You are on page 1of 10

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2):141-150

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.2.141-150


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PENGGUNAAN KACAMATA RENANG


PADA KOMUNITAS SELAM DI KOLAM RENANG TAWANGALUN,
BANYUWANGI

Hafida Yumna Huwaida,1Retno Adriyani


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND USING SWIMMING GOGGLES ON


DIVERS COMMUNITY IN TAWANGALUN SWIMMING POOL, BANYUWANGI

ABSTRACT
Background: The water in swimming pools is filled with chemicals which causes the eyes irritation. Using
goggles is the best way to protect swimmer eyes from all the chemicals in the swimming pool. This
research aimed to analyze the relationship between knowledge and attitude with the use of swimming goggles
by divers community members when they get practice at Tawangalun Swimming Pool, Banyuwangi.
Method:This is an analytical research with cross-sectional design.The population was children members of
Divers Community as users of Tawangalun Swimming Pool, Banyuwangi. The sample was drawn through a
simple random sampling procedure, with sample size were 30 respondents. Data collection were done by
interviewing respondents using questionnaire. The data were analyzed with chi-square to get the relationship
between knowledge and attitude with the use of swimming goggles (α <0.05).
Result: Research respondents were between 5-16 years old, 87% had good knowledge and 80% had good
attitude about using swimming goggles, 93% always wear swimming goggles while practicing in
Tawangalun Swimming Pool, Banyuwangi. There was a significant correlation between knowledge with
swimming goggles wear (p=0.014), otherwise attitude with swimming goggles wear (p=0.366).
Conclusion: Unhealthy behaviors such as not wearing swimming goggles can be frequently found in dive
community as users of swimming pool. Public health prevention strategies should be implemented to improve
awareness of swimming goggles wearing.
Keyword: Knowledge, attitude, use of swimming goggles, divers community

ABSTRAK
Latar Belakang: Air kolam renang mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata.
Penggunaan kacamata renang merupakan upaya pencegahan terbaik untuk melindungi mata para perenang
dari bahan kimia pada air kolam renang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan kacamata renang pada anak anggota komunitas selam
saat mereka berlatih di Kolam Renang Tawangalun, Banyuwangi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross-sectional. Populasi
penelitian ini adalah anak anggota Komunitas Selam sebagai pengguna Kolam Renang Tawangalun
Banyuwangi. Sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik simple random sampling, dengan besar
sampel 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden dengan menggunakan
kuesioner. Data dianalisis secara analitik menggunakan uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan dan sikap dengan penggunaan kacamata renang (α< 0,05).
Hasil Penelitian: Responden penelitian berumur antara 5-16 tahun. Data yang diperoleh menunjukkan
bahwa 87% responden memiliki pengetahuan baik dan 80% responden bersikap baik terkait penggunaan
kacamata renang, 93% responden selalu menggunakan kacamata renang saat berlatih di Kolam Renang
Tawangalun, Banyuwangi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan responden dengan penggunaan kacamata renang (p=0,014), sebaliknya antara sikap dan
penggunaan kacamata renang tidak ada hubungan (p=0,366).
Kesimpulan: Perilaku tidak sehat, seperti tidak memakai kacamata renang masih sering ditemukan pada
anggota komunitas selam sebagai pengguna kolam renang. Strategi pencegahan dalam bidang kesehatan
masyarakat harus diterapkan untuk meningkatkan kesadaran penggunaan kacamata renang.
Kata kunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan kacamata renang, komunitas selam

Alamat Koresponding: Retno Adriyani, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Email: retnoadriyani@fkm.unair.ac.id

