You are on page 1of 120

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


Jakarta, 2013
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 i
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 i
ii LAPORAN Tahunan Kkp 2013
Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan
Perikanan Tahun 2013 dapat tersusun. Laporan Tahunan KKP Tahun 2013 ini
merupakan gambaran dan informasi sejumlah pelaksanaan program dan kegiatan
dalam mendukung sasaran strategis pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun
2013.

Secara umum program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan pada
Tahun 2013 telah dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran. Hal ini menjadi
modal dasar untuk lebih mengembangkan pembangunan kelautan dan perikanan di
tahun 2014 dan masa mendatang.

Dengan telah disusunnya Laporan Tahunan KKP Tahun 2013, diharapkan dapat
diperoleh umpan balik yang bermanfaat bagi perbaikan kinerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Berkaitan dengan hal tersebut, masukan dan saran
perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak
atas tenaga dan pikirannya sehingga Laporan Tahunan KKP Tahun 2013 dapat
disusun dan diterbitkan.

Kepala Biro Perencanaan

Ir. Nilanto Perbowo M.Sc

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 iii


Daftar Isi
BAB 1 | Pendahuluan
Arah Kebijakan
Pembangunan Kelautan
dan Perikanan Tahun 02
2013
Latar Belakang 02
Rencana Kinerja KKP 03
Tahun 2013
Sistematika Penyajian 04

BAB 2 | Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola


Perencanaan Program dan Kegiatan 06
Produk Hukum dan Tata Kelola Organisasi 09
Pembinaan SDM 10
Dukungan Teknis 10
Pengelolaan Keuangan 11
Kerja sama Internasional dan Kelembagaan 11
Penyerasian Data dan Statistik 12

BAB 3 | Penanggulangan Kemiskinan


Pembangunan KP Berbasis Kawasan Melalui Minapolitan 14
Peningkatan Kehidupan Nelayan 26
Pemberdayaan Masyarakat Melalui PNPM MKP 35

BAB 4 | Ketahanan Pangan


Industrialisasi Perikanan Tangkap 40
Revitalisasi Tambak Perikanan Budidaya 46
Pengawasan Sumberdaya Laut dan Perikanan 50
Penelitian dan Pengembangan IPTEK pada Industrialisasi KP 53

BAB 5 | Lingkungan Hidup dan


Pengelolaan Bencana
Konservasi Kawasan Perairan dan Laut 60
Penambahan Luas Kawasan Konservasi Perairan Tahun 2013 60
Pengelolaan Tata Ruang Laut dan Pesisir 62

iv LAPORAN Tahunan Kkp 2013


BAB 6 | Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar
dan Pasca Konflik
Pengelolaan Pulau-pulau Kecil 64
Pulau Kecil Terfasilitasi Penyediaan Infrastruktur 64
Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) 64

BAB 7 | Program Direktif


Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua
Barat (P4B) 68
Prioritas Pembangunan Nasional yang dipantau UKP4 69
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 70

BAB 8 | Kinerja Keuangan/Anggaran 73

BAB 9 | Capaian
Indikator Kinerja Utama 77
Opini BPK 79
Penilaian SAKIP 79
Pelayanan Publik 79
Penghargaan 79

BAB 10 | Permasalahan
Pelaksanaan program/kegiatan 82
Tindak lanjut 83
Penganggaran 84

BAB 11 | Penutup 86

lampiran 88

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 v


Daftar Tabel
Tabel Hal
1 Target Kinerja Tahun 2013 xv
2 Succes Story Minapolitan Perikanan Tangkap 14
3 Dukungan Anggaran Pendidikan pada Minapolitan 20
4 Dukungan Pelatihan pada Minapolitan 21
5 Dukungan Sarpras P2HP pada PKN 25
6 Rekapitulasi Alokasi Anggaran Program PKN Tahun 2011 – 2013 30
7 PNPM Mandiri KP Tahun 2011-2013 31
8 Produksi Budidaya per Komoditas 33
9 Jumlah Dokumen Izin yang Diterbitkan 42
10 Perkembangan Penerbitan Perizinan Kapal INKA MINA 42
11 Produksi Bibit Rumput Laut sampai dengan Bulan 46
September 2013
12 Produksi Benih Ikan Tahun 2013 47
13 Rekapitulasi Kapal Ditangkap Melalui Operasi Mandiri Kapal 51
Pengawas SDKP maupun Operasi Bersama Instansi Terkait dan
Negara lain Tahun 2005-2013
14 Jumlah Kasus Pelanggaran dan Jenisnya Tahun 2013 52
15 Perkembangan Pencadangan Kawasan Konservasi 60
16 Luas dan Tipe Kawasan Konservasi Perairan s.d Tahun 2013 62
17 Pekerjaan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2013 65
18 Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat 67
Tahun 2012-2013
19 Penilaian Kemajuan Proyek 73
20 Realisasi Anggaran per Program KKP Tahun 2013 74
21 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 78

vi LAPORAN Tahunan Kkp 2013


1
Gambar
Nilai AKIP KKP Tahun 2008 s.d 2013
Hal
1
Daftar
2
3
4
Piagam Tahun 2012: B
Piagam Tahun 2013 : A
Penyusunan Balanced Scorecard Bersama
2
2

2
Gambar
Menteri KP
34 Kebijakan Industrialisasi Perikanan Tangkap 38
5 Paparan SAKIP KKP oleh Menteri KP 3
35 Strategi Industrialisasi Perikanan Tangkap 38
6 Perkembangan Jumlah Anggaran KKP Tahun
3 36 Produksi Tuna Tongkol Cakalang di 5 Lokasi
2010 – 2014 39
Percontohan
7 Menteri Kelautan dan Perikanan Melakukan
Penyerahan DIPA Tahun 2013 Kepada Selu- 4 37 Pemasaran TTC Kualitas Ekspor (atas) dan
40
ruh KPA pada 11 Desember 2013 TTC Pasar Lokal (bawah)

8 Penandatanganan Pakta Integritas Tim Pen- 38 Rencana Pengembangan PPN Pelabuhanratu 41


gadaan CPNS KKP Tahun 2013 pada Tanggal 7 39 Capaian Produksi TTC di Lima Lokasi Per-
30 September 2013 42
contohan
9 Konsep Desain Gedung KKP 7 40 Capaian Nilai Produksi TTC di Lima Lokasi
43
10 Kerja Sama KKP yang Ditindaklanjuti Tahun Percontohan
9
2012 s.d 2013 41 Capaian Produksi TTC Berdasarkan Kelas
43
11 Total Pemberitaan KKP Tahun 2013 10 Mutu di Lima Lokasi Percontohan

12 Peta Lokasi Rencana Minapolitan Perikanan 42 Revitalisasi Tambak Udang 2013 44


12
Tangkap Tahun 2011-2014 43 Alokasi Sarana Produksi Tambak Industrial-
45
13 Ruang Lingkup Industrialisasi dan Minapoli- isasi Udang
13
tan Kelautan dan Perikanan 44 Produksi Udang di 7 Provinsi Lokasi Revital-
45
14 Pelabuhan Perikanan di Indonesia 13 isasi Tambak

15 Pembuatan Tambak di Kawasan Minapolitan 15 45 Aktivitas Pengepakan Rumput Laut Ekspor 47

16 Pembuatan Saluran Tambak di Kawasan 46 Fokus Lokasi Industrialisasi Perikanan Budi-


15 48
Minapolitan daya di Kab. Sumbawa

17 Tambak di Kawasan Minapolitan 16 47 Tambak Budidaya Udang dengan Teknologi


49
Demfarm, Sulawesi Selatan
18 Pengawasan SDKP di Kawasan Minapolitan 17
48 Pemeriksaan Kapal untuk Penerbitan SLO
19 Zonasi WP3K Kab. Buleleng 18 50
Pemeriksaan Kapal untuk Penerbitan SLO
20 Skema Dukungan Pengembangan SDM pada 49 E-logbook 54
19
Minapolitan
50 Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan per
21 Dukungan Pendidikan pada Minapolitan 19 55
Desember 2013
22 Dukungan Penyuluhan pada Minapolitan 21 51 Strain Udang Vannamei Respon Kekebalan 55
23 Alokasi Kapal Inka Mina 22 52 Penebaran dan panen Kantong Rumput Laut
56
24 Sarana Penangkapan Ikan di Lokasi PKN 23 Berkarbon (KRLB)

25 Lokasi PUMP Perikanan Tangkap 24 53 Aneka Olahan Rumput Laut 57

26 Lokasi PUMP P2HP 26 54 Pengolahan Garam 58

27 Lokasi Bantuan Sistem Rantai Dingin 26 55 Kegiatan Praktek Taruna Tahun 2013 59

28 Lokasi Pembangunan Cold Storage 27 56 Kegiatan Praktek Pelatihan Bagi Pelaku 59

29 Lokasi Pembangunan Pabrik Es dan Mesin 57 Kegiatan Sekolah Lapang (Teaching Factory) 59
28
Pembuat Es 58 Evakuasi Tsunami Mendaki Bukit di Kabu-
30 Lokasi Sarana Pemasaran Bergerak Roda paten Pacitan (atas); Infrastruktur Pelindung 66
29 Pantai di Kabupaten Cirebon (bawah)
Tiga
31 Alokasi PUMP Tahun 2011-2013 32 59 Konsep Pengembangan Koridor Ekonomi –
71
MP3I
32 Pembuatan Kolam Budidaya bantuan PUMP 34
60 Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Koridor
33 Lokasi Percontohan Industrialisasi Perikanan 72
36 Ekonomi Sulawesi
Tangkap
61 Perkembangan Validasi MP3EI Koridor Eko-
72
nomi Sulawesi
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 vii
Ringkasan
Tahun 2013 merupakan tahun keempat memasuki RPJMN tahun 2010 – 2014, satu tahun
sisa waktu menjelang periode akhir RPJMN dan masa kritis memasuki tahap akhir perode
pembangunan jangka menengah untuk mengevaluasi dan menilai hasil kinerja pembangunan
kelautan dan perikanan. Dengan sisa waktu yang ada diperlukan berbagai masukan untuk
menyiasati penuntasan target capaian RPJMN.
Secara ringkas dapat dilihat prestasi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2013 yang
telah dilaksanakan adalah:

a. Minapolitan berbasis kawasan:


Minapolitan bidang perikanan tangkap dilakukan di 57 kawasan dengan jumlah
dukungan anggaran sebesar Rp492,494 miliar dan didukung oleh 22 K/L, untuk
perikanan budidaya dilaksanakan di 87 kabupaten.
b. PKN telah dilaksanakan di 33 provinsi dengan berbagai kegiatan meliputi:
• Bantuan Kapal Inka Mina sebanyak 75 unit yang tersebar di beberapa kab/kota,
bantuan konversi dari BBM ke gas ditargetkan 200 unit.
• Bantuan Sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran;
• BLM melalui PUMP perikanan tangkap, perikanan budidaya dan Poklahsar.
c. PNPM MKP:
Bantuan langsung masyarakat dan kelompok melalui program PUMP, PUGAR dan
PDPT untuk 12.021 kelompok, pembangunan kapal perikanan ukuran 30 GT sebanyak
208 unit; pembangunan pelabuhan perikanan di 35 lokasi; sertifikasi unit pembenihan
perikanan budidaya sebanyak 7100 sertifikasi CBIB; Luasan konservasi menvapai
500.000 ha dan pelaksanaan one map policy yang telah berjalan.
d. Dukungan untuk industrialisasi perikanan
Industrialisasi terdiri dari empat fokus, yaitu: perikanan tangkapan dengan komoditas
tuna, tongkol, dan cakalang, perikanan budidaya dengan komoditas udang, bandeng,
rumput laut, patin; pengolahan hasil perikanan dengan komoditas pindang, dan garam.
• Industrialisasi perikanan tangkap mempunyai fokus di 5 lokasi percontohan, yaitu:
1) PPS Bungus (Kota Padang), 2) PPS Nizam Zachman (Jakarta Utara), 3) PPN
Pelabuhanratu (Kab. Sukabumi), 4) PPS Bitung (Kota Bitung), dan 5) PPN Ambon
(Kota Ambon);
• Revitalisasi tambak udang terdapat di 5 provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa
Timur, NTB, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Sarana yang dialokasikan untuk
industrialisasi udang di antaranya: kincir, pompa, genset, dan plastik mulsa.
• Telah dibangun 1 unit Kapal Pengawas berukuran ±30 m melalui APBN.
• Litbang KP : Peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI) memberikan
informasi tentang lokasi potensi daerah penangkapan ikan, Perakitan strain udang
vannamei tahan penyakit dan cepat tumbuh, teknologi sederhana pemurnian
garam.
e. Pengelolaan Lingkungan
• Penambahan luas kawasan konservasi perairan yang dikelola 500.000 ha.
• Pengelolaan pulau-pulau kecil di 97 pulau.
• PDPT di 22 kabupaten/kota yang terdiri dari 66 desa/kelurahan/nagari.
f. Informasi Geospasial Tematik
Sudah dibangun one map sebagai informasi geospasial secara partisipatif dan
kolaborasi untuk menuju one reference, one standard, one database dan one geoportal. 

viii LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Daftar Singkatan
1 ADB : Asian Development Bank
2 AKIP : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3 APBN : Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara
4 BIG : Badan Informasi Geospasial
5 BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
6 BBI : Balai Benih Ikan
7 DAK : Dana Alokasi Khusus
8 GPRS : General Packet Radio Service
9 GT : Gross Tonnage
10 IGT : Informasi Geospasial Tematik
11 IDB : Islamic Development Bank
12 IFAD : International Fund for Agricultural Development
13 IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
14 KE : Kawasan Ekonomi
15 KIA : Kapal Ikan Asing
16 KII : Kapal Ikan Indonesia
17 KMP : Kelompok Masyarakat Perikanan
18 KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan
19 Kemen. PU : Kementrian Pekerjaan Umum
20 Kemen. ESDM : Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
21 KIPM : Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu
22 KTT : Konferensi Tingkat Tinggi
23 KUGAR : Kelompok Usaha Garam Rakyat
24 KUB : Kelompok Usaha Bersama
25 KUR : Kredit Usaha Rakyat
26 KKP-E : Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
27 MP3EI : Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia
28 MP3KI : Masterplan Perluasan dan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Indonesia
29 NTB : Nusa Tenggara Barat
30 NTT : Nusa Tenggara Timur
31 PDPT : Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
32 PKN : Peningkatan Kehidupan Nelayan
33 PLN : Pinjaman Luar Negeri
34 PHLN/HLN : Pinjaman dan Hibah Luar Negeri / Hibah Luar Negeri
35 PNBP : Pinjaman Negara Bukan Pajak
36 PNPMMKP : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan
37 PPN : Pelabuhan Perikanan Nusantara
38 P4B : Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat
39 PPDPI : Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 ix
40 PPP : Pelabuhan Perikanan Pantai
41 PPI : Pangkalan Pendaratan Ikan
42 PPK : Pulau-pulau Kecil
43 PUD : Perairan Umum Daratan
44 PPS : Pelabuhan Perikanan Samudera
45 PPTK : Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak
46 PUGAR : Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
47 PUMP PT : Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Tangkap
48 PUMP PB : Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya
49 PUMP P2HP : Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pemasaran dan Pengolahan Hasil
Perikanan
50 POKDAKAN : Kelompok Pembudidaya Ikan
51 PKN : Peningkatan Kehidupan Nelayan
52 PDPT : Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
53 POKLAHSAR : Kelompok Pengolah dan Pemasar
54 PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
55 UKM : Usaha Kecil dan Menengah
56 UPI : Unit Pengolah Ikan
57 UPT : Unit Pelaksana Teknis
58 UPR : Unit Pembenihan Rakyat
59 SDI : Sumber Daya Ikan
60 SDKP : Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
61 SIG : Sistem Informasi Geospasial
62 SIKPI : Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan
63 SIPI : Surat Izin Penangkapan Ikan
64 SIUP : Surat Izin Usaha Penangkapan
65 SIUP : Surat Izin Usaha Perikanan
66 SPIP : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
67 SPDN : Solar Package Dealer Nelayan
68 TGR : Tuntutan Ganti Rugi
69 TPI : Tempat pelelangan Ikan
70 TTC : Tuna, Tongkol, dan Cakalang
71 WTP : Wajar Tanpa Pengecualian
72 WPP : Wilayah Pengelolaan Perikanan
73 ZEE : Zona Ekonomi Ekslusif

