1. This document discusses the legal responsibilities of shipping companies as carriers of sea transportation of coal according to Indonesian law number 17 of 2008 concerning shipping in Samarinda port.
2. It outlines the requirements and procedures for proper transportation of goods by sea based on the law, as well as the rights, obligations, and responsibilities of shipping companies.
3. It aims to examine the legal limits of duties, authorities, and responsibilities granted to shipping companies by law and agreements with ship owners.
1. This document discusses the legal responsibilities of shipping companies as carriers of sea transportation of coal according to Indonesian law number 17 of 2008 concerning shipping in Samarinda port.
2. It outlines the requirements and procedures for proper transportation of goods by sea based on the law, as well as the rights, obligations, and responsibilities of shipping companies.
3. It aims to examine the legal limits of duties, authorities, and responsibilities granted to shipping companies by law and agreements with ship owners.
1. This document discusses the legal responsibilities of shipping companies as carriers of sea transportation of coal according to Indonesian law number 17 of 2008 concerning shipping in Samarinda port.
2. It outlines the requirements and procedures for proper transportation of goods by sea based on the law, as well as the rights, obligations, and responsibilities of shipping companies.
3. It aims to examine the legal limits of duties, authorities, and responsibilities granted to shipping companies by law and agreements with ship owners.
TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PELAYARAN
SEBAGAI PENGANGKUT ANGKUTAN LAUT BATUBARA MENURUT UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DI PELABUHAN SAMARINDA
Andrea Hasiholan Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia
Abstract default occurs that results in a loss,
The maritime sector is a very strategic the injured party has the right to claim field for Indonesia which is the largest compensation. There are several ways archipelagic country in the world. As to resolve compensation disputes in a developing country, Indonesia often the transportation of goods by sea. makes buying and selling The Indonesian government is transactions, both in terms of goods expected to draft a national legislation entering or shipping goods. relating to Indonesian sea Transportation of goods by sea is one transportation. Because so far way to carry out sale and purchase Indonesia has still used regulations transactions for large quantities of adopted from the Netherlands witch goods. Transportation of the goods is have also been long established. carried out both for domestic and Keywords: Shipping, Sea overseas shipping. The transportation Transportation. Coal. of goods by sea is included in the Abstrak voyage regulated in Act Number 17 of Bidang kelautan adalah bidang yang 2008 concerning Shipping. In sangat strategis bagi Indonesia yang transporting goods by sea it is merupakan negara kepulauan terbesar necessary to make an agreement di dunia. Sebagai negara berkembang, between the sender and the carrier. A Indonesia kerap kali melakukan transportation agreement is a transaksi jual beli, baik dalam hal reciprocal agreement between the pemasukkan barang maupun carrier and the sender, in which the pengiriman barang. Pengangkutan carrier ties himself to carry out the barang melalui laut merupakan salah transportation of goods and / or satu cara untuk melakukan transkasi people from a certain place to a jual beli untuk barang dalam