You are on page 1of 7

KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN

PENGGUNA KOLAM RENANG DI SIDOARJO


Water Quality and Health Complains from Swimming Pool Users in Sidoarjo

Dian Wahyu Cita dan Retno Adriyani


Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
retnoadriyani@yahoo.com

Abstract: Purpose of this research were to identify water quality at Tirta Krida’s and Sendang Delta sport
center’s swimming pool in Sidoarjo (physically, chemically, and microbiology) and identify the health disorder of
swimmers. This was a descriptive research with cross sectional approach. Sample consists of the pool’s water
(raw water, water after chlorination and after used) and the swimmers. The sample of the pool’s water was
taken in order to observe coliform, pH, residual chlorine and turbidity parameter during work day and holiday.
The samples of swimmers were taken with random technique. Result of this study was the pool’s water quality at
both locations didn’t meet the criteria (according to Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990), coliform, pH and residual chlorine parameters at Sendang Delta sport center didn’t
meet the criteria, while at Tirta Krida, the smell and residual chlorine parameters didn’t meet the criteria either.
There were health disorders on swimmers in both places. The health disorder that attacks the swimmers was eyes
and skin irritation, slip, and cramps. Swimming pool management was suggested to improve the water
management systems, use disinfectant properly and control the water quality periodically. The swimmers were
suggested to use personal equipment when swimming to avoid health disorders after swimming.

Keywords: swimming pool, swimmer’s health disorder, water quality

Abstrak: Renang adalah olahraga yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan. Banyak yang tidak
menyadari bahwa kolam renang merupakan media dalam penularan penyakit melalui perantara air kolam renang.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kualitas air kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta di
Sidoarjo (secara fisika, kimia dan mikrobiologis) serta mengidentifikasi adanya keluhan kesehatan pada pengguna
kolam renang. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang bersifat cross sectional. Sampel dalam penelitian
meliputi sampel air kolam renang (air baku, air setelah klorinasi dan air sesudah digunakan pengunjung ) serta
masyarakat pengguna kolam renang. Sampel air kolam renang diambil untuk pemeriksaan parameter koliform, pH,
sisa klor dan kekeruhan. Opservasi dan pengambilan sampel dilakukan pada hari biasa dan hari libur. Pengambilan
sampel pengunjung kolam renang dilakukan secara acak. Hasil penelitian terhadap kedua kolam renang ternyata
belum memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air. Pada kolam renang Tirta Krida, parameter yang belum memenuhi persyaratan adalah bau
dan sisa klor, sedangkan pada kolam renang GOR Sendang Delta adalah parameter kejernihan air, pH, koliform serta
sisa klor. Terdapat keluhan kesehatan sebagian besar pengujung pada kedua kolam renang tersebut, antara lain iritasi
mata, iritasi kulit serta kejadian kecelakaan saat berenang. Disarankan pada pengelola kolam renang untuk
memperbaiki sistem pengelolaan air kolam renang, menggunakan desinfektan sesuai kebutuhan serta melakukan
pemeriksaan kualitas air secara teratur. Pada pengguna kolam renang sebaiknya menggunakan alat pelindung diri
saat berenang untuk menghindari adanya keluhan kesehatan setelah berenang.

Kata kunci: kolam renang, gangguan kesehatan perenang, kualitas air

PENDAHULUAN
hingga berat dapat terjadi penularannya melalui
Renang adalah olahraga yang dapat kolam renang seperti gejala demam, batuk,
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan pilek, atau infeksi faringo konjungtivitis yang
manusia. Berenang di kolam renang merupakan disebabkan adenovirus. Banyak yang tidak
kegiatan olahraga atau rekreasi yang banyak menyadari bahwa keberadaan kolam renang
digemari oleh masyarakat termasuk anak- dapat menjadi sarana dalam penularan
anak. Tanpa disadari, aktivitas tersebut ternyata penyakit melalui media air. Secara langsung,
berpotensi menyebabkan penularan suatu contact person yang terjadi di antara
penyakit. Berbagai penyakit mulai dari yang pengunjung dapat menjadi transmisi kuman
ringan penyakit yang sangat baik. Dengan