x LAPORAN Tahunan Kkp 2013


1
Pendahuluan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 1


1.1. Latar Belakang
Dua faktor sebagai pengaruh dalam pengambilan kebijakan dalam pengelolaan pembangunan
kelautan dan perikanan, pertama faktor perubahan dinamis global dan regional yang sangat
menuntut kelestarian lingkungan dan pengurangan pengaruh emisi global. Kedua tuntutan
masyarakat yang semakin kuat dan beragam sebagai ujud dari keterbukaan dan akuntabilitas
pengelolaan pemerintahan, yang diantara keduanya kadang juga terjadi pertentangan karena
bertolak belakang.
Dengan visi dan misi yang telah diperbaharui, KKP telah berupaya untuk merangkum akan
tuntutan masyarakat yang semakin sadar akan pemenuhan kebutuhan dengan tetap menjaga
ketersediaan sumberdaya perikanan dan kelautan dengan pemanfaatan secara arif dan
bijaksana sebagaimana tuntutan global.
Sebagaimana tujuan yang akan dicapai untuk mewujudkan visi dan misi kementerian,
pertama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan, kedua
berkembangnya diversifikasi dan pangsa pasar dan ketiga pengelolaaan sumberdaya kelautan
dan perikanan berkelanjutan, KKP juga telah:
• Menetapkan program industrialisasi kelautan dan perikanan untuk memberikan nilai
tambah pada produk hasil perikanan dan kelautan serta;
• Melaksanakan konsep blue economy dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan yang berorientasi pada pelestarian sumber daya yang akan memberikan
manfaat pada ekonomi masyarakat dan lingkungan yang lestari.
Selama tahun 2013 berbagai program dan kegiatan kelautan dan perikanan telah dilakukan
dengan baik sesuai dengan konsep program/kegiatan yang telah ditetapkan berupa dokumen
penetapan kinerja dan rencana kerja tahun 2013, yang selaras dengan RPJMN dan Renstra
KKP 2010-2014. Kemudian produk-produk pembangunan kelautan dan perikanan yang telah
dihasilkan selama tahun 2013 didokumentasikan di dalam laporan, yang diharapkan buku
laporan ini dapat sebagai bahan informasi, yang berisikan tentang pelaksanaan pencapaian
program/kegiatan beserta hasilnya, permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan dan
langkah pemecahannya selama satu tahun.

1.2. Tujuan
Sebagai alat dokumentasi produk pembangunan KP yang telah dihasilkan selama tahun 2013,
yang diharapkan bisa menjadi informasi rujukan dan umpan balik perencanaan ke depan.
Sekaligus sebagai pembelajaran kepada masyarakat dengan menyerap dan mempelajari
informasi tentang kemajuan kelautan dan perikanan.

1.3. Arah Kebijakan Pembangunan


Kelautan dan Perikanan Tahun 2013
Visi pembangunan kelautan dan perikanan adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang
berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.Untuk mewujudkan visi
pembangunan KP, terdapat 3 misi pembangunan KP, yaitu : (i) Mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan; (ii) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk
kelautan dan perikanan dan (iii) Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumber
daya kelautan dan perikanan. Sasaran strategis pembangunan KP yaitu :
• Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan;
• Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang bernilai tambah;

2 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


• Meningkatnya pemasaran produk kelautan dan perikanan di dalam dan luar negeri;
• Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan;
• Meningkatnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP;
• Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif;
• Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan
dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu;
• Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum;
• Tersedianya SDM KKP yang kompeten dan profesional;
• Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses;
• Terwujudnya good governance dan clean government.

Dalam pelaksanaan prioritas pembangunan tersebut kebijakan pembangunan kelautan dan


perikanan tahun 2013 diarahkan untuk:
• Peningkatan daya saing perikanan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi, dan
nilai tambah produk.
• Pengembangan dan pengawasan sistem jaminan mutu dan ketertelusuran
(traceability) produk hasil perikanan dan jaminan ketersediaan bahan baku industri.
• Pengembangan sumber daya manusia dan iptek kelautan dan perikanan.
• Peningkatan kesejahteraan nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil
perikanan.
• Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sektor kelautan dan perikanan di
Koridor Ekonomi.
• Konservasi dan rehabilitasi sumber daya kelautan dan perikanan serta pengelolaan
pulau-pulau kecil dan upaya adaptasi dan mitigasi bencana dan perubahan iklim
untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
• Pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

1.4. Rencana Kinerja KKP Tahun 2013


Dari beberapa sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan bidang kelautan dan
perikanan, telah ditetapkan target kinerja pada tahun 2013, yaitu:

Tabel 1. Target Kinerja Tahun 2013


1 Pertumbuhan PDB Perikanan 7%
2 Produksi perikanan 17,49 juta ton
• Perikanan tangkap 5,862 juta ton
• Perikanan budidaya 13,02 juta ton
Produksi garam rakyat 0,545 juta ton
3 Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan 110
4 Nilai ekspor hasil perikanan USD 4,5 miliar
5 Tingkat Konsumsi ikan dalam negeri 35,14 kg per kapita
6 Jumlah kasus penolakanekspor hasil perikanan dibawah 10 kasus
per negara mitra
7 Luas Kawasan KonservasiPerairan (KKP) yang dikelola 3,6 juta ha
secara berkelanjutan dan penambahan kawasan (penambahan 500 ribu ha)
8 Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau kecil terluar 60 pulau
yang dikelola
9 Persentase wilayah perairan yang bebas IUU Fishing dan 41%
kegiatan yang merusak sumberdaya KP

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 3


Sesuai dengan skala prioritas pembangunan nasional kegiatan utama yang dilakukan sebagai
berikut:
• Industrialisasi kelautan dan perikanan di kawasan Minapolitan dengan pendekatan
ekonomi biru/blue economy
• PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan dan Program PKN dalam rangka pelaksanaan
MP3KI
• Pengembangan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan, termasuk dalam
rangka mendukung MP3EI di 3 Koridor Ekonomi, Percepatan Pembangunan Papua-
Papua Barat, NTT, dll
• Penguatan litbang dan peningkatan kapasitas SDM KP serta penguatan penyuluhan
• Pengembangan karantina ikan dan pengendalian mutu
• Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
• Pengembangan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau
kecil terluar
• Pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan

1.5. Sistematika Penyajian


Laporan tahunan ini disusun bertujuan memberikan informasi kegiatan Kementerian Kelautan
dan Perikanan selama tahun 2013, dengan sistematika penyajian laporan sebagai berikut:
• Ringkasan, pada bagian ini disajikan sasaran dan capaian pelaksanaan kegiatan.
• Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan latar belakang, Perencanaan / Tapja
Kementerian Kelautan Perikanan Tahun 2013, pada bab ini disajikan rencana kinerja,
penetapan kinerja kementerian tahun 2013, gambaran singkat mengenai program
dan kegiatan KKP selama tahun 2013 serta target sasarannya.
• Bab II – Bab VII Pelaksanaan Kegiatan Kelautan Perikanan Tahun 2013, yang terdiri
dari pelaksanaan program dan kegiatan KP sesuai dengan Prioritas Pembangunan
Nasional yang berisikan tentang capaian kegiatan tahun 2013 dan pelaksanaan
anggaran selama tahun 2013.
• Bab VIII Kinerja Keuangan/Anggaran
• Bab IX Capaian
• Bab X Permasalahan, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang
permasalahan yang dihadapi selama tahun pelaporan.
• Bab XI Penutup.
• Lampiran

4 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


2
Reformasi
Birokrasi dan
Tata Kelola

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 5


2.1. Perencanaan Program dan Kegiatan
Pengelolaan kinerja diibaratkan sebagai titik simpul memasuki rumah besar sebuah organisasi
dalam mengelola kompleksitas rumah tangganya. Pertanyaannya apakah masing-masing
komponen anggota sudah berjalan sesuai fungsinya dalam menuju tujuan utamanya atau
visi membangun organisasi. Bertitik tolak dari situlah, KKP melakukan beberapa perbaikan
mekanisme sistem perencanaan program dan kegiatan yang dilakukan dalam konteks sistem
yang sudah berjalan, sebagai upaya perbaikan akuntabilitas kinerja kementerian menuju
berbudaya kinerja tinggi (excellent). Jika mengikuti kriteria tingkat pengelolaan kinerja
Kementrian PAN dan RB peringkat tertinggi Memuaskan (kriteria AA), pada peringkat
tersebut suatu organisasi/unit mempunyai ciri-ciri memimpin perubahan, 100% berbudaya
kinerja, berkinerja tinggi, akuntabel dan perlu terus berinovasi. Peringkat nilai AKIP KKP pada
tahun 2013 mendapatkan penilaian Sangat Baik satu peringkat di bawah Memuaskan, yaitu
kriteria A dengan nilai 75,56. Dengan nilai ini Kementrian PAN dan RB menganggap KKP
sudah mempunyai akuntabilitas kinerja yang baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang
andal, menggunakan knowledge management untuk membangun budaya berkinerja dan perlu
banyak inovasi. Lapisan aspek AKIP yang dinilai ada lima mulai perencanaan, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, capaian kinerja dan pelaporan kinerja.

Gambar 1. Nilai AKIP KKP Tahun 2008 s.d 2013

Gambar 2. Piagam Tahun 2012: B Gambar 3. Piagam Tahun 2013 : A

6 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Perbaikan AKIP KKP dilakukan melalui
1). Penerapan Pengelolaan Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard (BSC)
BSC berfungsi ganda pada pengelolaan kinerja kementerian sebagai alat menejemen
dan juga alat strategi perencanaan program dan kegiatan, dimulai dari pertama:
penyusunan perencanaan berupa penetapan IKU, sasaran strategis level 0 sampai
level IV dan penetapan kinerja (Tapja); kedua: pengukuran kinerja dan ketiga:
pelaporan kinerja.

Gambar 4. Penyusunan Balanced Scorecard Bersama Menteri KP

Di depan menteri PAN dan RB, 23 Agustus 2013

Gambar 5. Paparan SAKIP KKP oleh Menteri KP

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 7


2). Alokasi Anggaran KKP. Total anggaran pembangunan yang telah digelontorkan
untuk KKP dalam periode tahun 2010 – 2014 sebesar Rp28,43 triliun, angka ini
termasuk penghematan dan tambahan anggaran yang terjadi setiap tahun atau
persentasenya 94,15% dari pagu baseline pada RPJMN 2010 – 2014.

Gambar 6. Perkembangan Jumlah Anggaran KKP Tahun 2010 - 2014

Gambar 7. Menteri Kelautan dan Perikanan Melakukan Penyerahan DIPA


Tahun 2013 Kepada Seluruh KPA pada 11 Desember 2013
3). Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
KKP telah menggunakan sistem informasi untuk perencanaan, monitoring
dan evaluasi kinerja, dengan membangun beberapa sistem aplikasi informasi,
antara lain:
a. SIMPERJAKA (Sistem Informasi Manajemen Penetapan Kinerja dan Rencana
Kinerja Tahunan);
b. SIMETA (Sistem Informasi Manajemen Monitoring dan Evaluasi Penetapan
Kinerja);
c. SIRENDAK (Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Dana Alokasi
Khusus);
d. SIDAK (Sistem Informasi Manajemen Monitoring dan Evaluasi Dana Alokasi
Khusus).

8 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Sistem informasi kinerja tersebut digunakan untuk melakukan pengumpulan data capaian
indikator kinerja, yang perhitungannya dilakukan secara berkala setiap tiga bulan mulai dari
tingkat kementerian berupa IKU sampai dengan tingkat indikator kegiatan setingkat eselon
dua.

2.2. Produk Hukum dan Tata Kelola Organisasi


Dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian dilakukan beberapa pembenahan
menejemen organisasi dan dilengkapi dengan aturan-aturan berupa produk hukum untuk
menuju birokrasi yang efisien dan fleksibel. Bertolak dari hal tersebut KKP melakukan
beberapa kegiatannya berupa penataan peraturan perundangan-undangan;pelaksanaan
audit organisasi dan; pelaksanaan RB.

Pertama: Penataan Peraturan Perundangan-Undangan


Selama tahun 2013 produk hukum yang telah dikeluarkan berupa Kepmen dan Permen
total sebayak 348 peraturan dengan rincian produk Permen sebanyak 29, Kepmen
sebanyak 52, Kepmen-SJ sebanyak 249 dan Kep. Sekretaris Jenderal 18. KKP juga
memberikan dukungan pada penyusunan peraturan perundang-undangan lintas sector
berupa RUU untuk: Pemerintahan Daerah, Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan,
Perdagangan, Landas Kontinen, Perairan, Pembagian Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Pemerintah Daerah Aceh.

