You are on page 1of 12

Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol.

23(1):105-116 P-ISSN : 1410-8852 E-ISSN : 2528-3111

Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan


Hidrodinamika di Pesisir Teluk Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat

Guntur A. Rahmawan1*, Ulung J. Wisha1, Wisnu A. Gemilang1, Ilham1 dan


Semeidi Husrin2
1Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir, Kementerian Kelautan dan Perikanan
2Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Jl. Raya Padang Painan KM. 16 Bungus, Padang, Sumatera Barat 25245
Email: guntura06@gmail.com

Abstract

Accumulated Sediment Prediction Based on Bathymetry Survey and Hydrodynamics Approach in


Mandeh Coastal Bay, Pesisir Selatan Regency, West Sumatera

Mandeh Bay is a semi-enclosed water area that there are two main estuaries, Mandeh and
Nyalo River estuary. The sedimentation issue has been gotten worse due to the massive
development in the coastal area. This study aims to determine the sediment accumulation within
Mandeh bay and its distribution patterns. The measurement of sedimentation rate applied in the
Mandeh and Nyalo Estuaries. Oceanography parameters (tides and currents) recorded for 30 days
measurement. The thickness of sediment accumulation was predicted by applying a single beam
echosounder dual-frequency. The calculation of sediment volume was done using a frustum
formula grid of 10 x10 meters. The flow model approach was also simulated to depict the
distribution pattern of sediment. The thickness of sediment accumulation categorized into five
spatial categories that are 0-0.3m, 0.4-0.6m, 0.7-0.9,1-1.2m, and 1.3-1.5m. The sedimentation rate in
Mandeh estuary ranged from 60.85 up to 62.16 g.m-2.day-1, while in Nyalo estuary is approximately
48.86 g.m-2.day-1. The tidal current speed that is weak ranged from 0-0.05 m/s induces the sediment
accumulation which mainly occurs during the neap tidal conditions. The thickness of
sedimentation, which is approximately one meter, is identified around Mandeh River estuary and
several areas near Carocok Tarusan Port where the sediment intake takes place. Because of the
weak current features, the sedimentation event increased in this region.

Keywords: Sedimentation; bathymetry; hydrodynamics; Mandeh Bay

Abstrak

Teluk mandeh merupakan kawasan teluk semi tertutup yang mempunyai 2 muara sungai
besar yaitu sungai Mandeh dan sungai Nyalo. Masalah sedimentasi menjadi semakin parah karena
pengembangan wilayah pesisir yang masif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
ketebalan akumulasi sedimen di dalam Teluk Mandeh dan pola distribusinya. Pengukuran laju
sedimentasi dilakukan pada dua fokus area yakni muara Sungai Mandeh dan Sungai Nyalo.
Pengukuran parameter oseanografi (arus dan pasang surut) dilakukan selama 30 hari pengukuran.
Ketebalan akumulasi sedimen diukur menggunakan alat Single Beam Echosounder Dual Frekuensi.
Perhitungan volume sedimen dihitung dengan rumus frustum grid 10x10 meter. Simulasi flow model
juga dilakukan untuk mengetahui pola distribusi sedimen. Sebaran ketebalan sedimen yang dibagi
dalam 5 kategori spasial yakni 0-0,3m, 0,4-0,6m, 0,7-0,9,1-1,2m, dan 1,3-1,5m. Laju sedimentasi di
muara Sungai Mandeh berkisar antara 60,85 sampai 62,16 g.m -2.hari-1 dan di muara Sungai Nyalo
rata-rata 48,86 g.m-2.hari-1. Kecepatan arus pasang surut yang cukup lemah berkisar antara 0-0,05
m/s menyebabkan potensi akumulasi sedimen akan berlangsung terutama saat kondisi perbani.
Sedimen dengan ketebalan lebih dari 1 meter teridentifikasi di sekitar Sungai Mandeh dan

*) Corresponding author Diterima/Received : 09-10-2019, Disetujui/Accepted : 07-01-2020


www.ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt DOI: https://doi.org/10.14710/jkt.v23i1.6076
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

beberapa Kawasan Pelabuhan Carocok Tarusan dimana asupan sedimen mendominasi. Karena
karakteristik arus yang lemah, sedimentasi meningkat diwilayah ini.

