You are on page 1of 7

ANALISIS PRO DAN KONTRA DALAM PENGELOLAAN SUMBER AIR NGESONG

DI DESA PUNTEN KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

Subekti Ari Pribadi, Sarwono, Imam Hanafi


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: subekti.aripribadi@gmail.com

Abstract: Analysis Pro and Con over Management of Water Resources Ngesong at Desa Punten
Kecamatan Bumiaji Batu City. A critical source of water and an increase in the need for clean
water is making Governments should manage water resources are integrated. Local Planning and
Development Agency, the Official of Cipta Karya and the Drink Water Local Company Batu city
coordinated to manage water sources Ngesong to satisfy the need of people in Kelurahan Ngaglik
and around. However, the source of water is also managed and utilized by the communities
surrounding the water source so the pros and cons in the management of water resources. The
government should approach the surrounding community to create agreement by taking a middle
way to have no parties who were cheated. This research to know, described and analyzing parties
pro and con and agreements reached in the management of water sources Ngesong in the Batu
city. The research type is descriptive with qualitative approach. The results showed that the pro
consist of Local Planning and Development Agency, the Official of Cipta Karya and the Drink
Water Local Company Batu city coordinate with each other to make RISPAM for a master plan to
management of water sources Ngesong. The cons community consists of the Desa Gunung Sari,
Desa Sumberejo and Kelurahan Ngaglik because the management of the water resource inventory
resulted in declining investment and a water line pipes made of public facilities and private
grounds being damaged. Agreement reached with the greenery around water sources, rectification
back public facilities through which the drainage pipes and indemnity compensation to the people
whose private land traversed by drainage pipes.

Keywords: Analysis of Pro and Contra, Argumentative Trend, Agreement

Abstrak: Analisis Pro dan Kontra dalam Pengelolaan Sumber Air Ngesong di Desa Punten
Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Sumber air yang kritis dan peningkatan kebutuhan akan air
bersih membuat Pemerintah harus mengelola sumber air secara terintegrasi. BAPPEDA, Dinas
Cipta Karya dan PDAM Kota Batu melakukan koordinasi untuk mengelola Sumber Air Ngesong
untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Kelurahan Ngaglik dan sekitarnya. Akan tetapi sumber
air juga dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sumber air sehingga terjadi pro dan
kontra dalam pengelolaan sumber air. Pemerintah harus melakukan pendekatan kepada masyarakat
sekitar agar tercipta kesepakatan dengan mengambil jalan tengah agar tidak ada pihak yang merasa
dirugikan Penelitian ini ingin mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis pihak-pihak yang pro
dan kontra serta kesepakatan yang telah dicapai dalam pengelolaan terhadap Sumber Air Ngesong
di Kota Batu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pihak pro terdiri dari BAPPEDA, Dinas Cipta
Karya dan PDAM Kota Batu saling berkoordinasi membuat RISPAM sebagai rencana induk
dalam pengelolaan Sumber Air Ngesong. Pihak kontra terdiri dari masyarakat Desa Gunung Sari,
Desa Sumberejo dan Kelurahan Ngaglik karena pengelolaan mengakibatkan persediaan sumber
air semakin berkurang dan penanaman pipa-pipa saluran air membuat fasilitas umum dan lahan
pribadi menjadi rusak. Kesepakatan yang dicapai dengan penghijauan di sekitar sumber air,
pembetulan kembali fasilitas umum yang dilalui oleh pipa-pipa saluran air dan kompensasi ganti
rugi kepada masyarakat yang lahan pribadinya dilalui oleh pipa-pipa saluran air.

Kata kunci: Analisis Pro dan Kontra, Argumentative Trend, Kesepakatan

Pendahuluan sumber air dilakukan pada Sumber Air Ngesong


Pemerintah Kota Batu melakukan program yang berada di Desa Punten Kecamatan Bumiaji
pengelolaan sumber air yang berada di Kota Batu Kota Batu. Sumber Air Ngesong diharapkan
secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan mampu memenuhi pasokan air yang dibutuhkan
air bersih masyarakat Kota Batu. Pengelolaan masyarakat Kota Batu khsususnya masyarakat di

