Professional Documents
Culture Documents
1
Inda P. Kaliey
2
Vonny N. S. Wowor
3
Benedictus S. Lampus
1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
3
Bagian Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: indakaliey08@gmail.com
Abstarct: The main purpose of using denture is to restore the aesthetic function, speech
function, and masticatory function which are disturbed due to tooth loss. Unclean oral
condition can cause the oral cavity become susceptible to caries and periodontal disease.
Poor behavior to maintain dental and oral hygiene of removable denture users plays an
important role in the occurrence of these two diseases. Removable denture that is kept
unclean is harmful to the hard tissue as well as the soft tissue of the oral cavity. This study
aimed to determine the behavior of removable denture maintenance among Kema II villagers
in Kema. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 62
respondents as samples. The results of the behavior score of denture hygiene maintenance
were as follows: score of knowledge was 552; score of attitude was 581; and score of action
was 572. Conclusion: The behavior to maintain the removable denture hygiene of Kema II
villagers which included knowledge, attitude, and action was classified as poor category.
Keywords: behavior, maintenance of hygiene dentures, removable denture
Abstrak: Tujuan utama penggunaan gigi tiruan yaitu untuk memulihkan fungsi estetik,
fungsi bicara, serta fungsi pengunyahan yang terganggu akibat kehilangan gigi. Kondisi
rongga mulut yang kurang terjaga kebersihannya dapat menyebabkan rongga mulut rentan
terhadap karies dan penyakit periodontal. Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
yang kurang baik dari pengguna gigi tiruan lepasan berperan penting pada terjadinya kedua
penyakit tersebut. Gigi tiruan lepasan yang kurang terjaga kebersihannya bukan saja
menimbulkan gangguan pada jaringan keras gigi namun juga pada jaringan lunak mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan
lepasan pada masyarakat Desa Kema II Kecamatan Kema. Jenis penelitian ialah deskriptif
dengan desain potong lintang. Sampel berjumlah 62 responden. Hasil penelitian
menunjukkan skor pengukuran perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang terdiri dari
skor pengetahuan sebesar 552; skor sikap sebesar 581; dan skor tindakan sebesar 572.
Simpulan: Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan masyarakat Desa Kema II
Kecamatan Kema yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan kesemuanya tergolong
kurang baik.
Kata kunci: perilaku, pemeliharaan kebersihan gigi tiruan, gigi tiruan lepasan
Gigi merupakan salah satu organ tubuh atau suara saat bicara serta memiliki fungsi
penting dalam mulut yang digunakan untuk estetik bagi individu.1 Oleh berbagai sebab
mengunyah makanan, memroduksi bunyi gigi tidak selamanya berada dalam rongga
145
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..
147
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..
Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan sikap tentang pemeliharan kebersihan gigi tiruan lepasan
149
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..
Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
Saat ini media informasi begitu terbuka mengakses berbagai sumber informasi
luas, namun bila dilihat kondisi sosial termasuk tentang kesehatan gigi.12
ekonomi responden yang masih terbilang Hasil pada Tabel 8 menunjukkan 53
kurang (sebagian besar responden berstatus dari 62 responden tidak mengetahui
IRT atau tidak bekerja), maka dampak buruk pemakaian gigi tiruan pada
kemungkinan mendapatkan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut. Hasil ini
dari media cetak, elektronik ataupun menunjukkan bahwa pengetahuan masya-
internet sangat kurang. Kondisi yang ada rakat tentang dampak buruk pemakaian gigi
ikut membentuk pengetahuan responden. tiruan pada kebersihan rongga mulut masih
Rendahnya tingkat ekonomi responden kurang. Hal ini sejalan dengan hasil
terlihat dari hasil yang ada yakni sebanyak penelitian yang dilakukan oleh Bagaray et
88,7% responden lebih memilih pergi ke al.13 pada masyarakat Desa Treman dimana
tukang gigi untuk menggantikan gigi yang sebagian besar responden tidak mengetahui
hilang, karna biayanya yang lebih murah. bahwa pemakaian gigi tiruan dapat
Pembuatan gigi tiruan di tukang gigi berdampak buruk bagi kebersihan rongga
biasanya tidak diikuti dengan pemberian mulut.
