You are on page 1of 13

Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.

2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

KORELASI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI


TERHADAP FREKUENSI TENDANGAN LURUS SISWA PUTRA
PESERTA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMP PGRI 1
DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Agustinus Dei

ABSTRACT

Constraints that are dominant in the field, there are various characteristics and
abilities of students such as leg muscle strength and leg length, erratic health conditions
and lack of talent and interest in children towards the martial arts sports especially in
kick techniques. The purpose of this study was to determine the correlation of limb
muscle strength and leg length to the frequency of students' straight kicks of male
participants in the PGRI 1 Denpasar Junior High School Pencak Silat Extracurricular
Year 2018/2019.
The population in this study amounted to 62 people. Of these, 30 were taken as samples
according to inclusion, exclusion and group out criteria. This research was carried out in
the Pencak Silat Padepokan of SMP PGRI 1 Denpasar for two days. The measurement
test given is a measurement of the length of the leg with an antrophometer in units of cm.
Data collected through tests and measurements and analyzed using statistical analysis
using the multiple correlation formula.
Based on the analysis of the calculation of the normality test of the results of the
limb muscle strength test with normal distribution (Fkolmogorov-Smirnov = 0.113; p>
0.05 and VShapiro-Wilk = 0.974; p> 0.05). For leg length data results are normally
distributed (FFkolmogorov-Smirnov = 0.120; p> 0.05 and FShapiro-Wilk = 0.978; p>
0.05). Likewise for data from the number of straight kicks normally distributed
(Fkolmogorov-Smirnov = 0.154; p> 0.05 and Fkolmogorov-Smirnov = 0.967; p> 0.05).
For homogeneity test shows a statistical value of 0.531 and a significance number of
0.593 (p> 0.05) has the same or homogeneous variant. The value of the multiple
correlation (R) in this study was 0.878 in a very strong level. The coefficient of
determination (KP) is 77.09 ° 0 and the remaining 22.91% are other factors not
examined in this study. Significance level = 0.05% and db = 28 test Fh = 4.54 greater
than Ft = 3.34 (Fh> Ft) which means the correlation in this study is significant.
Based on the data analysis, it can be concluded that there is a correlation between
limb muscle strength and limb length to the frequency of students' straight kicks of male
participants of the PGRI 1 Denpasar Junior High School Pencak Silat extracurricular
2018/2019, so that the null hypothesis tested is rejected and the alternative hypothesis in
this study is accepted.

Keywords: correlation, leg muscle strength, leg length, straight kick frequency

PENDAHULUAN merupakan warisan nenek moyang


Pencak silat merupakan salah kita yang perlu dilestarikan. Pencak
satu bentuk kebudayaan bangsa silat merupakan cara membela diri
Indonesia. Pencak silat juga yang disesuaikan dengan kondisi

313
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

alam sekitar yang telah berkembang secara Nasional, meliputi: kuda-kuda,


pada zaman prasejarah. Pencak silat sikap pasang, pola langkah, belaan,
pada dasarnya adalah pembelaan diri hindaran. serangan, dan tangkapan.
insani Indonesia untuk menghindari Pertandingan pencak silat
diri dari segala malapetaka (Sudiana, memiliki perbedaan dengan bela diri
2009:19). Pengurus Besar Ikatan yang lain, karena didalamnya harus
Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB menampilkan sikap pasang, pola
IPSI) pada tahun 1975 langkah, serang bela dan kembali ke
mendefinisikan bahwa pencak silat sikap pasang. Semua kaedah harus
adalah hasil budidaya manusia terjadi dalam permainan setiap
Indonesia untuk membela atau babaknya. Teknik dalam upaya harus
mempertahankan eksistensi mencapai hasil optimal, bisa dengan
(kemandirian) dan integritas pukulan, tendangan, juga dengan
(manunggal) terhadap lingkungan teknik sambut, guntingan atau jatuhan
hidup/alam sekitarnya untuk dengan tangkapan.
mencapai keselarasan (Rachman Serangan dengan kaki yang
Hisbullah, 2008:21). masuk pada sasaran, tanpa terhalang
Dalam peningkatan prestasi oleh tangkisan, hindaran atau elakan
latihan pencak silat, teknik erat lawan akan mendapatkan nilai dua
kaitannya dengan kemampuan gerak, (2). Serangan dengan kaki yang
kondisi fisik, taktik dan mental. dinilai adalah serangan yang masuk
Teknik dasar perlu dikuasai terlebih pada sasaran, menggunakan teknik
dahulu guna dapat mengembangkan serangan dengan kaki (dalam bentuk
mutu prestasi pencak silat. Dalam apapun, bertenaga dan mantap, tidak
pencak silat terdapat berbagai disertai tangkapan/pegangan, tanpa
aliran/perguruan silat sehingga nama terhalang oleh tangkisan atau elakan
serta jurus dasar berbeda pada setiap dan dengan dukungan kuda-kuda,
aliran. Tetapi pada dasarnya bentuk atau kaki tumpu yang baik, jarak
jurus tersebut hampir sama. Beberapa jangkauan tepat dan lintasan serangan
jurus dasar dan keterampilan dalam yang benar (Munas IPSI, 2012:15).
pencak silat menurut standar IPSI Serangan dengan tungkai dan kaki

