You are on page 1of 7

Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Mulut Pengguna Gigi Tiruan

Sebagian Lepasan Akrilik

Adine V. K. Herwanto, Christy N. Mintjelungan, Vonny N. S. Wowor.

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado,Indonesia.
Email: vaniaherwanto@gmail.com

Abstract: The behavior of maintaining denture hygiene is an important factor in the success of denture
care because it has a close relationship with the knowledge, attitudes, and actions of denture users.
Poor denture hygiene maintenance can cause problems for dental and oral health such as caries,
gingivitis, stomatitis, xerostomia, candidiasis, and periodontal disease, especially in users of acrylic-
based removable dentures. This study aims to determine the effect of oral hygiene maintenance
behavior on denture users on oral health conditions. This type of research is in the form of a literature
review using secondary data sources obtained through searching the Google Scholar and PubMed
databases. Data selection was carried out based on inclusion and exclusion criteria, followed by critical
appraisal. The selection results obtained 6 literatures consisting of 6 research journals in the form of
cross-sectional studies.The data from the literature review showed that the hygiene behavior of acrylic-
based removable dentures in the community was classified as poor. Maintenance of oral hygiene of
acrylic removable partial denture users is classified as poor.
Keywords:Maintenance behavior, oral hygiene, denture users, acrylic removable partial dentures.

Abstrak: Perilaku memelihara kebersihan gigi tiruan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
perawatan gigi tiruan karena mempunyai hubungan erat dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
pengguna gigi tiruan. Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang kurang baik dapat menimbulkan
masalah bagi kesehatan gigi dan mulut seperti karies, gingivitis, stomatitis, xerostomia, kandidiasis,
dan penyakit periodontal, terutama pada pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan kebersihan mulut dan kondisi rongga mulut
pengguna gigi tiruan sebagian lepasan akrilik. Jenis penelitian berbentuk literature review dengan
menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh melalui pencarian database Google Scholar dan
PubMed. Seleksi data dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilanjutkan dengan critical
appraisal. Hasil seleksi didapatkan 6 literatur yang terdiri dari 6 jurnal penelitian berbentuk cross-
sectional study. Data hasil literature review menunjukkan bahwa perilaku pemeliharaaan kebersihan
gigi tiruan lepasan berbasis akrilik pada masyarakat tergolong kurang baik.Pemeliharaan kebersihan
gigi mulut pengguna gigi tiruan sebagian lepasan akrilik yang masih tergolong kurang baik.
Kata Kunci: Perilaku pemeliharaan, kebersihan mulut, pengguna gigi tiruan, gigi tiruan sebagian
lepasan akrilik

PENDAHULUAN
Gigi tiruan merupakan piranti yang dibuat untuk menggantikan fungsi gigi dan jaringan
lunak sekitarnya yang hilang. Ada berbagai jenis gigi tiruan yang dapat menjadi pilihan bagi
individu yang mengalami kehilangan gigi. Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) merupakan
salah satu jenis gigi tiruan yang diindikasikan pada pasien yang kehilangan sebagian gigi
aslinya.1
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan gigi tiruan yang dapat dilepas dan dipasangkan
sendiri oleh penggunanya ke mulut, dengan tujuan untuk menggantikan gigi serta fungsi
yang hilang serta mempertahankan struktur jaringan yang masih tinggal. Memulihkan dan
mempertahankan struktur jaringan merupakan tujuan utama dalam perawatan prostodontik
untuk pasien yang giginya tinggal sebagian. Gigi yang hilang perlu dibuatkan penggantinya
agar tidak timbul dampak yang tidak diinginkan.2,3
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Departemen Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi penggunaan gigi tiruan baik pada rahang atas
maupun rahang bawah untuk menggantikan gigi yang hilang di Indonesia adalah sebesar
4,6%. Pengguna GTSL terbanyak pada kelompok usia 21-40 tahun (54,5%) dengan
pengguna terbanyak gigi tiruan sebagian lepasan memiliki tingkat pendidikan akhir SMA.
Estetik merupakan alasan utama memakai gigi tiruan (74%) dibandingkan mengembalikan
fungsi pengunyahan (26%).4,5,6
Pembersihan gigi tiruan harian secara teratur harus dilakukan untuk mencegahnya plak
untuk menumpuk dan juga untuk membersihkan sisa-sisa makanan dari permukaan. Gigi
tiruan harus dilepaskan dari mulut di malam hari untuk memungkinkan istirahat yang cukup
bagi jaringan mukosa. Pemakaian gigi tiruan secara terus menerus tanpa dilepas dapat
menyebabkan beberapa reaksi terhadap jaringan mukosa di bawah gigi tiruan tersebut. Oleh
karena itu, gigi tiruan yang dipakai untuk jangka waktu yang lama memblokir pembersihan
mukosa mulut oleh lidah dan air liur dimana akan menghasilkan penempelan
mikroorganisme dan akan meningkatkan resiko munculnya gangguan pada kesehatan gigi
dan mulut, seperti penyakit karies, penyakit periodontal dan denture stomatitis.7
Denture stomatitis atau kandidiasis atropi kronis adalah inflamasi pada membran
mukosa yang sering terlihat pada palatum di bawah gigi tiruan. Dari beberapa penelitian
yang telah dilakukan, jamur candida albicans diduga mempunyai peran utama dalam
patogenesis penyakit ini. Kebersihan mulut yang buruk merupakan salah satu dari beberapa
faktor yang mempercepat pertumbuhan candida albicans sehingga dapat menyebabkan
inflamasi, eritema dan fisura pada mukosa.8
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmayani pada tahun 2013 di daerah
Gampong Peuniti Banda Aceh, terdapat 63% responden yang memiliki perilaku yang
kurang baik dalam menjaga kebersihan dari gigi tiruannya. Penelitian yang dilakukan oleh
Muluwere pada tahun 2015 di daerah Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kecamatan
Malalayang Manado Sulawesi Utara, menunjukkan sebanyak 80% responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dan
pengaruhnya terhadap pemakaian gigi tiruan.9,10