Juli 2018 141


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

PENDAHULUAN pengetahuan dan sikap pengguna kolam


renang yang baik. Pengguna kolam renang
Perilaku merupakan respon individu
yang tidak menggunakan kacamata renang
yang terjadi karena adanya stimulus atau
memiliki risiko 4,717 kali mengalami
rangsangan dari luar. Perilaku terdiri dari tiga
keluhan iritasi mata dibandingkan pengguna
domain, yaitu pengetahuan, sikap dan
kolam renang yang menggunakan kacamata
tindakan. Pengetahuan merupakan hasil suatu
renang.5
penginderaan individu terhadap suatu objek
Iritasi mata merupakan salah satu
tertentu, sehingga individu tersebut menjadi
gangguan kesehatan yang sering dialami oleh
tahu. Penginderaan tersebut terjadi melalui
pengguna kolam renang. Iritasi mata
panca indera manusia, yakni indera
merupakan istilah umum untuk
penglihatan, pendengaran, penciuman,
menggambarkan sensasi yang mengganggu
perasa, dan peraba. Sikap merupakan respon
mata, seperti mata merah, mata pedih, mata
individu terhadap pemahaman atau penilaian
kering, mata terasa gatal, mata terasa berair
suatu objek tertentu, dimana respon individu
dan mata terasa berpasir.6 Penyebab iritasi
tersebut masih bersifat tertutup. Suatu sikap
mata pada pengguna kolam renang adalah
belum tentu terwujud dalam sebuah tindakan.
kloramin, keseimbangan air kolam renang,
Tindakan tersebut dapat terwujud karena
gesekan air dengan kotoran pada kornea mata
adanya faktor pendukung atau suatu kondisi
di kolam renang, dan faktor lingkungan.7
yang memungkinkan, seperti ketersediaan
Klorinasi air kolam renang merupakan
fasilitas dan sarana prasarana.1
salah satu bentuk pengolahan air kolam
Kacamata renang merupakan salah
renang yang bertujuan untuk mematikan
satu fasilitas pendukung untuk mencegah
mikroorganisme patogen dan mengoksidasi
gangguan iritasi mata pada pengguna kolam
bahan-bahan kimia dalam air kolam renang
renang.2Penggunaan kacamata renang
dengan proses pemberian klorin dalam air.
bertujuan untuk melihat dan memperjelas
Senyawa klor yang umum digunakan adalah
penglihatan atau pandangan pengguna kolam
gas klor, senyawa hipoklorit, klor dioksida,
renang dalam air kolam renang. Selain itu,
bromide klorida, dihidroisosianurate, dan
penggunaan kacamata renang dapat
kloramin.8 Penggunaan klor sebagai
menghambat masuknya air ke dalam mata
desinfektan harus diperhatikan dengan baik
pengguna kolam renang. Kacamata renang
dan disesuaikan dengan batas aman.
yang digunakan harus kedap air, tidak
Permenkes RI No.
berkabut, dan tidak berembun.3 Kacamata
32/MENKES/PER/V/2017 tentang Standar
renang digunakan untuk keamanan dan
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
perlindungan mata dari klorin di dalam air
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
kolam renang. Namun penggunaan kacamata
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per
renang juga harus diperhatikan, karena
Aqua, dan Pemandian Umum menyatakan
penggunaan kacamata renang yang tidak
bahwa standar baku mutu sisa klor bebas
sesuai dapat menyebabkan cidera di sekitar
pada kolam renang beratap atau tidak beratap
area mata. Selain itu, pemakaian kacamata
adalah sebesar 1-1,5 mg/l, dan sisa klor
renang yang tidak tepat dapat menyebabkan
terikat adalah sebesar 3 mg/l untuk semua
pandangan pengguna kolam renang menjadi
jenis kolam renang.9 Konsentrasi sisa klor
terhalang.4 Ketersediaan kacamata renang
yang kurang dapat menyebabkan bakteri
dapat mendorong pengguna kolam renang
dalam kolam renang tidak terdesinfeksi
untuk menerapkan penggunaan kacamata
secara optimal, sedangkan konsentrasi sisa
renang. Tindakan penggunaan kacamata
klor yang berlebih dapat menimbulkan
renang kemungkinan dapat terjadi karena
gangguan kesehatan karena kadar sisa klor