314
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

terdiri dari tendangan, sapuan, menggunakan kaki dan menjadi


dengkulan dan guntingan. Tendangan tehnik yang sangat penting karena
dalam Pencak Silat terdiri dari kekuatanya yang jauh lebih
beberapa jenis yaitu tendangan lurus, besardaripada tangan, dan
tendangan sabit, tendangan T, dan penggunaan tendangan tidak hanya
tendangan belakang. dilakukan pada saat pertarungan,
Keterampilan teknik tetapi tendangan juga dilakukan pada
tendangan dalam pencak silat sangat saat melakukan gerakan jurus (seni
dipengaruhi oleh kualitas otot tungkai TGR), dimana gerakan ini
dari pesilat. Untuk dapat melakukan memerlukan usur kecepatan,
teknik tendangan dengan baik kekuatan dan keseimbangan. Selain
diperlukan unsur kekuatan dan itu diperlukan juga penguasaan tehnik
kecepatan dari sekelompok otot yang gerak yang baik, penguasaan jarak
mendukung gerakan tersebut. Dari dan liming yang tepat agar tendangan
sekelompok otot yang paling tersebut menjadi efektif, tehnik
dominan mendukung terhadap tendangan tersebut adalah tendangan
gerakan tendangan adalah otot lurus, tendangan sabit, tendangan T,
tungkai. Oleh karena itu pemberian dan tendangan belakang.
latihan yang diterapkan kepada Salah satu tendangan yang
pesilat sangat tepat kalau sering dilakukan dalam pertandingan
mengutamakan pada otot tungkai, pencak silat adalah tendangan lurus.
dengan tidak mengesampingkan otot- Semakin banyak tendangan yang
otot yang lain. Faktor-faktor penentu dilakuakan atlet dan perkanaan
banyak tidaknya atlet melakukan sasaran sesuai dengan aturan pencak
tendangan dalam waktu secepat- silat yang berlaku, akan memperoleh
cepatnya adalah: tergantung pada otot nilai yang lebih banyak dan lebih
yang bekerja, panjang tungkai, besar. Maka dari itu kecepatan atau
frekuensi gerak, dan tehnik tendangan jumlah tendangan sangat
yang sempurna. mempengaruhi nilai dan menentukan
Tendangan merupakan suatu kemenangan pada atlet tersebut.
gerak yang dilakukan dengan Kecepatan tendangan yang

