You are on page 1of 7

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448

Hubungan Tipe Kepribadian Neurotik dengan Adiksi Media Sosial


pada Remaja di SMA Negeri 11 Kota Bandung
Relation of Neurotic Personality Types and Social Media Addiction in Adolescents in
SMA Negeri 11 Kota Bandung
1
Desyani Feby Sinthia, 2Lilim Halimah
1,2
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1desydesyanifeby@gmail.com, 2aumisyanida@gmail.com

Abstract. Adolescents can quickly adopt new technologies such as the internet. They have been predicted
to be most vulnerable to the negative impacts caused by the influence of the internet. One of them is the
development of social media. Adolescents in Eleven Senior Highschool in Bandung have a tendency to
experience social media addiction. Reasons expressed by adolescents in accessing social media indicate the
needs of someone with neurotic personality . The purpose of this study was to obtain empirical data about
the relation between neurotic personality and social media addiction in adolescents at Eleven Senior
Highschool in Bandung. The method used quantitative and correlational research designs with 200
adolescent. The analysis technique used the Spearman Rank Correlation Test. The results showed a)
compliant personality with social media addiction was r = 0.287 with a value of p = 0,000 <0.05. This means
that there isa significant and low or weak relationship between compliant personality with social media
addiction, b) aggressive personality with social media addiction r = 0.211 with a value of p = 0.003 <0.05.
This means that there is a significant and low or weak relationship between aggressive personality with social
media addiction , and c) detached personality with social media addiction is r = 0.210 with a value of p =
0.003 <0.05. This means that there is a significant and low or weak relationship between detached personality
with social media addiction.
Keywords: Social Media Addiction, Neurotic Personality, Adolescence

Abstrak. Remaja dapat dengan cepat mengadopsi teknologi baru seperti internet. Mereka diperkirakan
paling rentan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat pengaruh internet. Salah satunya adalah
perkembangan media sosial. Para remaja di SMA Negeri 11 Kota Bandung memiliki kecenderungan
mengalami adiksi media sosial. Alasan-alasan yang diungkapkan para remaja dalam mengakses media sosial
menunjukkan kebutuhan-kebutuhan yang menggambarkan kepribadian neurotik. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendapatkan data empirik mengenai hubungan kepribadian neurotik dan adiksi media sosial pada
remaja di SMA Negeri 11 Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan desain penelitian
korelasi dengan jumlah subjek 200 siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah Uji Korelasi Rank
Spearman. Hasil penelitian menunjukkan a) kepribadian compliant dengan adiksi media sosial adalah r =
0,287 dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian
compliant dengan adiksi media sosial namun tingkat hubungan rendah atau lemah, b) kepribadian aggressive
dengan adiksi media sosial r = 0,211 dengan nilai p = 0,003 < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara kepribadian aggressive dengan adiksi media sosial namun tingkat hubungan rendah atau
lemah, dan c) kepribadian detached dengan adiksi media sosial adalah r = 0,210 dengan nilai p = 0,003 <
0,05. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian detached dengan adiksi media sosial
namun tingkat hubungan rendah atau lemah.
Kata Kunci: Adiksi Media sosial, Kepribadian neurotik, Remaja

A. Pendahuluan teknologi saat ini adalah adanya media


sosial. Media sosial adalah sebuah
Di kalangan remaja, mereka
komunitas virtual yang memungkinkan
dapat dengan cepat mengadopsi
penggunanya dapat membuat profil
teknologi baru dan diperkirakan paling
individu serta berinteraksi dan bertemu
rentan terhadap kemungkinan negatif
dengan orang-orang baik di dunia nyata
yang ditimbulkan akibat pengaruh
maupun dunia maya berdasarkan
teknologi tersebut (Valkenburg & Peter,
kepentingan bersama (Kuss & Griffiths,
2011). Salah satu perkembangan
438
Hubungan Tipe Kepribadian Neurotik dengan Adiksi Media... | 439

2011). Hasil survey yang dilakukan kemungkinan adiksi internet.


