You are on page 1of 13

Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

ANALISIS PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP RESTORAN CEPAT SAJI DI KOTA


BOGOR

Sri Hartini dan Lesti Hartati


Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
E-mail: srihartini068@gmail.com

ABSTRACT
The objectives of this research are: (1) to identify the most important environmental
factors that led to a variety of consumer preferences for fast food restaurants in Bogor; (2) to
measure the relative performance of consumer satisfaction attribute in fast food restaurant
industry in Bogor by using approach of importance performance analysis; and (3) to identify the
pattern of competition among fast food restaurants in Bogor City with the use of SPSS scoring
method. Data analysis method used is Fischbein analysis consist of quantitative analysis and
qualitative analysis. The results showed that: 1) hygiene factors should be put forward because the
concept of fast food restaurants attract more consumers from middle to upper economic level, and
of course it is critical to give an assessment of the condition or circumstances in all aspects of the
service from fast food restaurants; 2) the level of service provided to the consumer most attributes
are in the low priority position matrix with the percentage of 53%, the attribute on the matrix to
maintain the achievement is in the second with the percentage of 33%, followed by the main
priority attribute is only 9% and the last attribute on the matrix excessive with percentage of 5%.
This means there are still many attributes that do not have significant effectiveness to the services
provided by each attribute; 3) can be determined the average total scoring of KFC restaurant
(20.56, 14%), McD restaurant (18.29, 12%), Pizza Hut restaurant (16.67, 11%), Trio restaurant
(15.98,11%), restaurant of Simpang Raya (15.96,11%), Burger Kings restaurant(15.87,10%, Rumah
Anai restaurant, (15.18; 10%), and Dominos restaurant (14.83,10%).

Keywords: Community Preference, Fast Food Restaurant, and Bogor City

PENDAHULUAN merupakan rantai bisnis (franchise), dengan


Latar Belakang operasi pelayanan yang standar, seragam.
Perubahan pada pola konsumsi Sifat pelayanan yang standar ini menjadikan
masyarakat yang beraneka ragam, restoran atau rumah makan sejenis ini
memunculkan konsep penghidangan biasanya menjadi pilihan wisatawan yang
makanan yang praktis, salah satunya adalah belum mengetahui kondisi wilayah yang
jenis fast food (makanan cepat saji). Peluang dikunjunginya.
usaha ini dimanfaatkan oleh banyak pemilik Selain kota singgah, Kota Bogor adalah
modal. Rumah makan cepat saji (bahasa kota destinasi pariwisata. Para pengunjung
Inggris: fast food restaurant) adalah rumah kota akan menempatkan rumah makan cepat
makan yang menghidangkan makanan dan saji sebagai pilihan pertama. Peluang ini
minuman dengan cepat, biasanya dalam dimanfaatkan oleh banyak pemilik modal
waktu kurang dari 3 menit. Umumnya berupa dalam industri restoran cepat saji. Dalam
kedai hamburger atau ayam goreng, kedai persaingan yang semakin ketat, banyak upaya
bakso, rumah makan padang juga yang dilakukan oleh perusahaan. Namun
dikategorikan sebagai rumah makan cepat salah satu yang dirasakan paling penting
saji. Umumnya rumah makan jenis ini adalah memahami perilaku konsumen dan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

16
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

karakteristik konsumen secara umum. Hal ini produsen-produsen dalam


dapat bermanfaat bagi perusahaan karena memperebutkan rupiah konsumen.
konsumsi produk setiap wilayah berbeda satu Penggolongan besar hanya dilakukan
sama lain. Perusahaan juga perlu mengetahui terhadap kecepatan saji rumah makan,
posisi relatif dibandingkan dengan para apakah termasuk golongan rumah
pesaingnya. Sebagai contoh, misalnya dalam makan cepat saji atau bukan.
bisnis ayam goreng, Kentucky Fried Chicken,
Mc. Donald’s, Texas Fried Chicken dan Tujuan Penelitian
California Fried Chicken dan lainnya. Sesuai dengan rumusan masalah di
Pemasaran merupakan ujung tombak atas, maka tujuan penelitian ini adalah
dari perusahaan. Tanpa fungsi pemasaran sebagai berikut:
yang berjalan dengan baik, perusahaan akan 1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor
berjalan tersendat dan tak tentu arah. Tanpa lingkungan yang paling penting yang
memahami pasar dan konsumen, perusahaan menyebabkan ragam pada preferensi
akan sulit menempatkan produknya di pasar. konsumen terhadap restoran cepat saji
Salah satu fungsi dari pemasaran adalah di Kota Bogor.
memahami preferensi dan karakteristik 2. Untuk mengukur kinerja relatif atribut
konsumen. kepuasan konsumen di industri rumah
Mengingat pentingnya memahami makan cepat saji di Kota Bogor dengan
preferensi konsumen terhadap makanan menggunakan pendekatan importance
cepat saji, agar perusahaan dapat menyusun performance analysis.
strategi agar produknya itu bisa diterima oleh 3. Untuk mengidentifikasi pola
konsumen, diperlukan penelitian mengenai persaingan di antara rumah makan
preferensi konsumen terhadap makanan cepat saji di Kota Bogor dengan
cepat saji, agar pola persaingan di antara penggunaan metode scoring SPSS.
perusahaan-perusahaan ini dapat
tergambarkan. LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Perumusan Masalah Preferensi Konsumen
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Dalam teori ekonomi modern, indeks
dapat dirumuskan permasalahan dalam utiliti adalah representasi dari preferensi
penelitian ini adalah sebagai berikut: ordinal konsumen. Para ahli membuat model
1. Bentuk persaingan dapat dilihat dari maksimasi utiliti dengan menggunakan
siapa yang bersaing. Persaingan dapat peralatan matematis karena dianggap sangat
terjadi antara konsumen-konsumen, cocok untuk digunakan, yang jelas hasilnya
konsumen-produsen, dan produsen- tidak memilih angka tertinggi melainkan
produsen. Selama ini telah banyak memilih mana yang bundle yang sangat
penelitian yang mengkaji persaingan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
antara produsen dengan output Indeks utiliti memberikan nilai angka
sejenis. Namun, belum ada penelitian pasti terhadap sesuatu yang dapat
mengenai pola persaingan di antara membandingkan kepuasan antar konsumen.
perusahaan dengan output yang Akan tetapi, selagi utiliti tidak terlihat
berbeda. tentunya sangatlah sulit imtuk mengukur
2. Dalam penelitian ini akan diteliti permasalahannya dalam membangun satu
preferensi konsumen terhadap set indeks cardinal utility tiap individu.
makanan cepat saji yang tidak sejenis, Mungkin saja tiap orang dapat membentuk
untuk mengetahui pola persaingan indeks tersebut sesuai dengan preferensi

