You are on page 1of 9

Biodegradasi Polietilena ...

(Zusfahair, dkk)

BIODEGRADASI POLIETILENA MENGGUNAKAN BAKTERI


DARI TPA (TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR) GUNUNG TUGEL
KABUPATEN BANYUMAS

Zusfahair, Puji Lestari, Dian Riana Ningsih, Senny Widyaningsih


Program Studi Kimia Jurusan MIPA
Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Purwokerto

ABSTRACT
Plastic has high potency to become material that much threats human living in
this earth, because made from chemical which cannot degraded by microbes in
environment. The successful production and marketing of biodegradable plastics will
help alleviate the problem of environmental pollution. One of biodegradable plastic that
used in our live is polyethylene. This research reveals that local microbes capable to
degrading of polyethylene. Biodegradation test was carried out by using bacteria in soil
which was obtained from Gunung Tugel disposal center, Banyumas regency. Kind of
polyethylene is LDPE (Low Density Polyethylene) which was obtained from
Setiakawan Plastic Factory, Kalibogor, Purwokerto formed to thin film.
Characterization of the polyethylene used weight loss percentage method, melting point
determination and FTIR. Soil bacteria isolated from Gunung Tugel disposal center,
Banyumas regency, obtained 5 single colonies, which coded GT. Bacteria isolate which
have highest activity in degrading polyethylene was GT 3, with increasing the time of
incubation. Weight loss percentage up to 2.33% in 1 month. Melting point of
polyethylene after biodegradation was decreased that initially 210-220 °C into 210-213
°C. FTIR spectrophotometer result of polyethylene after biodegradation showed
intensity for methylene and methyl cluster was decreased.

Keywords : biodegradable, polyethylene, bacteria

PENDAHULUAN Penggunaan plastik disamping


Polimer sintetik telah banyak memberikan dampak positif juga
berjasa dan memberi kemudahan bagi memberikan dampak negatif. Plastik
kita dalam menghadapi kehidupan sangat berpotensi menjadi material yang
sehari-hari. Salah satu polimer sintetik mengancam kelangsungan makhluk
yang perkembangannya sangat pesat hidup di bumi ini, karena terbuat dari
adalah plastik. Kemudahan dan bahan kimia yang tidak dapat
keistimewaan plastik sedikit banyak terdegradasi oleh mikroba di
telah dapat menggantikan bahan-bahan lingkungan. Bahan-bahan tersebut tidak
seperti logam dan kayu dalam dapat dirombak, dihancurkan atau
membantu kehidupan manusia. Sejak diuraikan oleh mikroba. Limbah plastik
ditemukan oleh seorang peneliti dari yang melimpah saat ini kebanyakan
Amerika Serikat pada tahun 1968 yang diatasi dengan dibakar dan didaur
bernama John Wesley Hyatt, plastik ulang, akan tetapi pembakaran limbah
menjadi primadona bagi dunia industri. plastik itu malah berdampak lain, yaitu
Produksinya di seluruh negara lebih dari tercemarnya udara oleh gas-gas hasil
100 juta ton per tahunnya dan 40%-nya pembakaran plastik, di antaranya CO2
dibuang dengan cara ditimbun tanah dan CO. Di sisi lain pendaur-ulangan
(Hadi, 2003). hanya mampu menangani sekitar 25%