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 532
Kelurahan Ngaglik dan sekitarnya. Oleh karena tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau
itu Pemerintah Kota Batu dalam hal ini Bappeda suatu maksud tertentu”.
melakukan perencanaan terkait pengelolaan Keterlibatan aktor-aktor dalam perumusan
secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan kebijakan publik merupakan ciri khusus dalam
masyarakat Kota Batu dan PDAM sebagai dinas kebijakan publik. Hal tersebut seperti yang
pelaksana pengelolaan Sumber Air Ngesong diungkapkan Easton dalam Winarno (2002, h.18)
untuk disalurkan kepada masyarakat Kelurahan yang menyatakan bahwa mereka ini orang-orang
Ngaglik dan sekitarnya. yang terlibat dalam masalah sehari-hari dalam
Pengelolaan terhadap Sumber Air Ngesong suatu sistem politik, diakui oleh sebagian besar
memiliki permasalahan yaitu pada dasarnya sistem politik, mempunyai tanggung jawab atas
sumber air tidak hanya dikelola dan digunakan masalah-masalah ini dan mengambil tindakan-
oleh Pemerintah, akan tetapi masyarakat di tindakan yang diterima secara mengikat dalam
sekitar sumber air juga mempunyai hak untuk jangka waktu yang lama oleh sebagian besar
mengelola dan menggunakan Sumber Air anggota sistem politik selama mereka bertindak
Ngesong sehingga timbul pro dan kontra. Pihak- dalam batas-batas peran yang diharapkan.
pihak pro terdiri dari BAPPEDA, Dinas Cipta
Karya dan PDAM yang saling berkoordinasi 2. Analisis Kebijakan
untuk mengelola Sumber Air Ngesong agar dapat William Dunn dalam Nugroho (2011,
dikelola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat h.298) mengemukakan bahwa (analisis kebijakan
akan air bersih. Sedangkan pihak-pihak yang adalah sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang
kontra terdiri dari masyarakat sekitar sumber air menggunakan multiple-metode untuk meneliti
yang keberatan karena tidak ingin debet air pada dan beragumen untuk memproduk dan
sumber air menjadi berkurang. Selain itu masya- mentransformasi informasi yang relevan dengan
rakat merasa dirugikan dengan pembangunan kebijakan yang dapat dipergunakan dalam
yang dilakukan dengan menambah pipa-pipa tatanan politik untuk mengatasi masalah
saluran di daerah sekitar sumber air. kebijakan).
BAPPEDA dan SKPD terkait harus
melakukan pendekatan kepada masyarakat 3. Teori Demokrasi Deliberatif
sekitar sumber air agar tercipta kesepakatan/ Demokrasi bersifat deliberatif, jika proses
agreement yang menguntungkan kedua belah pemberian alasan atas sesuatu kandidat kebijakan
pihak. Kesepakatan/agreement yang dilakukan publik diuji lebih dahulu lewat konsultasi publik
harus mencapai jalan tengah yang memenangkan atau lewat dalam kosa kata teoritis Habermas
kedua belah pihak antara yang pro dan yang “diskursus publik” (Hardiman, 2009, h.128).
kontra (win-win solution) sehingga tidak ada Menurut Habermas, (1998b, h.66) dalam masya-
salah satu pihak yang menang dan salah satu rakat demokratis, akses untuk menyampaikan
pihak yang kalah. opini publik (public opinion) dijamin oleh
Rumusan masalah dalam penelitian ini negara, dimana opini publik tumbuh dari setiap
adalah: (1) Bagaimanakah gambaran pihak-pihak pembicaraan para individu yang kemudian
yang pro/mendukung pengelolaan terhadap membentuk institusi/badan publik (pubic body).
sumber air dilakukan oleh Pemerintah Kota Opini publik terbentuk melalui diskusi publik,
Batu? (2) Bagaimanakah gambaran pihak-pihak setelah publik baik melalui informasi atau
yang kontra/menolak pengelolaan terhadap pendidikan dapat mengambil posisi atau suatu
sumber air dilakukan oleh Pemerintah Kota pendapat. Inti dari konsep Habermas di-
Batu? (3) Bagaimanakah kesepakatan/agreement simpulkan dalam model yang dibuat oleh
