You are on page 1of 11

ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.

Evaluasi dan Penyesuaian Sistem Ventilasi Pada Tambang


Batubara Bawah Tanah Lubang 02 PT.Cahaya Bumi Perdana,
Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.

Rizki Putri Bungo* and Bambang Heriyadi1**


1
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

* rizkiputribungo@gmail.com
**bambang_heriyadi@yahoo.co.id

Abstract.PT.Cahaya Bumi Perdana is one of the underground coal mining companies in Sawahlunto City
that applies the room and pillar mining method. The ventilation system used is a forcing system by
arranging the blower in a relay. The blower system installation is not followed by the suction blower
installation, so that dirty air is not immediately circulated out. Dirty air resulting from mining activities
from one front is pumped back to the next front and increases the increase in dust density and temperature.
From the results of temperature measurements in the main 02 hole (L02U) 28.6ºc and in the
accompaniment 02 hole (L02P) 26.9ºc. The average humidity in L02U is 91.4% and in L02P 90.3%. This is
contrary to government regulations in Kepmen 1827 K / 30 / MEM / 2018 which states "Air temperatures in
underground mines must be maintained between 18ºc to 24ºc with a maximum relative humidity of 85%" so
evaluation must be carried out. The total air requirement for mining activities in L02U is 12.6032 m3 / sec
and in the L02P hole is 11.3205 m3 / sec. To meet these needs, the main hole requires 9 blowers and the
accompanying hole needs 6 blowers, so that each hole must be added by 1 blow blower. In order to make
the hole condition more comfortable, it needs to be added with a suction fan unit to accelerate the
transportation of dirty air to the outside of the hole. Ventilation system modeling produces 3D ventilation
system models before and after the addition of a blower.

Keywords: Blower, Temperature, Humidity, Speed, Evaluation, Ventilation System Modeling

bawah tanah. Kegiatan penambangannya dilakukan


1. Pendahuluan dengan menggunakan metode room and pillar. Alat yang
Sistem penambangan terdiri dari tambang terbuka, digunakan untuk penggaliannya menggunakan alat semi
tambang bawah tanah dan tambang bawah air. Tambang mekanis yaitu jack hammer .
terbuka adalah segala kegiatan atau aktivitas Sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi
penambangan yang dilakukan dekat permukaan, tempat produksi pada PT.Cahaya Bumi Perdana wajib
kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar dan menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan benar
dipengaruhi oleh cuaca. Tambang bawah tanah adalah (good mining practice) salah satunya mengenai
segala kegiatan atau aktivitas penambangan yang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya pada
dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kegiatan penambangan bawah tanah. Hal tersebut sejalan
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. dengan upaya pemerintah Republik Indonesia dalam
Tambang bawah air adalah segala kegiatan mencegah kecelakaan kerja yang diatur dalam
penggaliannya dilakukan dibawah permukaan air atau Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
endapan mineral berharganya terletak di bawah No.1827 K/30/MEM/2018 Tentang Keselamatan dan
permukaan air. Kesehatan Kerja Pertambangan Umum yang mengkaji
PT.Cahaya Bumi Perdana adalah salah satu tentang ventilasi. mengalirkan udara segar ke dalam
perusahaan penambangan batubara yang melakukan tambang bagi pernafasan pekerja dan proses lain yang
kegiatannya dengan menggunakan sistem tambang memerlukan udara. Kegiatan tambang bawah tanah