jumlah certain destination safely, while the besar. Pengangkutan barang tersebut sender commits himself to pay the dilakukan baik untuk pengiriman transportation fee. The transportation barang dalam negeri maupun luar agreement involves the sender or negeri. Pengangkutan barang melalui owner of the goods. This laut termasuk ke dalam pelayaran transportation agreement creates yang diatur dalam Undang-Undang different rights, obligations and Nomor 17 Tahun 2008 tentang responsibilities of each party. These Pelayaran. Dalam melakukan rights, obligations and responsibilities pengangkutan barang melalui laut must be fulfilled as much as possible perlu dibuat sebuah perjanjian antara by each party. When a negligence or pengirim dan pengangkut. Perjanjian 2
pengangkutan adalah perjanjian timbal Samudera Pasifik dan Samudera
balik antara pengangkut dengan Indonesia. Hal inilah yang pengirim, dimana pengangkut menyebabkan perhubungan laut di mengikatkan dirinya untuk Indonesia sangat dibutuhkan menyelenggarakan pengangkutan mengingat Indonesia adalah negara barang dan atau orang dari suatu kepulauan dimana untuk menempuh tempat ke tujuan tertentu dengan jarak dari satu pulau dengan pulau selamat, sedangkan pengirim lainnya diperlukan sarana mengikatkan diri untuk membayar pengangkutan laut yang memadai. uang angkutan. Perjanjian Sarana pengangkutan laut ini harus pengangkutan melibatkan pengirim dikelola, dirawat, dan diawasi atau pemilik barang. Perjanjian pelaksanaannya secara rutin pengangkutan ini menimbulkan hak, mengingat betapa pentingnya sarana kewajiban serta tanggung jawab yang pengangkutan laut di Indonesia. berbeda dari masing-masing pihak. Perusahaan pelayaran yang Hak, kewajiban serta tanggung jawab mewakili pengusaha kapal, ini harus dipenuhi sebaikbaiknya oleh perusahaan pelayaran mempunyai masing-masing pihak. Manakala tanggung jawab terpisah dari terjadi suatu kelalaian atau pengusaha kapal. Perusahaan wanprestasi yang mengakibatkan pelayaran terikat oleh segala suatu kerugian, maka pihak yang perbuatan hukum dan bertanggung dirugikan berhak menuntut ganti rugi. jawab terhadap kapal yang Terdapat beberapa cara untuk diageninya. Perusahaan pelayaran menyelesaikan sengketa ganti rugi diberikan kekuasaan yang besar serta dalam pengangkutan barang melalui kewenangan yang istimewa untuk laut. Pemerintah Indonesia diharapkan menjadi perwakilan permilik kapal dapat merancang suatu perundang- untuk menjalankan segala tanggung undangan nasional berkaitan dengan jawab yang menjadi tanggung jawab pengangkutan laut Indonesia. Karena pemilik kapal. selama ini Indonesia masih Mengetahui kedudukan dan menggunakan peraturan yang diadopsi wewenang istimewa yang dimiliki dari Belanda yang mana peraturan oleh perusahaan pelayaran, penulis tersebut juga telah lama tercipta. tertarik untuk memilih masalah pokok tentang sejauh mana batas-batas Kata Kunci : Pelayaran, Angkutan tanggung jawab dan tugas, serta Laut. Batu Bara. wewenang perusahaan pelayaran yang diberikan, baik oleh undang-undang PENDAHULUAN maupun oleh pengusaha kapal yang A. Alasan Pemilihan Judul dituangkan dalam perjanjian dan Indonesia merupakan negara mengkaji dalam bentuk penulisan kepulauan dimana terhampar beribu- skripsi yang berjudul: “TINJAUAN ribu pulau dan lautan yang luas. YURIDIS TANGGUNG JAWAB Daratan Indonesia seluas 1.904.569 PERUSAHAAN PELAYARAN km2 dan lautannya seluas 3.288.683 SEBAGAI PENGANGKUT km2. Indonesia terletak diantara dua ANGKUTAN LAUT MENURUT benua yakni benua Asia dan benua UNDANG UNDANG REPUBLIK Australia serta dua samudera yakni INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 3