yang telah dicapai dalam pengelolaan terhadap Hardiman (2009, h.149). Dalam model tersebut
Sumber Air Ngesong di Kota Batu? semua produk hukum dan kebijakan dibuat oleh
negara baik eksekutif, legislatif maupun institusi
Tinjauan Pustaka peradilan harus melalui proses-proses pengujian
1. Kebijakan Publik atau diskursus bersama masyarakat sipil.
Carl Friedrich dalam Winarno (2002, h.16) Mengacu pada model tersebut diharapkan
memberikan pengertian sebagai berikut: kebijakan pemerintah daerah seperti Rencana
“Kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang Strategis Daerah, RPJMD, Perda, APBD, dan
diusulkan oleh seseorang, kelompok atau kebijakan daerah lainnya dapat melalui proses
pemeritah dalam suatu lingkungan tertentu, yang diskursus tersebut.
memberikan hambatan dan kesempatan terhadap Habermas (1998a, h.367) yang dikutip
kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan Hardiman (2009, h.136) mendeskripsikan civil
dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu society sebagai: “Masyarakat sipil terdiri atas
perhimpunan-perhimpunan, organisasi-organisasi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 533
dan gerakan-gerakan yang kurang lebih bersifat Batu kerena dengan menambah debet air di
spontan yang menyimak, memadatkan dan secara sumber air maka ketersediaan air yang digunakan
nyaring meneruskan resonansi keadaan persoalan oleh masyarakat sekitar semakin berkurang.
kemasyarakatan di dalam wilayah-wilayah privat Selain itu pengelolaan sumber air dengan
ke dalam ruang publik politis”. menambah debet air bersih maka secara tidak
langsung menambah pipa-pipa saluran air di
4. Resolusi Konflik permukiman masyarakat sekitar sumber air
Menurut Koedatie dan Sjarief, (2005, sehingga masyarakat merasa dirugikan dengan
h.258) alat untuk pencarian solusi konflik antara pembangunan yang dilakukan dengan menambah
pihak yang pro dan kontra ada bermacam- pipa-pipa saluran di daerah sekitar sumber air.
macam, diantaranya adalah fasilitasi, mediasi, Pemerintah Kota (BAPPEDA) harus
pencarian fakta (fact finding) dan arbitrasi. melakukan pendekatan kepada masyarakat
Menurut Koedatie dan Sjarief, (2005, h.262) sekitar Sumber Air Ngesong agar tercipta
kesepahaman dan kesepakatan akan sangat kesepakatan/agreement sehingga pengelolaan
berguna menyelesaikan situasi konflik tingkat yang akan dilakukan oleh PDAM dapat
rendah sampai sedang dimana setiap pihak akan memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batu
saling mengenal satu sama lain. Kesepahaman akan air bersih. Pedekatan yang dilakukan oleh
dan kesepakatan adalah alat efektif untuk BAPPEDA kepada masyarakat sekitar sumber air
meningkatkan kesadaran mengenai persoalan. harus memunculkan kesepakatan yang
Kesepahaman dan kesepakatan dapat dipakai menguntungkan kedua belah pihak. Kesepakatan/
dalam tingkat lokal, kabupaten/kota, lintas agreement yang dilakukan harus mencapai jalan
kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional. tengah yang memenangkan kedua belah pihak
antara yang pro dan yang kontra (win-win
5. Sumber Daya Air solution) sehingga tidak ada salah satu pihak
Menurut Sunaryo, et al (2005, h.51) yang menang dan salah satu pihak yang kalah.
pengelolaan sumberdaya air adalah upaya
merencanakan, melaksanakan, memantau dan Metode Penelitian
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut
dan pengendalian daya rusak air. Adapun visi Sudaryanto (1993, h.62) yang mengatakan bahwa
dan misi pengelolaan sumberdaya air adalah metode deskriptif adalah penelitian yang
mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air bagi dilakukan berdasarkan fakta yang ada. Dapat
kesejahteraan seluruh rakyat dan konservasi dikatakan bahwa penelitian deskriptif ditekankan
sumberdaya air yang adil untuk berbagai pada member gambaran secara obyektif tentang
