Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The low coverage of exclusive breastfeeding shows that not many mothers have
succeeded in giving exclusive breastfeeding because of the majority of working mothers.
Work is not an obstacle for a mother to give milk to the baby. Therefore, working mothers
need to be taught how to express milk, how to give milk and how to store breast milk.
Health education is organized to increase the knowledge, awareness, willingness, and
ability to work mothers to keep breastfeeding babies. Knowledge of breast milk storage
techniques will support the success of exclusive breastfeeding for optimal child growth
and development. Solution In accordance with the problem In order for the working
mother to continue to give breastfeeding, namely lactation management through health
education, is held to increase the knowledge, awareness, willingness, and ability of the
working mother to continue breastfeeding the baby. The long-term goal to be achieved in
research is to identify and analyze the Effects of Counseling with group discussion
methods on knowledge of breast milk storage techniques in Working Mothers. Specific
targets to be achieved so that every health worker working in a health facility applies to
counsel to working mothers about breastfeeding storage techniques so that exclusive
breastfeeding can be achieved. Stages of Research Methods to be conducted using the
quasi-experiment design, with the target of working mothers who have babies 0-24 month
given Counseling. Data collection methods with questionnaires and interviews. The data
analysis method uses a dependent t-test. Where in the paired groups, the same subjects
were examined before and after the intervention (designs before and after). The results
of the study through the knowledge questionnaire about the breastfeeding Storage
Technique obtained P-value 0,000. It can be concluded that there is an effect of
counseling with the Group Discussion Method on the breastfeeding Storage Technique
in Working Mothers.
228
menyusui bayinya yang masih berumur itu, pengetahuan ibu yang kurang
dibawah 6 bulan karena ibu bekerja. Oleh mengenai manajemen laktasi dan kondisi
karena itu, perlu diberikan asuhan dan psikologis ibu selama bekerja dapat
penyuluhan tentang pentingnya ASI mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif pada bayi dengan memberikan (Kemenkes, 2015).
penyuluhan menggunakan metode Pemberian MP-ASI dini sebelum
diskusi kelompok sehingga pengetahuan anak berumur enam bulan tidak
ibu tentang tekhnik menyimpan ASI pada dianjurkan, karena dapat meningkatkan
ibu bekerja di Lingkungan IV Kelurahan kemungkinan terkontaminasi dan
Tanjung Gusta Medan dapat berubah. meningkatkan risiko terkena penyakit,
Berdasarkan data sementara dari 30 ibu khususnya diare. Berdasarkan penelitian
yang menyusui terdapat 19 orang yang yang dilakukan oleh (Minarti & Mulyani,
tidak memberikan ASI pada Bayinya, 2014). Hubungan usia pemberian MP-
alasan utama ibu tidak memberikan ASI ASI dan status gizi dengan kejadian diare
karena ibu bekerja. pada balita usia 6-24 bulan di wilayah
Seiring dengan berbagai kemajuan kerja Puskesmas Jati Warna Kota Bekasi
yang telah dicapai oleh kaum perempuan Tahun 2013. Ada hubungan yang
dan kemajuan zaman, dewasa ini banyak bermakna antara status gizi dengan
perempuan terlibat di sektor publik. kejadian diare pada balita usia 6-24
Bertambahnya jumlah kesempatan kerja, bulan. Upaya penyuluhan kesehatan
meningkatnya pendidikan dan perubahan pencegahan penyakit Diare kepada Ibu
sosial ekonomi menyebabkan banyak ibu balita dan peran kebersihan lingkungan
rumah tangga beralih menjadi ibu disekitar tempat tinggal harus terus
bekerja. Meningkatnya tenaga kerja dilakukan
perempuan dapat mempengaruhi Manajemen laktasi merupakan
pemberian ASI eksklusif di Indonesia, segala daya upaya yang dilakukan untuk
karena dikhawatirkan tenaga kerja membantu ibu mencapai keberhasilan
perempuan yang memiliki bayi dalam menyusui bayinya (Astuti, 2017).
