You are on page 1of 10

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan


pada masyarakat Desa Kema II Kecamatan Kema

1
Inda P. Kaliey
2
Vonny N. S. Wowor
3
Benedictus S. Lampus

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
3
Bagian Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: indakaliey08@gmail.com

Abstarct: The main purpose of using denture is to restore the aesthetic function, speech
function, and masticatory function which are disturbed due to tooth loss. Unclean oral
condition can cause the oral cavity become susceptible to caries and periodontal disease.
Poor behavior to maintain dental and oral hygiene of removable denture users plays an
important role in the occurrence of these two diseases. Removable denture that is kept
unclean is harmful to the hard tissue as well as the soft tissue of the oral cavity. This study
aimed to determine the behavior of removable denture maintenance among Kema II villagers
in Kema. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 62
respondents as samples. The results of the behavior score of denture hygiene maintenance
were as follows: score of knowledge was 552; score of attitude was 581; and score of action
was 572. Conclusion: The behavior to maintain the removable denture hygiene of Kema II
villagers which included knowledge, attitude, and action was classified as poor category.
Keywords: behavior, maintenance of hygiene dentures, removable denture

Abstrak: Tujuan utama penggunaan gigi tiruan yaitu untuk memulihkan fungsi estetik,
fungsi bicara, serta fungsi pengunyahan yang terganggu akibat kehilangan gigi. Kondisi
rongga mulut yang kurang terjaga kebersihannya dapat menyebabkan rongga mulut rentan
terhadap karies dan penyakit periodontal. Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
yang kurang baik dari pengguna gigi tiruan lepasan berperan penting pada terjadinya kedua
penyakit tersebut. Gigi tiruan lepasan yang kurang terjaga kebersihannya bukan saja
menimbulkan gangguan pada jaringan keras gigi namun juga pada jaringan lunak mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan
lepasan pada masyarakat Desa Kema II Kecamatan Kema. Jenis penelitian ialah deskriptif
dengan desain potong lintang. Sampel berjumlah 62 responden. Hasil penelitian
menunjukkan skor pengukuran perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang terdiri dari
skor pengetahuan sebesar 552; skor sikap sebesar 581; dan skor tindakan sebesar 572.
Simpulan: Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan masyarakat Desa Kema II
Kecamatan Kema yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan kesemuanya tergolong
kurang baik.
Kata kunci: perilaku, pemeliharaan kebersihan gigi tiruan, gigi tiruan lepasan

Gigi merupakan salah satu organ tubuh atau suara saat bicara serta memiliki fungsi
penting dalam mulut yang digunakan untuk estetik bagi individu.1 Oleh berbagai sebab
mengunyah makanan, memroduksi bunyi gigi tidak selamanya berada dalam rongga
145
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..