Kata kunci : Sedimentasi; batimetri; hidrodinamika; Teluk Mandeh

PENDAHULUAN membentuk lingkungan delta. Hal ini akan


mempengaruhi distribusi tiap ukuran butir
Pengangkutan sedimen melalui sungai sedimen yang mencerminkan faktor fluiditas
ke lautan merupakan jalur yang penting dan energi pengendapan (Hidayat dan
dalam siklus geokimia global dan komponen Rozamuri, 2016). Salah satu penyebab
kunci dari sistem denudasi tanah (Walling et kerusakan terumbu karang yang terjadi di
al., 2003). Pengangkutan sedimen halus ke perairan teluk Mandeh diduga karena faktor
sungai merupakan fenomena alam, dan sedimentasi. Pentingnya manajemen pantai
dasar tingkatan sedimen dalam sistem fluvial yang berkelanjutan untuk pengembangan
sangat penting untuk proses penyaluran, wilayah pesisir telah diakui oleh pemerintah
heterogenitas habitat, dan fungsi ekologis kota dan pemerintah lokal (Phillips dan Jones,
(Foster et al., 2011). Rekam jejak 2006).
pengendapan sedimen dalam jangka waktu
panjang menunjukan bahwa fluks sedimen Manajemen pantai harus diarahkan
sungai dipengaruhi oleh banyak faktor, untuk mencapai penggunaan fisik yang
termasuk perubahan iklim, tataguna lahan optimal dan pengembangan sumber daya
yang secara tidak langsung meningkatkan pantai dengan memperhatikan elemen fisik
pengangkutan sedimen ke dalam aliran alami dari lingkungan pantai serta memenuhi
(Houben et al., 2006). Pengangkutan sedimen dasar kebutuhan sosial dalam lingkungan
ke aluran sungai di banyak daerah-daerah di pantai (Zacarias et al., 2011). Memahami
dunia meningkat karena banyaknya dinamika sedimen dalam lingkungan yang
perubahan area tangkapan air karena kompleks merupakan manajemen yang
aktivitas manusia seperti pertanian (Collins benar dan penting dalam proses mitigasi
dan Walling, 2007), pembukaan lahan hutan, atau perlindungan terhadap ekosistem dari
pembangunan, pertambangan dan dampak aktifitas manusia (Ferrarin et al.,
cekungan saluran air area perkotaan 2016). Pada kawasan perairan Teluk Mandeh
(Duerdoth et al., 2015). terdapat beberapa muara sungai utama
dan besar yang menjadi salah satu faktor
Perluasan lahan pertanian maupun pemicu peningkatan sedimentasi. Oleh
pembukaan lahan hutan secara intensif karena itu, penyelidikan transportasi sedimen
memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan secara eksperimental sangat butuh dilakukan
sedimen pada aliran air (Wagenhoff et al., (Villatoro et al., 2010).
2011). Hubungan antara bentuk saluran
sungai dan proses merupakan salah satu Beberapa penelitian terdahulu terkait
faktor pengaturan yang peka dari morfologi dengan sedimentasi belum banyak
sungai sebagai kontrol dan akibat dari proses dilakukan. Hidayat dan Rozamuri (2016)
fluvial (Brasington et al., 2003). Kawasan menganalisis granulometri di Sungai Mandeh
Mandeh dimanfaatkan oleh pemerintah dan Sungai Nyalo yang menunjukkan ukuran
kabupaten untuk dikembangkan menjadi butir pasir sedang hingga kasar. Selain itu,
daerah wisata (Mukhtar et al., 2016). Wisha et al. (2019) mensimulasikan arus
pasang surut dan pengaruhnya terhadap
Kegiatan pembalakan hutan mangrove distribusi sedimen di dalam Teluk Mandeh.
seluas 1,2 Ha di Kawasan Wisata Bahari Sehingga, sebuah studi terkait dengan
Terpadu Mandeh (KWBT), Kab.Pesisir Selatan akumulasi sedimen di teluk mandeh menjadi
dirusak (Mukhtar et al., 2016). Teluk Mandeh penting untuk dilakukan. Dalam penelitian ini
merupakan suatu daerah yang memiliki akan digunakan pendekatan model
lingkungan pengendapan transisional yakni hidrodinamika dan survei batimetri untuk
interaksi antara sungai dan laut yang mengetahui akumulasi sedimen di dalam

106 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Teluk Mandeh. Penelitian ini bertujuan unutuk posisi dan kedalaman yang terekam oleh
mengetahui ketebalan akumulasi sedimen tranducer. Ketebalan sedimen didapatkan
dan mekanisme distribusi sedimen di dalam dari selisih volume antara channel 1 sebagai
Teluk Mandeh. lapisan atas terhadap channel 2 sebagai
lapisan bawah. Perhitungan volume
MATERI DAN METODE menggunakan metode grid volume dengan
ukuran grid 10m x 10m pada areal
Pengukuran sedimentasi dilakukan pemeruman (Gambar 2).
dengan menggunakan Echosounder
Echotrack CVM Teledyne Odom Perhitungan grid menggunakan rumus
Hydrographic dual frekuensi. Pengambilan frustum seperti pada persamaan Rauf dan
data lapangan dilakukan melalui survei Winarno (2017). Dari hasil perhitungan volume
batimetri pada bulan mei tahun 2015 di tersebut dapat diketahui estimasi dan
sekitar perairan laut Teluk Mandeh. Sebelum sebaran ketebalan sedimen yang ada di
melakukan kegiatan pemeruman, tranducer perairan Teluk Mandeh tahun 2015.
yang terpasang harus melakukan
pengecekan barcheck (kalibrasi kedalaman)
menggunakan piringan logam yang
ditempatkan tepat dibawah tranducer
(Trincardi et al., 2014).