kebutuhan masyarakat. Salah satu tujuan keadaan yang sebenarnya dari obyek yang
pengelolaan sumberdaya air adalah mendukung diselediki. Pendekatan kualitatif berkaitan
pembangunan regional dan nasional yang dengan data penelitian yang tidak berupa angka-
berkelanjutan dengan mewujudkan keberlanjutan angka, tetapi berupa kata atau frase. Dengan
sumber daya air. demikian maka peneliti beranggapan bahwa
penggunaan metode penelitian deskriptif dengan
6. Perspektif Peneliti pendekatan kualitatif ini merupakan hal yang
Pengelolaan sumber air secara terintegrasi paling tepat untuk menjangkau permasalahan
terhadap Sumber Air Ngesong mengalami pro dalam mengetahui pro dan kontra yang terjadi di
dan kontra. Pemerintah Kota Batu merupakan dalam pengelolaan Sumber Air Ngesong di Kota
pihak-pihak yang pro/mendukung pengelolaan Batu dan kesepakatan/agreement yang dicapai
secara terintegrasi terhadap Sumber Air Ngesong dalam pengelolaan Sumber Air Ngesong di Kota
di Kota Batu. Hal ini dikarenakan pertumbuhan Batu.
masyarakat Kota Batu yang semakin meningkat Penelitian ini dilakukan di Kantor
sehingga kebutuhan akan air bersih juga semakin BAPPEDA Kota Batu, Kantor Dinas Cipta Karya
meningkat maka pengelolaan yang dilakukan Kota Batu, Kantor PDAM Kota Batu, Desa
oleh PDAM Kota Batu dimaksudkan untuk Punten, Desa Gunung Sari, Desa Sumberejo dan
menambah pipa-pipa saluran air bersih di dalam Kelurahan Ngaglik Kota Batu. Sedangkan situs
sumber air. Akan tetapi disisi lain timbul penelitian yang ditetapkan adalah Kantor
penolakan akan upaya pemerintah dalam BAPPEDA Kota Batu, Kantor Dinas Cipta Karya
pengelolaan sumber air. Pihak-pihak yang kontra Kota Batu, Kantor PDAM Kota Batu, dan
berasal dari masyarakat sekitar sumber air itu Masyarakat di Desa Punten, Desa Gunung Sari,
sendiri. Masyarakat merasa keberatan apabila Desa Sumberejo, dan Kelurahan Ngaglik Kota
pengelolaan yang dilakukan oleh PDAM Kota Batu.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 534
Fokus penelitian ini adalah : (1) Gambaran Menengah Daerah 2007-2012. SKPD yang
pihak-pihak yang pro/mendukung pengelolaan terkait pengelolaan akan sumber air terdiri atas
terhadap Sumber Air Ngesong dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Kota Batu dan Perusahaan
Pemerintah Kota Batu; (2) Gambaran pihak- Daerah Air Minum (PDAM) Kota Batu. Dinas
pihak yang kontra/menolak pengelolaan terhadap Cipta Karya Kota Batu bertugas sebagai pembina
Sumber Air Ngesong dilakukan oleh Pemerintah tingkat dua bersama dengan BAPPEDA sebagai
Kota Batu; (3) Kesepakatan/agreement yang pembina tingkat satu untuk merumuskan
dicapai dalam pengelolaan terhadap Sumber Air kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya air.
Ngesong di Kota Batu yang terdiri dari : a) Selain itu Dinas Cipta Karya juga bertugas
Upaya pendekatan yang dilakukan oleh melakukan pembinaan terhadap PDAM dan
Pemerintah kepada Masyarakat Sekitar, b) HIPPAM terkait pengelolaan sumber daya air.
Kesepakatan/agreement yang dicapai antara Dinas Cipta Karya juga mempunyai tanggung
Pemerintah dengan Masyarakat Sekitar sumber jawab apabila terdapat permasalahan yang terjadi
air, c) Kerjasama yang dilakukan antara pihak dalam pengelolaan sumber daya air, hal ini
yang pro dan kontra didalam Pengelolaan sesuai dengan Instruksi Gubernur (INGUB)
Sumber Air Ngesong. Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa Timur No 9 tahun
1989.
Pembahasan Sedangkan Perusahaan Daerah Air Minum
1. Gambaran pihak-pihak yang pro/ (PDAM) Kota Batu merupakan perusahaan atau
mendukung pengelolaan terhadap Sumber Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah (BUMD)
Air Ngesong dilakukan oleh Pemerintah yang mengusahakan air minum untuk
Kota Batu masyarakat. PDAM bertugas untuk melakukan