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28
17
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

individu sehingga dapat diperbandingkan 2. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur


dengan yang lainnya. Hal ini sama dengan Belief
menyatakan bahwa tidak semua kepuasan Setelah atribut ditentukan, konsumen
dapat diukur dengan angka pasti apalagi akan ditanya bagaimana keyakinan (belief)
dengan memberi kepuasan untuk masing- terhadap atribut tersebut. Isi pertanyaan
masing barang atau jasa. Untuk itu, utiliti tentu tidak baku, hanya diusahakan
atau kepuasan konsumen di dalam penelitian mengukur keyakinan seseorang terhadap
ini diukur berdasarkan ranking (ordo), dengan atribut obyek.
menggunakan metode Fishbein dan 3. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur
memanfaatkan skala Likert sebagai teknik Evaluation
kuantifikasi. Lain halnya dengan pengukuran belief,
konsumen akan ditanya bagaimana
Model Sikap Fischbein evaluasinya terhadap atribut yang telah
Model sikap Fischbein pada prinsipnya diukur belief-nya, apakah penting atau
akan menghitung Ao (Attitude toward the tidak. Untuk mengukur evaluasi tidak
Object), yaitu sikap seseorang terhadap disebut produk merek tertentu, namun
sebuah objek, yang dikenali lewat atribut- produk makanan cepat saji secara generik.
atribut yang melekat pada obyek tersebut. 4. Mengukur Sikap terhadap Produk
Dengan mengenali sebuah obyek melalui cara Pengukuran sikap dilakukan dengan
melihat, meraba, mencoba dan mengukur keseluruhan atribut
menggunakan obyek itu untuk sekian waktu (multiatribut), dengan rumus:
lamanya, maka seorang konsumen akan Ao = £(bi x ei)
mempunyai sikap tertentu terhadap obyek dimana:
dipakai atau digunakannya tersebut. Biasanya  Ao = sikap terhadap produk
sebelum konsumen mengkonsumsi sebuah  bi = keyakinan konsumen terhadap
obyek tentunya ia memiliki suatu harapan- atribut I dari produk rumah makan
harapan terhadap obyek tersebut. Sehingga cepat saji, sebelum ia membeli atau
setelah melihat, mencoba dan mengkonsumsinya. o ei = evaluasi
menggunakannya, konsumen tersebut dapat konsumen terhadap atribut I dari
menilai apakah obyek yang bersangkutan produk rumah makan cepat saji
telah sesuai dengan harapannya. secara umum tanpa dikaitkan dengan
Dari pemaparan di atas, tampak ada dua nama restoran tertentu o tanda £ =
komponen penting pada pengukuran sikap penjumlahan dari sejumlah atribut I
Fishbein, yaitu adanya evaluasi dan belief yang dalam hal ini ada lima kriteria
yang ada pada diri konsumen terhadap atribut.
sebuah obyek tertentu.
Langkah-langkah dalam model Fischbein: Importance Performance Analysis
1. Menentukan Salient Belief Menurut Martinez dalam Ariyoso
Setiap produk mempunyai banyak (2009) menyebutkan bahwa “importance
kriteria, namun akan lebih baik jika kepada performance analysis” atau IPA telah diterima
konsumen (responden) ditanya tentang secara umum dan dipergunakan pada
atribut yang relevan atau penting saja, berbagai bidang kajian karena kemudahan
yang disebut salient belief. Dalam untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa
penelitian ini ditentukan kriteria adalah yang memudahkan usulan perbaikan kinerja.
keadaan restoran, menu makanan, harga, Adapun langkah-langkah analisis IPA
pelayanan, dan komunikasi. adalah sebagai berikut:

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

18
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

Mencari Harga Kesesuaian (dengan analisis dimana, K = Banyaknya atribut/fakta


IPA) yang dapat mempengaruhi kepuasan
Tingkat kesesuaian adalah hasil pelanggan.
perbandingan skor kinerja dengan skor
kepentingan. Pada kasus bisnis multilevel Diagram Kartesius
marketing, untuk mengetahui apakah kinerja Diagram kartesius digunakan
relathionship marketing pada bisnis multilevel untuk memetakan atibut-atribut
marketing IPA sudah sesuai dengan kualitas jasa pelayanan rumah makan
kepentingan para membernya dan untuk cepat saji yang telah dianalisis, dengan
mengetahui tingkat kepuasan para member gambar sebagai berikut:
ini dianalisis antara kepentingan dan
pelayanan riil yang diwakilkan oleh huruf Y
dan X, dimana X merupakan tingkat kinerja
yang memberikan kepuasan member IPA,
sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan
member IPA. Adapun rumus yang digunakan
adalah 1:

𝑋𝑖
𝑇𝑘𝑖 = 𝑥 100%
𝑌𝑖
(Kinerja/kepuasan)
Keterangan:
Tki = Tingkat kesesuaian responden. Keterangan:
Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan A. Menunjukkan faktor atau atribut
Yi = Skor penilaian kepentingan yang dianggap mempengaruhi
pelanggan kepuasan pelanggan, termasuk
unsur-unsur jasa yang dianggap
Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh sangat penting, namun manajemen
skor tingkat kinerja, sedangkan sumbu belum melaksanakannya sesuai
tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat dengan keinginan pelanggan sehingga
kepentingan. Dalam penyederhanaan mengecewakan/tidak puas.
rumus, maka untuk setiap atribut yang B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang
mempengaruhi kepuasan konsumen telah berhasil dilaksanakan. Untuk itu
dapat diketahui dengan rumus 2: wajib dipertahankannya. Dianggap
sangat penting dan sangat
∑𝑋 ∑𝑌
𝑋̅ = 𝑛 𝑖 𝑌̅ = 𝑛 𝑖 memuaskan.
C. Menunjukkan beberapa faktor yang
kurang penting pengaruhnya bagi
Diagram kartesius digunakan untuk pelanggan. Pelaksanaannya oleh
mengetahui indikator jasa pelayanan perusahaan biasa-biasa saja.
yang memuaskan atau tidak Dianggap kurang penting dan kurang
memuaskan konsumen. Rumus yang memuaskan.
digunakan adalah 3: D. Menunjukkan faktor yang
mempengaruhi pelanggan kurang
∑ 𝑁
𝑋𝑖̅̅̅ ∑ 𝑁
𝑌𝑖̅ penting, akan tetapi pelaksanaannya
𝑋̿ = 𝑖=1
𝐾
𝑌̿ = 𝑖=1
𝐾 berlebihan. Dianggap kurang penting

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28
19
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

tetapi sangat memuaskan (J. n = ukuran sampel


Supranto, 2006). N = ukuran populasi
d = error/galat dugaan
Data yang diperoleh kemudian
disusun dan disajikan dalam bentuk tabel dan
METODOLOGI PENELITIAN grafik untuk menunjukkan nilai permukaan
Studi ini melibatkan metode penelitian (face value). Agar tidak terjadi kekurangan
kualitatif maupun kuantitatif. Tahap awal data, kegiatan persiapan data yang harus
berkaitan dengan identifikasi faktor-faktor dilakukan setelah data terkumpul adalah
yang dapat mengubah ragam preferensi editing dan koding.
konsumen terhadap rumah makan cepat saji a) Editing adalah kegiatan awal yang
di Kota Bogor. Tahap berikutnya adalah dilakukan setelah data terkumpul. Lebih
mengukur kineija relatif atribut kepuasan dikenal dengan istilah “melakukan editing
konsumen di industri rumah makan cepat saji data mentah”. Tujuannya adalah untuk
di Kota Bogor dengan menggunakan mengetahui kesalahan-kesalahan yang
pendekatan importance performance terdapat di dalam sampel, sehingga hasilnya
analysis, dan terakhir adalah mengidentifikasi akurat, konsisten dengan informasi lain,
pola persaingan di antara rumah makan cepat lengkap dan siap untuk dikoding dan
saji di Kota Bogor dengan penggunaan ditabulasi.
scoring SPSS. b) Koding dilakukan untuk memudahkan
pemasukan data ke dalam komputer atau
Lokasi Penelitian lembar tabulasi. Dalam koding ada beberapa
Penelitian ini diselenggarakan selama persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
enam bulan, mulai bulan Juli hingga kesesuaian, klasifikasi, dan ketidak-
Desember 2015, dengan lokasi yang dipilih menduaan (non ambigue).
secara purposive, yaitu Kota Bogor. c) Tabulasi data yang telah siap kemudian
ditabulasi, disajikan dalam bentuk tabel-
Teknik Pengumpulan Data tabel, untuk kemudian untuk kemudahan
Populasi dan Sampel pemahaman nilai permukaan dapat disajikan
Penentuan contoh adalah proses dalam bentuk diagram.
memilih sejumlah elemen dari populasi target
sehingga dengan berdasarkan analisis Teknik Pengumpulan Data
terhadap sampel yang memiliki karakteristik Kuantifikasi dilakukan terhadap data
tertentu, akan dapat ditarik kesimpulan kualitatif yang diperoleh dari angket yang
umum terhadap populasi. Menurut dibangun. Untuk data kualitatif, dilakukan
Surakhmad apabila jumlah populasi lebih kuantifikasi melalui pembobotan skala Likert
dari 100 maka sampel yang diambil minimal dengan sekala 1-5 (1 memberikan penilaian
15% namun jika populasinya hanya mencapai sangat tidak suka, dan 5 menunjukkan
100 orang maka sedikitnya diperlukan 50% penilaian sangat suka). Kuesioner terdiri dari
dari populasi yang dijadikan sampel4. 3 halaman pertanyaan dan terdiri dari dua
Menurut teori Slovin5, jumlah sampel cukup segmen pertanyaan yaitu penilaian expert
menggunakan rumus seperti berikut: (tingkat persaingan antar fast food) dan
penilaian preferensi masyarakat. Kuesioner
𝑁 diberikan kepada pelanggan pada saat
𝑛=
𝑁. 𝑑2 + 1 mereka telah selesai memesan menu
makanan ataupun minuman dan menunggu
dimana: untuk disajikan. Pengisian kuesioner
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