2008 DI PELABUHAN 3. Legalitas dalam arti hukum,
SAMARINDA” yaitu baik bahwa B. Perumusan dan Pembatasan pemerintah/negara maupun Masalah warga negara dalam bertindak Sebenarnya masalah-masalah yang harus berdasar atas dan melalui berhubungnan dengan penulisan ini hukum. cukup banyak, akan tetapi untuk Perubahan terhadap UUD 1945 mempermudah dalam penulisan dan tentu tidak terlepas dari sejumlah pembahasan diperlukan adanya persoalan yang melatarbalakanginya. pembatasan terhadap masalah- Adapaun dasar pemikiran yang masalah yang akan dibahas, hal ini melatarbelakangi perubahan terhadap juga dimaksudkan agar dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut. pembahasannya akan lebih terarah Pertama, UUD 1945 membentuk sehingga mudah dimengerti. struktur ketatanegaraan yang Adapun perumusan dan bertumpu pada kekuasaan yang pembatasan masalah tersebut adalah tertinggi ditangan MPR yang sebagai berikut : sepenuhnya melaksanakan kedaulatan Berdasarkan latar belakang rakyat; kedua, UUD 1945 masalah di atas, maka pokok memberikan kekuasaan yang sangat permasalahan dalam penulisan ini besar kepada pemegang kekuasaan dapat dirumuskan sebagai berikut : eksekutif semangat untuk a. Bagaimana syarat dan prosedur mengkokohkan Negara Kesatuan pengangkutan barang yang baik Rrepublik Indonesia sebagai negara bedasarkan Undang-Undang hukum merupakan salah satu agenda Nomor 17 Tahun 2008 ? penting yang mendapat perhatian b. Bagaimana hak dan kewajiban serius kalangan ketika itu. Oleh sebab serta tanggung jawab perusahaan itu, ketentuan mengenai negara hukum pelayaran sebagai pengangkut semakin dipertegas dalam Undang- angkutan laut barang yang akan di Undang setelah perubahan. Tentu eksport ? harus diakui bahwa dalam upaya KERANGKA TEORITIS mewujudkan negara hukum A. Teori Negara Hukum sebagaimana yang dicita-citakan Secara umum, dalam setiap dalam UUD NRI 1945 akan dapat negara yang menganut paham direalisasikan bila seluruh prosses negara hukum, dapat dilihat penyelenggaraan pemerintahan benar- bekerjanya tiga prinsip dasar, benar didasarkan pada kaidah-kaidah yaitu supremasi hukum, yang tertuang dalam konstitusi atau kesetaraan dihadapan hukum, dan UUD. penegakan hukum dengan cara B. Teori Tanggung Jawab yang tidak bertentangan dengan Setiap tindakan hukum hukum. Juga ditemukan bahwa, mempunyai pertanggungjawaban, pada setiap negara hukum akan sejalan dengan ungkapan tidak ada terlihat ciri-ciri adanya : kewenangan tanpa 1. Jaminan perlindungan ham; pertanggungjawaban atau tanpa 2. Kekuasaan kehakiman atau kewenangan tidak ada peradilan yang merdeka; pertanggungjawaban. Dalam penyelenggaran pemerintahan, 4
tanggung jawab ini dibebankan Berdasarkan Pasal 1654 KUH
kepada pemerintah. Hal ini prinsip Perdata, badan hukum didefinisikan hubungan hukum yang Dasar terjadi sebagai semua perkumpulan yang sah dalam bidang penyelenggaraan adalah seperti halnya dengan pemerintahan itu bersegi satu atau orangorang preman, berkuasa hubungan sepihak. melakukan tindakan-tindakan perdata, Pertanggungjawaban berasal dari kata dengan tidak mengurangi peraturan- tanggungjawab, yang berarti keadaan peraturan umum, dalam mana wajib menanggung segala sesuatunya kekuasaan itu telah diubah, dibatasi boleh dituntut, dipersalahkan. atau ditundukkan pada acara-acara diperkarakan, dan sebagainya tertentu. Sebelumnya dalam Pasal responsibility merupakan bentuk 1653 KUH Perdata diatur berkaitan pertanggungjawaban pemerintah pada dengan perkumpulan adalah selainnya parlemen secara politis, yang meliputi perseroan yang sejati oleh undang- collective and individu responsibility, undang