Professional Documents
Culture Documents
The research aims to obtain an overview of the operating model and the partial
joint operations conducted all law enforcement agencies in the sea, and to obtain
feedback on the sinergy operation from the perspective of their respective law
enforcement agencies at sea. Data and information such as input on the
comprehensive ideal tersinergi operation and can accommodate all interests
relevant law enforcement agencies. Descriptive qualitative research methods,
through survey research and FGD, research instruments used interviews with key
informants and non key informants. Discussion result: partial operations
conducted law enforcement agencies have strengths and weaknesses, it
becomes the input to formulate the sinergy operation, but required the
agreement so that the design optimization of sinergy operating models
established a model operation agreement between the six institutions of law
enforcement at sea that can accommodate a wide range of expectations and the
interests of all law enforcement agencies at sea. Conclusions of research are: 1.
Implementation of safety operations and safety of the waters of Indonesia and
the Indonesian jurisdiction has been implemented by six law enforcement
agencies in partial accordance Auth, 2. partial operation has strengths and
weaknesses, Strength Partial operation can be enhanced through substitution
synergy, whereas the weakness of Operations a partial gap sinergy to join forces
sinergy Joint operations, 3. To formulate the harmonitation sinergy operation, so
that the necessary harmonization sinergy operating model into operating model
supported by all law enforcement agencies in the sea to the fullest 4. For
Optimalitation and sinergy Operation need Umbrella strong law as a binder
together form the Presidential Decree or Law.
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Abstract ....................................................................................................... i
Abstrak ....................................................................................................... ii
iv
BAB III Metodologi Penelitian .................................................................. 23
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Reviving the Ocean Economy: The Case for Action – 2015,
luasNKRI dan terdiri atas 17.000 buah pulau(Junus, 2012). Jika tidak
karena akan menjadi lokus dari berbagai ancaman yang berasal dari
1
pintu masuk bagi berbagai kejahatan dan pelanggaran hukum yang
laut,yaitu TNI AL, Bakamla, Polair, PSDKP, KPLP, dan Bea Cukai.
satu sama lain, namun masih dalam koridor penegakan hukum di laut.
2
Masing-masing instansi memiliki karakteristik dan model
2015).
3
Operasi bersama ini memiliki karakteristik yang khas, dimana
pada kapal tersebut. Hal ini juga berlaku bagi unsur – unsur dari
secara maksimal.
4
Operasi Tersinergi.Perlu dilakukan wawancara mendalam/in–depth
ideal.
terkait.
5
berwenang.Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian dengan
berikut:
6
Bea Cukai Jakarta, Pangkalan PSDKP Batam, dan Polair Polda
Kepri;
1.5 SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
penyinergian operasi;
Operasi Nusantara.
1.6 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam pelaksanaan
7
2. Agar mampu memperoleh wawasan yang baik terkait
8
BAB II
yang disampaikan;
9
mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan
2.1.2 SINERGI
Dalam bahasa Indonesia, sinergi memiliki arti kegiatan
kerjasama.
10
mengandung arti kombinasi unsur atau bagian yang dapat
itu.
2.1.3 MODEL
Dalam bahasa Indonesia, Model memiliki arti pola (contoh,
11
atau dihasilkan(“Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berikut:
model marketing.
model pesawat.
12
b. Model Analog: adalah suatu model yang
perumusannya.
harga-harga tersebut.
13
c. Game teori permainan yang mengembangkan solusi-
Keamanan Laut.
14
Secara umum pengertian penegakan hukum
15
atas ketentuan hukum yang berlaku baik ketentuan hukum
16
Dalam pelaksanaan penegakan hukum di laut dibedakan
17
bidang polisionil dilakukan operasi laut sehari-hari (keamanan
1990).
18
1. Ancaman kekerasan, yaitu ancaman dengan menggunakan
sengketa kepulauan.
lain.
19
Bakamla, Dit Polair Polri, Dit KPLP Ditjen Hubla Kemenhub,
lampiran 1.
hanya bisa terjadi di laut saja dan tidak bisa terjadi di darat,
ekosistemnya
20
12. Tindak pidana narkotika dan psikotropika di dan lewat laut
13. Tindak pidana senjata api dan bahan peledak di dan lewat
laut
kejahatan dilaut.