21
pada tambang batubara bawah tanah perlu dilakukan
pada PT.Cahaya Bumi Perdana memiliki 6 lubang
pengkajian terhadap beberapa parameter yang meliputi
bukaan tambang dengan memiliki kondisi ventilasi yang
jumlah pekerja, emisi gas methan dan gas yang lainnya yang
berbeda-beda yaitu L01, L02, L03, L0, L05, dan L06.
dinetralisir, peralatan yang beroperasi di area penambangan
Ventilasi tambang harus benar-benar diperhatikan karena serta kondisi temperatur dan kelembaban udara. Dengan
dengan semakin dalamnya penggalian maka jarak antara dilakukan pengkajian pada parameter ini dapat ditentukan
mesin angin bantu akan semakin jauh, sehingga faktor temperatur efektif dan kelembaban relatif front kerja untuk
ini dapat mengurangi kuantitas udara pada front memenuhi kebutuhan udara segar baik untuk pekerja dan
penambangan, mengganggu produktivitas dan alat-alat mekanis.
kenyamanan pekerja di dalam tambang. Apabila tidak
Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
ada ventilasi dalam tambang bawah tanah maka
melakukan penelitian dengan judul "Evaluasi dan
kemungkinan besar para pekerja akan susah bernafas dan
Penyesuaian Sistem Ventilasi Pada Tambang Batubara
yang terburuk bisa menyebabkan kematian
Bawah Tanah Lubang 02 PT.Cahaya Bumi Perdana,Kota
Pada kegiatan tambang bawah tanah dibutuhkan ventilasi Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat".
tambang, gunanya untuk memasukkan udara segar yang
dibutuhkan oleh pekerja tambang. Berdasarkan
pemeriksaan awal sistem ventilasi yang digunakan di
lubang L02 hanya menggunakan sistem ventilasi
hembus, selain itu peneliti juga menemukan bocornya
duct. yang mengakibatkan kehilangan sirkulasi udara.
Sehingga menyebabkan kuantitas dan kualitas udara
berkurang, serta temperatur efektif dan kelembaban
relatif meningkat melebihi ambang batas.
Pada Lubang 02 PT. Cahaya Bumi Perdana terdapat
beberapa cabang yang telah selesai ditambang. Cabang
tersebut tidak ditutup dan tidak dialiri udara, sehingga
kemunculan gas berbahaya masih bisa terjadi. Ketentuan
untuk menutup lubang yang telah ditinggalkan tertera di
kepmen 1827 K/30/MEM/2018 , yang berbunyi “Jalan-
jalan udara ke bagian tempat kerja yang telah
ditinggalkan harus ditutup dengan cara yang disetujui
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan dilengkapi
dengan sarana pengambilan percontohan udara”. Gambar 1.kebocoran duct di lubang 02 PT. Cahaya Bumi Perdana
Berberapa kebocoran masih terdeteksi pada jalur 2. Tinjauan Pustaka
ventilasi. Kebocoran tersebut disebabkan karena tekanan
dari blower yang terlalu besar dan belokan serta Lokasi Penelitian
percabangan duct yang memberikan tekanan yang tidak Kegiatan Operasi Produksi Batubara PT. Cahaya Bumi
merata dan berpusat di beberapa titik saja. Kebocoran ini Perdana, berada di Kumanis Desa Tumpuk Tangah, Kecamatan
menyebabkan kehilangan udara yang dapat merugikan, Talawi Kota Sawahlunto. Lokasi kegiatan penambangan dapat
karena jumlah udara yang harusnya disupply ke front ditempuh dari pusat Kota Sawahlunto – Kumanis (+ 15 Km
menjadi berkurang. jalan Kota beraspal)- Lokasi (+ 2,5 Km jalan tanah diperkeras).
Dari hasil pengukuran peneliti di beberapa titik
pengukuran di L02U didapatkan nilai temperatur efektif
di Lubang 02 Utama adalah 28,6 0c, dengan kelembaban
udara rata-rata 91,4%. Sedangkan pada L02P nilai
temperatur efektifnya adalah 26’9 0c dengan kelembapan
udara rata-rata 90,3%. Kondisi inimelebihi aturan yang
seharusnya didalam Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
temperatur udara didalam tambang bawah tanah harus
dipertahankan antara 18 derajat celcius sampai dengan
24 derajat celcius dengan kelembapan relatif maksimum
85 persen”. Kondisi ini juga diperjelas dengan keadaan
para pekerja didalam lubang dimana para pekerja sering
merasa kegerahan dan juga tidak memakai baju. Hal ini
dijelaskan dalam Kepmen 1827 K/30/MEM/2018 Gambar 2.Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik PT. Cahaya Bumi Perdana
pertambangan yang baik sebagai acuan nya dioperasikan
dengan optimal disesuaikan dengan kebutuhan untuk Kegiatan penambangan batubara telah dilaksanakan sejak tahun
para pekerja agar bekerja menjadi aman dan nyaman 2006 setelah memperoleh Kuasa Pertambangan Eksploitasi
berdasarkan keputusan Walikota Sawahlunto Nomor 05-41,
Untuk dapat memenuhi kebutuhan udara para pekerja
22
Perindagkop tanggal 15 Februari 2006 (KW/ 1373/ CBP/
6607) dengan jangka waktu 5 tahun. Secara administrasi
3. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
lokasi Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi tersebut
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu (Sgiono,
berada di Kumanis, Desa Tumpuk Tangah, Kecamatan
2013:2). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat dengan
luas 103,10 Ha. yang bersifat Terapan, dimana hasil penelitian yang dilakukan
Izin tersebut kemudian dilakukan penyesuaian dari Kuasa dapat segera diaplikasikan di perusahaan.
Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan
Jenis Penelitian
(IUP) Operasi Produksi. Sesuai dengan yang telah
diamanatkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Perubahan terapan (applied research). Penelitian terapan adalah
istilah perizinan tersebut dituangkan dalam keputusan menerapkan, menguji, mengevaluasi kemampuan suatu
Walikota Sawahlunto Nomor 05- 83, Perindagkop tahun teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-
2010 tentang persetujuan perubahan Kuasa Pertambangan masalah praktis. Penelitian terapan ini digolongkan
Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi menurut tujuan, penelitian yang bertujuan untuk
Produksi. menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat
Ventilasi tambang dapat dibagi menjadi dua macam yaitu diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan
ventilasi alami dan ventilasi buatan, dalam pembahasan juga untuk mengembangkan produk penelitian dan
kali ini juga membahas tentang ventilasi alami dengan pengembangan bertujuan untuk menemukan,
udara yang mengalir dalam terowongan di bawah tanah mengembangkan dan memvalidasi suatu produk
sangat penting untuk mengatur tingkat kenyamanan para
pekerja yang ada dilokasi tersebut. Berdasarkan beberapa Teknik Pengumpulan Data
literatur, kenyamanan manusia saat berada pada lubang
terowongan bawah tanah pada saat ventilasi berfungsi Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua
sesuai dengan yang diinginkan. cara yaitu:
Bahwasanya jika temperatur udara di area produksi berada
diatas ambang rata-rata yang diperoleh oleh KEPMEN- Studi Lapangan
1827 K/30/MEM/2018 yaitu berkisar antara 18˚C-24˚C
maka kondisi kerja para penambang akan mengalami Yaitu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan
penurunan efisiensi. Dapat diasumsikan terjadi berbagai melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di
jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara lapangan atau tempat penelitian, stasiun pemantauannya
di area tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari adalah jalur utama masuk udara (intake air way) dan jalur
batuan, panas dari peralatan yang kita gunakan, dan panas utama keluar udara (outlet air way), percabangan, dan
dari badan para pekerja yang bekerja. front kerja. Hal yang diukur antara lain adalah kandungan
Desain ventilasi yang baik dapat memberikan udara segar gas, temperatur udara, kelembaban, kecepatan udara,
untuk meningkatkan lingkungan kerja yang nyaman dan penampang terowongan dan penampang air duct[. Disini
penyaluran udara yang baik, oleh karena itu diperlukan akan dijelaskan teknik pengumpulan data mengenai
perhitungan untuk optimalisasi terhadap sistem ventilasi pengukuran yang secara langsung di lapangan sebagai
tambang. berikut:
Volume udara (Q), dapat ditentukan dari hasil perkalian
antara kecepatan rata-rata udara (V) dengan luas 1. Pengukuran kandungan gas
penampang melintang saluran udara (A), berikut
merupakan persamaan volume udara (Q=V xA) dengan Untuk mengukur kandungan gas pada terowongan atau
satuan Q adalah m3/s, V adalah m/s, dan A adalah m2 lubang tambang digunakan alat multigas detector,
Udara bersih sangat dibutuhkan dalam tambang bawah dimana alat ini diarahkan ke sekeliling penampang
tanah untuk menunjang kegiatan penambangan. Salah stasiun pengamatan di lubang tambang dengan cara
satunya dengan memperhatikan pasokan aliran udara konstan untuk mengukur kandungan gas rata-rata.
bersih yang masuk ke decline sangat kecil dibandingkan
pasokan aliran udara bersih yang masuk ke x-cut . 2. Pengukuran temperatur dan kelembaban udara
Masalah umum di seluruh dunia yang saat ini dialami oleh
tambang batubara bawah tanah adalah bahaya yang Untuk mengukur temperatur dan kelembapan udara pada
disebabkan oleh lingkungan panas bawah tanah, yang juga terowongan atau lubang tambang maka digunakan alat
mendorong kebutuhan akan langkah-langkah mengurangi digital sling psychrometer, di mana alat ini diarahkan ke
resiko yang dapat menjamin untuk membantu operator sekeliling penampang sepanjang lubang tambang dengan
tambang mengendalikan tekanan panas bagi para cara konstan untuk mengukur temperatur kering dan
penambang sekaligus mempertahankan operasi normal temperatur basah. Kemudian untuk menentukan
dari tambang. Gagasan keseimbangan panas digunakan kelembapan udara digunakan tabel relative humidity.
untuk menetapkan persamaan perhitungan temperatur.
Berbagai sumber panas bawah tanah (tekanan udara, 3. Pengukuran kecepatan udara
oksidasi dinding, panas bawah tanah, Mesin, dan lain-
lain). Untuk mengukur kecepatan udara maka digunakan alat
anemometer. Alat ini diletakkan di dalam aliran udara untuk
23
memutar baling-baling, dimana kecepatan udaraatau Perhitungan kuantitas udara
jarak tempuh aliran udara per satuan waktu dapat
diperoleh dari jumlah putaran dalam waktu tertentu. Q=VxA