Kedua: Pelaksanaan Audit Organisasi


Dari pelaksanaan audit organisasi dapat disimpulkan menyangkut organisasi KKP yaitu:
• Tiga skenario usulan penataan organisasi KKP
• Pentingnya dikembangkan struktur yang menangani pemberdayaan masyarakat
(People Centre Development).
• Perampingan struktur KKP
• Penataan nomenklatur
• Penguatan pemberdayaan

Ketiga: Pelaksanaan RB
Telah dicapai dari tahapan reformasi birokrasi di KKP meliputi:
• Perubahan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, sebagai Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi;
• Percepatan Penyelesaian Peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP
sebanyak 348 buah.
• Percepatan ratifikasi WCPFC, ratifikasi CTI, ratifikasi PSM.
• Pelaksanaan audit/evaluasi organisasi tahun 2013 oleh tim konsultan independen.
• Penyusunan SOP KKP berjumlah 3.689 SOP.
• Pembangunan 11 modul sistem informasi kinerja dalam rangka percepatan
reformasi birokrasi KKP.
• Penerapan BSC
• Pembangunan Sistem Penilaian Kinerja Individu (Sipkindu) dengan menggabungkan
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan BSC
• Rekrutmen PNSsecara terbuka dengan menggunakan Computer Assissted Test (CAT)
• Penerapan Open bidding untuk Pengisian Jabatan Eselon II
• Penyusunan Standar Kompetensi
• Penerapan Uji Kompetensi (Assessment Jabatan Struktural) untuk pejabat eselon II,
III, dan IV
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 9
2.3. Pembinaan SDM
Untuk membentuk pegawai dengan performance yang tinggi dituntut kompetensitas dan
profesionalisme pegawai, untuk menjawab tuntutan tersebut KKP telah melakukan:
• Seleksi penerimaan CPNS
• Standar kompetensi jabatan struktural
• Uji kompetensi pejabat struktural Open bidding jabatan tertentu
• Pengembangan Jabatan Fungsional
• Upaya pemberantasan korupsi
• Persiapan penilaian prestasi kerja
• Disiplin pegawai
• Pengukuran budaya kerja

Gambar 8. Penandatanganan Pakta Integritas Tim Pengadaan CPNS KKP


Tahun 2013 pada Tanggal 30 September 2013

2.4. Dukungan Teknis


• Pembangunan Gedung Kantor KKP Baru
• Penataan Gedung KKP
• Renovasi Tampak Depan Gedung Mina Bahari I
• Penggunaan Sementara Gedung Mina Bahari II
• Penataan Aset (Barang Milik Negara)
• Rencana Penyediaan Rumah Pegawai
• Persiapan Penyusunan Corporate Identity
• Standarisasi Kendaraan Dinas
• Sistem Informasi Penelusuran Surat Sekretaris Jenderal

10 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar 9. Konsep Desain Gedung KKP

2.5. Keuangan
• Opini BPK atas Laporan Keuangan KKP tahun 2012 : Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
• Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
• Penerapan sistem Tunjangan Kinerja pegawai KKP
• Penyelesaian aset

2.6. Kerjasama Internasional

• Prioritas kerja sama antarlembaga T.A. 2012 s.d. 2013 terdapat 23 KB (Kesepakatan
Bersama) yang meliputi:38 MKS (Mitra Kerja Sama) dan 138 BKS (Bidang Kerja Sama);
• Dari 23 KB terlaksana 34 PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang meliputi: 34 MKS dan 72 BKS;
• Khususnya T.A. 2013 sampai bulan November telah dihasilkan 14 KB dan 15 PKS yang
meliputi; 24 MKS dan 84 BKS;
• Reorganisasi dan Penajaman Tugas dan Fungsi kerja sama Antarlembaga PUSKITA
sebagaimana PERMEN KP No.PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP;
• Tahun 2013 Sebagaimana Surat Edaran Sekretaris Jenderal yang merupakan penjelasan
PERMEN KP No. PER.06/MEN/2012 dilakukan registrasi terhadap semua Kerja Sama (KB
dan PKS) sebagai Tertib Administrasi Kerja Sama sebelum diimplementasikan.

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 11


Gambar 10. Kerja Sama KKP yang Ditindaklan-
juti Tahun 2012 s.d 2013

2.7. Penyajian Data dan Statistik


• Pemberitaan di media massa
• Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
• Penyediaan data terkini melalui aplikasi Mutiara
• Pembangunan data warehouse dan situation room KKP
• Layanan Perpustakaan

Sampai dengan Bulan November 2013, KKP telah melakukan lelang melalui LPSE sebanyak
570 paket.Seluruh pagu yang dilelang mencapai Rp1,78 triliun dengan total panawaran
sebesar Rp1,53 triliun sehingga penghematan mencapai Rp212 miliar atau 12,16% dari pagu.

Gambar 11. Total Pemberitaan KKP Tahun 2013

12 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


3
Penanggulangan
Kemiskinan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 13


3.1. Pembangunan KP Berbasis
Kawasan Melalui Minapolitan
Program Minapolitan ini mempunyai konsep pelaksanaan pembangunan kelautan dan
perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan sistem dan manajemen kawasan dengan
mengedepankan prinsip integritas, efisiensi, kualitas dan akselerasi. Adapun output dari
konsep minapolitan antara lain pembangunan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra
produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan dan kegiatan
terkait lainnya. Pengembangan minapolitan tetap mencakup pengembangan keempat
subsistem dari sistem dan usaha agribisnis berbasis perikanan yaitu:
• Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) perikanan, yakni kegiatan yang
menghasilkan sarana produksi bagi usaha penangkapan dan budidaya ikan seperti
usaha mesin dan peralatan tangkap dan budidaya.
• Subsistem usaha penangkapan dan budidaya (on-farm agribusiness), seperti usaha
penangkapan ikan, budidaya udang, rumput laut, dan ikan laut, serta budidaya ikan
air tawar.
• Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) perikanan, yakni industri yang
mengolah hasil perikanan beserta perdagangannya.
• Subsistem jasa penunjang (supporting agribusiness) yakni kegiatan-kegiatan yang
menyediakan jasa, seperti perkreditan, asuransi, transportasi, infrastruktur pelabuhan
kapal ikan, pendidikan dan penyuluhan perikanan, penelitian dan pengembangan
serta kebijakan pemerintah daerah.

14 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


3.1.1. Pengembangan Perikanan Tangkap

Konsep pendekatan Minapolitan perikanan tangkap basisnya pada pelabuhan perikanan.

Gambar 12. Peta Lokasi Rencana Minapolitan Perikanan Tangkap Tahun 2011-2014

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 15


Gambar 13. Ruang Lingkup Industrialisasi dan Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap

Gambar 14. Pelabuhan Perikanan di Indonesia

Pada tahun 2013 pelaksanaan Minapolitan bidang perikanan tangkap dilakukan di 57 kawasan
dengan jumlah dukungan anggaran sebesar Rp492,494 miliar dan didukung oleh 22 K/L.
Keberhasilan Minapolitan di beberapa daerah dengan mengukur capaian indikator-indikator
produksi, peneyerapan tenaga kerja, pendapatan nelayan dan PDRB pada table berikut.

16 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Tabel 2. Succes Story Minapolitan Perikanan Tangkap
KAB/KOTA INDIKATOR SEBELUM SESUDAH
Kota Ternate Produksi ikan (ton) 4.841 6.836,5
Penyerapan tenaga kerja (orang) 1.925 4.095
Pendapatan nelayan (Rp/bulan) 1.500.000 2.908.166
PDRB (Rp juta) 10.121,78 13.096,80
Kota Bitung Produksi ikan (ton) 12.831 44.034
Nilai produksi (Rp juta) 186.255,895 941.433,142
Pendapatan nelayan (Rp/bulan) 2.000.000 2.365.000
Kota Ambon Produksi ikan (ton) -na- 61.529
Penyerapan tenaga kerja (orang) -na- 1659
Nilai invenstasi (Rp juta) -na- 125.776,666
Sukabumi Produksi ikan (ton) 6.744 8.846
Nilai Produksi (Rp juta) 144.701,150 183.439,608
Jumlah alat tangkap (unit) 491 743
Kota Pekalongan Produksi ikan (ton) 18.523 19.579
Nilai Produksi (Rp juta) 120.997,571 137.869,561
Kelembagaan (unit) 11 34
Lamongan Produksi ikan (ton) 46.569 57.763
Nilai Produksi (Rp juta) 304.460 610.990
Uang yang beredar (Rp juta) 171.770 213.840
Bangka Produksi ikan (ton) 4.936 5.796
Nilai produksi (Rp juta) 63.900 85.640
Pendapatan nelayan (Rp/bulan) 2.121.000 2.609.000
Pacitan Produksi ikan (ton) 1.512 3.011
Nilai Produksi (Rp juta) 28.588,533 52.396,760
Penyerapan tenaga kerja (orang) 1.358 2.315

3.1.2. Kawasan Perikanan Budidaya

Pengembangan minapolitan perikanan budidaya dimulai sejak tahun 2011 dan hingga
tahun 2013, telah terdapat 65 Kabupaten/Kota lokasi minapolitan percontohan perikanan
budidaya, yang dapat dikategorikan dalam 4 kriteria yaitu (i) Kriteria A sebanyak 11
Kabupaten/kota yaitu bagi Kab/kota yang telah memiliki persyaratan administrai lengkap,
koordinasi di tingkat Kab/kota berjalan baik, dan budidaya perikanan berkembang pesat;
(ii) Kriteria B sebanyak 21 Kab/Kota yaitu bagi yang telah memiliki persyaratan administrasi
lengkap/belum lengkap, koordinasi di tingkat Kab/Kota berjalan baik dan budidaya perikanan
berkembang; (iii) Kriteria C sebanyak 29 Kab/Kota yaitu bagi Kab/Kota yang persyaratan
administrasi lengkap/belum lengkap, kooedinasi di tingkat Kab/Kota berjalan dan budidaya
perikanan mulai berkembang; dan (iv) Kriteria D sebanyak 22 Kab/Kota yaitu Kab/Kota yang
persyaratan administrasi lengkap/belum lengkap, koordinasi di tingkat Kab/Kota berjalan
dan budidaya perikanan berjalan.

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 17


18
LAPORAN Tahunan Kkp 2013
Gambar 15. Pembuatan Tambak di Kawasan Minapolitan
Gambar 16. Pembuatan Saluran Tambak di Kawasan Minapolitan

Gambar 17. Tambak di Kawasan Minapolitan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 19


3.1.3. PSDKP

Dukungan ini untuk menumbuhkan Minapolitan perikanan tangkap, dalam upaya menjaga
kelestarian sumber daya perikanan melalui peningkatan pengawasan sumber daya perikanan
dari praktek illegal.

Gambar 18. Pengawasan SDKP di Kawasan Minapolitan

20 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


3.1.4. Penyusunan Zonasi WP3K

Penyusunan peta rencana zonasi WP3K utamanya untuk konservasi perairan sebagai bentuk
dukungan pada Minapolitan perikanan tangkap di kabupaten Buleleng, Bali.

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 21


22
LAPORAN Tahunan Kkp 2013
Gambar 19. Zonasi WP3K Kab. Buleleng
3.1.5. Pengembangan SDM pada Kawasan Minapolitan

Bentuk dukungan pengembangan SDM melalui penyuluhan, pendidikan dan pelatihan yang
telah dilaksanakan, yang diharapkan bisa memberikan sumbangan terhadap peningkatan
ketrampilan dan kemampuan bagi masyarakat di kawasan Minapolitan.

Gambar 20. Skema Dukungan Pengembangan SDM pada Minapolitan

Gambar 21. Dukungan Pendidikan pada Minapolitan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 23


Tabel 3. Dukungan Anggaran Pendidikan pada Minapolitan

Bantuan Anak Pelaku


Dukungan
No. Provinsi Utama Pada Satuan
Anggaran (Rp)
Pendidikan KP
1. NAD 35 593.000.000
2. Sumatera Utara 12 261.500.000
3. Sumatera Barat 32 493.000.000
4. Riau 3 79.500.000
5. Kepulauan Riau 4 81.000.000
6. Sumatera Selatan 9 14.000.000
7. Jambi 1 238.500.000
8. Bangka Belitung 6 150.000.000
9. Bengkulu 2 40.500.000
10. Lampung 6 115.000.000
11. DKI Jakarta 6 149.500.000
12. Jawa Barat 24 598.500.000
13. Banten 8 212.000.000
14. Jawa Tengah 66 1.161.000.000
15. DI Yogyakarta 12 242.500.000
16. Jawa Timur 54 1.024.000.000
17. Kalimantan Barat 13 204.500.000
18. Kalimantan Tengah 12 183.500.000
19. Kalimantan Selatan 0 -
20. Kalimantan Timur 0 -
21. Sulawesi Utara 45 774.500.000
22. Gorontalo 7 185.500.000
23. Sulawesi Tengah 26 534.000.000
24. Sulawesi Selatan 62 977.000.000
25. Sulawesi Barat 4 74.500.000
26. Sulawesi Tenggara 9 191.500.000
27. Bali 8 193.000.000
28. Nusa Tenggara Barat 6 149.500.000
29. Nusa Tenggara Timur 16 361.500.000
30. Maluku 41 583.000.000
31. Maluku utara 15 222.000.000
32. Papua 7 98.000.000
33. Papua Barat 1 17.000.000
Total 522 10.266.500.000

24 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Tabel 4. Dukungan Pelatihan pada Minapolitan

Jumlah Peserta Dukungan


No Provinsi Jenis Pelatihan
(orang) Anggaran (Rp)
1. Jawa Barat Pelatihan Kawasan Minapolitan 530 1.090.000.000
Bidang Budidaya dan
Pengolahan
2. Jawa Pelatihan Kawasan Minapolitan 60 120.000.000
Tengah Bidang Budidaya dan
Pengolahan
3. Sumatera Pelatihan Kawasan Minapolitan 120 367.944.000
Barat Bidang Penangkapan,
Permesinan, Budidaya dan
Pengolahan
4. Sumatera Pelatihan Kawasan Minapolitan 240 694.579.000
Utara Bidang Pengolahan, Permesinan,
dan Budidaya
5. Kepulauan Pelatihan Kawasan Minapolitan 30 91.986.000
Riau Bidang Budidaya
Jumlah 1930 2.364.509.000

Gambar 22. Dukungan Penyuluhan pada Minapolitan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 25


3.2. Peningkatan Kehidupan Nelayan
3.2.1. Pelaksanaan Kegiatan Perikanan Tangkap

Pelaksanaan program PKN tahun 2013 telah dilaksanakan di 33 provinsi dan 200 PPI.
Pelaksanaan PKN oleh KKP diantaranya adalah Bantuan Kapal Inka Mina pada tahun 2013
sebanyak 75 unit yang tersebar di beberapa kab/kota, bantuan konversi dari BBM ke gas
tahun 2013 sebanyak 200 unit.
a) Pembangunan Kapal >30 GT
Pembangunan Kapal >30 GT yang dilakukan di lokasi PKN telah mendorong terjadinya
penigkatan armada penangkapan ikan oleh keluarga nelayan sehingga mampu
meningkatkan jumlah hasil tangkapan dan mendorong terjadinya peningkatan
pendapatan nelayan. Mulai tahun 2011 sudah terbangun kapal Inka Mina sebanyak
222 unit dan di tahun 2012 sebanyak 202 unit kapal. Pada tahun 2013 dibangun
sebanyak 45 unit kapal Inka Mina.

Gambar 23. Alokasi Kapal Inka Mina

Disamping itu disalurkan bantuan kapal ikan ukuran 10 -15 GT sebanyak 13 unit kapal ikan.

b) Sarana Penangkapan Ikan
Sarana Penangkapan Ikan di lokasi PKN telah mendorong terjadinya peningkatan
teknologi penangkapan ikan sehingga mampu meningkatkan jumlah hasil tangkapan
dan mendorong terjadinya peningkatan pendapatan nelayan. Pada tahun 2012
bantuan Sarpras perikanan tangkap berjumlah 435 unit tersebar di beberapa
kabupaten/kota.

26 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar 24. Sarana Penangkapan Ikan di Lokasi PKN

Pada tahun 2013 disalurkan pemberian peralatan rantai dingin sebanyak 95 paket.

c) Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap


PUMP Perikanan Tangkap di lokasi PKN telah mendorong penguatan pembiayaan usaha
perikanan keluarga nelayan, sehingga telah mampu meningkatkan produksi perikanan,
meningkatkan pendapatan nelayan, dan meningkatkan kemampuan nelayan untuk
menabung serta membiayai kehidupan keluarga nelayan. Pada tahun 2011 BLM PUMP
perikanan tangkap sebanyak 348 KUB senilai Rp34,8 miliar, di tahun 2012 sebanyak 1.293
KUB senilai Rp. 129,3 miliar tersebar di beberapa kabupaten/kota. Tahun 2013 disalurkan
BLM untuk 2.000 KUB.

Gambar 25. Lokasi PUMP Perikanan Tangkap

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 27


3.2.2. Pengolahan dan Pemasaran

Untuk bantuan sarana dan prasarana PPI lokasi PKN diantaranya adalah bantuan pembangunan
cold storage berjumlah 10 unit yang tersebar di 19 provinsi Indonesia, bantuan pembangunan
pabrik es dan mesin pembuat es berjumlah 25 unit yang tersebar di 25 provinsi Indonesia,
bantuan sarana pengangkut ikan bergerak roda-3 berinsulasi berjumlah 48 unit. BLM melalui
PUMP P2HP yang tersebar di 32 provinsi berjumlah 460 unit di 1.000 kelompok.