APJII (2016) yang mengungkapkan Berdasarkan paparan diatas
bahwa konten internet yang sering maka peneliti tertarik untuk melakukan
diakses adalah media sosial. penelitian mengenai hubungan tipe
Salah satu dampak ketika kepribadian neurotik dan adiksi media
individu lebih banyak menghabiskan sosial pada remaja di SMA Negeri 11
waktu untuk menggunakan media sosial Kota Bandung. Tujuan dari penelitian
adalah adiksi media sosial. Para remaja ini adalah untuk mendapatkan data
di SMA Negeri 11 Kota Bandung empirik mengenai hubungan tipe
dimana para siswa bisa mengakses kepribadian neurotik terhadap
media sosial ketika proses belajar terjadinya adiksi media sosial pada
mengajar berlangsung karena metode remaja di SMA Negeri 11 Kota
belajar yang digunakan saat ini Bandung.
menggunakan gadget. Selain itu B. Landasan Teori
sebanyak 47,1% responden mengakses
media sosial 11-20 kali dengan rata-rata Menurut Van Den Eijnden, R. J.
waktu yang dihabiskan adalah 6-10 jam J. M., Lemmens, J. S., & Valkenburg, P.
per hari. Hal ini dapat meningkatkan M (2016) mendefinisikan kecanduan
kecenderungan adiksi media sosial. media sosial sebagai penggunaan
Selain itu alasan-alasan yang berlebihan dan kompulsif pada media
diungkapkan para remaja dalam sosial uang mengakibatkan masalah
mengakses media sosial mampu sosial atau emosional. Meski
memenuhi kebutuhan mereka dalam hal mengalami masalah ini, pengakses
hubungan dengan orang lain guna media sosial tidak dapat mengontrol
meredakan kecemasan, rasa kecewa, penggunaan media sosial yang
dan rasa kesepian. Hal-hal tersebut berlebihan.
berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan Terdapat 9 kriteria individu
neurotik. Horney menyebutkan bahwa yang dapat dikatakan adiksi (minimal 5
kebutuhan neurotik yakni kebutuhan dari 9 kriteria), yaitu (1) preoccupation
yang timbul sebagai akibat dari usaha yaitu individu merasa asyik ketika
menemukan pemecahan-pemecahan mengakses media sosial, (2) tolerance
masalah gangguan hubungan antar yaitu semakin memberikan toleransi
manusia. Individu yang memiliki terhadap waktu ketika mengakses
masalah dalam relasi sosial juga lebih media sosial, (3) withdrawal yaitu
rentan untuk mengembangkan perilaku merasa tidak nyaman, cemas atau
kecanduan media sosial dibandingkan gelisah ketika tidak dapat mengakses
individu yang memiliki kehidupan media sosial, (4) persistance yaitu
sosial memuaskan. Penelitian yang keinginan yang kuat untuk kembali
dilakukan oleh Hardie, E., & Tee, M. Y. mengakses media sosial setelah
(2007) menunjukkan bahwa hanya beberapa waktu berusaha untuk
neurotisisme dan dukungan yang menghindar dari melakukan hal
dirasakan dari jaringan sosial online tersebut, (5) escape yaitu media sosial
yang merupakan prediktor signifikan menjadi strategi coping untuk
dari penggunaan internet yang menghindari stress, (6) problems yaitu
berlebihan. Kemudian Kuss et al. memiliki masalah-masalah perilaku
(2013, dalam Holdoš, J. 2017) disebabkan mengakses media sosial
mengungkapkan bahwa neuroticsm dan secara berlebihan, (7) deception yaitu
kesesuaian yang rendah secara melakukan tingkah laku seperti
signifikan dapat menignkatkan berbohong kepada orang lain ketika
mengakses media sosial, (8)
Psikologi
440 | Desyani Feby Sinthia, et al.

displacement yaitu perilaku bertanggung jawab atas hidup mereka.


