Professional Documents
Culture Documents
Gliserolisis CPO Menara Perkebunan 2019
Gliserolisis CPO Menara Perkebunan 2019
321
p-ISSN: 0215-9318/ e-ISSN: 1858-3768 Accreditation Number: 21/E/KPT/2018
Tri-PANJI1)*), Irma KRESNAWATY1), Firda DIMAWARNITA1), Susy SAADAH2), Tri AMININGSIH3) &
Mira MIRANTI3)
1) PusatPenelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, Jl. Taman Kencana No.1, Bogor 16128,
Jawa Barat, Indonesia
2)Program Studi Biokimia Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB Dramaga Bogor 16680, Jawa Barat,
Indonesia
3)Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor 16143. Jawa Barat, Indonesia
teramobil silika gel ialah pH 8 temperatur 30 °C. membutuhkan energi dan biaya produksi yang
Seluruh lipase teramobil lebih stabil dibandingkan tinggi.
enzim bebas sejak penyimpanan pada minggu Proses gliserolisis menggunakan enzim lipase
pertama. Waktu optimum produksi DAG dengan sebagai biokatalis memerlukan energi yang relatif
lipase teramobil pada CaCO3 ialah selama 18 jam rendah serta menghasilkan produk dengan
menghasilkan kadar DAG sebesar 34,49% dan kualitas yang lebih baik. Proses tersebut juga
MAG 29,22% dari substratnya. aman karena bekerja pada suhu kamar dan
tekanan 1 atm (Zhonget al., 2013). Keunggulan
[Kata kunci: gliserolisis enzimatik, lipase, DAG,
lain penggunaan lipase dalam industri makanan
MAG, amobilisasi enzim]
adalah reaksi hidrolisis yang dikatalisis bersifat
spesifik.
Pendahuluan
Modifikasi CPO oleh enzim lipase yang
Indonesia merupakan penghasil minyak sawit memiliki spesifisitas reaksi 1,3-gliserida,
mentah (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia. menghasilkan gliserida dengan produk utama
Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha diasilgliserol (DAG) dan produk samping
Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produksi CPO monoasilgliserol (MAG), serta asam lemak bebas
tahun 2017 mencapai 38,17 juta ton dan dan gliserol. Oleh karena itu, saat ini pembuatan
diprediksi akan meningkat pada tahun 2018 DAG dan MAG lebih diarahkan pada proses
(Sitanggang, 2018). Sekitar separuh dari minyak enzimatis dengan menggunakan lipase yang
sawit Indonesia diekspor dan sebagian besar berasal dari mikroba sebagai biokatalisator.
dalam bentuk bahan mentah CPO. Padahal, Namun, ketersedian enzim lipase spesifik 1,3
produk olahan minyak sawit baik pangan maupun untuk produksi DAG yang masih terbatas dan
oleokimia, memiliki nilai jual yang jauh lebih harga lipase impor yang mahal (Rp 25 juta per kg)
tinggi dibanding CPO. Teknologi pengolahan menyebabkan produksi DAG secara enzimatis
minyak nabati dapat dikembangkan untuk minyak dari CPO belum berkembang di Indonesia.
kelapa sawit di dalam negeri, antara lain untuk Dengan pengembangan teknologi produksi lipase
produksi DAG dan MAG. amobil yang dapat digunakan secara berulang,
Minyak yang kaya DAG dapat berfungsi diharapkan komponen biaya produksi DAG dan
sebagai minyak sehat (healthy oil) karena dapat MAG akan semakin murah dan ketergantungan
mencegah akumulasi lemak dalam tubuh dan akan impor enzim lipase akan semakin berkurang.
