You are on page 1of 12

Deskripsi Daun Telinga Berdasarkan Titik Antropometris

Ibram Latamsi
Latamsiibram@gmail.com
Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga

ABSTRACT

Human auricle are parts of the outer ear that has the function of collecting sound, the auricle is
also one of the biological variations that have a high level of variability. The size of the auricle in each
individual is different, the difference in the size of the auricle also occurs in one individual between the
right ear and the left ear. The size of the auricle is the result of genetic inheritance, but the size of the
auricle is also influenced by sex, age and environment. Quantitative research on the auricle is still
lacking, especially in the size of the auricle that has many benefits. This study aims to see the
morphological differences in the auricle between men and women, as well as the asymmetry of the
right ear and left ear. The methods used in data collection were directly anthropometric measurements
of 93 male sample groups and 94 female sample groups. The variables studied include the height of
the auricle, the width of the auricle and the ear protrusion. Based on the results of statistical test
analysis there are morphological differences in the sample groups of men and women's sample groups,
and there is asymmetry in the group of male samples. For the ear protrusion in each group of samples
varies, the ear protrusion also has an effect on the ear surface shape of the auricle.

Keywords: Auricle, auricle size, asymmetry, ear protrusion.

ABSTRAK

Daun telinga manusia merupakan bagian telinga luar yang memiliki fungsi mengumpulkan suara,
daun telinga juga merupakan salah satu variasi biologis yang memiliki tingkat variabilitas tinggi.
Ukuran daun telinga pada masing-masing individu berbeda, perbedaan ukuran daun telinga juga terjadi
pada satu individu antara daun telinga bagian kanan dan daun telinga bagian kiri. Ukuran daun telinga
merupakan hasil pewarisan genetik, selain itu ukuran daun telinga juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,
usia dan lingkungan. Penelitian kuantitatif pada daun telinga masih kurang, terutama pada ukuran daun
telinga yang memiliki banyak manfaat. Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan morfologi pada
kedua daun telinga antara laki-laki dan perempuan, serta asimetri daun telinga kanan dan daun telinga
kiri. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melakukan pengukuran antropometri
secara langsung kepada 93 kelompok sampel laki-laki dan 94 kelompok sampel perempuan. Variabel
yang diteliti meliputi tinggi daun telinga, lebar daun telinga dan sudut penonjolan daun telinga.
Berdasarkan hasil analisis uji statistikterdapat perbedaan morfologi pada kelomok sampel laki-laki dan
kelompok sampel perempuan, serta terdapat asimetri pada kelompok sampel laki-laki. Untuk sudut
penonjolan daun telinga pada masing-masing kelompok sampel bervariasi, sudut penonjolan daun
telinga juga memiliki pengaruh pada bentuk permukaan daun telinga.

Kata kunci: Daun telinga, ukuran daun telinga, asimetri, sudut penonjolan daun telinga.

1
Pendahuluan keyakinan Imhofer tersebut juga
Daya tarik pada daun telinga tidak didasarkan pada ukuran daun telinga
terbatas pada sidik telinga, namun merupakan hasil pewarisan genetik
bentuk keseluruhan daun telinga dan selain ukuran daun telinga bagian
merupakan bagian variasi biologis. Darwin’s tubercle serta ear lobe
Mark Nixon dari University of (Lobule) juga merupakan hasil
Southampton menjelaskan suatu saat pewarisan genetik (Beckman, Book, &
nanti peran dari sidik jari dan sidik Lander, 1960). Struktur pada
retina akan tergantikan oleh keunikan permukaan daun telinga antara satu
bentuk daun telinga, hasil uji coba individu dengan individu yang lain
yang dilakukannya juga menunjukan berbeda, bahkan pada satu individu
keakuratan 99% bahwa bentuk memiliki struktur daun telinga yang
keseluruhan daun telinga dapat berbeda antara daun telinga bagian
digunakan untuk mengidentifikasi kanan dan bagian kiri (Kearney, 2003).
individu(Pramudiarja, 2010). Daun telinga memiliki tingkat
Penelitian pada daun telinga sudah variabilitas yang tinggi, pernyataan
dimulai sejak 100 tahun yang lalu oleh tersebut juga dijelaskan oleh seorang
Gustav Albert Schwalbe dan Richard antropolog yang bernama Ruma
Imhofer, selain itu terdapat beberapa Purkait dari Universitas Allahabad,
nama peneliti lain yang melakukan India…
penelitian pada daun telinga seperti “…The ear features which are highly
variable even in genetically related
Oopen, Haken Jorgensen, Alphonse
persons can be used as ‘Soft Biometric’
Bertillon, Alfred V. Iannarelli dan Cor
characteristic and could be useful in
Van Der Lugt (Kapil, Bhawana, & personal identification study. Hence the
Vikas, 2014). present study sets out to identify those
Penelitian yang dilakukan oleh varying characteristics in the external
ear”(Purkait, 2015, p. 1)
Imhofer didasarkanpada karakteristik
morfologi daun telinga merupakan hal
yang bersifat turun-temurun,