mengabaikan orang lain karena ingin Kedua, Aggressive memandang orang
terus mengakses media sosial, dan (9) lain sebagai musuh, dan memakai
conflict yaitu terjadi interpersonal dan strategi melawan orang lain untuk
intrapersonal konflik. meredakan kecemasannya. Motivasi
Menurut Horney (Feist dan Feist utama mereka adalah mendapatkan
2017) kepribadian neurotik adalah kekuasaan, gengsi, dan ambisi pribadi.
sikap dasar seseorang terhadap dirinya Ketiga, Detached atau untuk mengatasi
sendiri dan orang lain yang digunakan konflik dasar isolasi, orang justru
untuk menjalin hubungan dengan orang memisahkan diri, memakai
lain sehingga mengurangi kecemasan. kecenderungan neurotik menjauh dari
Kepribadian neurotik sendiri berawal orang lain.
dari kecemasan dasar. Kecemasan dasar
adalah ketakutan akan ditinggal sendiri, C. Hasil Penelitian dan
tidak berdaya, dan perasaan tidak aman Pembahasan
yang dimiliki seseorang ketika masih
kanak-kanak. Hubungan Tipe Kepribadian
Ada tiga tipe kepribadian Neurotik dengan Adiksi Media Sosial
neurotik yaitu : Pertama, Compliant Berikut adalah penelitian
atau individu mendekati orang lain mengenai hubungan tipe kepribadian
sebagai usaha untuk melawan perasaan neurotik dengan adiksi media sosial
tak berdaya. Mereka berusaha menggunakan teknik analisis korelasi
mendapatkan kasih sayang dan Rank Spearman :
penerimaan orang lain atau mereka
mencari pasangan yang akan

Tabel 1. Hubungan Tipe Kepribadian Neurotik dengan Adiksi Media Sosial

Variabel r p
Complian
0
t dan Adiksi 0,000
,287
Media Sosial
Aggressiv
0
e dan Adiksi 0,003
,211
Media Sosial
Detahced
0
dan Adiksi 0,003
,210
Media Sosial

Dari tabel di atas, korelasi antara media sosial dapat diketahui r = 0,211
tipe kepribadian compliant dengan dan nilai p = 0,003 < 0,05. Artinya
adiksi media sosial dapat diketahui r = terdapat korelasi yang signifikan antara
0,287 dan nilai p = 0,000 < 0,05. kepribadian aggressive dengan adiksi
Artinya terdapat korelasi yang media sosial namun tingkat hubungan
signifikan antara kepribadian compliant rendah atau lemah.
dengan adiksi media sosial namun Terakhir, korelasi antara tipe
tingkat hubungan rendah atau lemah. kepribadian detached dengan adiksi
Kemudian korelasi antara tipe media sosial dapat diketahui r = 0,210
kepribadian aggressive dengan adiksi dan nilai p = 0,003 < 0,05. Artinya
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Hubungan Tipe Kepribadian Neurotik dengan Adiksi Media... | 441

