You are on page 1of 10

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTING SUSU TERBENAM

GRADE I DI BPM PRAPTI VIDIANINGSIH KOTA PEKANBARU TAHUN 2019

Miratu Megasari, Mutiara Amelia


STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Miratu090586@htp.ac.id

ABSTRACT
Grade I milking nipples are nipples that are pulled in so that they are easy to pull out and
last quite well. From the data obtained by the 2015 Mangkubumi Tasikmalaya Community
Health Center, mothers who did not breastfeed counted
120 people, 63 of whom were not breastfeeding because the nipples were immersed.
The method used in this case study with the midwifery management approach
was then documented in the form of SOAP and to overcome the nipples of immersed milk
problems it was deemed necessary to provide midwifery care for breast care, teaching
how to breastfeed properly. Case taking was carried out at BPM Prapti Vidianingih and
at the patient's home.
In this case study the authors carried out midwifery care for postpartum mothers
with immersed nipples as much as 2 visits with a 5 day lag by providing information,
education about immersion nipples care & teaching mothers syringe techniques & good
and correct suckling positions. So in getting the result of postpartum mothers with grade 1
milk nipples the good expenditure of breast milk so that breast milk expenditure still
exists.
It is expected that the BPM Prapti Vidianingsih will counsel about immersed
nipples and teach the correct way of breast care, how to overcome the immersed nipples
in a simple way, and teach correct breastfeeding techniques
Keywords: Midwifery,Care, Postpartum, Inherited Milk Putting,Grade I.

INTISARI

Puting susu terbenam Grade I adalah Puting yang tertarik kedalam sehingga mudah
untuk ditarik keluar dan bertahan cukup Baik. Dari data yang didapat Puskesmas
Mangkubumi Tasikmalaya 2015 ibu yang tidak menyusui terhitung 120 orang, 63 orang
diantaranya tidak menyusui dikarenakan putting susu terbenam. Selama masa nifas puting
susu terbenam dapat di atasi dengan cara perawatan yang dilakukan terhadap payudara
bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga mempelancar pengeluaran ASI.
Metode yang digunakan pada studi kasus ini dengan pendekatan manajemen
kebidanan kemudian di dokumentasikan dalam bentuk SOAP dan untuk mengatasi
masalah putting susu terbenam dirasa perlu dilakukan asuhan kebidanan perawatan
payudara, mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar. Pengambilan kasus

1
dilaksanakan di BPM Prapti Vidianingih dan di rumah pasien. Pada studi kasus ini
penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan putting susu terbenam
sebanyak 2 kali kunjungan dengan jeda waktu 5 hari dengan memberikan
informasi,edukasi tentang perawatan putting susu terbenam & mengajarkan ibu teknik
spuit & posisi menyusu yang baik dan benar.
Maka di dapatkan hasil ibu nifas dengan puting susu terbenam grade 1 pengeluaran ASI
yang baik sehingga pengeluaran ASI tetap ada.
Bagi tenaga kesehatan diharapkan melakukan konseling tentang puting susu
terbenam dan mengajarkan cara perawatan payudara yang benar, cara mengatasi puting
susu terbenam dengan cara sederhana, dan mengajarkan teknik menyusui yang benar
mengunakan media poster/liflaet.

Kata Kunci : Asuhan,Kebidanan, Nifas, Puting Susu Terbenam,Grade I.