mulut, namun bisa terlepas atau tercabut menghalangi pembersihan permukaan


dari tempatnya di tulang rahang. Faktor- mukosa maupun gigi tiruan oleh lidah dan
faktor yang menyebabkan terjadinya saliva.6 Berdasarkan survei yang telah
kehilangan gigi, antara lain penyakit dilakukan di Turki pada tahun 2005 tentang
periodontal dan penyakit karies gigi. Agar sikap dokter gigi terhadap kebersihan gigi
tidak menimbulkan dampak yang tidak tiruan, diketahui bahwa banyak masyarakat
diinginkan, maka ketika terjadi kehilangan yang sudah mendapat instruksi tentang cara
gigi perlu dibuatkan penggantinya berupa pemeliharaan gigi tiruan, tetapi tidak peduli
gigi tiruan.2 Gigi tiruan merupakan piranti akan kebersihan gigi tiruan dan rongga
yang dibuat untuk menggantikan gigi dan mulutnya.8 Pemeliharaan kebersihan gigi
jaringan lunak disekitarnya yang hilang. tiruan erat kaitannya dengan perilaku
Pemakaian gigi tiruan akan mengembalikan penggunanya.
fungsi estetik, pengunyahan, fungsi bicara, Perilaku pengguna gigi tiruan
serta memelihara dan mempertahankan sehubungan dengan pemakaian gigi tiruan
kesehatan jaringan sekitarnya.3 Berbagai berperan penting pada kesehatan rongga
jenis gigi tiruan menjadi pilihan bagi mulutnya. Gigi asli yang masih tinggal
individu yang mengalami kehilangan gigi. serta jaringan pendukung harus tetap dijaga
Secara umum gigi tiruan terdiri dari gigi kesehatannya setelah pemakaian gigi
tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan. Kebersihan gigi dan mulut yang
tiruan cekat, dipasang secara permanen dan kurang terjaga termasuk kebersihan gigi
tidak dapat dilepas-lepas sendiri oleh tiruan yang digunakan dapat menyebabkan
penggunanya, sedangkan gigi tiruan gangguan pada mukosa pendukung gigi
lepasan dapat dilepas dan dipasangkan tiruan. Salah satu gangguan berupa
sendiri oleh penggunanya. Gigi tiruan peradangan yang dikenal sebagai denture
lepasan lebih banyak dipilih masyarakat stomatitis. Pengetahuan yang dimiliki
oleh karena relatif lebih murah biaya pengguna gigi tiruan berkaitan dengan
pembuatannya dibandingkan gigi tiruan pemeliharaan kebersihan merupakan faktor
cekat.4 penting yang membentuk sikap dan
Hasil Riset Kesehatan Dasar tindakan individu dalam keberhasilan
(RISKESDAS) 2007 menunjukkan penggunaan gigi tiruan.9
persentase pengguna gigi tiruan di Desa Kema II terletak di kecamatan
Indonesia mencapai 4,5%.5 Seiring dengan Kema Kabupaten Minahasa Utara dengan
bertambahnya usia, risiko kehilangan gigi populasi penduduk 2736 jiwa. Pada survei
menjadi semakin besar, sehingga awal yang dilakukan oleh peneliti, terdapat
kebutuhan akan pemakaian gigi tiruan pun cukup banyak pengguna gigi tiruan lepasan
menjadi semakin meningkat. Pemakaian di Desa Kema II. Berdasarkan wawancara
gigi tiruan memiliki tujuan untuk mencegah yang dilakukan dengan beberapa pengguna
terjadinya gangguan fungsi akibat gigi tiruan lepasan sehubungan pemakaiaan
kehilangan gigi, tetapi seringkali terjadi dan pemeliharaan gigi tiruan, diperoleh
masyarakat kurang menyadari pentingnya informasi setelah pemakaian gigi tiruan ada
pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang pengguna yang tidak pernah melepas gigi
digunakan. Kebersihan gigi tiruan yang tiruan yang digunakan. Alasan yang
kurang terjaga dapat memberi dampak bagi dikemukakan karena takut gigi tiruan
kesehatan rongga mulut pengguna gigi menjadi longgar. Pengguna lainnya tetap
tiruan.1,6 menggunakan gigi tiruan saat tidur malam.
Menurut Basker et al. pemakaian gigi Informasi lainnya yang diperoleh berupa
tiruan lepasan secara terus menerus dan keluhan pengguna gigi tiruan berkaitan
tidak bersih dapat meningkatkan akumulasi dengan banyaknya lubang pada gigi setelah
plak.7 Pemakaian gigi tiruan menyebabkan pemakaiaan gigi tiruan.
mukosa di bawah gigi tiruan akan tertutup Berdasarkan latar belakang yang
dalam jangka waktu yang lama, sehingga dikemukan di atas, peneliti merasa tertarik
146
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

untuk meneliti tentang perilaku pemeliha- Tabel 2. Karakteristik responden penelitian


raan kebersihan gigi tiruan lepasan pada berdasarkan usia
masyarakat Desa Kema II Kecamatan Usia Jumlah (%)
Kema. Desa ini dipilih sebagai lokasi (tahun) responden
penelitian karena penelitian serupa belum < 30 3 4,8
pernah dilakukan di desa ini. Di samping 31 – 40 6 9,6
itu peneliti memiliki kemudahan akses 41 – 50 17 27,4
untuk mendapatkan data karena merupakan 51 – 60 16 26
desa asal peneliti. > 61 20 32,2
Total 62 100%
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini ialah deskriptif Tabel 3. Karakteristik responden penelitian
dengan desain potong lintang. Jumlah berdasarkan pendidikan terakhir
responden yang diteliti yaitu 62 orang Pendidikan Jumlah (%)
diperoleh dengan menggunakan metode terakhir responden
total sampling. SD 8 13
Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi SMP 12 19,3
tiruan lepasan diukur menggunakan 21 SMA 40 64,5
pertanyaan yang terdiri dari 7 pertanyaan Perguruan Tinggi 2 3,2
pengetahuan, 7 pertanyaan sikap dan 7 Total 62 100%
pertanyaan tindakan. Setiap pertanyaan
diberi skor 2 untuk jawaban tahu, setuju Tabel 4. Karakteristik responden penelitian
dan ya, kemudian skor 1 untuk jawaban berdasarkan lama penggunaan gigi tiruan
tidak tahu, tidak setuju, dan tidak. Jumlah Lama Jumlah (%)
skor tertinggi yaitu 2x7x62= 868; dan penggunaan responden
jumlah skor terendah ialah 1x7x62= 434 <1 tahun 19 30,7
Data hasil pengukuran secara kontinum 2-6tahun 23 37
dapat dilihat seperti di bawah ini: 7–11 tahun 11 17,8
>12 tahun 9 14,5
Total 62 100%
434 651 868
Tabel 5. Karakteristik responden penelitian
berdasarkan pekerjaan
Kurang baik Baik
Pekerjaan Jumlah (%)
responden
HASIL PENELITIAN Tidak bekerja 32 51,6
Karakteristik respoden dalam penelitian Wiraswasta 14 22,5
ini berdasarkan jenis kelamin, usia, PNS 4 6,5
pendidikan, pekerjaan, jenis gigi tiruan Pensiunan 4 6,5
lepasan (GTL) dan tempat pembuatan GTL Nelayan 3 4.8
Tukang ojek 4 6,5
dapat dilihat pada Tabel 1-7.
Supir 1 1,6
Total 62 100%
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian
berdasarkan jenis kelamin
Tabel 6. Karakteristik responden penelitian
berdasarkan jenis gigi tiruan lepasan
Jenis kelamin Jumlah (%)
responden Jenis GTL Jumlah (%)
Laki-laki 23 37,1 GTSL 60 96,8
Perempuan 39 62,9 GTP 2 3,2
Jumlah 62 100 Total 62 100%