4. Pengukuran penampang terowongan dan penampang Dalam perancangan ventilasi lubang tambang L02 akan
air duct menggunakan sistem ventilasi exhaust fan. Dalam perancangan
sistem ventilasi tersebut akan disesuaikan dengan aturan
Untuk mengukur luas penampang atau jarak kemajuan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor:
penambangan dan penampang air duct, maka digunakan 1827 K/30/MEM/2018. Berikut merupakan acuan dalam
alat laser distance meter. Kemudian hasil perancangan sistem ventilasi yang akan digunakan :
pengukurannya untuk menghitung selisih antara
1. Mempertahankan temperatur efektif udara dikisaran 18o-24o
penampang terowongan dengan penampang air duct.
C dan kelembaban relatif maksimum 85 %
Studi Pustaka 2. Mempertahankan kualitas udara oksigen tidak kurang dari
19,5%.
Yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan
membaca buku-buku literatur yang berkaitan dengan 3. Mempertahankan kuantitas udara untuk kebutuhan pernafasan
masalah yang akan dibahas dan data-data serta arsip pekerja 2 m3/menit dan alat 3 m3/menit.
perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai landasan
dalam pemecahan masalah. 4. Menetralisir adanya gas methan agar volumenya tidak
melebihi 0,25%.
Teknik Pengolahan Data
4. Hasil dan Pembahasan
Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara dan proses untuk menyelesaikan Pengumpulan Data
permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang
sudah ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa Jenis data ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan
penelitian langsung dilapangan terutama sistem ventilasi
hal yang akan dibahas yaitu:
tambang bawah tanah. Data tersebut berupa pengamatan
1. Mengikuti, mengamati, dan menganalisa secara aplikasi di lokasi penambangan dan pengukuran secara
langsung kegiatan di lapangan. langsung. Layout ventilasi L 02 dapat dilihat pada gambar 4.
Berikut merupakan data yang penulis peroleh dari lapangan:
2. Analisis sistem ventilasi tambang untuk menentukan
kualitas dan kuantitas udara pada jalur utama (intake air Ukuran penampang/geometri terowongan
way dan outlet air way), percabangan, dan front kerja Geometri penampang terowongan yang diukur yaitu pada
tambang bawah tanah PT. CBP dengan menggunakan lubang utama, percabangan dan front kerja pada lubang
rumus sebagai berikut: tambang L 02 menggunakan alat meteran. Penampang
terowongan pada lubang utama front kerja berbentuk
Kualitas trapesium. Hasil pengukuran dimensi lubang bukaan terlihat
pada Gambar 3:
1. Analisis kualitas udara berdasarkan data pengukuran
dengan multi gas detector
2. Menentukan temperatur efektif mengunakan grafik
temperatur efektif
3. Menentukan kelembaban relatif menggunakan tabel
relative humidity
Penampang L02 U Penampang L02 P
Mencari luas penampang
Gambar 3. Hasil Pengukuran dimensi lubang bukaan
1. Terowongan
𝑎+𝑏
A={(a+b)/2}×h Dimana L = 𝑋ℎ
2