Pihak-pihak yang pro/mendukung terdiri pengelolaan langsung kelapangan agar
dari BAPPEDA Kota Batu, Dinas Cipta Karya masyarakat Kota Batu yang mengalami
Kota Batu dan PDAM Kota Batu. kekurangan air bersih mendapatkan pelayanan
yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan
- RPJMD
masyarakat Kota Batu akan air bersih yang
- PERWALI BAPPEDA semakin maningkat. Pengelolaan yang dilakukan
No. 66 Tahun
oleh PDAM mengacu pada Rencana Tata Ruang
2008
Wilayah (RTRW) Kota Batu agar dapat tepat
Dinas sasaran sehingga pelayanan air bersih dapat
INGUB No. 9 Cipta berjalan dengan maksimal. Selain itu PDAM
Tahun 1989 Karya dalam melakukan tugasnya dalam menyediakan
pelayanan air bersih masyarakat Kota Batu juga
melaui Rencana Induk Sistem Penyesiaan Air
RTRW Tahun Minum (RISPAM) agar pengelolaan dapat
PDAM
2010-2030 berjalan dengan efektif dan terdapat
kesinambungan antara SKPD yang lain sehingga
RISPAM Tahun Koordinasi memudahkan dalam pelaksanaan pengelolaan
2013-2017 sumber air dan lebih mudah mendapatkan
investasi anggaran dana dalam mengelola sumber
Bappeda sebagai unsur perencana daya air.
penyelenggaraan pemerintahan melaksanakan Bappeda melakukan koordinasi dengan
tugas perumusan kebijakan perencanaan daerah, SKPD terkait untuk melakukan pengelolaan
koordinasi penyusunan perencanaan sumber air untuk mencukupi kebutuhan air
pembangunan yang memuat visi, misi, tujuan, bersih masyarakat Kota Batu yang semakin
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan meningkat. Kebijakan dalam pengelolaan yang
pembangunan masing-masing satuan kerja dilakukan oleh Pemerintah memerlukan
perangkat daerah (SKPD). Program–program koordinasi antara SKPD yang berkepentingan
yang dibuat sejalan dengan arah kebijakan dan dalam pengelolaan sumber air agar tercipta
strategi yang ditetapkan. Salah satunya program keputusan yang saling terkait dalam mencapai
kewilayahan dan lintas wilayah adalah suatu tujuan mencukupi kebutuhan masyarakat
sekumpulan rencana kerja terpadu antar akan air bersih. Kegiatan pengelolaan sumber air
kementrian/lembaga dan satuan kerja perangkat mengalami berbagai macam kendala yang datang
daerah mengenai suatu atau beberapa wilayah, dari masyarakat sekitar. Oleh karena itu pada
daerah atau kawasan yang didalamnya termuat proses pengelolaan yang dilakukan Pemerintah
program penyediaan air bersih, hal ini sesuai harus mementingkat kepentingan masyarakat dan
dengan Rencana Pembangunan Jangka melibatkat masyarakat dalam pengambilan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 535
keputusan agar tercipta pemerintahan yang baik.
Hal ini sesuai dengan inti dari konsep Habermas Masyarakat Tidak
disimpulkan dalam model hubungan pubic Desa Punten Keberatan
sphere dan sistem politik yang dibuat oleh
Hardiman (2009, h.149). Dalam model tersebut,
semua produk hukum dan kebijakan dibuat oleh - Persediaan air untuk swadaya
negara baik eksekutif, legislatif maupun institusi masyarakat tetap masih bisa tercukupi
peradilan harus melalui proses-proses pengujian dan tidak menggangu pipa saluran air
atau diskursus bersama masyarakat sipil. untuk masyarakat sekitar.
Mengacu pada model tersebut diharapkan
kebijakan pemerintah daerah seperti Rencana Masyarakat Menolak
Strategis Daerah, RPJMD, Perda, APBD, dan Desa Gunung Sari
kebijakan daerah lainnya dapat melalui proses Tidak
pengujian dengan masyarakat sipil. Oleh karena Keberatan
itu setiap keputusan kebijakan Pemerintah harus
melibatkan peran serta dari masyarakat sebagai - Masyarakat tidak ingin kekurangan
salah satu pemangku kepentingan dalam suatu persediaan air bersih saat kemarau.
kebijakan. - Masyarakat tidak ingin lahan pribadi
seperti sawah dilalui pipa saluran air.
2. Gambaran pihak-pihak yang kontra/