142 Juli 2018


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

yang tertinggal dalam kolam renang melebihi pada Komunitas Selam yang berlatih di
batas aman yang telah ditetapkan.10 Adapun Kolam Renang Tawangalun, Banyuwangi.
gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat
paparan klor yang berlebih adalah iritasi METODE
saluran nafas, sesak nafas, sakit tenggorokan,
Penelitian ini merupakan penelitian
batuk, iritasi kulit, dan iritasi mata.11
analitik observasional dengan rancang
Selain klor, penyebab terjadinya
gangguan iritasi mata pada pengguna kolam bangun cross sectional. Penelitian ini
renang adalah kebiasaan buang air kecil, dilakukan di Kolam Renang Tawangalun,
buang ingus dan meludah di kolam renang, Banyuwangi yang terletak di Kelurahan
serta membilas badan di kolam renang Mojopanggung, Kecamatan Giri,
dengan menggunakan sabun dan shampoo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
yang dapat mempengaruhi kandungan dilakukan pada bulan April - Mei 2018.
amonia dalam air kolam renang.12 Amonia Populasi pada penelitian ini adalah
dalam air kolam renang dapat menimbulkan anak-anak yang merupakan anggota
masalah bau dan rasa. Iritasi mata karena
Komunitas Selam yang tergabung dalam
amonia dapat terjadi karena amonia dalam air
POSSI (Persatuan Olahraga Selam
kolam renang bergabung dengan klor dan
Seluruh Indonesia) Kabupaten
membentuk kloramin. Kloramin dalam air
kolam renang terbentuk oleh klorin yang Banyuwangi. Komunitas Selam
bereaksi dengan kontaminan yang Banyuwangi ini secara rutin
13
mengandung nitrogen. Sumber peningkatan menggunakan kolam renang di
amonia dalam air kolam renang antara lain Tawangalun untuk berlatih. Populasi
berasal dari pengguna kolam renang, yaitu penelitian ini sebesar 75 anak. Kriteria
urin, keringat, dan saliva pengguna kolam inklusi sampel penelitian ini adalah
renang.14 anggota Komunitas Selam Banyuwangi
Kolam Renang Tawangalun, yang berada di lokasi penelitian, bersedia
Banyuwangi merupakan kolam renang
menjadi responden penelitian dan telah
prestasi yang dikelola oleh Dinas Pemuda
diijinkan oleh orang tuanya untuk ikut
dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi.
serta dalam penelitian ini, dapat
Kolam Renang ini dijadikan sebagai tempat
untuk latihan renang dan olahraga air oleh berkomunikasi dengan baik, serta aktif
klub renang dan klub olah raga air di berlatih di Kolam Renang Tawangalun,
Banyuwangi. Komunitas Selam adalah salah Banyuwangi. Penghitungan besar sampel
satu klub olah raga air yang rutin berlatih di menggunakan rumus Lemeshow,15
Kolam Renang Tawangalun, Banyuwangi. diperoleh besar sampel sebanyak 30
Selain itu, kolam renang ini juga dijadikan anak. Penentuan responden dilakukan
sebagai tempat untuk belajar renang dan menggunakan metode simple random
pengambilan nilai renang pelajar SLTP dan sampling. Pengambilan sampel
SLTA. Selain untuk kepentingan prestasi,
responden dilakukan dengan cara
kolam renang ini juga dijadikan sebagai
mengundi daftar hadir agar didapatkan
tempat untuk rekreasi oleh masyarakat
sampel yang representatif.
umum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Pengumpulan data dilakukan dengan
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mewawancarai responden dengan
terkait dengan penggunaan kacamata renang menggunakan kuesioner. Wawancara
dilakukan oleh peneliti secara lisan,

Juli 2018 143


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

mengunakan bahasa sehari-hari yang tahun, yaitu sebanyak 16 anak (53%). Jenis
mudah dimengerti oleh responden. kelamin reponden sebagian besar adalah
Sebelum dilakukan wawancara, orang tua perempuan, yaitu sebanyak 17 anak (57%).
dan responden diberikan penjelasan Setiap berlatih, seluruh responden diharuskan
untuk selalu membawa kacamata renang oleh
mengenai penelitian. Penelitian ini telah
pelatih mereka.
lolos kaji etik penelitian oleh Komisi Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Pengetahuan Anggota Komunitas Selam
Kesehatan Masyarakat Universitas
Pada penelitian ini, diteliti mengenai
Airlangga. Pengolahan data pengetahuan,
pengetahuan responden terkait penyebab dan
sikap, dan penggunaan kacamata renang
pencegahan terjadinya gangguan iritasi mata
dinilai dan kemudian dikelompokkan di kolam renang. Distribusi frekuensi
menjadi data ordinal. Teknik analisis data pengetahuan responden adalah sebagai
dilakukan secara deskriptif dan analitik. berikut:
Analisis deskriptif dilakukan dengan
menyajikan data dalam bentuk tabel Tabel 2.
distribusi frekuensi dan narasi dari Pengetahuan Responden Anggota
Komunitas Selam Banyuwangi
masing-masing variabel yang diamati.
Sedangkan analisis analitik dilakukan Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Baik 26 87
menggunakan uji Chi square untuk Buruk 4 13
mengetahui hubungan antara variabel Total 30 100
independen dengan variabel dependen
Tabel 2. menunjukkan bahwa
yang diamati.
responden memiliki pengetahuan yang baik,
yaitu 87%. Sebanyak 16% responden tidak
HASIL PENELITIAN
mengetahui bahwa iritasi mata dapat terjadi
Karakteristik Responden
karena adanya bahan kimia yang ada dalam
Karakteristik responden penelitian air kolam renang dan hanya 10% responden
yang merupakan anggota Komunitas Selam yang tidak mengetahui bahwa dengan
yang berlatih di Kolam Renang Tawangalun, menggunakan kacamata renang, iritasi mata
Banyuwangi adalah sebagai berikut: karena berenang dapat dicegah.

