You are on page 1of 10

POS INFORMASI LEPTOSPIROSIS DI KAWASAN AIR ROB

KOTA SEMARANG

Mahalul Zam, Oktia Woro K.H., Sugiharto

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang


Email: mahalul.azam@mail.unnes.ac.id

Abstract. Leptospirosis case in Semarang City always increase. Puskesmas


Bandarharjo is Puskesmas whose area is a vulnerable zone of Leptospirosis. In
2015, there are 22 cases of Leptospirosis in Bandarharjo Puskesmas, increasing
from 14 years in 2014. Leptospirosis cases are most common in Tanjung Mas
Village. This fact puts Bandarharjo Puskesmas highest case of Leptospirosis in
Semarang city. This area includes endemic, because this area is flood-prone area
and is an area often affected rob (rob area). Many puddles in the rainy season as
well as due to rob caused many stagnant ditches, garbage accumulation that
became the breeding ground for rats. Initial study by the devotees team, it is known
that the high cases of Leptospirosis disease in the region in addition to
environmental factors prone to flooding and rob, is also influenced by the behavior
of people who have not implemented a clean and healthy lifestyle. Less community
knowledge about Leptospirosis. This disease is important to be known in full by the
community and must get priority in its control and eradication especially before
the rainy season comes and especially in areas prone to flooding. The formation of
Leptospirosis information post in the robot affected area is chosen as a form of
innovation of the pattern of information to the public. Pos Information
Leptospirosis as a container of communication and health information with the
concept of community development in order to control Leptospirosis in flood prone
areas and areas affected by rob water. Post Information Leptospirosis becomes the
center of information dissemination activities of Leptospirosis disease in the
community. Evaluation of Leptospirosis Information Post activity has been able to
increase the role of Health Cadre in public education, can increase knowledge,
and public awareness in applying clean and healthy life behavior and can increase
awareness to danger of Leptospirosis disease.

Keyword: information post, leptospirosis, flood, rob


Abstrak. Kasus Leptospirosis di Kota Semarang selalu mengalami peningkatan.
Puskesmas Bandarharjo adalah Puskesmas yang wilayahnya merupakan zona
rawan Leptospirosis. Tahun 2015, di wilayah Puskesmas Bandarharjo ditemukan
22 kasus Leptospirosis, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 14 kasus pada
tahun 2014. Kasus Leptospirosis tersebut paling banyak terjadi di Kelurahan
Tanjung Mas. Fakta ini menempatkan Puskesmas Bandarharjo tertinggi kasus
Leptospirosis di kota Semarang. Wilayah ini termasuk endemis, karena wilayah ini
merupakan daerah rawan banjir dan merupakan daerah yang sering terdampak rob
(kawasan rob). Banyak genangan air pada musim penghujan maupun akibat rob
menyebabkan banyak selokan-selokan yang menggenang, sampah-sampah
menumpuk yang menjadi tempat berkembangbiaknya tikus. Studi awal oleh tim
pengabdi, diketahui bahwa tingginya kasus penyakit Leptospirosis di wilayah
tersebut selain karena faktor lingkungan yang rawan banjir dan rob, juga

219
220

dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang belum menerapkan pola hidup bersih
dan sehat. Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang penyakit Leptospirosis.
Penyakit ini penting untuk diketahui secara lengkap oleh masyarakat serta harus
mendapatkan prioritas dalam pengendalian dan pemberantasannya terutama
menjelang musim hujan tiba dan khususnya pada wilayah-wilayah rawan terjadi
banjir. Pembentukan pos informasi Leptospirosis di kawasan terdampak air rob
dipilih sebagai bentuk inovasi pola pemberian informasi kepada masyarakat. Pos
Informasi Leptospirosis ini sebagai wadah komunikasi dan informasi kesehatan
dengan konsep pengembangan masyarakat dalam rangka penanggulangan
Leptospirosis di kawasan rawan banjir dan kawasan terdampak air rob. Pos
Informasi Leptospirosis menjadi pusat kegiatan penyebaran informasi penyakit
Leptospirosis di masyarakat. Hasil evaluasi kegiatan Pos Informasi Leptospirosis
telah mampu meningkatkan peran Kader Kesehatan dalam edukasi masyarakat,
dapat meningkatkan pengetahuan, serta kesadaran masyarakat dalam menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap
bahaya penyakit Leptospirosis.