2. Duct Layout ventilasi L 02 dapat dilihat pada gambar 4 berikut :


1 2
A= 𝜋𝑑
4

24
Pengukuran Kecepatan Udara, Temperatur, dan
Kelembapan Relatif di L02U dan L02P

Kecepatan udara diukur menggunakan alat anemometer


dan Untuk mengukur temperatur dan kelembapan relatif
pada lubang 02 PT. CBP menggunakan alat Slink
phsycometri.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kecepatan Udara, Temperatur,


Temperatur, dan Kelembapan Relatif

Hasil Pengukuran Kandungan Gas Pengotor


Gambar 4. Layout Evaluasi Sistem Ventilasi L02
Ada beberapa macam gas pengotor dan berbahaya yang
Pengukuran Dimensi Lubang terdapat dalam tambang batubara,diantaranya gas metan,
karbon monoksida, dan karbon dioksida. untuk
Metode penggalian lubang pada tambang bawah tanah mengukur kandungan gas di front digunakan alat gas
PT.CBP dilakukan dengan cara manual, penggalian saat
detector .
ini masih menggunakan Jack Hammer, dan untuk
pengangkutan menggunakan sekop, gerobak, dan lori.
Tabel 3 berikut merupakan hasil pengukuran kandungan
Tabel 1 berikut merupakan hasil pengukuran dimensi gas pengotor di lubang 02.
lubang
Tabel 3. Hasil pengukuran kandungan gas pengotor di
lubang 02
Tabel 1. Pengukuran dimensi lubang

25
Kebutuhan Udara Total
c. Kebutuhan Udara untuk Mengontrol Panas dan
a. Kebutuhan Udara bagi Pernafasan Para Kelembaban
Pekerja
Pergeseran batuan yang diakibatkan karena adanya
Untuk kebutuhan pernafasan setiap pekerja, telah gangguan geologi ( fault, amblegan/subsidence, atau
diatur di dalam Kepmen, yaitu sebesar 2 atap runtuh) akan menimbulkan panas.
m3/menit perorang, atau 0,03 m3 /detik perorang. Untuk mengantisipasi panas yang berlebihan maka
Dengan jumlah pekerja sebanyak 31 orang/ diatur bahwa kuantitas udara untuk mengontrol panas
lubang, kebutuhan udara pernafasan dirancang dan kelembaban adalah 0,5-2,5 m/dtk dikalikan
untuk 31 orang dengan rincian: dengan luas terowongan/lubang (Departemen ESDM
• Pekerja tambang = 28 orang BDTBT,2009:27). Sebagai antisipasi maka kecepatan
• Instalasi listrik = 1 orang udara untuk mengontrol panas dan kelembaban
• Helper = 1orang diambil pada angka 1 m/dtk
• Pengawas = 1 orang
 L02U
Maka jumlah udara pernafasan perlubang adalah: Q= V x A
Q Pernafasan = 31 orang X 0,03 m3/dtk = 1m/ dtk x 7,695 m2
= 0,93 m3/dtk = 7,695 m3/dtk

b. Kebutuhan udara untuk mendilusi gas metan  L02P


Q= V x A
Y = 4,1 + 0,023 X = 1m/ dtk x 6,697 m2
=
= 4,1 + 0,023 (170 m) 6,697 m3/dtk
= 8,93 m3 CH4 /ton batubara
4. Kebutuhan udara untuk penggalian lubang maju
Keterangan :
Y=Jumlah keluaran gas metan (m 3/ton) Dalam kegiatan penambangan bawah tanah,
X=Kedalamanpenambangan(m) (kedalaman dari penggalian dilakukan di setiap cabang dan di
permukaan sampai lubang penggalian maju) front penggalian lubang maju. Oleh karena itu
Sehingga jumlah emisi gas metan yaitu: berdasarkan Buku Diklat Kepala Tambang dan
Kepala Lubang Tambang Batubara Bawah Tanah
Qg = rata-rata produksi/gilir × jumlah pancaran Tahun 2009 menjelaskan perlunya penyediaan udara
gas metan× 1/waktu efektif jam kerja di front penggalian lubang maju dengan kecepatan
pergilir (8jam) =55,77 ton batubara /gilir × 0,3 m/dtk dengan jumlah udara:
8,93 m3 CH4 / ton batubara × 1/28.800 dtk
= 0,017 m3 /dtk  Q L02U
Q= V × A
Keterangan:rata-rata produksi pergilir merupakan = 0,3 m/dtk × 7,695 m2
rata-rata hasil produksi di kedua lubang dalam = 2,3085 m3 /dtk
periode2 bulan penelitian.
 Q L02P
Maka kuantitas udara untuk mendilusi gas metan Q= V × A
diperoleh dengan perhitungan seperti persamaan = 0,3 m/dtk × 6,697 m2
di bawah ini. = 2,0091 m3 /dtk
Q = [ Qg / ( MAC – B )] – Qg
= [0,017 (m3 /dtk) / (0,25–0,1)]–0,017 Maka, kebutuhan udara total di lubang 02 dapat dilihat pada
Q = 0,096 m3 /dtk tabel 4 berikut

