You are on page 1of 15

Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p.

ISSN: 1411-1047
doi: 10.20885/eksakta.vol18.iss2.art3 e. ISSN: 2503-2364

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth


Order of Runge-Kutta Method

Analisis Model Sistem Suspensi Sepeda Motor Dengan Metode


Runge-Kutta Orde Empat
Umi Nurofi’atin*, Agus Maman Abadi

Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 55281, Telp


(0274)550846
*uminurofiatin@gmail.com
Abstract

The suspension system is part of motorcycle that serves to absorb vibration and shocks
of the road surface so as to improve the safety and comfort while driving. Motorcycle
typically use double shockbreaker system which analogous to a two-spring system
arranged in parallel. The aim of this researh is to analyze the model of the model of
double shockbreaker motorcycle suspension system that working without outside force
using passive suspension system. The data used are from damper tester experiment,
then model analyzed using analytical method and the fourth order of numerical Runge-
Kutta method. This research use shockbreaker observation datas that is the measurment
data of spring constant and damping constant by performing damper tester using 4
different loads. The process model analysis using Matlab R2013a. Input variables are
spring constant, damping constant, and the mass of the load. Methods of analysis using
analytical method and the fourth order of Runge-Kutta method. While the resulting
outputs are 2 spring constants, change the length of the spring, damping ratio, the
optimal damping of the suspension, and the spring deflection chart against time. This
model motorcycle suspension system uses solution of differential equations for the
under damped suspension condition, that is the suspension system will be insulated a
few moments before reaching the equilibrium position. Therefore, the resulting damping
rate of the motorcycle is not optimal yet. This study found the optimal damping for each
model of the suspension system. The level of accuracy of the fourth order of runge-kutta
method for model analysis of the suspension system is quite high with error <0.1 and
the timing of analysis is faster than the analytic method. Future research may use other
methods or other input variables for more accurate analysis results.

Keywords: Motorcycle, Suspension System, The Damping Rate, Damper Tester, The
Fourth Order Of Runge-Kutta Method

Abstrak

Sistem suspensi adalah bagian sepeda motor yang berfungsi menyerap getaran dan
kejutan dari permukaan jalan sehingga meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat
berkendaraan. Sepeda motor yang menggunakan sistem double shockbreaker yang
dianalogikan dengan sistem dua pegas yang disusun secara paralel. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis model sistem suspensi sepeda motor double shockbreaker
bekerja tanpa gaya luar menggunakan sistem suspensi pasif. Data yang digunakan
berasal dari percobaan damper tester, kemudian model dianalisis menggunakan metode
analitik dan Runge-Kutta orde empat secara numerik. Penelitian ini menggunakan data
Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of
Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 106


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

pengamatan shockbreaker yaitu data pengukuran konstanta pegas dan konstanta


redaman melakukan damper tester menggunakan 4 beban yang berbeda. Proses analisis
model sistem suspensi menggunakan Matlab R2013a. Variabel input yaitu konstanta
pegas, konstanta redaman, dan massa beban. Metode analisis menggunakan metode
analitik dan metode Runge-Kutta orde empat. Sedangkan output yang dihasilkan adalah
konstanta 2 pegas, perubahan panjang pegas, rasio redaman, redaman optimal suspensi,
dan grafik defleksi pegas terhadap waktu. Model sistem suspensi sepeda motor ini
menggunakan solusi persamaan diferensial untuk kondisi suspensi under damped, yaitu
kondisi sistem suspensi akan berisolasi beberapa saat sebelum mencapai posisi
kesetimbangan. Oleh karena itu, mengakibatkan tingkat redaman sepeda motor yang
terjadi belum optimal. Penelitian ini menemukan redaman optimal untuk setiap model
sistem suspensi. Tingkat keakuratan metode Runge-Kutta orde empat untuk analisis
model suspensi cukup tinggi dengan galat < 0,1 dan waktu analisis lebih cepat daripada
metode analitik. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode atau variabel input
lain untuk hasil analisis lebih akurat.