menolak pengelolaan terhadap Sumber - Proses pengelolaan untuk memenuhi
Air Ngesong dilakukan oleh Pemerintah kebutuhan masyarakat akan air bersih.
Kota Batu - Pemerintah mengembalikan jalan yang
Proses pengelolaan sumber air bersih yang sudah digali agar kembali seperti semula.
dilakukan oleh Pemerintah dengan menambah
pipa saluran dari sumber air ngesong dan Masyarakat Menolak
melewati beberapa desa untuk disalurkan kepada Desa Sumberejo
Tidak
masyarakat Kota Batu. Desa-desa yang dilewati
Keberatan
oeh jalur pipa saluran air diantaranya di Desa
Punten, Desa Gunung Sari, Desa Sumberejo dan - Pembetulan jalan akibat penggalian
Kelurahan Ngaglik. Masyarakat sekitar sumber tanah tidak maksimal dan menjadi rusak.
air dan masyarakat desa yang daerahnya dilewati - Masyarakat tidak ingin lahan pribadinya
oleh pipa-pipa saluran air ada yang merasa rusak akibat dilewati pipa saluran air.
keberatan dan menolak pengelolaan sumber air - Kompensasi ganti rugi atas lahan
pribadi yang diberikan tidak layak.
yang dilakukan oleh Pemerintah, akan tetapi
terdapat juga masyarakat yang tidak keberatan.
Hal ini dikarenakan terdapat masyarakat yang - Masyarakat yang lahan pribadinya
bersedia daerah mereka dilewati oleh pipa dilewati oleh jalur pipa saluran air diberi
kompesasi ganti rugi yang layak.
saluran air untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat Kota Batu yang membutuhkan
pasokan air bersih. Akan tetapi Pemerintah harus Masyarakat Menolak
mementingkan kepentingan masyarakat desa Kelurahan Ngaglik
yang dilalui oleh jalur pipa saluran air agar Tidak
Keberatan
masyarakat tersebut mendapatkan keuntungan
dalam proses pengelolaan yang dilakukan oleh Masyarakat yang memiliki tanah pribadi
Pemerintah. seperti sawah ingin mendapatkan ganti
Di sisi lain terdapat masyarakat yang rugi yang sesuai.
menolak pengelolaan Sumber Air Ngesong yang
dilakukan oleh Pemerintah, karena masyarakat
- Masyarakat pemilik lahan pribadi
menganggap pengelolaan yang dilakukan oleh mendapatkan kompensasi ganti rugi.
Pemerintah kurang maksimal. Pemerintah kurang - Masyarakat diberikan pelayanan yang
memperhatikan kepentingan masyarakat desa maksimal dan dapat tercukupi kebutuhan
yang dilewati oleh jalur pipa saluran air. akan air bersih.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 536
3. Kesepakatan/agreement yang dicapai Oleh karena itu Pemerintah melakukan alternatif
dalam pengelolaan terhadap Sumber Air lain dengan membelokkan jalur pipa saluran air
Ngesong di Kota Batu ke daerah yang bisa dilalui dan ditanami pipa
a) Upaya pendekatan yang dilakukan oleh saluran air. Pemerintah melakukan upaya
Pemerintah kepada Masyarakat Sekitar tersebut untuk mencegah terjadinya konflik yang
Pendekatan dilakukan oleh Pemerintah terus-menerus terjadi dan sebagai bentuk upaya
kepada masyarakat untuk memunculkan suatu Pemerintah untuk tidak memaksakan kegiatan
kesepakat/agreement antara Pemerintah sebagai pengelolaan sumber air melewati daerah
pihak yang pro dan masyarakat sebagai pihak masyarakat yang menolak dilewati jaur pipa
yang kontra. Kesepakatan/agreement yang saluran air. Alternatif pembelokkan jalur pipa
dicapai harus menguntungkan kedua belah pihak saluran air dilakukan agar Pemerintah tetap dapat
sehingga dari Pemerintah dan masyarakat tidak memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batu
merasa dirugikan dengan kesepakatan yang akan air bersih.
dicapai. Kesepakatan dicapai dengan mengambil Kesepakatan juga terjadi dengan masya-
jalan tengah antara permasalahan yang terjadi rakat daerah sumber air yang ikut memanfaatkan
antara pihak yang pro dan kontra agar terjadi Sumber Air Ngesong untuk memenuhi kebu-
kesinambungan antara Pemerintah dengan tuhan mereka akan air bersih. Kesepakatan yang