memperbaiki rasio kolesterol serum darah (Lo et Amobilisasi enzim merupakan metode untuk
al., 2008). DAG bersama-sama dengan MAG juga membuat enzim tidak bergerak, sehingga enzim
dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan secara berulang pada proses
pangan, produk farmasi, nutrifikan, ataupun biokonversi secara batch. Enzim amobil juga
nutrasetikal. Menurut Cheong & Lai (2009); Eom dapat digunakan pada biokonversi secara kontinu
et al. (2010) dan Yuan et al. (2010), DAG dapat sampai periode tertentu tergantung stabilitas
berfungsi sebagai minyak sehat karena enzim amobil. Dengan cara ini, biokonversi
metabolisme DAG menjadi energi berlangsung enzimatis akan lebih praktis (Garcia et al. 2011)
secara efisien, sehingga akumulasi lemak dalam dan dapat dilakukan lebih mudah dan murah
tubuh (body fat) dapat dicegah. DAG juga dapat dibandingkan dengan penggunaan enzim bebas.
menurunkan kadar Low Density Lipoprotein Amobilisasi enzim telah berhasil dilakukan untuk
(LDL), trigliserida (TG), dan menjadi inhibitor enzim desaturase dan enzim lipase (Ren et al.,
plasminogen. Di samping itu, campuran DAG 2011; Suharyanto et al., 2011; Tri- Panji et al.,
dengan MAG dapat digunakan sebagai surfaktan 2014). Namun, aktivitas dan stabilitas lipase
(Feltes et al., 2013). masih perlu ditingkatkan. Penggunaan enzim
Minyak sehat nabati dijumpai pertama kali di amobil juga memungkinkan proses biokonversi
pusat pertokoan kota Atlanta dan Chicago pada dilakukan secara kontinu. Tri-Panji et al. (2008)
awal tahun 2003. Minyak goreng dengan merk telah melakukan fermentasi CPO dengan
dagang Enova Oil mengandung DAG 50% Neurospora sitophila dan dilaporkan mampu
dipasarkan dengan harga sekitar US$ 8.45 per kg, memproduksi lipase spesifik 1,3-gliserida.
atau berkisar 5 kali harga minyak goreng biasa. Kapang lokal jenis ini dikenal aman (edible) dan
Minyak goreng ini belum beredar di pasaran tidak mengandung mikotoksin karena biasa
Indonesia. digunakan dalam pembuatan oncom merah.
DAG dan MAG dapat diproduksi melalui Kapang lokal lain seperti Rhizopus sp. yang
proses kimiawi maupun enzimatis. Proses dikenal sebagai jamur tempe, juga aman dari
gliserolisis kimiawi dengan cara pencampuran resiko adanya mikotoksin. Teknologi amobilisasi
gliserol, minyak atau lemak alami, dan katalis ini diharapkan juga dapat diterapkan untuk
alkali menghasilkan produk DAG berwarna gelap amobilisasi enzim lain seperti protease, amilase,
dengan rasa yang tidak enak, serta terbentuknya pektinase yang dibutuhkan dalam pengembangan
senyawa toksik (Jamlus et al., 2016; Treichel et agroindustri berbasis CPO dan produk primer
al., 2010). Selain itu gliserolisis secara kimiawi lainnya di Indonesia.
12
Menara Perkebunan 2019, 87(1), 11-19
dengan amobilisasi menggunakan zeolit. DAG/TAG = 0,23, jauh lebih besar dibandingkan
Amobilisasi dengan silika gel dan CaCO3 dilaku- rasio ALB/TAG yang bernilai 0,04 (Tabel 1).
kan masing-masing menurut Kawakami et al. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa waktu
(2011) dan Sawangpanya et al. (2010). optimum produksi DAG ialah selama 15 jam.
Pengaruh pH, suhu, dan waktu penyimpanan Amobilisasi lipase Rhyzopus oryzae pada
terhadap stabilitas lipase amobil padatan pendukung
Stabilitas enzim amobil diteliti terhadap Empat bahan pendukung yang diuji untuk
pengaruh pH (antara pH 5-9), suhu (antara suhu amobilisasi lipase R. oryzae ialah zeolit, CaCO3,
25-40 oC), serta waktu penyimpanan (0-6 silika gel, dan tulang sapi. Persentase protein
minggu). Stabilitas terbaik dipilih berdasarkan enzim yang diserap pada setiap bahan pendukung
aktivitas tertinggi yang diperoleh pada kondisi dihitung dengan basis jumlah atau konsentrasi
tersebut. protein yang terkandung dalam larutan enzim
bebas adalah mula-mula =100%.