315
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

menghasilkan jumlah tendangan yang dipenuhi dalam melakukan


semakin banyak dapat dipengaruhi tendanganpencak silat yaitu:
oleh faktor internal dan faktor kecepatan, daya tahan, kekuatan,
pelatihan yang diberikan pada keseimbangan, kordinasi. kelentukan,
seorang pesilat tersebut. dan daya ledak. Bila faktor tersebut
Jenis kelamin merupakan tidak ada maka akan susah melakukan
faktor internal yang mempengaruhi tendangan lurus pencak silat.
segala macam kecepatan olahraga Sesuai dengan observasi yang
termasuk kecepatan tendangan dalam peneliti lakukan pada peserta
cabang olahraga pencak silat. ekstrakurikuler SMP PGRI 1
Perbedaan kekuatan otot, proporsi Denpasar, dalam kegiatan latihan
dan besar otot dalam tubuh pada usia ekstrakurikuler masih banyak siswa
yang sama pada pria dan wanita juga yang belum menguasai tehnik,
berbeda. Perbedaan nilai kekuatan terutama pada tehnik tendangan. Hal
otot dan masa otot disetiap kelompok ini bisa dilihat pada saat siswa
otot juga berbeda. Usia juga melakukan tendangan dengan sasaran
mempengaruhi kecepatan tendangan hand box,tendangan yang dilakukan
karena semua komponen biomotorik siswa ada yang sangat lemah dan ada
dipengaruhi oleh bertambahnya usia yang sangat kuat dan terkadang ada
seseorang. Dari pengamatan langsung yang tidak tepat sasaran. Ini
yang dilakukan peneliti dilapangan disebabkan karena kekuatan otot
secara sepintas dapat terlihat bahwa tungkai yang dimiliki siswa berbeda-
dengan usia dan jenis kelamin yang beda dan panjang tungkai yang tidak
sama, kecepatan atau jumlah sama satu sama yang lainnya.
tendangan siswa tersebut berbeda. Berdasarkan kendala-kendala yang
Dalam pencak silat khususnya dominan di lapangan, adanya
dalam melakukan tendangan lurus karakteristik dan kemampua siswa
terdapat banyak kombinasi gerakan yang beraneka ragam seperti
yang perlu dikuasai agar bisa kekuatan otot tungkai dan panjang
melakukan tendangan dengan baik tungkai, kondisi kesehatan tidak
dan cepat. Komponen biomotorik menentu serta kurangnya bakat dan

316
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

minat anak terhadap cabang olahraga Jenis penelitian adalah penelitian


pencak silat khususnya dalam tehnik deskriptif dengan populasi dalam
tendangan. Maka timbul penelitian ini berjumlah 62 orang.
permasalahan yang sangat mendasar Dari jumlah tersebut diambil 30
dalam penelitian ini yaitu, apakah orang sebagai sampel yang sesuai
faktor kekuatan otot tungkai dan dengan kriteria inklusi, eksklusi, dan
panjang tungkai yang beraneka ragam droup out. Penelitian ini dilaksanakan
mempengaruhi jumlah tendangan di Padepokan Pencak Silat SMP
lurus pencak silat. Oleh karena itu, PGRI 1 Denpasar selama dua hari.
penelitian ini menjadi sangat penting Varibel Penelitian dan data
dilakukan untuk mencoba mencari Penelitian
jawabanya. Variabel independen dalam penelitian
Mengacu dari beberapa ini adalah Kekuatan Otot Tungkai
penjelasan dan hasil observasi yang (X1) dan Panjang Tungkai (X2).
dilakukan peneliti dilapangan tentang Variabel terikat dalam penelitian ini
kemampuan tendangan pencak silat adalah Frekuensi Tendangan Lurus
siswa putra SMP PGRI 1 Denpasar (Y)
yang masih belum maksimal, peneliti Data penelitian diperoleh dari hasil
berkeinginan untuk melakukan tes pengukuran yang diberikan adalah
penelitian yang berjudul “Korelasi pengukuran panjang tungkai dengan
Kekuatan Otot Tungkai dan Panjang Antrophometer dalam satuan cm.
Tungkai Terhadap Frekuensi Pengukuran kekuatan otot tungkai
Tendangan Lurus Siswa Putra Peserta dengan alat ukur leg dynamometer
Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP dalam satuan kg/BB dan pengukuran
PGRI 1 Denpasar Tahun Pelajaran frekuensi tendangan dengan
2018/2018”. menggunakan hand box dan
stopwatch diukur jumlah tendangan
METODE PENELITIAN dalam waktu 30 detik.
Jenis Penelitian, Populasi dan ANALISA DATA
Sampel Data hasil tes pengukuran dalam
penelitian ini adalah uji normalitas