masyarakat dalam pengelolaan Sumber Air diambil dengan cara sosialisai kepada
Ngesong. masyarakat pengguna sumber air tersebut dengan
Pemerintah dalam melakukan pendekatan memberitahuakan alasan mengelola Sumber Air
kepada masyarakat sekitar dengan melakukan Ngesong karena debet air yang ada masih bisa
fasilitasi dan mediasi. Hal ini diharapkan dapat memungkinkan untuk dikelola dalam rangka
mengatasi permasalahan yang terjadi antara memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batu.
Pemerintah dengan masyarakat. Pendekatan yang Pemerintah selain melakukan sosialisasi kepada
dilakukan Pemerintah dengan melakukan masyarakat juga melakukan upaya pelestarian
sosialisasi kepada masyarakat agar mereka dapat Sumber Air Ngesong agar kuantitas dan kualitas
mengetahui maksud dan tujuan dari Pemerintah air yang ada dapat tetap terjaga dan bisa
untuk melakukan pengelolaan sumber air mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Batu
ngesong sehingga masyarakat dapat berpar- maupun masyarakat sekitar sumber air.
tisipasi di dalam pengelolaannya agar tercipta c) Kerjasama yang dilakukan antara pihak
kesepakatan yang menguntungkan kedua belah yang pro dan kontra didalam
pihak. Pendekatan merupakan salah satu upaya Pengelolaan Sumber Air Ngesong
Pemerintah dalam menyalurkan pendapat Kerjasama antara Pemerintah dan
masyarakat agar menyetujui kegiatan Pemerintah masyarakat dalam pengelolaan Sumber Air
dengan tetap memperhatikan kepentingan masya- Ngesong dengan sama-sama saling menjaga
rakat, khususnya masyarakat di sekitar sumber kelestarian dan ketersedian pasokan air di
air maupun masyarakat desa yang dilewati oelh Sumber Air Ngesong agar debet air dapat
jalur pipa saluran air. semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan
b) Kesepakatan/agreement yang dicapai masyarakat di Kota Batu. Kerjasama yang
antara Pemerintah dengan Masyarakat dilakukan oleh Pemerintah, swasta dan
Sekitar sumber air masyarakat mengenai pengelolaan sumber air
Upaya Pemerintah dalam mencapai ngesong diterapkan dalam pembangunan fisik.
kesepakatan kepada masyarakat terlihat dengan Hal ini dimaksudkan bahwa Pemerintah bertugas
kesepakatan yang dilakukan Pemerintah kepada untuk merencanakan, memantau dan me-
masyarakat yang keberatan dan menolak ngevaluasi pengelolaan sumber air ngesong agar
pengelolaan terhadap Sumber Air Ngesong. dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
Kesepakatan yang dilakukan berupa pembetulan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
kembali fasilitas umum seperti jalan umum yang Kota Batu akan air bersih. Keterlibatan sektor
telah di gali untuk penanaman pipa-pipa saluran swasta ini dari terpilihnya pemenang tender
air dan pemberian dana kompensasi untuk desa- untuk melaksanakan proyek pengelolaan sumber
desa yang dilewati oleh jalur pipa untuk air. Pihak swasta melakukan tugas secara teknis
pembangunan di desa tersebut. Selain itu untuk dalam pemasangan pipa-pipa saluran air yang
warga pemilik lahan pribadi yang dilewati jalur akan menyalurkan air kepada masyarakat Kota
pipa saluran air juga diberikan kompensasi ganti Batu yang membutuhkan air. Kerjasama
rugi lahan secara perororangan kepada warga. masyarakat dengan ikut serta dalam pembetulan
Di sisi lain masih terdapat masyarakat yang kembali fasilitas umum seperti jalan umum yang
tetap menolak daerahnya dilalui oleh pipa telah digali untuk penanaman pipa-pipa saluran
saluran air walau diberi kompensasi ganti rugi. air.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 537
Kesimpulan layak. Masyarakat di Kelurahan Ngaglik
1. Pihak-pihak yang pro terhadap pengelolaan merasa keberatan karena masyarakat yang
Sumber Air Ngesong terdiri dari memiliki tanah pribadi seperti sawah ingin
BAPPEDA, Dinas Cipta Karya dan PDAM. mendapatkan ganti rugi yang sesuai atas