Piringan logam tersebut diatur pada


kedalaman 1 m dan 5 meterpada perairan
yang tenang untuk disesuaikan pada
pembacaan pada channel 1 maupun
channel 2 pada transducer. Channel 1
merupakan saluran dengan frekuensi tinggi
200 kHz yang mampu membaca nilai
kedalaman lapisan atas dasar laut,
sedangakan channel 2 berada pada
gelombang 33 kHz yang mampu menembus
lapisan lumpur. Kedua saluran gelombang
tersebut bekerja bersamaan tanpa
mengganggu satu sama lain. Untuk
mengetahui posisi kedalaman perairan maka
dihubungkan alat GPS yang terpasang pada
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian(Garis
kapal dan merekam posisi di laut sehingga
Merah wilayah laut)
tidak diperlukan kontrol horizontal dari titik
tetap yang ada di darat. Untuk
mendapatkan nilai kedalaman yang baik
desain lajur perum dibuat dengan interval
perekaman 200 meter tiap jalurnya dengan
pola yang sejajar paralel yaitu arah sonding
tegak lurus dan cenderung sejajar dengan
garis pantai (Nugraha et al., 2013).

Nilai kedalaman yang didapat


kemudian dikoreksi terhadap pasang surut
terhadap waktu pengukuran data pasang Gambar 2. Simulasi perhitungan grid volume
surut yang digunakan adalah data pasang
surut bulan mei 2015 yang di download dari Pengukuran data oseanografi
www.ioc-sealevelmonit oring.org/. dilakukan pada bulan Juni 2015 dengan
Kedalaman yang didapat setelah menggunakan alat ADCP (Acoustic Doppler
perhitungan pasang surut kemudian diolah Current Profiler) yang dapat merekam data
dan di plot untuk mendapatkan sebaran pasang surut dan arus laut. Data pasang

Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 107
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