Tabel 1. Sikap Anggota Komunitas Selam


Karakteristik Reponden Anggota
Komunitas Selam Banyuwangi Sikap yang diteliti dalam penelitian ini
adalah tanggapan responden terhadap
pemahaman atau penilaian terkait penyebab
Variabel Frekuensi Persentase (%)
dan pencegahan gangguan iritasi mata di
Umur (Tahun)
5–8 8 27 kolam renang. Distribusi frekuensi sikap
9 – 12 16 53 responden dicantumkan pada
13 – 16 6 20
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 43
Perempuan 17 57

Reponden penelitian memiliki umur


antara 5 sampai dengan 16 tahun.
Berdasarkan Tabel 1, sebagian besar umur Tabel 3 berikut ini:
responden berada pada rentang umur 9 – 12

144 Juli 2018


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

Berdasarkan Tabel 4, sebanyak 93%


anggota Komunitas Selam Banyuwangi
selalu menggunakan kacamata renang saat
Tabel 3. berlatih di Kolam Renang Tawangalun,
Sikap Responden Anggota Komunitas Banyuwangi. Selebihnya, responden yang
Selam Banyuwangi tidak selalu menggunakan kacamata
renangnya (7%).
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Baik 24 80 Hubungan Pengetahuan dengan
Buruk 6 20 Penggunaan Kacamata Renang pada
Total 30 100
Anggota Komunitas Selam

Tabulasi silang antara pengetahuan


dengan penggunaan kacamata renang pada
anggota KomunitasSelam Banyuwangi
adalah sebagai berikut:

Tabel 5.
Tabel 3 menunjukkan bahwa 80% Tabulasi Silang antara Pengetahuan
dengan Penggunan Kacamata Renang
anggota Komunitas Selam, Banyuwangi
pada Anggota Komunitas Selam
memiliki sikap yang baik. Semua responden Banyuwangi
memiliki sikap setuju untuk menggunakan
kacamata renang saat berlatih di Kolam
Penggunaan
Renang Tawangalun, Banyuwangi. Namun,
Kacamata Renang Total
sebanyak 28% responden tidak memiliki Pengetahuan
Ya Tidak
sikap setuju dengan penyebab peningkatan n % n % n %
Baik 26 87 0 0 26 87
bahan kimia dalam air kolam renang. Buruk 2 6 2 7 4 13
p = 0,014
Penggunaan Kacamata Renang pada
Komunitas Selam Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan
bahwa sebagian besar anggota Komunitas
Penggunaan kacamata renang Selam Banyuwangi yang mempunyai
merupakan istilah yang digunakan untuk pengetahuan baik selalu menggunakan
menggambarkan bahwa pengguna kolam kacamata renang (87%). Hasil uji statistik
renang selalu menggunakan kacamata renang menunjukkan bahwa nilai p=0,014 < α
saat melakukan aktivitas di kolam renang. (0,05), artinya ada hubungan signifikan
Distribusi penggunaan kacamata renang pada antara pengetahuan dengan penggunaan
anggota Komunitas Selam Banyuwangi kacamata renang pada anggota Komunitas
adalah sebagai berikut: Selam Banyuwangi.