Optimasi gliserolisis CPO dengan lipase amobil
% Protein (enzim) teramobilisasi =
Gliserolisis dilakukan dengan mereaksikan
enzim amobil (hasil amobilisasi dengan zeolit dan
serbuk tulang) dengan campuran gliserolisis
dengan variasi komposisi: a) 0,8 g gliserol, 40 mL Nilai konsentrasi protein dapat diketahui
heksana, 50 mL buffer tris-HCl 0,05 M pH 7 dan dengan menggunakan data kalibrasi standar
2 g CPO (Tri-Panji et al., 2014) dan b) 0,8 g protein (gambar tidak ditampilkan), dimana kurva
gliserol, 20 mL heksana, 50 mL buffer tris-HCl ini memberikan konversi nilai absorbansi menjadi
dan 3 g CPO (Suharyanto et al., 2011). Kemudian nilai konsentrasi protein (Wulan et al., 2011).
campuran diinkubasi pada suhu kamar, pH 7, Persentase enzim (protein) yang teramobilisasi
dengan variasi waktu hingga 18 jam. Sampel hasil yang diperoleh dari selisih konsentrasi enzim
gliserolisis diambil setiap 6 jam, untuk dianalisis sebelum dan setelah amobilisasi terhadap
komposisinya. konsentrasi enzim awal, pada masing-masing
Analisis komposisi produk gliserolisis bahan pendukung secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 2.
Fraksi masa komponen TAG, DAG, MAG, Bahan pendukung CaCO3 menunjukkan
dan ALB dari reaksi gliserolisis dianalisis dengan kemampuan menyerap protein (enzim) tertinggi,
metode kromatografi lapis tipis/TLC (AOAC, yaitu sebesar 99,46%, dibandingkan tulang sapi
1995). Sebanyak 10 µL contoh ditotolkan sedikit (91,56%) dan zeolit (90,69%). Hal ini dapat
demi sedikit ke dalam lempeng TLC silika gel disebabkan oleh luas permukaan dan daya serap
G60 dan dielusikan dengan campuran petroleum CaCO3 yang lebih besar dibandingkan tulang sapi
benzene : dietileter : asam asetat glasial (90:10:1). dan zeolit. Semakin besar luas permukaan dan
Lempeng TLC yang sudah dielusikan daya serap bahan pendukung maka semakin besar
dibiarkan mengering terlebih dahulu, kemudian konsentrasi protein yang dapat terabsorpsi (Zou et
visualisasi noda dilakukan dengan menggunakan al.,2014). Dari sisi struktur bahan, CaCO3
uap iodine. Kristal iodine dituangkan ke dalam merupakan garam yang memiliki intermolekul
cawan petri hingga rata. Lempeng TLC yang dengan larutan lipase cukup baik (Wulan et al.,
sudah kering diletakkan di atas cawan petri 2011).
selama dua menit (hingga terlihat noda cokelat). Tulang sapi merupakan adsorben organik yang
Noda yang terlihat langsung diberi tanda sudah dideproteinasi dan didemineralisasi,
menggunakan pensil. Dari luas noda yang meninggalkan pori yang dapat diisi oleh zat lain.
dihasilkan, kemudian dihitung persentase fraksi Dengan pori yang besar dan luas permukaan yang
masa masing-masing komponen (DAG, TAG, besar, tulang sapi dapat menyerap lipase dengan
ALB, dan MAG) dalam campuran. baik (Kharratet al., 2011). Zeolit merupakan
padatan kristal yang telah digunakan secara luas
Hasil dan Pembahasan dalam adsorpsi molekul. Zeolit memiliki gugus
Produksi dan uji spesifitas enzim lipase Rhizopus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen
oryzae yang kuat dengan enzim. Selain itu, zeolit
memiliki permukaan heterogen yang cocok
Lipase yang diisolasi dari filtrat kultur R. dengan beberapa sisi adsorpsi enzim (Datta et al.,
oryzae memiliki spesifitas tinggi terhadap 2013).