Tabel 5. Dukungan Sarpras P2HP pada PKN

Anggaran
No Lokasi Kegiatan
(Rp 000)
1. Aceh Barat Daya Pengadaan SRD 30.000
2. Simalungun Pembangunan Pasar Ikan 964.460
3. Tapanuli Tengah Pembangunan Cold Storage 1.331.722
Pembangunan Cool Room 2.796.664
4. Serdang Bedagai Pengadaan SRD 30.000
5. Kota Padang Pengadaan SRD 50.000
Pembangunan Pusat Promosi Ikan Hias 500.000
6. Pesisir selatan Pembangunan cold storage 1.393.130
7. Kab. Pasaman Barat Pembangunan pabrik es 1.931.474
Pembangunan SRD 50.000
8. Kota Dumai Pembangunan pasar ikan 775.760
9. Indragiri Hilir Pembangunan cold storage 2.026.753
10. Kep. Meranti Pembangunan pasar ikan 406.080
11. Musi Banyuasin Pembangunan sentra pengolahan 406.460
Pengadaan SRD 50.000
12. Tanjung Jabung Timur Pengadaan SRD 30.000
13. Bangka Pengadaan SRD 50.000
14. Belitung Pengadaan sarana pemasaran 50.000
15. Bangka Selatan Pembangunan pabrik es 1.917.606
Pengadaan SRD 50.000
16. Belitung Timur Pembangunan cold storage 1.273.460
17. Cirebon Pengadaan SRD 50.000

a) PUMP Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan


Penyaluan PUMP Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan untuk 567 Poklahsar
di lokasi PKN telah mendorong penguatan pembiayaan usaha perikanan keluarga
nelayan, sehingga telah mampu meningkatkan produksi hasil olahan produk
perikanan, meningkatkan pendapatan nelayan, dan meningkatkan kemampuan
nelayan untuk menabung serta membiayai kehidupan keluarga nelayan.

28 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


LAPORAN Tahunan Kkp 2013
Gambar 26. Lokasi PUMP P2HP

29
b) Bantuan Sistem Rantai Dingin
Pelaksanaan Program PKN diantaranya telah berhasil mendorong keluarga nelayan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas hasil tangkapan ikan melalui penggunaan
sistem rantai dingin. Di tahun 2013 untuk penyediaan angkutan nelayan murah roda
tiga berinsulasi sebanyak 25 unit.

Gambar 27. Lokasi Bantuan Sistem Rantai Dingin

30 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


c) Pembangunan Cold Storage
Untuk mendukung pelaksanaan Program PKN telah dilakukan penguatan sarana dan
prasarana di PPI diantaranya melalui pembangunan cold storage sebanyak 16 unit,
untuk penyimpanan hasil tangkapan sebagai upaya peningkatan kualitas mutu hasil
tangkapan.

Gambar 28. Lokasi Pembangunan Cold Storage

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 31


d) Pembangunan Pabrik Es dan Mesin Pembuat Es
Untuk mendukung pelaksanaan Program PKN telah dilakukan penguatan sarana dan
prasarana di PPI diantaranya melalui pembangunan pabrik es sebanyak 22 unit dan
mesin pembuat es untuk untuk mendukung peningkatan kualitas hasil tangkapan
agar tidak cepat rusak.

Gambar 29. Lokasi Pembangunan Pabrik Es dan Mesin Pembuat Es

32 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


e) Sarana Pemasaran Bergerak Roda-3
Untuk mendukung pelaksanaan Program PKN telah dilakukan pemberian bantuan
sarana pemasaran bergerak roda-3 untuk mempercepat pemasaran hasil tangkapan
ikan.

Gambar 30. Lokasi Sarana Pemasaran Bergerak Roda Tiga

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 33


3.2.3. Kegiatan Perikanan Budidaya
Berupa BLM perikanan budidaya melalui (PUMP) PB sebanyak 300 kelompok yang tersebar
di beberapa kab/kota.

3.2.4. Pengelolaan Wilayah Pesisir


Berupa BLM melalui PUGAR diberikan kepada 800 kelompok, juga bantuan pembinaan
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) pesisir diberikan kepada 40 LKM. Juga pembangunan Solar
Packed Dealer Nelayan/SPDN sebanyak 25 unit.

3.2.5. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan


Didukung oleh satuan pengawasan terdiri dari dua pangkalan pengawasan, tiga stasiun, 57
Satker dan 131 pos pengawasan yang tersebar di 57 kabupaten/kota.

3.2.6. Pengembangan SDM


Dalam rangka pelaksanaan Program PKN telah dilakukan pemberian beasiswa kepada
1.600 anak nelayan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 12 miliar, yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan anak nelayan sehingga diharapkan kehidupan keluarga
nelayan dapat lebih baik. Selain itu untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan
nelayan telah dilakukan pelatihan bidang kelautan dan perikanan kepada 12.000 nelayan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 34,8 miliar dan dilakukan pendampingan melalui
penyuluhan bidang perikanan yang melibatkan 6.141 nelayan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 73,65 miliar.

3.2.7. Dukungan K/L Lainnya


Apabila dijumlahkan seluruh anggaran yang dialokasikan oleh K/L lain untuk mendukung
PKN berjumlah Rp 12.199.978.300. Rincian peruntukannya adalah: rumah sangat murah
(6.000 unit), listrik murah (10.995 unit), BOS dan beasiswa anak nelayan (1.600 orang), layanan
kesehatan (2.100 puskesmas), pengembangan usaha rumput laut (7 provinsi) dan penyediaan
sarana air bersih (166 lokasi).

Tabel 6. Rekapitulasi Alokasi Anggaran Program PKN Tahun 2011 - 2013


2011 2012 2013
KEMENTERIAN
Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000)
Kemenpera 46,025,000 2,078,000,000 4,464,000,000
Kemendiknas 783,837,836 900,441,581 1,683,403,300
Kemenhub 376,118,573 390,250,000
Kemen PU 288,000,000 3,108,380,000
Kemen ESDM 59,266,000 200,000,000
Kemen Kesehatan 1,087,274,207 1,600,000,000 1,745,100,000
(+DAK)
Kementerian Koperasi 13,000,000
dan UKM
Kementerian PDT 21,000,000 30,000,000 335,045,000
Jumlah lintas sektor 2,314,255,616 5,345,957,581 11,548,928,300
Kementerian Kelautan 347,820,000 1,170,030,000 651,050,000
dan Perikanan
Jumlah Nasional 2,662,075,616 6,515,987,581 12,199,978,300

34 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


3.3. Pemberdayaan Masyarakat Melaui PNPM MKP
Perkembangan pelaksanaan PNPM MKP mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013,
seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel 7. PNPM Mandiri KP Tahun 2011-2013


Jumlah Bantuan Langsung Jumlah Jangkauan Kab/ Jumlah Kelompok
Jenis PNPM Masyarakat (Rp miliar) Kota Penerima
Mandiri KP
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
PUMP PT 110.60 370.00 300.00 132 287 311 1,106 3,700 3,000
PUMP PB 207.00 234.00 260.00 300 393 428 2,070 3,600 4,000
PUMP P2HP 20.40 75.00 75.00 53 145 224 408 1,500 1,500
PUGAR 66.50 84.74 54.90 40 40 42 1,728 3,422 3,347
PDPT ---- 20.78 21.30 --- 16 22 --- 492 660
Total 404.50 784.52 711.20 351 431 463 5,312 12,714 12,507

Perbandingan alokasi anggaran PUMP selama tiga tahun terakhir seperti pada grafik berikut,
masing-masing PUMP Eselon I berbeda perkembangannya, secara nasional jumlah alokasi
anggaran tahun 2013 dibanding tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,63%.

Gambar 31. Alokasi PUMP Tahun 2011-2013

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 35


3.3.1. PUMP Perikanan Tangkap
Salah satu tujuan dan outcome PUMP PT adalah untuk meningkatnya pendapatan nelayan
anggota KUB. Sesuai dengan target pada tahun 2013 pelaksanaan PUMP telah berhasil
disalurkan BLM kepada 3.000 KUB pada 33 Provinsi, yang ditujukan untuk (1) meningkatkan
pendapatan nelayan melalui kegiatan pengembangan usaha nelayan skala kecil di perdesaan;
(2) menumbuhkembangkan kewirausahaan nelayan di perdesaan dan; (3) meningkatkan
fungsi kelembagaan ekonomi nelayan menjadi mitra lembaga keuangan dalam permodalan.

3.3.2. PUMP Perikanan Budidaya


Pelaksanaan PUMP PB pada Tahun 2013 dialokasikan kepada 4.000 Pokdakan. Realisasi
penyaluran BLM PUMP PB Tahun 2013 telah mencapai 100% Pokdakan. Sementara itu
perkembangan produksi perikanan budidaya pada tahun 2013 pertumbuhannya jauh lebih
tinggi dibanding perikanan tangkap. Pelaksanaan PUMP PB tahun 2013 telah dapat memberikan
kontribusi pada pencapaian tingkat produksi perikanan budidaya sampai Triwulan III 2013
masih sekitar 68,21% dari target. Namun demikian untuk jenis perikanan payau jauh melebihi
target triwulanan yaitu sebesar 153,49% yang didorong oleh pencapaian komoditas udang,
bandeng dan rumput laut jenis Gracillaria sp. Namun demikian produksi perikanan budidaya
keseluruhan sampai triwulan III tahun 2013 masih 80,59% bila dibandingkan dengan target
tahunan (Tabel 8).

Tabel 7. PNPM Mandiri KP Tahun 2011-2013

No. Komoditas Target 2013 Produksi s.d. TW III %


1 Udang 608.000 490.000 80.59
• Udang Windu 158.000 83.500 52.85
• Udang Vanamei 450.000 329.600 73.24
• Udang Lainnya 76.900
2 Kerapu 15.000 12.500 83.33
3 Kakap 7.500 5.800 77.33
4 Bandeng 604.000 465.800 77.12
5 Patin 1.107.000 735.300 66.42
6 Nila 1.105.000 750.100 67.88
7 Ikan Mas 325.000 276.500 85.08
8 Lele 670.000 520.000 77.61
9 Gurame 46.600 67.700 145.28
10 Rumput Laut 7.500.000 5.600.000 74.67
13 Lainnya 1.032.700 365.900 35.43
TOTAL 13.628.800 9.289.600 68,16

36 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Kegiatan PUMP PB tahun 2013 yang dilaksanakan melalui penyaluran BLM kepada Pokdakan,
telah dibelanjakan oleh masyarakat untuk pembelian sarana input produksi perikanan
budidaya (gambar berikut).

Gambar 32. Pembuatan Kolam Budidaya bantuan PUMP

3.3.3. PUMP P2HP


Pada tahun 2013 PUMP-P2HP dilaksanakan melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha
bagi pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam wadah Poklahsar, dalam bentuk BLM.
Pada tahun ini telah dilaksanakan penyaluran BLM kepada 1500 Poklahsar, di 224 kabupaten/
kota dengan total anggaran sebesar Rp. 75 miliar. Sampai dengan triwulan III tahun 2013
volume produk olahan hasil perikanan mencapai 4,1 juta ton, atau setara dengan capaian
82% dari target 5 juta ton, dan diperkirakan target volume produk olahan hasil perikanan
dapat tercapai100% dari target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, produk olahan hasil
perikanan dalam kurun waktu setahun terakhir meningkat sebesar 3,52%, yakni 4,83 juta ton
pada tahun 2012 menjadi 5 juta ton pada tahun 2013, atau meningkat rata-rata sebesar 5,5%
per tahun dalam kurun waktu tiga tahun.

3.3.4. Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)


Melalui BLM PUGAR untuk penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana baik produksi dan
kualitas untuk fasilitasi pembangunan gudang-gudang dan Unit Pengolah Garam skala mikro.
Di tahun 2013 ini PUGAR sudah memasuki tahun ke-3, pada tahun ini PUGAR dilaksanakan
di 43 kabupaten/kota yang tersebar di 9 provinsi, yang terdiri dari 9 sentra garam dan 34
penyangga garam.

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 37


Dengan PUGAR di tahun 2013, diharapkan terjadi peningkatan:
• Kapasitas petambak garam rakyat;
• Akses terhadap permodalan, pemasaran, informasi, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi;
• Produksi garam konsumsi, dan
• Kualitas garam rakyat.

Telah menunjukkan keberhasilannya di tahun ini dengan:


Memberdayakan 3347 KUGAR di 42 kabupaten dengan dana yang tersalur sebesar Rp
54,90 miliar, sehingga terjadi peningkatan pendapatan petani garam rata-rata 15% .
• Produktivitas 5-40 ton/hari yang telah dibangun di sentra produksi terutama di
sentra PUGAR di Kepulauan Madura, Propinsi Jawa Timur.
• Jumlah produksi secara keseluruhan produksi garam rakyat mencapai 1.961.308,49
ton dan mampu memenuhi kebutuhan garam konsumsi tahun 2013 sebesar
1.440.000.000 ton.
• Surplus sebesar 521.308,49 sebagai cadangan semester I tahun 2014.

38 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


4
Ketahanan
Pangan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 39


4.1. Industrialisasi Perikanan Tangkap
Industrialisasi perikanan tangkap merupakan upaya terintegrasi untuk meningkatkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing dengan membangun dan mengembangkan
sistem produksi yang modern dan terintegrasi di tingkat hulu untuk memasok kebutuhan
ikan domestik sekaligus memasok bahan baku produksi produk olahan perikanan.

Gambar 33. Lokasi Percontohan Industrialisasi Perikanan Tangkap

Strategi yang perlu dikembangkan dalam industrialisasi perikanan tangkap adalah sebagai
sebagai berikut:
(1) Integrasi Hulu Hilir
• Mengembangkan sentra produksi di wilayah yang potensial
• Mengoptimalkan industri pengolahan di sentra produksi dalam satu kesatuan
pengembangan
(2) Pengembangan Sistem Produksi
• Meningkatkan produksi komoditas pilihan utama untuk bahan baku industri dan
kebutuhan pangan dalam negeri
• Meningkatkan mutu dan kualitas produk serta menjaga kontinuitas produksi
(3) Peningkatan Sarana dan Prasarana
• Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung produksi perikanan, termasuk
pengembangan pelabuhan perikanan, jalan produksi, angkutan dan jalur distribusi
• Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran serta
promosi

40 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar 34. Kebijakan Industrialisasi Perikanan Tangkap

Gambar 35. Strategi Industrialisasi Perikanan Tangkap

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 41


Industrialisasi terdiri dari empat fokus, yaitu: perikanan tangkap dengan komoditas TTC,
perikanan budidaya dengan komoditas udang, bandeng, rumput laut, patin; pengolahan hasil
perikanan dengan komoditas pindang, dan garam.
Industrialisasi perikanan tangkap mempunyai fokus komoditas yaitu: TTC dan fokus di 5 lokasi
percontohan, yaitu: 1) PPS Bungus (Kota Padang), 2) PPS Nizam Zahman (Jakarta Utara), 3)
PPN Pelabuhanratu (Kab. Sukabumi), 4) PPS Bitung (Kota Bitung), dan 5) PPN Ambon (Kota
Ambon).
Peningkatan rata-rata produksi TTC di 5 lokasi percontohan pada periode 2011-2013 sebesar
37,25% per tahun, yakni dari 82,50 ribu ton pada tahun 2011 menjadi 153,39 ribu ton pada
tahun 2013.
Di tahun 2013 nilai produksi di 5 lokasi percontohan mencapai Rp 3,8 triliun, jumlah tenaga
kerja yang diserap mencapai 69.318 orang.

