Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI………………………………………………………..
Abstrak………………………………………………………………
Bab 1 Pendahuluan………………………………………………….
1.1. Latar Belakang………………………………………..
1.2. Masalah………………………………………………..
1.3. Tujuan…………………………………………………
Bab 2 Teori………………………………………………………….
Bab 3 Metode………………………………………………………..
Bab 4 Kesimpulan……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
ABSTRAK
Artificial intelligence (AI), is intelligence demonstrated by machines, unlike the natural
intelligence displayed by humans and animals. Leading AI textbooks define the field as the study
of "intelligent agents": any device that perceives its environment and takes actions that maximize
its chance of successfully achieving its goals.[3] Colloquially, the term "artificial intelligence" is
often used to describe machines (or computers) that mimic "cognitive" functions that humans
associate with the human mind, such as "learning" and "problem solving".
As machines become increasingly capable, tasks considered to require "intelligence" are
often removed from the definition of AI, a phenomenon known as the AI effect.[5] A quip in
Tesler's Theorem says "AI is whatever hasn't been done yet."[6] For instance, optical character
recognition is frequently excluded from things considered to be AI,[7] having become a routine
technology.[8] Modern machine capabilities generally classified as AI include successfully
understanding human speech,[9] competing at the highest level in strategic game systems (such
as chess and Go),[10] autonomously operating cars, intelligent routing in content delivery
networks, and military simulations.[11]
Artificial intelligence was founded as an academic discipline in 1955, and in the years
since has experienced several waves of optimism,[12][13] followed by disappointment and the
loss of funding (known as an "AI winter"),[14][15] followed by new approaches, success and
renewed funding.[13][16] After AlphaGo successfully defeated a professional Go player in 2015,
artificial intelligence once again attracted widespread global attention.[17] For most of its
history, AI research has been divided into sub-fields that often fail to communicate with each
other.[18] These sub-fields are based on technical considerations, such as particular goals (e.g.
"robotics" or "machine learning"),[19] the use of particular tools ("logic" or artificial neural
networks), or deep philosophical differences.[22][23][24] Sub-fields have also been based on
social factors (particular institutions or the work of particular researchers).[18]
The traditional problems (or goals) of AI research include reasoning, knowledge
representation, planning, learning, natural language processing, perception and the ability to
move and manipulate objects.[19] General intelligence is among the field's long-term goals.[25]
Approaches include statistical methods, computational intelligence, and traditional symbolic AI.
Many tools are used in AI, including versions of search and mathematical optimization, artificial
neural networks, and methods based on statistics, probability and economics. The AI field draws
upon computer science, information engineering, mathematics, psychology, linguistics,
philosophy, and many other fields.
BAB 1
1. Pendahuluan
Industri konstruksi kini mendapatkan tambahan bantuan tenaga, yakni teknologi
kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI). Selama beberapa tahun, berbagai inovasi
teknologi semakin jauh masuk ke dalam lingkup pekerjaan, menawarkan efisiensi dan
informasi dalam waktu singkat. Hal tersebut meliputi kemampuan untuk
mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam operasional sehari-hari, serta proses
pengambilan keputusan. Tentunya hanya data yang terhubung lah yang memiliki nilai.
1.2. Masalah
1.3. Tujuan
1. Perencanaan
AI membantu dalam proses perencanaan konstruksi. Peralatan otomatis yang
dalam tahap perencanaan, teknologi kecerdasan buatan mampu membantu
menentukan lokasi konstruksi dan mendapatkan informasi yang cukup untuk
membuat rancangan peta 3D, cetak biru, dan perencanaan konstruksi. Teknologi
ini mampu menghemat waktu. Dengan AI, proses yang dulu membutuhkan
beberapa minggu kini hanya perlu satu hari untuk merampungkannya. Hal ini
tentunya mampu menghemat pengeluaran.
4. Setelah pembangunan
Teknologi kecerdasan buatan sering juga digunakan bahkan setelah sebuah
konstruksi selesai dibangun. Sebagai contoh, Wyn Hotel menggunakan produk
Amazon Echo ke dalam setiap ruangan hotelnya. Teknologi yang ditawarkan oleh
speaker cerdas ini mampu mengontrol setiap ruangan, seperti pencahayaan,
temperatur, dan semua peralatan audio visual di dalam ruangan. Sistem ini juga
bisa digunakan di dalam hunian, sehingga pemilik rumah mampu mengontrol
setiap aspek di dalam rumah, dengan hanya satu perangkat. Teknologi ini mampu
mengontrol semua benda dengan berbekal suara.
