You are on page 1of 10

RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA

PETERNAKAN SAPI DI PT X CABANG KOTA KEDIRI

Cokorde Dhio Pranamyaditia


PT. Nindya Karya General Contractor
Jl. Letjen Haryono MT Kav.22, Jakarta 13630
Email: cokordedhio@gmail.com

ABSTRACT
The ranch has many risks, risks that could cause transmission of disease, injury, broken bones, entry of the parasite, up to
the dead. In the world of farming in Indonesia is still not pay attention to the job safety for workers. The purpose of this
study was to know risk on farm workers PT X branch Kediri. This research was an observational study with cross sectional
and descriptive analysis. The data used are primary data from interviews and observations, secondary data derived from
the company. The results showed that the hazard identification based on 8 jobs on farms PT X branch in Kediri found 49
hazards. Based on the risk assessment conducted on the 49 hazards can be classified into 36 low risk, 10 medium risk and
3 high risk. Risk control is performed administrative control and use of personal protective equipment. The conclusion
of this study 3 high risk was contamination, kicked on cleaning job and kicked on maintenance job. Risk control by PT X
lacking in some aspects (attention to the quality of personal protective equipment, the completeness of personal protective
equipment workers, and control of sewage cow). Suggestions for improving the quality of livestock is take a concerted
gloves and uniforms more appropriate, training on how to handle cattle, how to set up a safe working position, modification
of the cage, as well as companies providing the means for individual hygiene.

Keywords: Heath and Safety Risk, cattle farm workers, beef cattle

ABSTRAK
Peternakan memiliki banyak risiko, risiko yang ada dapat mengakibatkan tertularnya penyakit, terjadi cedera, patah
tulang, masuknya parasit, sampai dengan kematian. Pada dunia peternakan di Indonesia masih belum memperhatikan sisi
keamanan kerja bagi pekerjanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko pada pekerja peternakan PT X
cabang kota Kediri. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dan dianalisis secara
deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara dan observasi, data sekunder yang berasal dari
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi bahaya berdasarkan dari 8 pekerjaan pada peternakan PT
X cabang Kediri ditemukan 49 bahaya. Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan dari 49 bahaya dapat digolongkan
menjadi 36 risiko rendah, 10 risiko sedang dan 3 risiko tinggi. Pengendalian risiko yang dilakukan adalah pengendalian
secara administratif dan penggunaan alat pelindung diri. Kesimpulan dari penelitian ini, 3 risiko tinggi yaitu pencemaran,
tertendang pada pekerjaan membersihkan dan tertendang pada pekerjaan maintenance. Pengendalian risiko oleh PT X
kurang di beberapa aspek (perhatian terhadap kualitas alat pelindung diri, kelengkapan alat pelindung diri pekerja, dan
pengendalian limbah kotoran sapi). Saran untuk peternakan adalah memerlukan peningkatan kualitas sarung tangan dan
seragam yang lebih sesuai, mengadakan pelatihan mengenai cara menangani sapi, cara mengatur posisi aman bekerja,
modifikasi kandang, serta perusahaan menyediakan sarana untuk higiene individu.

Kata kunci: Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pekerja peternakan sapi, sapi potong

PENDAHULUAN ternak untuk dijual kembali atau dikonsumsi.


Negara Indonesia adalah negara agraris, Pembiakan disini adalah usaha memperbanyak
masyarakat sangat dekat dengan pertanian dan hewan ternak untuk dijual hasilnya atau dikonsumsi
hewan ternak. Peternakan adalah salah satu yang hasilnya (Anonim, 2013).
diminati oleh masyarakat sebagai sumber pemasukan Menurut situs resmi Dinas peternakan, ternak
utama maupun sebagai penghasilan tambahan. adalah binatang yang dipelihara untuk dibiakkan
Peternakan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu dengan tujuan produksi sehingga hewan ternak dapat
peternakan pemeliharaan dan pembiakan. Peternakan dibagi menjadi hewan ternak besar dan hewan ternak
pemeliharaan adalah menjaga dan merawat ternak kecil. Hewan ternak kecil adalah hewan ternak yang
bertujuan dipelihara untuk meningkatkan kualitas berukuran sedang sampai terkecil misalnya adalah