20
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

membutuhkan kurun waktu 3-10 menit, Anai, RM Minang Raya, McD, Burger King,
sehingga pelanggan dapat dengan KFC, dan Texas Chiken.
meluangkan waktu beberapa menit sembari
menunggu menu pesanannya tiba. Analisis Karakteristik Responden
yang akan diterapkan untuk data tersebut Dari 30 responden, 66,67% laki-laki dan
adalah analisis deskriptif komparatif, analisis 33,33% perempuan, mayoritas berusia 25-39
kesenjangan dan analisis proses hirarki. tahun 50,00%, 24 tahun atau kurang 40,00%,
Tujuan penelitian ini adalah untuk dan 40-55 tahun 10,00%. Status pernikahan
mengetahui urutan atribut-atribut yang di dominasi konsumen dengan status belum
berpengaruh terhadap kualitas rumah makan menikah sebesar 63,33% dan sudah menikah
cepat saji dan mengidentifikasi pola sebesar 36,67%. Pendapatan atau uang saku
persaingan antar rumah makan cepat saji. konsumen restoran kurang dari Rp10.000.000
(26,67%), antara Rp11.000.000-Rp20.000.000
Metode Analisis (43,33%), antara Rp21.000.000-Rp30.000.000
Metode analisis data yang akan (16.67%) dan terakhir pendapatan di atas
diterapkan adalah analisis Fischbein analysis Rp31.000.000 (13,33%). dengan frekuensi
terdiri dari analisis kuantitatif dan analisis makan satu bulan tidak pernah sama sekali
kualitatif. (6,67%), satu kali dalam sebulan (13,33%),
dua sampai tiga kali dalam sebulan (53,33%),
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih dari tiga kali dalam sebulan (26,67%),
Hasil Penelitian dan pengeluaran sekali makan kurang dari
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rp100.000 (33,33%), Rp100.000-Rp200.000
Letak geografis (50%), Rp200.000-Rp500.000 (10%) dan lebih
Restoran cepat saji yang ada di Kota dari Rp500.000 (6.67%).
Bogor adalah jaringan restoran siap saji yang
juga tersebar di seluruh daerah di Indonesia Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
dan sebagian besar juga telah tersebar di Pada penelitian ini, uji validitas
berbagai belahan dunia. Produk yang dijual dilakukan menggunakan program Microsoft
adalah bervariatif khusus untuk restoran Excel untuk menghitung nilai r masing-masing
cepat saji asing diantaranya terdapat jenis variabel. Hasil perhitungan menunjukkan
pizza, burger dan ayam goreng, sedangkan variabel yang digunakan memiliki rentang
untuk restoran cepat saji domestik adalah nilai r hitung 0,593 - 0,855. Hasil tersebut
rumah makan padang. Di Indonesia, restoran lebih besar r tabel 0,318 (N=30 dengan nilai
cepat saji ini memiliki lebih dari 100 outlet kepercayaan 95%), sehingga kuesioner yang
tersebar di kota besar maupun kecil. digunakan pada penelitian ini valid. Selain
Umumnya cabang restoran cepat saji memenuhi syarat validitas, kuesioner juga
berada dalam satu gedung pusat harus memenuhi syarat reliabilitas yang
perbelanjaan, tempat- tempat strategis di menunjukkan sejauh mana hasil suatu
pusat jantung kota yang tersebar di beberapa pengukuran yang dapat dipercaya (Rangkuti,
kota besar di Indonesia. Penelitian ini 2002). Dari hasil perhitungan diketahui nilai r
dilaksanakan di restoran cepat saji yang hitung (ganjil-genap) (0,899) lebih besar dari
berada di Kota Bogor, dari beberapa restoran nilai r tabel (0,138). Hal tersebut
cepat saji yang ada, diambil sembilan menunjukkan bahwa alat ukur sudah reliabel.
restoran cepat saji yang dijadikan sebagai
kajian penelitian, diantaranya adalah: Penentuan Kriteria dan Atribut
Domino’s, Pizza Hut, RM Trio, RM Lembah Penelitian ini berfokus pada lima
kriteria utama yang dijadikan sebagai tolak

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28
21
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

ukur terhadap keluaran sebagai evaluasi baik dengan inovasi yang berkesinambungan
itu kelebihan ataupun kekurangan dari agar konsumen tidak mudah bosan
masing-masing restoran cepat saji, dari ke dengan menu-menu yang dimiliki sebuah
lima kriteria tersebut yaitu: restoran cepat saji akan menjadikan
1. Keadaan Restoran rumah makan yang selalu digemari oleh
Kriteria ini menjadi salah satu daya konsumen berikut termasuk atribut dari
tarik tersendiri bagi konsumen khususnya, menu, makanan:
disamping produk yang dijual adalah a. Mengandung gizi yang jelas dan
dalam bentuk makanan, namun keadaan dapat terukur.
lingkungan baik dari tata letak ataupun b. Dapat menimbulkan selera makan.
pemanfaatan ruang sangat mempengaruhi c. Kombinasi makanan yang serasi
terhadap konsumen akan keinginannya selaras.
untuk kembali lagi ke tempat yang sama, d. Menawarkan menu yang tidak
konsumen merasa puas juga dapat membosankan.
mereferensikan baik kepada orang e. Menawarkan menu yang telah
terdekat, teman ataupun rekan kerja. disesuaikan dengan selera local.
Berikut adalah bagian atribut dari keadaan f. Sesuai waktu makan (sarapan, makan
restoran: siang, makan malam).
a. Bersih dan rapi. g. Menawarkan makanan lain yang unik
b. Mudah mencari tempat duduk. dan lezat.
c. Sudah dikenal dengan baik (familiar). h. Menawarkan hidangan penutup yang
d. Berada di lokasi yang mudah dingin.
dijangkau. i. Menawarkan hidangan penutup yang
e. Suasana restoran nyaman dan panas.
menyenangkan. 3. Harga
f. Piring makan, sendok, garpu, dan Menetapkan program-program
peralatan makan, bersih dan bagus. dalam penetapan harga memberikan nilai
g. Cocok untuk membawa anggota tambah dalam memudahkan menetukan
keluarga. transaksi pembelian, kemudahan yang
h. Memiliki toilet dan tempat cuci ditawarkan akan membuat konsumen
tangan yang bersih. merasa puas, harga yang teijangkau dan
i. Restoran yang nyaman untuk anak sesuai dengan sajian yang diharapkan
kecil. menciptakan sebuah customer loyalty
j. Memiliki dekorasi yang menarik yang menguntungkan bagi rumah makan
perhatian (atraktif). cepat saji. Penetapan atribut harga
k. Memiliki tempat duduk yang nyaman. meliputi:
l. Menyediakan fasilitas internet (Wifi). a. Sesuai dengan kualitas makanan dan
m. Memiliki tempat parkir yang nyaman suasana.
dan aman. b. Menawarkan diskon dan kupon
2. Menu Makanan makan.
Menu makanan adalah salah satu c. Sering menawarkan undangan makan
andalan dan ciri khas tertentu dari gratis.
masing-masing restoran cepat saji, d. Menawarkan diskon untuk
setidaknya menu harus dibuat secara pembayaran menggunakan kartu
variatif dan selalu menonjolkan tingkat kredit.
kecirikhasan dari masakan yang dimiliki, e. Mengadakan program makan
peka terhadap selera pasar dan ditambah sepuasnya satu harga.
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