diakui pula perhimpunan sedangkan liability merupakan orang sebagai perkumpulan, baik yang tanggung jawabkepada negara atau diadakan atau diakui sebagai demikian pemerintah dalam arti mereka harus oleh kekuasaan umum, maupun yang memberi kompensasi jika terjadi diterima sebagai diperbolehkan, atau kerugian atau derita, secara telah didirikan untuk suatu maksud langsung atau tidak langsung, materiil tertentu yang tidak bertentangan atau mental kepada warganya. dengan undang-undang atau “Teori aansprakelijkheid atau kesusilaan. Dengan demikian dalam bahasa Indonesia dapat disebut berdasarkan Pasal 1653 Bab dengan tanggung jawab adalah teori Kesembilan dari Buku Ketiga KUH untuk menentukan siapa yang harus Perdata, ada 3 macam perkumpulan menerima gugatan atau siap yang yaitu: harus digugat karena adanya a. Perkumpulan yang diadakan oleh perbuatan melawan hukum. Dangan kekuasaan umum; demikian setiap kewenangan yang sah b. Perkumpulan yang diakui oleh baik bersumber dari undang-undang kekuasaan umum; maupun perjanjian, dapat c. Perkumpulan yang diperkenankan menimbulkan tanggung jawab pada si atau untuk suatu maksud tertentu tidak pelaksana tugas atau kewajiban itu. berlawanan dengan undangundang Dalam Black’s Law Dictinary,8 atau kesusilaan. dinyatakan: “Liability is the quality or B. Pengertian Perusahaan state of being legaly obligated or Pelayaran accountable; legal resposibility to "Perusahaan pelayaran adalah another or to society, enforceable by hubungan berkekuatan secara hukum civil remedy or criminal punishment yang terjadi bila mana dua pihak (liability for injures coused by bersepakat membuat perjanjian, negligence)-also termed legal Dimana salah satu pihak “agen” 1 (agent) setuju untuk mewakili pihak liability” C. Teori Badan Hukum lainnya yang dinamakan “pemilik” (principal) dengan syarat bahwa 1 Munir Fuadi, 2002, Perbuatan Melawan pemilik tetap mempunyai hak untuk Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hal. 10 mengawasi agennya mengenai 5
kewenangan yang dipercayakan di pelabuhan . Hal ini dimaksudkan
kepadanya.”2 agar selama kapal berada di pelabuhan tidak mengalami hambatan atau Secara garis besar jenis-jenis kendala. Tugas-tugas pokok Perusahaan pelayaran (agent) dibagi perusahaan pelayaran adalah sebagai menjadi 3 jenis yaitu : berikut : 1. General Agent 1. Mengurus kebutuhan awak kapal General agent adalah perusahaan (misalnya ada awak kapal yang pelayaran nasional yang ditunjuk sakit dan perlu pengobatan) oleh perusahaan pelayaran asing 2. Mengurus clearance in dan out untuk melayani kapal-kapal milik kapal perusahaan asing tersebut selama 3. Mengurus kebutuhan kapal berlayar dan singgah di pelabuhan 4. Mengurus bongkar muat barang di Indonesia 5. Menyelesaikan dokumen- 2. Sub Agent dokumen muatan. Sub agent adalah perusahaan Dalam hal ini , maka perlindungan pelayaran yang ditunjuk oleh terhadap kepentingan kapal, nahkoda, general agent untuk melayani anak buah kapal, muatan dan pemilik kebutuhan tertentu kapal di barang dapat diberikan kepada agen pelabuhan tertentu. kapal. Kepada agen inilah pengusaha 3. Cabang Agent kapal mempercayakan pekerjaan yang Cabang agent adalah cabang dari menjadi tanggung jawabnya. general agent di pelabuhan D. Fungsi Perusahaan Pelayaran tertentu. Sebagai usaha khusus dalam Proses terjadinya keagenan suatu pekerjaan bidang jasa angkutan laut, kapal dari prinsipal dapat melaui seperti pekerjaan melayani kedatangan prinsipal umum Dalam hal ini kapal atau keberangkatan kapal dan principal baik atas inisiatif sendiri atau muatan masuk atau muatan keluar atas inisiatif perusahaan orang lain secara langsung