Keterangan : Tabel 4. kebutuhan udara total di lubang 02 PT.CBP


Qg = Jumlah emisi gas metan (m 3 /dtk)
Q = Jumlah Udara untuk menetralkan
gas(m 3 /dtk)
MAC = Maximum Allowable Concentration
(0,25%)
B = Konsentrasi gas metan dalam udara
normal (0,1%)

26
Kehilangan udara akibat kebocoran maka dibutuhkan 1 unit tambahan untuk mencukupi
kebutuhan udara.
Kehilangan udara yang terjadi di dalam lubang b. Kebutuhan blower L02P
diakibatkan karena terjadinya kebocoran di beberapa Pada L02P digunakan blower utama bertekanan 600 Pa
titik. dengan kapasitas 1,83 m 3 /dtk dan blower pengiring
bertekanan 400 Pa dengankapasitas 1,6 m3 /dtk. Dengan
a. Pada L02U kebutuhan udara sebesar 11,3205 m 3 /dtk, maka blower
 Kebocoran di duct pada jalur utama setelah C 10 yang dibutuhkan adalah:
menuju C 11
𝑲𝑬𝑩𝑼𝑻𝑼𝑯𝑨𝑵 𝑼𝑫𝑨𝑹𝑨 − 𝑲𝑨𝑷𝑨𝑺𝑰𝑻𝑨𝑺 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 𝑼𝑻𝑨𝑴𝑨
Q= V × A 𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 =
𝑲𝑨𝑷𝑨𝑺𝑰𝑻𝑨𝑺 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 𝑷𝑬𝑵𝑮𝑰𝑹𝑰𝑵𝑮
= 5 m/dtk × 0,0045 m2 𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 =
𝟏𝟏, 𝟑𝟐𝟎𝟓𝒎𝟑/𝒅𝒕𝒌– 𝟏, 𝟖𝟑𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
𝟏, 𝟔𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
= 0,0225 m3 /dtk 𝟗, 𝟒𝟗𝟎𝟓𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 =
𝟏, 𝟔𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌

 Kebocoran di duct pada jalur utama setelah C 10


𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 = 𝟓, 𝟗𝟑 𝒖𝒏𝒊𝒕 = 𝟔 𝒖𝒏𝒊𝒕

menuju C 11 Jadi, blower yang dibutuhkan di L02P adalah 1 blower


Q= 2,05 m/dtk × 0,025 m2 utama dan 6 blower pengiring. Dengan jumlah blower
= 0,05125 m3 /dtk yang tersedia saat ini ada 5 unit, maka dibutuhkan 1 unit
tambahan untuk mencukupi kebutuhan udara.
Kehilangan jumlah udara karena kebocoran
sebesar 0,07375 m3/dtk. Sehingga jumlah udara Menghitung Elevasi Titik Percabangan di
yang harus di suply blower di L02U menjadi: dalam Lubang
12,5295m3/dtk+0,0737m 3/dtk =12,6032 m3/dtk
Perhitungan elevasi di setiap titik percabangan di dalam
b. Pada L02P lubang penting dilakukan untuk menggambarkan
pemodelan secara 3D. Metode ini dilakukan secara
Tabel 5. Jumlah kehilangan udara akibat kebocoran di manual menggunakan persamaan pitagoras. Sudut
L02P kemiringan didapatkan dengan pengukuran menggunakan
kompas.
Tabel 6. Pengukuran elevasi Lubang 02 PT.CBP

Kehilangan jumlah udara karena kebocoran


sebesar 0,088482 m3/dtk. Sehingga jumlah udara
yang harus di suply blower di L02P menjadi:
11,2321m3/dtk+ 0,0884 m 3/dtk = 11,3205 m3/dtk.

Menghitung kebutuhan blower setiap


lubang
a.Kebutuhan Blower L02U
Pada L02U digunakan blower utama bertekanan
1000 Pa dengan kapasitas 4,15 m 3/dtk dan blower
pengiring bertekanan 300 Pa dengan kapasitas 1
m3/dtk. Dengan kebutuhan udara sebesar 12,6032
m3/dtk, maka blower yang dibutuhkan adalah:

𝐊𝐄𝐁𝐔𝐓𝐔𝐇𝐀𝐍 𝐔𝐃𝐀𝐑𝐀 − 𝐊𝐀𝐏𝐀𝐒𝐈𝐓𝐀𝐒 𝐁𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 𝐔𝐓𝐀𝐌𝐀


