseana.2018. https://josths.id/ojs3/index.php/mung
vol.43no.3.64 gai/issue/view/3
Lewis, M., R. Pryor, & L. Wilking. 2011. Ministry of Environment and Energy of
Fate and effects of anthropogenic Canada. 1993. Guidelines for the
chemicals in mangrove ecosystems: A protection and management of aquatic
review. Environmental Pollution, sediment quality in ontario.
159(10): 2328–2346. Weatherwise, 46(5): 47–52.
https://doi.org/10.1016/j.envpol.2011. https://doi.org/10.1080/00431672.199
04.027 3.9930274
Maiti, S.K. & A. Chowdhury. 2013. Effect of Mirawati, F., E. Supriyantini, & R.A.T.
Anthropogenic Pollution on Nuraini. 2016. Kandungan logam
Mangrove Biodiversity : A Review. berat timbal (Pb) pada air, sedimen,
Journal of Environmental Protection, dan kerang hijau (Perna viridis)
04(12): 1428–1434. diperairan Trimulyo dan
http://dx.doi.org/10.4236/jep.2013.41 Mangunharjo Semarang. Buletin
2163 Oseanografi Marina, 5(2): 121-126
Male, Y.T., D. Malle, C.M. Bijang, E.G. https://doi.org/10.14710/buloma.v5i2.
Fransina, C.A. Seumahu, L.M. 15731
Dolaitery, S. Landu, & N. Gaspersz. Nath, B., G. Birch, & P. Chaudhuri. 2013.
2017. Analisis kadar logam cadmium Trace metal biogeochemistry in
(Cd) dan timbal (Pb) pada sedimen di mangrove ecosystems: A comparative
Teluk Ambon Bagian Dalam. Indo. J. assessment of acidified (by acid
Chem. Res., 5(1): 434–443. sulfate soils) and non-acidified sites.
https://doi.org/10.30598//ijcr.2017.5- Science of The Total Environment,
yus 463–464: 667–674.
Malekirad, A.A., S. Oryan, A. Fani, V. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.201
Babapor, M. Hashemi, M. Baeeri, Z. 3.06.024
Bayrami, & M. Abdollahi. 2010. Paena, M., R.A. Suhaimi, & M.C. Undu.
Study on clinical and biochemical 2017. Karakteristik sedimen perairan
toxicity biomarkers in a zinc-lead sekitar tambak udang intensif saat
mine workers. Toxicology and musim hujan di teluk Punduh
Industrial Health, 26(6): 331–337. Kabupaten Pesawaran Provinsi
https://doi.org/10.1177/07482337103 Lampung. J. Ilmu Dan Teknologi
65697 Kelautan Tropis, 9(1): 221–234.
Manullang, C.Y., Lestari, Y. Tapilatu, & Z. https://doi.org/10.29244/jitkt.v9i1
Arifin. 2017. Assessment of Fe, Cu, Pan, K., & W.X. Wang. 2012. Trace metal
Zn, Pb, Cd and Hg In Ambon Bay contamination in estuarine and coastal
surface sediments. Marine Research environments in China. Science of
in Indonesia, 42(2): 83–92. The Total Environment, 421–422: 3–
https://doi.org/10.14203/mri.v42i2.17 16.
0 https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.201
Marasabessy, R.N., N.V. Huliselan, & F.S. 1.03.013
Pello. 2017. Produktivitas guguran Permanawati, Y., R. Zuraida, &A. Ibrahim.
dan laju dekomposisi serasah 2016. Kandungan logam berat (Cu,

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 391


Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cd . . .