147
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..

Tabel 7. Karakteristik responden penelitian BAHASAN


berdasarkan tempat pembuatan GTL Pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam proses
Tempat Jumlah (%) perkembangan kesehatan seseorang.
pembuatan GTL Semakin banyak pengetahuan seseorang
Tukang gigi 55 88,7 terhadap kesehatan gigi dan mulut, maka
Dokter gigi 7 11,3
semakin baik pula tingkat kesehatan yang
Total 62 100%
dimiliki seseorang. Berdasarkan hasil
penelitian didapat bahwa perolehan skor
Perilaku pemeliharaan kebersihan GTL pengetahuan masyarakat tentang pemeliha-
pada masyarakat Desa Kema II raan kebersihan gigi tiruan lepasan sebesar
Bedasarkan hasil perhitungan 552 yang menunjukkan bahwa pengetahuan
keseluruhan pada Tabel 8, maka masyarakat tergolong kurang baik.
pengetahuan masyarakat pengguna GTL di Faktor-faktor yang memengaruhi
Desa Kema II memperoleh skor 552 dan pengetahuan antara lain meliputi usia,
termasuk pada kategori kurang baik pendidikan, sosial ekonomi. Pada
(Gambar 1). penelitian ini sebagian besar responden
(32,2%) berusia >61 tahun (tergolong
434 552 651 868 kategori lansia). Pada lansia umumnya
terjadi penurunan dari segi fisik termasuk
Kurang baik baik juga daya ingat. Kepikunan yang berat
(demensia) akan berpengaruh pada
Gambar 1. Kategori penilaian pengetahuan
pengetahuan yang dimiliki. Hal ini
masyarakat tentang pemeliharaan kebersihan
GTL didukung oleh penelitian Liana et al6
bahwa 61% lansia dengan usia >65 tahun
Berdasarkan hasil perhitungan memiliki pengetahuan yang kurang baik.
keseluruhan pada Tabel 9, maka sikap Di samping itu penurunan keadaan fisik
pengguna GTL di Desa Kema II juga memengaruhi kemampuan untuk
memperoleh skor 581 dan termasuk pada mengurus diri sendiri, termasuk dalam
kategori kurang baik (Gambar 2). pemeliharaan gigi tiruan. Menurut
penelitian Barreiro et al. lansia kurang
434 581 651 868 memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang cukup untuk memelihara kebersihan
Kurang baik Baik rongga mulut dan gigi tiruannya.10,11
Berdasarkan hasil penelitian ini,
Gambar 2. Kategori penilaian sikap masyarakat terlihat sebagian besar responden (64,5%)
tentang pemeliharaan kebersihan GTL memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA,
yang dapat dikatakan sudah memiliki
Berdasarkan hasil perhitungan pengetahuan cukup secara umum, namun
keseluruhan pada Tabel 10, maka tindakan pengetahuan yang lebih spesifik berkaitan
pengguna GTL di Desa Kema II dengan pemeliharaan kebersihan gigi tiruan
memperoleh skor 572 dan termasuk pada umumnya masih kurang. Pengguna gigi
kategori kurang baik (Gambar 3). tiruan bisa memiliki pengetahuan yang baik
tentang pemeliharaan gigi tiruan yang
434 572 651 868 digunakan bila sebelumnya mendapatkan
informasi dari yang melakukan perawatan
Kurang baik Baik pembuatan gigi tiruan, yakni dokter gigi
atau mendapatkan informasi/pengetahuan
Gambar 3. Kategori penilaian tindakan dari sumber lainnya seperti penyuluhan dari
masyarakat tentang pemeliharaan kebersihan tenaga kesehatan gigi atau media informasi
GTL lainnya.
148
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan

No Pertanyaan Tahu Tidak Total skor


tahu penelitian
1. Tahukah saudara/saudari bahwa pemakaian gigi tiruan 9 53 71
dapat berdampak buruk pada kebersihan rongga mulut?
2. Tahukah saudara/saudari bahwa pada permukaan gigi 8 54 70
tiruan yang kurang terjaga kebersihannya, jamur dan
bakteri bisa tumbuh dan berkembang?
3. Tahukah saudara/saudari bahwa gigi tiruan yang 4 58 66
kurang terjaga kebersihannya dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan gigi dan mulut?
4. Tahukah saudara/saudari gigi tiruan harus dibersihkan 18 44 80
setiap selesai makan?
5. Tahukah saudara/saudari gigi tiruan yang digunakan 62 0 124
dibersihkan dengan cara disikat dan menggunakan
sabun/detergen untuk menghilangkan sisa makanan
dan bakteri serta jamur yang menempel pada
permukaannya?
6. Tahukah saudara/saudari gigi tiruan yang sudah 3 59 65
dibersihkan dengan sikat dan sabun/detergen sebaiknya
direndam dalam larutan pembersih gigi tiruan?
7. Tahukah saudara/saudari gigi tiruan harus dilepas pada 14 48 76
malam hari saat akan tidur dan direndam dalam air
bersih?
Total skor 552

Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan sikap tentang pemeliharan kebersihan gigi tiruan lepasan

No Pertanyaan Setuju Tidak Total skor


setuju penelitian
1. Setujukah saudara/saudari pada pendapat bahwa 19 43 81
pemakaian gigi tiruan dapat berdampak buruk pada
kebersihan rongga mulut?
2. Setujukah saudara/saudari pada pendapat bahwa 14 48 76
gigi tiruan yang kurang terjaga kebersihannya dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan gigi dan
mulut?
3. Setujukah saudara/saudari pada pendapat bahwa 15 47 77
pada permukaan gigi tiruan yang kurang terjaga
kebersihannya, jamur dan bakteri bisa tumbuh dan
berkembang?
4. Setujukah saudara/saudari pada pendapat bahwa 20 42 82
gigi tiruan harus dibersihkan setiap selesai makan?
5. Setujukah saudara/saudari pada pendapat gigi tiruan 62 0 124
yang digunakan dibersihkan dengan cara disikat dan
menggunakan sabun/detergen untuk menghilangkan
sisa makanan dan bakteri serta jamur yang
menempel pada permukaannya?
6. Setujukah saudara/saudari pada pendapat bahwa 1 61 63
gigi tiruan yang sudah dibersihkan dengan sikat dan
sabun/detergen sebaiknya direndam dalam larutan
pembersih gigi tiruan?
7. Setujukah saudara/saudari pada pendapat bahwa 16 46 78
gigi tiruan harus dilepas pada malam hari dan
direndam dalam larutan air bersih?
Total skor 581

149
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..

Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan

No Pertanyaan Ya Tidak Total skor


penelitian
1. Apakah saudara/saudari memperhatikan kebersihan 15 47 77
rongga mulut saat menggunakan gigi tiruan?
2. Apakah saudara/saudari menjaga kebersihan gigi 15 47 77
tiruan agar tidak menimbulkan gangguan pada
kesehatan gigi dan mulut?
3. Apakah saudara/saudari membersihkan permukaan 14 48 76
gigi tiruan agar mencegah jamur dan bakteri
berkembang pada permukaan gigi tiruan?
4. Apakah saudara/saudari membersihkan gigi tiruan 17 45 78
setiap selesai makan?
5. Apakah saudara/saudari membersihkan gigi tiruan 62 0 124
yang digunakan dengan cara disikat dan
menggunakan sabun/detergen untuk menghilangkan
sisa makanan dan bakteri serta jamur yang
menempel ada permukaan gigi tiruan?
6. Apakah saudara/saudari merendam gigi tiruan yang 1 61 63
sudah disikat dan dibersihkan menggunakan
sabun/detergen dalam larutan perendam gigi tiruan?
7. Apakah saudara/saudari melepas gigi tiruan pada 15 47 77
saat akan tidur malam dan direndam dalam air
bersih?
Total skor 572