mengalami kesulitan untuk memberikan Manajemen laktasi pada ibu bekerja
ASI karena tidak mendapatkan adalah upaya yang dilakukan ibu untuk
kesempatan dan sarana untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui
memberikan ASI ditempat kerja. Selain bayinya khususnya pada ibu yang
230
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan Analisa Univariat
dalam penelitian ini adalah Quasi Aspek pengukuran dilakukan terhadap
Eksperiment dengan rancangan one tingkat pengetahuan berdasarkan pada
group pretest - posttest. Penelitian jawaban responden dari semua
dilakukan pada bulan Januari 2019 – pertanyaan yang diberikan, tingkat
Desember 2019. Teknik pengumpulan pengetahuan dengan kategori baik, cukup
data dilakukan dengan menggunakan data dan kurang.
primer berupa wawancara dan kuesioner Tabel 1 Distribusi Klasifikasi Pengetahuan
Tentang Tekhnik Penyimpanan
yang mengacu pada kerangka konsep dan
ASI Sebelum dan Sesudah
tinjauan pustaka. Data sekunder didapat diberikan Penyuluhan
dari sistem manajemen Kelurahan Pengetahuan Sebelum Sesudah
Tekhnik
Tanjung Gusta. Analisis yang digunakan Penyimpanan
untuk menguji pengaruh penyuluhan ASI
f % f %
dengan metode diskusi kelompok Baik 1 2,8 30 83,3
terhadap pengetahuan teknik Cukup 17 47,2 4 11,1
penyimpanan ASI pada ibu bekerja, Kurang 18 50,0 2 5,6
232
kelompok mayoritas berpengetahuan konseling dengan penyuluhan terhadap
kurang sebanyak 18 orang (50,0%) dan pengetahuan dan sikap pada ibu menyusu
minoritas berpengetahuan baik sebanyak Hasil penelitian terjadi peningkatan
1 orang (2,8%). Sedangkan hasil pengetahuan dan sikap responden setelah
penelitian tentang tekhnik penyimpanan diberi konseling ASI. Selisih rata - rata
ASI sesudah diberikan Penyuluhan pengetahuan dan sikap lebih tinggi
dengan metode diskusi kelompok kelompok konseling dari kelompok
mayoritas berpengetahuan baik sebanyak penyuluhan. Dari Hasil penelitian
30 orang (83,3%) dan minoritas disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang pengetahuan dan sikap setelah diberi
(5,6%). perlakuan konseling dan penyuluhan.
Penelitian ini sejalan dengan Pengetahuan seseorang yang baik
penelitian yang dilakukan oleh Mardji dapat dijadikan dasar dalam
dkk., pengaruh penyuluhan ASI eksklusif pembentukan perilaku seseorang,
terhadap pengetahuan ibu tentang ASI Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
eksklusif dan sikap ibu menyusui di perah akan membawa pemahaman yang
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar mendalam pada ibu tentang dampak baik
hasil penelitian menunjukkan bahwa atau buruknya memberikan ASI.
terdapat pengaruh penyuluhan terhadap Pemahaman ini akan menjadi dasar bagi
tingkat pengetahuan dan sikap ibu ibu untuk berperilaku memberikan ASI
menyusui dalam pemberian ASI perah kepada bayinya. Hasil wawancara
eksklusif. Selain itu diketahui pula kepada responden yang dilakukan bahwa
perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebagian besar responden tahu tentang
menyusui tentang ASI eksklusif antara pemberian ASI perah yang menyadari
ibu yang diberi penyuluhan dengan kepentingannya, dan ingin memberikan
metode buku saku, ibu yang diberi ASI perah pada bayi mereka, tetapi tidak
penyuluhan dengan metode simulasi, dan bisa karena terhalang kesibukan kerja.
ibu yang diberi penyuluhan tanpa diberi Alasan lainnya bagi sebagian besar
metode apapun (Merdhika, 2014). setelah bersalin di rumah sakit,ibu
Penelitian lain yang dilakukan oleh membutuhkan pemulihan sehingga
(Gusti, Bachtiar, & Masrul, 2011) beralih ke susu formula.Kondisi dimana
Promosi ASI ekslusif memakai metode ibu diharuskan untuk kembali bekerja,
234
sasaran promosi (Depkes, 2008). Diskusi atau ditolak. Apabila stimulus tersebut
kelompok adalah pembicaraan yang diterima oleh organisme berarti ada
direncanakan dan telah dipersiapkan perhatian dari individu. Setelah itu
tentang suatu topic pembicaraan di antara organisme mengolah stimulus tersebut
15–20 peserta (sasaran) dengan seorang sehingga terjadi kesediaan untuk
pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. bertindak demi stimulus yang telah
Hasil penelitian ini menunjukkan diterimanya (bersikap) (Notoatmodjo,
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan 2010).