PENDAHULUAN IMD dan 39,7% bayi yang mendapatkan


ASI Eksklusif sampai usia bayi 6 bulan,
Pencapaian ASI Eksklusif di
angka ini jauh lebih rendah dibandingkan
Indonesia masih tergolong rendah,
dengan prsentasi yang dicapai oleh
berdasarkan data Riskesdas 2010, angka
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
pemberian ASI eksklusif bagi bayi yang
yaitu cakupan IMD 57,8% dan prsentasi
berusia dibawah 6 bulan adalah sebesar
yang mendapatkan ASI Eksklusif sampai
15,3%. Bayi yang menggunakan susu
usia 6 bulan adalah 59%, hal ini perlu
formula mencapai 27,9%. Pemberian
menjadi perhatian kita (Kemkes RI,
ASI eksklusif di 51 negara berdasarkan
2016).
pengukuran indikator yang telah
ditetapkan, Indonesia rangking ke 37 Kegagalan IMD dapat terjadi karna
dari 51 negara (Tauriska & Umamah, faktor dari bidan dan faktor dari ibu,
2015). Puting susu terbenam adalah faktor dari ibu bisa dikarnakan adanya
puting yang tampak masuk kedalam kelainan anatomi pada payudara dan
areola sebagian atau seluruhnya ketidak siapan ibu dalam peroses IMD
(Nugroho, 2011). kelainan anatomi salahsatunya adalah

Data yang diperoleh dari Kemkes RI yaitu puting susu yang terbenam dan

Menujukan bahwa persentasi bayi baru kolostrum yang tidak keluar, sehingga

lahir yang mendapatkan inisiasi bayi sulit untuk mencapai puting susu

menyusui dini (IMD) dan bayi ibunya apalagi untuk menghisapnya

mendapatkan ASI Eksklusif pada tahun (Ramadhanti, 2015).

2016 di provinsi Riau masih rendah yaitu


Menurut Yayuk Norazizah dan
42,2%, cakupan bayi yang mendapatkan
Luluk Hidayah (2013) dalam Maulani

2
(2016) selama masa nifas puting susu puting susu terbenam sebanyak 63 orang.
terbenam dapat di atasi dengan cara
Berdasarkan hasil data yang
Perawatan yang dilakukan terhadap
didapatkan dari BPM Prapti Vidianingsih
payudara bertujuan untu kmelancarkan
kasus puting susu terbenam sekitar 3
sirkulasi darah dan mencegah ter
orang dalam satu tahun ini. Kasus ini
sumbatnya saluran susu sehingga
dapat di atasi dengan cara Perawatan
mempelancar pengeluaran ASI.
yang dilakukan terhadap payudara
Pelaksanaan perawatan payudara
bertujuan untuk melancarkan sirkulasi
hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu
darah dan mencegah tersumbatnya
1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan
saluran susu sehingga mempelancar
dilakukan dua kali sehari. Perawatan
pengeluaran ASI. Berdasarkan
payudara yang dilakukan meliputi
keterangan diatas tersebut penulis merasa
pengurutan payudara, pengosongan
tertarik untuk mengangkat kasus dengan
payudara, pengompresan payudara dan
judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu
perawatan puting susu. Menurut Dewi
Nifas dengan Puting Susu Terbenam
(2011) dalam Maulani (2016) untuk
di BPM Prapti Vidianingsih Tahun
mencegah timbulnya infeksi atau
2019 ”.
komplikasi pada masa nifas utamanya
dengan puting susu terbenam dan ASI
tidak keluar dilakukan dengan METODE KASUS
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2010)
metode pengambilan studi kasus
Menurut hasil penelitian Maulani
dilakukan dengan cara meneliti suatu
(2016), Berdasarkan hasil survei di
permasalahan melalui suatu kasus yang
Puskesmas Mangkubumi Kota
terdiri dari unit tunggal. Unit yang
Tasikmalaya jumlah ibu nifas tahun 2015
menjadi kasus tersebut secara mendalam
terhitung dari bulan Januari-Desember
dianalisis baik dari segi yang
sebanyak 906 orang. Diantaranya
berhubungan dengan keadaan kasus itu
terdapat ibu menyusui pada tahun 2015
sendiri, faktor-faktor yang
terhitung dari bulan Januari-Desember
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus
sebanyak 495 orang. Sedangkan ibu
yang muncul sehubung dengandengan
yang tidak menyusui terhitung 120
kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus
orang, dikarena salahsatunya faktor ASI
terdapat usatu perlakuan atau pemaparan
tidak keluar sebanyak 36 orang dan
tertentu.
3
WAKTU DAN LOKASI dan berakhir ketika alat-alat
Dilaksanakan di BPM Prapti kandung kembali seperti keadaan
Vidianingsih Pekanbaru yang dilakukan sebelum hamil, masa nifas
tanggal 2-8 Juli 2019 berlangsung selama 6 minggu
a. Data Subjektif atau 42 hari (Maritalia, 2012)
1. Puting susu sudah sedikit menonjol Pada Kunjungan nifas pertama
dari sebelumnya tetapi belum mau dilakukan pada tanggal: 02 Juli
menyusu, ibu melakukan teknik 2019 pukul: 19.30 Wib di rumah
spuit 2x sehari untuk membantu pasien.
puting susu menonjol. Penulis melakukan pengkajian
2. Ingin ber KB suntik 3 bulan saat pada ibu nifas dengan
usia anak 6 bulan. pengumpulan identitas yaitu
b. Data Objektif mengumpulkan semua data yang
Keadaan umum ibu : Compos mentis, dibutuhkan untuk informasi yang
Tekanan darah: 110/70 mnhg, akurat, penulis telah
Pernapasan: 20 x/menit, Denyut nadi : mngumpulkan identitas pasien
84 x/menit, Suhu: 36,3 0C, Puting yaitu Ny. L berusia 24 Tahun,
susu: Sebelah kanan menonjol, beragama islam, pendidikan
sebelah kiri terbenam. terakhir SMA, pekerjaan ibu
sebagai IRT. Beralamat di
c. Analisis
Jl.Pepaya Sukajadi.
P2A0H2 nifas 5 minggu dengan
Puting Susu Terbenam Grade 1 Setelah identitas didapatkan,
penulis mengumpulkan semua
d. Penatalaksanaan
informasi yang akurat dari semua
1. Kondisi pasien
sumber yang berkaitan dengan
2. Istirahat yang cukup
kondisi pasien ataupun keluhan
3. Pola hidup sehat
pasien yang dirasakannya yang
4. Tanda bahaya masa nifas.
disebut sebagai data subyektif
(Handayani, 2017). Penulis telah
PEMBAHASAN
mengumpulkan data subjektif
1. Kajian I
bahwa Ibu mengatakan puting susu
a. Data subjektif
ibu tidak menonjol, ibu
Masa nifas (pueperium)
mengatakan bayi tidak diberikan
dimulai setelah pelasenta lahir