26
D W Cita dan R Adriyani, Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan 27
Pengguna

demikian kolam renang dapat menjadi salah yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten
satu media dalam penularan penyakit melalui Sidoarjo, tidak didapatkan data mengenai
perantara air kolam renang, sehingga sanitasi jumlah kolam renang (baik indoor atau
kolam renang perlu diperhatikan. outdoor), pengawasan, karakteristik, jumlah
Pemerintah telah memberikan rekomendasi pengunjung maupun surat izin pengadaan
tentang persyaratan kolam renang yang sehat kolam renang umum di Sidoarjo. Sehingga
dan bersih. Syarat air kolam renang diatur sesuai dilakukan survei secara langsung terhadap
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. kolam renang yang terdapat di Sidoarjo.
416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang kualitas air Sidoarjo memiliki beberapa kolam renang
kolam renang dan keluhan kesehatan pengguna outdoor yang memang khusus digunakan untuk
yang pada lampirannya memuat syarat kualitas olah raga renang, antara lain kolam renang Tirta
air kolam renang. Salah satu aspek yang harus Krida dan kolam renang di Gelanggang Olahraga
diawasi dari sanitasi kolam renang adalah (GOR) Sendang Delta Sidoarjo. Kedua kolam
kualitas airnya yang harus memenuhi syarat, renang ini cukup ramai pengunjung.
baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Berdasarkan uraian tersebut, kiranya perlu
Menurut Effendi (2004), kualitas air yang dilakukan penelitian tentang kualitas air dan
tersedia saat ini masih kurang memenuhi syarat keluhan kesehatan pengguna kolam renang Tirta
kualitas air bersih, salah satunya berdasarkan Krida dan GOR Sendang Delta di Sidoarjo.
syarat mikrobiologis air kolam renang masih
mengandung bakteri patogen.
METODE PENELITIAN
Pengawasan kualitas air kolam renang
secara kimiawi termasuk salah satu upaya Penelitian ini merupakan penelitian
sanitasi yang dilakukan. Salah satunya adalah observasional deskriptif dengan rancang bangun
pemberian senyawa kimia berupa senyawa klor penelitian cross sectional. Penelitian ini
berupa kaporit (Ca(OCl2)) yang berfungsi untuk dilakukan pada bulan Maret–Juni 2009.
menjernihkan dan mendesinfeksi kuman. Namun, Populasi dari penelitian ini adalah air kolam
penggunaan kaporit juga harus diperhatikan renang di Tirta Krida dan GOR Sendang Delta
dengan baik dan harus sesuai dengan batas aman Sidoarjo serta masyarakat pengguna kolam
yang ada. Penggunaan kaporit dalam konsentrasi renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta di
yang kurang dapat menyebabkan kuman yang Sidoarjo.
ada di kolam renang tidak terdesinfeksi dengan Sampel air kolam renang diambil setelah air
baik. Sedangkan penggunaan kaporit dengan kolam renang diklorinasi dan setelah digunakan
konsentrasi yang berlebih dapat meninggalkan oleh masyarakat pengguna untuk diperiksa
sisa klor yang menimbulkan dampak buruk bagi parameter MPN Koliform, pH, sisa klor, dan
kesehatan. Sebagai desinfektan, sisa klor dalam kekeruhan. Pada air kolam renang diambil 2 titik
penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi dalam sampel dan masing-masing titik sampel diambil
konsentrasi yang berlebih klor ini dapat terikat sebesar 200 ml untuk 1 pemeriksaan parameter
pada senyawa organik dan membentuk halogen- air. Agar sampel yang diambil dapat
hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal representatif maka penentuan lokasi dan titik
sebagai senyawa karsinogenik. Halogen adalah pengambilan sampel diambil pada 2 (dua) titik.
anggota golongan unsur nonmetalik yang sangat Populasi masyarakat pengguna kolam
aktif, terdiri atas fluorin, bromin, iodin, klorin, renang diambil dari rerata jumlah pengunjung
atau astatin, yang mempunyai sifat kimia yang kolam renang dalam 1 (satu) bulan terakhir,
sama antara satu dan lainnya. Menurut Slamet yaitu 2000 orang pengunjung kolam renang Tirta
(1994), di berbagai negara maju sekarang ini, Krida dan 1250 orang pengunjung kolam renang
klorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi GOR Sendang Delta. Sedangkan besar sampel
digunakan. dari pengunjung kolam renang Tirta Krida
Sidoarjo memiliki beberapa kolam renang sebesar 95 orang dan kolam renang GOR
umum yang disediakan untuk keperluan olahraga Sendang Delta sebesar 93 orang yang diambil
renang ataupun rekreasi. Pada survei awal dengan cara systematic random sampling.
HASIL Berdasarkan hasil
DAN pemeriksaan kualitas
PEMBAHA air pada kolam
SAN renang Tirta Krida
dan GOR Sendang
Kualitas Air Delta di Sidoarjo
Kolam Renang apabila dibandingkan
Tirta Krida dan dengan Peraturan
GOR Sendang Menteri Kesehatan RI
Delta Sidoarjo
28 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 26–
31