terdapat korelasi yang signifikan antara yang negatif seperti kecemasan yang
kepribadian detached dengan adiksi mereka alami.
media sosial namun tingkat hubungan Adanya media sosial dalam
rendah atau lemah. kehidupan remaja dapat menunjang
Kepribadian memiliki peranan mereka dengan kepribadian aggressive
penting dalam berkembangnya perilaku untuk mendapatkan pujian dari orang
adiksi media sosial (Coralia, F., lain, eksistensi diri, dihormati, dan
Qodariah, S., dan Yanuvianti, M. 2017). menujukkan prestasinya. Mereka
Kepribadian neurotik menurut Horney menggunakan media sosial untuk
(1945) adalah sikap dasar seseorang menampilkan tentang kehidupan atau
terhadap dirinya sendiri dan orang lain aktivitas yang sedang dilakukannya
yang digunakan untuk menjalin sehari-hari, menunjukkan hasil karya
hubungan dengan orang lain sehingga atau kelebihan yang dimiliki, serta
mengurangi kecemasan (Feist & Feist, mencari eksistensi melalui media sosial.
2017). Sedangkan adiksi media sosial Ketika orang lain dalam media sosial
adalah penggunaan berlebihan dan melihat hal tersebut maka akan muncul
kompulsif pada media sosial yang perhatian dari orang lain mengenai
mengakibatkan masalah sosial atau dirinya dengan memberikan pujian.
emosional (Van Den Eijnden, R. J. J. Mereka juga akan mendapatkan
M., Lemmens, J. S., & Valkenburg, P. pengakuan dari orang lain yang
M, 2016). menyatakan bahwa dirinya hebat dan
Remaja dengan kepribadian kuat. Hal ini dapat mengakibatkan
compliant cenderung akan mengikuti remaja mengalami adiksi media sosial
perintah teman sebaya yang dianggap karena mereka merasa senang ketika
lebih kuat dari dirinya. Pentingnya mendapatkan pengakuan di media
mengikuti perkembangan teknologi sosial. Selain itu, mereka bisa terus-
atau mengikuti trend menjadi salah satu menerus menambahkan waktu untuk
alasan mereka dapat diterima oleh mengakses media sosial.
teman sebayanya. Salah satunya adalah Kepribadian detached adalah
perkembangan media sosial di kalangan mereka yang menganggap berhubungan
remaja. Individu dengan tipe dengan orang lain sebagai tekanan yang
kepribadian compliant, yaitu mereka berat sehingga mereka menjauhi orang
yang selalu berusaha membuat orang lain, memperoleh otonomi dan
lain gembira, mendapatkan cinta, dan keterpisahan. Mereka menghindari
menjaga penerimaan dan afeksi dari komitmen sosial, tetapi ketakutan
orang lain (Rahma, F.M., Lestari, S., terbesarnya adalah apabila mereka
Faizah, 2012). Dengan mengakses membutuhkan orang lain. Perasaan
media sosial, mereka bisa mendapatkan terpisah yang mereka miliki hanya bisa
perhatian, penerimaan, dan afeksi dari diterima oleh keyakinan yang salah
orang lain melalui chatting, freecall tentang dirinya bahwa mereka
atau bahkan video call. Hal ini sesuai sempurna, dan oleh karenanya tidak
dengan kriteria adiksi yang bisa dikritik (Feist & Feist, 2017).
dikemukakan oleh Van Den Eijnden, R. Sulitnya membangun relasi dengan
J. J. M., Lemmens, J. S., & Valkenburg, orang lain membuat individu dengan
P. M (2016) karena dengan mengakses kepribadian detached tidak mudah
media sosial dapat membuat mereka terpengaruh oleh perkembangan media
merasa senang dan mereka menjadikan sosial. Mereka cenderung menghidari
media sosial sebagai sarana untuk teman sebaya dan lebih suka
mengalihkan pikiran dari berbagai hal menyendiri.

Psikologi
442 | Desyani Feby Sinthia, et al.