4
susu formula, bayi mau menyusu kesadaran composmentis, tekanan
di payudara sebelah kanan ibu darah : 110/70 mmHg, Nadi : 88
namun kemudian setelah x/i, Pernafasan : 20 x/i, Suhu :
dipindahkan ke payudara kiri ibu 37,1 0C. Pemeriksaan mamae ASI
bayi menolak untuk disusui karena sudah ada, puting susu terbenam
puting susu ibu tidak menonjol grade I, benjolan tidak ada, ibu
sehingga bayi tidak dapat menyusu tidak merasakan nyeri pada
dengan baik. Keluhan pada kasus payudara. Ciri- ciri puting susu
Ny. L lazim dijumpai pada ibu terbenam grade 1 ialah puting
menysusui yaitu puting susu tertarik kedalam tapi mudah untuk
terbenam.Kasus putting susu ditarik keluar dan bertahan cukup
terbenam banyak dijumpai pada Baik.
ibu nifas. Menurut penelitian
c. Assesment
Maulani (2016) berdasarkan hasil
survei di Puskesmas Mangkubumi Data subjektif dan objektif
Kota Tasikmalaya jumlah ibu yang telah dikumpulkan, membuat
tidak menyusui terhitung 120 kesimpulan terhadap kondisi
orang, dikarena salah satunya pasien atas data-data yang telah
faktor puting susu terbenam yaitu dikumpulkan, dalam langkah ini
sebanyak 63 orang. data yang telah dikumpulkan di
b. Data objektif intepretasikan menjadi diagnosa

Dalam praktik kebidanan data kebidanan dan masalah yang

subjektif harus didasari oleh data dialami pasien (Handayani, 2017).