No. 416/Menkes/ No dang Delta


hal ini berarti . P
Per/IX/1990, e
terdapat perbedaan 41
menunjukkan bahwa m
yang signifikan pada 6/
tidak semua Ket e
kadar sisa klor Me
parameter air era r
pada air setelah nke
nga i
kolam renang s/P
proses klorinasi n k
sesuai dengan er/ s
dan sesudah
persyaratan yang IX/ a
digunakan 19
ditetapkan. a
pengunjung kolam 90 n
Kolam renang renang.
Tirta Krida, rata-rata Kolam renang K
kadar sisa klor u
GOR Sendang
setelah klorinasi a
Delta, rata- rata
adalah 4,6 mg/L l
kadar sisa klor i
sedangkan rata-rata setelah klorinasi t
kadar sisa klor a
adalah 2,175 mg/L,
sesudah digunakan s
sedangkan rata-
pengunjung adalah A
rata kadar sisa klor i
0,175 mg/L. Pada sesudah digunakan r
perhitungan statistik pengunjung adalah p
dengan a
0,1375 mg/L. Pada
menggunakan uji t d
perhitungan statistik
sampel berpasangan a
dengan
diperoleh nilai p = menggunakan uji t K
0,002 (p < α), sampel berpasangan o
diperoleh nilai p = l
0,166 (p > α), hal a
m
ini berarti tidak
terdapat perbedaan R
yang signifikan pada e
kadar sisa klor pada n
air setelah proses a
n
klorinasi dan g
sesudah digunakan
pengunjung kolam
renang. T
i
Menurut
r
Peraturan Menteri t
Kesehatan RI No. a
416/Menkes/Per/IX
/1990 air kolam K
r
renang harus i
memenuhi syarat d
antara lain bau, a
benda terapung,
kejernihan air, G
O
kandungan MPN
R
koliform,
S
e
Tabel 1. n
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air rata) Ses unj
Kolam Renang Tirta Krida dan GOR Se
Min ud ung
Sendang Delta Sidoarjo tanggal 31 ah (rat
Mei–1 Juni 2009 menurut Max Air Baku tela Air
Dig a- Baku
Peraturan Menteri Kesehatan RI h rata
un
No. 416/Menkes/Per/IX/1990 Khl )
ak
Permenkes RI orin
an
e r asi
Pe
Par t (rat
ng
am e a-
D W Cita dan R Adriyani, Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan 29
Pengguna