1
2 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 1 Jan-Jun 2016: 1–10

kambing, babi, kelinci, dan unggas. Sedangkan saat penyembelihan kurban, menurut berita yang
hewan ternak besar adalah hewan yang diternak ditulis Kartiko (2015) itu menyatakan JP tertendang
dengan ukuran besar dan memiliki berat ratusan sampai pingsan. Kejadian tersebut tidak fatal karena
kilogram, hewan ternak besar misalnya kerbau, tendangan sapi tidak mengenai muka secara telak.
kuda, dan sapi (Anonim, 2013). Peternakan PT X yang berada di Kediri
Dalam situs resmi Dinas Peternakan Jawa merupakan salah satu cabang dari peternakan di Jawa
Tengah pada hewan ternak sapi, jenis sapi Barat. PT X telah mendirikan cabang di kota Kediri
penggemukan yang sering dipelihara adalah jenis sejak tahun 2012, peternakan PT X merupakan
sapi Limousine, Simental, PFH (Peranakan Fries peternakan yang bergerak dalam penggemukan
Holstein) jantan maupun peranakan Onggole. sapi potong (beef cattle) yang telah menerapkan
Peternakan sapi penggemukan hanya memelihara manajemen profesional. Mengenai regulasi pegawai,
satu jenis kelamin yaitu sapi jantan, karena sapi PT X cabang kediri ditentukan oleh cabang pusat di
jantan cenderung lebih cepat besar dari pada sapi Jawa Barat yang akan disesuaikan dengan jumlah
betina yang proporsi lemak lebih tinggi (Anonim, sapi yang ada. Penggemukan sapi di PT X dapat
2013). meningkatkan berat badan hidup sapi antara 1,2
Sapi merupakan hewan yang memiliki bobot kg sampai dengan 1,3 kg yang akan digemukkan
dewasa dapat mencapai ratusan kilogram, sapi dalam waktu maksimal 4 bulan. Pemberian pakan
yang sering dipilih untuk penggemukan adalah pada sapi, PT X menggunakan 30% pakan hijauan
sapi jantan yang proporsi ototnya lebih banyak dari dan 70% adalah pakan konsentrat. Untuk pakan
sapi betina. Keadaan tersebut membuat sapi jantan konsentrat, PT X membuat sendiri dan juga menjual
lebih berbahaya bagi pekerja peternakan, bahaya pakan konsentrat tersebut kepada peternak sekitar
seperti ini disebut bahaya biologis. Sapi melihat dengan harga lebih murah dari harga konsentrat
suatu objek dengan warna hitam dan putih saja. pabrikan. Untuk suplai sapi yang akan digemukkan,
Sapi memiliki bidang penglihatan panorama visi, PT X melakukan import sapi dan juga membeli sapi
yang berarti mereka dapat melihat segala sesuatu lokal dari warga maupun dari pasar.
di sekitar mereka kecuali apa yang ada di belakang Pekerja peternakan memiliki risiko kecelakaan
bagian belakangnya mereka. Jika didekati dari kerja cukup tinggi, tetapi tidak banyak orang
belakang sapi mungkin akan terkejut, sapi memiliki memikirkan keselamatan dan kesehatan mereka.
persepsi penglihatan yang terbatas dan buruk dalam Risiko adalah gambaran ukuran pada kemungkinan
mempersepsikan jarak. bahaya dapat menimbulkan kecelakaan dan ukuran
Sapi melihat suatu bayangan sebagai lubang, keparahan yang diakibatkan. Semakin besar hewan
sehingga mereka kadang-kadang takut melewati ternak maka semakin besar tenaga yang dihasilkan
tempat yang kontras, jadi jalan untuk menurunkan saat melakukan perlindungan diri saat panik. Pekerja
sapi dari kendaraan dan dinding pada jalan yang peternakan memiliki pekerjaan yang memiliki risiko,
sempit harus memiliki permukaan datar untuk sapi tidak dapat ditebak apa yang akan dilakukan
meminimalkan reaksi ini. Pengurangan pencahayaan sapi tersebut saat pekerja berada di dekatnya. Sapi
yang mengurangi titik yang terang dan jumlah dengan ukurannya yang besar dapat dengan mudah
bayangan dapat membantu hewan tenang. Ternak melukai sampai membunuh manusia dengan mudah,
bergerak lebih nyaman dari gelap ke daerah terang tetapi sedikit sekali laporan mengenai kecelakaan di
daripada sebaliknya. Sapi memiliki postur besar peternakan. Berbanding terbalik dengan fakta, yakni
dan kokoh tetapi sapi sebenarnya adalah hewan di Peternakan “X”, salah satu pekerja mengatakan
yang paling mudah panik dari pada hewan lainnya, bahwa tertendang dan tersundul oleh seekor sapi
sapi akan mengawasi dan siaga pada suara maupun adalah hal yang biasa bagi pekerja peternakan
orang baru. tersebut.
Ternak sapi merupakan hewan ruminansia yang Kecelakaan kerja yang terjadi di industri
melindungi diri dengan kaki belakang. Otot kaki sapi peternakan tidak mendapatkan perhatian lebih
sangat kuat dan memiliki kuku tajam pada ujung karena jumlah pekerja yang lebih sedikit dari pada
kakinya, bila ada sesuatu yang membuatnya panik industri lain. Beban kerja yang tinggi bagi pekerja
berada pada jangkauan tendangan maka sapi akan peternakan seharusnya menjadi alasan untuk lebih
menendang dengan kuat. Kejadian tertendang sapi diperhatikan kesehatan dan keselamatan para
terjadi pada JP (inisial) warga kabupaten Magetan pekerjanya. Peternakan dapat dibedakan menurut
Cokorde Dhio Pranamyaditia, Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja… 3