yang signifikan sesudah mendapatkan Penyuluhan kesehatan adalah
penyuluhan kesehatan. Keadaan ini proses belajar. Pendidikan kesehatan
menggambarkan bahwa penyuluhan membantu agar orang mengambil sikap
kesehatan merupakan suatu kegiatan yang bijaksana terhadap kesehatan dan
yang dapat mempengaruhi perubahan kualitas hidup. Merubah sikap seseorang
pengetahuan. Dengan diberikan menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari
penyuluhan kesehatan, maka responden sikap responden setelah diberikan
mendapat pembelajaran yang penyuluhan memberikan perubahan yang
menghasilkan suatu perubahan dari berarti dari sikap sebelum diberikan
semula yang belum diketahui menjadi penyuluhan. Pengetahuan ibu bekerja
tahu, yang dahulu belum dimengerti tentang cara penyimpanan ASI
menjadi mengerti. Pendidikan kesehatan merupakan faktor yang penting dalam
merupakan suatu upaya atau kegiatan pemberian ASI eksklusif, karena dengan
untuk mempengaruhi prilaku seseorang pengetahuan yang baik, seseorang akan
yang meliputi komponen pengetahuan, lebih mudah memahami informasi
sikap ataupun praktik yang berhubungan tentang pentingnya pemberian ASI
dengan tujuan hidup sehat baik secara eksklusif sehingga dapat
individu, kelompok maupun masyarakat mengaplikasikannya dalam kehidupan
(Nursalam, 2008). Teori Stimulus sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan
Organisme (SOR) bahwa prilaku dapat akhir dari pendidikan kesehatan agar
berubah hanya apabila stimulus masyarakat dapat mengetahui dan
(rangsang) yang diberikan benar-benar melaksanakan prilaku hidup sehat.
melebihi dari stimulus semula. Stimulus Berprilaku sesuai dengan nilai-nilai
rangsang yang diberikan dapat diterima kesehatan, menghindari kebiasaan yang
236
Republik Indonesia Nomor : https://doi.org/10.1108/JMTM-03-
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang 2018-0075
Standar Pelayanan Minimal Rumah Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
Sakit Menteri Kesehatan Republik Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
Indnesia. In Nomor Tambahan Edisi 2012. In Rineka Cipta.
Lembaran Negara Nomor 4355
https://doi.org/10.1111/j.1365-
Nomor Tambahan Lembaran 2648.2010.05450.x
Negara Nomor 4400 (Vol. 1).
https://doi.org/10.1017/CBO978110 Nursalam. (2008). Konsep Pendidikan
7415324.004 Kesehatan. In Pendidikan dalam
Keperawatan (pp. 193–224).
Gusti, D., Bachtiar, H., & Masrul. (2011).
Promosi Asi Ekslusif Memakai Oktora, R. (2013). Gambaran Pemberian
Metode Konseling Dengan ASI Ekslusif Pada Ibu Bekerja di
Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Desa Serua Indah, Kecamatan
Dan Sikap Pada Ibu Menyusu. Jombang, Tangerang Selatan. Jurnal
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Masyarakat, 4(1), 30–40.
6(94), 4–9.
Kemenkes. (2015). Infodatin-Asi(1).Pdf.
Profil Kesehatan Indonesia.
https://doi.org/10.1300/J095v11n02
_07
Merdhika, D. (2014). Pengaruh
penyuluhan asi eksklusif terhadap
pengetahuan ibu tentang asi
eksklusif dan sikap ibu menyusui di
kecamatan kanigoro kabupaten
blitar. Teknologi Dan Kejuruan,
37(1), 65–72.
Minarti, I., & Mulyani, E. (2014).
Hubungan Usia Pemberian MP-ASI
dan Status Gizi dengan Kejadian
Diare pada Balita Usia 6-24 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Jati
Warna Kota Bekasi. Jurnal Nutrire
Diaita, 6(2), 140–167.
Notoatmodjo, 2014. (2014). Konsep
Pengetahuan, dan Sikap. Cell,
151(4), 1–46.
https://doi.org/10.1016/j.cell.2009.0
1.043
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi
Kesehatan, Teori & Aplikasi. In
Jakarta: Rineka Cipta.