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan literature review yang dilakukan dengan cara
identifikasi, evaluasi dan interpretasi terhadap hasil penelitian tertentu, dimana topik yang
menjadi perhatian didapat dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka
lain. Literature review merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi penelitian untuk
menyajikan fakta secara menyeluruh dan berimbang.

HASIL PENELITIAN
Enam artikel melalui proses reduksi data sesuai kriteria inklusi dan eksklusi serta
analisis data melalui the Joanna Briggs Institute (JBI) critical appraisal. Seluruh artikel
menggunakan metode studi cross-sectional.

Peneliti/ Judul Desain Rangkuman Hasil


Tahun Studi/
Metode
Kadek dkk8 Faktor-faktor yang Metode : Tingkat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi
berkaitan dengan cross tiruan lepasan akrilik pada lansia di Desa
tingkat perilaku sectional Penatahan, Kabupaten Tabanan, Bali adalah 6
pemeliharaan orang responden (10,3%) memiliki tingkat
kebersihan gigi perilaku yang baik, 24 orang responden (41,4%)
tiruan lepasan memiliki tingkat perilaku yang kurang baik, dan
akrilik pada lansia sebanyak 28 orang (48,3%) memiliki tingkat
di Desa Penatahan perilaku yang tidak baik
Kabupaten Tabanan
Bali
Bagaray Perilaku Metode: Perilaku memelihara kebersihan gigi tiruan
dkk41 memelihara cross lepasan berbasis akrilik pada masyarakat desa
kebersihan gigi sectional Treman kecamatan Kauditan tergolong dalam
tiruan lepasan kategori cukup.
berbasis akrilik
pada masyarakat
desa treman
kecamatan kauditan
Titjo dkk43 Perilaku Metode: Berdasarkan hasil penelitian yang telah
masyarakat cross dilakukan dalam penelitian ini, didapat bahwa
pengguna gigi sectional pengetahuan masyarakat pengguna gigitiruan
tiruan sebagian lepasan di Kelurahan Bahu termasuk pada
lepasan di kategori cukup dengan skor 433.
kelurahan bahu
Mapanawan Gambaran Metode : Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
g dkk44 pemeliharaan descriptif bahwa mayoritas masyarakat pengguna GTL
kebersihan gtl Akrilik tidak pernah mendapatkan instruksi
akrilik pada secara lisan maupun tulisan pasca pemasangan
masyarakat GTL Akrilik.
kelurahan batu
putih bawah
Kaliey dkk1 Perilaku Metode : Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa
pemeliharaan cross perolehan skor pengetahuan masyarakat tentang
kebersihan gigi sectional pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
tiruan lepasan pada sebesar 552 yang menunjukkan bahwa
masyarakat desa pengetahuan masyarakat tergolong kurang baik.
kema II kecamatan
kema
Liana dkk6 Oral Hygiene Metode: Perilaku pemeliharaan dan kebersihan mulut
Behavior of Acrylic cross masyarakatdengan gigi tiruan sebagian lepasan
Removable Partial sectional akrilik ada di Aceh Bara Seuneubok sebagian
Denture Usage in besar dalam kategori kurang baik.
Seuneubok District,
West Aceh: A
Cross-sectional
Study