jenis hewan yang diternak sehingga membuat berada di Jawa Barat, selain itu masih ada beberapa
bahaya dan risiko memiliki perbedaan. Salah satu cabang di kota-kota lainnya di Jawa Timur.
hal yang membuat perbedaan bahaya dan risiko Pekerja pada bagian pengurus sapi memiliki
pada peternakan adalah ukuran hewan ternak yang tanggung jawab untuk mengurus 40-60 ekor sapi
memiliki kategori yaitu kecil, sedang, dan besar. tiap harinya, banyaknya jumlah sapi yang harus
Menurut Hutajulu (2008), pendapat dari Michael dirawat pekerja membuat tingginya risiko kerja pada
Maroney yaitu, “Dunia Industri peternakan hampir pegawai tersebut. Minimnya pekerja memperparah
tidak pernah memikirkan keselamatan kerja, padahal hal tersebut, pekerja bagian kesehatan ternak harus
angka kecelakaan bahkan kematian di industri mengerjakan pengurusan sapi saat jumlah sapi yang
tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan industri akan digemukkan banyak tetapi rotasi pekerja dari
jenis lainnya.” pusat tidak memberikan tambahan tenaga. Lemahnya
Menurut penelitian yang dilakukan oleh manajemen industri peternakan membuat pekerja
Yanti (2011), di Kecamatan Tilatang Kamang mendapat kelelahan sehingga meningkatkan risiko
pada tahun 2010 diperoleh data statistik mengenai untuk terjadinya kecelakaan kerja tiap harinya.
persentase kecelakaan sebanyak 64% merupakan Berdasarkan wawancara dengan pekerja, salah
jenis tingkat kecelakaan berat dan 36% pada tingkat satu kecelakaan kerja pada peternakan ini adalah
ringan. Kategori kecelakaan dikatakan berat bila tertendang oleh sapi yang mengalami kepanikan
terjadinya memar dan luka gores di mana pekerja merupakan kecelakaan paling sering terjadi tiap
kehilangan waktu kerja selama 1 jam atau lebih, harinya. Tendangan sapi dengan berat ratusan
untuk kecelakaan kategori ringan adalah di mana kilogram dapat mematikan saat mengenai bagian
pekerja mengalami memar yang tidak membuat vital tubuh seperti perut yang lunak dan didalamnya
pekerja kehilangan waktu kerja. Pada survey yang ada organ dalam.
telah dilakukan oleh Yanti (2011), pada 5 peternakan Menyadari fakta tersebut maka dilakukan
dengan 24 responden didapat angka 41% responden penelitian untuk mengetahui risiko pada pekerja
mengalami kecelakaan. yang bersinggungan langsung dengan ternak di
Penyakit merupakan risiko lain yang dihadapi peternakan X kota Kediri (Jawa Timur) sehingga
pekerja peternakan, baik penyakit yang diakibatkan dapat dibuat risk control yang dikomunikasikan
dari singgungan langsung dengan ternak maupun pada perusahaan melalui hasil skripsi ini. Tujuan
tidak langsung. Menurut artikel yang dibuat oleh dari penelitian ini adalah mengetahui risiko K3 pada
Hallman dan Demmin (2007), penyakit (zoonoses) pekerja peternakan PT X cabang kota Kediri.
paling sering dihadapi pekerja peternakan
adalah Rabies, Brucellosis (Bang’s diseases), Q
METODE
fever, Leptospirosis, Ringworm, Salmonellosis.
Menurut Puslitbangnak (Pusat Penelitian dan Jenis penelitian ini adalah penelitian
Pengembangan Peternakan) penyakit yang dapat observasional, data yang diperoleh pada penelitian
menular dari sapi pada manusia adalah Anthrax, ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
Rabies, Toxoplasmosis, Scabies, Influenza, dan didapatkan oleh peneliti melalui observasi yang
Brucellosis. Penyakit tersebut memiliki bahaya dan dilakukan kepada seluruh pekerja yang berhubungan
cara penularan yang berbeda, tetapi seluruh penyakit langsung dengan ternak. Observasi dilakukan pada
tersebut dapat mengancam jiwa pekerja maupun 8 pekerjaan yang ada di peternakan PT X cabang
orang yang bersinggungan dengan ternak yang sakit kota Kediri. Data primer juga didapatkan melalui
(Anonim, 2014). wawancara dengan responden penanggung jawab
Peternakan X merupakan industri penghasil peternakan. Data hasil observasi menggunakan JSA
daging untuk diolah menjadi barang produksi lain worksheet diolah secara deskriptif sehingga dapat
maupun dapat diolah menjadi makanan jadi. Pada mendeskripsikan tempat penelitian. Kemudian
peternakan ini dilakukan usaha penggemukan dilakukan analisa risiko dan evaluasi risiko, setelah
sapi, penggemukan sapi disini bertujuan mendapat evaluasi risiko akan didapatkan hasil penilaian
keuntungan dengan membeli sapi dengan berat badan risiko, diterima atau tidak yang dapat dipergunakan
rendah yang kemudian dijual setelah dilakukan untuk penilaian pengendalian risiko. Pengendalian
penggemukan beberapa waktu. Peternakan X di risiko tidak mungkin seluruh risiko dapat dialihkan,
kota Kediri merupakan cabang dari peternakan yang sehingga harus dihitung residual risk/risiko sisa.
4 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 1 Jan-Jun 2016: 1–10