trigliserida/TriAsil Gliserol (TAG), terlihat dari Silika gel menunjukkan aktivitas terendah
data perbandingan luas area TAG, DAG, MAG, dalam menyerap lipase, yaitu sebesar 59,63%.
dan ALB (Tabel 2). Suatu lipase akan bersifat Silika adalah material Si yang porous dan
spesifik 1,3 jika nilai perbandingan DAG/TAG amorphous. Silika gel merupakan partikel
lebih besar dari ALB/TAG (Valério et al., 2010). adsorben alamiah, dimana zat ini akan menyerap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
14
Menara Perkebunan 2019, 87(1), 11-19
Tabel 1. Komposisi hasil gliserolisis CPO dengan menggunakan enzim lipase bebas
Table 1. The composition of glycerolysis result of CPO by using free lipase enzyme
air dengan batas tertentu. Kemampuan adsorpsi dengan atom hidrogen lainnya terputus, sehingga
permukaan dan intra molekul silika gel sudah enzim terdenaturasi. Kondisi pH tinggi
terbukti luas. Namun, silika gel yang berbentuk mengakibatkan ion -OH berikatan dengan atom
padat memiliki kekuatan tarik antar partikel yang hidrogen dari gugus COO- enzim, membentuk
rendah sehingga menyebabkan daya adsorpsi H2O. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya ikatan
silika gel rendah (Wulan et al., 2011). Selain itu, antara atom hidrogen dengan nitrogen atau
permukaan silika gel tidak bersifat inert dengan oksigen, sehingga struktur enzim mengalami
lipase (Yanget al., 2010). kerusakan (Rodrigues et al., 2013).
Pada Gambar 1 terlihat bahwa pH optimum
Pengaruh pH terhadap kestabilan lipase lipase bebas sama seperti pH optimum lipase
teramobil teramobil pada tulang sapi yaitu pada pH 7.
Lingkungan dimana enzim akan mengkatalis Namun pH optimum untuk lipase yang teramobil
reaksi harus berada pada kondisi optimum enzim pada zeolit, CaCO3, dan silika gel diperoleh pada
untuk bereaksi. Zona ini diberikan oleh parameter pH 8. Hal ini menunjukkan matriks bersifat
derajat keasaman (pH). Setiap enzim memiliki polianion. Pendistribusian ion hidroksida yang
karakter yang berbeda dimana kondisi optimum berbeda antara yang dekat dengan permukaan dan
pH lingkungan akan spesifik untuk tiap enzim. yang di dalam matriks, dimana muatan positif
Kondisi pH yang jauh dari kondisi spesifik ini dekat dengan sisi pengikatan enzim,
akan menyebabkan inaktivasi enzim karena enzim mengakibatkan enzim yang teramobil pada zeolit,
mengalami kerusakan struktur protein (Kharrat et CaCO3, dan silika gel memiliki pH optimum yang
al., 2011). lebih tinggi dibandingkan pH optimum pada
Penurunan pH menjadi kondisi asam lipase bebas (Tran et al., 2011).
menyebabkan penurunan aktivitas, begitu juga
Pengaruh suhu terhadap kestabilan lipase
kenaikan pH menjadi basa dapat menyebabkan
teramobil
struktur enzim menjadi rusak. Kondisi pH yang
terlalu rendah mengakibatkan ion H+ akan Seperti halnya perubahan kondisi pH, aktivitas
berikatan dengan –NH2 pada struktur asam amino enzim sangat dipengaruhi oleh temperatur
protein membentuk –NH3+. Proses pengikatan (Gambar 2). Laju reaksi akan meningkat sejalan
tersebut menyebabkan ikatan antara atom nitrogen dengan kenaikan temperatur sampai pada batas
15
Gliserolisis enzimatik CPO dengan lipase amobil untuk produksi diasil…………………………………….(Tri-Panji et al.)