317
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

data, uji homogenitas dan menguji Putra Peserta Ekstrakurikuler


Pencak Silat SMP PGRI 1
hipotesis nol. Normalitas
Denpasar Tahun Pelajaran
menggunakan uji Kolmogorov 2018/2019
Smirnov dan Shapiro-wilk bantuan
Kekuatan Hasil Ukur Jumlah
SPSS 16.0 for windows . Otot Panjang Tendangan
No
Tungkai Tungkai Lurus
Homogenitas dengan melakukan tes
(Kg/BB) (Cm) (30 Detik)
dan pengukuran kekuatan otot 1 36,5 86,9 15 kali
tungkai, panjang tungkat dan 2 39,5 92,1 12 kali
3 32,0 94,9 13 kali
frekuensi tendangan lurus. Pengujian 4 21.5 85,2 15 kali
dengan bantuan SPSS 16.0 for 5 28,0 93,8 12 kali
6 31,0 93,9 13 kali
windows. Merumuskan hipotesis nol 7 29,0 88,2 15 kali
dengan mencari nilai r-hitung tentang 8 34,5 89,2 15 kali
9 23,5 94,2 15 kali
korelasi kekuatan otot tungkai dan 10 23,5 93,2 13 kali
panjang tungkai terhadap frekuensi 11 28,0 89,2 14 kali
12 32.0 86,7 13 kali
tendangan lurus.
13 31,2 92,1 12 kali
14 30.3 89,5 12 kali
15 29,0 90,5 14 kali
HASIL PENELITIAN
16 28,0 91,1 15 kali
Penyajian Data 17 29,0 89,9 15 kali
Hasil pengukuran dari Korelasi 18 28,8 90,8 14 kali
19 29,8 91.2 14 kali
Kekuatan Otot Tungkai dan Panjang 20 30,3 87,5 13 kali
Tungkai Terhadap Frekuensi 21 28,9 89,3 14 kali
22 31.2 88,2 13 kali
Tendangan Lurus Siswa Putra Peserta 23 25,5 87,7 17 kali
Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP 24 27,3 89,3 17 kali
25 25.7 92,2 18 kali
PGRI 1 Denpasar Tahun Pelajaran
26 25.8 90,0 15 kali
2018/2019. 27 32.4 90,3 12 kali
28 28.4 90,1 14 kali
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran
Korelasi Kekuatan Otot 29 27.4 89,7 14 kali
Tungkai dan Panjang 30 35.5 89,2 12 kali
Tungkai Terhadap Frekuensi 883,5 2613,9 420
Tendangan Lurus Siswa

Tabel 2. Tabel Kerja Korelasi Kekuatan Otot Tungkai dan Panjang Tungkai
Terhadap Frekuensi Tendangan Lurus Siswa Putra Peserta

318
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP PGRI 1 Denpasar Tahun Pelajaran


2018/2019

No. X1 x2 Y X12 x22 Y2 X1Y X2Y X1X2


1 36,5 86.9 15 1332,25 7551,61 225 547.5 1303,5 3171.85
2 39,5 92,1 12 1560.25 8482.41 144 474 1105,2 3637.95
3 32,0 94,9 13 1024 9006,01 169 416 1233,7 3036,8
4 21,5 85,2 15 462,25 7259,04 225 322,5 1278 1831,8
5 28,0 93,8 12 784 8798,44 144 336 1125,6 2626,4
6 31,0 93,9 13 961 8817,21 169 403 1220,7 2910,9
7 29,0 88,2 15 841 7779,24 225 435 1323 2557,8
8 34,5 89,2 15 1190,25 7956,64 225 517,5 1338 3077,4
9 23,5 94,2 15 552,25 8873,64 225 352,5 1413 2213,7
10 23,5 93,2 13 552,25 8686,24 169 305,5 1211,6 2190,2
11 28,0 89,2 14 784 7956,64 196 392 1248,8 2497,6
12 32,0 86,7 13 1024 7516,89 169 416 1127,1 2774,4
13 31,2 92,1 12 973,44 8482.41 144 374,4 1105,2 2873,52
14 30.3 89,5 12 918,09 8010,25 144 363,6 1074 2711,85
15 29,0 90,5 14 841 8190,25 196 406 1267 2624,5
16 28,0 91,1 15 784 8299,21 225 420 1366,5 2550.8
17 29,0 89,9 15 841 8082,01 225 435 1348,5 2607,1
18 28,8 90.8 14 829,44 8244,64 196 403,2 1271,2 2615,04
19 29,8 91,2 14 888,04 8317,44 196 417,2 1276,8 2717,76
20 30,3 87,5 13 918,09 7656,25 169 393,9 1137,5 2651,25
21 28,9 89,3 14 835,21 7974,49 196 404,6 1250,2 2580,77
22 31,2 88,2 13 973,44 7779,24 169 405,6 1146,6 2751,84
23 25,5 87,7 17 650,25 7691,29 289 433,5 1490,9 2236,35
24 27,3 89,3 17 745,29 7974,49 289 464,1 1518,1 2437,89
25 25,7 92,2 18 660,49 8500,84 324 462,6 1659,6 2369,54
26 25,8 90,0 15 665,64 8100 225 387 1350 2322
27 32,4 90,3 12 1049,76 8154,09 144 388,8 1083,6 2925,72
28 28,4 90,1 14 806,56 8118,01 196 397,6 1261,4 2558,84
29 27,4 89,7 14 750,76 8046,09 196 383,6 1255,8 2457,78
30 35,5 89,2 12 1260,25 7956,64 144 426 1070,4 3166,6
 883,5 2613,9 420 26458,25 244261,7 5952 12284,2 37861,5 79685,95