HASIL mengolah kotoran sapi, memeriksa kesehatan sapi,


Identifikasi Bahaya dan maintenance kandang. Pekerjaan tersebut
berhubungan langsung dengan ternak sapi, sapi
Identifikasi bahaya dilakukan pada 8 pekerjaan sendiri memiliki bahaya yang berasal dari tanduk,
yang terdapat pada peternakan PT X, pada pekerjaan kaki, berat badannya yang bisa mencapai ratusan
tersebut dilakukan observasi dan hasilnya ada pada kilogram dan berbagai penyakit menular.
Tabel 1. Tabel 1 berisi identifikasi bahaya pekerjaan
nomer 1 sampai pekerjaan nomer 4, sedangkan Penilaian Risiko
Lanjutan Tabel 1 berisi identifikasi bahaya pekerjaan
Penilaian risiko yang dilakukan dalam penelitian
nomer 5 sampai pekerjaan nomer 8. Pekerjaan
ini dianalisis secara semi kuantitatif dengan standar
nomer 1 sampai nomer 8 secara berurutan adalah
dari buku Manajemen Risiko dalam Perspektif K3
memindahkan ternak, mencari rumput, mencacah
OHS Risk Management (Ramli, 2010b), didapat dari
rumput, mencampur pakan, membersihkan kandang,
penilaian likelihood dan penilaian severity.

Tabel 1. Hasil Identifikasi Bahaya Pekerjaan Nomer 1–4 pada PT X Cabang Kota Kediri
Pekerjaan Potensi Bahaya Konsekuensi
Tergelincir/terpeleset Tergores dan memar
Tertular penyakit Anthrax, Brucellois, Leptospirosis, Q fever, Rabies, Salmonellosis,
Toxoplasmosis, Tuberculosis, dan Scabies
Terinjak Memar, retak tulang, dan patah tulang
Terhimpit Memar, sesak napas, retak tulang, dan patah tulang
Memindahkan
ternak Tertanduk Memar, tertusuk tanduk, retak tulang, patah tulang, luka dalam,
gegar otak, dan kematian
Tertendang Memar, pingsan, retak tulang, patah tulang, luka dalam, gegar otak,
dan kematian
Tertimpa Memar, pingsan, sesak napas, retak tulang, patah tulang, luka
dalam, dan kematian
Tersayat Luka sobek, pendarahan, dan tetanus
Tertusuk duri Luka tusuk, bengkak, dan tetanus
Alergi Gatal dan kulit merah-merah
Cacing parasit Kerugian ditimbulkan menurut jenis cacing
Mencari rumput Tergelincir/terpeleset Tergores dan memar
Serangga Gatal, peradangan, iritasi kulit, dan luka gigitan
Reptile Luka gigitan, terkena racun, kebutaan, dan kematian
Radiasi matahari Sun burn, dehidrasi, heat stroke, katarak, dan kanker kulit
Terpotong Kehilangan bagian tubuh, pendarahan, dan tetanus
Tersayat Luka sobek, pendarahan, dan tetanus
Alergi Gatal dan kulit merah-merah
Cacing parasit Kerugian ditimbulkan menurut jenis cacing
Mencacah rumput Rumput masuk mata Iritasi mata, luka pada mata, dan kebutaan
Tersetrum Luka bakar, kerusakan otot, kerusakan syaraf, kerusakan jaringan
dan jantung berhenti
Terpotong Kehilangan bagian tubuh, pendarahan, dan tetanus
Tersayat Luka sobek, pendarahan, dan tetanus
Terkilir Memar, tulang berpindah posisi, dan otot berpindah posisi
Mencampur pakan Cacing parasit Kerugian ditimbulkan menurut jenis cacing
Alergi Gatal dan kulit merah-merah
Terjepit Memar, retak tulang, dan patah tulang
Cokorde Dhio Pranamyaditia, Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja… 5