Pb, Zn, Cd, dan Cr) dalam air dan Souisa, G.V. 2017. Konsentrasi logam berat
sedimen di perairan Teluk Jakarta. J. cadmium dan timbal pada air dan
Geologi Kelautan, 11(1): 9-16. sedimen di Teluk Ambon. 2 Trik :
https://doi.org/10.32693/jgk.11.1.201 Tunas-Tunas Riset Kesehatan, 7(1):
3.227 1-7.
Pethick, J. 1984. An introduction to coastal Sukaryono, I.D. & R.P. Dewa. 2018.
geomorphology (mathamatical Kandungan logam berat Pb dan Cd
th
approach)4 ed. Page? Edward pada sedimen di pesisir Teluk Ambon
Arnold. 260p. Dalam sebagai indikasi tingkat
Potters, G. 2013. Marine Pollution. 1st ed. pencemaran. Majalah BIAM, 14(1):
The eBooks company. Bookboon. 1-7.
231 p. https://doi.org/10.29360/mb.v14i1.35
http://bookboon.com/en/marine- 54
pollution-ebook Syahminan, S., E. Riani, S. Anwar, & R.
Puspasari, R. 2017. Logam dalam ekosistem Rifardi. 2015. Heavy Metals Pollution
perairan. BAWAL Widya Riset Status Pb and Cd in Sediments in
Perikanan Tangkap, 1(2): 43-47. Dumai Sea western waters – Riau
https://doi.org/10.15578/bawal.1.2.20 Province. J. of Natural Resources and
06.43-47 Environmental Management, 5(2):
Qi, S., T. Leipe, P. Rueckert, Z. Di, & J. 133–140.
Harff, J. 2010. Geochemical sources, https://doi.org/10.19081/jpsl.5.2.133
deposition and enrichment of heavy Talakua, W. 2013. Valuasi Ekonomi
metals in short sediment cores from Ekosistem Hutan Mangrove di
the Pearl River Estuary, Southern Wilayah Pesisir Pantai Kota Ambon.
China. J. of Marine Systems, 82(3): J. TRITON, 9(1): 47–57.
S28–S42. https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_item
https://doi.org/10.1016/j.jmarsys.2010 info_lnk.php?id=1352
.02.003 Taweel, A., O.M. Shuhaimi, & A.K. Ahmad.
Rumisha, C., M. Elskens, M. Leermakers, & 2013. Assessment of heavy metals in
M. Kochzius. 2012. Trace metal tilapia fish (Oreochromis niloticus)
pollution and its influence on the from the Langat River and
community structure of soft bottom Engineering Lake in Bangi, Malaysia,
molluscs in intertidal areas of the Dar and evaluation of the health risk from
es Salaam coast, Tanzania. Marine tilapia consumption. Ecotoxicology
Pollution Bulletin, 64(3): 521–531. and Environmental Safety, 93(32):
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20 45–51.
11.12.025 https://doi.org/10.1016/j.ecoenv.2013.
Selanno, D.A.J., J.W. Tuahatu, N.C. 03.031
Tuhumury, & G.I. Hatulesila. 2014. Usman, A.R.A., R.S. Alkredaa, & M.I. Al-
Analysis of Lead (Pb) Content in the Wabel. 2013. Heavy metal
Mangrove Forest Area in Waiheru contamination in sediments and
District, Ambon. J. Aquatic Science mangroves from the coast of Red Sea:
and Technology, 3(1): 59-69. Avicennia marina as potential metal
https://doi.org/10.5296/ast.v3i1.6545 bioaccumulator. Ecotoxicology and
Setiawan, H. 2013. Akumulasi dan distribusi Environmental Safety, 97: 263–270.
logam berat pada vegetasi mangrove https://doi.org/10.1016/j.ecoenv.2013.
di perairan pesisir Sulawesi Selatan. 08.009
J. Ilmu Kehutanan, 7(1): 12–24. Velusamy, A., P.K. Satheesh, A. Ram, & S.

392 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Tuahatu et al. (2022)

Chinnadurai. 2014. Bioaccumulation shelf. Marine Pollution Bulletin,


of heavy metals in commercially 64(9): 1947–1955.
important marine fishes from Mumbai https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20
Harbor, India. Marine Pollution 12.04.024
Bulletin, 81(1): 218–224. Zhang, L., Z. Shi, Z. Jiang, J. Zhang, F.
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20 Wang, & X. Huang. 2015.
14.01.049 Distribution and bioaccumulation of
Webb, P. 2017. Introduction to heavy metals in marine organisms in
Oceanography: Estuaries. 2001– east and west Guangdong coastal
2006. regions, South China. Marine
https://rwu.pressbooks.pub/webbocea Pollution Bulletin, 101(2): 930–937.
nography/chapter/13-6-estuaries/ https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20
Yang, Y., F. Chen, L. Zhang, J. Liu, S. Wu, 15.10.041
& M. Kang, M. 2012. Comprehensive
assessment of heavy metal Submitted : 02 September 2021
contamination in sediment of the Reviewed : 02 March 2022
Pearl River Estuary and adjacent Accepted : 17 December 2022

FIGURE AND TABLE TITLES


Figure 1. Location of sediment sample data collection map.
Figure 2. Measurement results of environmental parameters: temperature (a), salinity (b),
pH (c).
Figure 3. Concentration of heavy metals Pb (a) and Cd (b) in sediment).
Table 1. Location of sediment sampling and types of activities in the vicinity.
Table 2. Sediment quality standards).
Table 3. The results of the analysis of the sediment particles dominance).

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(3): 379-393 393


394

You might also like