Kata kunci: Sepeda Motor, Sistem Suspensi, Tingkat Redaman, Damper Tester,
Metode Runge-Kutta Orde Empat

Pendahuluan absorber untuk meredam getaran pegas


Sistem suspensi adalah bagian (Wakid, 2011)
sepeda motor yang berfungsi menyerap Sistem suspensi yang umum
getaran dan kejutan dari permukaan diterapkan pada kendaraan ada dua
jalan sehingga meningkatkan keamanan, yaitu sistem suspensi pasif dan sistem
kenyamanan, dan stabilitas suspensi aktif. Sistem suspensi pasif
berkendaraan (Preceliunas, 2005). Oleh adalah sistem suspensi dengan
karena itu, pengembangan desain konstanta pegas dan konstanta redaman
suspensi diperlukan untuk mendapatkan dianggap konstan, tidak dipengaruhi
redaman optimal yang sesuai untuk oleh kondisi jalan dan laju kendaraan.
setiap kendaraan sepeda motor. Sistem suspensi aktif adalah sistem
Suspensi terdiri dari dua suspensi yang memperhitungkan
komponen utama, pegas dan shock kondisi jalan dan laju kendaraan untuk
absorber. Pegas berfungsi untuk mengontrol konstanta pegas dan
menyerap dan meredam kejutan konstanta redaman yang dibutuhkan
permukaan jalan, pegas harus fleksibel (Sutranta dan Sampurno, 2010).
akan tetapi jika terlalu fleksibel dapat Berdasarkan nilai konstanta
mengganggu kenyamaan dalam redaman, sistem suspensi dibagi
berkendara, sehingga memerlukan menjadi tiga kriteria yaitu sistem
komponen peredam atau shock suspensi under damped, over damped,

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 107


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

dan critically damped. Sistem suspensi merupakan model matematika dari


under damped adalah kondisi dimana fenomena atau masalah perubahan yang
pegas akan bergerak naik turun berkaitan dengan dunia nyata. Secara
melanjutkan gerakan awal selama matematis, penelitian terhadap
beberapa saat sebelum akhirnya perubahan menghasilkan persamaan
mencapai posisi kesetimbangan, sistem yang memuat turunan atau derivatif
suspensi over damped adalah kondisi dari suatu fungsi.
dimana pegas tidak akan bergerak naik Penyelesaian persamaan
turun sama sekali, sedangkan Sistem diferensial dapat diselesaikan dengan
suspensi critically damped adalah metode numerik, yaitu untuk
kondisi dimana pegas mencapai posisi mendapatkan aproksimasi untuk solusi
kesetimbangan dengan cepat tanpa eksak dari sebuah persamaan
terjadi penyusutan pegas (Jazar, 2008). diferensial. Beberapa metode numerik
Sistem suspensi dapat yang sering digunakan untuk
dianalogikan sebagai sistem pegas penyelesaian persamaan diferensial
teredam. Suspensi sepeda motor dengan adalah metode Euler, metode Heun,
sistem mono shockbreaker dapat metode deret Taylor, metode Runge-
dianalogikan dengan sistem satu pegas Kutta, dan metode banyak-langkah
dan satu beban, sedangkan sistem (Munir, 2010).
double shockbreaker dapat dianalogikan Metode Runge-Kutta adalah
dengan sistem dua pegas yang disusun metode untuk memecahkan masalah
secara paralel dan satu beban. Setiap nilai awal persamaan diferensial.
kendaraan memiliki sistem suspensi Metode Runge-Kutta dimulai dari orde
yang berbeda sesuai dengan kegunaan yang terkecil yaitu metode Runge-Kutta
sepeda motor, sehingga tingkat Orde dua, kemudian dilanjutkan dengan
kenyamanan yang dirasakan orde yang lebih tinggi (Atkinson dkk,
penumpang juga berbeda (Pauliza, 2009).
2008). Metode Runge-Kutta banyak
Sistem pegas teredam pada digunakan dalam penyelesaian
umumnya dimodelkan secara persamaan diferensial karena metode ini
matematika menggunakan persamaan relatif sederhana dan cukup akurat
diferensial. Persamaan diferensial dibanding metode Euler. Metode

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 108


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Runge-Kutta orde empat adalah metode dalam menyelesaikan model pegas