98
Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : 98-106

sampah plastik. Salah satu cara etanol 70%, akuades, dan pelarut
mengatasi limbah plastik adalah xylena. Alat yang digunakan meliputi
membuat plastik biodegradabel (plastik alat-alat gelas, termometer, pH kertas,
yang dapat diuraikan oleh mikroba). plastik wrapping, kapas, jarum ose,
Sepuluh tahun terakhir, plastik drugalsky, autoklaf, shaker incubator,
biodegradabel telah dipasarkan ke kompor listrik, sentrifuge, pembakar
masyarakat. Contoh plastik bunsen, pipet ukur, alat
biodegradabel yang digunakan dalam spektrofotometer FTIR, alat penentu
kehidupan kita adalah polietilena. titik leleh, neraca elektronik.
Beberapa mikroba yang diketahui dapat
mendegradasi polietilena adalah Pengambilan Sampel
Pseudomonas sp., Aspergillus niger Pengambilan sampel dilakukan
dan A. glaucus (Kathiresan, 2003). pada tanah yang busuk dan terdapat
Salah satu sumber yang paling timbunan sampah plastik yang cukup
potensial ditemukannya bakteri-bakteri lama. Sampel dimasukkan ke dalam
lokal pendegradasi polimer sintetik botol yang telah disterilkan. Suhu dan
yaitu Tempat Pembuangan Akhir pH tanah diukur secara in situ.
(TPA). Daerah tersebut banyak sampah,
baik sampah organik yang lama Isolasi Bakteri Pendegradasi
tertimbun dan menjadi busuk maupun Polietilena
sampah anorganik yang tidak bisa Sebanyak ±1 gram sampel tanah
busuk, antara lain plastik. Salah satu dimasukkan ke dalam 20 mL medium
TPA yang ada Kabupaten Banyumas NB steril, kemudian dikocok pada suhu
adalah TPA Gunung Tugel. TPA ini dan pH asal selama minimal 1x24 jam
terletak di Desa Kedungrandu dalam shaker incubator. Larutan pada
Kecamatan Patikraja, dengan area bagian atas diambil menggunakan pipet
seluas 5 hektar. mikro sebanyak ± 0,1 mL dan diratakan
Sejauh ini penelitian menggunakan drugalsky ke dalam
biodegradasi polimer atau senyawa medium NA pada cawan petri.
organik lainnya menggunakan mikroba Campuran medium NA dan larutan
atau bakteri yang sudah diketahui bakteri diinkubasi selama minimum
genusnya, oleh karena itu pada 1x24 jam pada suhu asal.
penelitian kali ini akan mengeksplorasi Koloni tunggal diperoleh dengan
bakteri-bakteri lokal dari TPA Gunung cara memindahkan koloni yang telah
Tugel Kabupaten Banyumas yang tumbuh di medium NA secara streak
mempunyai potensi mendegradasi quadran (digoreskan dengan pola segi
polimer sintetik yaitu polietilena. empat atau lebih) ke cawan petri lain
menggunakan jarum ose.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat Pembuatan Film Tipis Polietilena
Bahan-bahan yang digunakan Film tipis polietilena dibuat
dalam penelitian ini adalah sampel dengan membuat larutan polietilena
tanah dari TPA Gunung Tugel ±0,5 g dalam pelarut xylena sebanyak
Kabupaten Banyumas, biji LDPE (Low 15 mL, kemudian dicetak ke dalam
Density Polyethylene) HANWA dari cetakan kaca yang berukuran 1,5 cm x
Pabrik Plastik Setiakawan Kalibogor 1,5 cm. Film tipis polietilena yang telah
Purwokerto, medium Nutrient Agar terbentuk dikarakterisasi dan ditimbang
(NA), medium Nutrient Broth (NB),

99
Biodegradasi Polietilena ... (Zusfahair, dkk)

terlebih dulu sebelum digunakan untuk Sejumlah kristal polietilena dimasukkan


biodegradasi. ke dalam pipa kapiler sampai tinggi 0,5
cm, kemudian pipa kapiler dipasang
Skrining Awal Bakteri Pendegradasi pada alat penentuan titik leleh. Data
Polietilena jarak leleh diperoleh saat kristal dalam
Skrining dilakukan dengan pipa kapiler mulai meleleh sampai
pembuatan larutan bakteri terlebih semuanya meleleh.
dahulu. Koloni tunggal yang sudah
didapatkan, diinokulasi ke dalam Penentuan Persentase Kehilangan
medium NB dan diinkubasi selama Bobot (Iswanto dkk, 2002)
1x24 jam pada suhu asal. Larutan Penentuan persentase
bakteri dalam medium NB diambil kehilangan bobot ditentukan
menggunakan pipet mikro sebanyak berdasarkan penghitungan bobot awal
±0,05 mL kemudian diratakan polietilena sebelum uji biodegradasi dan
menggunakan drugalsky ke dalam bobot akhir setelah uji biodegradasi.
medium NA, diinkubasi selama 1x24
jam pada suhu asal. % Kehilangan bobot =
Film tipis dimasukkan ke dalam (bobot awal – bobot akhir) x 100%
medium NA dengan kondisi steril, bobot awal
diinkubasi selama 5 dan 10 hari pada
suhu asal. Bakteri yang mampu Analisis dengan FTIR (Silverstein
mendegradasi film tipis, yang dkk, 1986)
ditunjukkan dengan pengurangan bobot Analisis gugus fungsi dilakukan
film tipis, digunakan untuk uji dengan menggunakan spektrofotometer
biodegradasi. inframerah. Sejumlah kecil polietilena
kering (<1 mg) dicampur rata dengan
Uji Biodegradasi (Rohaeti dkk, 2004) ±100 mg KBr, dipress hingga
Uji biodegradasi dilakukan membentuk pelet, selanjutnya dilakukan
dengan variasi waktu selama 5, 10, 15, analisis menggunakan spektrofotometer
20, 25 dan 30 hari pada suhu asal. Film FTIR Termo Nicolet Avatar 360 dengan
tipis polietilena dimasukkan ke dalam kisaran bilangan gelombang 400 - 4000
cawan petri yang telah berisi medium cm-1
NA dan bakteri yang mempunyai
kemampuan terbesar dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
mendegradasi polietlena, kemudian Isolasi Bakteri Pendegradasi
diinkubasi sesuai dengan variasi waktu Polietilena
yang telah ditentukan. Proses Bakteri pendegradasi polietilena
biodegradasi dihentikan dengan cara yang digunakan dalam penelitian
membersihkan film tipis polietilena diperoleh dari sampel tanah Tempat
dengan alkohol 70%, kemudian dicuci Pembuangan Akhir (TPA) Gunung
beberapa kali dengan aquades, dan Tugel Kabupaten Banyumas. Lokasi
polietilena siap dikarakterisasi. pengambilan sampel yaitu pada tanah
yang busuk dan terdapat timbunan
Karakterisasi Polietilena plastik yang cukup lama. Sampel yang
Penentuan Titik Leleh (Hartomo, diambil dimasukkan ke dalam botol
1993) kaca yang telah disterilkan. Sampel
Titik leleh polietilena ditentukan diinokulasikan ke dalam medium cair
menggunakan alat penentuan titik leleh. Nutrient Broth (NB). Isolasi dilakukan