informasi tentang pentingnya perawatan Hasil selanjutnya memperlihatkan
kebersihan gigi tiruan karena bisa bahwa sebagian besar responden (54 dari
berdampak pada kesehatan rongga mulut 62 responden) tidak tahu bahwa jamur bisa
Hal tersebut memengaruhi pengetahuan bertumbuh dan berkembang pada
mereka terhadap pemeliharaan gigi tiruan permukaan gigi tiruan yang kurang terjaga
lepasan. Semakin tinggi penghasilan dan kebersihannya dan sebagian besar
tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat responden juga tidak tahu bahwa gigi tiruan
pengetahuannya pun akan semakin yang kurang terjaga kebersihannya dapat
bertambah, karena adanya kemampuan menimbulkan gangguan pada kesehatan
untuk menyerap informasi semakin tinggi gigi dan mulut. Hal ini menyebabkan
demikian halnya kemudahan untuk responden tidak begitu peduli dengan
150
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016
pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang yang ditunjukkan melalui sikap mereka
digunakannya. Hasil ini sejalan dengan yang kurang disebabkan oleh kurangnya
penelitian yang dilakukan oleh Dikbas et pengetahuan responden dalam memelihara
al.8 yang menyimpulkan bahwa sebagian gigi tiruan. Tidak adanya instruksi tentang
besar pengguna gigi tiruan tidak menjaga pemeliharaan kebersihan yang diterima
kebersihan gigi tiruannya secara teratur dan ketika gigi tiruan selesai dibuat dan
memakai gigi tiruannya dalam kondisi yang minimnya pengetahuan responden
kotor. Hasil yang ada menunjukkan bahwa berkaitan dengan pemeliharaan gigi tiruan
mayoritas responden tidak mengetahui yang mereka pakai membentuk sikap dari
akibat-akibat yang dapat terjadi dari responden. Hal ini sejalan dengan
pemakaian gigi tiruan yang tidak terjaga penelitian Peranci dimana sebagian besar
kebersihannya, antara lain bertambahnya pemakai gigi tiruan (51,89%) tidak tahu
akumulasi plak meningkatnya frekuensi bagaimana cara untuk membersihkan gigi
karies, memburuknya kebersihan mulut, tiruan karena tidak adanya intruksi dari
radang gingiva dan goyangnya gigi. dokter gigi yang membuatnya. Pengetahuan
Sebagian besar responden (44 dari 62 sangat diperlukan untuk terbentuknya sikap
responden) tidak tahu tentang pentingnya yang benar dari seseorang. Informasi atau
membersihkan gigi tiruan sehabis makan, pengetahuan untuk membentuk sikap tidak
juga tidak tahu bahwa gigi tiruan perlu hanya diperoleh lewat pendidikan formal,
direndam dalam larutan pembersih setelah namun pengetahuan untuk membentuk
dibersihkan dengan sikat dan sabun serta sikap bisa diperoleh juga dari berbagai
perlu dilepas dan direndam dalam air bersih media informasi serta dari berbagai
pada malam hari sebelum tidur. Hasil yang program promosi kesehatan yang dilakukan
ada menggambarkan masih rendahnya oleh pemerintah. Salah satu alasan
pengetahuan responden tentang pemeliha- seseorang menunjukkan sikap dalam hal
raan kebersihan gigi tiruan. Hal ini sejalan memperoleh kesehatan adalah suatu inovasi
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang dapat memotivasi responden.15-17
Muluwere et al.14 menyatakan bahwa Melalui inovasi atau program-program
sebagian besar responden (22 dari 30 kesehatan serta sosialisasi dan instruksi
responden) tidak mengetahui pada malam dalam memelihara gigi tiruan, responden
hari gigi tiruan harus dilepas dan direndam bisa mengadopsi nilai-nilai yang baik
dalam air bersih. Pengetahuan masyarakat berkaitan dengan upaya pemeliharaan
pengguna gigi tiruan yang masih tergolong kesehatan gigi dan mulut, sehingga
kurang baik ini disebabkan oleh kurangnya responden bisa mendapatkan pengetahuan
pemahaman mereka tentang cara dan sikap yang baik.
pemeliharaan gigi tiruan yang digunakan. Sikap responden tergolong kurang
Terdapat beberapa responden yang ditunjukkan oleh 43 dari 62 responden
menjawab tahu menyatakan bahwa mereka yang tidak setuju bahwa pemakaian gigi
hanya sekedar mengetahui atau bisa tiruan dapat berdampak buruk di rongga
dikatakan pengetahuannya masih sangat mulut jika gigi tiruan kurang terjaga
superfisial. Mereka belum memahami lebih kebersihannya. Selanjutnya sebagian besar
dalam manfaatnya bila gigi tiruan dipeli- responden tidak setuju bahwa gigi tiruan
hara kebersihannya dan juga mengenai yang kurang terjaga kebersihannya dapat
dampak dari pemakaian gigi tiruan yang menimbulkan gangguan pada kesehatan
kurang terpelihara kebersihannya. gigi dan mulut. Sikap yang sama juga
Sikap merupakan penilaian masyarakat ditunjukkan oleh sebagian besar responden
pengguna gigi tiruan dan kesiapan mereka yang tidak setuju bahwa gigi tiruan yang
untuk bertindak. Sikap masyarakat terhadap kurang terjaga kebersihannya, menyebab-
pemeliharaan kebersihan GTL di desa kan jamur dan bakteri bisa tumbuh dan
Kema II secara keseluruhan diperoleh skor berkembang. Hal tersebut menunjukkan
581 yang tergolong kurang baik. Kesadaran bahwa responden tidak mengetahui bahwa
151
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..