surut yang diapatkan di lapangan akan dulu di laut tapi pecah di daerah pantai.
diolah dalam bentuk analisis julat pasang Akibatnya, energi gelombang akan terlepas
surut dan juga digunakan sebagai validasi secara frontal dengan kekuatan besar
model hidrodinamika. Sedangkan, data arus melalui hempasan (run up) gelombang ke
akan diolah dalam bentuk mawar arus. arah pantai dan daratan (Neves et al., 2012).
ADCP dipasang selama 30 hari selama bulan Pada saat kondisi laut pasang, run up
Juni-Juli 2018 pada kedalaman 20 meter. gelombang ini akan masuk lebih dalam ke
arah teluk dalam bentuk arus sepanjang
Simulasi model hidrodinamika pantai dan menggerus material yang mudah
merupakan sebuah pendeketan numerik lepas. Perairan Teluk Mandeh adalah
yang dapat menggambarkan kondisi perairan semi tertutup, arus cenderung lebih
oseanografi di perairan yang akan lemah sehingga mengakibatkan proses
ditampilkan pada empat kondisi ekstrim pengendapan yang berlangsung secara
pasang surut. Simulasi dilakukan sekali selama terus menerus (Wisha et al., 2019).
15 hari yang mewakili kondisi purnama dan
perbani. Data peralaman pasang surut juga Gambar 4 memperlihatkan profil
digunakan sebagai inputan model kedalaman dari Perairan Laut Mandeh.
hidrodinamika. Flow model dengan flixle Kemiringan topografi di Perairan Mandeh
mesh digunakan dalam simulasi ini yang Berkisar antara 0,02-0,72° termasuk kategori
didasarkan pada persamaan Navier-Stokes perairan laut yang landai dan terletak pada
yang terdiri dari permsamaan kontinuitas dan kedalaman antara 0-25 meter sejauh 1,5 km
momentum. dari bibir pantai Perairan Laut Mandeh ke
arah Perairan Laut Pulau Cubadak di sisi
HASIL DAN PEMBAHASAN bagian Timur. Sedangkan dari bibir Perairan
Laut Pulau Cubadak ke Arah Pulau Merak
Pada hasil pengamatan pada Gambar dan Perairan Lepas pantai mempunyai
3A menunjukkan kedalaman pada Teluk kedalaman rata-rata 0- 90 meter. Ada
Mandeh berkisar dari 25 – 50 m dan pada beberapa titik terdapatnya palung laut
Pulau Cubadak menunjukkan adanya palung dengan kedalaman yang bervariasi dengan
diwilayah tersebut dengan kedalam 225–255 kedalaman 100-150 m, dan 50-250 m.
m, yang diakibatkan oleh aktifitas Morfologi dasar perairan Teluk Mandeh yang
pergerakan lempeng yang saling menjauh cenderung datar berperan dalam
atau yang sering disebut divergen (Hendrizan pembentukan parameter fisis seperti
et al., 2016). gelombang dan arus (Wisha et al., 2019)
dimana masalah pendangkalan dapat
Berdasarkan data kedalaman laut menyebabkan melemahnya dinamika massa
pada Gambar 3B dan dihubungkan dengan air di dalam teluk sehingga akumulasi
morfologi pantai terdapat adanya sedimen cenederung meningkat dan
perbedaan kemiringan morfologi dasar laut akhirnya dapat merubah bentukan dasar
yang cukup besar dari pantai (zona pasang perairan (Wisha dan Heriati, 2016a). Bila
surut) ke arah laut. Menurut Rachmat dan kondisi ini terjadi terus-menerus, dapat
Purwanto (2016) Perbedaan morfologi ini menyebabkan beberapa dampak terhadap
akan berpengaruh langsung terhadap tinggi biota maupaun aspek fisis perairan Teluk
gelombang yang terjadi di sekitar pantai. Mandeh (Mukhtar et al., 2016).
Dengan kemiringan morfologi dasar laut
yang cukup besar di Perairan Teluk Mandeh, Hidrodinamika Perairan Teluk Mandeh
daerah gelombang pecah (breaker zone)
relatif dekat dengan pantai, serta tidak Tipe pasang surut di perairan Mandeh
terbentuknya longshore bar yang berfungsi adalah pasang surut campuran condong
sebagai peredam alami energi gelombang harian ganda, hal ini sesuai dengan
yang menuju pantai. Oleh karena itu, saat penelitian sebelumnya oleh Wisha et al.
gelombang datang dari laut lepas tidak (2019), yang menyatakan bahwa perubahan
mengalami peredaman energi oleh dasar elevasi pasang surut terjadi setiap 6 jam 12
laut, sehingga gelombang tidak pecah lebih menit mempengaruhi pembentukan arus

108 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Gambar 3. Profil batimetri Teluk Mandeh. A. Penampang 2-Dimensi. B. Penampang 3-Dimensi.


Palung laut disekitar Teluk Mandeh (kotak hitam) dan cuplikan penampang melintang
batimetri (garis kuning)

Gambar 4. Penampang melintang profil batimetri di kawasan Mandeh

pasang surut di delam teluk. Berdasarkan sebaliknya, saat kondisi perbani, periode
analisis julat pasang surut (Gambar 5 dan 6), yang dibutuhkan cenderung seragam yakni 6
untuk data pasang naik, saat kondisi jam (Wisha dan Heriati, 2016b).
purnama perbedaan elevasinya berkisar
antara 100-150 cm dan waktu yang Gambar 5 merupakan hasil analisis julat
dibutuhkan dalam setiap tunggang pasang surut, dimana rentang leveasi yang terbentu
berkisar antara 3-11 jam. Pada kondisi lebih rendah (30-145 cm) jika dibandingkan
perbani, elevasi yang terbentuk memiliki dengan julat pasang. Pola yang terbentuk
selisih sekitar 20 cm dalam periode 6-10 jam. menyerupai kondisi pasang surut di perairan
Jika dianalisis lebih lanjut, fluktuasi tunggang Mandeh, namun periode julat yang terbentuk
pasang akan selaras dengan perubahan berdasarkan data pengukuran berkisar
elevasi pasang surut, namun periode dalam antara 2-11 jam dengan periode rata-rata 6,5
mencapai setiap tunggang pasang sangat jam. Perubahan elevasi pasang surut (julat)
bervariasi dimana saat purnama periode merupakan faktor utama dalam mekanisme
yang dibutuhkan memiliki rentang waktu transpor sedimen di wilayah semi-tertutup
yang lebih panjang dan tidak menentu dan dimana semakin besar elevasi dan periode

Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 109
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

yang terbentuk, maka kejadian turbulensi dominannya bergerak kearah Barat Daya.
dan pengendapan akan semakin intens Pola diagram mawar arus juga
(Wisha dan Heriati, 2016b). Hal ini akan memperlihatkan mekanisme spiral Ekman
meningkatkan laju sedimentasi di Teluk yang bergerak berkebalikan dengan jarum
Mandeh. Arus pasang surut dan arus jam di belahan bumi selatan (Wisha et al.,
sepanjang pantai juga memiliki peran besar 2019), di permukaan kecepatan arus lebih
dalam peningkatan distribusi sedimen tinggi yang disebabkan oleh induksi angin
melayang di area pesisir dan pada kondisi permukaan. Semakin menuju ke dasar
tertentu akan terendapkan di dalam teluk kecepatan arus akan berkurang secara
(Hidayat dan Rozamuri, 2016). bertahap yang diperngaruhi oleh beberapa
faktor alam seperti densitas, tekanan,
Dari data current rose (Gambar 7) gesekan dasar (Wisha et al., 2015).
menunjukkan dominasi kecepatan dan arah
arus pada kedalaman tertentu. Pada Validasi pemodelan hidrodinamika
kedalaman 8,5 m kecepatan arus -10 – 20 dilakukan dengan menghitung error dari
m/s yang dominan mengarah ke timur dan data model dan data lapangan dimana fasa
timur laut dimana kondisi tersebut selaras pasang surut surut yang terbentuk hampir
dengan kedalaman 7,5 m, 6,5 m, dan 5,5 sama (Gambar 8), namun terdapat sedikit
m.Berbeda dengan kedalaman yang lain, perbedaan dari elevasi pasang surut yang
pada layer 4,5 m dimana kecepatan arus dibandingkan yakni berkisar antara 0-0,2
mencapai <20 m/s dan arahnya pun ada meter. Nilai RMSE (Root Mean Square Error)
yang di barat daya dan timur. Pada kedalam dari perbandingan data model dan data
3,5 m, 2,5 m, 1,5m menunjukkan perubahan pasang surut mencapai 11.04 %, sehingga
dari kecepatan arus yang signifikan karena dapat disimpulkan bahwa model yang
pada kedalaman tersebut kecepatan arus dibangun dapat wekalili kondisi yang
mencapai >20 m/s dan arah arus sebenarnya.

Gambar 5. Julat pasang turun di Teluk Mandeh

Gambar 6. Julat pasang naik di Teluk Mandeh

110 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Menurut Chormański et al. (2009) nilai MRSE < Pada kondisi surut purnama (Gambar
40 % menandakan bahwa model dihasilkan 9B), arus dominan bergerak ke arah laut. Arus
dari simulasi hidrodinamika dapat dijadikan kuat ditemukan dibagian muara sungai
representatif kondisi di alam berdasarkan hingga Pulau Sutan. Sedangkan pada Pulau
syarat batas model yang telah dibuat. Cubadak arus cenderung melemah. Pada
Pulau Sironjong Ketek dan Gadang,
Pada kondisi surut perbani, kecepatan arus juga cukup tinggi.
kecepatan dari arusnya sangat lemah Kecepatan arus berkisar 0.004 - 0.055 m/s.
karena pada saat perbani gaya dari bumi, Menurut Wisha et al. (2016) Pada saat
bulan, matahari melemah dikarenakan posisi pasang tertinggi kecepatan arus menjadi
dari bulan, bumi, dan matahari berada maksimal dan transpor sedimen yang terjadi
dalam garis tegak lurus (Wisha et al., 2015). juga semakin tinggi.
(Gambar 9A) juga menunjukan pada pantai
arus sangat lemah dan mulai meningkat di Pada kondisi pasang perbani (Gambar
sekitar Pulau Sutan, Sironjong Ketek, dan 9C), arus masih lebih dominan ke dalam
Sironjong Gadang, sementara di Pulau teluk, dan kecepatan dari arus cenderung
Cubadak arus masih lemah. Kecepatan arus lemah, terutama pada daerah garis pantai
pada kondisi Surut Perbani berkisar antara dengan kecepatan berkisar antara 0.002-
0,001-0,024 m/s yang berada di sekitar Pulau 0.023 m/s. Pada kondisi pasang perbani arus
Sironjong Ketek dan Pulau Sironjong Gadang. akan lebih dominan kearah dalam teluk

Gambar 7. Mawar arus di Teluk Mandeh

Gambar 8. Validasi hasil model Hidrodinamika

Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 111
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Gambar 9. Pola Arus di Teluk Mandeh pada empat kondisi ekstrim pasang surut

walaupun dengan kecepatan yang lebih Pada kondisi pasang purnama,


rendah bila dibandingkan dengan kondisi kecepatan relatif kuat karena pengaruh oleh
purnama. Menurut (Nugroho dan Basit, 2014) gaya tarik menarik antara bumi, bulan, dan
ketika adanya arus yang kuat, sedimen yang matahari (Qarnain et al., 2014). Pada
memiliki fraksi halus akan terbawa Gambar 9D arus kuat saat pasang purnama
mengendap di daerah perairan yang lebih bergerak dari perairan lepas (Selat
tenang. Mentawai), dan pada Pulau Cubadak,