Gambar 36. Produksi Tuna Tongkol Cakalang di 5 Lokasi Percontohan

Beberapa kegiatan untuk menumbuhkan industrialisasi perikanan tangkap yang dijalankan


selama ini yaitu:

42 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


4.1.1. Pengembangan PPN Pelabuhanratu

Peranan pelabuhan perikanan dalam mendukung industrialisasi perikanan tangkap di


PPN Pelabuhanratu untuk mencapai efisiensi biaya operasional usaha penangkapan ikan;
meningkatkan harga jual hasil tangkapan; meningkatnya pertumbuhan industri perikanan
tangkap; Penyerapan tenaga kerja; Peningkatan pendapatan nelayan; Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi wilayah.

Gambar 37. Pemasaran TTC Kualitas Ekspor (atas) dan TTC Pasar Lokal (bawah)

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 43


Gambar 38. Rencana Pengembangan PPN Pelabuhanratu

4.1.2. Pembangunan Kapal Inka Mina


Pada tahun 2013, dari 224 unit kapal inka mina yang dianggarkan, sebanyak 63 unit kapal
telah terbangun, dan 16 unit gagal bangun (Jawa Tengah dan Papua). Hal ini dikarenakan
sudah 2 kali gagal lelang sehingga tidak cukup untuk proses lelang ulang.

4.1.3. Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan


Tahun 2013 telah dikembangkan pelabuhan perikanan di 35 lokasi, termasuk di daerah lingkar
luar dan perbatasan melalui dana tugas pembantuan baik provinsi maupun kabupaten/kota.

4.1.4. Usaha Perikanan Tangkap


Jumlah dokumen izin yang diterbitkan sampai dengan September 2013 adalah 7.758
dokumen yang meliputi SIUP sebanyak 879 dokumen, SIPI sebanyak 4.017 dokumen dan
SIKPI sebanyak 481 dokumen.

Tabel 9. Jumlah Dokumen Izin yang Diterbitkan


Jumlah Izin yang Aktif Jumlah Izin yang diterbitkan Jumlah Izin yang diterbitkan
Jenis Izin
s.d September 2013 selama Oktober 2013 selama Tahun 2013
SIUP 2.665 110 879
SIKPI 559 50 481
SIPI 4.534 431 4.017
Total 7.758 591 4.377

Adapun perkembangan perkembangan penerbitan perizinan kapal INKA MINA sampai


dengan September 2013 disajikan pada Tabel 10.

44 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Tabel 10. Perkembangan Penerbitan Perizinan Kapal INKA MINA

Jumlah Penerbitan Izin


Tahun
SIUP SIPI
2010 6 6
2011 58 21
2012 134 137
2013 105 166

Hasil pelaksanaan industrialisasi perikanan tangkap, digambarkan sebagai berikut.

Gambar 39. Capaian Produksi TTC di Lima Lokasi Percontohan

Gambar 41. Capaian Produksi TTC Berdasarkan Kelas Mutu di Lima Lokasi Percontohan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 45


4.2. Perikanan Budidaya
Industrialisasi perikanan budidaya merupakan suatu proses perubahan dimana arah kebi-
jakan pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya, pembangunan infrastruktur, pengem-
bangan sistem investasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan sumberdaya manusia diseleng-
garakan secara terintegrasi, berbasis industri untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi dan
skala produksi yang berdaya saing tinggi.

4.2.1. Industrialisasi Udang


Pada tahun 2013, kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka industrialisasi perikanan
adalah : (i) Normalisasi saluran dan rehab tambak di 19 Kabupaten/kota yang berada di
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Lampung; (ii) Penyediaan plastik
mulsa untuk 27 kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Tegah, Jawa timur, Sulawesi
Selatan dan Lampung; (iii) Penyediaan sarana tambak dalam rangka mendukung MP3EI di 4
Kabupaten kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan; (iv) Penyediaan Pos Pelayanan Ikan
Terpadu di 29 kabupaten/kota yang berada di Pantura Jawam Sulawesi Selatan dan Lampung;
(v) Pengadaan alat berat untuk 6 kabupaten di Pantura Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung.
tahun 2013, sarana yang disediakan pemerintah meliputi penyediaan pompa, kincir, genset
dan plastik mulsa, dengan distribusi sebagaimana pada tabel berikut.

46 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Tabel 11. Distribusi Sarana Produksi Tambak untuk Demfarm Industrialisasi Udang
Tahun 2013

KINCIR POMPA GENSET MULSA


NO KABUPATEN
(UNIT) (UNIT) (UNIT) (ROLL)
TOTAL 8640 540 540 5400
I LAMPUNG 768 48 48 480
1 Pesawaran 128 8 8 80
2 Lampung Timur 320 20 20 200
3 Lampung Selatan 320 20 20 200
II JAWA TENGAH 3152 197 197 1970
4 Brebes 496 31 31 310
5 Pemalang 320 20 20 200
6 Kendal 688 43 43 430
7 Pekalongan 240 15 15 150
8 Kota Pekalongan 320 20 20 200
9 Demak 80 5 5 50
10 Pati 320 20 20 200
11 Jepara 240 15 15 150
12 Rembang 448 28 28 280
III JAWA TIMUR 2800 175 175 1750
13 Banyuwangi 560 35 35 350
14 Pasuruan 320 20 20 200
15 Probolinggo 160 10 10 100
16 Sidoarjo 320 20 20 200
17 Situbondo 160 10 10 100
18 Lamongan 320 20 20 200
19 Tuban 640 40 40 400
20 Gresik 320 20 20 200
IV NUSA TENGGARA BARAT 640 40 40 400
21 Sumbawa 320 20 20 200
22 Bima 320 20 20 200
V SULAWESI SELATAN 1280 80 80 800
23 Pinrang 480 30 30 300
24 Takalar 160 10 10 100
25 Maros 320 20 20 200
26 Pangkep 320 20 20 200

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 47


4.2.2. Industrialisasi Rumput Laut

Pelaksanaan pengembangan industrialisasi rumput laut di bagian hulu pada tahun 2013 di
laksanakan di Sumenep (Prop. Jawa Timur), Morowali (Prop.Sulawesi Tengah), Rote Ndao (Prop.
NTT) dan Sumba Timur (Prop.NTT).Kegiatan yang mendukung pelaksanaan industrialisasi
rumput laut sebagai berikut (i) PUMP-PB untuk rumput laut untuk 291 pokdakan dan untuk 9
pokdakan dalam bentuk polikultur; (ii) Penyediaan kebun bibit dengan rincian Kab. Sumbawa,.
Jeneponto, Takalar, Parigi Moutong, Minahasa Utara, Sumba Timur, Morowali, Rote Ndaodan
Sumenep; (iii) Percontohan budidaya rumput laut di 6 Propinsi yaitu Propinsi NTB, NTT,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara; (iv) Pengembangan
kawasan minapolitan, khususnya untuk komoditas rumput laut di 6 Propinsi yaitu Propinsi
NTB, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utaradan Maluku; (v) Pelatihan teknis
kegiatan budidaya rumput laut di 7 Propinsi yaitu Propinsi NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara, Maluku, NTT dan Sulawesi Tenggara. Rumput laut kualitas ekspor
dari jenis Gracilaria dan Euchema cotonii yang kualitas kadar airnya sesuai dengan standar
ekspor, dapat diekspor ke berbagai Negara tujuan seperti China, Taiwan, Jepang dan Eropa
sebanyak 500 – 1200 ton setiap bulannya.

Tabel 11. Produksi Bibit Rumput Laut sampai dengan Bulan September 2013

No Provinsi Produksi
1 Bangka Belitung 20
2 Lampung 101
3 Banten 10.053
4 Jawa Tengah 104.328
5 Jawa Timur 42.966
6 Nusa Tenggara Barat 12.151
7 Nusa Tenggara Timur 23.367
8 Kalimantan Timur 50.703
9 Sulawesi Utara 57
10 Gorontalo 1.958
11 Sulawesi Tengah 88.574
12 Sulawesi Barat 49.341
13 Sulawesi Selatan 79.814
14 Sulawesi Tenggara 18.336
15 Maluku 5.730
JUMLAH 487.500

48 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar 43. Aktivitas Pengepakan Rumput Laut Ekspor

4.2.2. Industrialisasi Patin

Dukungan kegiatan terhadap pelaksanaan industrialisasi patin pada tahun 2013 dilakukan
melalui (i) Pengembangan Usaha Mina Pedesaan bidang Perikanan Budidaya (PUMP-PB)
khusus untuk budidaya patin di 3 provinsi tersebut diatas sebanyak untuk 101 kelompok (4.451
orang); (ii) Bantuan mesin pelet di Kabupaten OKU Selatan sebagai lokasi industrialisasi patin
sebanyak 1 unit; (iii) Pengembangan kawasan minapolitan; (iv) Bantuan vaksin (Aeromonas
hydrophilla) sebanyak 2.300 ke Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Kalimantan Selatan; dan (v) pembangunan posikandu di Kota Jambi, Musi Rawas, Kota
Palembang, Bogor, Bekasi, Subang dan Banjar.

Sebagai contoh daerah kabupaten yang telah menjalankan industrialisasi perikanan budidaya
adalah Demfarm di Sulawesi Selatan
Farm budidaya udang milik pembudidaya Bapak Vinsen dengan luasan lebih kurang 10
ha namun yang baru dimanfaatkan 8 Ha, tambak tersebut menggunakan teknologi super
intensive dengan pemakaian plastik hitam yang tahan hingga 10 tahun lebih. Rata-rata
produksi udang per hektarnya mencapai 15 – 30 ton dan dikirim ke Surabaya. Tambak udang
milik bapak Vinsen ini sudah menggunakan pendekatan teknik blue economy dimana limbah
yang dihasilkan ditampung terlebih dahulu setelah itu baru dikembalikan ke alam melalui
saluran pembuangan.

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 49


Gambar 45. Tambak Budidaya Udang dengan Teknologi Demfarm, Sulawesi Selatan

4.3. Pengawasan Sumberdaya Laut dan Perikanan

4.3.1. Pembangunan Kapal Pengawas


Pada tahun 2013 telah dibangun 1 unit Kapal Pengawas berukuran ±30 m melalui APBN.
Selain menggunakan APBN, diupayakan pembangunan kapal pengawas melalui pinjaman/
hibah luar negeri [PHLN]. Pada bulan November 2013 dilakukan keellaying sebagai tanda
dimulainya pekerjaan pembangunan kapal SKIPI.

4.3.2. Pembangunan Speedboat Pengawas


Untuk mendukung pelaksanaan operasional pengawasan SDKP di daerah, pada tahun
2013 tahun dibangun 10 unit speedboat berukuran 12 meter, yang dialokasikan pada Dinas
Kelautan dan Perikanan dan Satuan Kerja Pengawasan SDKP. Hingga akhir tahun 2013, jumlah
Speedboat Pengawasan SDKP mencapai 83 unit.

4.3.3. Penerbitan Surat Laik Operasi (SLO)


Penerbitan Surat Laik Operasi (SLO) pada tahun 2013 cenderung mengalami peningkatan. Hal
tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
• Tingkat kesadaran pelaku usaha untuk mentaati ketentuan terkait dengan Surat Laik
Operasional semakin meningkat;
• Jumlah kapal perikanan mengalami peningkatan khususnya untuk kapal-kapal izin
daerah
• Terdapat kapal perikanan dengan trip harian (one day fishing) yang cukup banyak
sehingga penerbitan Surat Laik Operasi (SLO) mengalami peningkatan yang signifikan;

50 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar 48. Pemeriksaan Kapal untuk Penerbitan SLO

4.3.4. Operasi Kapal Pengawas


Selama tahun 2013, realisasi pencapaian Hari Operasi Kapal Pengawas hingga akhir tahun
2013 telah mencapai rata-rata 132 hari/kapal (melebihi dari target yang ditetapkan sebesar
115 hari/kapal). Telah dilakukan pemeriksaan atas 2.581 kapal perikanan yang terdiri dari
2.540 Kapal Ikan Indonesia (KII) dan 41 Kapal Ikan Asing (KIA). Dari jumlah tersebut, telah
ditangkap sejumlah 62 kapal perikanan yang diduga melakukan tindak pelanggaran bidang
perikanan yang terdiri dari 24 unit KII dan 38 unit KIA. Kapal ikan asing yang ditangkap tersebut
berasal dari Malaysia, Philiphina, Thailand dan Vietnam. Jenis pelanggaran yang dilakukan
oleh kapal-kapal perikanan tersebut antara lain: menggunakan alat tangkap terlarang, tidak
memiliki dokumen/dokumen tidak lengkap, melanggar wilayah penangkapan yang telah
ditentukan dalam SIUP (Fishing Ground tidak sesuai), dan pencurian ikan khususnya oleh KIA.

Tabel 13. Rekapitulasi Kapal Ditangkap Melalui Operasi Mandiri Kapal Pengawas SDKP
maupun Operasi Bersama Instansi Terkait dan Negara lain Tahun 2005-2013

Diperiksa Di Tangkap (Kapal)


Tahun
(unit kapal) KII KIA KII+KIA
2005 344 91 24 115
2006 1.447 83 49 132
2007 2.207 95 88 183
2008 2.178 119 124 243
2009 3.961 78 125 203
2010 2.253 24 159 183
2011 3.348 31 75 106
2012 4.326 42 70 112
2013 2.841 24 44 68
JUMLAH 22.905 587 758 1.345

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 51


Selain operasi mandiri yang dilakukan secara rutin, juga telah dilaksanakan :
a). Patroli Terkoordinasi (Patkor) Ausindo dengan Australia dilaksanakan 3 (tiga) kali di
perbatasan ZEE Indonesia dan Australia dengan hasil pemeriksaan kapal perikanan
sebanyak 54 KII, sedangkan patkor Malindo dengan Malaysia dilaksanakan 2 (dua)
kali, pada periode I berhasil melakukan pemeriksaan kapal perikanan sebanyak 10 KII,
sedangkan periode II saat ini sedang berlangsung.
b). Operasi bersama dengan Bakorkamla dalam Operasi Gurita : 6 (enam) kali dengan
kapal perikanan yang diperiksa sebanyak 190 KII dan 6 KIA. Dari kapal- kapal perikanan
yang diperiksa tersebut, sebanyak 6 KIA di tangkapkarena diindikasikan melakukan
pelanggaran.