ada dampak dari pemakaian gigi tiruan tiruan tidak pas pada mulut pengguna.
yang tidak dijaga kebersihannya. Demikian halnya dengan gigi tiruan yang
Sikap responden yang kurang baik tidak dilepas dan dipakai secara terus
terhadap pemeliharaan gigi tiruan menerus dan tidak dibersihkan, dapat
ditunjukkan dari hasil penelitian yang menyebabkan peningkatan jumlah
sebagian besar responden tidak setuju pertumbuhan bakteri Candida albicans.
bahwa gigi tiruan harus dibersihkan setiap Tindakan merupakan wujud dari
selesai makan. Kurang pahamnya pengetahuan dan sikap masyarakat
responden akan dampak gigi tiruan kurang pengguna gigi tiruan. Tindakan masyarakat
bersih bagi kesehatan rongga mulut, terhadap pemeliharaan kebersihan gigi
menyebabkan munculnya sikap seperti itu. tiruan lepasan di Desa Kema II
Bila mereka paham, tentunya mereka akan memperoleh skor 572 yang masih
memiliki sikap yang berbeda. Dalam tergolong pada kategori kurang baik.
pemeliharaan gigi tiruan yang digunakan, Keadaan ini sesuai dengan pengetahuan
semua responden setuju bahwa gigi tiruan dan sikap responden yang masih kurang
yang digunakan harus disikat menggunakan baik pula. Tindakan yang tergolong kurang
sabun/detergen setiap selesai makan untuk ini didasarkan pada pengetahuan responden
menghilangkan sisa makanan dan bakteri yang juga masih kurang. Hal ini disebabkan
serta jamur yang menempel pada karena masih kurangnya kesadaran
permukaannya. Hal tersebut bisa pengguna gigi tiruan dalam memelihara
memberikan hasil yang baik karena gigi tiruan yang dipakai. Selain itu,
pengetahuan yang dimiliki masih dangkal. kurangnya tindakan masyarakat pengguna
Umumnya hampir setiap orang memahami gigi tiruan ini dilandasi oleh faktor
bahwa gigi harus dijaga kebersihannya ekonomi dan faktor pendidikan. Seseorang
termasuk gigi tiruan yang digunakan, dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan
namun dampak gigi tiruan yang kurang lebih mengerti cara pemeliharaan
bersih bagi kesehatan rongga mulut kesehatan, termasuk kesehatan rongga
mungkin belum dipahami oleh sebagian mulut bagi pengguna gigi tiruan, demikian
besar responden yang memengaruhi sikap halnya dengan keadaan ekonomi. Keadaan
responden. Pengetahuan yang baik akan ekonomi yang tinggi juga menunjang
berdampak pada pembentukan sikap yang seseorang untuk mendapat pelayanan
baik dan benar. kesehatan yang memadai. Perawatan
Hal sebaliknya ditunjukkan responden pembuatan gigi tiruan yang dilakukan di
bahwa sebagian besar responden tidak dokter gigi akan memungkinkan responden
setuju jika gigi tiruan harus direndam memperoleh informasi atau pengetahuan
dalam larutan pembersih gigi tiruan; yang cukup dalam pemeliharaan gigi
demikian halnya dengan pernyataan bahwa tiruannya. Pada penelitian ini sebagian
gigi tiruan harus dilepas pada malam hari responden membuatkan gigi tiruannya di
dan direndam dalam air bersih. Responden tukang gigi, sehingga informasi yang
memiliki sikap demikian karena didasari dibutuhkan untuk pemeliharaan gigi tiruan
pengetahuan yang masih kurang. Hasil kurang didapatkan. Hal ini tergambar dari
yang sama juga diperoleh dari penelitian hasil yang ada, dimana sebagian besar
Titjo et al.2 dimana sebagian besar responden kurang memerhatikan, menjaga
responden tidak setuju bahwa gigi tiruan dan memelihara kebersihan gigi tiruan yang
harus dilepas pada malam hari dan digunakan. Kurangnya tindakan responden
direndam dalam air bersih. Hal ini dalam pemeliharaan kebersihan gigi
disebabkan karena masih kurangnya tiruannya ditunjukkan dengan kondisi
pemahaman akan dampaknya jika rongga mulut responden. Saat melakukan
perendaman tidak dilakukan, yakni dapat penelitian, terlihat umumnya permukaan
mengakibatkan gigi tiruan tersebut gigi tiruan telah mengalami perubahan
mengerut sehingga akan menyebabkan gigi warna, berbau, dan tidak bersih. Hal ini
152
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016
154