Kata Kunci: pos informasi, Leptospirosis, banjir, rob

PENDAHULUAN Data dari International


Leptospirosis Society (ILS), Indonesia
Leptospirosis adalah penyakit merupakan negara peringkat 3 (tiga)
zoonotik yang disebabkan oleh infeksi insiden leptospirosis di dunia setelah India
spiroket Leptospira interrogans dan dan Cina untuk mortalitas (WHO, 2003).
merupakan salah satu zoonosis yang Angka kematian leptospirosis di Indonesia
paling sering terjadi di seluruh dunia. termasuk tinggi yaitu mencapai 2,5-
Leptospirosis dikenal dengan nama flood 16,45% (Anies et al., 2009; Ramadhani,
fever atau demam banjir, karena sering 2010).
terjadi wabah pada saat banjir. Bentuk Demikian halnya di Kota Semarang,
paling parah dari leptospirosis yang kasus Leptospirosis selalu mengalami
menyerang dan merusak hampir semua peningkatan. Puskesmas Bandarharjo
organ dikenal dengan Weil’s Disease Kecamatan Semarang Utara adalah
(Maroun et al., 2011). Puskesmas yang wilayahnya merupakan
Leptospirosis merupakan masalah zona rawan Leptospirosis di Kota
kesehatan masyarakat di seluruh dunia, Semarang. Wilayah ini termasuk endemis
khususnya negara-negara yang beriklim Leptospirosis karena wilayah ini
tropis dan subtropis yang memiliki curah merupakan daerah rawan banjir dan
hujan tinggi (Jha dan Ansari 2010). merupakan daerah yang sering terdampak
Penularan leptospirosis dapat terjadi rob (kawasan rob). Penelitian Kuswati,
secara langsung akibat adanya kontak dkk (2016), menyebutkan kasus
antara manusia dengan urin atau jaringan Leptospirosis lebih banyak terkonsentrasi
binatang yang terinfeksi, dan secara tidak di daerah yang mempunyai riwayat banjir.
langsung terjadi akibat kontak antara Banyak genangan air pada musim
manusia dengan air, tanah, atau tanaman penghujan maupun akibat rob
yang terkontaminasi urin dari binatang menyebabkan banyak selokan-selokan
yang terinfeksi leptospira (Anies et al., yang menggenang, sampah-sampah
2009). menumpuk yang menjadi tempat