dapat memenuhi alat (rekomendasi) mengontrak agen transportasi barang serta menunjang pelayaran untuk menangani kapalnya kelancaran arus barang. Fungsi selama di pelabuhan tertentu, dan juga perusahaan pelayaran adalah sebagai dapat melaui general agent dalam hal berikut agen merupakan perwakilan ini agent pelayaran sebagai agent perusahaan pelayaran dengan kapal yang ditunjuk oleh general agent pertimbangan praktis dan ekonomis atas nama prinsipal, posisi agent pengusaha kapal akan menunjuk agen pelayaran ini sebagai subs agent atau di pelabuhan yang disinggahi oleh cabang agent. kapalnya guna melayani segala C. Tugas-Tugas Pokok Perusahaan aktivitas yang dibutuhkan serta Pelayaran melakukan berbagai macam pekerjaan Perusahaan pelayaran mempunyai lain yang menyangkut kebutuhan tugas yaitu mengurus semua kapal, hal ini disebabkan karena kebutuhan kapal selama kapal berada sangat sukar untuk diselenggarakan dari tempat kedudukannya yang 2 berjauhan. Suyono R.P, 2001, Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, 1. Pengertian Kapal PMM, Jakrta, Hal. 101. 6
Menurut pasal 309 ayat (1) Kitab pengangkutan barang khususnya
Undang-Undang Hukum Dagang muatan barang berbahaya melalui laut (KUHD), “kapal” adalah semua alat terjadi kecelakaan akibat terbakarnya berlayar, apapun nama dan sifatnya. muatan barang berbahaya tersebut, Termasuk didalamnya adalah : kapal maka akan timbul permasalahan siapa karam, mesin pengeruk lumpur, mesin yang harus bertanggungjawab penyedot pasir, dan alat pengangkut terhadap kerugian/ kerusakan muatan terapung lainnya. Meskipun nebda- serta kapalnya. Pengangkutan barang benda tersebut tidak dapat bergerak berbahaya melalui laut memerlukan dengan kekuatannya sendiri, namun penanganan khusus, seperti dari dapat digolongkan kedalam “alat kemasan, penyimpanan dan berlayar” karena dapat persyaratan jenis kapal untuk terapung/mengapung dan bergerak di mengangkut barang berbahaya. air. Menurut Undang-Undang Nomor Sebagai contoh barang-barang 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, berbahaya harus dimuat, disimpan dan “kapal” adalah kendaraan air dengan diikat dengan aman dan benar sesuai bentuk dan jenis tertentu, yang dengan sifat barang-barang tersebut. digerakkan dengan tenaga angin, Dalam menentukan siapa yang harus tenaga mekanik, energi lainnya, bertanggung jawab harus dilihat ditarik atau ditunda, termasuk apakah pengangkut sudah memenuhi kendaraan yang berdaya dukung segala kewajibannya atau belum dan dinamis, kendaraan di bawah untuk dapat mengetahui hal itu permukaan air, serta alat apung dan terlebih dahulu harus melihat bangunan terapung yang tidak peraturan-peraturan yang mengatur berpindah-pindah. mengenai tanggung jawab tersebut hal 2. Pengertian Pengangkutan Laut ini diatur didalam pasal 40 Undang- Pengangkutan laut adalah Setiap Undang Nomor 17 Tahun 2008 kegiatan pelayaran dengan dengan Tentang Pelayaran. menggunakan kapal laut untuk B. Hak dan Kewajiban Serta mengangkut penumpang, barang Tanggung Jawab Perusahaan dan/atau hewan untuk satu perjalanan Pelayaran Sebagai Pengangkut atau lebih dari satu pelabuhan ke Angkutan Laut Barang yang Akan pelabuhan lain atau antara beberapa di Eksport pelabuhan. Kewajiban pengangkut ialah BAB III menjaga keselamatan barang yang HASIL PENELITIAN DAN diangkut sejak saat penerimaannya PEMBAHASAN sampai saat penyerahan. Hal ini diatur A. Syarat dan Prosedur dalam pasal 468 KUHD. Pengangkut Pengangkutan Barang Menurut juga diwajibkan mengganti kerugian Undang-Undang Nomor 17 Tahun yang disebabkan oleh kerusakan, 2008 Tentang Pelayaran hilangnya barang baik seluruhnya atau Pengangkutan barang melalui laut, sebagian, sehingga pengangkut tidak pengangkut mempunyai tanggung dapat menyerahkan barang-barang ia jawab untuk melindungi dan angkut. Namum pengangkut dapat menjamin keamanan serta membebaskan dirinya dari kewajiban keselamatan muatan selama dalam tersebut asal ia dapat membuktikan kekuasaannya. Jika dalam bahwa tidak diserahkannya barang 7