yang paling sering digunakan untuk teredam. Pegas teredam merupakan
mengaproksimasi solusi masalah nilai analogi dari sistem suspensi kendaraan.
awal dalam persamaan diferensial orde Penelitian terhadap model dan
satu maupun orde dua (Kartono, 2012). analisis sistem suspensi telah banyak
Pada proses pemodelan sistem dilakukan, antara lain penelitian Fauzi
suspensi perlu dilakukan pengambilan (2017), Ayu (2017), dan Muhamad
data terhadap shockbreaker, untuk (2017), namun di dalam penelitian-
merancang shock absorber pada sistem penelitian tersebut dilakukan terhadap
suspensi sepeda motor. Dalam proses kendaraan mono shockbreaker.
pengambilan data dapat dilakukan Penelitian sistem suspensi double
dengan cara suspensi/shockbreaker shockbreaker pada sepada motor pernah
sepeda motor dikenai beban yang dilakukan oleh Ismi (2012) dengan
berbeda-beda. Sebagaimana yang menggunakan metode multiple time
dilakukan dalam penelitian Martande scale dan divisualisaikan dengan Maple.
dkk (2013) untuk membuat desain Penelitian ini bersifat teoritis karena
suspensi sepeda motor. Penelitian lain tidak disertai dengan analisis terhadap
yang melakukan pengambilan data obyek suspensi secara langsung.
untuk membuat desain shock absorber Dalam penelitian ini analisis
adalah penelitian Bhasha dkk (2017) model sistem suspensi sepeda motor
yang menggunakan variabel massa dengan sistem suspensi double
beban, dan jenis suspensi untuk shockbreaker berbeda dengan penelitian
merancang desain suspensi sepeda yang sudah dilakukan oleh peneliti-
motor. peneliti sebelumnya, yaitu sistem
Dalam analisis data menggunakan suspensi bekerja tanpa gaya luar
penerapan metode Runge-Kutta orde menggunakan prinsip sistem suspensi
empat, telah dilakukan pada analisis pasif, data yang digunakan berasal dari
model getaran pegas teredam yaitu percobaan damper tester, model
antara lain penelitian yang dilakukan dianalisis menggunakan metode analitik
oleh Ika (2013) dan Renny (2015) dan Runge-Kutta orde empat, kemudian
mendapatkan kesimpulan bahwa dicari redaman optimal dari sistem
metode Runge-Kutta orde empat baik suspensi berdasarkan massa yang

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 109


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

digunakan, hasil penyelesaian metode mengamati pergerakan naik


Runge-Kutta orde empat dibandingkan turun/osilasi pegas dan damper yang
dengan metode analitik untuk terjadi kemudian mencatat perubahan
mengetahui keakurat metode Runge- panjang dan waktu perubahan atau
Kutta orde empat, dan hasilnya waktu oksilasi; dan men-ilustrasikan
divisualisakan dengan menggunakan pergerakan naik turun pegas sesuai
Matlab R2013a. perkiraan pengamatan yang dilakukan
Penelitian ini bertujuan (Denton, 2012).
menentukan solusi persamaan Data yang akan digunakan dalam
diferensial dari model matematika proses analisis adalah massa ( ) beban,
sistem suspensi sepeda motor, nilai konstanta pegas( ) dan konstanta
mengetahui tingkat redaman dari sistem redaman( ) dari shockbreaker sepeda
suspensi sepeda motor, dan mengetahui motor, percobaan damper tester
tingkat keakuratan metode Runge-Kutta menggunakan 4 beban dengan massa
orde empat unrtuk menyelesaikan secara berturut-turut 10kg, 25kg, 53kg,
model sistem suspensi sepeda motor dan 61kg.Setelah itu data dianalisis
secara numerik. menggunakan metode analitik dan
metode Runge-Kutta secara numerik.
Bahan dan Metode Berikut adalah langkah-langkah analisis
Penelitan ini menggunakan data model sistem suspensi sepeda motor:
primer, hasil pengamatan percobaan 1. Menentukan Model Sistem Suspensi
terhadap shockbreaker pada sepeda Sepeda Motor
motor dengan sistem suspensi double Model sistem suspensi sepeda
shockbreaker menggunakan langkah- motor pada penelitian ini dianalogikan
langkah damper tester, yaitu menekan dengan sistem dua pegas yang disusun
bagian suspensi belakang kebawah secara paralel dengan satu beban,
dengan cara memberi beban yang pada sehingga akan didapatkan suatu
suspensi secara bergantian; pengujian persamaan diferensial orde dua
manual dilakukan oleh 2 orang, orang homogen. Hal ini dapat berlaku dengan
pertama sebagai operator dan orang syarat awal yang digunakan untuk
kedua sebagai pengamat; melakukan menunjukkan keadaan awal sistem
langkah pertama sebanyak 3 kali; yaitu, posisi pegas awal sebelum