BAPPEDA bertugas merencanakan lahan yang diewati sebagai jalur pipa-pipa
program pembangunan, Dinas Cipta Karya saluran air.
bertugas mengadakan pembinaan 3. Pendekatan yang dilakukan oleh
pengendalian pengawasan dan evaluasi Pemerintah dilakukan dengan menerbitkan
kepada PDAM dan PDAM bertugas surat pemberitahuan kepada pihak
melakukan penambahan cakupan pelayanan kecamatan kemudian kepada kelurahan
air minum kepada masyarakat, pengadaan masing-masing kemudian dari kelurahan
dan pemasangan pipa transmisi dan memberikan surat kepada wilayah yang
distribusi baru dan pengembangan jaringan dilewati melalui RT dan RW. Selain itu
baru. Kemudian BAPPEDA dan SKPD pendekatan juga dilakukan dengan
terkait saling melakukan koordinasi untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat
memunculkan RISPAM sebagai rencana dengan mendatangi rumah warga secara
induk dalam melakukan proses pengelolaan langsung.
terhadap Sumber Air Ngesong. 4. Kesepakatan/agreement yang telah dicapai
2. Pihak-pihak yang kontra terdiri dari antara Pemerintah dan masyarakat dalam
masyarakat di Desa Gunung Sari, Desa bentuk pembetulan kembali fasilitas umum
Sumberejo dan Kalurahan Ngaglik. seperti jalan umum yang ditanami pipa-pipa
Masyarakat di Desa Gunung Sari merasa saluran air, pemberian kompensasi kepada
keberatan karena masyarakat tidak ingin masyarakat pemilik lahan pribadi yang
kekurangan persediaan air bersih pada saat dilewati oleh jalur pipa saluran air selain itu
musim kemarau dan masyarakat tidak ingin Pemerintah berkewajiban menjaga dan
lahan pribadi seperti sawah dilalui oleh melestarikan Sumber Air Ngesong agar
jalur pipa saluran air. Masyarakat di Desa debet air tetap terjaga untuk mencukupi
Sumberejo merasa keberatan karena kebutuhan masyarakat Kota Batu.
masyarakat tidak ingin lahan pribadinya 5. Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah,
rusak akibat dilewati oleh jalur pipa saluran swasta dan masyarakat mengenai
air, pembetulan jalan akibat proses pengelolaan Sumber Air Ngesong
penggalian tanah tidak maksimal dan diterapkan dalam pembangunan fisik pada
menjadi rusak serta kompensasi gantu rugi proses penanaman pipa-pipa saluran air.
atas lahan pribadi yang diberikan tidak

Daftar Pustaka

Dwijowijoto, Riant Nugroho. (2011) Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan evaluasi.
Jakarta, PT. Gramedia
Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1989. Surabaya. Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur.
Habermas, Jurgen. (1998c) The Incusion of The Other: Studies in Political Theory. Cambridge, MIT
Press.
Hardiman, F. Budi. (2009) Demokrasi Deliberatif: Menimbang Negara Hukum dan Ruang Publik
Dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Yogyakarta, Kanisus.
Kadoatie Robert J., Sjarief Roestam. (2005) Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta,
Andi.
Peraturan Walikota Batu Nomor 66 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Dan Fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batu (c3). Batu, Walikota Batu.
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Regional 2013-2017. Batu, Perusahaan Daerah Air Minum
Kota Batu.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Batu Tahun 2007-2012. Batu, Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Batu.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu 2010 – 2030. Batu, Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Kota Batu.
Sunaryo Trie M, Walujo Tjoek, dan Hernanto Aris. (2005) Pengelolaan Sumber Daya Air Konsep dan
Penerapannya. Malang, Bayumedia
Winarno, Budi. (2002)Kebijakan dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta, Media Pressindo

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 532 -538 | 538

You might also like