2
Bentuk daun telinga manusia juga Daun telinga sebagai organ
dipengaruhi oleh proses pertumbuhan pendengaran dapat dijelaskan dari
daun telinga, terdapat perbedaan berbagai macam sudut pandang, salah
pertumbuhan daun telinga antara laki- satunya melalui antropometri bahwa
laki dan perempuan. Perbedaan pengukuran pada daun telinga manusia
pertumbuhan daun telinga tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih
terletak pada usia akhir pertumbuhan untuk diterapkan pada bidang-bidang
daun telinga, untuk panjang daun tertentu. Sebagai contoh penggunaan
telinga pada laki-laki usia 15 tahun dan karakteristik dari daun telinga yang
perempuan pada usai 13 tahun serta dapat diaplikasikan untuk
untuk lebar daun telinga pada laki-laki mengidentifikasi korban bencana (Saul
usia 10 tahun dan perempuan usia 6 F.P dan Saul J.M dalam Kapil et al.,
tahun (Murakami CS dan Quatela VC 2014), penggunaan daun telinga
dalam Widiarni, 2011). Laporan lain sebagai alat bukti tambahan dalam
mengatakan untuk panjang daun persidangan pada kasus-kasus tertentu
telinga usia akhir pertumbuhan daun di Swiss dan Belanda (Lugt, 2001) dan
telinga pada 12 tahun untuk laki-laki penggunaan data pengukuran
dan usia 11 tahun untuk perempuan, antropometris untuk melakukan
untuk lebar daun telinga antara laki- operasi rekonstruksi daun telinga atau
laki dan perempuan sama yaitu pada otoplasty pada mereka yang
usia 6 tahun (Kalcioglu, Miman, mengalami kelainan bentuk daun
Toplu, Yakinci, & Ozturan, 2003). telinga.
Daun telinga akan terus mengalami Penelitian ini berusaha
pertumbuhan, pada masa tertentu menjelaskan bahwa bukan sidik telinga
pertumbuhan daun telinga tidak saja yang memiliki variasi namun
terlihat yaitu antara usia 8 – 70 tahun secara keseluruhan bentuk kedua daun
(Sforza dkk., dalam Fooprateepsiri & telinga manusia merupakan bagian
Kurutach, 2011). variasi biologis yang mampu
digunakan sebagai metode atau alat

3
pendukung dalam kasus forensik, daun telinga menggunakan goniometer
kasus kriminal dan berbagai kasus atau dapat diganti dengan busur 180°.
yang lain. Selain itu penelitian Populasi yang digunakan dalam
kuantitatif pada daun telinga masih penelitian ini adalah mahasiswa/i
kurang terutama pada masyarakat FISIP dari Universitas Airlangga,
Indonesia, beberap penelitian masih pemilihan lokasi ini didasarkan pada
menjelaskan daun telinga pada kriteria sampel yang hendak digunakan
karakteristik permukaan daun telinga. dalam penelitian ini. Salah satu kriteria
tersebut adalah usia sampel 17 – 24
Metode tahun, usia tersebut merupakan usia
Penilitian ini bertujuan untuk individu ketika sedang menempuh
mengetahui perbedaan morfologis pendidikan di perguruan tinggi. Usia
kedua daun telinga antara laki-laki dan pada penelitian yang berkaitan dengan
perempuan, serta mengetahui asimetris daun telinga menjadi faktor yang
pada daun telinga bagian kanan dan sangat diperhatikan, tujuannya adalah
daun telinga bagian kiri berdasarkan menghindari efek penuaan yang dapat
tiga variabel yang diteliti. Tiga menyebabkan perubahan pada daun
variabel yang diteliti tersebut meliputi telinga.
tinggi daun telinga, lebar daun telinga Sampel pada penelitian ini
dan sudut penonjolan daun telinga. berjumlah 187 orang yang terbagi
Penelitian ini bersifat kuantitatif menjadi dua kelompok berdasarkan
karena menggunakan metode jenis kelamin yaitu kelompok sampel
pengumpulan data berupa pengukuran laki-laki berjumlah 93 sampel dan
antropometris yang langsung kelompol sampel perempuan
dilakukan kepada sampel. Untuk berjumlah 94 sampel. Kriteria yang
mengukur tinggi dan lebar dau telnga digunakan untuk memilih sampel
menggunakan kaliper geser, serta adalah 1) usia sampel 17 – 24 tahun
untuk mengukur sudut penonjolan dan 2) tidak pernah mengalami luka
atau trauma pada bagian daun telinga