112 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Sironjong Ketek, dan Sironjong Gadang penyuplai sedimen paling besar yang berasal
kecepatan arus semakin meningkat, tetapi dari darat (Hidayat and Rozamuri, 2016).
semakin ke pantai/daratan kecepatan arus Bentuk topografi pantai pada sisi
menjadi lemah karena banyak bangunan sebelah utara yang cekung kedalam seperti
pemecah ombak, bukan hanya dipantai teluk di dalam teluk sangat mempengaruhi
tersebut tapi di pulau – pulau yang berada di kekuatan arus, dimana arus bawah
sekitar teluk tersebut dimana kecepatan membawa material sedimen, sehingga pada
0,004 berkisar antara 0,047 m/s. kawasan tersebut terjadi penumpukan
sedimen yang lebih tinggi dibandingkan
Dinamika Sedimentasi Dasar Perairan Teluk dengan kawasan yang lainnya, proses
Mandeh sedimentasi disebabkan oleh adanya arus
yang ada di bawah perairan dan adanya
Hasil perhitungan volume antara tektonik aktif (Bohoyo et al., 2019). Gemilang
channel 2 terhadap channel 1 didapatkan et al. (2017) juga menyatakan bahwa
bahwa volume sedimen yang ada di Teluk mekanisme transpor sedimen sangat
Mandeh sebesar 2.362.372 m3. Jumlah dipengaruhi oleh faktor oseanografi.
tersebut tersebar secara tidak merata pada
kawasan perairan laut teluk mandeh Sisi sebelah selatan perairan teluk
sedangkan ketebalan sedimen rata-rata mandeh (Kawasan Pantai Carocok) juga
adalah sebesar 0.30 m dengan luasan terdapat sedimentasi yang cukup tinggi
penelitian sebesar 78,52 km2. Sebaran dengan kisaran ketebalan 0,7-1,5 meter.
ketebalan sedimen tertinggi ada pada sisi Kawasan wisata pantai dengan terdapatnya
sebelah utara dan sebelah selatan perairan pelabuhan yang memungkinkan tingginya
teluk mandeh dengan ketebalan antara 0.7 sedimentasi. Salah satu masalah yang ada
sampai dengan >1.5 meter yang ditunjukkan adalah tingginya sedimentasi yang
dengan warna kuning hingga ke merah disebabkan oleh berubahnya energi dan
(Gambar 10), selain itu pada sisi sebelah pergerakan arus laut sehingga transpor
utara terdapat muara sungai Mandeh dan sedimen juga akan mengalami perubahan
Sungai Nyalo yang merupakan salah satu dari kondisi normalnya.