4.3.5. Penanganan Tindak Pidana Perikanan


Penanganan pelanggaran atas kapal-kapal perikanan pelaku tindak pidana pelanggaran
bidang perikanan dilakukan hingga ke tahap P-21. Berikut disajikan hasil pelaksanaan tugas
penanganan pelanggaran dimaksud, sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 14. Jumlah Kasus Pelanggaran dan Jenisnya Tahun 2013

Jumlah
No Jenis Pelanggaran
Pelanggaran
1 Penangkapan ikan tidak memiliki dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) atau tanpa ijin 23
2 Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap terlarang atau tidak sesuai 1
dengan perizinan (SIPI)
3 Penangkapan Ikan tidak memiliki dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI)/tanpa ijin dan 28
menggunakan alat tangkap yang tidak sesuai dengan perijinan/alat tangkap
terlarang
4 Dokumen di atas kapal tidak lengkap 16
5 Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan 3
peledak, alat dan/atau cara yang dapat merugikan dan/atau membahayakan
kelestarian sumber daya ikan dan/lingkungannya
6 Penangkapan ikan yang melanggar daerah penangkapan (fishing ground)/ 7
tidak sesuai izin
7 Melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) di 3
daerah Unresolved Maritime Boundary Area dan penggunaan alat tangkap
terlarang, tetapi terkait dengan MoU dengan Malaysia sehingga harus dikem-
balikan ke negara Malaysia
8 Pengangkutan Ikan atau Ekspor ikan tidak dilengkapi dokumen yang sah dan/ 2
atau tidak sesuai dengan SIKPI
9 Bongkar muat ikan tidak sesuai dengan pelabuhan pangkalan 0
Jumlah 83

52 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Sampai dengan periode Agustus 2013 pelanggaran yang sudah ditangani sebagai berikut:
• Pangkalan PSDKP Bitung sebanyak 17 kasus terdiri dari 4 kapal hasil pelimpahan Dit.
Polair dan 13 kasus hasil tangkapan kapal pengawas. Proses hukum 17 kasus terdiri
dari 6 kasus dalam tindakan administratif, 2 kasus dalam penyidikan, 1 kasus sudah
P-21, 4 kasus dilimpahkan ke JPU, dan 4 kasus sudah inkracht.
• Stasiun PSDKP Belawan sebanyak 10 kasus tindak pidana perikanan yaitu 2 kapal
dilakukan tindakan pengusiran terkait MoU antara Indonesia dengan Malaysia, 4
kapal dalam proses penyidikan, dan 4 kapal sudah dilimpahkan ke JPU.
• Stasiun PSDKP Pontianak sebanyak 4 kasus tindak pidana perikanan asal
Indonesia yaitu KM. BKM VII (eks. OR. NIMWAREECHAI 1), KM. BKM VIII (eks OR
NIMWAREECHAI 5), KM. Sumimas 3 (eks. THOR-SRI 8), dan KM. Sumimas 7 (eks
THOR-SRI 14). Keempat kapal tersebut saat ini sudah dilimpahkan ke JPU.

4.4. Penelitian dan Pengembangan IPTEK


pada Industrialisasi KP
4.4.1. Dukungan pada Industrialisasi Perikanan Tangkap
Adanya electronic log book yang digunakan untuk meng-input data tangkapan ikan dengan
electronic log book. Secara online, data tangkapan akan dikirim ke server dan akan ditampilkan
di website. Fungsi alat tersebut adalah: Input data tangkapan ikan, vessel tracking (mencatat
posisi koordinat dan kecepatan kapal secara otomatis), sensor suhu, transmisi data dengan
GPRS, data logger untuk penyimpanan data, informasi koordinat PPDPI, informasi prakiraan
cuaca, informasi prakiraan harga ikan

Gambar 49. E-logbook

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 53


Gambar 50. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan per Desember 2013

Peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI) memberikan informasi tentang lokasi
potensi daerah penangkapan ikan pelagis kepada nelayan, perusahaan penangkapan ikan,
pelabuhan perikanan dan pengawas perikanan.Pembuatan didasarkan pada informasi
sebaran konsentrasi klorofil-a, suhu permukaan laut, dan anomali tinggi permukaan air laut
dari citra satelit; analisis data menggunakan metode analisis Sistem Informasi Geografi (SIG);
menampilkan informasi kecepatan angin dan tinggi gelombang yang bersumber dari BMKG;
pendistribusian informasi melalui website, e-mail, SMS, interactive voice respon (IVR) dan
facsimile.

4.4.2. Dukungan Penelitian dan Pengembangan IPTEK pada Industrialisasi


Perikanan Budidaya
Perakitan strain udang vannamei tahan penyakit dan cepat tumbuh dengan mengakselerasi
respon kekebalan dan resistensi penyakit dengan nucleotid sebagai suplemen makanan.
Keunggulan udang ini adalah mempunyai “Immunopotentiator” dan Supporting Immun Respon
dengan pertumbuhan 35,2% dan peningkatan produksi 20%.

Gambar 51. Strain Udang Vannamei Respon Kekebalan

54 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Kantong rumput laut berkarbon (KRLB) berfungsi untuk mewadahi bibit rumput laut yang
dibudidayakan dengan cara dimasukkan dalam kantong untuk terhindar dari pemangsaan
oleh ikan, memperkecil kehilangan rumput laut saat panen tiba dan terkontrolnya pendugaan
stok rumput laut. KRLB dapat meningkatkan produksi menjadi 3x lipat dari budidaya rumput
laut tanpa kantong, memperbaiki kualitas rumput laut baikuntuk keperluan bibit maupun
pembesaran serta meningkatkan karegenan rumput laut .

Gambar 52. Penebaran dan panen Kantong Rumput Laut Berkarbon (KRLB)

4.4.3. Dukungan Penelitian dan Pengembangan IPTEK pada Industrialisasi


Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP)

Gambar 53. Aneka Olahan Rumput Laut

Berbagai penelitian dan pengembangan telah dilakukan di bidang pengolahan ikan, salah
satunya diversifikasi produk olahan ikan. Aneka olahan rumput laut (alginat, es krim, agar
kertas, selai, sirup, tablet), olahan udang (shrimp roll, pop shrimp), olahan ikan (kerupuk ikan,
abon ikan, bakso ikan, ikan asap)

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 55


4.4.4. Dukungan Penelitian dan Pengembangan IPTEK pada Industrialisasi
Garam
Penelitian dan pengembangan IPTEK telah dilakukan pada industrialisasi garam, yaitu dengan
teknologi sederhana pemurnian garam. Teknologi sederhana pemurnian garam dapat
meningkatkan kulaitas garam K3 (>88%) menjadi >94% NaCl, kapasitas produksi mencapai
2 ton/hari, menampung 3-5 orang tenaga kerja dan telah siap dipasarkan sebagai garam
konsumsi atau garam industri pangan.

Gambar 54. Pengolahan Garam

4.4.5. Pengembangan SDM KP dalam Percepatan Industrialisasi KP


Pada tahun 2013, fokus kegiatan pengembangan SDM KP meliputi: penguatan kelembagaan
pendidikan vokasi bidang KP berbasis teaching factory, penguatan jejaring pendidikan KP menuju
center of excellent, pengembangan sapras teaching factory, perluasan jangkauan pelatihan
masyarakat melalui Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), penumbuhan
kelompok pelaku utama dan usaha yang mandiri dan penguatan penyelenggaraan penyuluhan
KP. Strategi pengembangan SDM KP dalam mendukung industrialisasi pengolahan dan
pemasaran produk KP dilakukan melalui proses pelatihan KP yang diimplemantasikan dalam
kurikulum/modul, praktek/magamg, sarana/prasarana. Diharapkan dengan modul ini lulusan
pendidikan dan pelatihan KP menjadi SDM KP profesional dengan kompetensi wirausaha
yang menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional.
Kegiatan ini pada dasarnya lebih ditujukan bagi keluarga nelayan, pembudidaya, dan pengolah
ikan. Namun demikian dalam rangka menyiapkan SDM aparatur yang semakin professional,
kegiatan Pendidikan KP juga ditujukan untuk aparatur Kementerian Kelautan dan Perikanan.

56 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar
Gambar 55. 55. KegiatanPraktek
Kegiatan Praktek Taruna
TarunaTahun
Tahun2013
2013.
Kegiatan ini pada dasarnya lebih ditujukan bagi peningkatan kompetensi nelayan, pembudidaya,
dan pengolah ikan agar dapat meningkatkan produktivitas dan taraf kehidupannya.

Gambar 56. Kegiatan


Gambar Praktek Pelatihan
56. Kegiatan Praktekbagi Pelaku utama/Masyarakat
Pelatihan bagi Pelaku
Program pendidikan ini ditujukan utama/Masyarakat.
untuk keluarga nelayan yang sudah dimulai tahun 2012 dan
merupakan kombinasi antara pendidikan kesetaraan B dan C secara home schooling dengan
memberikan pelajaran umum ditambah muatan perikanan.

Gambar
Gambar 57. 57. KegiatanSekolah
Kegiatan Sekolah Lapang (Community
Lapang College)
(Community College).

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 57


58 LAPORAN Tahunan Kkp 2013
5
Lingkungan
Hidup dan
Pengelolaan
Bencana

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 59


5.1. Kawasan Konservasi Perairan yang
Dikelola Secara Berkelanjutan
Pada tahun 2013 luas kawasan konservasi perairan yang dikelola seperti pada tabel berikut.
• Capaian penambahan luas kawasan konservasi perairan tahun 2013 sebesar 689.945 ha,
melampaui target 500.000 ha (138%)
• Status capaian luas kawasan konservasi perairan tahun 2013 seluas 15.764.210,85 ha
• Target tahun 2020: 20 juta ha (Pidato Presiden pada KTT Rio+20)

5.2. Penambahan Luas Kawasan Konservasi


Perairan Tahun 2013
Tiga calon kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yakni Kabupaten
Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Toli-toli, dalam rangka mencapai target seluas 20 juta
hektar kawasan sesuai komitmen Indonesia. Tabel di bawah ini menjelaskan secara ringkas
perkembangan penambahan luas kawasan tahun ini yang diprediksi terus dinamis hingga
akhir tahun ini.

60 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Tabel 15. Luas dan Tipe Kawasan Konservasi Perairan s.d Tahun 2013

Luas
Rencana Kategori Luas Proyeksi
No Lokasi Provinsi Pencadangan
Kawasan (Ha)
B09 2013 (Ha)
1 Kab. Gunung Kidul DIY Taman Pesisir 3,400 3,388
2 Kab. Bantul DIY Taman Pesisir 175 -
3 Kab. Tanggamus Lampung Taman Pesisir 20,000 -
4 Kab. Polman Sulawesi Barat Taman Wisata Perairan 34,000 33,880
5 Prov. Sultra Sulawesi Tenggara Taman Wisata Perairan 130,000 -
6 Kab. Tasikmalaya Jawa Barat Taman Wisata Perairan 483 -
7 Kab. Jember Jawa Timur Taman Pulau Kecil 200 -
8 Kab. Trenggalek Jawa Timur Taman Pulau Kecil 75 -
9 Kab. Belitung Timur Bangka Belitung Taman Wisata Perairan 662 133,759
10 Kab. Halmahera Tengah Maluku Utara Taman Wisata Perairan 18 192
11 Kab. Sambas Kalimantan Barat Taman Wisata Perairan 43,600 -
12 Kab. Tidore Kepulauan Maluku Utara Taman Wisata Perairan 2,000 -
13 Kab. Kolaka Sulawesi Tenggara Suaka Alam Perairan 10,000 60,400
14 Kab. Agam Sumatera Barat Taman Wisata Perairan 10 11
15 Kab. Bungo Jambi Taman Wisata Perairan 10 3
16 Kab. Situbondo Jawa Timur Taman Wisata Perairan 1,000 775
17 Kab. Lembata NTT Taman Wisata Perairan 200,000 225,264
18 Kab. Badung Bali Taman Wisata Perairan 50,000 -
19 Kab. Toli-toli Sulawesi Tengah Taman Wisata Perairan 50,000 -
20 Kab. Maluku Tenggara Maluku Taman Wisata Perairan 50,000 -
Barat
21 Kab. Flores Timur NTT Taman Wisata Perairan 50,000 150,000
22 Kab. Konawe Sulawesi Tenggara Taman Wisata Perairan 5,000 10,430
23 Kab. Lombok Barat NTB Taman Wisata Perairan 5,000 21,556
24 Kab. Kep. Natuna Kepri Taman Wisata Perairan 10,000 9,230
Total 665,633 648,888

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 61


Di tahun 2013 telah tercapai luas kawasan konservasi seluas 16,09 juta ha, yaitu:

Tabel 16. Luas dan Tipe Kawasan Konservasi Perairan s.d Tahun 2013

No Kawasan Konservasi Jumlah Kawasan Luas (Ha)


A Inisiasi Kemenhut 32 4.694.947,55
Taman Nasional Laut 7 4.043.541,30
Taman Wisata Alam Laut 14 491.248,00
Suaka Margasatwa Laut 5 5.678,25
Cagar Alam Laut 6 154.480,00
B Inisiasi KKP dan Pemda 99 11.064.263,30
Taman Nasional Perairan 1 3.521.130,01
Suaka Alam Perairan 3 445.630,06
Taman Wisata Perairan 6 1.541.040,20
Kawasan Konservasi 84 5.561.134,05
Perairan Daerah
Jumlah Total 131 15.764.210,85

5.3. Pengelolaan Tata Ruang Laut dan Pesisir

5.3.1. Pengelolaan Tata Ruang Laut, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil


Jumlah lokasi laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang memiliki perencanaan pengelolaan pada
tahun anggaran 2013, di 68 lokasi untuk rencana strategis 6 lokasi, rencana zonasi kabupaten/
kota 21 lokasi, rencana zonasi provinsi 7 lokasi, rencana zonasi rinci 8 lokasi dan tindak lanjut
rencana zonasi di 27 lokasi.

5.3.2. One Map Policy


Tujuan dengan adanya one map adalah gerakan pembangunan informasi geospasial secara
partisipatif dan kolaborasi untuk menuju one reference, one standard, one database dan one
geoportal. One map sebagai IGT, KKP bertanggungjawab pada pemetaan Sumberdaya Pesisir
laut dengan Sub Pokja Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Pulau-pulau Kecil dan Liputan
Dasar Laut.Pada Tahun 2013, telah selesai dilakukan:
• Standar teknis pemetaan sumber daya pesisir dan laut
• Tterintegrasi dan tersinkronisasinya peta-peta sumber daya pesisir dan laut termasuk
liputan dasar laut
• Standar teknis pemetaan pulau-pulau kecil, termasuk pemetaan kerentanan pulau-pulau
kecil terkait klimatologi dan geofisika
• Terintegrasi dan tersinkronisasinya peta-peta pulau-pulau kecil
• SNI Habitat perairan dangkal (oleh BIG).

62 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


6
Daerah Tertinggal,
Terdepan, Terluar
dan Pasca Konflik

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 63


6.1. Pengelolaan Pulau-pulau Kecil
Sesuai mandat UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (WP3K), pada pasal 15, menyebutkan pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengelola data dan informasi mengenai wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu
kegiatan pendataan juga diamanahkan dalam Perpres Nomor 85 Tahun 2007 tentang Jaringan
Data Spasial Nasional pada pasal 6, yaitu kewajiban melakukan pengumpulan, pemeliharaan,
dan pemutakhiran data spatial. Kegiatan identifikasi dan dengan pemetaan pulau-pulau kecil
di Tahun 2013 sebanyak 62 pulau.

6.2. Pulau Kecil Terfasilitasi


Penyediaan Infrastruktur
Pembangunan prasarana dan sarana bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas,
memperlancar aliran investasi dan produksi, dan menciptakan keterkaitan ekonomi antar
pulau. Kegiatan penguatan pengelolaan bantuan sarana dan prasarana bertujuan melakukan
pembinaan kepada kelompok masyarakat penerima bantuan dengan memberikan kegiatan
penunjang yang dapat mengembangkan pemanfaatan bantuan tersebut secara berkelanjutan
dalam rangka meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di pulau-pulau kecil.
Pada tahun 2013 telah dilakukan kegiatannya berupa bantuan Sarpras seperti tersaji pada
tabel lampiran 2.