4
sehingga menyebabkan perubahan sampel t-test digunakan untuk melihat
bentuk daun telinga.Analisa data beda morfologi pada kelompok sampel
menggunakan uji statistik parametrik laki-laki dan kelompok sampel
yaitu independen sampel t-test perempuan dan paired sampel t-test
dan paired sampel t-test. T-test digunakan untuk melihat asimetri
merupakan uji statistik parametrik antara daun telinga kanan dan daun
yang digunakan untuk melihat telinga kiri pada kedua kelompok
perbedaan mean pada dua kelompok, sampel.
penggunaan dua uji statistik pada
Tabel 1 Hasil statistik deskriptif pada
penelitian berdasarkan kebutuhan kelompok sampel laki-laki
analisa yang dibutuhkan. Independen Daun Telinga Daun Telinga
Variabel Kanan Kiri
Hasil Penelitian Mean SD Mean SD

Berikut ini merupakan temuan data HA 61.12 4.26 60.49 4.41


WA 35.47 2.88 35.87 3.21
selama penelitian, temuan data ini
EP 14.65 7.39 15.40 6.67
dibedakan berdasarkan kelompok
IP 58.16 4.56 59.43 6.21
sampel. n = 93

Deskripsi Data Pengukuran Daun Berdasarkan data pada tabel 1


Telinga pada Sampel Laki-laki bahwa nilai mean pada variabel HA
Pada tabel 1 merupakan hasil untuk daun telinga bagian kanan lebih
statistik deskriptif pada 93 sampel besar dari daun telinga bagian kiri, hal
laki-laki, pada tabel tersebut terdapat 4 tersebut menunjukkan bahwa daun
variabel yaitu tinggi daun telinga telinga bagian kanan lebih tinggi dari
(HA), lebar daun telinga (WA), sudut daun telinga bagian kiri. Namun pada
penonjolan daun telinga (EP) dan variabel WA nilai mean lebih besar
indeks physiognomic (IP). pada daun telinga bagian kiri, hal
tersebut menunjukkan bahwa daun

5
telinga bagian kiri lebih lebar dari Tabel 2Data frekuensi indeks physiognomic
pada kedua daun telinga kelompok sampel
daun telinga bagian kanan. Nilai mean laki-laki

yang sama juga ditunjukan oleh Nilai Indeks Indeks Indeks

variabel EP bahwa daun telinga bagian Physiognomic Physiognomic Physiognomic


Daun Telinga Daun Telinga
kiri lebih menonjol dari daun telinga
Kanan Kiri
bagian kanan.
< 50 3 3.23 % 4 4.30 %
Variabel IP atau indeks ≥ 50 90 96.77 % 89 95.70 %
physiognomic merupakan variabel 93 100 % 93 100 %
yang berkaitan dengan bentuk daun
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
telinga, berdasarkan nilai mean yang
bahwa pada kelompok sampel laki-laki
tertera pada tabel 1 bahwa daun telinga
sebesar 96.77% dan 95.70% memiliki
bagian kanan dan daun telinga bagian
bentuk daun telinga yang melingkar
kiri memiliki bentuk daun telinga yang
pada daun telinga kanan dan daun
melingkar dan tebal karena memiliki
telinga bagian kiri. Namun terdapat
nilai mean atau indeks lebih dari 50
beberapa sampel yang memiliki bentuk
(≥50).
daun telinga tidak melingkar, hal
Schwalbe menjelaskan jika nilai
tersebut berdasarkan nilai indeks
indeks kurang dari 50 (< 50) maka
physiognomic kurang dari 50 (< 50)
bentuk daun telinga tersebut adalah
yaitu sebesar 3.23 % pada daun telinga
panjang atau tinggi dan tipis (tidak
kanan dan 4.30 % pada daun telinga
melingkar) karena nilai tinggi daun
bagian kiri.
telinga tidak berdekatan dengan lebar
daun telinga. Namun jika nilai lebih
Deskripsi Data Pengukuran Daun
atau sama dengan 50 (≥ 50) maka
Telinga pada Sampel Perempuan
memiliki bentuk daun telinga yang
Berikut ini pada tabel 3 merupakan
melingkar karena nilai variabel HA
hasil dari statistik deskriptif pada
dan variabel WA berdekatan (Kearney,
kelompok sampel perempuan dengan
2003).
jumlah yaitu 94 orang.