𝐉𝐔𝐌𝐋𝐀𝐇 𝐁𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 =
𝐊𝐀𝐏𝐀𝐒𝐈𝐓𝐀𝐒 𝐁𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 𝐏𝐄𝐍𝐆𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆
1. Menghitung Panjang Jalur Udara yang dapat
𝟏𝟐, 𝟔𝟎𝟑𝟐 𝐌𝟑 /𝐝𝐭𝐤 – 𝟒, 𝟏𝟓𝐦𝟑 /𝐝𝐭𝐤 Di suplply Blower
𝐉𝐔𝐌𝐋𝐀𝐇 𝐁𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 =
𝟏𝐦𝟑 /𝐝𝐭𝐤
𝟖, 𝟒𝟓𝟑𝟐𝐦𝟑 /𝐝𝐭𝐤
Setelah mengetahui jumlah blower yang
𝐉𝐔𝐌𝐋𝐀𝐇 𝐁𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 =
𝟏𝐦𝟑 /𝐝𝐭𝐤 dibutuhkan, maka analisis selanjutnya adalah
𝐉𝐔𝐌𝐋𝐀𝐇 𝐁𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑 = 𝟖, 𝟒 𝐮𝐧𝐢𝐭 = 𝟗 𝐮𝐧𝐢𝐭
menghitung panjang duct yang dapat di supply atau
dialiri duct. Dengan mengetahui hal tersebut, maka
Jadi, blower yang dibutuhkan di L02U adalah 1 posisi duct dapat ditentukan dengan baik.
blower utama dan 9 blower pengiring. Dengan
jumlah blower yang tersedia saat ini ada 8 unit,
27
a.Panjang duct yang dapat dicapai blower utama pada lubang pengiring adalaha 133 meter
utama di L02U
Blower utama L02U bertekanan 1000 Pa d.Panjang duct yang dapat dicapai blower pengiring di
dengan kapasitas 4,15m3 /dtk dan berdiameter L02P
1 m atau 40 inci. Blower pengiring L02P bertekanan 400 Pa dengan
𝑲 𝒙 𝑪 𝒙 (𝑳 + 𝑳𝒆)𝒙𝑸𝟐 𝒘
𝑷=
𝑨𝟑
𝒙
𝟏, 𝟐
kapasitas 1,6 m3/dtk dan berdiameter 0,4 m atau 16
Keterangan : inci.
𝑷 𝒙 𝑨𝟑
P = Tekanan (Pascal/Pa) 𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝒘
𝑲 𝒙 𝑪 𝒙 𝑸𝟐 𝒙
K = Koefisien duct (Ns2 /m4) (Tabel 14) 𝟏, 𝟐
𝟒𝟎𝟎 𝒙 𝟎, 𝟏𝟐𝟗𝟗𝟑
C = Keliling duct (m) 𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟏, 𝟏𝟕𝟖
L = Panjang duct (m) 𝟎, 𝟎𝟎𝟑 𝒙 𝟏, 𝟐𝟕𝟔𝒙 𝟏, 𝟔𝟑𝟐 𝒙
𝟏, 𝟐
𝟎, 𝟖𝟓𝟖
Le = Panjang ekuivalen (m) (Tabel 16) 𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟎, 𝟎𝟎𝟗𝟗
Q = Kuantitas udara (m3 /dtk) 𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝟖𝟔 𝒎
W = Berat jenis udara (kg/m 3) 𝑳 = 𝟖𝟔 − 𝟏𝟎 𝒎 = 𝟕𝟔 𝒎
A = Luas duct (m2)
Jadi panjang duct yang dapat dicapai oleh blower
tersebut adalah 76 m.
Sehingga panjang duct dapat bdicari dengan
𝑷 𝒙 𝑨𝟑
𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝒘 2. Sistem ventilasi sebelum dan setelah evaluasi
𝑲 𝒙 𝑪 𝒙 𝑸𝟐 𝒙
𝟏, 𝟐 a. Sistem ventilasi sebelum evaluasi
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟎, 𝟕𝟖𝟓𝟑
𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟏, 𝟏𝟕𝟖 Lubang yang lebih pendek merupakan Lubang
𝟎, 𝟎𝟎𝟑 𝒙 𝟑, 𝟏𝟒 𝒙 𝟒, 𝟏𝟓𝟐 𝒙
𝟒𝟎𝟑, 𝟕𝟑
𝟏, 𝟐 02 Pengiring dengan jarak dari mulut lubang
𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟏, 𝟐𝟒
sampai ke front penggalian maju sejauh 180
𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝟑𝟐𝟓 𝒎 meter. Lubang pengiring ini mempunyai 15
𝑳 = 𝟑𝟐𝟓 − 𝟏𝟎 𝒎 = 𝟑𝟏𝟓 𝒎
cabang dengan panjang cabang rata-rata 50
Berdasarkan panjang ekuivalen duct adalah 10 meter. Di lubang pengiring ini terdapat 1 blower
meter, karena belokan di sistem ventilasi utama bertekanan 600 Pa dengan debit udara
merupaka tipe spliting,straight branch (memecah sebesar 110 m3 /mnt, dan blower pengiring
/ terpisah dengan lurus),dan panjang duct yang bertekanan 400 Pa dengan dengan debit udara
dapat disupply oleh blower utama yaitu 315 m 96 m3/mnt. Untuk lubang 02 Utama terdiri dari
20 cabang dengan panjang lubang 252 m.
Supply udara untuk lubang utama ini disediakan
b. Panjang duct yang dapat dicapai blower pengiring
oleh blower utama bertekanan 1000 Pa dengan
di L02U
Blower pengiring L02U bertekanan 300 Pa debit udara 250 m3/mnt dan 8 unit blower
dengan kapasitas 1 m 3 /dtk dan berdiameter pengiring bertekanan 300 Pa dengan debit udara
0,305 m atau 12 inci. 60 m3/mnt. Jarak antar kedua mulut lubang
𝑷 𝒙 𝑨𝟑 adalah 150 m .
𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝒘
𝑲 𝒙 𝑪 𝒙 𝑸𝟐 𝒙
𝟏, 𝟐 Berdasarkan pengukuran dengan GPS, diketahui
𝟑𝟎𝟎 𝒙 𝟎, 𝟎𝟕𝟑𝟑 bahwa top elevasi pada Lubang 02 adalah 232
𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟏, 𝟏𝟕𝟖 mdpl (meter di atas permukaan laut), dengan
𝟎, 𝟎𝟎𝟑 𝒙 𝟎, 𝟗𝟓𝟖 𝒙 𝟏𝟐 𝒙
𝟏, 𝟐
𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟎, 𝟏𝟏𝟔𝟕 kemiringan lubang 300 - 450. Bottom elevasi
𝟏, 𝟐𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟖
𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝟒𝟏 𝒎 yaitu di front penggalian maju lubang utama
𝑳 = 𝟒𝟏 − 𝟏𝟎 𝒎 = 𝟑𝟏 𝒎 adalah 62 mdpl. Gambar 5 berikut merupakan
model 3D ventilasi sebelum evaluasi
Jadi panjang duct yang dapat dicapai blower
tersebut adalah 31 m

