Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
1
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
Oleh karena itu salah satu dari anggota keluarga yang mengalami stroke dan
2
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
Barthel Index.
Tabel 1.
Analisis data menggunakan analisa
Distribusi Frekuensi dan Persentasi
univariat dan bivariat. Analisa univariat Berdasarkan Dukungan Keluarga dan
dilakukan terhadap setiap variabel yang Perawatan Diri (Self-care), Pasien
Pasca Stroke di Rumah Sakit Royal
diteliti dimana masing-masing variabel Prima (n=40)
Frekuensi Persentase
akan dibuat gambaran distribusi dan No Variabel (f) (%)
persentasi. Data tersebut ditampilkan 1 Dukungan
dalam bentuk tabel frekuensi. Analisa Keluarga
Baik 10 25,0
bivariat dilakukan untuk mengetahui Cukup 19 47,5
hubungan antara variabel independent Kurang 11 27,5
Total 40 100,0
dengan variabel dependent. Uji hipotesis
2 Perawatan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Diri (self-
care)
statistik Korelasi Rank Spearman dengan
Mandiri 6 15,0
tingkat kemaknaan α=0,05. Menurut Sebagian 22 55,0
Hidayat dan Istiadah (2011) menyebutkan bantuan
Maksimal 12 30,0
bahwa Korelasi Rank Spearman bantuan
digunakan untuk mengukur tingkat atau Total 40 100,0
5
Tabel 2.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perawatan Diri (Self-care) Pasien Pasca Stroke
di RS Royal Prima Medan (n=40)
Perawatan Diri
(Self-care) P Correlation
Dukungan Total Valu coefficient
Sebagian Maksimal
Keluarga Mandiri Bantuan e
Bantuan
f % f % f % N %
Baik 2 33,3 % 8 36,4% 0 0,0% 10 100%
Cukup 2 33,3% 12 54,5% 5 41,7% 19 100% 0,01 0,38
Kurang 2 33,3% 2 9,1% 7 58.,3 % 11
terhadap pasien pasca stroke dan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan keluarga seperti dalam
Sehingga dengan adanya dukungan
mendampingi pasien dalam memenuhi
keluarga kebutuhan pasien pasca stroke
dukungan informasional seperti pemberian
dapat terpenuhi dengan baik melalui
informasi, dukungan nyata (waktu,
dukungan informasional seperti pemberian
fasilitas dan bantuan materi), dukungan
informasi, dukungan nyata seperti waktu
emosional seperti rasa cinta dan
dan bantuan materi, dukungan emosional
mencintai, dan dukungan pengharapan
seperti rasa dicintai, dan dukungan
seperti pemberian support kepada pasien.
pengaharapan seperti pemberian support.
Kemudian terdapat 27.5% pasien pasca
Hasil penelitian Surono (2013)
stroke dengan dukungan keluarga kurang,
mengenai dukungan keluarga pada pasien
ini diakibatkan oleh keluarga yang merasa
pasca stroke di wilayah kerja puskesmas
terbebani dengan kondisi kesehatan
karanganyer Kabupaten Pekalongan
pasien, kesibukan anggota keluarga
didapatkan lebih dari separuh pasien pasca
lainnya, kurangnya bentuk bantuan yang
stroke mempunyai dukungan keluarga
diberikan kepada pasien (penyediaan alat
baik yaitu 56,8%, dengan dukungan
transportasi untuk mengantar pasien dalam
keluarga sedang sebanyak 27,3% dan
menjalani rehabilitas) sehingga
sebagian kecil responden mendapat 15.9%
mengakibatkan proses penyembuhan yang
mendapat dukungan keluarga rendah.
lama dan 25% dukungan keluarga baik, ini
Dukungan keluarga baik dikarenakan
terjadi karena sedikitnya kesadaran
adanya keeratan hubungan antar anggota
keluarga dalam memberikan perhatian,
keluarga yang masih terjalin baik,
semangat, mencari informasi tentang
kesadaran dari keluarga yang saling peduli
manfaat rehabilitas pasca stroke. Hal ini
antar anggota keluarga sehingga fungsi
menyatakan bahwa dukungan keluarga
keluarga dapat berjalan sebagaimana
merupakan unsur terpenting dalam
mestinya.
membantu individu menyelesaikan
Dukungan keluarga sedang dan rendah
masalah kesehatan dan mempercepat
terjadi karena kurang kepedulian antar
penyembuhan pasien tersebut.
anggota keluarga dan ketebatasan keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung
dalam memenuhi kebutuhan pasien,
utama yang memberi perawatan langsung
pengetahuan dan kondisi ekonomi anggota
pada setiap keadaan sehat ataupun sakit.
keluarga yang kurang memadai untuk
mempercepat penyembuhan pasien.
Kemampuan Perawatan Diri (Self - Care)
Pasien Pasca Stroke
Hasil penelitian dikatakan bahwa
bantuan dari orang lain untuk memenuhi
hampir setengah pasien stroke memiliki
kebutuhan mereka sehari-hari.
kemampuan perawatan diri dengan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sebagian bantuan sebanyak 55%,
Murtutik dan Wigatiningsih (2010)
kemampuan perawatan diri (self-care)
menyatakan bahwa dari 44 responden,
mandiri sebanyak 15% dan kemampuan
pasien yang mengalami ketergantungan
perawatan diri maksimal bantuan
total sebanyak 8 orang (18.2%), sebagian
sebanyak 30%. Jumlah pasca stroke yang
bantuan 14 orang (31.8%) dan mandiri
memiliki kemampuan perawatan diri (self-
sebanyak 10 orang (22.8%), Hal ini terjadi
care) dengan sebagian bantuan lebih
karena pasien yang sedang rehabilitas
banyak daripada kemampuan perawatan
mengalami gangguan dalam pemenuhan
diri (self-care) dengan mandiri, tingginya
kebutuhan dasar sehari-hari yang
hasil kemampuan perawatan diri dengan
cenderung terkena depresi dan sangat
sebagian bantuan peneliti berasumsi
membutuhkan dukungan keluarga dalam
bahwa hal ini dapat dikarenakan oleh
membantu, memotivasi pasien untuk
penyakit stroke itu sendiri, lamanya
melakukan aktivitas sehari-hari sehingga
seseorang terkena stroke, rehabilitasi dan
pasien tersebut memiliki semangat untuk
dukungan dari keluarga.
sembuh dan memiliki kemampuan
Hal ini dapat dilihat dari data umum
perawatan diri (self-care) secara mandiri.
dimana semua pasien pasca stroke dalam
penelitian ini mengalami hemiparesis. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Pasca serangan stroke pasien dapat Kemampuan Perawatan Diri (Self-care)
Pasien Pasca Stroke
mengalami cacat berupa kelumpuhan Hasil uji Rank Spearman hubungan
anggota gerak, gangguan bicara, proses dukungan keluarga dengan kemampuan
berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk perawatan diri (self-care) dengan tingkat
kecacatan lain sebagai akibat gangguan signifikansi (α<0,05) diperoleh
fungsi otak. Sehingga pada saat sisi tubuh correlation coefficient 0,38 dan Sig. (2-
yang mengalami kelumpuhan mereka tailed) 0,01 maka Ho ditolak dan Ha
tidak bisa melakukan aktivitasnya secara diterima berarti ada hubungan dukungan
mandiri dan membutuhkan sebagian keluarga dengan kemampuan perawatan
diri (self-care) pasien pasca stroke di RS
Royal Prima Medan.