Lanjutan Tabel 1.
Pekerjaan Potensi Bahaya Konsekuensi
Cacing parasit Kerugian ditimbulkan menurut jenis cacing
Pencemaran lingkungan Pencemaran udara, pencemaran air, dan Global warming
Keracunan metana Pusing, sakit kepala, mual, mengantuk, dan pingsan
Membersihkan Tertular penyakit Anthrax, Brucellois, Leptospirosis, Q fever, Rabies, Salmonellosis,
kandang Toxoplasmosis, Tuberculosis, dan Scabies
Tergelincir/terpeleset Tergores dan memar
Tertendang Memar, pingsan, retak tulang, patah tulang, luka dalam, gegar otak,
dan kematian
Cacing parasit Kerugian ditimbulkan menurut jenis cacing
Pencemaran lingkungan Pencemaran udara, pencemaran air, dan Global warming
Mengolah kotoran
Keracunan metana Pusing, sakit kepala, mual, mengantuk, dan pingsan
sapi
Tertular penyakit Anthrax, Brucellois, Leptospirosis, Q fever, Rabies, Salmonellosis,
Toxoplasmosis, Tuberculosis, dan Scabies
Cacing parasit Kerugian ditimbulkan menurut jenis cacing
Terinjak Memar, retak tulang, dan patah tulang
Tertanduk Memar, tertusuk tanduk, retak tulang, patah tulang, luka dalam,
gegar otak, dan kematian
Memeriksa
Terhimpit Memar, sesak Napas, retak tulang, dan patah tulang
kesehatan sapi
Tertular penyakit Anthrax, Brucellois, Leptospirosis, Q fever, Rabies, Salmonellosis,
Toxoplasmosis, Tuberculosis, dan Scabies
Tertendang Memar, pingsan, retak tulang, patah tulang, luka dalam, gegar otak,
dan kematian
Terpalu Memar, kuku patah, dan retak tulang
Adukan semen Iritasi kulit, iritasi mata, dan asbestosis
Tertanduk Memar, tertusuk tanduk, retak tulang, patah tulang, luka dalam,
gegar otak, dan kematian
Maintenance
Terjatuh dari ketinggian Memar, retak tulang, patah tulang, dan kematian
kandang
Tersetrum Luka bakar, kerusakan otot, kerusakan saraf, kerusakan jaringan,
dan jantung berhenti
Tertendang Memar, pingsan, retak tulang, patah tulang, luka dalam, gegar otak,
dan kematian
6 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 1 Jan-Jun 2016: 1–10

Tabel 2. Hasil Penilaian Risiko Pekerjaan Nomer 1–8 pada PT X Cabang Kota Kediri
Risk Matrix Nilai Risiko

Rendah

Sedang

Tinggi
Langkah Potensi Bahaya
S L R

Tergelincir/terpeleset 1 2 2
Tertular penyakit 4 1 4
Terinjak 3 3 9
Memindahkan sapi Terhimpit 3 2 6
Tertanduk 3 3 9
Tertendang 4 3 12
Tertimpa 4 3 12
Tersayat 1 3 3
Tertusuk duri 1 3 3
Alergi 1 4 4
Cacing parasit 3 2 6
Mencari rumput Tergelincir/terpeleset 1 3 3
Serangga 1 3 3
Reptile 3 2 6
Radiasi matahari 2 5 10
Terpotong 4 1 4
Tersayat 1 2 2
Alergi 1 4 4
Cacing parasit 3 2 6
Mencacah rumput
Rumput masuk mata 3 3 9
Tersetrum 4 1 4
Terpotong 4 1 4
Tersayat 1 2 2
Terkilir 2 1 2
Mencampur pakan Cacing parasit 3 2 6
Alergi 1 4 4
Terjepit 2 1 2
Cacing parasit 3 2 6
Pencemaran lingkungan 5 5 25
Keracunan metana 2 1 2
Membersihkan kandang
Tertular penyakit 5 2 10
Tergelincir/terpeleset 1 2 2
Tertendang 4 4 16
Cacing parasit 1 2 2
Pencemaran lingkungan 2 1 2
Mengolah kotoran sapi
Keracunan metana 3 2 6
Tertular penyakit 1 4 4
Cacing parasit 3 2 6
Terinjak 3 3 9
Memeriksa kesehatan Tertanduk 3 1 3
sapi Terhimpit 3 2 6
Tertular penyakit 5 2 10
Tertendang 4 2 8
Terpalu 2 2 4
Adukan semen 1 3 3
Tertanduk 3 2 6
Maintenance kandang
Terjatuh dari ketinggian 3 2 6
Tersetrum 4 1 4
Tertendang 4 3 12
Cokorde Dhio Pranamyaditia, Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja… 7