6.3. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT)


PDPT merupakan bagian pelaksanaan program PNPM Mandiri KP melalui bantuan
pengembangan manusia, sumber daya, infrastruktur/lingkungan, usaha dan siaga bencana
dan perubahan iklim dengan tujuan yaitu : 1) Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana dan perubahan iklim di desa pesisir dan pulau-pulau kecil; 2) Meningkatkan
kualitas lingkungan hidup di desa pesisir dan pulau-pulau kecil; 3) Meningkatkan kapasitas
kelembagaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan secara partisipatif di
desa pesisir dan pulau-pulau kecil; dan 4) Memfasilitasi kegiatan pembangunan dan/atau
pengembangan sarana dan/atau prasarana sosial ekonomi di desa pesisir dan pulau-pulau
kecil.
PDPT mulai diimplementasikan pada tahun 2012 di 16 kabupaten/kota dengan jumlah total
desa sebanyak 48 desa (1 kabupaten/kota terdiri dari 3 desa/kelurahan/nagari). Pada tahun
2013 PDPT mendapatkan tambahan lokasi baru sebanyak 6 kabupaten (18 desa pesisir),
sehingga total pelaksana PDPT tahun 2013 adalah 22 kabupaten/kota yang terdiri dari 66
desa/kelurahan/nagari.
Pencapaian kegiatan PDPT pada tahun 2013 antara lain: tersusunnya 66 dokumen Rencana
Pengembangan Desa Pesisir/RPDP (48 dokumen review dan 18 dokumen baru) beserta
RKKnya, teridentifikasi dan terbentuknya Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP), serta
tersalurkannya BLM melalui pencairan ke rekening setiap KMP di 22 Kabupaten/Kota dengan
total nilai Rp21.280.617.000,- yang diwujudkan dengan terbangunnya prasarana dan sarana
ekonomi, sosial, dan/atau lingkungan pada tingkat desa seperti tabel berikut:

64 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Tabel 17. Pekerjaan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2013

No. Pekerjaan Volume


1 Jalan 9.500 meter
30 Unit pompa, 19 titik bor, Pipa distribusi 5.020
2 Sarana Air Bersih
meter
3 MCK 339 unit
4 Rehab Rumah 43 unit
5 Penanaman vegetasi (mangrove) 347.846 pohon
Mesin biogas 7 unit, Kompor biogas 10 unit,
6 Pengelolaan Sampah
Tong sampah 50 unit, Motor
pengangkut 1 unit
7 Shelter penampungan 5 Unit
8 Pembuatan Bronjong Panjang 90 meter

Salah satu outcome yang dirasakan dari kegiatan PDPT yaitu terciptanya kembali semangat
gotong royong masyarakat desa dalam membangun desa serta inisiatif musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam merencanakan pembangunan dan memecahkan permasalahan di
desa yang akhir-akhir ini dirasakan oleh masyarakat sudah mulai luntur.

Gambar 58. Eevakuasi Tsunami Mendaki Bukit di Kabupaten Pacitan (atas);


Infrastruktur Pelindung Pantai Di Kabupaten Cirebon (bawah)

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 65


66 LAPORAN Tahunan Kkp 2013
7
Program Direktif
Presiden

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 67


7.1. Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (P4B)
7.1. Percepatan
Pelaksanaan Pembangunan
kegiatan ini berlandaskan pada Perpres No.Provinsi
65 Tahun 2011 tentang Percepa-
tan
Pembangunan
PapuaPapua dandanPapuaPapua Barat. Pada tahun
Barat (P4B)2013 untuk bidang kelautan dan
perikanan diprioritaskan pada empat program dengan dukungan anggaran pemban-
gunan P4B bidang kelautan dan perikanan selama tahun 2012 sampai tahun 2013 telah
Pelaksanaan kegiatan ini berlandaskan pada Perpres No. 65 Tahun 2011 tentang Percepatan
mengalami peningkatan seperti pada table berikut.
Pembangunan Papua dan Papua Barat. Pada tahun 2013 untuk bidang kelautan dan perikanan
diprioritaskan pada empat program dengan dukungan anggaran pembangunan P4B bidang
Tabel 18.dan
kelautan Percepatan
perikananPembangunan Provinsi
selama tahun 2012 Papua
sampai tahundan
2013Papua Barat Tahun
telah mengalami 2012-2013
peningkatan
seperti pada tabel berikut.

Tabel 18. Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat Tahun 2012-2013

Tahun 2012 (Rp. 000) Tahun 2013 (Rp. 000)


No Sumber Pendanaan
Papua Papua Barat Papua Papua Barat
1 Pusat 16,398,000 13,231,000 15,986,000 12,444,000
2 Dekonsentrasi 13,633,126 11.343.011 16,374,999 14,651,127
3 Tugas Pembantuan 16,284,570 26,249,000 20,224,841 36,042,899
4 UPT 7,794,029 31,244,217 8,474,640 37,853,330
5 DAK Bidang Kelautan 88,351,750 45,812,184 113,764,630 71,863,620
dan Perikanan di
provinsi dan kab/kota
Jumlah 142,641,475 127,879,412 174,825,110 172,854,976

Selama tahun 2013 telah berhasil dilaksanakan program dan kegiatan P4B seperti tertuang
dalam rangkuman berikut.

7.2.1. Provinsi Papua


1. Program Penanggulangan Kemiskinan, melalui kegiatan:
a. Pendampingan dan penyuluhan UMKM usaha perikanan, telah dilakukan di 16
kab/kota yaitu Merauke, Jayawijaya, Nabire, Kep. Yapen, Biak Numfor, Mimika,
Mappi, Asmat, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Keerom, Waropen, Supiori,
Mamberamo, Kota Jayapura. Dengan sasaran sebanyak 80 kelompok pelaku
usaha KP, 85 penyuluh, 31 PPTK, 180 penyuluh swadaya,Pelatihan pengolahan
ikan (30 orang), pelatihan budidaya rumput laut (30 orang).
b. PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, telah disalurkan kepada sebanyak:
• 92 KUB PUMP-Perikanan Tangkap di Kota Jayapura, Merauke, Mimika,
Asmat, Jayapura, Biak Numfor, Nabire, Kep. Yapen, Waropen, Supriori,
Mappi
• 31 Pokdakkan PUMP-Perikanan Budidaya di Kota Jayapura, Merauke,
Jayapura, Nabire, Kep. Yapen, Keerom
• 15 Poklahsar PUMP-P2HP di Kota Jayapura, Mimika, Jayapura, Merauke

2. Program Pembangunan Ekonomi Rakyat, melalui kegiatan:


Pengembangan agroindustri perikanan (Tangkap dan Budidaya Laut/Tawar),
untuk pemberian bantuan berupa 5 unit kapal > 30 GT di Kota Jayapura, Mimika,
Biak, Nabire; 5 unit kapal 5-30 GT di Kota Jayapura,Biak; 1 unit pabrik es di Kota

68 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Jayapura; 1 unit cold storage di Kab. Nabire; 1 unit sentra pengolahan di Kab.
Merauke; 1 unit sarana sistem rantai dingin di Kab. Merauke, Biak, Jayapura; 1
unit sarana pengembangan produk nonkonsumsi di Kab. Merauke dan 1 unit
pasar ikan di Kab. Yapen.
3. Program Pelayanan dan Pembinaan, melalui kegiatan:
Pelayanan karantina ikan dan pengendalian mutu hasil perikanan di BKI Klas I
Sentani dan SKI Klas II Mopah.

7.2.2. Provinsi Papua Barat.


1. Program Penanggulangan Kemiskinan, melalui kegiatan:
a. Pendampingan dan penyuluhan UMKM usaha perikanan, telah dilakukan di
10 kab/kota (Raja Ampat, Tambrauw, Maybrat, Manokwari, Teluk Wondama,
Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Sorong, Fak-fak dan Kaimana). Telah dilakukan
pendampingan kepada 76 kelompok pelaku usaha KP; pembinaan kepada 53
penyuluh, 29 PPTK, 158 penyuluh swadaya; pelatihan pembuatan rawai dasar
(30 orang) dan diversifikasi pengolahan ikan (30 orang)
b. PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, telah disalurkan BLM kepada:
• 58 KUB PUMP-Perikanan Tangkap di Kota Sorong, Sorong, Sorong Selatan,
Raja Ampat, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Tambraw, Manokwari, Fak-fak,
Kaimana
• 27 Pokdakkan PUMP-Perikanan Budidaya di Sorong, Raja Ampat, Teluk
Bintuni, Fak-fak, Kaimana
• 32 Poklahsar PUMP-P2HP di Sorong, Raja Ampat, Manokwari, Fak-fak
2. Program Pembangunan Ekonomi Rakyat, berupa bantuan berupa 5 unit kapal
> 30 GT di Sorong dan Manokwari, 8 unit kapal 5-30 GT di Teluk Wandama,
Sorong, Raja Ampat, Tambrau, Fak-fak, 1 unit cold storage di Kota Sorong, 1
unit bangsal pengolahan di Kota Sorong, 1 unit sarana pemasaran di Kab.
Manokwari, 1 unit sarana sistem rantai dingin di Kab. Kaimana, Raja Ampat, Kota
Sorong dan 1 unit sarana pengembangan produk nonkonsumsi di Kab. Raja
Ampat.
3. Program Pengembangan Infrastruktur Dasar, untuk pembangunan pelabuhan
perikanan Dulanpakpak di kabupeten Fak-fak.
4. Program Pelayanan dan Pembinaan, melalui kegiatan:
a. Pengelolaan Sumber Sumberdaya Pesisir Laut melalui di Loka Pengelolaan
Sumberdaya;
b. Pengembangan SDM KP melalui Teaching Factory (TEFA) di SUPM Sorong dan
Pengembangan praktek taruna di Akademi Perikanan Sorong.

7.2. Prioritas Pembangunan Nasional yang


Dipantau UKP4
Untuk tahun 2013 KKP bertanggungjawab terhadap empat Prioritas Nasional (PN) terdiri
dariduabelasRencana Aksi (Renaksi) dan empat belas ukuran keberhasilan/target. Klaim
Prestasi oleh KKP dari 14 ukuran keberhasilan/target tersebut telah diraih sebanyak 11 target
mencapai 100% (raport hijau), 2 target mencapai 80%-100% (raport hijau) dan 1 target
mencapai 55% (raport kuning), capaian masing-masing PN bidang KP sebagai berikut:

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 69


1. Prioritas Nasional Penanggulangan Kemiskinan, melalui Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) sampai periode B09, sebagai berikut:
a. Penyaluran BLM untuk KUB perikanan tangkap realiasinya sebesar 2.545 KUB (101,80%)
dari target 2.500 KUB;
b. Penyaluran BLM untuk POKDAKAN perikanan budidaya realisasinya sebesar 1.712
POKDAKAN (79,25%) dari target 2.160 POKDAKAN.
c. Penyaluran BLM untuk KUGAR realisasinya 2.754 (121%) dari target 2.276 KUGAR.
d. Penyaluran BLM untuk Poklahsar realisasinya sebesar 746 (110,52%) dari target 675
Poklahsar.
2. Prioritas Nasional Ketahanan Pangan, capaiannya:
a. Pembangunan kapal nelayan dan pelabuhan perikanan:
• Pengadaan 224 kapal perikanan di atas 30 GT terealisasi sebanyak 208 unit
kapalatau 92,86%.
• Pembangunan pelabuhan perikanan di 35 lokasi realisasinya 100% di 3 lokasi baru
dan 32 existing.
b. Pengembangan Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan (CBIB), berupa
7000 unit pembudidayaan ikan untuk disertifikasi, telah diselesaikan sebanyak 7100
unit pembudidaya atau 101,43%.
3. Prioritas Nasional Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, capaiannya:
a. Bertambahnya luas kawasan konservasi perairan seluas 500.000 ha, dengan realisasi
seluas 100%;
b. Tersalurkannya BLM di 66 Desa, 22 Kabupaten, dengan realisasi penyaluran sebanyak
100%.
4. Prioritas Nasional Bidang one map movement,telah terselesaikan target-target meliputi:
a. standar teknis pemetaan Sumberdaya PesisirdanLaut.
b. standar teknis pemetaan PPK, termasuk pemetaan kerentanan PPK terkait klimatologi
dan geofisika.
c. sinkronisasi peta-peta pulau- pulau kecil,
d. Klasifikasi Liputan Dasar Laut.

7.3. Masterplan Percepatan dan Perluasan


Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia(MP3EI) periode
2011-2025 dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat pembangunan ekonomi
sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis wilayah dalam enam koridor. Strategi
pelaksanaan MP3EI adalah dengan mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu (1)
mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi (KE) Indonesia, yaitu
KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi, KE Bali–Nusa Tenggara, dan KE Papua–
Kepulauan Maluku; (2) memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal dan
terhubung secara global (locally integrated, globally connected); (3) memperkuat kemampuan
sumber daya manusia (SDM) dan iptek nasional untuk mendukung pengembangan program
utama di setiap koridor ekonomi. Sesuai dengan Perpres nomor 32 tahun 2011 menetapkan
MP3EI 2011 2015 dan koordinasi pelaksanaan MP3EI dilakukan oleh Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (KP3EI).

70 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Gambar 59. Konsep Pengembangan Koridor Ekonomi – MP3I

Peran KKP dalam MP3I sebagai koordinator koridor ekonomi wilayah Sulawesi yang mempunyai
51 KPI. Sesuai potensi dan karakteristik sumberdaya alamnya wilayahnya, Koridor Sulawesi
ini diprioritaskan sebagai simpul investasi untuk produksi dan pengolahan hasil pertanian,
perkebunan, perikanan, minyak dan gas serta pertambangan nasional.

Gambar 60. Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Koridor Ekonomi Sulawesi

Semenjak K E Sulawesi diluncurkan pada 27 Mei 2011 dengan indikasi nilai investasi dan
jumlah proyek untuk sector riil dan infrastruktur, pasca berjalan tiga tahun di tahun 2013
dilakukan validasi dapat divisualisasikan seperti gambarkan berikut.

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 71


Gambar 61. Perkembangan Validasi MP3EI Koridor Ekonomi Sulawesi

Hasil pelaksanaan validasi pelaksanaan MP3EI pada kemajuan proyek investasi di koridor
ekonomi Sulawesi mulai pada pekerjaan tahap perencanaa, pelaksanaan dan sudah selesai
terbangun, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 19. Penilaian Kemajuan Proyek

Sektor
Kategori Penilaian Perhubungan Total
Bandaran Pelabuhan Jalan Karet Energi SDA ICT Logistik
Darat
Masalah 1 2 1 10 1 15
Persiapan dan
Perencanaan Tidak
2 0 4 2 22 2 3 1 35
Masalah
Masalah 1 1
Berjalan Tidak
4 2 8 18 22
Masalah
Selesai 6 6 12
Belum ada
10 8 5 18 1 9 46
status

72 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


8
Kinerja
Keuangan/
Anggaran

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 73


Pada tahun 2013 anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan kelautan dan perikanan
sebesar Rp 7,012,933,844,000, yang terdiri dari Rupiah Murni, Rupiah Murni Pendamping,
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman Luar Negeri (PLN), dan Hibah Luar
Negeri (HLN). Perkiraan realisasi keuangan KKP sampai dengan 21 Januari 2013 sebesar
Rp6,464,901,144,272 atau mencapai 92,19%, realisasi ini lebih besar jika dibandingkan dengan
realisasi di tahun 2012 yang realisasinya sebesar 92,07%. Prestasi kinerja keuangan KKP 2013
lebih baik apabila dibandingkan dengan realiasasi keuangan nasional yang sebesar 89,48%.
Alokasi anggaran program pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap dan
peningkatan produksi perikanan budidaya memiliki porsi anggaran terbesar, sedangkan
program yang memiliki porsi anggaran terkecil adalah program pengawasan dan peningkatan
akuntabilitas aparatur.