Tabel 4. Hubungan Sikap dengan Penggunaan


Penggunaan Kacamata Renang pada Kacamata Renang pada Komunitas Selam
Anggota Komunitas Selam Banyuwangi

Kategori Frekuensi Persentasi (%) Tabulasi silang antara sikap dengan


Ya 28 93 penggunaan kacamata renang pada anggota
Tidak 2 7
Total 30 100

Juli 2018 145


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

Komunitas Selam Banyuwangi adalah Hasil uji statistik menunjukkan


sebagai berikut: bahwa terdapat hubungan signifikan antara
pengetahuan dengan penggunaan kacamata
renang pada Komunitas Selam Banyuwangi.
Hal ini menunjukkan bahwa pengguna kolam
renang yang mempunyai pengetahuan
baikmerupakan faktor pemungkin bagi
anggota Komunitas Selam Banyuwangi
Tabel 6. untuk selalu menggunakan APD berupa
Tabulasi Silang antara Sikap dengan kacamata renang saat melakukan aktivitas di
Penggunan Kacamata Renang pada
Anggota Komunitas Selam Banyuwangi kolam renang. Pada penelitian mengenai
keluhan iritasi mata pengguna kolam renang
Tirta Wisata di Kabupaten Jombang,
Penggunaan disebutkan bahwa iritasi mata pada pengguna
Kacamata Renang Total
Sikap kolam renang dapat terjadi karena tidak
Ya Tidak
n % n % n % menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Baik 23 77 1 3 24 80 berupa kacamata renang.18 Terkait dengan
Buruk 5 17 1 3 6 20 penggunaan APD, penelitian lain juga
p = 0,366
menyatakan ada hubungan signifikan antara
pengetahuan responden dengan penggunaan
Tabel 6 menunjukkan bahwa anggota
APD. Penelitian tersebut menjelaskan,
Komunitas Selam Banyuwangi sebagian
pengetahuan yang baik akan memberikan
besar mempunyai yang memiliki sikap baik
kontribusi yang tinggi terhadap penggunaan
selalu menggunakan kacamata renang (77%).
APD.19 Namun, penelitian lain menyatakan
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p
hal yang sebaliknya, yaitu tidak ada
= 0,366 > α (0,05), artinya tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan
hubungan yang signifikan antara sikap
kesadaran perilaku pencegahan risiko
dengan penggunaan kacamata renang pada
kesehatan di kolam renang. Dalam penelitian
anggota Komunitas Selam Banyuwangi.
ini dijelaskan bahwa informasi tertulis
maupun secara lisan dapat meningkatkan
PEMBAHASAN
Pengetahuan Komunitas Selam pengetahuan, tetapi belum cukup mengubah
perilaku pengguna kolam renang untuk
Pengetahuan merupakan hasil dari melakukan upaya pencegahan di kolam
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan renang.22
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.1 Tingkatan pengetahuan meliputi tahu,
Pengetahuan dapat diperoleh dari memahami, aplikasi, analisis, sintesa, dan
pengalaman sendiri atau pengalaman orang evaluasi.1 Berdasarkan teori tersebut dapat
lain.16 Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui bahwa tingkatan pengetahuan
sebagian besar anggota Komunitas Selam anggota Komunitas Selam Banyuwangi telah
Banyuwangi memiliki pengetahuan yang berada pada tingkatan aplikasi, yaitu mampu
baik (87%) mengenai penyebab dan menerapkan atau mengaplikasikan
pencegahan terjadinya iritasi mata saat pengetahuan yang dimiliki. Itu artinya,
berenang. Penelitian sejenis juga sejalan sebagian besar anggota Komunitas Selam
dengan hasil penelitian ini, dimana sebagian Banyuwangi mampu menerapkan
besar pengguna kolam renang renang di pengetahuan yang dimiliki terkait penyebab
Sidoarjo memiliki pengetahuan yang baik dan pencegahan gangguan iritasi mata,
(76,7%).17 sehingga sebagian besar selalu menggunakan