Gambar 1.
Pengaruh pH pada aktivitas lipase amobil
Figure 1. The effect of pH on the activity of immobilized lipase
optimalnya, kemudian aktivitas akan menurun ini mungkin merupakan hal yang diinginkan,
setelah melewati kondisi tersebut karena enzim karena suhu operasional yang lebih tinggi akan
akan mengalami denaturasi. Suhu yang terlalu memperkecil resiko kontaminasi oleh beberapa
rendah akan menyebabkan aktivitas enzim kurang jenis mikroba yang hanya bekerja optimal pada
baik (Nelson, 2008). suhu di bawah suhu kamar.
Pada Gambar 2 terlihat bahwa temperatur
optimum lipase bebas sama seperti temperatur Kestabilan lipase R. oryzae amobil selama
optimum lipase teramobil pada zeolit, silika gel, penyimpanan
dan tulang sapi yaitu sebesar 30°C. Namun terjadi Penyimpanan lipase amobil dalam jangka
peningkatan temperatur optimum pada lipase waktu dan pada suhu tertentu adalah salah satu
teramobil pada CaCO3 yaitu sebesar 35°C. faktor kunci yang cukup dipertimbangkan. Enzim
Amobilisasi lipase R. oryzae pada CaCO3 dapat umumnya tetap aktif saat disimpan pada suhu
mengakibatkan meningkatnya termostabilitas rendah, dikarenakan lipase cenderung untuk
enzim dan memperluas potensi bioteknologi, menjaga struktur aslinya (Yesiloglu & Sit, 2011).
karena bioproses yang berjalan pada suhu yang Atas dasar tersebut lipase disimpan pada suhu
lebih tinggi dapat meningkatkan tingkat difusi, 4°C. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap
menurunkan viskositas substrat, dan meningkat-
kan kelarutan reaktan (Ghattas et al., 2014). Hal
16
kestabilan lipase bebas dan lipase teramobil dapat dilihat pada Gambar 3.
Menara Perkebunan 2019, 87(1), 11-19
Gambar 3. Pengaruh waktu penyimpanan pada suhu 4oC terhadap aktivitas lipase amobil
Figure 3. Effect of storage at 4oC on the activity of immobilized lipase
Lipase teramobil lebih stabil dibandingkan menunjukkan bahwa lipase amobil juga bersifat
enzim bebas dikarenakan dukungan matriks yang spesifik 1,3 gliserida.
mencegah proses yang terjadi antarmolekul Produksi MAG dan DAG melalui gliserolosis
seperti proteolisis dan agregasi, oleh karena itu menggunakan lipase amobil (Tabel 3) jauh lebih
menciptakan molekul enzim yang lebih kaku tinggi dibandingkan dengan produksi MAG dan
(Yesiloglu & Sit, 2011). Lipase teramobil pada DAG menggunakan lipase bebas (Tabel 1).
CaCO3 memiliki stabilitas yang paling tinggi Waktu optimum untuk produksi DAG dan MAG
dibandingkan lipase teramobil pada media lain menggunakan lipase bebas berbeda dibandingkan
yang diuji. Lipase teramobil pada CaCO3 masih dengan yang menggunakan lipase amobil.
menunjukkan aktivitasnya pada penyimpanan Produksi MAG optimum menggunakan lipase
selama 5 minggu dan menurun pada minggu ke-6. bebas sebesar 13,00% diperoleh pada waktu
gliserolisis selama 24 jam, sedangkan produksi
Optimasi aktivitas gliserolisis dengan lipase DAG optimum sebesar 18,41% diperoleh pada
teramobil pada CaCO3 waktu gliserolisis selama 15 jam (Tabel 1).