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


berkembangbiaknya tikus. Berdasarkan permasalahan yang sangat serius di
hasil penelitian Nurulia et al (2016) wilayah tersebut.
genangan air merupakan faktor risiko Berdasarkan studi awal yang
kejadian Leptospirosis di Kota Semarang. dilakukan oleh tim pengabdi, diketahui
Fakta yang sama juga oleh penelitian bahwa tingginya kasus penyakit
Riyaningsih, dkk (2012) yang menyatakan Leptospirosis di wilayah tersebut selain
bahwa faktor risiko kejadian Leptospirosis karena faktor lingkungan yang rawan
adalah adanya genangan air. Selain itu, banjir dan rob, juga dipengaruhi oleh
selokan yang terbuka dan jaraknya dekat perilaku masyarakat yang belum
dengan rumah (<2 m) juga berpotensi menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
sebagai sarang tikus. Hal ini menjadi Pengetahuan masyarakat yang kurang
kewaspadaan jika terdapat genangan air di tentang penyakit Leptospirosis seringkali
sekitar rumah yang dapat menjadi media menjadi penyebab keterlambatan dalam
infeksi Leptospira secara tak langsung. membawa penderita ke sarana kesehatan.
Kejadian Leptospirosis dapat Oleh karena itu, penyakit ini penting
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang erat untuk diketahui secara lengkap oleh
kaitannya dengan lingkungan dan perilaku masyarakat serta harus mendapatkan
(Gracie, 2014). Salah satu faktor prioritas dalam pengendalian dan
lingkungan yang mempengaruhi kejadian pemberantasannya terutama menjelang
Leptospirosis yaitu keberadaan tikus. musim hujan tiba dan khususnya pada
Tikus sebagai reservoir utama Leptospira wilayah-wilayah rawan banjir.
sehingga selain menginfeksi tikus tersebut Beberapa upaya yang telah
Leptospira dapat menginfeksi manusia dilakukan adalah memberikan penyuluhan
baik secara langsung melalui urin, darah, tentang penyakit Leptospirosis dan
maupun jaringan tubuh tikus yang pentingnya perilaku hidup bersih dan
terinfeksi, dan secara tidak langsung sehat dalam pertemuan-pertemuan RT,
melalui lingkungan (air, tanah, makanan) RW, dan kader kesehatan. Namun upaya
yang terkontaminasi urin. tersebut berhasil secara optimal.
Selain itu, faktor perilaku manusia Untuk menekan perkembangan
juga dapat memudahkan Leptospira penyakit yang subur berjangkit pada
menginfeksi tubuh seperti aktivitas musim hujan tersebut, perlu terus
manusia di air yang berisiko misalnya dilakukan berbagai upaya pencegahan,
mandi atau mencuci di sungai atau kali, dengan mengubah pola-pola penyuluhan
berenang, rekreasi, dan kegiatan di kesehatan di masyarakat. Pembentukan
persawahan. pos informasi Leptospirosis di kawasan
Tahun 2015, di wilayah Puskesmas terdampak air rob dipilih sebagai bentuk
Bandarharjo ditemukan 22 kasus inovasi pola pemberian informasi kepada
Leptospirosis. Jumlah ini meningkat dari masyarakat. Pos Informasi Leptospirosis
tahun sebelumnya yaitu 14 kasus pada ini sebagai wadah komunikasi dan
tahun 2014. Jumlah ini sekaligus informasi kesehatan dengan konsep
menempatkan Puskesmas Bandarharjo pengembangan masyarakat dalam rangka
merupakan Puskesmas dengan kasus penanggulangan Leptospirosis di kawasan
Leptospirosis tertinggi di kota Semarang. rawan banjir dan kawasan terdampak air
Kasus Leptospirosis tersebut paling rob. Pos Informasi Leptospirosis ini
banyak terjadi di Kelurahan Tanjung Mas dikelola secara swadaya dan sukarela oleh
(Dinkes Semarang, 2016). Sampai saat ini kader-kader kesehatan.
penyakit Leptospirosis masih merupakan

221
222

METODE media dan sumber informasi yang


komprehensif, berkelanjutan, dan mudah
Pos Informasi Leptospirosis di diakses oleh masyarakat terkait penyakit
Kelurahan Tanjung Mas dibentuk dengan Leptospirosis serta mampu meningkatkan
metode pengembangan dan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
pengorganisasian masyarakat yang serta dapat membentuk pola-pola perilaku
didukung dengan berbagai kegiatan hidup bersih dan sehat di wilayah tersebut.
pelatihan untuk optimalisasi peran kader Pembetukan pos informasi
kesehatan dan pemerintah kelurahan. Leptospirosis di kawasan terdampak air
Melalui optimalisasi peran kader rob di wilayah mitra pengabdian ini akan
kesehatan dan pemerintah kelurahan, Pos dilakukan dengan tahapan dan prosedur
Informasi Leptospirosis dapat menjadi sebagai berikut:

Tabel 1. Tahapan, Prosedur Kerja dan Rencana Kegiatan Pengabdian

No. Tahap Prosedur dan Rencana Kegiatan


1. Persiapan 1. Melakukan advokasi pembentukan Pos Informasi Leptospirosis
stakeholder mitra
2. Sosialisasi kepada masyarakat di wilayah mitra
3. Rekruitmen calon Kader Pos Informasi Leptospirosis
4. Penyiapan alat dan sarana prasarana kegiatan Pos Informasi
Leptospirosis
5. Pelatihan Kader Pos Informasi Leptospirosis
6. Uji coba dan evaluasi Kader Pos Informasi Leptospirosis
2. Pelaksanaan Program 1. Penyusunan Regulasi Pos Informasi Leptospirosis
2. Penyusunan program jadwal kegiatan Pos Informasi Leptospirosis
3. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pos Informasi Leptospirosis oleh
Kader Leptospirosis, antara lain:
4. Melakukan deteksi dan penemuan kasus Leptospirosis
5. Melakukan rujukan bila ditemukan kasus (suspect)
6. Melakukan penyuluhan dan upaya pencegahan bersama masyarakat
dengan menggunakan media inovatif
7. Melakukan penggerakan masyarakat
8. Membuat catatan hasil kegiatan
3. Monitoring Program Melakukan pengawasan terhadap kinerja Kader dalam menjalankan
program Pos Informasi Leptospirosis
4. Evaluasi Program Penilaian terhadap keberhasilan Pos Informasi Leptospirosis
Indikator keberhasilan :
1. Kader Leptospirosis terampil dalam melaksanakan tugasnya
2. Kegiatan Pos Informasi Leptospirosis dapat berjalan efektif dan
efisien
3. Terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Leptospirosis
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat
5. Terbentuk pola perilaku masyarakat dalam pencegahan Leptospirosis
di kawasan rawan banjir dan rob
5. Keberlanjutan 1. Advokasi kepada pemerintah kelurahan untuk mendapatkan regulasi
Program keberlanjutan program
2. Advokasi kepada stakeholder kesehatan setempat untuk
mendapatkan dukungan fasilitasi pelatihan, KIE dan pembinaan Pos
Informasi Leptospirosis

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


HASIL DAN PEMBAHASAN wilayah tersebut merupakan wilayah yang
paling sering terjadi banjir rob.
Advokasi Program Pos Informasi Para Kader sangat antusias
Leptospirosis dengan Stakeholder Mitra mengikuti kegiatan sosialiasasi ini. Hal ini
ditunjukkan bahwa semua Kader yang
Sebagai tahap awal kegiatan diundang (21 orang), semuanya dapat
pengabdian masyarakat dengan Program hadir dan mengikuti sosialisasi tersebut.
Pos Informasi Leptospirosis ini, Tim
pengabdi telah melakukan advokasi Penyiapan Alat dan Sarana Prasarana
kepada Pemerintah Kelurahan Tanjung Kegiatan Pos Informasi Leptospirosis
Mas dan Puskesmas Bandarharjo Kota
Semarang sebagai Stakeholder Kesehatan Untuk mendukung kegiatan dan
di wilayah mitra. program Pos Informasi Leptospirosis, Tim
Tanjung Mas sebagai salah satu Pengabdi telah menyiapkan beberapa
wilayah yang sering mengalami banjir rob media edukasi dan kampanye informasi
menjadi sangat potensial dan rawan untuk Leptospirosis dengan beberapa bentuk
terjadinya penyebaran penyakit media seperti Slide Powerpoint, Flipchart,
Leptospirosis. Advokasi yang dilakukan Leaflet, dan Poster.
Tim Pengabdi kepada Pemerintah Slide Powerpoint dan Flipchart
Kelurahan Tanjung Mas menghasilkan dipakai untuk media edukasi dalam
dukungan positif terhadap rencana pertemuan yang sifatnya klasikal.
program yang akan dilaksanakan oleh Tim Sedangkan Leaflet dibagikan kepada
Pengabdi dari Universitas Negeri warga masyarakat melalui Kader agar
Semarang, yaitu dengan membentuk dapat menambah informasi tentang
program Pos Informasi Leptospirosis bagi Leptospirosis. Demikian juga, Poster akan
masyarakat terdampak rob. Demikian dipasang di tempat-tempat Publik agar
halnya dengan Puskesmas Bandarharjo pesannya mudah dipahami dan
yang juga menyambut positif rencana diaplikasikan oleh masyarakat. Poster ini
kegiatan Pos Informasi Leptospirosis, berisi informasi tentang pengenalan
mengingat dalam tahun terakhir ini telah penyakit Leptospirosis, upaya pencegahan
terjadi kasus kematian akibat dan penanggulangannya serta berisi pesan
Leptospirosis. persuatif untuk mengoptimalkan Gerakan
Basmi Leptospirosis di daerah rawan rob.
Sosialisasi kepada Kader Kesehatan
Masyarakat di Lokasi Mitra Penyusunan Program dan Jadwal
Menindaklanjuti hasil advokasi Kegiatan Pos Informasi Leptospirosis
dengan Pemerintah Kelurahan maupun Program Pos Informasi
Puskesmas, Tim Pengabdi telah
Leptospirosis dilaksanakan mulai bulan
melanjutkan dengan tahap kegiatan Juli dan akan berakhir bulan September.
berikutnya yaitu mengadakan sosialisasi Berikut ini bentuk kegiatan Pos Informasi
rencana program Pos Informasi Leptospirosis di daerah rawan rob yang
Leptospirosis kepada Kader Kesehatan akan dilaksanakan oleh Tim Pengabdi
Masyarakat di wilayah RW 13, 14 dan 15 bersama-sama dengan masyarakat:
Kelurahan Tanjung Mas, yang wilayah-