BAHASAN
Pada penelitian yang dilakukan Kadek tahun 2018, banyak responden yang tidak
mengetahui cara pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang baik dan benar. Hal ini dapat
dilihat dari hanya sebagian kecil responden yang selalu membersihkan gigi tiruan
lepasannya setelah makan, menggunakan gigi saat tidur, dan hanya membersihkan gigi
tiruannya dengan menggunakan air tanpa menggunakan pasta gigi ataupun bahan pembersih
gigi tiruan.
Penelitian yang dilakukan Kaliey pada tahun 2016 mengatakan bahwa pembuatan gigi
tiruan di tukang gigi biasanya tidak diikuti dengan pemberian informasi tentang pentingnya
perawatan kebersihan gigi tiruan karena bisa berdampak pada kesehatan rongga mulut Hal
tersebut memengaruhi pengetahuan mereka terhadap pemeliharaan gigi tiruan lepasan.
Semakin tinggi penghasilan dan tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat
pengetahuannya pun akan semakin bertambah, karena adanya kemampuan untuk menyerap
informasi semakin tinggi demikian halnya kemudahan untuk mengakses berbagai sumber
informasi termasuk tentang kesehatan gigi. sementara penelitian yang dilakukan Liana pada
tahun 2018 menuliskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku kebersihan
mulut dan durasi dari penggunaan gigi tiruan. Namun, kebersihan gigi yang baik atau buruk
tidak tergantung pada durasi pemakaian gigi tiruan, tetapi tergantung pada pengetahuan dan
kesadaran individu dalam menjaga kebersihan mulut selama penggunaan gigi tiruan
sebagian lepasan. Penting juga untuk mengakui bahwa prosedur dan motivasi kebersihan
pribadi pasien bersama dengan program kebersihan mulut yang diawasi dapat juga
memainkan peran penting untuk mencegah segala kemungkinan efek kerusakan pada
kesehatan jaringan mulut
Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan dari kesadaran diri, tingkat
pengetahuan, ketepatan edukasi dalam perilaku kebersihan mulut dan penggunaan gigi
tiruan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Titjo pada tahun 2013 dan Bagaray pada tahun
2018 mengatakan bahwa kurangnya tindakan responden juga ditunjukkan lewat semua
responden tidak pernah melakukan konsultasi kepada dokter gigi setelah penggunaan gigi
tiruan. Walaupun pengetahuan responden baik tentang perlunya dilakukan kontrol ke dokter
gigi setelah pemasangan gigi tiruan agar kebersihan gigi dan mulut dapat terjaga, serta sikap
yang baik telah ditunjukkan oleh responden tentang hal tersebut, berdasarkan hasil yang ada
dapat diketahui bahwa hal tersebut belum terbukti atau tidak diwujudnyatakan dalam
tindakan mereka. Hal itu disebabkan oleh pendapat responden yang mengatakan bahwa
tidak ada masalah pada rongga mulut mereka selama penggunaan gigi tiruan, sehingga tidak
perlu dilakukan kunjungan atau pemeriksaan ke dokter gigi.
Penelitian yang dilakukan Mapanawang pada tahun 2014 mengatakan bahwa
mengatakan bahwa perawatan gigi tiruan memiliki perbedaan menurut tingkat pendidikan
seseorang, karena setiap orang mempunyai tujuan, motivasi dan pengetahuan yang berbeda
pula. Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada perawatan gigi tiruan,
dikarenakan tingkat pendidikan berpengaruh langsung pada kesadaran. Pengetahuan
seseorang sangat berdampak dalam keputusan untuk menggunakan gigi tiruan atau tidak,
termasuk juga pada perilaku dalam memelihara kebersihan gigi tiruan yang digunakannya.