22
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

f. Relatif murah untuk kualitas dan e. Sering memasang iklan di media


suasana yang ditawarkan. sosial berbasis internet.
4. Pelayanan f. Sering menyebarkan leaflet/brosur.
Jenis pelayanan harus benar-benar g. Sering memasang iklan di media
memiliki nilai tambah tersendiri yang cetak (koran, majalah).
diberikan bagi kepuasan pelanggan, Setelah rincian atribut masing-masing
pelayanan yang prima dan selalu kriteria tersebut ditentukan dengan baik,
mengedepankan pelanggan nantinya akan responden diarahkan untuk menentukan
memberikan sebuah efek positif bagi seberapa besar ekspektasi mereka terhadap
berkelanjutannya hubungan yang atribut yang ada dengan menggunakan skala
simbiosis mutualisme antara produsen Likert. Ketika data preferensi dari atribut
dan konsumen. Ada beberapa atribut telah terkumpul, pelanggan juga diminta
penting. berkaitan dengan pelayan yaitu untuk mengisi data demografi dari setiap
sebagai berikut: pelanggan yang mengisi kuesioner, isi dari
a. Menyediakan pelayanan yang cepat data tersebut diantaranya:
dan efisien. 1. Lokasi tempat tinggal.
b. Delivery order yang mudah dan tepat 2. Status pernikahan.
waktu. 3. Umur.
c. Penampilan karyawan rapi dan sopan. 4. Jumlah anggota keluarga di bawah 18
d. Pelayanan dari karyawan yang tahun.
terampil. 5. Pendapatan rata-rata per tahun.
e. Pelayanan dari karyawan yang ramah. 6. Intensitas makan di restoran dalam
f. Menyampaikan pesanan sesuai seminggu.
dengan yang dijanjikan. 7. Intensitas makan di restoran dalam
g. Ketepatan waktu penyerahan sebulan.
makanan sesuai janji. 8. Rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan
h. Menyediakan sistem pemesanan setiap makan direstoran cepat saji.
tempat. Data-data demografi ini dapat
5. Komunikasi. dimanfaatkan untuk mengetahui segmen
Hal ini menjadi sebuah pelengkap pasar ataupun potensi pasar yang dimiliki dan
bagi sebuah manajemen bisnis yang nantinya akan dipetakan untuk bisa dibidik
memberikan informasi secara langsung menjadi pangsa pasar utama. Inilah yang
terhadap calon konsumen, dikemas dalam nantinya menjadi sebuah keuntungan dari
beberapa cara yang mengedepankan sebuah pengelolaan manajemen bisnis dari
aspek pemasaran terhadap produk yang perusahaan rumah makan cepat saji.
akan ditawarkan kepada konsumen. Cara-
cara tersebut dikemas dalam beberapa Metode Fischbein
atribut, yaitu: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
a. Telah memiliki pengalaman dan citra bahwa atribut menawarkan diskon untuk
yang baik. pembayaran menggunakan kartu kredit
b. Brosur, menu mengesankan seperti adalah strategi yang baik untuk menarik
restoran bertaraf internasional. konsumen kembali lagi melakukan
c. Sering memasang iklan di media pembelian, berada pada posisi teratas
elektronik Radio. dengan poin tertinggi yaitu 3,2 memiliki
d. Sering memasang iklan di media kinerja terbaik dan dapat mempengaruhi
elektronik TV. persepsi dari konsumen. Oleh karena itu
diharapkan manajemen sekiranya dapat