223
224

Tabel 2. Jadwal dan Sasaran Kegiatan Pos Informasi Leptospirosis

No. Kegiatan Sasaran Kegiatan Tempat Waktu


1. Sosialisasi program Pos Informapsi Kader Kesehatan Puskesmas Juli
Leptospirosis Kelurahan Pembantu
Tanjung Mas
2. Pelatihan Kader dalam deteksi dan Kader Kesehatan Puskesmas Juli
penemuan kasus Leptospirosis, rujukan Kelurahan Pembantu
bila menemukan kasus (suspect) serta Tanjung Mas
pelaporan kegiatan
3. Penyuluhan dan edukasi masyarakat Ibu-Ibu PKK/ RW 13, 14 dan Agustus-
tentang penyakit Leptospirosis Dasawisma 15 September
4. Kampanye sosial melalui media poster Masyarakat Tempat-tempat Agustus-
umum umum September
5. Evaluasi program Pos Informasi Kader dan Puskesmas Oktober
Leptospirosis stakeholder Pembantu
Tanjungmas
Pelaksanaan Program dan Kegiatan (1) Pengenalan penyakit Leptospirosis,
Pos Informasi Leptospirosis penyebab, bahaya penularannya,
upaya pencegahan dan
1) Pelatihan Kader Pos Informasi penanggulangannya.
Leptospirosis (2) Deteksi dan penemuan kasus
Salah satu kegiatan dalam program Leptospirosis, rujukan bila
Pos Informasi Leptospirosis di lokasi menemukan kasus (suspect) serta
mitra Pengabdian yaitu wilayah kelurahan pelaporan kegiatan.
Tanjung Mas kota Semarang yang Materi pelatihan disampaikan
merupakan wilayah yang sering dengan metode ceramah dan dilanjutkan
terdampak air rob adalah pelatihan Kader dengan tanya jawab. Media yang
Kesehatan Masyarakat di wilayah digunakan dalam kegiatan pelatihan ini
tersebut. Pelatihan ini dimaksudkan agar adalah slide presentation dan flipchart.
para Kader dapat mengenali tanda-tanda Kegiatan pelatihan ini disertai dengan
dan gejala penyakit Leptospirosis, Kader praktik edukasi yang dilakukan oleh
dapat melakukan rujukan bilamana Kader.
menemukan kasus Leptospirosis di Hasil pelatihan tersebut adalah
wilayahnya serta Kader mampu menyusun terjadi peningkatan pengetahuan dan
laporan kegiatan. keterampilan Kader dalam mengenali
Pelatihan Kader Pos Informasi penyakit Leptospirosis, gejala-gejalanya,
Leptospirosis telah dilakukan pada tanggal bahayanya, serta upaya pencegahan dan
22 dan 31 Juli 2017 di Puskesmas penanggulangannya. Berdasarkan hasil
Pembantu Tanjung Mas kota Semarang. perbandingan antara skor pengetahuan
Peserta pelatihan adalah Kader Kesehatan pada pre test dan post test setelah
Masyarakat dari RW 13, 14 dan 15 pelatihan diketahui terjadi peningkatan
kelurahan Tanjung Mas kota Semarang yang signifikan.
yang merupakan wilayah yang paling
sering terdampak air rob.
Pemateri penyuluhan adalah Tim
Pengabdi bersama-sama mahasiswa
pembantu lapangan. Materi pelatihan
adalah:

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


2) Kampanye Sosial Leptospirosis
melalui Penyuluhan dan Media Pelatihan Kader yang dilakukan
Poster selama 2 kali pertemuan yaitu tanggal 22
Kader Kesehatan kelurahan dan 31 Juli 2017 di Puskesmas Pembantu
Tanjungmas yang telah diberi pelatihan Tanjungmas dan dikuti oleh Kader
selanjutnya melakukan tugas untuk Kesehatan RW 13, 14 dan 15 yang
kampanye melalui penyuluhan dan merupakan wilayah paling sering
penggunaan media-media edukasi poster terdampak air rob, telah berdampak positif
dan flipchart. Kampanye ini telah pada peningkatan pengetahuan Kader.
dilakukan oleh Kader pada kegiatan Berdasarkan perbandingan hasil pre
pertemuan PKK di tingkat RT setiap bulan test sebelum diadakannya pelatihan dan
sekali post test setelah pelatihan Kader Pos
Kampanye ini bertujuan untuk Informasi Leptospirosis, diketahui terjadi
menyebarluaskan informasi tentang peningkatan rata-rata skor pengetahuan
penyakit Leptospirosis yang merupakan Kader. Hal ini menunjukkan telah terjadi
penyakit potensial di daerah rawan rob peningkatan pengetahuan masyarakat
seperti di wilayah Tanjungmas. Melalui khusus para Kader terkait penyakit
kampanye ini, masyarakat dapat lebih Leptospirosis.
mengenali penyakit Leptospirosis, Kader yang selama ini tidak tahu
penyebab-penyebabnya, cara tentang bahaya penyakit yang ditimbulkan
pencegahannya serta bagaimana karena kencing Tikus, menjadi lebih tahu
penanggulangan penyakit tersebut. banyak bahwa kecing Tikus dapat
menyebabkan penyakit Leptospirosis.
Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Selain itu, Kader mengetahui gejala-gejala
Pos Informasi Leptospirosis penyakit Leptospirosis, dampak, cara
penularan serta cara-cara untuk mencegah
1) Penilaian terhadap Peran Kader penyakit Leptospirosis.
dalam Pelaksanaan Kegiatan Pos
Informasi Leptospirosis 3) Penilaian terhadap kesadaran
masyarakat dalam berperilaku
Peran aktif Kader menjadi indikator Hidup Bersih dan Sehat sebagai
penting dalam keberhasilan program upaya pencegahan penyakit
pengabdian masyarakat ini. Dalam Leptospirosis di kawasan rawan
kegiatan Pos Informasi Leptospirosis di banjir dan rob
wilayah kelurahan Tanjungmas, Kader
Kesehatan telah mengimplementasikan Pelatihan terhadap Kader juga
pengetahuannya dengan memberikan berdampak pada kesadaran mereka dalam
edukasi melalui penyuluhan di forum menerapkan perilaku hidup bersih dan
pertemuan PKK RT. Hal ini menunjukkan sehat serta dapat meningkatkan
bahwa Kader telah berperan dalam kewaspadaan akan bahaya penyakit
kegiatan Pos Informasi Leptospirosis di Leptospirosis. Hal ini ditunjukkan dengan
wilayahnya melalui kegiatan-kegiatan semakin hati-hatinya mereka dalam
edukasi di masyarakat. menyimpan makanan agar jauh dari
jangkauan Tikus.
2) Penilaian terhadap pengetahuan Perilaku lainnya yang sampai
masyarakat tentang penyakit sekarang masih harus terus ditingkatkan
Leptospirosis adalah perilaku mencuci tangan dengan