c. Panjang duct yang dapat dicapai blowerutama di


L02p
Blower utama L02P bertekanan 600 Pa
dengan kapasitas1,83 m 3/dtk dan berdiameter
0,45 m atau 18 inci.
𝑷 𝒙 𝑨𝟑
𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝒘
𝑲 𝒙 𝑪 𝒙 𝑸𝟐 𝒙
𝟏, 𝟐
𝟔𝟎𝟎 𝒙 𝟎, 𝟏𝟓𝟖𝟗𝟑
𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟏, 𝟏𝟕𝟖
𝟎, 𝟎𝟎𝟑 𝒙 𝟏, 𝟒𝟏𝟑𝒙 𝟏, 𝟖𝟑𝟐 𝒙
𝟏, 𝟐 Gambar 5. Model 3D ventilasi sebelum evaluasi
𝟐, 𝟒𝟎𝟕𝟐
𝑳 + 𝑳𝒆 =
𝟎, 𝟎𝟏𝟔𝟖
𝑳 + 𝑳𝒆 = 𝟏𝟒𝟑 𝒎
𝑳 = 𝟏𝟒𝟑 − 𝟏𝟎 𝒎 = 𝟏𝟑𝟑 𝒎 b. Sistem ventilasi setelah evaluasi
Berdasarkan perhitungan secara manual, jumlah
jadi panjang duct yang dapat dicapai blower blower yang ada saat ini belum mencukupi
28
untuk memenuhi kebutuhan udara di
NO SEBELUM EVALUASI SETELAH EVALUASI
Lubang 02 PT.Cahaya Bumi Perdana. 1 Sistem ventilasi yang Sistem ventilasi telah
Untuk di setiap lubang perlu dilakukan diterapkan belum menggunakan fan hisap yang
penambahan blower sebanyak 1 unit. menggunakan fan hisap diletakan diantara kedua mulut
Untuk fan hisap diletakkan di antara kedua lubang utama dan lubang
mulut lubang. pengiring
2 Pada lubang utama Pada lubang utama
Untuk model 3D sistem ventilasi setelah menggunakan 1 unit blower menggunakan 1 unit blower
evaluasi dapat dilihat pada gambar 6 berikut utama dan 8 unit blower utama dan 9 unit blower
pengiring, dan untuk lubang pengiring, dan untuk lubang
pengiring menggunakan 1 pengiring menggunakan 1 unit
unit blower utama dan 5 unit blower utama dan 6 unit
blower pengiring blower pengiring
3 Debit udara yang masuk ke Debit udara yang masuk ke
lubang utama sebesar 12,5 lubang utama sebesar 13,15
m3/dtk, dan yang masuk ke m3/dtk, dan yang masuk ke
lubang pengiring sebesar lubang pengiring sebesar 11,53
9,83 m3/dtk m3/dtk

Tabel 7. perbedaan sistem ventilasi sebelum dan sesudah evaluasi .