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28
23
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

membuat sebuah promo-promo kemudahan angka sikap tersebut dibandingkan dengan


dalam bertransaksi bagi konsumen angka sikap untuk rumah makan lainnya.
kedepannya lagi. Pada konteks ini pengukuran sikap konsumen
Menjadi konsen yang sangat vital bagi dilakukan secara keseluruhan terhadap
manajemen adalah tentang keadaan restoran semua atribut, dapat diartikan juga
yang harus bersih dan rapi, ini berada pada konsumen tidak suka akan atribut tertentu
posisi yang paling akhir diantara ke 42 atribut yang diberikan oleh pihak fast food, namun
yang lainnya (poin 1,47). Faktor kebersihan konsumen tetap menyukai atribut lain yang
harus dapat dikedepankan karena konsep juga ditawarkan oleh pihak fast food.
dari rumah makan cepat saji lebih banyak
menarik konsumen dari tingkat ekonomi Importance Performance Analysis (Analisis
menengah ke atas, dan tentunya begitu kritis IPA")
memberikan penilaian terhadap kondisi atau Analisa IPA dilakukan sebagai masukan
keadaan di seluruh aspek layanan dari rumah terhadap manajemen akan usulan perbaikan
makan cepat saji. kerja atas atribut-atribut yang diberikan
kepada konsumen apakah dari atribut-atribut
Analisis Evaluasi tersebut sudah memiliki penilaian yang baik
Dari analisa yang telah dilakukan bagi konsumen atau justru tidak memiliki nilai
terlihat bahwa atribut model penawaran pendongkrak bagi jasa pelayanan yang telah
diskon untuk pembayaran menggunakan diberikan.
kartu kredit memiliki tingkat kepentingan Secara keseluruhan dapat diartikan
tertinggi yang kemudian diikuti dengan model bahwa tingkat jasa pelayanan yang diberikan
atribut yang lain. Bertransaksi dengan kepada konsumen sebagian besar atribut
menggunakan kartu kredit lebih digemari dan berada pada matriks posisi prioritas rendah
menanamkan intensitas belanja yang dengan persentase 53%, atribut pada matriks
berlanjut kedepannya, meskipun poin pertahankan prestasi berada di urutan kedua
kepentingan (2,53) masih di bawah poin dengan persentase 33%, dilanjutkan dengan
kinerja (3,2). Namun hal ini menandakan atribut prioritas utama hanya ada 9% dan
bahwa konsumen mendapatkan kemudahan terakhir atribut pada matriks berlebihan
bertransaksi ditambah dengan pemberian dengan persentase 5%. Ini artinya masih
diskon menjadikan konsumen tanpa berfikir banyak atribut yang tidak memiliki efektifitas
ulang untuk berbelanja dengan puas akan yang signifikan terhadap jasa pelayanan yang
memenuhi kebutuhannya. Poin terendah diberikan dari masing-masing atribut.
berada pada atribut bersih dan rapi (1,27) Kedepannya agar dapat dijadikan acuan
tingkat kepentingan yang juga masih di untuk perbaikan dari setiap atribut yang
bawah tingkat kinerja (1,47). Koreksi harus memiliki tingkat prioritas rendah agar dapat
segera dilakukan oleh pihak manajemen, memberikan jasa pelayanan dan kinerja yang
segera perbaiki lini tersebut untuk lebih baik lagi.
mengoptimalkan fungsi kinerja dari karyawan
sebelum konsumen enggan untuk datang Penilaian Tingkat Preferensi Seluruh
kembali. Responden
Hasil penilaian tingkat preferensi oleh
Analisis Sikap Konsumen 30 responden restoran cepat saji
Setelah dilakukan perhitungan maka menunjukkan bahwa kriteria harga memiliki
Ao (sikap konsumen) dapat ditetapkan nilai rata-rata tertinggi (61,17) dibanding
keseluruhan sebesar 180,27. Angka tersebut empat kriteria lain (tabel 5). Mayoritas
tidak dapat diartikan secara tepat, kecuali bila responden memilih makan di restoran cepat
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

24
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

saji dikarenakan terdapat harga diskon konsumen akan mempertimbangkan restoran


khusus bagi pembayaran menggunakan kartu cepat saji dalam daftar pilihan restoran yang
kredit dengan poin rata-rata tertinggi (2,53). mereka kunjungi.
Promosi menjadi daya tarik yang memikat
bagi para pelanggan untuk kembali lagi demi Tingkat Persaingan
tingkat kepuasan berbelanja/bertransaksi. Posisi Relatif Pesaing (Kemudahan Dicapai)
Park (2004) menambahkan promosi menjadi Nampak pada urutan pertama di miliki
salah satu atribut penting dalam restoran fast oleh restoran cepat saji KFC dengan poin
food. (3,76) disusul oleh rumah makan yang
Penilaian tiap atribut dari setiap lainnya. Posisi yang strategis dan mudah
kriteria menunjukkan tiga atribut dengan nilai dijangkau memberikan kemudahan bagi
kepentingan tertinggi berasal dari kriteria konsumen untuk datang demi mengkonsumsi
harga yang ditawarkan, yaitu menawarkan hidangan yang ditawarkan oleh pihak rumah
diskon untuk pembayaran menggunakan makan cepat saji.
kartu kredit (2,53), sering menawarkan
undangan makan gratis (2,27), serta
mengadakan program makan sepuasnya satu Jarak antara Pusat Kegiatan (Kedekatan dari
harga (2,20). Konsumen menilai tiga atribut Rumah, Kantor, Sekolah)
perlu dipertimbangkan dalam memilih Jarak antara pusat kegiatan dapat
restoran. menentukan konsumen dalam memilih
Bentuk pelayanan meliputi restoran cepat saji baik dekat dengan pusat
menyediakan pelayanan yang cepat dan keramaian, rumah, kantor ataupun sekolah.
efisien (1,30), menyampaikan pesanan sesuai Dalam analisa ini rumah makan Trio dan KFC
dengan yang dijanjikan (1,40), pelayanan dari berada dalam urutan tertinggi dengan poin
karyawan yang ramah (1,43), penampilan 2,58, karena rumah makan tersebut berada di
karyawan rapi dan sopan (1,47), ketepatan pinggir jalan raya yang ramai dilalui
waktu penyerahan makanan sesuai janji kendaraan dan tidak jauh dari pusat kegiatan
(1,47), pelayanan dari karyawan yang seperti rumah, kantor atau sekolah sehingga
terampil (1,50), menyediakan sistem hal tersebut memudahkan konsumen untuk
pemesanan tempat (1,73), serta delivery menemukan dan menjangkau restoran
order yang mudah dan tepat waktu (1,77), tersebut.
secara kumulatif memperoleh nilai rata-rata
terendah (39,86). Data ini menunjukkan Tingkat Persaingan antar Rumah Makan
konsumen tidak begitu puas akan pelayanan Cepat Saji di Kota Bogor
dari karyawan yang diberikan dari rumah Dari hasil analisis yang dilakukan
makan cepat saji. Seharusnya ini dapat terhadap sembilan rumah makan cepat saji
dijadikan perhatian manajemen untuk terhadap variabel yang diteliti, maka dapat
perbaikan tata kelola pelayanan agar lebih ditentukan rata-rata total scoring yaitu rumah
baik lagi. Konsep rumah makan cepat saji makan KFC sebesar (20,56, 14%), rumah
adalah mengedepankan kecepatan pelayanan makan McD sebesar (18,29, 12%), rumah
demi mengefisienkan waktu, membutuhkan makan Pizza Hut (16,67, 11%), rumah makan
perubahan yang harus segera dilaksanakan Texas Chiken (16,67, 11%), rumah makan Trio
demi menjaga pelanggan agar tetap loyal (15,98, 11%), rumah makan Simpang Raya
terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini (15,96, 11%), rumah makan Burger Kings
bertujuan sebagai bentuk ganti rugi jika (15,87, 10%), rumah makan Lembah Anai
konsumen merasa tidak puas terhadap (15,18, 10%), dan rumah makan Dominos
komponen yang ada pada restoran, sehingga (14,83, 10%).