Keterangan:
X1 : Hasil tes kekuatan otot tungkai
X2 : Hasil pengukuran panjang tungkai
Y : Hasil tes jumlah tendangan lurus
 : Jumlah keseluruhan

319
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

Tabel 3. Tabel Tentang Koefisien Korelasi dan Tingkat Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,800- 1000 Sangat Kuat
0,600 - 0,799 Kuat
0,400 - 0,599 Cukup
0,200 - 0,399 Rendah
0,000-0,199 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel interpretasi = 0,8777663755


koefisien korelasi dan tingkat = 0,878
hubungan maka angka 0,233 berada Menentukan taraf signifikan
pada interval koefisien korelasi 0,200 yang digunakan dalam penelitian ini
- 0,399 dengan tingkat hubungan adalah α = 0,05 dengan derajat
rendah. Dengan demikian hipotesis kebebasan (db) dapat dihitung
nol diterima hipotesis alternatif dengan rumus:
ditolak. db = (N – 2)
Rumus Analisis Korelasi Ganda = (30 – 2)
Rx,x2y = = 28

(rxy ) 2  (rx2 y ) 2  2(rx1 y )( rx2 y )( rx1 x2 ) Keterangan:


1  (rx1 x2 ) 2 db = derajat kebebasan
N = Jumlah sampel
= 2 = bilangan konstanta
(0,664) 2  (0,713) 2  2(0,664)(0,713)( 0,233) Berdasarkan hasil
1  (0,233) 2 perhitungan diatas dengan taraf
signifikansi ά = 0,05 dan db = 28
= diperoleh r-tabel dengan nilai sebesar
0,440896  0,508369  (1,328)( 0,1661291) 0,374 sedangkan nilai r-hitung
1  0,054289
sebesar 0,878. Hal ini berarti bahwa
=
nilai r-hitung yang didapat lebih
0,949265  0,2206194428
besar dari nilai r-tabel (r-hitung>r-
0,945711
tabel). Ini berarti korelasi yang
(0,7286455572
= didapat adalah signifikan.
0,945711
Tingkat hubungan
= 0,7704738099
berdasarkan nilai koefisien korelasi

320
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

(r) yang diperoleh ditunjukan pada Tungkai Terhadap Frekuensi


tabel 4.8 berikut: Tendangan Lurus Siswa Putra
Tabel 4. Tabel Tentang Koefisien Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat
SMP PGRI 1 Denpasar Tahun
Korelasi dan Tingkat Hubungan
Pelajaran 2018/2019 adalah sebesar
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
77,09% dan sisanya sebesar 22,91%
0,800- 1000 Sangat Kuat
0.600 - 0,799 Kuat merupakan faktor lain yang tidak
0,400 - 0,599 Cukup diteliti dalam penelitian ini.
0,200 - 0,399 Rendah
0,000-0,199 Sangat Rendah Setelah mendapat nilai R dan
KP maka dapat dicari nilai F-hitung

Berdasarkan tabel interpretasi dengan rumus sebagai berikut:

koefisien korelasi nilai r maka angka R2


k
0,878 berada pada interval koefisien F-hitung =
korelasi 0,800 – 1000 dengan tingkat (1  R 2 )
N  k 1
hubungan sangat kuat. Dengan
0,878 2
demikian hipotesis nol ditolak 2
F-hitung =
hipotesis alternatif diterima.
(1  0,878 2 )
Setelah mendapat nilai R (30 - 2 - 1)

kemudian menentukan besarnya 0,770884


2
sumbangan koefisien penentu (KP) F-hitung =
(1  0,770884)
variabel X1 (kekuatan otot tungkai)
(30 - 2 - 1)
dan X2 (panjang tungkai) dengan Y
(jumlah tendangan) menggunakan 0,770884
2
rumus : F-hitung =
0,229116
KP= R2x 100% 27
= (0,878)2x 100%
0,385442
= 0,770884 x 100%
F-hitung = 0,229116
= 77,0884% 27