SIMPULAN
Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi gigi mulut pengguna gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik tergolong kurang baik karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan dari masyarakat
mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi tiruan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaliey IP, Wowor VNS, Lampus BS. Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan
lepasan pada masyarakat Desa Kema II Kecamatan Kema. e-GIGI. 2016;4(2).
2. Epidemiologi B, Masyarakat FK. Hubungan Perilaku Pemeliharaan Dengan Kondisi
Gigi Tiruan Lepasan Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kota
Semarang. J Kesehat Masy. 2017;5(4):500–4.
3. Baba P, Wowor VNS, Tendean L. Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kebersihan
dengan Status Gingiva pada Pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. e-GIGI. 2018;6(1):6–
12.
4. Liwongan, Gitta B., Vonny N.S. Wowor DHCP. Perbedaan Daya Antijamur Pada
Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Kuring Dingin Dengan Penambahan Ekstrak Etanol Kulit
Batang Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Dan Tanpa Penambahan Ekstrak Etanol Kulit
Batang (Nepheliumlappaceum L.) Pada Polimer Metakrilat Te. J Ilm Farm. 2015;4(4):203–
13.
5. Mangundap GCM, Wowor VNS, Mintjelungan CN. Efektivitas Penggunaan Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan terhadap Fungsi Pengunyahan pada Masyarakat Desa
Pinasungkulan Kecamatan Modoinding. e-GIGI. 2019;7(2):81–6.
6. Khoman JA, Mariati NW, Siagian ED. Profil Pemakaian Gigi Tiruan Lepasan
Berbasis Akrilik Pada Masyarakat Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang. J Biomedik.
2013;4(1):43–51.
7. Rahmayani L, Sofya P, Andriany P, Jingga C. Oral hygiene behavior of acrylic
removable partial denture usage in Seuneubok District, West Aceh: A cross-sectional study.
J Int Oral Heal. 2020;12(2):163–7.
8. Subrata G, Rahajoeningsih P. Candida albicans.pdf. J Int Oral Heal. 2011;
9. Adhiatmitha KE, Fiora NK, Pertiwi R, Nyoman D, Susanti A. Faktor-faktor yang
berkaitan dengan tingkat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik pada
lansia di Desa Penatahan Kabupaten Tabanan Bali. Bdj. 2018;2(1):17–23.
10. Anggow OR, Mintjelungan CN, Anindita PS. Hubungan pengetahan kesehatan gigi
dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo
Manado. e-GIGI. 2017;5(1).
11. Sherlyta M, Wardani R, Susilawati S. <p>Tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa
Sekolah Dasar Negeri di desa tertinggal Kabupaten Bandung</p><p>Oral hygiene level of
underdeveloped village State Elementary School students in Bandung Regency</p>. J
Kedokt Gigi Univ Padjadjaran. 2017;29(1):69–76.
12. Wihardja R, Setiadhi R. <p>Kondisi kesehatan gigi dan mulut siswa SDK
Yahya</p><p>Oral health conditions of the Yahya Christian Elementary School
students</p>. J Kedokt Gigi Univ Padjadjaran. 2018;30(1):26.
13. Suputra O. Kesehatan Rongga Mulut. J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689–99.
14. Yuliharsini S, Syafrinani S. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
Kombinasi Bahan Fleksibel Sebagai Upayamemenuhi Kebutuhan Estetik Pada Gigi
Penyangga Dengan Resesi Gingiva. B-Dent, J Kedokt Gigi Univ Baiturrahmah.
2018;3(1):9–17.
15. Setyowati O, Sujati S, Wahjuni S. Pattern of Demand for Making Dentures At
Dental Laboratory in Surabaya City, Indonesia. J Vocat Heal Stud. 2019;3(1):1.
16. Wahjuni S, Mandanie SA. Fabrication of Combined Prosthesis With Castable
Extracoronal Attachments (Laboratory Procedure). J Vocat Heal Stud. 2017;1(2):75.
17. Oktaviani.J, Maitra. Kesehatan Gigi dan Mulut. Sereal. 2018;51(1):51.