Risiko Sisa mengetahui keperluan prioritas pengendalian pada


Risiko sisa adalah hasil dari tingkat risiko tingkat risiko tinggi. Pengendalian risiko yang telah
dikurangi nilai pengendalian, dipergunakan untuk dilakukan oleh peternakan PT X menurut observasi
yang telah dilakukan tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Risiko Sisa Pekerjaan Nomer 1–6 pada PT X Cabang Kota Kediri
Nilai
Pekerjaan Potensi Bahaya Risk Rating Risiko Sisa
pengendalian
Tergelincir/terpeleset 2 15 -13
Tertular penyakit 4 20 -16
Terinjak 9 3 6
Memindahkan sapi Terhimpit 6 3 3
Tertanduk 9 20 -11
Tertendang 12 3 9
Tertimpa 12 15 -3
Tersayat 3 15 -12
Tertusuk duri 3 4 -1
Alergi 4 16 -12
Cacing parasit 6 4 2
Mencari rumput Tergelincir/terpeleset 3 4 -1
Serangga 3 4 -1
Reptile 6 4 2
Radiasi matahari 10 4 6
Terpotong 4 4 0
Tersayat 3 4 -1
Alergi 3 16 -12
Cacing parasit 4 4 0
Mencacah rumput
Rumput masuk mata 6 4 2
Tersetrum 3 4 -1
Terpotong 3 24 -21
Tersayat 2 4 -2
Terkilir 2 4 -2
Mencampur pakan Cacing parasit 6 4 2
Alergi 4 4 0
Terjepit 2 24 -22
Cacing parasit 6 4 2
Pencemaran lingkungan 25 4 21
Membersihkan Keracunan metana 2 4 -2
kandang Tertular penyakit 10 4 6
Tergelincir/terpeleset 2 4 -2
Tertendang 16 20 -4
Cacing parasit 2 4 -2
Pencemaran lingkungan 2 4 -2
Mengolah kotoran sapi
Keracunan metana 6 4 2
Tertular penyakit 4 4 0
8 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 1 Jan-Jun 2016: 1–10

Lanjutan Tabel 3. Hasil Risiko Sisa Pekerjaan Nomer 7 dan 8 pada PT X Cabang Kota Kediri
Nilai
Pekerjaan Potensi Bahaya Risk Rating Risiko Sisa
pengendalian
Cacing parasit 6 4 2
Terinjak 9 20 -11
Memeriksa kesehatan Tertanduk 3 15 -12
sapi Terhimpit 6 4 2
Tertular penyakit 10 4 6
Tertendang 8 20 -12
Terpalu 4 4 0
Adukan semen 3 4 -1
Tertanduk 6 15 -9
Maintenance kandang
Terjatuh dari ketinggian 6 4 2
Tersetrum 4 4 0
Tertendang 12 20 -8

PEMBAHASAN keenam adalah mengolah kotoran sapi dengan 4


Identifikasi bahaya di peternakan PT X potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah
menggunakan lembar Job Safety Analysis (JSA), cacing parasit, pencemaran lingkungan, keracunan
pengisian lembar JSA berdasarkan hasil wawancara, metana, dan tertular penyakit. Pekerjaan selanjutnya
data sekunder dan observasi lapangan. Berdasarkan adalah memeriksa kesehatan sapi yang memiliki 6
pengisian lembar JSA tersebut, didapat hasil 49 potensi bahaya. Potensi bahaya itu adalah cacing
potensi bahaya pada 8 pekerjaan yang berhubungan parasit, terinjak, tertanduk, terhimpit, tertular
langsung dengan ternak sapi. Kedelapan pekerjaan penyakit, dan tertendang. Pekerjaan terakhir adalah
tersebut adalah memindahkan ternak, mencari maintenance kandang dengan 6 potensi bahaya.
rumput, mencacah rumput, mencampur pakan, Potensi bahaya tersebut adalah terpalu, adukan
membersihkan kandang, mengolah kotoran sapi, semen, tertanduk, terjatuh dari ketinggian, tersetrum,
memeriksa kesehatan sapi, dan maintenance dan tertendang.
kandang. Setelah proses identifikasi bahaya, langkah
Pada pekerjaan memindahkan ternak sapi selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko.
ditemukan 7 potensi bahaya yaitu tergelincir/ Penilaian risiko didapat dari hasil perkalian antara
terpeleset, tertular penyakit, terinjak, terhimpit, S (severity) dan L (likelihood), hasil perkalian
tertanduk, tertendang, dan tertimpa. Pekerjaan tersebut RR (risk rating) akan dikategorikan dalam
selanjutnya adalah mencari rumput yang memiliki 9 3 kelas yaitu tinggi, sedang, rendah. Likelihood
potensi bahaya yaitu tersayat, tertusuk duri, alergi, adalah suatu kemungkinan akan risiko untuk terjadi,
cacing parasit, tergelincir/terpeleset, serangga, sedangkan severity merupakan besar suatu efek
reptile, radiasi matahari, dan terpotong. Pekerjaan yang diakibatkan oleh risiko bila terjadi. Hasil
ketiga adalah mencacah rumput, yang memiliki penilaian risiko dari Tabel 3 adalah 3 potensi bahaya
6 potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah kategori risiko tinggi, 10 potensi bahaya kategori
tersayat, alergi, cacing parasit, rumput masuk risiko sedang, dan 36 potensi bahaya kategori risiko
mata, tersetrum, dan terpotong. Pekerjaan keempat rendah.
adalah mencampur pakan, memiliki potensi bahaya Pekerjaan pertama adalah memindahkan ternak,
sebanyak 5. Potensi bahaya tersebut adalah tersayat, memiliki 3 potensi bahaya dengan nilai risiko rendah
terkilir, cacing parasit, alergi, dan terjepit. dan 4 potensi bahaya dengan nilai risiko sedang.
Pekerjaan kelima, membersihkan kandang Pekerjaan mencari rumput memiliki 8 potensi bahaya
memiliki 6 potensi bahaya. Potensi bahaya dengan nilai risiko rendah dan 1 potensi bahaya yang
pekerjaan kelima adalah cacing parasit, pencemaran memiliki nilai risiko sedang. Pekerjaan mencacah
lingkungan, keracunan metana, tertular penyakit, rumput memiliki 5 potensi bahaya dengan nilai
tergelincir/terpeleset, dan tertendang. Pekerjaan risiko rendah dan 1 potensi bahaya risiko sedang.
Cokorde Dhio Pranamyaditia, Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja… 9