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 110


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

dikenai beban diasumsikan dengan Nilai-nilai parameter input


dan diberikan kecepatan awal yaitu ( ) adalah konstanta
km/jam kerena sistem suspensi pegas, ( ) adalah konstanta
yang digunakan adalah sistem suspensi redaman, dan ( ) adalah
pasif. massa beban.
2. Menyelesaikan Model Metode b. Output
Runge-Kutta Orde Empat Output yang dihasilkan dari
Model sistem suspensi sepeda simulasi ini berupa nilai
motor akan diselesaikan dengan konstanta 2 pegas( ),
metode Runge-Kutta orde empat untuk perubahan panjang( ), rasio
masalah nilai awal persamaan redaman( ), redaman
diferensial orde dua. Analisis metode optimal( ) dan grafik posisi
Runge-Kutta orde empat untuk model pegas terhadap waktu.
sistem suspensi sepeda motor dengan 4. Menentukan Redaman Optimal
langkah-langkah sebagai berikut: Tahap ini akan menunjukkan
a. Persamaan diferensial biasa redaman optimal/kritis yang sesuai
orde dua direduksi menjadi untuk sistem suspensi sepeda motor.
sistem persamaan diferensial Menurut Karyasa, besar redaman kritis
linier orde satu. dapat ditentukan dengan persamaan(1):
b. Partisi ukuran langkah metode
𝑘
Runge-Kutta orde empat 𝑐𝑐 2𝑚
𝑚
(1)
ditentukan pada interval
atau
𝑐𝑐 2 4𝑚𝑘
3. Analisis Model
dengan :
Software yang digunakan untuk
= konstanta redaman kritis (Ns/cm)
menyelesaikan persamaan model sistem
= massa beban (kg)
suspensi sepeda motor adalah Matlab
= konstanta pegas (N/cm)
R2013a. Prosedur yang akan dilakukan
5. Pengujian Model Sistem Suspensi
pada langkah ini adalah menentukan
Tahap ini membandingkan hasil
input dan output sebagai berikut :
model dengan metode Runge-Kutta
a. Input
orde empat terhadap metode analitik
dengan cara memberikan nilai
Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of
Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 111


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

parameter-parameter pada sistem Mulai

suspensi yaitu massa beban, nilai


konstanta pegas, nilai konstanta Data Pengukuran Shock Breaker

redaman. Langkah berikutnya dilakukan Sepeda Motor

pengukuran terhadap tingkat keakuratan Menentukan Model Sistem Suspensi


Sepeda Motor
metode Runge-Kutta orde empat
dengan cara mencocokkan hasil metode Menentukan Data Input dan
Output
Runge-Kutta orde empat terhadap
metode analitik, menghitung waktu Menentukan Redaman
Optimal
analisis dari kedua metode, dan
Menyelesaikan Model Metode
menunjukkan kriteria redaman dari Runge-Kutta Orde Empat

sistem suspensi sepeda motor


Pengujian Model Sistem
berdasarkan nilai damping ratio. Suspensi

Menurut Karyasa, dari percobaan yang


Hasil Analisis Model Sistem
dilakukan di atas dapat ditentukan besar Suspensi Sepeda Motor

damping ratio dengan persamaan


Selesai
(2)
Gambar 1. Diagram Alir Proses Analisis
dengan : Model Sistem Suspensi Sepeda Motor Dengan
Metode Runge-Kutta Orde Empat.
= damping rasio
= konstanta redaman (Ns/cm)
Pembahasan
= konstanta redaman kritis (Ns/cm) Model Sistem Supensi Sepeda Motor
Diagram alir untuk proses analisis 1. Model Pegas Teredam
model sistem suspensi sepeda motor Gaya yang bekerja pada sistem
dengan metode Runge-Kutta orde pegas teredam, persamaan (3):
empat dapat dilihat pada Gambar 1.
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑚 + 𝑐 + 𝑘𝑦
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
(3)
2. Model Sistem Suspensi Sepeda
Motor
Persamaan model sistem suspensi
sepeda motor dianalogikan dengan gaya
pada sistem pegas teredam akan tetapi
model sistem suspensi sepeda motor
Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of
Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 112


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

menggunakan sistem pegas paralel, = Persamaan model sistem


maka persamaan(3) menjadi persamaan suspensi sepeda motor pada
(4): kondisi critically damped.
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑚 + 𝑐 + 𝑘𝑡𝑜𝑡 𝑦
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
(4) 2. Metode Runge-Kutta Orde Empat

dengan adalah massa beban, adalah Persamaan model sistem suspensi

konstanta redaman, dan adalah sepeda motor pada penelitian ini

konstanta pegas, dengan + merupakan persamaan diferensial linear


orde dua. Oleh karena itu dapat
2, adalah pegas suspensi sebelah
kiri, adalah pegas suspensi sebelah diselesaikan dengan menggunakan
2

kanan (posisi sesuai kondisi metode Runge-Kutta orde empat,

mengendarai sepeda motor). dengan cara mereduksi persamaan(4)


menjadi sistem persamaan diferensial
Solusi Model Sistem Suspensi Sepeda
Motor linear orde satu. Diasumsikan bahwa:
1. Metode Analitik
Solusi metode analitik untuk
dan
persamaan(4) model suspensi sepeda
𝑑2 𝑦 𝑑𝑣
motor, dengan diambil , 𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
2