6
tertera pada tabel 3 bahwa daun telinga
Tabel 3Hasil statistik deskriptif pada
kelompok sampel perempuan bagian kanan dan daun telinga bagian
Daun Telinga Daun Telinga kiri memiliki bentuk daun telinga yang
Variabel Kanan Kiri
melingkar dan tebal karena memiliki
Mean SD Mean SD
nilai mean atau indeks lebih dari 50 (≥
HA 58.33 3.59 58.28 3.72
WA 32.24 2.62 32.23 2.67
50).
EP 12.00 7.24 12.74 6.65
Tabel 4Data frekuensi indeks physiognomic
IP 55.38 4.42 55.46 5.00 pada kedua daun telinga kelompok sampel
n = 94 perempuan
Nilai Indeks Indeks Indeks

Berdasarkan data pada tabel 3 Physiognomic Physiognomic Physiognomic


Daun Telinga Daun Telinga
bahwa nilai mean pada variabel HA
Kanan Kiri
untuk daun telinga bagian kanan lebih
< 50 9 9.57 % 9 9.57 %
besar dari daun telinga bagian kiri, hal ≥ 50 85 90.43 % 85 90.43 %
tersebut menunjukkan bahwa daun 94 100 % 94 100 %
telinga bagian kanan lebih tinggi dari
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
daun telinga bagian kiri. Pada variabel
bahwa pada kelompok sampel
WA nilai mean lebih besar pada daun
perempuan sebesar 90.43 % memiliki
telinga bagian kanan, hal tersebut
bentuk daun telinga yang melingkar
menunjukkan bahwa daun telinga
pada daun telinga kanan dan daun
bagian kanan lebih lebar dari daun
telinga bagian kiri. Namun terdapat
telinga bagian kiri. Nilai meanpada
beberapa sampel yang memiliki bentuk
variabel EP menunjukkan bahwa daun
daun telinga yang tidak melingkar, hal
telinga bagian kiri lebih menonjol dari
tersebut berdasarkan nilai indeks
daun telinga bagian kanan.
physiognomic kurang dari 50 (< 50)
Variabel IP atau indeks
yaitu sebesar 9.57 % pada kedua daun
physiognomic merupakan variabel
telinga.
yang berkaitan dengan bentuk daun
telinga, berdasarkan nilai mean yang

7
Perbedaan Kedua Daun Telinga individu tersebut (Brucker, Patel, &
pada Sampel Laki-laki dan Sullivan, 2003).
Perempuan

Berdasarkan uji statistik deskriptif Pembahasan


terlihat bahwa daun telinga pada Uji Beda Melalui Uji Statistik
kelompok sampel laki-laki lebih besar Independen T-test
di daun telinga bagian kiri dan pada Uji t dari uji statistik independen
kelompok sampel perempuan lebih t-test untuk melihat beda morlogi dari
besar di daun telinga bagian kanan. dua variabel yang diuji melalui
Hal tersebut berdasarkan nilai mean independen t-test.
tiga variabel yang diteliti yaitu tinggi
daun telinga, lebar daun telinga dan Tabel 5Uji t pada variabel HA dan WA dari
seluruh kelompok sampel
sudut penonjolan daun telinga. T-test for
Equality of Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin menjadi Varia Means

dasar utama bahwa ukuran pada kedua bel t Sig. Laki-laki Perempuan
(2- Mean ± SD Mean ± SD
daun telinga antara kelompok sampel tailed)

laki-laki dan kelompok sampel RHA 4.84 0.00 61.12 ± 4.26 58.33 ± 3.59
LHA 3.72 0.00 60.49 ± 4.41 58.28 ± 3.72
perempuan berbeda pada ukuran,
RWA 8.02 0.00 35.47 ± 2.88 32.24 ± 2.62
seperti penelitian yang dilakukan oleh LWA 8.43 0.00 35.87 ± 3.21 32.23 ± 2.67