225
226

sabun sebelum makan dan sesudah makan. Leptospirosis telah mampu meningkatkan
Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh peran Kader Kesehatan dalam edukasi
lainnya dengan sabun setelah bekerja di masyarakat, dapat meningkatkan
tempat-tempat yang potensial tercemar pengetahuan, serta kesadaran masyarakat
seperti sawah, kebun, sampah, tanah, dan dalam menerapkan perilaku hidup bersih
selokan dan tempat-tempat yang tercemar dan sehat serta dapat meningkatkan
lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan, kewaspadaan terhadap bahaya penyakit
kebiasaan ini masih belum sepenuhnya Leptospirosis.
disadari oleh masyarakat. Masih cukup Saran yang dapat diajukan dari hasil
banyak masyarakat yang ketika selesai pengabdian masyarakat ini adalah
beraktifitas membersihkan selokan atau kegiatan pemberdayaan dan kampanye
saluran-saluran air tidak segera mencuci sosial penyakit Leptospirosis dengan
tangan dan kakinya pakai sabun. penyuluhan dan media-media KIE seperti
poster perlu ditempel di tempat-tempat
Advokasi Keberlanjutan Program umum yang strategis sebagai pengingat
gerakan masyarakat untuk hidup bersih
Dalam rangka keberlanjutan dan sehat. Selain itu, perlu dukungan dari
program Pos Informasi Leptospirosis di berbagai pihak seperti tokoh masyarakat
kelurahan Tanjungmas, Tim Pengabdi dan agama serta organisasi-organisasi
telah melakukan advokasi kepada kemasyarakatan agar kampanye ini dapat
Pemerintah Kelurahan Tanjungmas dan diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan
Puskesmas Bandarharjo. Hasil advokasi, organisasi tersebut.
Pemerintah Kelurahan berkomitmen untuk
secara bersama-sama dengan Tim DAFTAR PUSTAKA
Pengabdi memberikan edukasi tentang
Anies, Hadisaputro S, Sakundarno M,
Leptospirosis kepada masyarakat.
Suhartono. 2009. Lingkungan dan
Pemerintah Kelurahan juga ikut
Perilaku pada Kejadian
mensosialisasikan kegiatan Pos Informasi
Leptospirosis. M Med Indones
Leptospirosis dalam kegiatan-kegiatan
43(6): 306-311.
masyarakat.
Sedangkan Puskesmas Bandarharjo, Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2016.
bersedia membantu fasilitasi dan Profil Kesehatan Kota Semarang
dukungan terhadap kegiatan Pos Informasi Tahun 2015. Semarang: DKK
Leptospirosis melalui Sosialisasi program Semarang.
Pos Informasi Leptospirosis melalui
kegiatan pertemuan Kader dan pertemuan Gracie, Renata et al. 2014. Geographical
lintas sektoral. Selain itu, juga bersedia Scale Effects on the Analysis of
memfasilitasi proses elatihan, KIE dan Leptospirosis Determinants.
Pembinaan Pos Informasi Leptospirosis di International Journal of
wilayah tersebut. Environmental Research and Public
Health. 11: 10366-10383.
SIMPULAN DAN SARAN Jha S, Ansari MK. 2010. Leptospirosis
presenting as acute
Pos Informasi Leptospirosis menjadi
meningoencephalitis. J Infect Dev
pusat kegiatan penyebaran informasi
Ctries 4(3): 179-182.
penyakit Leptospirosis di masyarakat.
Hasil evaluasi kegiatan Pos Informasi

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


Kuswati, Suhartono, Nurjazuli. 2016.
Distribusi Kasus Leptospirosis di
Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia (JKLI). XV (2): 56-61.
Maroun E, Kushawaha A, El-Charabaty E,
Mobarakai N, El-Sayegh S. 2011.
Fulminant Leptospirosis (Weil’s
disease) in an urban setting as an
overlooked cause of multiorgan
failure: a case report. J of Medical
Case Reports 5: 1-4.
Nurulia Unggul P. R., Budiyono,
Nurjazuli. 2016. Faktor Lingkungan
dan Perilaku Kejadian Leptospirosis
di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (JKM). IV (1): 407-416.
Ramadhani, Tri dan Bambang Yunianto.
2010. Kondisi Lingkungan
Pemukiman yang Tidak Sehat
Berisiko terhadap kejadian
Leptospirosis (Studi Kasus di Kota
Semarang). Suplemen Media
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Volume XX: S46-S54.
Riyaningsih, Hadisaputro S, Suhartono.
Faktor Risiko Lingkungan Kejadian
Leptospirosis di Jawa Tengah (Studi
Kasus di Kota Semarang,
Kabupaten Demak dan Pati). Jurnal
Kesehat Lingkung Indonesia (JKLI).
XI (2): 87-94.
WHO. 2003. Human Leptospirosis:
Guidance for Diagnosis,
Surveillance and Control. Genewa :
WHO.

227
228

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018

You might also like