√ , dan 2 2
, adalah Hasil reduksi persamaan(4)
menjadi sistem persamaan diferensial
sebagai berikut
linear orde satu, yaitu persamaan(5) dan
𝑝
𝑦 𝑒 (−𝑝)𝑡 cos 𝐷𝑡 + 𝑒 (−𝑝)𝑡 sin 𝐷𝑡 persamaan(6) sebagai berikut:
𝐷
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐷 <
(−𝑝+ 𝐷)𝑡
( ) (5)
𝑦2 𝐴𝑒 + 𝐵𝑒 (−𝑝− 𝐷)𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐷 >
𝑦 ( + 𝑝𝑡)𝑒 −𝑝𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐷
2( ) (6)

dengan: Persamaan(5) dan persamaan(6)

= Persamaan model sistem selanjutnya diselesaikan dengan

suspensi sepeda motor pada menggunakan metode Runge-Kutta

kondisi under damped. orde empat untuk masalah nilai awal


persamaan diferensial orde dua,maka
2= Persamaan model sistem
suspensi sepeda motor pada diperoleh:

kondisi over damped.

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 113


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

𝑧 𝑓 (𝑡𝑖 𝑦𝑖 𝑣𝑖 ) masalah nilai awal persamaan


diferensial orde dua yang didapatkan
𝑣𝑖
adalah:
𝑧𝑧 𝑓2 (𝑡𝑖 𝑦𝑖 𝑣𝑖 )
𝑦𝑖+ 𝑦𝑖 + (𝑧 + 2𝑧2 + 2𝑧 + 𝑧 )
𝑐 𝑘𝑡𝑜𝑡
𝑣𝑖 𝑦𝑖
𝑚 𝑚 𝑣𝑖+ 𝑣𝑖 + (𝑧𝑧 + 2𝑧𝑧2 + 2𝑧𝑧 + 𝑧𝑧 )

𝑧2 𝑓 (𝑡𝑖 + 2 𝑦𝑖 + 2 𝑧 𝑣𝑖 + 2 𝑧𝑧 ) Iterasi dilakukan untuk


sampai dengan sedemikan
𝑣𝑖 + 𝑧𝑧
2
sehingga diperoleh nilai dan 2,
( + +2 2 + 2) untuk setiap 2 dan
𝑧𝑧 𝑓 (𝑡 2+ 𝑦 + 𝑧 𝑣 2+
2 2

+ 2
menggunakan interval waktu
2
( +
adalah [0,10]. Jarak antar partisi adalah
2 2
+
2 2 +
2 2)

( ) (
, untuk setiap
+
2 2)

( + + + ) waktu + dan menggunakan


+ syarat awal pada saat , yaitu
2 ( + + + ) dan . Oleh karena itu,
2

( ) ( + ) secara umum perhitungan menggunakan


metode Runge-Kutta orde empat untuk
Bentuk solusi menggunakan model sistem suspensi sepeda motor
metode Rung-Kutta orde empat untuk ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Metode Runge-Kutta Orde Empat Model Sistem Suspensi Sepeda Motor
Iterasi Ke-i Nilai Nilai


+ ( +2 2 +2 + ( +2 2


+ ) +2

+ )
− 2
2
2 + ( +2 2 +2 2 + ( +2 2


+ ) +2

+ )

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 114


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Tabel 1. Metode Runge-Kutta Orde Empat Model Sistem Suspensi Sepeda Motor (Lanjutan)

− + ( +2 2 − + (

+2 +2 2

+ ) +2

+ )