Gambar 10. Peta ketebalan sedimen perairan Teluk Mandeh

Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 113
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Kisaran nilai laju sedimentasi di muara Brasington, J., Langham, J. & Rumsby, B.,
Sungai Mandeh adalah sebesar 60,85 sampai 2003. Methodological sensitivity of
62,16 g.m-2.hari-1. Sementara itu, tingkat laju morphometric estimates of coarse fluvial
sedimentasi yang didapatkan dari Sungai sediment transport. Geomorphology.
Nyalo rata-rata 48,86 g.m-2.hari-1. Dengan 53(3-4):299-316. doi : 10.1016/S0169-555X
memperhitungkan hari hujan yang terjadi (02)00320-3
pada saat pengambilan sampel sedimen, Chormański, J., Mirosław-Światek, D. &
sedimen yang disumbangkan ke Teluk Michałowski, R., 2009. A hydrodynamic
Mandeh dan sekitarnya lebih banyak model coupled with GIS for flood
disumbang dari Sungai Mandeh, hal tersebut characteristics analysis in the Biebrza
sesuai dengan hasil penelitian oleh Hidayat riparian wetland. Oceanol. Hydrobiol.
dan Rozamuri (2016). Proses sedimentasi akan Stud. 38:65–73. doi : 10.2478/v10009-009-
berlangsung perlahan dan terus menerus 0004-x
selama suplai muatan sedimen yang banyak Collins, A.L. & Walling, D.E. 2007. Sources of
dari daratan masih terus terjadi (Gemilang et fine sediment recovered from the
al., 2017). channel bed of lowland groundwater-
fed catchments in the UK.
KESIMPULAN Geomorphology. 88(1-2):120-138. doi:
10.1016/j.geomor ph.2006.10.018
Ketebalan rata-rata di perairan teluk Duerdoth, C.P., Arnold, A., Murphy, J.F.,
mandeh adalah sebesar 30 cm tersebar Naden, P.S., Scarlett, P., Collins, A.L., Sear,
dibeberapa kawasan perairan teluk. D.A. &, Jones, J.I., 2015. Assessment of a
Penumpukan sedimen paling besar ada rapid method for quantitative reach-
sekitar kawasan muara sungai mandeh, scale estimates of deposited fine
Sungai nyalo dan beberapa kawasan di sediment in rivers. Geomorphology.
Pelabuhan Carocok Tarusan. Laju 230:37-50. doi : 10.1016/j.geomorph. 2014.
sedimentasi yang cukup tinggi dan pengaruh 11.003
dari arus pasang surut yang lemah pada Ferrarin, C., Umgiesser, G., Roland, A., Bajo,
daerah semi tertutup menyebabkan M., De Pascalis, F., Ghezzo, M., &
terjadinya akumulasi sedimen dan Scroccaro, I., 2016. Sediment dynamics
pendangkalan di dalam Teluk Mandeh. and budget in a microtidal lagoon — A
numerical investigation. Mar. Geol.
UCAPAN TERIMAKASIH 381:163-174. doi : 10.1016/j.margeo.2016.
09.006
Terimakasih kami sampaikan kepada Foster, I.D.L., Collins, A.L., Naden, P.S., Sear,
Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan D.A., Jones, J.I. & Zhang, Y., 2011. The
Pesisir (LRSDKP) atas DIPA anggaran tahun potential for paleolimnology to
2015 di Teluk Mandeh dan kepada semua determine historic sediment delivery to
pihak yang telah membantu dalam rivers. J. Paleolimnol. 45(2):287-306. doi :
penyelesaian artikel ini. 10.1007/ s10933-011-9498-9
Gemilang, W.A., Kusumah, G., Wisha, U.J., &
DAFTAR PUSTAKA Arman, A., 2017. Laju Sedimentasi di
Perairan Brebes, Jawa Tengah
Bohoyo, F., Larter, R.D., Galindo-Zaldívar, J., Menggunakan Metode Isotop 210pb. J.
Leat, P.T., Maldonado, A., Tate, A.J., Geol. Kelaut. 15:11–22. doi : 10.32693/jgk.
Flexas, M.M., Gowland, E.J.M., Arndt, J.E., 15.1.2017.328
Dorschel, B., Kim, Y.D., Hong, J.K., López- Hendrizan, M., Zuraida, R. & Cahyarini, S.Y.,
Martínez, J., Maestro, A., Bermúdez, O., 2016. Karakteristik Sedimen Palung Laut
Nitsche, F.O., Livermore, R.A. & Riley, T.R., Sulawesi (Core Sta12) Berdasarkan Hasil
2019. Morphological and geological Pengamatan Megaskopis Dan Sifat Fisika
features of Drake Passage, Antarctica, Dari Pengukuran Multi-Sensor Core
from a new digital bathymetric model. J. Logger (Mscl). J. Ris. Geol. dan Pertamb.
Maps. 15(2):49-59. doi : 10.1080/17445647. 26:69–78. doi : 10.14203/risetgeotam
2018.154 3618 2016.v26.273

114 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Hidayat, R. & Rozamuri, M.F., 2016. Gunungkidul–DIY. J. Teknol. Pertamb. 3:


Comparison of Grain-Size Profile and 22–29.
Depositional Process in Mandeh and Trincardi, F., Campiani, E., Correggiari, A.,
Nyalo Bar, Mandeh Bay, West Sumatera, Foglini, F., Maselli, V., Remia, A., 2014.
Indonesia. J. App. Geo., 1(1):36-42. doi : Bathymetry of the Adriatic Sea: The
10.22146/jag.26958 legacy of the last eustatic cycle and the
Houben, P., Hoffmann, T., Zimmermann, A., & impact of modern sediment dispersal. J.
Dikau, R., 2006. Land use and climatic Maps. 10(1):151-158. doi : 10.1080/174456
impacts on the Rhine system 47.2013.864 844
(RheinLUCIFS): Quantifying sediment Villatoro, M.M., Amos, C.L., Umgiesser, G.,
fluxes and human impact with available Ferrarin, C., Zaggia, L., Thompson, C.E.L. &
data. Catena. 66(1-2):42-52. doi : Are, D., 2010. Sand transport
10.1016/j.catena. 2005.07.009 measurements in Chioggia inlet, Venice
Mukhtar, P.D., Rudiyanti, S. & Purwanti, F., lagoon: Theory versus observations. Cont.
2016. Analysis of Tourism Suitability in Shelf Res. 30(8):1000-1018. doi :
Nyalo Coast (Mandeh Region) Pesisir 10.1016/j.csr.2009.06.008
Selatan Regency, West Sumatera. Wagenhoff, A., Townsend, C.R., Phillips, N., &
Manag. Aquat. Resour. J. 5:420–426. Matthaei, C.D., 2011. Subsidy-stress and
Neves, D.R.C.B., Endres, L.A.M., Fortes, multiple-stressor effects along gradients
C.J.E.M. & Okamoto, T., 2012. Directional of deposited fine sediment and dissolved
spreading model in a wave channel: nutrients in a regional set of streams and
Wave propagation and wave breaking. rivers. Freshw. Biol. 56(9):1916-1936. doi :
Ocean Eng. doi : 10.1016/j.oceaneng. 10.1111/j.1365-2427.2011.02619.x
2012.07.016 Walling, D.E., Owens, P.N., Carter, J., Leeks,
Nugraha, A.R., Saputro, S. & Purwanto, P., G.J.L., Lewis, S., Meharg, A.A. & Wright, J.,
2013. Pemetaan Batimetri Dan Analisis 2003. Storage of sediment-associated
Pasang Surut Untuk Menentukan Elevasi nutrients and contaminants in river
Lantai Dermaga 136 Di Muara Sungai channel and floodplain systems. Appl.
Mahakam, Sanga – Sanga, Kalimantan Geochemistry. 18(2):195-220. doi :
Timur. J. Oceanogr. 2:238–244. 10.1016/S0883-2927(02)00121-X
Nugroho, S.H. & Basit, A., 2014. Sediment Wisha, U.J., Dhiauddin, R., Gemilang, W.A.,
Distribution Based on Grain Size Analysis in 2019. Tidal Ellipses Analysis Based on Flow
Weda Bay, Noerthern Maluku. J. Ilmu dan Model Hydrodynamic Data Acquisition in
Teknol. Kelaut. Trop. 6:229–240. doi : Mandeh Bay , West Sumatera. J. Geosci.
10.29244/jitkt.v6i1.8644 Eng. Environ. Technol. 04:93–103. doi :
Phillips, M.R. & Jones, A.L., 2006. Erosion and 10.25299/jgeet.2019.4.2.3115
tourism infrastructure in the coastal zone: Wisha, U.J., Heriati, A., 2016a. Bathymetry and
Problems, consequences and Hydrodynamics in Pare Bay Waters
management. 27(3):517-524. Tour. During Transitional Seasons
Manag. doi : j.tourman.2005.10.019 (SeptemberOctober). Omni Akuatika
Qarnain, A.G.D., Satriadi, A. & Setiyono, H., 12(2):1–10.
2014. Analysis of Spring and Neap Tides Wisha, U.J., Heriati, A., 2016b. Analisis Julat
Influence on the sedimentary rate in Pasang Surut (Tidal Range) dan
Timbulsloko Waters, Demak. J. Oceanogr. pengaruhnya terhadap Sebaran Total
3:540–548. Sedimen Tersuspensi (TSS) di Perairan
Rachmat, B. &Purwanto, C., 2016. Morfologi Teluk Pare. J. Kelaut. Indones. J. Mar. Sci.
Dasar Laut Kaitannya Dengan Proses Technol. 9:23–31. doi : 10.21107/jk.v9i1.
Abrasi Pantai Di Perairan Pulau Marore, 1066
Sulawesi Utara. J. Geol. Kelaut. 9:29–43. Wisha, U.J., Husrin, S., Prasetyo, G.S., 2016.
doi : 10.32693/jgk.9.1.2011.198 Hydrodynamics of Bontang Seawaters: Its
Rauf, A., Winarno, E., 2017. Pengaruh Effects on the Distribution of Water
Penempatan Garis Sayatan Terhadap Quality Parameters. Indones. J. Mar. Sci.
Estimasi Sumberdaya Batugamping Di 21:123–134. doi : 10.14710/ik.ijms.21.3.123-
Gunung Pokerso Kabupaten 134

Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 115
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116

Wisha, U.J., Husrin, S. & Prihantono, J., 2015. Zacarias, D.A., Williams, A.T. & Newton, A.,
Hidrodinamika Perairan Teluk Banten 2011. Recreation carrying capacity
Pada Musim Peralihan (Agustus– estimations to support beach
September). ILMU Kelaut. Indones. J. Mar. management at Praia de Faro, Portugal.
Sci. 20:101–112. doi : Appl. Geogr. 31:1075–1081. doi :
10.14710/ik.ijms.20.2.101-112 10.1016/j.apgeog.2011.01.020

116 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)

You might also like