Saat ini media informasi begitu terbuka mengakses berbagai sumber informasi
luas, namun bila dilihat kondisi sosial termasuk tentang kesehatan gigi.12
ekonomi responden yang masih terbilang Hasil pada Tabel 8 menunjukkan 53
kurang (sebagian besar responden berstatus dari 62 responden tidak mengetahui
IRT atau tidak bekerja), maka dampak buruk pemakaian gigi tiruan pada
kemungkinan mendapatkan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut. Hasil ini
dari media cetak, elektronik ataupun menunjukkan bahwa pengetahuan masya-
internet sangat kurang. Kondisi yang ada rakat tentang dampak buruk pemakaian gigi
ikut membentuk pengetahuan responden. tiruan pada kebersihan rongga mulut masih
Rendahnya tingkat ekonomi responden kurang. Hal ini sejalan dengan hasil
terlihat dari hasil yang ada yakni sebanyak penelitian yang dilakukan oleh Bagaray et
88,7% responden lebih memilih pergi ke al.13 pada masyarakat Desa Treman dimana
tukang gigi untuk menggantikan gigi yang sebagian besar responden tidak mengetahui
hilang, karna biayanya yang lebih murah. bahwa pemakaian gigi tiruan dapat
Pembuatan gigi tiruan di tukang gigi berdampak buruk bagi kebersihan rongga
biasanya tidak diikuti dengan pemberian mulut.
informasi tentang pentingnya perawatan Hasil selanjutnya memperlihatkan
kebersihan gigi tiruan karena bisa bahwa sebagian besar responden (54 dari
berdampak pada kesehatan rongga mulut 62 responden) tidak tahu bahwa jamur bisa
Hal tersebut memengaruhi pengetahuan bertumbuh dan berkembang pada
mereka terhadap pemeliharaan gigi tiruan permukaan gigi tiruan yang kurang terjaga
lepasan. Semakin tinggi penghasilan dan kebersihannya dan sebagian besar
tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat responden juga tidak tahu bahwa gigi tiruan
pengetahuannya pun akan semakin yang kurang terjaga kebersihannya dapat
bertambah, karena adanya kemampuan menimbulkan gangguan pada kesehatan
untuk menyerap informasi semakin tinggi gigi dan mulut. Hal ini menyebabkan
demikian halnya kemudahan untuk responden tidak begitu peduli dengan
150
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang yang ditunjukkan melalui sikap mereka
digunakannya. Hasil ini sejalan dengan yang kurang disebabkan oleh kurangnya
penelitian yang dilakukan oleh Dikbas et pengetahuan responden dalam memelihara
al.8 yang menyimpulkan bahwa sebagian gigi tiruan. Tidak adanya instruksi tentang
besar pengguna gigi tiruan tidak menjaga pemeliharaan kebersihan yang diterima
kebersihan gigi tiruannya secara teratur dan ketika gigi tiruan selesai dibuat dan
memakai gigi tiruannya dalam kondisi yang minimnya pengetahuan responden
kotor. Hasil yang ada menunjukkan bahwa berkaitan dengan pemeliharaan gigi tiruan
mayoritas responden tidak mengetahui yang mereka pakai membentuk sikap dari
akibat-akibat yang dapat terjadi dari responden. Hal ini sejalan dengan
pemakaian gigi tiruan yang tidak terjaga penelitian Peranci dimana sebagian besar
kebersihannya, antara lain bertambahnya pemakai gigi tiruan (51,89%) tidak tahu
akumulasi plak meningkatnya frekuensi bagaimana cara untuk membersihkan gigi
karies, memburuknya kebersihan mulut, tiruan karena tidak adanya intruksi dari
radang gingiva dan goyangnya gigi. dokter gigi yang membuatnya. Pengetahuan
Sebagian besar responden (44 dari 62 sangat diperlukan untuk terbentuknya sikap
responden) tidak tahu tentang pentingnya yang benar dari seseorang. Informasi atau
membersihkan gigi tiruan sehabis makan, pengetahuan untuk membentuk sikap tidak
juga tidak tahu bahwa gigi tiruan perlu hanya diperoleh lewat pendidikan formal,
direndam dalam larutan pembersih setelah namun pengetahuan untuk membentuk
dibersihkan dengan sikat dan sabun serta sikap bisa diperoleh juga dari berbagai
perlu dilepas dan direndam dalam air bersih media informasi serta dari berbagai
pada malam hari sebelum tidur. Hasil yang program promosi kesehatan yang dilakukan
ada menggambarkan masih rendahnya oleh pemerintah. Salah satu alasan
pengetahuan responden tentang pemeliha- seseorang menunjukkan sikap dalam hal
raan kebersihan gigi tiruan. Hal ini sejalan memperoleh kesehatan adalah suatu inovasi
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang dapat memotivasi responden.15-17
Muluwere et al.14 menyatakan bahwa Melalui inovasi atau program-program
sebagian besar responden (22 dari 30 kesehatan serta sosialisasi dan instruksi
responden) tidak mengetahui pada malam dalam memelihara gigi tiruan, responden
hari gigi tiruan harus dilepas dan direndam bisa mengadopsi nilai-nilai yang baik
dalam air bersih. Pengetahuan masyarakat berkaitan dengan upaya pemeliharaan
pengguna gigi tiruan yang masih tergolong kesehatan gigi dan mulut, sehingga
kurang baik ini disebabkan oleh kurangnya responden bisa mendapatkan pengetahuan
pemahaman mereka tentang cara dan sikap yang baik.
pemeliharaan gigi tiruan yang digunakan. Sikap responden tergolong kurang
Terdapat beberapa responden yang ditunjukkan oleh 43 dari 62 responden
menjawab tahu menyatakan bahwa mereka yang tidak setuju bahwa pemakaian gigi
hanya sekedar mengetahui atau bisa tiruan dapat berdampak buruk di rongga
dikatakan pengetahuannya masih sangat mulut jika gigi tiruan kurang terjaga
superfisial. Mereka belum memahami lebih kebersihannya. Selanjutnya sebagian besar
dalam manfaatnya bila gigi tiruan dipeli- responden tidak setuju bahwa gigi tiruan
hara kebersihannya dan juga mengenai yang kurang terjaga kebersihannya dapat
dampak dari pemakaian gigi tiruan yang menimbulkan gangguan pada kesehatan
kurang terpelihara kebersihannya. gigi dan mulut. Sikap yang sama juga
Sikap merupakan penilaian masyarakat ditunjukkan oleh sebagian besar responden
pengguna gigi tiruan dan kesiapan mereka yang tidak setuju bahwa gigi tiruan yang
untuk bertindak. Sikap masyarakat terhadap kurang terjaga kebersihannya, menyebab-
pemeliharaan kebersihan GTL di desa kan jamur dan bakteri bisa tumbuh dan
Kema II secara keseluruhan diperoleh skor berkembang. Hal tersebut menunjukkan
581 yang tergolong kurang baik. Kesadaran bahwa responden tidak mengetahui bahwa
151
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..