Analisis Model Sistem Suspensi 4 Ns/cm, dengan


Sepeda Motor
menggunakan Persamaan(4) maka
Berdasarkan dari hasil
model suspensi yang sesuai adalah
pengamatan dan pengukuran yang
+ 4 +
dilakukan terhadap shockbreaker Persamaan diatas mempunyai
sepeda motor menggunakan percobaan persamaan karakteristik yaitu
damper tester, didapatkan hasil nilai 2
+ 4 +
konstanta 2 pegas dan nilai konstanta ambil 24
2 2 2
redaman pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Penelitian Konstanta Pegas dan √ √ 4
Konstanta Redaman 2 2
(2 4 )2 ( 4)2
No Massa/ Konstanta 2 Konstanta
(kg) Pegas Redaman/
(N/cm) (Ns/cm)
1 10 1960 49 karena < , dalam kasus ini sistem
2 25 2450 73,5 suspensi termasuk dalam kriteria under
3 53 2597 129,85
damped sehingga sepeda motor akan
4 61 2391,2 143,472
ber-oksilasi beberapa saat sebelum
mencapai keadaan setimbang berakibat
Hasil analisis model suspensi
pengendara kurang nyaman. Untuk
berdasarkan penelitian yang dilakukan
mendapatkan kenyamanan berkendara
terhadap shockbreaker sepeda motor
dari kasus ini, konstanta redaman harus
pada Tabel 2 mendapatkan model
mendekati redaman yang optimal, maka
persamaan sistem suspensi dan model
redaman optimal untuk kg,
persamaan suspensi dengan redaman
N/cm adalah
optimal untuk setiap beban yang
diberikan, sebagai berikut: 2 2 2
1. Untuk kg,
N/cm, dan 2 4 2

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 115


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

oleh karena itu model persamaan dalam keadaan diam dan jika benda
suspensi dengan redaman optimal untuk dipindahkan sejauh 1 satuan
kg, N/cm adalah mengakibatkan suspensi akan berhenti
2 Ns/cm, adalah bergetar atau getaran berangsur-angsur
+ 2 + mengecil dan mencapai keadaan
1
Sistem Suspensi Optimal Sepeda Motor

Sistem Suspensi Sepeda Motor


setimbang pada waktu < detik
Sistem Suspensi Optimal
4 Ns/cm (redaman sepeda
0.8
untuk
0.6

motor), sedangkan untuk 2 Ns/m


Defleksi Pegas(cm)

0.4

0.2
(redaman optimal) getaran cepat
0

-0.2
berhenti dan mencapai keadaan
-0.4
setimbang pada waktu < detik.
-0.6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (sekon) Dengan cara yang sama analisis
Gambar 2 Grafik sistem suspensi dengan
redaman optimal untuk m=10 kg, ktot=1960 dilakukan terhadap 3 massa beban
N/cm, dengan v(0)=0, y(0)=1 selanjutnya, hasil analisis model sistem
suspensi untuk 4 massa beban
Gambar 2 menunjukkan bahwa
ditujukkan pada Tabel 3.
dengan kecepatan nol karena kendaraan

Tabel 3. Hasil Analisis Model Sistem Suspensi Sepeda Motor


Massa/
No Model Sistem Suspensi Model Sistem Suspensi Optimal
(kg)

1 10 + 4 + + 2 +

2 25 2 + + 24 2 + 4 4 + 24

3 53 + 2 +2 + 42 +2

4 61 + 4 4 2 +2 2 + 4 4 2 +2 2

Berdasarkan hasil analisis pada untuk setiap massa ( ) yang diberikan.


Tabel 3 menunjukkan bahwa sistem Jadi semakin besar massa yang
suspensi belum optimal, dapat diberikan maka semakin cepat waktu
disimpulkan rata-rata sistem suspensi yang dibutuhkan untuk mencapai posisi
bergetar cukup lama karena redaman kesetimbangan.
yang terjadi jauh dari redaman optimal
Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of
Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 116


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Perbandingan Hasil Analisis Model untuk menganalisis adalah 1,830 detik


Sistem Suspensi Sepeda Motor
sedangkan metode Runge-Kutta orde
Perbandingan analisis suspensi
empat hanya 1,706 detik. Suspensi ber-
sepeda motor dengan metode analitik
oksilasi dengan regangan maksimum
dan metode Runge-Kutta orde empat
yang dicapai adalah sekitar cm,
dilakukan dengan menggunakan Matlab
selanjutnya berangsur-angsur mengecil
pada interval waktu [0,10], untuk setiap
dan mencapai keadaan setimbang pada
model sistem suspensi sepeda motor.
waktu < detik.
1. Hasil simulasi menggunakan Matlab
Gambar 4 menunjukkan bahwa
pada interval waktu [0,10] pada saat
galat langkah perbandingan metode
kg, N/cm, dan
analitik dan metode Runge-Kutta orde
4 Ns/cm, diperoleh bahwa
empat pada model sistem suspensi
perubahan panjang pegas adalah 0,1 cm
untuk kg, N/cm,
dengan redaman optimal untuk
dan 4 Ns/cm semakin lama galat
kg, N/cm, dan
akan semakin kecil dan mendekati nol
2 Ns/cm, sehingga redaman yang
mulai pada waktu detik.
terjadi untuk model ini belum optimal. Galat Sistem Suspensi Sepeda Motor
1
Sistem Suspensi Sepeda Motor Galat Metode Runge Kutta Orde Empat
1.5 0.9
Metode Runge Kutta Orde Empat
0.8
Metode Analitik