100
Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : 98-106

dengan cara menggoreskan larutan Tabel 2. Data persentase kehilangan


bakteri yang diperoleh pada permukaan bobot (skrining awal).
medium padat NA dan diinkubasi pada Persentase kehilangan
suhu dan pH asal yaitu suhu 30°C dan Kode bobot pada waktu
pH 7, sampai diperoleh koloni tunggal. Bakteri inkubasi
Hasil isolasi diperoleh 5 koloni 5 hari 10 hari
tunggal dan dikode dengan inisial GT. GT 1 0,35 % 0,79 %
Profil bakteri-bakteri hasil isolasi dari GT 2 0,43 % 0,94 %
TPA Gunung Tugel dapat dilihat pada GT 3 0,46 % 1,01 %
Tabel 1. GT 4 0,26 % 0,57 %
GT 5 0,37 % 0,81 %
Tabel 1.Profil bakteri hasil isolasi dari
TPA Gunung Tugel, Kab. Banyumas. Isolat GT 3 mampu
Kode Bentuk Warna mendegradasi film tipis polietilena
Bakteri Koloni Koloni dengan persentase kehilangan bobot
GT 1 Bulat kecil Krem terbesar, sehingga isolat ini digunakan
GT 2 Bulat kecil Krem selanjutnya untuk uji biodegradasi dan
GT 3 Bulat kecil Krem karakterisasi polietilena.
GT 4 Bulat kecil Krem
GT 5 Bulat kecil Krem Biodegradasi Polietilena
Keterangan: Betuk dan warna diamati
berdasarkan penampakan koloni pada medium
Tahap biodegradasi dilakukan
NA. dengan waktu inkubasi 5, 10, 15, 20, 25
dan 30 hari. Variasi waktu dengan
Koloni tunggal yang diperoleh rentang 5 hari dilakukan agar bakteri
kemudian digunakan untuk uji hasil isolasi mampu beradaptasi dengan
pendahuluan biodegradasi polietilena baik terhadap film tipis polietilena.
atau skrining awal bakteri pendegradasi Secara umum, polimer-polimer alam
polietilena. dan sintetik dapat dimakan oleh
Skrining awal dilakukan untuk mikroba hidup, secara kimia dan secara
menentukan isolat bakteri yang mampu mekanik. Proses biodegradasi polimer
mendegradasi film tipis polietilena, oleh mikroba berhubungan dengan
yaitu dengan memasukkan film tipis kemampuan mikroba untuk beradaptasi
polietilena ke dalam medium NA yang dengan substrat yang baru (Mardiana
telah berisi koloni tunggal. Film tipis dkk, 2003).
dimasukkan ke dalam medium NA Karbon merupakan sumber
dengan keadaan aseptis, yaitu daerah makanan untuk berbagai mikroba, untuk
sekitar medium harus steril dari bakteri- itu medium yang digunakan harus
bakteri lain yang dapat sesedikit mungkin mengandung karbon,
mengkontaminasi pertumbuhan koloni sehingga diharapkan pada penelitian ini
tunggal. Hasil skrining awal diperoleh sumber utama karbon bagi bakteri hasil
data bahwa semua isolat mampu isolasi adalah polietilena. Pengamatan
mendegradasi film tipis polietilena yang hasil biodegradasi ditentukan dengan
ditunjukkan dengan kehilangan bobot menghitung persentase kehilangan
film tipis. Data persentase kehilangan bobot polietilena sesuai dengan variasi
bobot dari semua isolat dapat dilihat waktu yang ditentukan. Penentuan
pada Tabel 2. persentase kehilangan bobot ini