18. Sofya PA, Rahmayani L, Fatmawati F, Bahan A. Tingkat Kebersihan Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Resin Akrilik Ditinjau Dari Frekuensi Dan Metode Pembersihan. J Syiah
Kuala Dent Soc. 2016;1(1):91–5.
19. Yakub dan Herman. Gigi Tiruan Lepasan. 2011;4(80):4.
20. Thressia M. Proses Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Dari Bahan
Kombinasi Logam Dan Akrilik. 2019;1–4.
21. Suhono RS, Wahyuningtyas E, Ismiyati T, Kusuma HA, Studi P, Program P, et al.
Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik dengan bare root gigi 45 ekstrusi. MKGK
(Majalah Kedokt Gigi Klin. 2017;3(1):19–25.
22. McCabe JF. WA. Resin Akrilik. J Chem Inf Model. 2014;53(9):1689–99.
23. Novita CF, Andriany P, Maghfirah SI. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa SD Usia 10-
12 Tahun. J Syiah Kuala Dent Soc. 2016;1(1):73–8.
24. Kasuma N. Plak Gigi. Vol. 53, Journal of Chemical Information and Modeling.
2017. 1689–1699 p.
25. Andriani TC. Status keradangan gingiva pada perempuan paskamenopause
(pemeriksaan klinis di wilayah Bekasi). Univ Indones Libr. 2008;4–19.
26. Salindri, AE 2018. Berkembangnya Penyakit Periodontal. Univ Pas. 2018;11–29.
27. Almujadi AD and SS. Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi Dengan Jumlah Karies
Gigi Pada Siswa Sdm Pateyi I Kabupaten Sumba Timur. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2019;
28. Listrianah L, Zainur RA, Hisata LS. Gambaran Karies Gigi Molar Pertama
Permanen Pada Siswa – Siswi Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang Tahun 2018. JPP
(Jurnal Kesehat Poltekkes Palembang). 2019;13(2):136–49.
29. Yulimatussa AP, Blambangan BGPB, Dewi JC, Herdianto RS, Nafiis MM,
Rosyidah I, et al. Pengetahuan Penanganan Halitosis Dalam Masalah Kesehatan Mulut. J
Farm Komunitas. 2016;3(2):29.
30. Diah D, Widodorini T, Nugraheni NE. Perbedaan Angka Kejadian Gingivitis Antara
Usia Pra-Pubertas Dan Pubertas Di Kota Malang. E-Prodenta J Dent. 2018;02(01):108–15.
31. Supriyadi. Pedoman interpretasi radiograf lesi-lesi di rongga mulut. Stomatognatic.
2012;9(3):134–9.
32. Isnaeni, Ana Pertiwi, And Iriantom A and A. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta | 9. J
Kesehat. 2012;6(6):9–33.
33. Oktaviani.J. Perilaku dalam Mengatasi Kecemasan. J Kesehat Masy. 2015;2015.
34. Basuki K. Domain Perilaku. ISSN 2502-3632 ISSN 2356-0304 J Online Int Nas Vol
7 No1, Januari – Juni 2019 Univ 17 Agustus 1945 Jakarta. 2019;53(9):1689–99.
35. Soeparmin S. Pengendalian Tingkah Laku Anak Dalam Praktek Kedokteran Gigi.
2014;
36. Pargunanto S, Dera Alfiyanti. Pengetahuan Dan Perilaku Oral Hygiene Dengan
Kejadian Karies Gigi. J Keperawatan Anak. 2014;2(1):58–63.
37. Nurhidayah. Psikologi Pendidikan. Gunawan Iman, editor. Vol. 1, Universitas
Negeri Malang. Malang: UM; 2017. 168 p.
38. Goleman, Daniel; Boyatzis, Richard; Mckee A. Domain Perilaku. J Chem Inf
Model. 2019;53(9):1689–99.
39. Gayatri D. Mendesain Instrumen Pengukuran Sikap. J Keperawatan Indones.
2014;8(2):76–80.
40. fatarina hidayat. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 9. 2016;9–23.
41. Keperawatan J, Poltekkes G, Manado K. Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang. 2004;
42. Bagaray DA, Mariat NW, Leman MA. Perilaku Memelihara Kebersihan Gigi Tiruan
Lepasan Berbasis Akrilik Pada Masyarakat Desa Treman Kecamatan Kauditan. e-GIGI.
2014;2(2).
43. Sari KI, Dewi W, Jasrin TA, Sumarsongko T. Kebersihan Gigi Tiruan pada Lansia,
Suatu Tinjauan Metode dan Bahan. J Mater Kedokt Gigi. 2018;7(1):1.
44. Titjo OC. Perilaku Masyarakat Pengguna Gigitiruan Lepasan di Kelurahan Bahu. e-
GIGI. 2013;1(2).
45. Mapanawang BN. Gambaran Pemeliharaan Kebersihan Gtl Akrilik Pada Masyarakat
Keluharan Batu Putih Bawah. e-GIGI. 2014;2(1

You might also like