ada dampak dari pemakaian gigi tiruan tiruan tidak pas pada mulut pengguna.
yang tidak dijaga kebersihannya. Demikian halnya dengan gigi tiruan yang
Sikap responden yang kurang baik tidak dilepas dan dipakai secara terus
terhadap pemeliharaan gigi tiruan menerus dan tidak dibersihkan, dapat
ditunjukkan dari hasil penelitian yang menyebabkan peningkatan jumlah
sebagian besar responden tidak setuju pertumbuhan bakteri Candida albicans.
bahwa gigi tiruan harus dibersihkan setiap Tindakan merupakan wujud dari
selesai makan. Kurang pahamnya pengetahuan dan sikap masyarakat
responden akan dampak gigi tiruan kurang pengguna gigi tiruan. Tindakan masyarakat
bersih bagi kesehatan rongga mulut, terhadap pemeliharaan kebersihan gigi
menyebabkan munculnya sikap seperti itu. tiruan lepasan di Desa Kema II
Bila mereka paham, tentunya mereka akan memperoleh skor 572 yang masih
memiliki sikap yang berbeda. Dalam tergolong pada kategori kurang baik.
pemeliharaan gigi tiruan yang digunakan, Keadaan ini sesuai dengan pengetahuan
semua responden setuju bahwa gigi tiruan dan sikap responden yang masih kurang
yang digunakan harus disikat menggunakan baik pula. Tindakan yang tergolong kurang
sabun/detergen setiap selesai makan untuk ini didasarkan pada pengetahuan responden
menghilangkan sisa makanan dan bakteri yang juga masih kurang. Hal ini disebabkan
serta jamur yang menempel pada karena masih kurangnya kesadaran
permukaannya. Hal tersebut bisa pengguna gigi tiruan dalam memelihara
memberikan hasil yang baik karena gigi tiruan yang dipakai. Selain itu,
pengetahuan yang dimiliki masih dangkal. kurangnya tindakan masyarakat pengguna
Umumnya hampir setiap orang memahami gigi tiruan ini dilandasi oleh faktor
bahwa gigi harus dijaga kebersihannya ekonomi dan faktor pendidikan. Seseorang
termasuk gigi tiruan yang digunakan, dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan
namun dampak gigi tiruan yang kurang lebih mengerti cara pemeliharaan
bersih bagi kesehatan rongga mulut kesehatan, termasuk kesehatan rongga
mungkin belum dipahami oleh sebagian mulut bagi pengguna gigi tiruan, demikian
besar responden yang memengaruhi sikap halnya dengan keadaan ekonomi. Keadaan
responden. Pengetahuan yang baik akan ekonomi yang tinggi juga menunjang
berdampak pada pembentukan sikap yang seseorang untuk mendapat pelayanan
baik dan benar. kesehatan yang memadai. Perawatan
Hal sebaliknya ditunjukkan responden pembuatan gigi tiruan yang dilakukan di
bahwa sebagian besar responden tidak dokter gigi akan memungkinkan responden
setuju jika gigi tiruan harus direndam memperoleh informasi atau pengetahuan
dalam larutan pembersih gigi tiruan; yang cukup dalam pemeliharaan gigi
demikian halnya dengan pernyataan bahwa tiruannya. Pada penelitian ini sebagian
gigi tiruan harus dilepas pada malam hari responden membuatkan gigi tiruannya di
dan direndam dalam air bersih. Responden tukang gigi, sehingga informasi yang
memiliki sikap demikian karena didasari dibutuhkan untuk pemeliharaan gigi tiruan
pengetahuan yang masih kurang. Hasil kurang didapatkan. Hal ini tergambar dari
yang sama juga diperoleh dari penelitian hasil yang ada, dimana sebagian besar
Titjo et al.2 dimana sebagian besar responden kurang memerhatikan, menjaga
responden tidak setuju bahwa gigi tiruan dan memelihara kebersihan gigi tiruan yang
harus dilepas pada malam hari dan digunakan. Kurangnya tindakan responden
direndam dalam air bersih. Hal ini dalam pemeliharaan kebersihan gigi
disebabkan karena masih kurangnya tiruannya ditunjukkan dengan kondisi
pemahaman akan dampaknya jika rongga mulut responden. Saat melakukan
perendaman tidak dilakukan, yakni dapat penelitian, terlihat umumnya permukaan
mengakibatkan gigi tiruan tersebut gigi tiruan telah mengalami perubahan
mengerut sehingga akan menyebabkan gigi warna, berbau, dan tidak bersih. Hal ini
152
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