= 77,09%
0,385442
Jadi, pengaruh Korelasi F-hitung =
0,008485778
Kekuatan Otot Tungkai dan Panjang

321
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

F-hitung = 4,542211686 f-hitung yang diperoleh dalam


penelitian sebesar 4,54. Nilai yang
F-hitung = 4,54
didapat lebih besar dari angka batas
Berdasarkan taraf signifikansi
penolakan hipotesis nol (4,54>3,34).
ά = 0,05 dan db = 28 didapat angka
Karena F-hitung lebih besar dari F-
bebas penolakan hipotesis nol dalam
tabel (Fh>Ft) ini berarti korelasi
tabel nilai-nilai f-tabel untuk uji 1
yang didapat adalah signifikan.
pihak sebesar 3,34, sedangkan nilai

Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Analisis Statistik Korelasi Kekuatan Otot


Tungkai dan Panjang Tungkai Terhadap Frekuensi Tendangan Lurus
Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP PGRI 1 Denpasar
Tahun Pelajaran 2018/2019

F-tabel Taraf Keterangan


Db
Sampel signifikansi F-hitung
(N-2) Ho Ha
0,05 %

Korelasi Kekuatan Otot

Tungkai dan Panjang


28 3,34 4,45 Ditolak Diterima
Tungkai Terhadap Jumlah

Tendangan Lurus

Berdasarkan tabel diatas hasil PGRI 1 Denpasar tahun pelajaran


perhitungan f-hitung lebih besar dari 2018/2019 ditolak, sedangkan
f-tabel (Fh>Ft) demgan nilai Hipotesis alternatif (Ha) yang
4,45>3,34, maka Hipotesis nol (H0) berbunyi: ada korelasi kekuatan otot
yang berbunyi: tidak ada korelasi tungkai dan panjang tungkai terhadap
kekuatan otot tungkai dan panjang frekeunsi tendangan lurus siswa
tungkai terhadap frekuensi putra peserta ekstrakurikuler pencak
tendangan lurus siswa putra peserta silat SMP PGRI 1 Denpasar tahun
ekstrakurikuler pencak silat SMP pelajaran 2018/2019 diterima.

322
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

SIMPULAN DAN SARAN Lengkap,available from


:http://www
Pengaruh Korelasi Kekuatan
.bestektur.com/2013/10/peng
Otot Tungkai dan Panjang Tungkai ertian-olahraga-secara-
lengkap.html, accesedtanggal
Terhadap Frekuensi Tendangan
8 Oktober 2016
Lurus Siswa Putra Peserta
Eka Darmawan, I Wayan. 2016.
Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP
Korelasi Kekuatan Otot
PGRI 1 Denpasar Tahun Pelajaran Tungkai dan Kekuatan Otot
Tangan Dengan Jauhnya
2018/2019 adalah sebesar 77,09%
Lemparan Bola Baseball
dan sisanya sebesar 22,91% Atlet Putra Bali Redso
Baseball dan Softball Club
merupakan faktor lain yang tidak
Tahun 2016. Denpasar : IKIP
diteliti dalam penelitian ini. Jadi ada PGRI BALI.
Korelasi Kekuatan Otot Tungkai dan
Emzir. Metodelogi Penelitian
Panjang Tungkai Terhadap Frekuensi Pendidikan Kuantitatif &
Kualitatif. Jakarta; Raja
Tendangan Lurus Siswa Putra
Grafindo Persada. 2012.
Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat
Fuchan, Arief. 1992. Pengaturan
SMP PGRI 1 Denpasar Tahun
Penelitian dalam Pendidikan.
Pelajaran 2018/2018”. Surabaya : Usaha Nasional.