146 Juli 2018


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

kacamata renang untuk mencegah gangguan besar (80%) anggota Komunitas Selam
iritasi mata akibat aktivitas di kolam renang. Banyuwangi memiliki sikap yang baik.
Pengetahuan merupakan ingatan Sebagian besar anggota Komunitas Selam
mengenai suatu hal yang diketahui dengan Banyuwangi memiliki pendapat atau
baik melalui belajar, pengalaman, maupun penilaian yang baik mengenai penyebab dan
informasi yang diperoleh dari orang lain. pencegahan gangguan iritasi mata pada
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui pengguna kolam renang. Hal ini berbeda
sekolah, komunitas olahraga air, dan dengan penelitian sejenis, dimana hasilnya
pengelola kolam renang. Selain itu, internet menunjukkan bahwa pengguna kolam renang
dan media sosial juga dapat memberikan di Sidoarjo memiliki sikap yang kurang,
informasi terkait penyebab dan pencegahan yaitu sebesar 40%.17
gangguan iritasi mata akibat aktivitas di Namun demikian, berdasar hasil uji
kolam renang.12 statistik menunjukkan bahwa tidak ada
Faktor yang mempengaruhi hubungan yang bermakna antara sikap
pengetahuan seseorang adalah pendidikan, dengan penggunaan kacamata renang pada
pengalaman, usia, sosial budaya, dan anggota Komunitas Selam Banyuwangi.
lingkungan.21 Berdasarkan teori tersebut, Pengguna kolam renang yang mempunyai
faktor yang mempengaruhi pengetahuan sikap baik belum tentu selalu menggunakan
anggota Komunitas Selam adalah pendidikan APD berupa kacamata renang saat
yang diperoleh melalui pendidikan formal melakukan aktivitas di kolam renang. Hal ini
atau sekolah dan pendidikan informal tempat sejalan dengan penelitian lain yang
berlatih selam. Pengalaman dalam menyatakan bahwa tidak ada hubungan
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan signifikan antara sikap responden dengan
dapat diperoleh di tempat berlatih selam. penggunaan APD. Hal ini dapat disebabkan
Usia yang mempengaruhi daya tangkap dan karena adanya berbagai faktor yang
pola pikir anggota Komunitas Selam. Kondisi mempengaruhi sikap seseorang selain
sosial budaya dan lingkungan tempat berlatih pengetahuan. Responden yang memiliki
selam juga dapat menambah pengetahuan sikap positif tetapi tidak menggunakan APD
anggota Komunitas Selam dalam hal dapat disebabkan karena kurangnya niat
penggunaan kaca mata renang sebagai salah sehingga mudah terpengaruh dengan
satu upaya pencegahan iritasi mata saat lingkungan yang terbiasa tidak menggunakan
berenang. Sehingga pemberian informasi APD, kurangnya motivasi dalam
mengenai pentingnya menggunakan menggunakan APD, serta adanya perasaan
kacamata renang dapat dilakukan dengan responden yang merasa sudah terbiasa
berbagai jalur yaitu melalui pendidikan dengan lingkungan tersebut.19
formal, kelompok Komunitas Selam, dan Sikap merupakan kecenderungan
tempat berlatih selam, dalam penelitian ini untuk melakukan suatu tindakan. Sikap
tempat berlatih responden adalah di Kolam belum tentu terwujud dalam suatu tindakan.
Renang Tawangalun, Banyuwangi. Setelah individu memperoleh stimulus atau
rangsangan, kemudian melakukan penilaian
Sikap Anggota Komunitas Selam atau pendapat terhadap suatu hal maka yang
diharapkan adalah terbentuknya suatu
Sikap merupakan respon individu
tindakan.22 Terdapat sikap beberapa anggota
terhadap pemahaman atau penilaian suatu
Komunitas Selam Banyuwangi yang tidak
objek tertentu, dimana respon individu
terwujud dalam tindakan penggunaan
tersebut masih bersifat tertutup.1Hasil
kacamata renang. Meskipun telah tersedia
penelitian menunjukkan bahwa sebagian
kacamata renang, namun hal tersebut tidak