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28
25
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

telah diberikan. dari hasil perhitungan


KESIMPULAN DAN SARAN dapat ditentukan titik masing- masing
Kesimpulan sumbu dari setiap atribut, dengan hasil
1. Dari analisa yang telah dilakukan terdapat tersebut dapat dikelompokkan dari 43
lima atribut tertinggi yang diberikan atribut menjadi empat kuadran
penilaian oleh konsumen terhadap berdasarkan tingkat kepentingan,
kinerja yang diberikan oleh restoran diantaranya: prioritas utama (4 atribut),
cepat saji yaitu menawarkan diskon pertahankan prestasi (14 atribut),
untuk pembayaran menggunakan kartu prioritas rendah (23 atribut) dan
kredit (3,2), sering menawarkan berlebihan (2 atribut), dengan demikian
undangan makan gratis (3,1), dapat membantu manajemen untuk
mengadakan program makan sepuasnya menentukan langkah-langkah
satu harga (2,93), menawarkan hidangan memperkuat setiap lini atribut bagi yang
penutup yang panas (2,77) dan Sering memiliki penilaian kurang baik dan lebih
memasang iklan di media elektronik meningkatkan lagi aspek pelayanan
Radio (2,73). Penilaian terhadap tingkat atribut yang telah memiliki penilaian
kepentingan diperoleh lima atribut sesuai harapan konsumen.
dengan nilai tertinggi yaitu menawarkan 3. Berkaitan dengan tingkat persaingan
diskon untuk pembayaran menggunakan antar rumah makan cepat saji, diperoleh
kartu kredit (2,53), menawarkan hasil scoring pada SPSS tingkat
hidangan penutup yang panas (2,3), persaingan yang sangat kompetitif,
sering memasang iklan di media perhitungan dari rata-rata sembilan
elektronik Radio (2,3), sering variabel dari sembilan rumah makan
menawarkan undangan makan gratis cepat saji yang ada di Kota Bogor
(2,27), mengadakan program makan dipetakan dengan urutan dari tertinggi
sepuasnya satu harga (2,2). Untuk atribut hingga terendah , dari hasil analisis yang
dengan penilaian lebih rendah dari dilakukan terhadap sembilan rumah
penilaian ke lima atribut baik dinilai dari makan cepat saji terhadap atribut yang
tingkat kinerja maupun dari tingkat diteliti, maka dapat ditentukan rata-rata
kepentingan di atas perlu segera total scoring yaitu rumah makan KFC
dilakukan perbaikan. Ke lima atribut sebesar (20,56), rumah makan McD
teratas tersebut juga bukan dalam artian sebesar (18,29), rumah makan Pizza Hut
sudah cukup memuaskan akan hasil dari (16,67), rumah makan Texas Chiken
tingkat penilaian kinerja dan tingkat (16,67), rumah makan Trio (15,98),
kepentinga yang diperoleh, namun harus rumah makan Simpang Raya (15,96),
dijaga dan lebih ditingkatkan lagi demi rumah makan Burger Kings (15,87 ),
menjaga kepuasan atas seluruh rumah makan Lembah Anai (15,18), dan
pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah makan Dominos (14,83).
rumah makan cepat saji.
2. Analisa IPA dilakukan sebagai masukan Saran
terhadap manajemen akan usulan 1. Atribut dengan penilaian berdasarkan
perbaikan kinerja atas atribut-atribut kinerja dan kepentingan masih perlu
yang diberikan kepada konsumen apakah dilakukan perbaikan, baik yang telah
dari atribut-atribut tersebut sudah mendapatkan nilai terbaik dari masing-
memiliki penilaian yang baik bagi masing tolak ukur yang dinilai dari tingkat
konsumen atau justru tidak memiliki nilai kinerja ataupun dari tingkat kepentingan
pendongkrak bagi jasa pelayanan yang misalkan dari atribut penetapan harga
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