objektif, data objektif yaitu untuk Penulis menengakan diagnosa

memastikan bahwa keadaan klien sesuai data yang didapat kan yaitu

dalam keadaan stabil, yang P2A0H2 nifas 5 minggu dengan

termasuk dalam kompenen- puting susu terbenam grade I.

kompenen data objektif yaitu d. Plan


TTV, pemeriksaan fisik, data Menurut (Muslihatun,
penunjang (Handayani, 2017). 2009) Planning mengambarkan
Penulis telah melakukan pendokumentasian tindakan dan
pemeriksaan data objektif berupa evaluasi perencanaan,
keadaan umum ibu baik, implementasi berdasarkan

5
pengumpulan data sujektif, Dalam mengenai puting
objektif, dan assasment sesuai susu terbenam grade I penulis
kebutuhan pasien. Planning pada mengajarkan teknik spuit menurut
kasus ini penulis memberikan teori Wiji (2013) yaitu dengan
pendidikan kesehatan tentang cara: a). Menempelkan ujung
putting susu terbenam, jadi untuk pompa / spuit pada payudara
mengatasi putting susu terbenam sehingga puting berada di dalam
tersebut maka perlu dilakukan pompa. b). Tarik perlahan sehingga
asuhan kebidanan pada putting terasa ada tekanan dan di
susu terbenam pertahankan selama 30 detik -

Menurut Yayuk Norazizah 1 menit, bila terasa sakit tarikan

dan Luluk Hidayah (2013) dalam dapat dikendorkan, asi yang keluar

Maulani (2016) selama masa nifas dimasukan kecangkir. Dapat

puting susu terbenam dapat di atasi dilakukan sesuai kebutuhan.

dengan cara Perawatan yang


dilakukan terhadap payudara 2. Kajian II

bertujuan untuk melancarkan a. Data subjektif

sirkulasi darah dan mencegah ter Penulis Melakukan kunjungan


sumbatnya saluran susu sehingga ulang bertujuan untuk menilai
mempelancar pengeluaran ASI. keadaan ibu dan bayi baru lahir
Perawatan payudara yang dan untuk mencegah mendeteksi
dilakukan meliputi pengurutan dan menangani masalah-masalah
payudara. yang terjadi, seorang bidan pada
Cara menyusui yang benar saat meberikan asuhan kepada ibu
Menurut Walyani & Purwoastuti dalam masa nifas ada beberapa
(2015) adalah posisi yang tepat hal yang harus dilakukan, akan
bagi ibu untuk menyusui. tetapi pemberian asuhan
Duduklah dengan posisi yang kebidanan pada ibu masa nifas
nyaman atau santai, pakailah kursi tergantung dari kondisi ibu sesuai
yang ada sandaran punggung dan dengan tahap perkembangannya,
lengan. Gunakan bantal untuk penulis melakukan Kunjungan
mengganjal bayi agar bayi tidak nifas kedua pada tanggal : 8 Juli
terlalu jauh dari payudara ibu. 2019 pukul : 19.30 Wib di rumah

6
0
pasien. C. Pemeriksaan mamae ASI sudah
ada, puting susu sebelah kanan
PenuliS mengumpulkan
menonjol, dan putting susu sebelah
semua informasi yang akurat dari
kiri terbenam memasuki grade 1,
semua sumber yang berkaitan
benjolan tidak ada, rasa nyeri pada
dengan kondisi pasien ataupun
payudara tidak ada.
keluhan pasien yang disebut data
subyektif (Handayani, 2017). c. Assesment
Melihat perkembangan dari
Data subjektif dan objektif
keluhan kunjungan pertama
telah di kumpulkan, penulis
apakah ada perubahan pada
selanjutnya mengidentifikasi
masalah ibu pada kunjungan
diagnosa kebidanan dan masalah
kedua ini, penulis mendapatkan
berdasarkan intepretasi yang
data subjektif bahwa puting susu
benar- benar atas data-data yang
sudah sedikit menonjol dari
telah dikumpulkan, dalam langkah
sebelumnya dan bayi belum bisa
ini data yang telah
menyusu.
dikumpulkan diintepretasikan
b. Data objektif menjadi diagnosa kebidanan dan