21
Melakukan operasi/patroli sesuai dengan
kewenangan masing - masing
Pengumpulan data
mengenai bentuk
operasi/patroli
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh
23
hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Operasi yang sudah ada dan dilakukan oleh instansi penegak hukum
24
3.2.2 WAKTU PENELITIAN
PenelitianOptimalisasi Dan Sinergitas Model Operasi
25
3.3 INFORMAN PENELITIAN
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk
laut.
laut.
26
3.4 JENIS, TEHNIK, DAN ALAT PENGUMPUL DATA
3.4.1 JENIS DATA
Data diperoleh langsung dari informan penelitian melalui
informan kunci.
berikut:
a. Wawancara (interview)
27
Pangkalan PLP Jakarta, Kepala dan Pejabat Pangkalan
b. Dokumentasi
yang dilaksanakan.
ini adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu data yang telah
28
terkumpul dilapangan berupa kata-kata dari berbagai sumber
penelitian.
29
Gambar 3.1 Desain Penelitian
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
berikut:
pengendalian.
31
- Operasi Bersama Keamanan Laut Luar Negeri
32
Boat, 3 kantor zona maritim (Batam, Manado, dan Ambon),
lampiran 2).
33
yang diberi nama sandi Ops Patkor Indindo, dan Operasi
III (Pam ALKI II/III) yang diberi nama sandi Kilat Mandau –
Ausindo.
34
yang dilaksanakan oleh Polri secara rutin setiap hari dan
4).
35
5388 personil pada seluruh Polda dan Polres Perairan di
seluruh Indonesia.
melakukan pelaporan.
36
Tahapan berikutnya adalah tahap Pengorganisasian
37
d. Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP)
Papua).
Malaysia);
38
3. Kapal berbendera Indonesia eks asing yang melakukan
laut;
39
Operasi Bersama dengan Instansi Terkait Dalam
hasil Operasi.
40
e. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (BC)
- Rutin;
- Khusus, meliputi:
o Targeting patrol;
41
o Koordinasi dengan Administrasi Pabean negara lain
Optima;
negara.
Patkor Kastima.
42
Rupiah dan potensi kerugian negara mencapai 14,5 miliar
Rupiah.
penindakan.
bersifat khusus.
43
terdiri atas 7 unit kapal kelas 1, 14 unit kapal kelas 2, 40 unit
kapal kelas 3, dan 400 unit kapal kelas 4, dan kapal kelas 5.
lampiran 7).
44
pencegahan kegiatan bongkar muat narkotika dan obat-
Laut
Negeri
45
Instansi Jumlah dan Tipe Unsur Jenis Operasi
Terkoordinasi
- Satgas Tindak/Satgas
Operasi Kepolisian
Kewilayahan
- Operasi Kerjasama
dengan Pemda
khusus dan
Kemanusiaan)
46
Instansi Jumlah dan Tipe Unsur Jenis Operasi
Laut:
47
b. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) –
Gugus Keamanan Laut (Guskamla)
Model Operasi tersinergi menurutTNI AL:
48
Gambar 4.4Model Operasi Tersinergi Menurut PSDKP
49
4.2 TEMUAN MASALAH
Berdasarkan Data dan Informasi hasil penelitian sesuai
a. MasalahPenegakanHukum Di Laut
50
terkait untuk mendukung Operasi Bersama. Operasi bersama
pelanggaran/kejahatan.
51
terintegrasimenjadi titik lemah sistem keamanan dan keselamatan
52
Operasi Tersinergi yang komprehensif dan terpadu meliputi
Indonesia; dan
Laut.
secara optimal.
53
b. Masalah Kewenangan
Indonesiatelahjelaspengaturannyadantidaktumpangtindih.
kewenangan masing-masing
instansitelahcukupjelaspemilahannya,dantelah dituangkan
denganbidang danlingkuptugasnyamasing-masing.Namundalam
adanyatumpangtindihpelaksanaankewenangan,khususnya dalam
pidanadan pelanggaranyang
54
ditanganikarena tidakadainstansiterkaityang merasa
c. MasalahPenyinergian
perairanIndonesia danYuridiksi
Indonesiatelahterlaksanasecaraoptimal.
Dariuraiandalambab-babterdahuludiketahui
bahwaadatingkatan penyinergian
tersinergi;
55
3. Sinergi padatingkat operasional di lapangan(Low
danbadanperadilan.Walaupun prosesdan
mekanismenyasudahcukupjelas
d. MasalahOptimalisasi
optimal.