disebabkan karena sebagian besar respon- tergolong kurang baik.


den tidak membersihkan gigi tiruan setiap 3. Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi
selesai makan sehingga dapat menyebab- tiruan lepasan pada masyarakat
kan bakteri dan jamur berkembang di tergolong kurang baik.
permukaan gigi tiruan.
Dalam pemeliharaan gigi tiruan, SARAN
tindakan yang baik ditunjukkan oleh semua 1. Bagi pemerintah dalam hal ini
responden yang membersihkan gigi tiruan puskesmas setempat disarankan untuk
dengan menggunakan sabun/detergen untuk dapat melakukan upaya preventif dan
menghilangkan sisa makan dan bakteri promotif di bidang kesehatan gigi dan
serta jamur yang menempel pada mulut melalui penyuluhan bagi
permukaan gigi tiruan. Hasil yang sama pengguna gigi tiruan lepasan guna
ditunjukkan pada penelitian Mapanawang18 meningkatkan perilaku pemeliharaan
dimana sebagian besar responden kebersihan gigi tiruan lepasan.
membersihkan gigi tiruan dengan 2. Bagi masyarakat disarankan agar
18
menggunakan sabun/deterjen. Hasil ini melakukan perawatan pembuatan gigi
menggambarkan bahwa responden sudah tiruan di dokter gigi agar mendapatkan
mengerti cara membersihkan gigi tiruan, informasi tentang cara pemeliharaan
namun belum memahami alasan mengapa kebersihan gigi tiruan lepasan,
tindakan tersebut harus dilakukan dan sehingga dapat mempertahankan
dampaknya bila tidak dilakukan. kesehatan jaringan mulut pengguna
Responden juga sebagian besar tidak gigi tiruan penuh serta kesehatan
melepas gigi tiruan mereka pada malam jaringan mulut dan gigi asli yang
hari. Hasil yang sama juga diperoleh dari masih tinggal pada pengguna gigi
penelitian yang dilakukan oleh Lengkong19 tiruan sebagian lepasan.
dimana 22 dari 30 responden tidak melepas
gigi tiruan pada malam hari. Demikian DAFTAR PUSTAKA
halnya dengan merendam gigi tiruan dalam 1. Haryanto AG, Margo A, Burhan LK,
larutan pembersih gigi tiruan saat dilepas Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku
dan tidak digunakan. Hanya 1 dari 62 Ajar Gigi Geligi Tiruan Sebagian
reponden saja yang merendam dalam Lepasan Jilid 1. Jakarta: Hipokrates,
2012; p. 4-15, 33-1.
larutan pembersih gigi tiruan saat gigi
2. Titjo OC, Lampus BS, Juliatri. Perilaku
tiruan selesai disikat, sedangkan yang lain masyarakat pengguna gigi tiruan
tidak pernah merendam gigi tiruan dalam lepasan di Kelurahan Bahu. eG.
larutan pembersih karena kurangnya 2013;1(2):1-8.
pengetahuan dan mungkin juga karena 3. Jubhari EH. Tingkat pemahaman terhadap
tidak adanya biaya untuk membeli larutan instruksi cara pembersihan gigi tiruan
pembersih gigi tiruan. lepasan pada pasien Rumah Sakit
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi
SIMPULAN Universitas Hasanuddin. Jurnal PDGI.
Dari hasil penelitian tentang perilaku 2014;63(2):54-7.
pemeliharaan kebersihan gigi tiruan 4. Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlson
GE. Buku Ajar Prostondonti untuk
lepasan pada masyarakat Desa Kema II
Pasien Tak Bergigi menurut Boucher
Kecamatan Kema, yang terdiri dari (10th ed). Mardjono D, alih bahasa.
pengetahuan, sikap, dan tindakan, dapat Jakarta: EGC, 2002; p. 2.
disimpulkan bahwa: 5. Agniti MD. Persentase pengguna gigi tiruan di
1. Pengetahuan pemeliharaan kebersihan Indonesia. Media Litbang Kesehatan.
gigi tiruan lepasan pada masyarakat 2010;XX(2).
tergolong kurang baik. 6. Rahmayani L. Perilaku pemakaian gigi tiruan
2. Sikap pemeliharaan kebersihan gigi terhadap pemeliharaan kebersian gigi
tiruan lepasan pada masyarakat tiruan lepasan. Jurnal PDGI.
153
Kaliey, Wowor, Lampus: Perilaku pemeliharaan kebersihan ..