Juli 2018 147


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

membuat mereka sadar dan mau untuk selalu berlatih mempengaruhi sikap anggota
menggunakan kacamata renang saat Komunitas Selam karena anggota tersebut
melakukan aktivitas di kolam renang. pernah mengalami dan pernah melihat orang
Manifestasi sikap tidak dapat langsung lain melakukan suatu tindakan pencegahan di
dilihat, tetapi hanya ditafsirkan terlebih kolam renang. Pendidikan dapat
dahulu dari perilaku yang tertutup.23Terdapat mempengaruhi pembentukan sikap dan faktor
empat tingkatan sikap, yaitu menerima, berpengaruh yang ditentukan oleh
26
merespon, menghargai dan bertanggung kepribadian, intelegensia, dan minat.
jawab.1 Berdasarkan teori tersebut dapat
diketahui bahwa tingkatan sikap anggota KESIMPULAN DAN SARAN
Komunitas Selam Banyuwangi belum
Karakteristik anggota Komunitas
semuanya berada pada tingkatan merespon,
Selam Banyuwangi sebagian besar berumur
tetapi ada juga yag masih dalam tingkatan
9–12 tahun, dan berjenis kelamin perempuan
menerima yaitu menyetujui suatu hal tetapi
(57%). Anggota Komunitas Selam
tidak melakukan respon terhadap hal
Banyuwangi memiliki pengetahuan yang
tersebut. Itu artinya, anggota Komunitas
baik (87%), sikap yang baik (80%), dan
Selam Banyuwangi menyetujui faktor
selalu mengggunakan kacamata renang
penyebab dan pencegahan gangguan iritasi
(93%). Terdapat hubungan yang bermakna
mata, tetapi tidak melakukan tindakan
antara pengetahuan dengan penggunaan
pencegahan untuk memperkecil risiko
kacamata renang. Namun tidak terdapat
gangguan iritasi mata di kolam renang.12
hubungan yang bermakna antara sikap
Sikap seseorang dapat dipengaruhi
dengan penggunaan kacamata renang.
oleh lingkungan, pengalaman, dan
24 Saran dari penelitian ini adalah
pendidikan. Berdasarkan teori tersebut,
pengguna kolam renang sebaiknya selalu
sikap anggota Komunitas Selam dalam
menggunakan kacamata renang untuk
melakukan tindakan pencegahan gangguan
memperkecil risiko gangguan iritasi mata
iritasi mata di kolam renang dapat
akibat aktivitas di kolam renang. Selain itu,
dipengaruhi oleh lingkungan tempat berlatih,
perlu dilakukan penyegaran mengenai
pengalaman yang diperoleh selama berlatih,
penyebab dan pencegahan gangguan
dan pendidikan yang diberikan oleh pelatih.
kesehatan di kolam renang yang dapat
Lingkungan tempat berlatih dapat
dilakukan oleh pelatih ataupun senior pada
membentuk kepribadian anggota Komunitas
komunitas renang atau selam. Pengelola
Selam. Lingkungan tersebut merupakan
kolam renang dapat memberikan himbauan
segala sesuatu yang digunakan dalam proses
berupa informasi tertulis mengenai
pembelajaran yang meliputi kondisi,
penggunaan dan pemakaian kacamata renang
keadaan, maupun fasilitas yang ada di
yang benar pada pengguna kolam renang.
lingkungan tersebut.25 Pengalaman selama

DAFTAR PUSTAKA https://www.aao.org. [Diakses 23


November 2017].
1. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan 3. Teberik, K., Karacabey, K., Saglam, H.,
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Ozbar, N., Karadenizli, I.,
Rineka Cipta. 2012. Ozmendiverli, R., dan Kaya, M. The
2. American Academy of Ophtalmology. Effects of Swimming Goggles on
What you should know about Intraocular Pressure in Children.
swimming and your eyes. American Studies on Ethno-Medicine, vol. 9, no.
Academy of Ophtalmology, San 3. 2015.
Fransisco. 2016. Tersedia di:

148 Juli 2018


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

4. Irish Water Safety's. Irish Water Bukal Rongga Mulut Atlet Renang di
Safety's School Swimming Guidelines. Yogyakarta. [Skripsi]. Yogyakarta:
Irish Water Safety's, Ireland.2010. Universitas Gadjah Mada. 2016.
Tersedia di https://www.iws.ie. 15. Lemeshow, S. Hosmer, D W., Klar, J.,
[Diakses 23 November 2017] dan Lwanga, S K. Adequacy of Sample
5. Dewi, S M. Hubungan Kualitas Air Size in Health Studies. England: John
Kolam Renang dengan Keluhan Iritasi Wiley & Sons. 1990.
Mata pada Pengguna Kolam Renang 16. Sari, I P. Hanim, M. dan Febry, F.
Teratai Kota Padang. [Skripsi]. Padang: Pengeahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu
Universitas Andalas. 2017. Rumah Tangga dalam Penggunaan
6. American Academy of Opthalmology. Minyak Goreng Sawit di Kelurahan
Irritation. American Academy of Indralaya Indah. Jurnal Ilmu Kesehatan
Opthalmology, San Francisco. 2015. Masyarakat, vo. 1, no. 2: 114-120.
Tersedia di: https://www.aao.org. 2010.
[Diakses 23 November 2017]. 17. Yuliandari, A R. Kualitas Air Kolam
7. Osinski, A. Effects of pool water an Renang dan Perilaku Pengguna Kolam
swimmers' eyes, ears, teeth and hair. Renang serta Gangguan Iritasi Kulit
Aquatic Consulting Services, dan Iritasi Mata di Sidoarjo. [Skripsi].
California. 1987. Tersedia di: Surabaya: Universitas Airlangga. 2016.
http://www.alisonosinski.com. [Diakses 18. Arimbawati, N L Y D. Kualitas Air dan
23 November 2017]. Keluhan Iritasi Mata pada Penguna
8. Chandra, B. Pengantar Kesehatan Kolam Renang Tirta Wisata Kabupaten
Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Jombang. [Skripsi]. Surabaya:
Kedokteran EGC. 2005. Universitas Airlangga. 2013.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik 19. Situmorag, K. Hasyim, H. dan Sitprus,
Indonesia Nomor 32 tahun 2017 R J. Faktor-faktor yang Berhubungan
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan dengan Penggunaan Alat Pelindung
Lingkungan dan Persayaratan Diri (APD) pada Pekerja di Bagian
Kesehatan Air untuk Keperluan Pengantongan dan Penyimpanan Urea
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus (PPU) 3/4 PT. PUSRI Palembang.
per Aqua, dan Pemandian Umum. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol.
Kementrian Kesehatan Republik 1, no. 2: 92-96. 2010.
Indonesia. Jakarta. 2017 20. Galle, F., Dallolio, L., Marotta, M.,
10. Cita, D W. dan Adriyani, R. Kualitas Raqqi, A., Di Onofrio V., Liquori, G.,
Air dan Keluhan Kesehatan Pengguna Toni F., dan Leoni, E. Health Related
Kolam Renang di Sidoarjo. Jurnal Behaviors in Swimming Pool Users:
Kesehatan Lingkungan, vol. 7, no. Influence of Knowledge of Regulations
1:26-31. 2013. and Awareness of Health Risk.
11. New York State Department of Health. International Journal of Environmental
The Facts about Chlorine. Department Research and Public Health, vol. 13,
of Health, New York. 2004. 513. doi:10.3390/ijerph13050513.
12. Huwaida, H Y. Analisis Faktor 2016.
Predisposing, Enabling, dan 21. Firiani, N L. dan Andriyani, S.
Reinforcing Gangguan Iritasi Mata Hubungan antara Pengetahuan dengan
pada Komunitas Selam Pengguna Sikap Anak Usia Sekolah Akhir (10-12
Kolam Renang GOR Tawangalun Tahun) tentang Makanan Jajanan di SD
Banyuwangi. [Skripsi]. Banyuwangi: Negeri II Tagog Apu Padalarang
Universitas Airlangga. 2018. Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.
13. Wojtowicz, J A. Chemistry of Nitrogen Jurnal Pendidikan Keperawatan
Compounds in Swimming Pool Water. Indonesia, vol. 1, no. 1. 2015.
Journal of the Swimming Pool and Spa 22. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan:
Industry, vol. 4, no: 1:30-40. 2001. Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka
14. Puspitasari, N K. Analisis Frekuensi Cipta. 2005.
Mikronukleus pada Sel Epitel Mukosa

Juli 2018 149


Huwaida et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Juli 2018, 9(2): 141-150

23. Fajar, N A. dan Misnaniarti. Faktor 25. Triyogo, H. Pengaruh Lingkungan


Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Belajar dan Karakter terhadap Hasil
Sehat pada Masyarakat Sungai Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi
Rambutan Kecamatan Indralaya Utara. Keahlian TKJ Di SMK Muhammadiyah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 1 Playen. [Skripsi]. Yogyakarta:
3, no. 2: 127-135. 2012. Universitas Negeri Yogyakarta. 2014.
24. Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan 26. Widayatun, T R. Ilmu Perilaku. Jakarta:
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka CV. Agung Seto.2009.
Pelajar. 2013.

150 Juli 2018

You might also like