Setelah Sesuda a en u ( ta- pengguna kolam Koliform dalam air


Khlorinasi h n gu n r rat renang, misalnya kolam renang yang
(rata-rata) Digunak P nj g a a) mengganggu mata diperbolehkan
Bau - - Bebas dari - Bau saat berenang dan adalah 0/100 ml
bau yang rasa gatal pada kulit
kaporit sampel air.
mengganggu karena air kotor.
Benda - - Bebas dari - Persyaratan
Terapung bentuk bakteriologis
terapung merupakan salah satu
Kejernihan - - Piringan Jernih persyaratan yang
diletakkan terdapat dalam
pada dasar persyaratan kualitas
kolam yang air kolam renang
terdalam,
yang ada. Salah satu
dapat dilihat
jelas dari tepi
parameter yang
kolam pada digunakan dalam
jarak lurus persyaratan
7 m. bakteriologis ini
pH 6,5 8,5 - 7 adalah ada tidaknya
kandungan MPN
Sisa khlor 0,2 0,5 - -
(mg/L) koliform dalam air
kolam renang.
Koliform total 0 200 - 0
(jumlah per Dalam parameter
100 ml) mikrobiologis ini
hanya dicantumkan
pH air, dan kadar berwarna, tidak koliform tinja dan
sisa klor. Timbulnya berbau, dan tidak total koliform.
bau pada kolam berasa. Menurut Sebetulnya kedua
renang Tirta Krida Peraturan Menteri macam parameter
berasal dari Kesehatan RI No. ini hanya berupa
kandungan kaporit 416/Menkes/Per/IX/1 indikator bagi
yang berlebihan 990 kejernihan air berbagai mikroba
dalam air, dapat diukur dengan yang dapat berupa
sedangkan menggunakan parasit (protozoa,
penggunaan piringan hitam yang metazoa, tungau),
kaporit yang sesuai yang bakteri patogen, dan
berlebihan akan diletakkan pada virus (Slamet, 1994).
mengakibatkan dasar kolam yang Adanya
timbulnya keluhan terdalam dapat kandungan bakteri
kesehatan pada dilihat jelas dari tepi koli dalam air dapat
pengguna air kolam kolam pada jarak menimbulkan
renang misalnya lurus 7 m. Air kolam gangguan pada
timbulnya iritasi renang ber wana manusia terutama
kulit ataupun iritasi hijau juga dapat penyakit yang
mata. Sedangkan menjadi indikator berhubungan dengan
keberadaan benda bahwa kolam renang air, antara lain:
yang terapung dalam dalam keadaan diare, filariasis,
kolam renang akan kotor, karena lantai disentri, dan lain-
mengganggu dan dinding kolam lain. Oleh karena itu,
kenyamanan bagi renang berlumut maka kandungan MPN
pengguna kolam sehingga air yang koliform yang
renang pada saat dihasilkan berwana disyaratkan haruslah
berenang serta hijau dan tidak 0/100 ml sampel air
dapat mengganggu jernih. Air kolam (Elly, 2007). Menurut
estetika kolam renang yang kurang Peraturan Menteri
renang itu sendiri. jernih dapat Kesehatan RI No.
Air normal yang mengganggu 416/Menkes/Per/IX/
dimanfaatkan untuk pengguna kolam 1990 bahwa kadar
suatu kehidupan renang saat berenang maksimum
pada umumnya tidak serta kenyamanan kandungan MPN
30 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 26–
31