26
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

dapat memberikan keterjangkauan dan ditiadakan atribut-atribut tersebut (23


kemudahan dalam bertransaksi, atribut). Dari kuadran D (berlebihan),
memberikan promo-promo khusus menunjukkan faktor yang mempengaruhi
pembelian bagi konsumen, dari kriteria pelanggan kurang penting, akan tetapi
komunikasi hendaknya meningkatkan pelaksanaannya berlebihan. Dianggap
intensitas promosi, terutama iklan di kurang penting tetapi sangat
televisi dan turut berpartisipasi dalam memuaskan. Tetap diadakan sebagai nilai
acara besar di wilayah sekitar outlet, tambah dari tingkat pelayanan yang
kemudian dari kriteria menu makanan ditawarkan (2 atribut).
agar dijaga kualitas masakan dan selalu 3. Pola persaingan yang begitu ketat antar
berinovasi menyesuaikan dengan tingkat rumah makan cepat saji memang
selera konsumen, harus menjadi sebuah didominasi dari rumah makan cepat saji
tolak ukur atau target pencapaian dimana berlabel asing dibandingkan domestik,
nilai maksimal dari skala Likert adalah sekiranya lebih jeli lagi akan penilain yang
poin 5, oleh karena itu penilain atribut- telah diberikan dari analisa ini, ambil
atribut yang belum maksimal setidaknya langkah cepat akan variabel yang menjadi
harus segera dilakukan perubahan ke nilai positif diberikan konsumen terhadap
arah perbaikan yang dapat membangun rumah makan sebagai kekuatan untuk
sebuah sistem bisnis simbiosis meraup pangsa pasar dan segera
mutualisme antara konsumen dan pelaku memperbaiki nilai variabel yang memiliki
bisnis rumah makan cepat saji. penilain yang lemah akan operasional
2. Hasil dari pengukuran atribut dari kerja yang dilakukan oleh pihak rumah
masing-masing kriteria, nampak makan cepat saji. Rumah makan cepat
pembagian atas kuadran kartesius yang saji yang berada pada posisi teratas
telah dihitung berdasarkan tingkat kinerja menjalankan fungsi rata-rata dari 9
dan kepentingan dari masing-masing variabel lebih baik dari ke delapan
atribut. Dari Kuadran A (prioritas utama) pesaing lainnya. Seharusnya hal tersebut
agar kiranya manajemen segera dapat dijadikan sebuah referensi akan
merealisasikan ke empat atribut yang perubahan-perubahan yang signifikan
ditawarkan oleh pihak rumah makan dan terukur dari sistem operasional
cepat saji, karena konsumen menganggap pelayanan jasa rumah makan cepat saji
unsur-unsur atribut ini sangat penting lainnya agar dapat menarik konsumen
untuk direalisasikan. Dari Kuadran B lebih banyak lagi.
(pertahankan prestasi) menunjukkan
unsur atribut yang telah berhasil DAFTAR PUSTAKA
dilaksanakan (14 atribut). Untuk itu wajib Abdi, H., dan Valentin, D. (2007). ’’DISTATIS”,
dipertahankan dan ditingkatkan lagi, Encyclopedia of Measurement and
karena dianggap sangat penting dan Statistics, Ed: Salkind, N., Sage
sangat memuaskan. Dari kuadran C Publications, Inc., California, hal.
(prioritas rendah) menunjukkan beberapa 284-291.
faktor yang kurang penting pengaruhnya Gabriel, K.R. 1971. “The Biplot Graphic
bagi pelanggan. Pelaksanaannya dari Display of Matrices with Application
atribut tersebut biasa- biasa saja. to Principal Component Analysis”,
Dianggap kurang penting dan kurang Biometrika, Vol. 58, No. 3, hal. 453-
memuaskan. Segera lakukan perbaikan 467.
dari segi kinerja atau jika memang tidak Ginanjar, I. 2011. “Analisis Produk dan
terlalu signifikan hasilnya sebaiknya agar Assessor dari Data Penyortiran

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28
27
Sri Hartini dan Lesti Hartanti E-ISSN 2502-5678

Menggunakan Hybrid DISTATIS”, Breeders, Geneticists, and


Prosiding Seminar Nasional Agronomists, CRC Press LLC, Florida.
Statistika, Universitas Diponegoro,
ISBN: 978- 979-097-142-4, hal. 25-
37.
Greenacre, M.J. 1984. Theory and
Applications of Correspondence
Analysis, Academic Press, Inc.,
London.
Harshman, R.A., dan Lundy, M.E. 1994.
“PARAFAC: Parallel Factor Analysis”,
Computational Statistics and Data
Analysis, Vol. 18, hal. 39-72.
Husson, F., & Pages, J. 2006. “INDSCAL Model:
Geometrical Interpretation and
Methodology”, Computational
Statistics and Data Analysis, Vol. 50,
hal. 358-378.
Kotler, P. 1997. Marketing Management, 6th
edition, Prentice-Hall, Inc., New
Jersey. Kruskal, J., dan Wish, M.
(1978), Multidimensional Scaling,
Sage University Papers Series.
Quantitative Applications in the Social
Sciences; No. 07-011, Sage
Publications, Inc., Iowa.
Lawless, H.T., Sheng T., dan Knoops, S. 1995.
“Multidimensional Scaling of Sorting
Data Applied to Cheese Perception”,
Food Quality and Preference, Vol. 6,
hal. 91-98.
Levitt, T. 1980. “Marketing Succes Through
Differentiation of Anything”,
Harvard Business Review, January-
February 1980, Harvard Business
School Publishing, Boston.
Goldberg, Jack.L., 1991. Matrix
Theory With Apllications, McGraw-
Hill Inc, New York.
Meyners, M., Kunert, J., dan Qanari E.M.
2000. “Comparing Generalized
Procrustes Analysis and Statis”,
Food Quality and Preference, Vol.
11, hal. 77-83.
Yan, W., and Kang, M.S. 2003. GGE Biplot
Analysis: A Graphical Tool for

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-28

28

You might also like