Namun demikian, individu atau pola kepribadian, bukan hanya


dengan kepribadian compliant, mereka yang memiliki kepribadian
aggressive, dan detahced bukan neurotik. Kepribadian dapat menjadi
menjadi sebab individu mengalami mediator atau moderator yang
adiksi media sosial. Berdasarkan hasil memperantarai terjadinya adiksi media
korelasi antara tipe-tipe kepribadian sosial. Terdapat faktor-faktor lain yang
neurotik dengan adiksi media sosial bisa menyebabkan terjadinya adiksi.
menunjukkan bahwa terdapat korelasi Salah satunya adalah tingkat
yang lemah antara ketiga tipe penggunaan media sosial, intensitas
kerpibadian neurotik dengan adiksi penggunaan media sosial, self control
media sosial. Artinya tipe kepribadian dan jenis kelamin. Pada penelitian ini
neurotik tidak bukan merupakan faktor mayoritas siswa/i SMA Negeri 11 Kota
utama terjadinya adiksi media sosial. Bandung mengahabiskan waktu 6-10
Meskipun demikian, terdapat jam perhari untuk mengakses media
kemungkinan faktor lain yang sosial. Selain itu frekuensi mengakses
memediasi atau memperantarai media sosial yang dilakukan para siswa
terjadinya adiksi media sosial pada adalah lebih dari 40 kali dalam sehari.
remaja. Raihana, P. A (2010) yang menemukan
Coolidge mengungkapkan adanya perbedaan adiksi internet yang
bahwa terdapat tiga alasan yang ditinjau dari jenis kelamin bahwa
menjadi penyebab kepribadian tidak perempuan lebih cenderung mengalami
memiliki hubungan yang signifikan adiksi internet daripada laki-laki.
dengan variabel terikatnya. Dalam hal Sejalan dengan penelitian ini, diketahui
ini yaitu lemahnya operasionalisasi bahwa jumlah remaja yang mengalami
adiksi media sosial, lemahnya adiksi media sosial dalam penelitian ini
operasionalisasi skala kepribadian didominasi oleh perempuan yaitu
neurotik, atau kurangnya sifat yang kuat sebanyak 66 siswi. Sedangkan jumlah
yang menunjukkan bahwa sampel laki-laki yang mengalami adiksi media
subjek memiliki kepribadian neurotik sosial sebanyak 36 siswa.
dan mengalami adiksi media sosial D. Kesimpulan
(Coolidge, F. L., Moor, J. C.,
Yamazaki, T. G., Stewart, S. E., & Berdasarkan hasil penelitian dan
Segal, D. L., 2001). Kelemahan dalam pembahasan yang telah dilakukan,
penelitian ini adalah kurangnya sifat maka dapat disimpulkan bahwa :
yang kuat yang menunjukkan bahwa 1. Berdasarkan hasil uji korelasi
subjek memiliki kepribadian neurotik Spearman menunjukkan bahwa
dan mengalami adiksi media sosial terdapat hubungan yang lemah
karena pada semua tipe kepribadian antara kepribadian neurotik
neurotik terdapat subjek yang dengan adiksi media sosial.
mengalami adiksi media sosial. Hubungan antara kepribadian
Oleh karena itu, dalam compliant dengan adiksi media
penelitian ini kepribadian neurotik tidak sosial yaitu 0,287, hubungan
memiliki pengaruh secara langsung antara kepribadian aggressive
terhadap terjadinya adiksi media sosial. dengan adiksi media sosial yaitu
Artinya setiap tipe kepribadian neurotik 0,211, dan hubungan
memiliki peluang yang sama untuk kepribadian detached dengan
mengalami adiksi media sosial atau adiksi media sosial yaitu 0,210.
sebaliknya. Adiksi media sosial dapat 2. Para siswa menghabiskan 6-10
dialami oleh individu dari berbagai tipe jam sehari untuk mengakses
media sosial dengan frekuensi
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Hubungan Tipe Kepribadian Neurotik dengan Adiksi Media... | 443