Deopa dkk., bahwa hasil penelitian Untuk beda morfologi antara


mereka menunjukkan bahwa kelompok sampel laki-laki dan
perbedaan jenis kelamin sangat kelompok sampel perempuan terdapat
mempengaruhi ukuran dari tinggi daun perbedaan berdasarkan tinggi daun
telinga dan lebar daun telinga secara telinga dan lebar daun telinga.
signifikan (Deopa, Thakkar, Prakash, Perbedaan ukuran akan berepengaruh
Niranjan, & Barua, 2013). Bentuk pada bentuk daun telinga, maka
daun telinga juga dipengaruhi oleh berdasarkan hasil uji independen t-test
jenis kelamin dan melalui bentuk daun yang menunjukkan terdapat perbedaan
telinga juga dapat diketehui usia pada variabel tinggi daun telinga dan

8
lebar daun telinga juga. Variasi pada Simpulan dari uji paired sampel t-
daun telinga tidak terbatas secara test hanya ditemukan satu asimetri
kualitatif yaitu dengan melihat pada variabel tinggi daun telinga
beberapa bagian ciri khas permukaan antara daun telinga bagian kanan dan
daun telinga, namun juga secara daun telinga bagian kiri pada
kuantitatif bahwa terdapat variasi kelompok sampel laki-laki, namun
morfologi dari ukuran daun telinga pada variabel lebar daun telinga tidak
terutama tinggi daun telinga dan lebar terdapat asimetri pada kelompok
daun telinga. sampel laki-laki. Pada kelompok
sampel perempuan pada variabel tinggi

Uji Asimetri Melalui Uji Statistik daun telinga dan lebar daun telinga

Paired Sampel T-test antara bagian kanan dan bagian kiri

Berikutnya adalah uji statistik tidak terdapat asimetris.

paired t-test untuk melihat asimetri


antara daun telinga bagian kanan dan Frekuensi Nilai Sudut Penonjolan

daun telinga bagian kiri. Daun Telinga


Variabel EP atau sudut
Tabel 6Uji statistik paired t-test untuk melihat penonjolan daun telinga merupakan
asimetri pada kedua daun telinga antara
kelompok sampel laiki-laki dan kelompok salah satu dari tiga variabel yang
sampel perempuan
diteliti pada penelitian ini, tujuan
Jenis Kelamin
Laki-laki (n=93) Perempuan (n=94) mengukur sudut penonjolan daun
Variabel Mean Sig. Mean Sig. telinga adalah untuk mengetahui
± t (2- ± T (2-
SD tailed) SD tailed)
seberapa jauh daun telinga menjauhi

RHA - 0.53 ±
kepala.Terdapat perbandingan yang
0.62 ± 2.45 0.02 0.21 0.83
LHA
2.46
2.43 didasarkan jumlah frekuensi yang
RWA - -0.40 -
0.18
0.01 ±
0.48 0.96
muncul pada kelompok sudut, untuk
LWA ± 2.84 1.35 2.13
kelompok sampel laki-laki sudut
penonjolan bagian kanan yang
mendominasi adalah kelompok sudut

9
8° – 12° dan pada bagian kiri adalah dan Afro-Karibeans (Alexander, Stott,
kelompok sudut 14° – 18°. Pada Sivakumar, & Kang, 2014).
kelompok sampel perempuan
perbedaan yang muncul juga tidak Simpulan
terlalu signifikan yaitu bagian kanan Hasil analisa uji statistik
adalah kelompok 7° – 10° dan bagian independen sampel t-test menunjukkan
kiri adalah kelompok sudut 7° – 11°. bahwa terdapat perbedaan morfologi
antara daun telinga kelompok sampel
Faktor-faktor yang Mempengaruhi laki-laki dan kelompok sampel daun
Ukuran Daun Telinga telinga perempuan dari dua variabel
Daun telinga merupakan salah yang diteliti yaitu tinggi daun telinga
satu bagian tubuh manusia yang dan lebar daun telinga. Hal tersebut
merupakan hasil pewarisan sifat berdasarkan nilai signifikansi yang
genetik orang tua, hal tersebut meliputi menunjukkan 0.00 pada kedua
ukuran daun telinga, bentuk earlobe kelompok sampel yaitu kelompok
dan beberapa bagian pada daun telinga sampel laki-laki dan kelompok sampel
merupakan hasil pewarisan sifat perempuan.
genetik. Selain faktor genetik terdapat Untuk hasil analisa uji statistik
pula beberapa faktor lain seperti jenis paired t-test menunjukkan bahwa
kelamin dan usia (Sadacharan, terdapat asimetris antara daun telinga
2016)(Gu, Karakas, Yavuz, & Dere, kanan dan daun telinga kiri pada
2006)(Brucker et al., 2003)(Kumar & kelompok sampel laki-laki, namun
Selvi, 2016). Selain itu terdapat faktor pada kelompok sampel perempuan
lain seperti lingkungan dan etnisitas, tidak terdapat asimetris antara daun
seperti penelitian yang dilakukan oleh telinga kanan dan daun telinga kiri.
Alexander dkk., menunjukkan bahwa Analisis asimetris pada daun telinga
ukuran daun telinga pada etnis India kanan dan daun telinga kiri antara
Subkontinental lebih besar jika kelompok sampel laki-laki dan
dibandingan denga etnis Kaukasian kelompok sampel perempuan ini