Lipase yang teramobil pada media terbaik, Produksi DAG dan MAG optimum dengan
yaitu pada padatan CaCO3, memiliki aktivitas gliserolisis menggunakan lipase teramobilisasi
gliserolisis optimum untuk produksi DAG dan pada CaCO3 dicapai pada waktu kontak yang
MAG pada waktu inkubasi yang sama, yaitu 18 sama, yaitu 18 jam (Tabel 3). Dengan demikian
jam. Pada kondisi ini, kadar DAG yang diperoleh metode produksi DAG dengan lipase amobil ini
sebesar 34,49% dan MAG sebesar 29,22% (Tabel sekaligus sesuai untuk produksi MAG. Produksi
3). Kadar ini jauh lebih tinggi dibandingkan DAG pada kondisi ini mencapai angka sebesar
dengan kadar DAG dan MAG yang dihasilkan 34,49 %, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
oleh lipase bebas, yaitu masing-masing sebesar yang dihasilkan menggunakan lipase bebas
18,41% dan 13,00% (Tabel 1). Dengan demikian, sebesar 18,41%. Sedangkan MAG yang diperoleh
amobilisasi lipase menghasilkan beberapa pada waktu optimum tersebut mencapai 29,22%,
keuntungan, yaitu enzim lebih stabil, dapat juga jauh lebih tinggi dibandingkan yang dihasil-
digunakan kembali untuk proses berulang, dan kan melalui gliserolisis dengan lipase bebas
aktivitasnya lebih tinggi dibandingkan enzim sebesar 13%. Kandungan TAG berkebalikan
bebas. Terlihat pada Tabel 3 bahwa data dengan kandungan DAG dan MAG, karena
komposisi hasil gliserolisis berupa rata-rata kandungan TAG tersebut merupakan sisa TAG
persentase rasio DAG/TAG jauh lebih besar yang tidak/ belum terkonversi menjadi DAG dan
dibandingkan rata-rata rasio ALB/TAG. Hal ini MAG.
17
Gliserolisis enzimatik CPO dengan lipase amobil untuk produksi diasil…………………………………….(Tri-Panji et al.)
Tabel 3. Komposisi campuran hasil gliserolisis CPO menggunakan enzim lipase amobil
Table 3. The composition mixture resulted fromCPO glycerolysis with immobilized lipase enzyme
Agaian G, Ridhawati MM, Chumaidi A & Jamlus NNA, Salimon J & Derawi D (2016).
Hendrawati N (2017). Hidrolisis Minyak Enzymatic glycerolysis of methyl laurate
Kelapa Dengan Lipase Terimobilisasi Zeolit utilizing Candida antarctica Lipase
pada Pembuatan Perisa Alami. Jurnal Bahan b. Malaysian Journal of Analytical
Alam Terbarukan 5(2), 84-91. Sciences 20(6), 1365-1372.
Cheong LZ & Lai OM (2009). Diacylglycerol oil: Kawakami, Koei, Yasuhiro Oda, & Ryo
Healthful or hype?. Inform (champaign) Takahashi (2011). "Application of a
20(6), 391-393. Burkholderia cepacia lipase-immobilized
silica monolith to batch and continuous
Datta S, Christena LR & Rajaram YRS (2013). biodiesel production with a stoichiometric
Enzyme immobiliation: an overview on mixture of methanol and crude Jatropha
oil." Biotechnology for biofuels 4 (1)42.
18
Menara Perkebunan 2019, 87(1), 11-19
Kharrat N, Ali YB, Marzouk S, Gargouri YT & Tri-Panji, Palilingan SC & Artika IM (2014).
Karra-Châabouni M (2011). Immobilization of Optimasi produksi enzimatis diasilgliserol
Rhizopus oryzae lipase on silica aerogels by melalui gliserolisis kontinu. Jurnal Teknologi
adsorption: Comparison with the free dan Industri Pangan 25(1), 16.
enzyme. Process Biochemistry 46(5), 1083-
Tri-Panji, Suharyanto& Arini N (2008). Lipase
1089.
spesifik 1,3-gliserida dari fungi lokal untuk
Lo SK, Tan CP, Long K, Yusoff MSA & Lai OM biokonversi CPO menjadi diasilgliserol.