101
Biodegradasi Polietilena ... (Zusfahair, dkk)

digunakan karena mudah, tidak persentase kehilangan bobot film tipis


membutuhkan alat rumit dan khusus polietilena pada isolat GT 3 dapat
dalam biodegradasi suatu polimer. Data dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Data persentase kehilangan bobot film tipis polietilena.


Kode Waktu Inkubasi
Bakteri 5 hari 10 hari 15 hari 20 hari 25 hari 30 hari
Isolat GT3 0,46 % 1,01 % 1,48 % 1,78 % 2,02 % 2,33 %

Hubungan persentase kehilangan bobot waktu inkubasi (Bikiaris et.al., 2006).


film tipis polietilena pada isolat GT 3 Berdasarkan data persentase kehilangan
dengan waktu inkubasi dapat dilihat bobot, bakteri GT 3 memiliki aktivitas
pada Gambar 1. paling besar, sehingga bakteri GT 3
2,5
diindentifikasi lebih lanjut untuk
diketahui genus bakteri.
Kehilangan Berat (%)

1,5
Identifikasi Isolat GT3
1 Identifikasi bakteri pendegradasi
0,5 polietilena yang diisolasi dari TPA
0
Gunung Tugel Kabupaten Banyumas
0 5 10 15 20 25 30 35 dilakukan dengan uji morfologi dan
Waktu Inkubasi (Hari) aktivitas biokimia. Data hasil uji
morfologi isolat bakteri GT 3 dapat
Gambar 1. Persentase kehilangan bobot dilihat pada Tabel 4.
polietilena isolat GT3
Tabel 4. Data hasil uji morfologi isolat
Berdasarkan Gambar 1
GT 3
persentase kehilangan bobot polietilena
isolat GT 3 mengalami peningkatan. No Identifikasi Hasil
Hal ini menunjukkan semakin lama 1. Morfologi Koloni kecil,
masa inkubasi antara polietilena dengan koloni bentuk teratur tepi
isolat GT 3 semakin besar pula berlekuk, ukuran
persentase kehilangan bobot polietilena, kecil, warna
dapat disimpulkan bahwa aktivitas jernih, permukaan
bakteri isolat GT 3 semakin meningkat, mengkilap, dan
sehingga bagian polietilena yang elevasi cembung
terbiodegradasi semakin banyak. rendah.
Peningkatan persentase kehilangan 2. Bentuk sel Batang pendek
bobot terhadap waktu inkubasi suatu (cocco bacil)
polimer disebabkan oleh reaksi yang 3. Pewarnaan Negatif (-)
terjadi antara enzim yang dihasilkan Gram
oleh bakteri terhadap permukaan 4. Media Nutrient Agar
polimer, enzim tersebut mengikis Tumbuh (NA)
permukaan polimer melalui proses 5. Ukuran ± 1 µm
hidrolisis, sehingga bobot polimer
berkurang dan persentase kehilangan Aktivitas biokimia setiap jenis
bobot meningkat seiring bertambahnya bakteri berbeda. Hal ini disebabkan
setiap bakteri mempunyai aktivitas