lebih dari 40 kali. mengadaptasi alat ukur


3. Siswa yang mengalami adiksi kepribadian neurotik belum
didominasi oleh siswa dirumuskan dengan kalimat
perempuan yaitu sebanyak 66 yang mudah dipahami. Oleh
siswa, sedangkan siswa laki-laki karena itu, disarankan untuk
hanya 36 siswa. memerhatikan penggunaan
kalimat agar item mudah
dipahami.
E. Saran
Berdasarkan simpulan yang
dismapaikan diatas, maka saran yang Daftar Pustaka
dapat disampaikan pada penelitian ini Ali, Muhammad & M. Asrori. 2014.
adalah : Psikologi Remaja Perkembangan
1. Bagi para siswa SMA Negeri 11 Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Kota Bandung dengan Aksara.
kepribadian neurotik untuk Alwisol. 2017. Edisi Revisi PSikologi
memperbaiki dan mengubah Kepribadian. Malang: UMM
pandangan mengenai Press.
lingkungan. Meyakini bahwa Andreassen et. Al (2014). Predictors of
lingkungan sekitar tidak Use of Social Network. Journal of
mengancam dengan belajar ComputerMediatri
untuk bersosialisasi dengan Communication
orang lain di kehidupan nyata.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
2. Bagi para siswa SMA Negeri 11
Indonesia. Hasil Survei Penetrasi
Kota Bandung yang mengalami
dan Perilaku Pengguna Internet
adiksi media sosial disarankan
Indonesia 2017.
untuk membatasi waktu
https://apjii.or.id/survey diakses
penggunaan media sosial tiap
pada 18 Oktober 2018
harinya, lebih sering
bersosialisasi di dunia nyata, Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap
mencari kegiatan yang lebih Psikologi. Jakarta : PT
bermanfaat dengan tujuan RajaGrafindo Persada
mengurangi intensitas Coolidge, F.L. 2005. Horney-Coolidge
penggunaan media sosial. Selain Tridimensional Inventory:
itu ketika sedang mengerjakan Manual. Colorado: Univesity of
tugas atau berada di sekolah, Colorado
para siswa disarankan untuk Coolidge, F. L., Moor, J. C., Yamazaki,
mematikan notifikasi atau T. G., Stewart, S. E., & Segal, D.
mobile data agar lebih fokus L. (2001). On the Relationship
melakukan kegiatan tersebut. between Karen Horney's
3. Bagi peneliti selanjutnya Tripartite Neurotic Type Theory
disarankan untuk meneliti faktor and Personality Disorder
lain yang menyebabkan adiksi Features. Personality and
media sosial seperti self control, Individual Differences, 1387-
pola asuh orang tua, regulasi 1400.
diri, atau kepribadian lain yang Coralia, F., Qodariah, S., dan
kemungkinan memiliki Yanuvianti,M. 2017. Tipe
pengaruh terhadap terjadinya Kepribadian dan Self Esteem
adiksi media sosial. Selain itu, pada Pecandu Media Sosial.
beberapa item dalam
Psikologi
444 | Desyani Feby Sinthia, et al.

Bandung: Universitas Islam properties. Computers in Human


Bandung. Behavior, 61, 478–487.
https://ejournal.unisba.ac.id/inde https://doi.org/10.1016/j.chb.201
x.php/schema/article/view/3386/ 6.03.038
2354 diakses pada tanggal 19
Oktober 2018
Feist, J., Feist, G.J., Roberts, T. 2017.
Theories of Personality Edisi
Kedelapan. Jakarta: Salemba
Humanika
Hardie, E., & Tee, M. Y. (2007).
Excessive Internet use: The role
of personality, loneliness and
social support networks in
internet addiction. Australian
Journal of Emerging
Technologies and Society, 5(1),
34–47.
Holdoš, J. (2017). Type D Personality in
the Prediction of Internet
Addiction in the Young
Adult Population of Slovak
Internet Users. Current
Psychology, 36(4), 861–868.
https://doi.org/10.1007/s12144-
016-9475-6
Raihana, P.A. (2010). Perbedaan
Kecenderungan Kecanduan
Internet Ditinjau Dari Tipe
Kepribadian Introvert-Ekstovert
Dan Jenis Kelamin. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Rahma, F.M., Lestari, S., Faizah. 2012.
Hubungan Tiga Tipe
Kepribadian Neurotik (Karen
Horney) dengan Kenakalan
Remaja pada Siswa Kelas X di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
3 Malang. Malang : Universitas
Brawijaya.
https://s3.amazonaws.com/acade
mia.edu.documents/31853964/
Van Den Eijnden, R. J. J. M., Lemmens,
J. S., & Valkenburg, P. M.
(2016). The Social Media
Disorder Scale: Validity and
psychometric

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

You might also like