2013;62(3):83-8. Perilaku memelihara kebersihan gigi


7. Basker RM, Davenport JC, Tomlin HR. tiruan lepasan berbasis akrilik pada
Perawatan Prostodontik bagi Pasien masyarakat Desa Treman Kecamatan
Tak Bergigi (3rd ed). Soebekti TS, Kauditan. eG. 2014;2(2):
Arsil H, alih Bahasa. Jakarta: EGC, 14. Muluwere VO, Mariati NW, Wicaksono
1996; p. 1-2, 216-8. DA. Gambaran pengetahuan dan status
8. Dikbas I, Koksal T, Bal B, Ozkurt Z, kebersihan mulut pada pemakai
Kazaoglu E. A survey of dentists' gigitiruan sebagian lepasan di
attitudes toward denture cleansing. kelurahan Batu Kota kecamatan
Turki 2005. OHDMBSC 2006;5(4): 7- Malalayang. eG. 2015;3(1):197-202.
11. 15. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan teori dan
9. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010; p.
Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: 49-5, 139-41.
EGC, 2002: p. 24-9. 16. Peranci A. Behaviour and hyiene habits of
10. Barreiro DM, Scheid PA, May LG, Unfer complete denture wearers. Braz Dent J.
B, Braun KO. Evaluation of 2010;21:247-52.
procedures employed for the 17. Pariani N. Konsep tingakat pengetahuan.
maintenance of removable dentures in [serial online] 2010. Available from:
elderly individuals. Oral Health Prev URL:
Dent. 2009;7:243-9. http://id.shvoong.com/humanities/lingu
11. Ozkan Y, Ozcan M, Kulak Y, Kazasoglu istics/2053284-konsep-tingkat-
E, Arikan A. General health, dental pengetahuan/.
status and perceived dental treatment 18. Mapanawang BN. Gambaran pemeliharaan
needs of an elderly population in kebersihan GTL akrilik pada
Istanbul. Gerodontology. 2011;28:28- masyarakat Batu Putih bawah. eG.
36. 2014;2(3).
12. Amjad M, Azad AA. Denture hygiene habits 19. Lengkong PEO. Gambaran perilaku dan cara
in complete denture wearers at Armed merawat gigi tiruan sebagian lepasan
Forces Institute of Dentistry. Pakistan pada lansia di panti werda Minahasa
Armed Forces Med J. 2005; 4. Induk. eG. 2015;3(1):44-50.
13. Bagaray DA, Mariati NW, Leman MA.

154

You might also like