5. Kesimpulan dan Saran


Gambar 6. Model 3D sistem ventilasi setelah
evaluasi a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Pada gambar dapat dilihat penambahan
jalur udara sebagai jalur penghubung 1. Pemenuhan kualitas dan kuantitas udara pada
untuk fan hisap. Lubang 02 harus ditinjau dari beberapa segi.
Fan tersebut diletakkan sejajar blower Dari segi kualitas yaitu kangungan gas
utama dan berfungsi menghisap udara kotor pengotor, temperatur dan kelembaban. Dari segi
dari dalam lubang agar tercipta kondisi kuantitas merupakan kecepatan aliran udara.
lubang yang lebih nyaman. Beberapa Untuk kandungan gas di Lubang 02 masih di
perubahan yang terjadi pada sistem bawah NAB (Nilai Ambang Batas), namun
ventilasi setelah evaluasi adalah temperatur dan kelembaban nya telah di atas
penempatan blower lebih merata, dan NAB. Untuk di L02U, temperatur
0
tidak adanya penumpukan blower pada 1 efektifnyanya adalah 28,6 C, dengan
lokasi. Pada Lubang 02 Utama, kelembaban rata-rata 91,4 %. Pada L02P,
jumlah blower menjadi 9 unit, sehingga temperatur efektifnya yaitu 26,9 0 C, dengan
debit udara yang masuk menjadi: kelembaban rata-rata 90,3%.
2. Kebutuhan udara total di L02U adalah 12,6032
Debit yang masuk di L02U m3/dtk, dan di L02P adalah 11,3205 m 3/dtk.
Deibit blower utama + Debit blower pengiring 3. Jumlah blower yang dibutuhkan di L02U adalah
3 3 9 blower dan di L02P sebanyak 6 blower.
Debit yang masuk = 4,15 m ⁄dtk + 9 (1m ⁄dtk)
Sehingga pada setiap lubang perlu dilakukan
Debit yang masuk di L02U = 13,5 m3⁄dtk penambahan 1 unit blower lagi.
4. Panjang duct yang dapat dicapai blower utama
Jadi, total debit atau kuantitas udara yang masuk L02U adalah 315 m, dan yang dapat dicapai
di lubang 02 PT.Cahaya Bumi Perdana setelah blower pengiringnya sejauh 31 m. Pada L02P,
dilakukan penambahan blower adalah 13,5. Dan blower utamanya mampu mengalirkan udara
untuk debit udara total yang masuk di lubang 02 sejauh 133 m, dan blower pengiringnya sejauh
pengiring setelah dilakukan penambahan blower 76 m.
adalah: 5. Perbedaan model sistem ventilasi sebelum dan
Debit yang masuk di L02P
setelah evaluasi adalah adanya penambahan
Deibit blower utama + Debit blower pengiring
3 3 blower pengiring dan 1 unit fan hisap di antara
Debit yang masuk = 1,83 m ⁄dtk + 6(1,6m ⁄dtk) mulut Lubang utama dan Lubang Pengiring.
Debit yang masuk di L02U = 11,43 m3 ⁄dtk
b. Saran
Tabel 7 merupakan perbedaan sistem ventilasi Saran dari hasil penelitian yang dilakukan adalah
sebelum dan sesudah evaluasi. sebagai berikut:
1. Sebaiknya pemasangan duct tidak dilakukan
secara tumpang tindih agar tekanan duct tidak
terlalu besar dan agar duct dapat diganti
dengan bahan plastik yang lebih tebal agar
tidak mudah bocor.
2. Ujung mulut duct diletakkan agak berjauhan
29
dengan front kerja, karena posisi mulut PT.XYZ. Jurnal Teknik Industri FT USU. Vol. 1, No. 1,
duct yang terlalu ke depan dapat hlm 1-6.
menerbangkan debu batubara. [14] Ranjan, Mitev., Karan Kumar,Subrata Kr.Gosh. 2013.
3. Adapun kekurangan dalam penelitian ini Mine Ventilation in a Board and Pillar Mines Using CFD.
adalah peneliti tidak dapat melakukan International Journal of engineering Technology and
simulasi langsung terhadap sistem ventilasi Advanced Engineering. Vol.3, hlm 389-393.
yang disarankan karena keterbatasan [15] Roux. 1979. Mine Ventilation Notes for Beginers. South
sarana dan prasarana. Oleh karena itu Africa : The Mine Ventilation Society of South africa.
perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap [16] Rowland, J.A.2011. Ventilation Surveys and Modelling-
hasil penelitian dengan mempertimbangkan Execution and Suggested Outputs. Australia. Journal of
sarana dan prasarana serta kondisi lubang University of Wollonggong and Australian Institute of
penambangan. Mining and Metallurgy. Hlm 214-224.
[17] Saskatchewan Labour. 2001. Occupational Health and
DAFTAR PUSTAKA safety (Mine Emergency Response Program).
[18] Unwin,I.D. 2007. The Measurement of Air Flow In British
[1] Agricola, Georgius. 2005. Basic MineVentilation. Coal Mines: A Historical Review.
Australia: AMC Consultan. [19] Witrant, Emmanuel. 2013. Mining Ventilation Control.
[2] Akande, J.M dan Onifade Moshood. 2013. Modelling Colombia: University Pedagogi Technology.
of Okaba Underground Coal Mine Ventilation [20] Witrant, Emmanuel., K.H. Johansson,Hynx Team. 2008.
System. International Journal of Engineering and Air Flow Modelling in Deep Wells Application to Mining
Technology. Vol.3, No.7, hlm 766-772. Ventilation. Sweden Journal.
[3] Balai Diklat Tambang Bawah Tanah. 2010. Diklat
Sistem Ventilasi Tambang Bawah Tanah.
Sawahlunto: Pusdiklat Teknologi Mineral dan
Batubara Balai Diklat Tambang Bawah Tanah.
[4] Biffi,M, dkk. 2007. Ventilation Strategies to Meet
Future Needs of The South African Platinum
Industry, Journal of The Southern African Insitute of
Mining and Metallurgy. Vol. 107, hlm 59-66.
[5] Bridges, Hon Simon. 2014. Ventilation in
Underground Mines and Tunnels. New Zealand: New
Zealand Government.
[6] Du Plessis, J.J.L, M.W. Marx dan C. Nell. 2014.
Efficient use of Energy in The Ventilation and
Cooling Mines. The Journal of The Southern African
of Mining and Metallurgy. Vol. 114, hlm 1033-1037.
[7] Heriyadi, Bambang. Peranginan (Ventilasi
Tambang). Program Alih Teknologi dan
Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah
Tingkat Nasional. Sawahlunto: Pusdiklat
Teknologi Mineral dan Batubara Balai diklat
Tambang Bawah Tanah.
[8] Hidayat, Ajab Taofik. 2003. Status Paparan Radiasi
Alamiah di Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
PT. Aneka Tambang Tbk. Jurnal Aspek Keselamatan
Radiasi dan Lingkungan Pada industri Non-Nuklir.
Hlm 172-189.
[9] Inoue, Masahiro. 2002. Mine Ventilation. Jepang:
Department of Mineral Resources Engineering.
[10] Kamyar, Amin, dkk. 2016. Current Developments
and Challenge of Underground Mine Ventilation and
cooling Methods. Jurnal of australian. Hlm 287-297.
[11] Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
NOMOR; 1827K/30/MEM/2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Umum.
[12] Laurance, David, dkk. 2009. Pencemaran Udara,
Kebisingan, dan Getaran. Australia : commonwealth.
[13] Pandiangan, Colbert Krisstrofel, dkk. 2013. Analisis
Rancangan Sistem Ventilasi dalam Meningkatkan
Kenyamanan Termal Pekerja di Ruangan Formulasi

30
31

You might also like