Pekerjaan keempat adalah mencampur pakan dengan yang memiliki 3 potensi bahaya dengan risiko
5 potensi bahaya risiko rendah. sisa. Potensi bahaya tersebut adalah cacing parasit,
Pekerjaan membersihkan kandang memiliki terhimpit, dan tertular penyakit. Pekerjaan terakhir
3 potensi bahaya risiko rendah, 1 potensi bahaya adalah maintenance kandang dengan 1 potensi
risiko sedang dan 2 potensi bahaya risiko tinggi. bahaya yang memiliki risiko sisa, potensi bahaya
Pekerjaan mengolah kotoran sapi memiliki 4 potensi itu adalah terjatuh dari ketinggian.
bahaya dengan risiko rendah. Pekerjaan memeriksa Hasil yang didapat dapat menggambarkan
kesehatan sapi memiliki 3 potensi bahaya risiko efektivitas pengendalian risiko yang telah dilakukan
rendah dan 3 potensi bahaya risiko sedang. Pekerja peternakan PT X. Perhitungan yang telah dilakukan
terakhir adalah maintenance kandang dengan 5 penulis masih menghasilkan sejumlah risiko sisa,
potensi bahaya risiko rendah dan 1 potensi bahaya penyebab risiko sisa adalah pengendalian yang telah
risiko tinggi. dilakukan kurang efektif mengendalikan risiko yang
Pengendalian risiko yang ada di peternakan ada. Peran Manajemen K3 dalam pengendalian risiko
PT X dilakukan hanya mempergunakan APD sangat besar dalam mencegah tingkat keparahan
(Alat Pelindung Diri) dan tali kekang pada ternak suatu kecelakaan (Endroyono, 2006).
sapi. APD adalah usaha terakhir perusahaan Berdasarkan penilaian risiko sisa dari 49
dalam mengurangi atau menghilangkan risiko, (empat puluh) potensi sisa yang telah dilakukan
maka dari itu pengendalian berupa APD memiliki pengendalian masih ada 16 risiko yang membutuhkan
hubungan dengan kecelakaan kerja (Handayani perbaikan tingkat bahaya. Risiko sisa menunjukkan
dkk, 2010). Pengendalian yang ada akan dinilai bahwa pengendalian belum sepenuhnya mengurangi
untuk membuat prioritas pengendalian yang harus risiko yang ada dan masih ada kemungkinan untuk
dilakukan perusahaan untuk mengurangi bahkan dapat menimbulkan kecelakaan atau penyakit
menghilangkan risiko yang ada. akibat kerja sehingga perlu adanya upaya perbaikan
Pada Tabel 3 adalah Tabel penilaian risiko sisa, pengendalian (Ramli, 2010b). Tujuh belas risiko
dari tabel tersebut dapat dilihat hasil tingkat bahaya yang membutuhkan perbaikan harus mendapat
yang membutuhkan perbaikan pada pengendalian perhatian lebih dari peternakan agar pekerja
risiko yang dilakukan oleh PT X. Penilaian risiko tidak menerima kerugian, dari 16 risiko tersebut
sisa didapat dari tingkat risiko dikurangi nilai memerlukan perhatian lebih pada pencemaran
pengendalian. Hasil dari pengurangan tersebut lingkungan di pekerjaan membersihkan kandang dan
adalah risiko sisa, untuk kategori ≤ 1 maka tidak radiasi matahari saat pekerjaan mencari rumput.
terdapat risiko sisa dan untuk >1 terdapat risiko Penjabaran hasil diatas menunjukkan bahwa
sisa. pengendalian risiko penting untuk menghilangkan
Pekerjaan memindahkan ternak terdapat 3 risiko yang ada, kesadaran perusahaan akan
potensi bahaya yang memiliki risiko sisa. Potensi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjanya
bahaya itu adalah terinjak, terhimpit, dan tertendang. perlu ditingkatkan. Keselamatan dan kesehatan
Pekerjaan mencari rumput memiliki 3 potensi bahaya kerja sangat berpengaruh pada kinerja, motivasi
yang masih terdapat risiko sisa. Potensi bahaya kerja dan prestasi kerja pegawai sehingga sangat
tersebut adalah cacing parasit, reptile, dan radiasi menguntungkan bagi perusahaan (Paramita dan
matahari. Pekerjaan selanjutnya adalah mencacah Wijayanto, 2012)
rumput yang hanya memiliki 1 potensi bahaya yang
memiliki risiko sisa, yaitu rumput masuk mata.
SIMPULAN
Pekerjaan mencampur pakan juga hanya memiliki
1 potensi bahaya yang memiliki risiko sisa, yaitu Terdapat 49 risiko kecelakaan pada pekerja
potensi bahaya cacing parasit. peternakan PT X cabang kota Kediri dengan
Pekerjaan membersihkan kandang memiliki kategori 36 risiko rendah, 10 risiko sedang,
3 potensi bahaya yang masih terdapat risiko sisa. dan 3 risiko tinggi. Risiko tinggi terdapat pada
Potensi bahaya tersebut adalah cacing parasit, pekerjaan membersihkan kandang (2 risiko tinggi)
pencemaran lingkungan, dan tertular penyakit. dan maintenance kandang (1 risiko tinggi). Pada
Pekerjaan mengolah kotoran sapi hanya memiliki pekerjaan membersihkan kandang risiko tinggi
1 potensi bahaya yang masih ada risiko sisa, yaitu pada bahaya tertendang dan bahaya pencemaran
potensi bahaya keracunan metana. Pekerjaan lingkungan, sedangkan pada pekerjaan maintenance
selanjutnya adalah memeriksa kesehatan sapi kandang ada pada bahaya tertendang. Pengendalian
10 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 1 Jan-Jun 2016: 1–10