56
Darihasil penelitian dan studi literatur terhadap instansi
dijelaskandiatas.
57
jawabkan terkait pelaksanaan operasi / patroli sesuai tupoksi
masing masing.
kurang maksimal.
58
mendukung secara maksimal Operasi parsial tersinergi dan
Maritime;
besar.
terwujud;
59
dapat dijadikan landasan hukum yang kuat dalam menggelar “
literatur dan studi empirik serta hasil pembahasan lebih lanjut terkait
hukum dilaut yang memiliki unsur kapal kapal patroli (TNI AL,
berikut:
1. Kekuatan
60
o Operasi Parsial dalam penegakan hukum dilaut oleh masing
kepabeanan.
pelayaran.
61
Undang yang menyangkut tugas dan tanggung jawab
masing, misalnya :
penegakan hukum.
62
- Model dan Pola Operasi parsial yang dilaksanakan Polair,
ketertiban masyarakat.
perikanan.
pelayaran.
63
rutin yang bersifat lokal( dilaksanakan secara kewilayahan
2. Kelemahan :
dilaut.
masing masing.
64
o Operasi parsial yang dilaksanakan masing masing instansi
65
hukum, dan berbagai tindak pelanggaran dan kejahatan
negara.
66
prioritas. Dalam hal ini, terdapat rumusan beberapa strategi:
bertahap.
67
2. MengintegrasikanSarana Pengawasan Maritim
Untuk meningkatkan sistem keamanan maritim Indonesia,
68
dengan merevisi aturan perundang-undangan yang lebih
4. Optimalisasi Patroli
Optimalisasi sarana prasarana dalam mendukung kapal-
laut yang kaya akan SDA dan selat yang rawan terhadap
69
senantiasa terjalin dengan baik, dimana informasi real time
penuntutan.
70
1. Perencanaan Operasi.
Perencanaan operasi meliputi proses dimana komandan
kekuatan meliputi:
i. Unsur Tugas
ii. Satuan Tugas
71
d) Penggunaan kekuatan dalam operasi sesuai tugas tingkat
1. Pengintaian.
Usaha pengintaian untuk mendapatkan informasi tentang
(1) Posisi; (2) Komposisi dan informasi sasaran; dan (3) Sifat
kegiatan.
sasaran.
2. Pengembangan Operasi
72
Terdiri dari pemusatan kekuatan dari berbagai pangkalan
i. Intelijen/pengintaian laut
ii. Pengamanan/pengrahasiaan gerakan komposisi/formasi
untuk mencapai faktor pendadakan dan mempersulit
kegiatan intelijen lawan.
i. Pembekalan
ii. Pemeliharaan dan perbaikan
iii. Penyediaan fasilitas
73
e. Pelaksanaan Komando dan Pengendalian (Kodal)(Konsep
Operasi) Terintegrasi
operasi;
74
f. Pengakhiran/Penyelesaian Operasi Kamla(Konsep Operasi)
Terintegrasi
- Pengintaian lanjutan
75
BAB V
5.1 KESIMPULAN
1. Operasi keamanan dan keselamatan diperairan Indonesia dan
penegak hukum dilaut yang memiliki unsur kapal kapal patroli (TNI
76
penyinergian model operasi. Payung Hukum yang kuat dapat
5.2 SARAN
1. Diperlukan aturan turunan perundang undangan yang kuat
hukum dilaut.
77
dan informasi, sinergi sistem surveylance, sinergi gelar operasi,
dsb.
aktual.
78
Hukum di Laut dengan membuka ruang Komunikasi dan Diskusi
sistem data dan informasi yang selalu aktual, cepat terakses serta
misalnya :
alutsiskamla.
79
terkini terkait modus kejahatan dan pelanggaran dilaut meliputi
80
DAFTAR PUSTAKA
Kelima.
Jakarta.
Kelompok, K., Visi, K., & Rasa, D. A. N. (2006). Peran Variabel Perilaku
Nasional.
from
http://fh.hangtuah.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&
id=87:artikeltrialku&catid=32:akademika&Itemid=47
81
Sondakh, B. K. (2004). Pengamanan Wilayah Laut Indonesia. Jurnal
82
83