102
Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : 98-106

metabolisme yang berbeda. Pengamatan (additive) berupa stabilisator


aktivitas metabolisme diketahui dari pemanasan, sehingga proses
kemampuan bakteri untuk pelelehannya berlangsung lama.
menggunakan dan menguraikan Menurut Suryati (1992), cara
molekul yang kompleks. Data hasil uji memperlambat kerusakan plastik dapat
aktivitas biokimia isolat bakteri GT 3 dilakukan dengan jalan pemberian
ditunjukkan pada Tabel 5. bahan tambahan (additive) berupa
antioksidan, stabilisator pemanasan dan
Tabel 5. Data hasil uji aktivitas stabilisator ultraviolet. Jumlah dan jenis
biokimia isolat GT 3 stabilisator yang ditambahkan
No. Uji Hasil tergantung dari jenis dan penggunaan
1. Katalase Positif produk plastik tersebut. Stabilisator
2. Oksidase Negatif dapat berupa bahan kimia organik atau
3. Urea Positif anorganik, baik senyawa murni ataupun
4. Indol Negatif senyawa campuran. Indek leleh dari
5. Gelatin Positif LDPE sebesar 0,2-30 g/10 menit (Mark,
6. Penggunaan Negatif 1971).
Sitrat Titik leleh film tipis polietilena
7. Reduksi Nitrat Positif setelah mengalami biodegradasi
8. Asam dari Glukosa, berubah menjadi 210-213 °C. Hal ini
karbohidrat (uji fruktosa disebabkan struktur molekul komplek
fermentasi) tanpa gas polietilena yang telah terpotong-potong
menjadi struktur molekul yang lebih
Hasil uji identifikasi bakteri sederhana, sehingga semakin mudah
menunjukkan bahwa bakteri GT 3 yang atau cepat untuk meleleh.
diisolasi dari TPA Gunung Tugel Karakterisasi film tipis
Kabupaten Banyumas termasuk ke polietilena sebelum biodegradasi
dalam genus Acinetobacter sp. menggunakan spektrofotometer FTIR,
diukur pada bilangan gelombang 400-
Karakterisasi Polietilena 4000 cm-1 supaya spektrum gugus
Sampel polietilena dalam bentuk fungsi yang muncul dapat terlihat.
biji dibentuk menjadi film tipis. Film Spektrum infra merah polietilena
tipis polietilena dibuat dengan sebelum dan setelah biodegradasi dapat
melarutkan sejumlah biji polietilena dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
dalam pelarut xylena, yang kemudian
dicetak dalam cetakan kaca. Polietilena Hasil karakterisasi
mempunyai kelarutan yang tinggi di spektrofotometer FTIR polietilena
dalam pelarut hidrokarbon, hidrokarbon setelah biodegradasi, memperlihatkan
terhalogenasi, xylena dan dikloroetana perbedaan yang cukup jelas dengan
pada suhu tinggi (Chang, 2004). hasil karakterisasi spektrofotometer
Film tipis polietilena yang telah FTIR polietilena sebelum biodegradasi.
terbentuk dikarakterisasi dengan Analisis gugus-gugus fungsi polietilena
menggunakan spektrofotometer FTIR hasil karakterisasi FTIR dapat dilihat
dan ditentukan titik lelehnya. Film tipis pada Tabel 6.
polietilena sebelum biodegradasi
memiliki kisaran titik leleh 210-220 °C.
Kisaran titik leleh yang lebar tersebut
menunjukkan adanya bahan tambahan

103
Biodegradasi Polietilena ... (Zusfahair, dkk)

Gambar 2. Spektrum infra merah polietilena sebelum biodegradasi

Gambar 3. Spektrum infra merah polietilena setelah biodegradasi

Tabel 6. Analisis gugus fungsi.


Bilangan gelombang (cm-1) Gugus fungsi
2932,67 dan 2851,50 Alifatik (C-C)
Sebelum biodegradasi 1463,00 dan 1471,34 Metilen (CH2)
1377,43 metil (CH3)
2921,40 dan 2851,14 Alifatik (C-C)
Setelah biodegradasi 1464,60 Metilen (CH2)
1371,41 metil (CH3)