Setelah penulis melakukan masalah yang dialami (Handayani,

pengumpulan data subjektif maka 2017). Penulis telah

selanjtnya penulis melakuakan mengumpulakn data subjektif dan

pengumpulan data objektif yaitu objektif penulis menengakan

untuk memastikan bahwa keadaan diagnosa sesuai data yang

klien dalam keadaan stabil, yang didaptkan dan masalah pada pasien

termasuk dalam kompenen- yaitu P1A0H1 nifas 38 hari dengan

kompenen data objektif yaitu TTV, puting susu terbenam Grade 1.

pemeriksaan fisik, data penunjang d. Plan


(Permenkes 938 Tahun 2007) .
Dari data subjektif penulis
Data objektif yang didapat oleh
menemukan masalah pada ibu
penulis keadaan umum ibu baik,
yaitu ibu dengan istirahat
kesadaran composmentis, tekanan
terganggu dan penulis
darah : 110/70 mmHg, Nadi : 84
memberikan penkes Menurut
x/i, Pernafasan : 20 x/i, Suhu : 36,3
buku Kesehatan RI (2015) untuk

7
mengatur istirahat ibu yang cukup makanan yang mempengaruhi
menganjurkan ibu tidur saat bayi produksi ASI termasuk
tidur agar pola tidur ibu tidak mengkonsumsi kacang hijau baik
terganggu. Menurut Bahiyatun itu yang direbus atau yang sudah
(2009) dalam Laura (2015) Pada dibuat bubur kacang hijau.
masa postpartum, ibu Makanan ini mengandung vitamib
membutuhkan istirahat dan tidur B1, protein, Fosfor, tiamin,
yang cukup. Menurut mangan, kalium, magnesium,
Sulistyawati, 2009 dalam Laura asam folat. Selain mampu
(2015) Kebutuhan istirahat bagi memproduksi banyak ASI,
ibu menyusui minimal 8 jam kacang hijau dapat mencangkup
sehari, yang dapat dipenuhi kebutuhan protein dan energi.
melalui istirahat malam dan siang. Berdasarkan Rencana Asuhan

Produksi ASI dapat kunjungan nifas, penulis

diperbanyak dengan kebutuhan memberikan edukasi mengenai

dan cairan menurut (Nugroho, tanda bahaya masa nifas, hal ini

Taufan) kebutuhan gizi pada masa sesuai dengan teori (Dewi, 2012)

nifas terutama pada ibu menyusui yaitu menilai adanya tanda-tanda

akan meningkat 25% untuk bahaya pada pasca melahirkan,

memproduksi air susu yang cukup tanda bahaya pada masa nifas

untuk menyehatkan bayi, semua yaitu demam tinggi yang melebihi

itu akan meningkat tiga kali dari 38 0c, perdarahan yang berlebihan

kebutuhan biasa, menurut buku dan gumpalan darah yang besar-

(Kementrian Kesehatan RI, 2015) besar dan berbauk busuk, sakit

yaitu makanan yang mengandung kepala yang hebat.

kabohidrat, protein hewani seperti


mengkomsumsi telur, protein KESIMPULAN

nabati, sayur dan buah- Asuhan kebidanan ibu nifas yaitu


buahan,dan Kebutuhan air minum Ny. L di BPM Prapti Vidianingsih,
pada ibu menyusui pada 6 bulan Amd.Keb kemudian dilanjutkan dengan
pertama 14 gelas sehari, dan pada kunjungan rumah di dapatkan hasil
6 bulan kedua 12 gelas perhari. bahwa selama 2 kali kunjungan, penulis
Menurut teori Wiji (2013) tidak menemukan kesenjangan antara