(2008). Diacylglycerol oil—properties, Menara Perkebunan 76(1), 11-22.
processes and products: a review. Food and
Valério A, Rovani S, Treichel H, de Oliveira D &
Bioprocess Technology 1(3), 223.
Oliveira JV (2010). Optimization of mono and
Nelson DL, Cox MM (2008). Lehninger: diacylglycerols production from enzymatic
Principles of Biochemistry 5th Edition. New glycerolysis in solvent-free systems.
York: WH Freeman and Company. Bioprocess and biosystems engineering 33(7),
805-812.
Palilingan SC (2013). Optimasi produksi
enzimatis diasilgliserol dari CPO dengan Wulan PP, Rejoso MT & Hermansyah H (2011).
sistem kontinu. [Tesis]. Bogor (ID) : Sekolah Reaksi hidrolisis minyak zaitun menggunakan
Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.2013. lipase Rhizopus oryzae yang di imobilisasi
melalui metode adsorpsi. Departemen Teknik
Ren Y, Rivera JG, He L, Kulkarni H, Lee DK &
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Messersmith P B (2011). Facile, high
Indonesia, Depok, Laporan Penelitian.
efficiency immobilization of lipase enzyme on
magnetic iron oxide nanoparticles via a Yang G, Wu J, Xu G & Yang L (2010).
biomimetic coating. BMC biotechnology, Comparative study of properties of
11(1), 63. immobilized lipase onto glutaraldehyde-
activated amino-silica gel via different
Rodrigues RC, Ortiz C, Berenguer-Murcia Á,
methods. Colloids and Surfaces B:
Torres R & Fernández-Lafuente R (2013).
Biointerfaces 78(2), 351-356.
Modifying enzyme activity and selectivity by
immobilization. Chemical Society Reviews, Yesiloglu Y &Sit L (2011). Biochemical
42(15), 6290-6307. properties of free and immobilized Candida
rugosa lipase onto Al2O3: a comparative
Sawangpanya N Muangchim C& Phisalaphong M
study. Artifiacial cells, blood substitutes and
(2010). Immobilization of lipase on CaCO3
bitechnology 39,247-251.
and entrapment in calcium alginate bead for
biodiesel production. Sci J UBU. Vol. 1. No. Yuan Q, Ramprasath VR, Harding SV, Rideout
2. 46-51. TC, Chan YM & Jones JH (2010).
Diacylglycerol oil reduces body fat but does
Sitanggang Togar (2018). Refleksi Industri
not alter energy or lipid metabolism in
Kelapa Sawit 2017 dan Prospek 2018.
overwight, hypertriglyceridemic women. The
https://gapki.id/news/4140/refleksi-industri-
Journal of Nutrition 140(6), 1122-1126.
kelapa-sawit-2017-dan-prospek-2018. Diakses
pada 19 Oktober 2018. Zhong N, Li L, Xu X, Cheong LZ, Xu Z & Li B
(2013). High yield of monoacylglycerols
Suharyanto, Tri-Panji& Perwitasari U (2011).
production through low‐temperature chemical
Optimasi Produksi Diasilgliserol dari Crude
and enzymatic glycerolysis. European
Palm Oil Menggunakan Lipase Spesifik 1,3-
Journal of Lipid Science and
gliserida dari Rhizopus oryzae TP-2. Menara
Technology 115(6), 684-690.
Perkebunan 79(1), 23-29.
Zou B, Hu Y, Cui F, Jiang L, Yu D& Huang H
Tran D N, & Balkus Jr KJ (2011). Perspective of
(2014). Effect of surface modification of low
recent progress in immobilization of
cost mesoporous SiO2 carriers on the
enzymes. Acs Catalysis 1(8), 956-968.
properties of immobilized lipase. Journal of
Treichel H, de Oliveira D, Mazutti MA, Di Colloid and interface science 417,210-216.
Luccio M & Oliveira JV (2010). A review on
microbial lipases production. Food and
bioprocess technology 3(2), 182-196.
19
20