10
berdasarkan dua variabel yang diteliti Society of India.
yaitu tinggi daun telinga dan lebar https://doi.org/10.1016/S0003-
daun telinga. 2778(13)80018-4
Fooprateepsiri, R., & Kurutach, W.
Daftar Pustaka (2011). Ear Based Personal
Alexander, K. S., Stott, D. J., Identification Approach Forensic
Sivakumar, B., & Kang, N. Science Tasks, 38(2), 166–175.
(2014). A morphometric study of Gu, M., Karakas, P., Yavuz, M., &
the human ear, (May 2010). Dere, F. (2006). Morphometry of
https://doi.org/10.1016/j.bjps.201 the External Ear in Our Adult
0.04.005 Population. Aesthetic Plastic
Beckman, L., Book, J. A., & Lander, Surgery, 81–85.
E. (1960). AN EVALUATION OF https://doi.org/10.1007/s00266-
SOME ANTHROPOLOGICAL 005-6095-1
TRAITS USED IN PATERNITY Kalcioglu, M. T., Miman, M. C.,
TESTS. Sweden. Toplu, Y., Yakinci, C., &
Brucker, M. J., Patel, J., & Sullivan, P. Ozturan, O. (2003).
K. (2003). A morphometric study Anthropometric growth study of
of the external ear: age- and sex- normal human auricle.
related differences. Plastic and International Journal of Pediatric
Reconstructive Surgery. Otorhinolaryngology, 67(11),
https://doi.org/10.1097/01.PRS.00 1169–1177.
00070979.20679.1F https://doi.org/10.1016/S0165-
Deopa, D., Thakkar, H. K., Prakash, 5876(03)00221-0
C., Niranjan, R., & Barua, M. P. Kapil, V., Bhawana, J., & Vikas, K.
(2013). Anthropometric (2014). Morphological Variation
measurements of external ear of of ear for Individual Identification
medical students in Uttarakhand in Forensic Cases: A study of an
region. Journal of the Anatomical Indian Population. Research

11
Journal of Forensic Sciences, 2. http://health.detik.com/read/2010/
Kearney, B. (2003). VARIATION OF 10/10/174649/1460566/763/keuni
THE EXTERNAL EAR IN AN kan-bentuk-telinga-akan-
AUSTRALIAN POPULATION gantikan-fungsi-sidik-jari
FOR THE PURPOSES OF Purkait, R. (2015). Application of
IDENTIFICATION. Adelaide. External Ear in Personal
Kumar, B. S., & Selvi, G. P. (2016). Identification: A Somatoscopic
Morphometry of Ear Pinna in Sex Study in Families. Annals of
Determination. Int J Anat Res, Forensic Research and Analysis.
4(2), 2480–2484. India.
https://doi.org/10.16965/ijar.2016 Sadacharan, C. M. (2016). Ear
.244 morphometry on Indian
Lugt, C. van der. (2001). (EARS Americans and its clinical
AND) EARPRINTS, importance. International Journal
INDIVIDUALISING CRIME of Applied Research, 2(1), 348–
SCENE MARKS?! Problems of 353.
Forensic Sciences, XLVI, 8. Widiarni, D. (2011). Antropometri
Pramudiarja, A. U. (2010). Keunikan telinga pada koreksi kelainan
Bentuk Telinga Akan Gantikan kongenital daun telinga mikrotia.
Fungsi Sidik Jari. Retrieved from

12

You might also like