Kaporit Penggunaan dari asam hipoklorit tersebut dapat


(Ca(OCl 2 )) adalah kaporit kurang dari itu akan mengalami menyebabkan daya
bahan kimia yang 0,2 mg/L tidak akan ionisasi menjadi ion bunuh klor terhadap
paling banyak dapat membunuh hipoklorit sehingga bakteri dalam air
digunakan untuk kuman patogen, khasiat desinfektan sangat lemah
desinfeksi air sedangkan yang dimiliki klor sehingga masih
karena murah, penggunaan kaporit akan menjadi lemah terdapat bakteri
mudah didapat, dan yang berlebihan atau berkurang dalam air kolam
mudah akan mengakibatkan (Elly, 2007). Dengan renang. Klorin dapat
penanganannya. timbulnya keluhan berkurangnya bekerja secara
Kaporit pada kesehatan pada khasiat dari klor efektif sebagai
kolam renang pengguna air desinfektan jika
kolam renang berupa kulit yang
berfungsi sebagai berada dalam air
misalnya timbulnya terasa panas
zat desinfektan. Zat dengan pH 7 (Elly,
iritasi. Klorin yang terbakar, gatal,
koagulan pada 2007).
bersenyawa dengan pada kulit tampak
kolam renang
zat organik, seperti Keluhan Kesehatan bintil seperti
bertujuan untuk
air seni atau Pengguna Kolam jerawat kecil
membunuh kuman
keringat, maka akan Renang Tirta Krida kemerah-merahan
patogen dalam air.
menghasilkan dan GOR Sendang kadang disertai
Hal ini dilakukan
senyawa sejenis Delta Sidoarjo melepuh. Dalam
karena meskipun
nitrogen trikhlorin keadaan luka
telah melalui proses
yang dapat terbuka pada kulit
penyaringan, air Tabel 2.
mengakibatkan infeksi yang bisa
kelihatan bersih Keluhan Kesehatan
iritasi hebat. terjadi adalah
namun harus Setelah Berenang pada
Dilaporkan juga terkena kuman
dicurigai masih Pengunjung Kolam
adanya iritasi mata Renang Tirta Krida dan
vibrio
adanya bakteri di
dan hidung, GOR Sendang Delta, parahemolitikus
dalam air tersebut.
gangguan saluran Mei 2009 atau vibrio
Kadar klorin yang vulnifikus.
cerna dan anemia
dianjurkan sebagai Keluhan
dapat terjadi akibat
desinfektan untuk kesehatan lainnya
penggunaan klorin
kolam renang adalah terjadinya
jangka panjang.
mempunyai batas kejang otot dan
Sebaiknya pada
hingga 0,5 ppm terpeleset di kolam
kedua kolam renang
(parts per million). renang. Hal ini
tersebut selalu
Pada kedua dapat dihindari
melakukan
kolam renang dengan melakukan
pengecekan kadar
didapatkan hasil penalaran sebelum
klor dalam air kolam
bahwa sisa kadar berenang dan lelah
renang saat siang
klor tidak sesuai berhati-hati pada
hari dan melakukan
dengan ketentuan.
penambahan klor, Keluhan saat berjalan di
Pada pagi hari
sehingga diharapkan kesehata Tirta Krida permukaan lantai
(setelah pemberian
kadar klor dapat n setelah Sendang yang bersih.
kaporit) kadar sisa Delta
berkisar 0,2–0,5 pengguna Keluhan
klor melebihi 0,5 n %
Ada Keluhan 49 mg/L.
51,6 69 74,2 kolam kesehatan yang
mg/L artinya renang n
Tidak ada keluhan Air yang terjadi setelah
melebihi batas 46 48,4 24 25,8 %
Total mempunyai 93 pH 100,0
lebih berenang dapat
maksimal dari 95 100,0
kecil dari pH normal dicegah dengan
ketentuan yang
akan bersifat asam, menggunakan alat
telah ditetapkan,
sedangkan yang pelindung diri (APD)
sedangkan pada
mempunyai pH lebih saat akan berenang,
sore hari (sesudah
besar dari normal misalnya
digunakan
akan bersifat basa penggunaan
pengunjung) kadar
(Wardhana, 1995). kacamata renang,
sisa klor kurang dari
Semakin tinggi sunblock, dan
0,2 mg/L artinya
pH air dapat pelindung kepala.
kurang dari batas
mengakibatkan Penggunaan
minimum dari
proses klorinasi tidak kacamata renang
ketentuan yang
efektif karena 90% saat berenang akan
telah ditetapkan.
D W Cita dan R Adriyani, Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan 31
Pengguna