1 0.7

0.6
Galat Metode
Defleksi Pegas(cm)

0.5 0.5

0.4

0 0.3

0.2

-0.5 0.1

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (sekon)
-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (sekon) Gambar 4 Grafik galat perbandingan metode
Gambar 3 Grafik perbandingan metode analitik analitik dan metode Runge-Kutta orde empat
dan metode Runge-Kutta orde empat untuk untuk m=10 kg, ktot=1960 N/cm, dan c=49
m=10kg, ktot=1960N/cm, dan c=49Ns/cm Ns/cm

Gambar 3 menunjukkan bahwa Berdasarkan gambar 4 dan


grafik solusi metode Runge-Kutta orde perhitungan Matlab galat rata-rata
empattidak jauh berbeda dengan grafik model sistem ini adalah 0,019 artinya
solusi metode analitiknya, pada metode Runge-Kutta merupakan
perhitungan Matlab tercatat bahwa metode yang baik untuk menyelesaikan
waktu yang diperlukan metode analitik persamaan model sistem suspensi

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 117


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

sepeda Motor untuk kg, massa beban selanjutnya, hasil


N/cm, dan 4 Ns/cm. perbandingan analisis suspensi sepeda
Dengan cara yang sama perbandingan motor dengan metode analitik dan
analisis suspensi sepeda motor dengan metode Runge-Kutta orde empat untuk
metode analitik dan metode Runge- 4 massa beban ditujukkan pada tabel 4.
Kutta orde empat dilakukan terhadap 3

Tabel 4. Hasil perbandingan analisis suspensi sepeda motor dengan metode analitik dan metode Runge-
Kutta orde empat
Model Sistem Suspensi Galat Metode Waktu Analisis Waktu Analisis Metode
Metode Analitik Runge-Kutta Orde
Empat
+ 4 +
0,019 1,830 1,706

2 + + 24
0,044 1,853 1,632

+ 2
0,068 1,842 1,681
+2
+ 4 4 2
0,087 1,839 1,674
+2 2

Berdasarkan hasil perbandingan yang cukup baik untuk analisis model


analisis suspensi sepeda motor dengan sistem suspensi sepeda motor.
metode analitik dan metode Runge-
Kutta orde empat untuk 4 massa beban Kesimpulan
pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa Dari pembahasan yang telah
galat yang dihasilkan oleh metode dipaparkan penulis, maka kesimpulan
Runge-Kutta orde empat adalah kurang yang dapat diambil adalah Persamaan
dari 0,1 dan waktu analisis untuk setiap diferensial dari model matematika
model menggunakan metode Runge- sistem suspensi pada sepeda motor
Kutta lebih cepat daripada metode untuk kg, N/cm,
analitik. Oleh karena itu, dapat 4 Ns/cm adalah + 4 +
disimpulkan bahwa metode Runge- , untuk 2 kg,
Kutta orde empat merupakan metode 24 N/cm, Ns/cm
adalah 2 + + 24 ,

Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of


Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 118


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

untuk kg, 2 N/cm, respon dinamis penumpang pada


sepeda motor honda beat 2009,
2 Ns/cm, adalah +
Skripsi, Jurusan Teknik Mesin
2 +2 , dan untuk Institut Sepuluh Nopember,
Surabaya.
kg, 2 2 N/cm,
4 4 2 Ns/cm adalah + Bhasha, A.C, Reddy, N.V, and
Rajnaveen, B, 2017, Design and
4 4 2 +2 2 . Model analysis of shock absorber,
sistem suspensi sepeda motor International research juornal of
engineering and technology
menggunakan solusi persamaan (IRJET), 2017, 04, 201-207.
diferensial pada kondisi suspensi under
Denton, Tom, 2012, Advenced
damped (redaman subkritis atau automotive fault diagnosis (3nd
ed.), 293, Rotledge, New York,
redaman rendah), tingkat redaman
USA.
sistem suspensi pada sepeda motor
Ika Nurul Hanifah, 2013, Analsis
optimal, dan tingkat galat metode model getaran pegas teredam
Runge-Kutta orde empat dengan dengan metode adams-basforth-
moulton dan runge-kutta,
metode analitik cukup kecil, yaitu Skripsi, Jurusan Matematika
kurang dari 0,1 dengan waktu analisis Universitas Jember, Jember.
untuk setiap model suspensi Ismi Widyaningrum, 2012, Metode
menggunakan metode Runge-Kutta multiple time scale untuk
penyelesaian persamaan
lebih cepat daripada metode analitik. diferensial tak linear dari sistem
Oleh karena itu metode Runge-Kutta double shockbreaker pada
sepeda motor, Skripsi, tidak
orde empat adalah metode yang cukup dipublikasikan, Universitas
akurat untuk analisis model sistem Negeri Semarang, Semarang.
suspensi sepeda motor. Jazar, R.N, 2008, Vehicle Dynamics:
theory and application, 791 –
192, Spinger, New York, USA.
Daftar Pustaka
Kartono, 2012, Persamaan diferensial
Atkinson, K.E, Han, W, & Stewart, D,
biasa: model matematika
2009, Numerical solution of
fenomena perubahan, 163,
ordinarry differential equations,
Graha Ilmu, Yogyakarta,
70, John Wiley & Sons, Inc,
Indonesia. ISBN 978-979-756-
Lowa City, Lowa.
810-8
Ayu Aulia Hakim, 2017, Pemodelan
Karyasa, T.B, 2011, Dasar dasar
dan analisis pengaruh perubahan
getaran mekanis, 62, C.V Andi
parameter variable orifice sistem
Offet, Yogyakarta, Indonesia.
suspensi hidrolik terhadap gaya
ISBN 978-979-29-1683-6.
redam yang dihasilkan dan
Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of
Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 119


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

M Fauzi Rahman, 2017, Pemodelan dan milne, Skripsi, Jurusan


analisis pengaruh luasan sisi Matematika Universitas Jember,
kompresi dan ekspansi dengan Jember.
variasi diameter piston, orifice,
piston rod terhadap gaya redam Sutantra, I N. dan Sampurno, B., 2010,
dan respon dinamis sepeda Teknologi otomotif (edisi kedua),
motor yamaha mio j, Skripsi, 38, Guna Widya Printing,
Jurusan Teknik Mesin Institut Surabaya, Indonesia. ISBN 979-
Sepuluh Nopember, Surabaya. 545-052-2.

Martande, S, Jangale, Y.N, Motgi, N.S, Wakid, Mukhamad, 2011, Sistem


2013, Design and analysis of suspensi kendaraan ringan, 15 –
shock absorber. International 16, Mentari Pustaka,
juornal of application or Yogyakarta, Indonesia. ISBN
inovation in engineering & 978-602-8231-56-5.
management (IJAIEM), 2013,
02, 195-199. Meirianti. 2016. Pengaruh Kemiskinan,
Belanja Pemerintah Bidang
Muhamad Rai Anggara Putra, 2017, Pendidikan, Kesehatan dan
Pemodelan dan analisis pengaruh Ekonomi Terhadap Tingkat IPM
penggunaan adaptive shock di 38 Kabupaten/Kota Provinsi
absorber menggunakan variabel Jawa Timur, 2010-2014. Tugas
orifice terhadap karakteristik Akhir. Yogyakarta : Universitas
gaya redam dan respon dinamis Gajah Mada
kendaraan, Skripsi, Jurusan
Teknik Mesin Institut Sepuluh
Nopember, Surabaya.

Munir, Rinaldi, 2010, Metode numerik


(revisi ketiga), 366, Informatika,
Bandung, Indonesia. ISBN 978-
602-8758-08-6.

Pauliza, Oza, 2008, Fisika kelompok


teknologi dan kesehatan untuk
sekolah menengah kejuruan
kelas X( jilid 1), 140, Grafindo
Media Pratama, Bandung,
Indonesia. ISBN 978-602-00-
0175-3.

Peceliunas, Robertas, 2005, Experimen


research vehicle oscillation in the
case of changeable deceleration,
Transport, 2005, 20, 171-175.

Renny Faridah, 2015, Analisis model


getaran pegas teredam dengan
metode Runge-Kutta gill dan
Model Analysis of Motorcycle Suspension System Using the Fourth Order of
Runge-Kutta Method

(Umi Nurofi’atin, Agus Maman Abadi) 120

You might also like