5. BIM dan VA
BIM atau Building Information Modelling merupakan model pengembangan
lain dari kecerdasan buatan. Teknologi memungkinkan pihak pengembang dan
perancang untuk menentukan proses konstruksi, perencanaan, pengambilan
keputusan, dan data lampau sebuah bangunan untuk selanjutnya direkam
sepanjang masa berdiri hingga proses pembongkaran nantinya. BIM memainkan
peran penting dalam transformasi dunia konstruksi. Teknologi ini mampu
memangkas waktu, kesalahan, dan biaya dengan sangat baik. Sedangkan VA atau
Virtual Assistant dapat digunakan untuk menambahkan nuansa percakapan alami
ke dalam sistem informasi BIM. Dengan memadukan VA dan NC (near-field
communication), teknologi ini mampu memberikan arahan dan informasi tepat
waktu. Sebagai contoh, penggunan VA dalam sebuah bangunan dapat membantu
para teknisi untuk mendapatkan informasi cepat ketika ada permasalahan dalam
sistem gedung dalam waktu singkat.
BAB II
2. Teori
3. Metode
Metode Bagaimana Cara Kerja Kecerdasan Buatan
AI bekerja dengan menggabungkan sejumlah besar data dengan cepat, pengolahan
berulang, dan algoritme cerdas, memungkinkan perangkat lunak untuk belajar secara
otomatis dari pola atau fitur dalam data. AI adalah bidang studi luas yang mencakup
banyak teori, metode, dan teknologi, serta subbidang utama berikut ini:
Pembelajaran mesin mengautomasi pembangunan model analitik. AI
menggunakan metode dari jaringan neural, statistik, penelitian operasi, dan fisika
untuk menemukan wawasan tersembunyi dalam data tanpa secara eksplisit
diprogram untuk tempat mencari atau menyimpulkan sesuatu.
Jaringan neural adalah jenis pembelajaran mesin yang terdiri atas unit-unit yang
saling berhubungan (seperti neuron) yang memproses informasi dengan
menanggapi masukan eksternal, menyampaikan informasi antara setiap unit.
Proses ini membutuhkan banyak umpan pada data untuk menemukan koneksi dan
mendapatkan makna dari data yang tidak terdefinisi.
Pembelajaran mendalam menggunakan jaringan neural yang sangat besar dengan
banyak lapisan unit pemrosesan, memanfaatkan kemajuan dalam daya komputasi,
dan meningkatkan teknik pelatihan guna mempelajari pola kompleks dalam
sejumlah besar data. Penerapan umumnya mencakup pengenalan gambar dan
ujaran.
Komputasi kognitif adalah subbidang AI yang berupaya untuk melakukan
interaksi seperti manusia secara alami dengan mesin. Menggunakan AI dan
komputasi kognitif, tujuan utamanya adalah agar mesin dapat mensimulasikan
proses manusia melalui kemampuan untuk menafsirkan gambar dan ujaran –
kemudian berbicara dengan koheren dalam memberi tanggapan.
Visi komputer mengandalkan pengenalan pola dan pembelajaran mendalam guna
mengenali apa yang ada dalam foto atau video. Jika mesin dapat memproses,
menganalisis, dan memahami gambar, mesin dapat menangkap gambar atau video
secara real time dan menafsirkan sekitarnya.
Pemrosesan bahasa alamiah (natural language processing/NLP) adalah
kemampuan komputer untuk menganalisis, memahami, dan menghasilkan bahasa
manusia, termasuk ujaran. Tahap selanjutnya dari NLP adalah interaksi bahasa
alami, yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan komputer
menggunakan bahasa sehari-hari yang normal untuk melakukan tugas.
BAB 4 KESIMPULAN
BIM adalah teknologi di bidang konstruksi dan arsitektur yang dapat menyimulasikan
model pembangunan dari suatu proyek dengan berbagai macam informasi yang terintegrasi.
BIM memerlukan aplikasi software seperti AutoCAD untuk menunjukkan tahapan pembangunan
suatu proyek dilihat dari sifat fisik dan fungsional secara terperinci dari masa ke masa.
Sedangkan AI atau kecerdasan buatan di manajemen konstruksi merupakan penggunaan
kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah dalam proyek teknik sipil salah satunya dalam
penentuan tata letak fasilitas dan keamanan pekerja di proyek konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
[2] Kosko, Bart. Neural Network and Fuzzy Systems (A Dynamic Systems
Approach to Machine Intelligence), USA Prenticee-Hall,1992