Hamilton, Persis Mary. 2002. Dasar-


DAFTAR PUSTAKA dasar Keperawatan
Maternitas, Jakarta: EGC.
Anonim. 2013. Tipe
Tubuh Manusia,available Harsono, 2012. Choaching dan
from: Aspek-aspek Psikologi dalam
http://pesancabe.blogspot.co.i Choaching. CV: Tambak
d/2013/09/tipe-tubuh- Kusuma Bandung.
manusia-ectomorph-
endomorph.html?m=l, Ismaningsih. 2015. Penambahan
accesedtanggal 8 September Proprioceptive Exercise Pada
2016. Intervensi Strengthening
Exercise Lebih Meningkatkan
Ariani, Tuti. 2011. Dasar-dasar Kelincahan Pada Pemain
Kepelatihan Olahraga. Sepak Bola,available
Singaraja: Universitas from:www.pps.unud.ac.id/.../
Pendidikan Ganesha. unud-1531-343694227-
tesis%20ismaningsih.pdf,
Bestektur. 2013. Pengertian accesedtanggal 8 September
Olahraga Secara 2016.

323
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

Ridwan. 2003. Dasar-dasarStatistik.


Kosasih, Engkos. 1989. Olahraga Bandung: Alfabeta.
Tehnik dan Program Latihan.
Akademika Pressendo, Rachman, Hisbullah. 2008. Sejarah
Jakarta dan Perkembangan Pencak
Silat di Indonesia. Jakarta:
Lubis, Johansyah dan Wardoyo, Pengurus Besar IPSI
Hendro, Pencak Silat Edisi Padepokan Pencak Silat
Kedua. Jakarta, Raja Indonesia.
Grafindo: 2014
Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Fisik Olahraga. Jakarta :
Penelitian Deskriptif Depdikbud Dirjen Dikti
Kualitatif Jakarta: GP Press PPLPTK.
Group.
Septianita Puri, Desak Ketut. 2016.
Munas IPSI, Peraturan Korelasi Panjang Tungkai
Pertandingan Pencak Silat Dan Kekuatan Otot Tungkai
IPSI, Jakarta: Rakernis IPSI, Terhadap Kecepatan Lari
2012 Jarak Pendek 100 Meter
Siswa Putri Kelas X Akutansi
Nala, Ngurah. 1996. Kesegaran SMK Negeri 1 Gianyar
Jasmani. Denpasar : Yayasan Tahun .Pelajaran 2015/2016.
Ilmu Faal Widya Laksana. Denpasar: IKIP PGRI BALI.

Oktara, Bebbi, Cabang Olahraga Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


Populer Aktivitas Pendidikan Pendekatan
Ketangkasan dan Bela Kuantitaif, Kualitatif, dan
Diri,Jakarta: Binamuda. 2010 R&D. Bandung: Alfabeta.

O'Sullivan, D. 2004.Complexity Syarifudin. 1992. Olahraga dan


Science and Human Kesehatan Untuk Tingkat
Geography, Transactions Menengah Atas. Jakarta:
ofInstitute of British Balai Pustaka.
Geography.
Sudiana, Ketut. 2009. Pedoman
Paryatha, I Kadek.2014. Korelasi Perkuliahan Dasar-Dasar
Panjang Tungkai dan Berat Pencak Silat dan Peraturan
Badan terhadap Kecepatan Wasit Juri. Singaraja: Jurusan
Lari 100 Meter Siswa Putra Ilmu Keolahragaan FOK
Kelas VIII (A, B, C dan D) Undiksha.
SMP Negeri 2 Abiansemal
Tahun Pelajaran 2013/2014. Sukandiyanto dan Muluk. 2011.
Denpasar : IKIP PGRI BALI. Pengantar Teoridan
Metodologi Melatih Fisik.
Bandung: CV. Lubuk Agung.

324
Widyadari DOI : 10.5281/zenodo.2662129
Vol. 20 No. 1 April 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
__________________________________________________________________

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian W.J.S Poerwadarminta. 1982. Kamus


Pendidikan Pendekatan Ilmu Bahasa Indonesia.
Kuantitaif, Kualitatif dan Jakarta: Depdikbud.
R&D. Bandung: Alfabeta
Tamat. Trisnowati, Pelajaran Dasar Winarno Surahmad. 1980.
Pencak Silat, Jakarta: Metodologi Penelitian.
Miswar, 1982 Bandung : Badan Penerbit
IKIP Bandung
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan
Fisiologi untuk Perawat.
Jakarta : EGC.

325

You might also like