104
Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : 98-106

Menurut Sastrohamidjojo dari TPA Gunung Tugel Kabupaten


(1992), adanya gugus metilen dan metil Banyumas, mengakibatkan perubahan
dapat ditentukan dengan menganalisis secara fisik pada film tipis polietilena.
daerah serapan dari 1465 hingga 1370 Perubahan secara fisik dapat dilakukan
cm-1. Puncak tajam pada daerah dengan cara melihat secara langsung
bilangan gelombang 719,64 dan 729,98 perubahan yang terjadi pada film tipis
cm-1 yang muncul pada hasil polietilena, film tipis sebelum
spektrofotometer FTIR polietilena biodegradasi mempunyai sifat yang
sebelum biodegradasi menunjukkan tidak lentur (kaku) dan tidak mudah
jenis vibrasi untuk gugus metilen dan sobek. Film tipis polietilena setelah
metil, yaitu vibrasi goyangan. Serapan mengalami biodegradasi, polietilena ini
goyangan dalam alkana rantai lurus menjadi lentur dan mudah sobek.
muncul di sekitar 720 cm-1
(Sastrohamidjojo, 1992).
Intensitas pada daerah bilangan KESIMPULAN
gelombang untuk gugus metilen dan 1. Genus bakteri hasil isolasi dari
gugus metil dalam spektrum polietilena TPA Gunung Tugel, Kabupaten
setelah biodegradasi mengalami Banyumas yang mampu
penurunan. Hal ini menandakan bahwa mendegradasi polietilena adalah
jumlah rantai polietilena yang bakteri Acinetobacter, sp.
mempunyai serapan pada bilangan 2. Hasil biodegradasi menunjukkan
gelombang tersebut telah berkurang persentase kehilangan bobot, titik
akibat biodegradasi oleh bakteri GT 3 leleh dan intensitas pada daerah
hasil isolasi dari TPA Gunung Tugel bilangan gelombang gugus metilen
Kabupaten Banyumas. dan gugus metil untuk polietilena
Biodegradasi polietilena relatif mengalami penurunan, ini
lebih cepat dan mudah dibandingkan menandakan bahwa jumlah rantai
dengan biodegradasi plastik, karena polietilena yang mempunyai
ketebalan polietilena yang lima kali serapan pada bilangan gelombang
lebih tipis daripada plastik (Kathiresan, tersebut telah berkurang akibat
2003). Biodegradasi terhadap film tipis biodegradasi oleh bakteri GT 3.
polietilena oleh bakteri hasil isolasi

DAFTAR PUSTAKA
Bikiaris, DN., G.Z. Papageorgiou and Chang, M. 2004. Polyethylene. Journal
D.S. Achilias. 2006. Synthesis of Chemical Engineering of
and Comparative Japan. Vol. 37:1427-1435.
Biodegradability studies of three
poly(alkaline succinate)s. Hadi, S. N. 2003. Anti Sampah Plastik;
Polymer Degradation and Ancaman Polimer Sintetik Bagi
Stability. Kehidupan Manusia. Mahasiswa
www.elsevier.com/locate/polydeg Program Pasca Sarjana
stab diakses 22Januari08 11:10. Departemen Biokimia
IPB.www.angelfire.com/indie/she
foughtbravely/pengetahuan.htm
diakses 09Februari07 10:55.

105
99
Biodegradasi Polietilena ... (Zusfahair, dkk)

Kathiresan, K. 2003. Polythene and Perlakuan Mikroorganisme


Plastics-degrading Microbes from terhadap Kemudahan Degradasi
the Mangrove Soil. Rev. Biol. Poliuretan Hasil Sintesis dari
Trop 51 (3) : 629-634. Monomer Polietilen Glikol Berat
www.ucr.ac.cr diakses Molekul 400 dengan Metilen-
07Januari07 09:47. 4,4’-difenildiisosianat.
Proceeding ITB Sains &
Mardiana, D., N.M. Surdia, C.L. Teknologi. Vol.36 A, No. 1, 2004,
Radiman, E. Ratnaningsih, A. 1-9. http://www.lp.itb.ac.id/
Rosdiana. 2003 Gliserol : Sumber product/ vol36anol/rohaeti.html
Monomer Terbaharui dan diakses 7Januari07 09:15.
Pemanfaatannya sebagai Bahan
Baku Polimer Ramah Sastrohamidjojo, H. 1992. Spektroskopi
Lingkungan. Dalam Prosiding Inframerah. Liberty Yogyakarta.
Seminar Sehari 70 tahun Noer Yogyakarta.
Mansdjoeriah Surdia.
Departemen kimia Institut Silverstein, R.M., G.C. Bassler dan T.C.
Teknologi Bandung. Bandung. Morrill. 1986. Penyidikan
Spektrometrik Senyawa Organik.
Mark, H.F. 1971. Encyclopedia of Alih bahasa : A.J. Hartomo dan
Polymer Science and Technology. Anny Victor Purba. Edisi ke-4.
John Wiley and Sons Inc. New Erlangga. Jakarta.
York.
Suryati, D. 1992. Penanganan Sampah
Rohaeti, E., N. M. Surdia, C. L. Plastik. Pusat Dokumentasi dan
Radiman dan E. Ratnaningsih. Informasi Ilmiah LIPI. Jakarta.
2004. Pengaruh Dua Macam

106

You might also like