risiko yang telah dilakukan peternakan PT X cabang com/peristiwa/248387/ditendang_sapi_kurban,_


kota Kediri kurang. warga_magetan_masuk_ugd.html (diakses pada
Hasil penghitungan risiko sisa setelah 3 Juni 2016)
dilakukan upaya pengendalian masih terdapat 16 Paramita, C.C. P dan Wijayanto, A. 2012. Pengaruh
potensi bahaya yang membutuhkan perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
pada pengendaliannya. Seluruh 16 potensi bahaya Prestasi Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero)
tersebut ada pada setiap pekerjaan yang berhubungan APJ Semarang. Jurnal. Administrasi Bisnis FISIP
langsung dengan ternak sapi. Universitas Diponegoro. http://ejournal.undip.
Risiko tinggi terdapat pada pekerjaan ac.id/index.php/janis/article/view/4313/3934
membersihkan kandang yaitu tertendang dan (diakses pada 3 Juni 2016)
pencemaran lingkungan, sedangkan untuk pekerjaan Pranamyaditia, C.D. Manajemen Risiko Keselamatan
maintenance kandang adalah tertendang. Risiko pada dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Peternakan
tiap pekerjaan berbeda walaupun bahaya sama, pada Sapi di PT X Cabang Kota Kediri. Skripsi.
bahaya tertendang memiliki risiko tinggi karena Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
tendangan sapi sendiri sangat kuat. Airlangga.
Ramli, S. 2010a. Sistem Manajemen Keselamatan
& Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: PT.
DAFTAR PUSTAKA
Dian Rakyat
Anonim. 2013. Jenis Sapi. Dinkeswan. http:// Ramli, S. 2010b. Pedoman Praktis Manajemen Risiko
disnakeswan.jatengprov.go.id/blog/category/ dalam Perspektif K3 OHS Risk Management.
jenis-sapi (diakses pada 5 Desember 2014) Jakarta: PT. Dian Rakyat
Anonim. 2014. Mengenal Beberapa Penyakit Ternak Handayani dkk. 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang Dapat Menular pada Manusia. Puslitbangnak. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jurnal.
http://puslitbangnak.blogspot.co.id/2014/05/ http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/
mengenal-beberapa-penyakit-ternak-yang. article/download/1092/808 (diakses pada 3 Juni
html?m=0 (diakses pada 20 November 2014) 2016)
Endroyo, B. 2006. Peranan Manajemen K3 dalam Hutajulu, S.R. 2008. Rancangan Perbaikan Sistem
Pencegahan Kecelakaan Kerja Kontruksi. Jurnal. Manajemen Keselamatan Kerja Dengan Analisa
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jts/ dan Manajemen Risiko. Tesis. http://lib.ui.ac.id/
article/viewFile/16901/16885 (diakses pada 3 file (diakses pada 20 November 2014)
Juni 2016) Yanti, K. 2011. Hubungan Perilaku dengan
Eric, H., Demmin, D.M. 2007. Animal Handling Kecelakaan Kerja pada Pekerja Peternak Ayam
Safety. Cornell Agricultural Health and Safety Ras di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten
Program. http://www.aphis.usda.gov/emergency_ Agam Tahun 2011. Skripsi. http://repository.
response/(diakses pada 11 Mei 2015) unand.ac.id/17340/1/SKRIPSI_KHAIRI.pdf
Kartiko, R.D. 2015. Ditendang Sapi Kurban, Warga (diakses pada 20 November 2014)
Magetan Masuk UGD. Artikel. http://beritajatim.

You might also like