atau adanya kerusakan itu karena nomor 17 tahun 2008 terutama
terjadinya suatu peristiwa yang pasal 117 dimana pasal tersebut sapatutnya tidak dapat dicegahkan berisi tentang keselamatan atau dihindarinya atau adanya keadaan berlayar kapal dan, apabila tidak memaksa (overmacht) atau kerusakan dipenuhi dokumen tersebut maka tersebut disebabkan karena sifat, tidak akan di terbitkannya surat keadaan atau cacat dari barang itu persetujuan berlayar sendiri atau juga karena kesalahan B. Saran pengirim. Berdasarkan pembahasan yang Tapi dalam perjanjian telah penulis kemukakan, maka pada pengangkutan ada beberapa hal yang bab yang terakhir ini penulis akan bukan tanggung jawab pengangkutan, memberikan Saran-saran tersebut artinya timbul kerungian, pengangkut antara lain : bebas dari pembayaran ganti kerugian. 1. Sikap disiplin dalam menjalankan Beberapa hal ialah adalah : aturan baik itu pengangkutan a. Keadaan memaksa kapal agar dapat terciptanya b. Cacat pada barang atau pelayaran yang aman, nyaman, penumpang itu sendiri dan tertib. Pengangkut harus c. Kesalahan atau kelalaian pengirim disiplin dalam menjalankan aturan atau penumpang dan standart pelayanan mutu. Ketiga hal ini diakui baik dalam 2. Untuk meningkatkan mutu undang-undang maupun dalam doktrin pelayaran yang mengkedepankan ilmu hukum. Diluar ketiga hal tersebut pada kenyamanan, keamanan, dan pengangkut bertanggung jawab ketertiban, semua pihak terkait PENUTUP dapat meningkatkan standart A. Kesimpulan kualitas masing-masing. Hal ini Berdasarkan apa yang di uraikan mengharuskan semua instansi oleh Penulis didalam hasil penelitian terkait berkerja dengan optimal danpembahasan, maka dapat dan menaati semua ketentuan yang dirumuskan duakesimpulan sebagai berlaku. berikut : DAFTAR PUSTAKA a) Syarat dan prosedur pengangkutan A. BUKU BACAAN barang melalui laut dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun Christine S.T. Kansil, 2001, Ilmu 2008 pasal 46, apabila tidak Negara, Pradnya Paramitha, Jakarta dipenuhi sesuai dengan syarat Franz Magnis Suseno, 1994, Etika menurut undang-undang nomor 17 Politik; Prinsip-Prinsip Moral Dasar tahun 2008 maka pengangkut Kenegaraan Moderen, Gramedia tidak di berikan izin untuk Pustaka Utama, Jakarta melakukan kegiatan bongkar muat Hussyen Umar, 2001, Hukum b) Hak dan kewajiban serta tanggung Maritim dan Masalah-Masalah jawab perusahaan pelayaran Pelayaran di Indoneisa : Buku I, sebagai angkutan laut batubara Pustaka Sinar Harapan, Jakarta yang akan di export yaitu Hussyen Umar, 2001, Hukum perusahaan pelayaran dengan Maritim dan Masalah-Masalah memenuhi persyaratan yang Pelayaran di Indoneisa : Buku I, berikan menurut undang-undang Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 8
M. Husseyn Umar, 2001, Hukum
Maritim dan Maslah-Masalah B. ATURAN PERUNDANG- Pelayaran di Indonesia, Pustaka Sinar UNDANGAN Harapan, Jakarta Suyono R.P, 2001, Shipping Kitab Undang-Undang Hukum Pengangkutan Intermodal Ekspor Perdata. Impor Melalui Laut, PMM, Jakrta Kitab Undang-Undang Hukum Wirjono Prodjodikoro, 2002, Azas- Dagang. Azas Hukum Perjanjian, Sumur, Undang-Undang Republik Indonesia Bandung. Nomor 17 tahun 2008 tentang Wirjono Prodjodikoro, 1991, Hukum Perlayaran Laut bagi Indonesia, Sumur, Bandung