akan mencegah (51,6%) dan GOR


meng iritasi an penggunaan
keluhan terjadinya Sendang Delta
urang mata, sunblock
iritasi kulit setelah (74,2%) mengaku
i sedangk
berenang. adanya keluhan
Tabel 2 Penyakit infeksi
menunjukkan kesehatan yang
mata yang dapat
bahwa sebagian dialami setelah
besar ditularkan melalui KESIMPUL
AN DAN berenang. Keluhan
pengunjung kolam kolam renang
SARAN kesehatan yang
renang Tirta Krida adalah moluskum
dialami adalah iritasi
(51,6%) dan GOR kontagiosum dan Kualitas air mata dan iritasi kulit
Sendang Delta konjungtivitis kolam renang Tirta setelah mereka
(74,2%) menyatakan (adenovirus). Krida dan GOR berenang serta
adanya keluhan Infeksi kulit yang Sendang Delta terdapat beberapa
kesehatan yang bisa terjadi adalah berdasarkan kecelakaan saat
dialami setelah “Hot tub rash” parameter fisika, mereka berenang
berenang. Banyaknya adalah infeksi kulit mikrobiologi, dan misalnya kejang
keluhan kesehatan yang disebabkan kimia belum otot dan terpeleset
ini berupa adanya karena sepenuhnya di kolam renang.
iritasi mata, iritasi Pseudomonas. Otitis memenuhi Disarankan
kulit dan terjadinya eksterna atau persyaratan pihak pengelola
kecelakaan saat “swimmer’s ear” Peraturan Menteri kolam renang
berenang. adalah infeksi Kesehatan RI No. sebaiknya
Iritasi mata yang telinga yang 416/Menkes/Per/I memeriksakan air
terjadi pada kedua disebabkan karena X/1990. Pada kolam renang ke
kolam renang Pseudomonas kolam renang Tirta laboratorium
disebabkan karena aeruginosa yang Krida hasil lingkungan secara
penggunaan kaporit juga ditularkan pengukuran berkala untuk
yang terlalu banyak lewat kolam renang. parameter yang tidak mengetahui
setelah dilakukan Penyakit kulit yang memenuhi syarat kualitas air kolam
klorinari, sehingga penularannya dapat adalah bau yang renang dan
mata mudah melalui kolam renang timbul karena memperbaikinya
menjadi merah, adalah cercarial kaporit, dan kadar apabila hasil yang
pedih, dan terasa dermatitis. sisa klor. Sedangkan didapatkan belum
gatal setelah Gangguan ini sering kolam renang GOR memenuhi
berenang apabila dikenal sebagai Sendang Delta hasil persyaratan yang
tidak menggunakan penyakit swimmer pengukuran ditetapkan
kacamata renang. itch. Gejalanya parameter yang Peraturan Menteri
Sedangkan sebagian tidak memenuhi Kesehatan RI No.
besar pengunjung syarat adalah 416/Menkes/
yang mengalami kejernihan air, MPN Per/IX/1990. Bahkan
iritasi kulit pada koliform, pH, dan bila memungkinkan
kedua kolam renang, kadar sisa klor. dilakukan
mengeluh Sebagian besar pemeriksaan
merasakan kulitnya pengunjung kolam terhadap kadar klor
terasa kering renang Tirta Krida dan pH oleh
setelah berenang.
pengelola kolam keluhan kesehatan
Adanya keluhan
renang mengingat setelah berenang.
kesehatan berupa
peralatan tersebut Dinas Kesehatan
iritasi mata dan
untuk mengukur Sidoarjo, seharusnya
iritasi kulit pada
kedua parameter melakukan
pengunjung baik di
tersebut cukup pengawasan sanitasi
kolam renang Tirta
murah dan mudah terhadap kolam
Krida dan GOR
dioperasikan. renang umum secara
Sendang Delta juga
Pengunjung yang berkala.
dapat
berenang
mempermudah
sebaiknya
penularan penyakit
menggunakan alat
menular pada
pelindung diri (APD)
pengunjung kolam
saat berenang untuk
renang.
mencegah timbulnya
32 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 26–
31

DAFT
AR
PUST
AKA
Effendi, H. 2004.
Telaah Kualitas
Air. Yogyakarta:
Kanisius.
Elly, A.R. 2007. Kadar
Sisa Chlor dan
Kandungan E. Coli
Air PT Dream
Succes Airindo
(DAS). Skripsi.
Universitas
Airlangga,
Surabaya.
Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.
416/Menkes/Per/
IX/1990 tentang
Syarat-syarat dan
Pengawasan
Kualitas Air.
Slamet, J.S. 1994.
Kesehatan
Lingkungan.
Yogyakarta: UGM
University Press.
Wardhana, W.A. 1995.
Dampak Pencemaran
Lingkungan.
Yogyakarta: ANDI.

You might also like