8
teori dan asuhan yang diberikan. perawatan payudara yang benar, cara
Keluhan yang dirasakan ibu adalah mengatasi puting susu terbenam
merasa khawatir tidak bisa menyusui dengan cara sederhana, dan
bayinya dikarenakan puting susunya mengajarkan teknik menyusui yang
terbenam. Dalam pemeriksaan selama 2 benar mengunakan media
kali kunjungan mulai dari 5 minggu poster/liflaet.
post partum sampai 6 minggu post
2. Bagi Instituti Pendidikan
partum, telah diberikan informasi dan
Diharapkan dapat menjadi
asuhan yang menyeluruh tentang masa
referensi penelitian kebidanan
nifas salah satunya melakukan dan
berikutnya terutama tentang nifas,
mengajarkan ibu cara perawatan
dan diharapkan sebagai tambahan
payudara, melakukan dan mengajarkan
pengetahuan bagi mahasiswa
ibu cara mengeluaran puting susu.
kebidanan dan mahasiswa mampu
Evaluasi asuhan kebidanan yang
melakukan penanganan putting susu
diberikan pada pasien Ny. L umur 24
terbenam.
tahun dengan puting susu terbenam
grade I dapat menonjol dan pulih dalam 3. Bagi Penulis Selanjutnya
waktu 5 hari, yaitu KU ibu menjadi Diharapkan bagi penulis
baik, tanda-tanda vital dalam batas selanjutnya studi kasus ini dapat
normal, warna lochea normal, tidak ada digunakan sebagai referensi dan
tanda-tanda bahaya masa nifas, bayi bahan masukan dalam melakukan
dapat menyusui dengan baik dan benar, program studi kasus yang akan
ibu merasa senang dan nyaman dengan datang.
keadaannya, putting susu sudah
menonjol. Sehingga dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
pada evaluasi antara teori dan kasus Dewi, V. (2012). Asuhan Kebidanan
tidak terdapat kesenjangan. pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
SARAN
Fitriani. (2013). Gambaran Pengetahuan
1. Bagi BPM Prapti Vidianingsih,
Ibu Hamil Tentang Perawatan
Amd. Keb
Payudara Selama Kehamilan dan
Diharapkan bidan melakukan
Pada Masa Nifas di RB Mattiro
konseling tentang puting susu
Baji Gowa Tahun 2013. m:
terbenam dan mengajarkan cara

9
Universitas Islam Negri Alauddin ASI Tidak Keluar di BPM Hj .
Makassar. https://doi.org/page 20 Wiwin Wintarsih , AM . Keb.
0f 88 Tasikmalaya: Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Kemkes RI. (2016). Profil Kesehatan
Ciamis.
Indonesia. Jakarta: Kementrisn
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Kesehatan Republik Indonesia.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Lecet, S., Bpm, D. I., & Diwek, S. S. Rineka Cipta.
T. K. (2017). ASUHAN
Nugroho, T. (2011). Asi dan Tumor
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
Payudara. Yogyakarta: Nuha
DENGAN PUTING ( Midwefery
Medika.
Care In The Post Partum Mothers
With Nipple Blisters In Bpm Ramadhanti, I. (2015). Inisiasi
Suhartini , Sst Sub-District Diwek Menyusui Dinidi Bidan Praktek
Of Jombang District ) Erda Eliyanti Swsta Paulina Bukit Tinggi 2015,
, Mudhawaroh , Hexawan Tjahja 7(1), 3.
Widada Stikes Pemkab Jombang
Suherni, dkk. (2009). Perawatan Masa
Email :, 3(2).
Nifas (cet. 4). Yogyakarta:
Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan Citramaya.
Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Tauriska, T., & Umamah, F. (2015).
Pustaka Pelajar.
Hubungan Antara Isapan Bayi
Marmi. (2012). Asuhan dengan Produksi ASI pada Ibu
Kebidanan pada Masa Nifas Menyusui di Rumah Sakit Islam
“Peuperium Care.” Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Maryunani, A. (2012). Inisiasi


Menyusui Dini, Asi Ekslusif dan
Manajemen Laktasi. Jakarta: CV.
Trans Info media.

Maulani, S. (2016). Auhan Kebidanan


Pada Ibu Nifas Dengan Putting
Susu Tenggelam ( Grade 1 ) Dan

10

You might also like