Tabel 19. Penilaian Kemajuan Proyek


No. Program Pagu Anggaran Realisasi %
1. Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksana 626.301.633.000 563.348.635.278 89,95
tugas teknis lainnya
RM 626.301.633.000 563.348.635.278 89,95
2. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas apara- 59.118.512.000 58.515.408.549 98,98
tur
RM 59.118.512.000 58.515.408.549 98,98
3. Pengembangan dan pengelolaan perikanan 1.810.755.293.000 1.643.048.567.868 89,18
tangkap
RM 1.659.295.259.000 1.605.136.025.775 96,74
PLN 118.272.550.000 10.219.006.395 8,64
PNBP 33.187.484.000 27.693.535.698 83,45
4. Peningkatan produksi perikanan budidaya 1.247.663.865.000 1.143.859.152.520 92,08
RM 1.217.182.485.000 1.124.676.348.341 92,40
PLN 21.075.636.000 15.580.406.401 73,93
RMP 10.400.000 -
PNBP 7.343.878.000 6.946.610.878 94,59
HL2N 2.051.466.000 1.655.786.900 80,71
5. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan 549.043.645.000 481.962.318.906 87,78
RM 498.943.645.000 481.962.318.906 96,60
PLN 50.100.000.000 -
6. Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 653.736.995.000 633.905.581.743 96,97
RM 653.736.995.000 633.905.581.743 96,97
7. Pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau- 706.340.514.000 672.256.025.569 95,17
pulau kecil
RM 651.944.914.000 629.414.345.572 96,54
PLN 51.967.600,000 41.721.714.865 80,28
HLN 1.728.000.000 432.647.222 25,04
HL2N 700.000.000 687,317,910 98,19
8. Penelitian dan pengembangan IPTEK KP 564.970.466.000 491.710.584.811 87,03
RM 454.322.535.000 437.967.479.958 96,40
PLN 97.002.400.000 42.187.725.000 43,49
RMP 5.500.000.000 5.042.497.145 91,68

74 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


PNBP 1.811.509.000 1.612.242.413 89,00
HL2N 6.334.022.000 4.900.640.295 77,37
9. Pengembangan sumber daya manusia KP 491.304.782.000 474.338.600.176 96,55
RM 490.353.247.000 473.423.263.828 96,55
PNBP 951.535.000 915.336.348 96,20
10. Pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu 303.698.139.000 296.956.268.852 97,78
dan kemanan hasil perikanan
RM 293.811.487.000 278.652.042.927 97,89
PNBP 9.886.652.000 9.331.225.925 94,38
TOTAL 6.464.901.144.272 92,19

Keterangan: RM: Rupiah Murni; PLN:Pinjaman Luar Negeri; RMP: Rupia Murni Pendamping; PNBP: Pendapatan
Negara Bukan Pajak; HL2N: Hibah Langsung Luar Negeri.

Dari tabel di atas memperlihatkan terdapat beberapa proyek/kegiatan yang didanai dengan
pinjaman dan atau hibah luar negeri tingkat penyerapannya belum menggembirakan,
yang berpengaruh pada performance kinerja keuangan KKP tahun 2013. Penjelasan singkat
kegiatan-kegiatan yang didanai oleh pinjaman ataupun hibah luar negeri adalah:

Pertama: INDESO (Infrastructure Development for Space Oceanography).


Kegiatan ini dibiayai oleh pinjaman Pemerintah Perancis yang bertujuan untuk pengembangan
infrastruktur pemantauan kelautan dan perikanan berbasis satelit, yaitu melalui penyediaan
infrastruktur layanan dan pemodelan oceanografi dan hayati laut serta penyediaan stasiun
penerima data satelit dan fasilitas pengolahan data yang mencakup seluruh ZEE Indonesia.
Disamping jugauntuk memantau dan menjaga Perairan Indonesia, terutama di wilayah Coral
Triangle (CT), dalam mendukung memerangi Illegal Unreported Unregulated (IUU) Fishing.
Total dana yang diperlukan oleh INDESO sebesar $31.500.000 dengan rincian sebesar
$29.000.000 berasal dari pinjaman Pemerintah Perancis, $1.000.000 merupakan hibah
Pemerintah Perancis dan $1.500.000 berupa dana pendamping dari APBN. Kegitan INDESO
secara efektif dimulai pada tahun 2012 dan akan berakhir pada tahun 2016.
Pada tahun 2013 pagu anggaran sebesar Rp97.002.400.000 dan sudah terserap sebesar
Rp92.923.660.407 atau tingkat penyerapannya 95,8%.

Kedua: proyek SAFVER (Sustainable Aquaculture Development for Food Security And
Poverty Reduction)
Proyek ini terlaksana dengan dana pinjaman dari ADB (Asia Development Bank) yang
bertujuan untuk megurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan berlokasi di
5 kabupaten. Total anggaran yang dialokasikan sebesar $33.330.000 (Rp299.970.000.000)
dengan masa efektif pinjaman mulai tahun 2007 sampai dengan 2013 (closed).

Ketiga: SKIPI (Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia)


Pengadaan kapal SKIPI ditandatangani tanggal 31 Januari 2013 berjumlah empat unit kapal,
dengan nilai kontrak proyek sebesar US$ 58,307,789 sebagai penyandang dana [lender] adalah
PT. BNI 1946 Cabang Singapore. Pada tahun 2013 besaran pagu anggarannya Rp202 miliar
dalam perkembangannya dilakukan drop loan yang telah disetujui oleh Kementrian Keuangan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 75


sebesar Rp152.900.000.000, dengan alasan ketidak cukupan waktu untuk pembangunan
kapal pada tahap pertama.

Keempat: Pelakasaan pembangunan pelabuhan perikanan Belawan dan Sibolga, Sumatera


Utara yang anggaran pembangunannya didanai pinjaman dari IDB (Islamic Development
Bank).
Pada tahun 2013 dialokasikan pagu anggaran sebesar Rp118.272.550.000, kemudian dalam
pelaksanaannya diajukan usulan drop loan, tetapi dianggap alasaanya kurang usulan tersebut
ditolak oleh Kemen. Keuangan. Realisasi keuangannya di tahun 2013 sebesar Rp10.219.006.395
atau 8,64%.

Kelima: Coastal Community Empowerment (CCE)


Tujuannya untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, yang didanai pinjaman dari International
Fund for Agricultural Development (IFAD) sebesar US$ 50 juta. Proyek ini dapat mendukung
pengembangan Minapolitan dalam mencapai sasaran Strategis KKP. Sehingga dalam
pengembangan CCE-IFAD ini, merupakan kombinasi pelaksanaan PNPM Mandiri KP plus
keberhasilan positif dari program PEMP.
Pada tahun 2013 proyek CC IFAD berlokasi di 13 kabupaten, mengalami kendala karena
keterlambatan penetapan pengelola SK KPA.

76 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


9
Capaian

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 77


Dari berbagai upaya yang telah dilaksanakan berhasil dicapai prestasi–prestasi sebagai
berikut.

9.1. Indikator Kinerja Utama


Tabel 21. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Tahun 2013

2013
No. Indikator Kinerja Utama %
Target Realisasi *
1. Pertumbuhan Produk Domestik
7,00 6,45 ** 93
Bruto (PDB) Perikanan (%/thn)
2. Produksi Kelautan dan Perikanan
17,49 19,56 112
( juta ton)
• Perikanan tangkap 5,862 5,862 100
• Perikanan budidaya 11,63 13,70 117
• Garam rakyat 0,545 1,041 191
3. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya
110 104,84 95
Ikan
4. Tingkat Konsumsi Ikan Dalam
35,14 35,62 101
Negeri (kg/kapita/thn)
5. Nilai Ekspor Hasil Perikanan (US$
4,5 4,16 92
miliar)
6. Jumlah kasus penolakan ekspor
hasil perikanan per negara mitra < 10 < 10 100
(kasus)
7. • Luas Kawasan Konservasi Perairan
3,6 juta ha 101
(KKP) yang dikelola secara 3,647 juta ha
berkelanjutan ( juta ha)
• Jumlah penambahan kawasan
500 ribu ha 689 ribu ha 138
konservasi perairan (ha)
8. Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk
pulau-pulau terluar yang dikelola 60 62 103
(pulau)
9. Wilayah Perairan bebas IUU Fishing
dan kegiatan yang merusak SDKP 41 46,35 113
(%)

78 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


9.2. Opini BPK
Pada tahun 2013 opini BPK mengenai pengelolaan keuanggaran/anggaran KKP kriterianya
WTP dengan paragraf penjelasan.

9.3. Penilaian SAKIP


Seperti diterangkan pada Bab sebelumnya untuk peringkat nilai AKIP KKP pada tahun 2013
mendapatkan penilaian Sangat Baik satu peringkat di bawah Memuaskan, yaitu kriteria A
dengan nilai 75,56. Dengan nilai ini oleh Kemenpan dan RB dianggap KKP sudah mempunyai
akuntabilitas kinerjanya baik, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal,
menggunakan knowledge management untuk membangun budaya berkinerja dan perlu
banyak inovasi. Lapisan aspek AKIP yang dinilai ada lima mulai perencanaan, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, capaian kinerja dan pelaporan kinerja.

9.4. Pelayanan Publik


• Nilai Integritas : 7,12 (naik dari 6,68 pada tahun 2012)
• Nilai Inisiatif Anti Korupsi : 7,6 (naik dari 7,464 pada tahun 2012)

9.5. Penghargaan
• Penghargaan Presiden R.I. berupa Penghargaan Karya IPTEK Anak Bangsa untuk
Penemuan vaksin Hydrovac dan Streptovac dan Anugerah Parahita Ekapraya.
• Herudi Technical Committee Award 2013 dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk
perumusan SNI produk perikanan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 79


80 LAPORAN Tahunan Kkp 2013
10
Permasalahan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 81


Selama kurun waktu tahun 2013, disamping berbagai pencapaian yang telah diraih masih
terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Permasalahan yang terjadi selama tahun 2013, terdapat di bidang penganggaran, sumber
daya manusia (SDM) dan sarana dan prasarana. Namun demikian permasalahan tersebut
diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk meningkatkan kinerja KKP di masa mendatang.

10.1. Pelaksanaan Program/Kegiatan


1. Program kapal Inkamina 30 GT
Permasalahan teknis yang terjadi pada program Inkamina:
• Dokumen kapal Inkamina belum terbit;
• Tingginya biaya pengurusan kelengkapan dokumen kapal sebagai syarat
pendaftaran kapal perikanan di beberapa daerah;
• Gagal lelang dalam proses pengadaan kapal

2. Program Minapolitan:
• Koordinasi Pokja Pusat/Daerah kurang optimal,
• Masterplan belum didistribusikan kepada SKPD dan tidak terintegrasi antara
kegiatan tangkap dan budidaya;
• Realisasi dukungan anggaran dari KKP relatif kecil,
• Belum adanya payung hukum untuk integrasi kegiatan lintas sektor,
• Penerapan cara penanganan ikan yang baik (CPIB/Good Handling Practices) di
atas kapal, penanganan mutu hasil perikanan tangkap di pelabuhan perikanan,
unit pengolah dan pemasar, khususnya pengolah dan pemasar skala UMKM
belum konsisten,
• Tidak semua lokasi Minapolitan Perikanan Tangkap juga merupakan lokasi
percontohan minapolitan Perikanan Budidaya;
• Rendahnya komitmen dari daerah dalam melaksanakan rencana yang tertuang
dalam RPIJM yang telah disusun;
• Belum adanya dokumen yang dapat menjadi acuan bersama bagi daerah
dalam menyusun RPIJM dan belum adanya komitmen dari masing-masing
stakeholders untuk melaksanakan RPIJM;

3. Program CBIB
Permasalahan mengenai CBIB diantaranya adalah:
• Kurangnya kesadaran dan pemahaman pembudidaya tentang standar CBIB;

4. PUGAR:
Beberapa kendala dan permasalahan yang ditemukan sepanjang tahun 2012
adalah: (1) Produksi garam mengalami penurunan produktivitas dikarenakan
anomali cuaca (2) Inovasi teknologi produksi garam baru diimplementasikan di
beberapa Kabupaten/Kota (3) Infrastruktur yang kurang memadai mengakibatkan
tingginya biaya produksi; (4) tergantungan petambak garam terhadap tengkulak
yang masih tinggi, dan kurangnya fasilitasi koperasi dalam hal permodalan dan
pemasaran 6) Harga garam yang masih anjlok, tidak memperhitungkuan kualitas
garam dimana harga garam disamakan baik kualitas 1 dan 2.

82 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


5. IGT:
• Masih banyak informasi spasial sumberdaya WP-3-K yang belum tersedia
(gap) baik dalam aspek jenis, cakupan wilayah dan kemutakhiran.
• Kondisi data dan informasi spasial WP-3-K yang tersebar di berbagai instansi
tersebut saat ini masih memiliki format yang beragam baik dari sisi ketelitian,
skala, maupun kedetilan informasi.

10.2. Tindak Lanjut


Dalam kurun waktu satu tahun, dari permasalahan yang dihadapi telah diupayakan
beberapa tindak lanjut diantaranya adalah:

1. Telah dilakukan upaya percepatan operasional kapal Inka Mina, dengan cara
mendorong kontraktor pelaksana pembangunan kapal dan Dinas Perikanan
dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/Kota diminta agar segera menyelesaikan
kelengkapan teknis, dokumen serta administrasi kapal dan mengupayakan agar
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/Kota agar dapat mencarikan
partner/mitra untuk membantu masalah permodalan hingga pemasaran;

2. Untuk CBIB:
• Daerah lebih proaktif melaksanan kegiatan sertifikasi CBIB (apresiasi/pelatihan,
sosialisasi CBIB dan penilaian pendahuluan) dengan mengoptimalkan
penggunaan anggaran yang tidak saja fokus pada teknik-teknik budidaya
tetapi juga terkait dengan mengenai penyusunan Doksistu (catatan, SOP dll)
dan Administrasi;
• Daerah diharapkan dapat mengalokasikan anggaran dalam pelaksanaan
penerapan dan sertifikasi CBIB.

3. Evaluasi Pelaksanaan Program Minapolitan Di 57 Kab/Kota


• Akselerasi implementasi masterplan melalui koordinasi yang intensif antara
K/L ditingkat pusat dan Pokja daerah
• Mendorong penguatan aspek legal melalui peraturan perundang-undangan
• Mendorong integrasi swasta/lembaga keuangan dalam mendukung business
plan
• Mendorong integrasi swasta/lembaga keuangan dalam mendukung business
plan
• Perlu dilakukan pendataan mutu ikan hasil tangkapan dan tingkat losses;
• Perlu peningkatan pengawasan dan penegakan hukum sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

4. PUGAR:
Perlunya: (1) Inovasi Teknologi produksi garam baru untuk dikembangkan (2)
perbaikan infrastruktur yang kurang memadai meliputi jalan produksi, saluran
irigasi dan gudang mengakibatkan tingginya biaya produksi; (5) Pembangunan
gudang dan UPG harus terus diupayakan agar kualitas produksi garam rakyat

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 83


terus meningkat. 5) meningkatkan peran koperasi PUGAR dalam hal permodalan
dan pemasara. 6) koordinasi dengan instansi terkait untuk penentuan harga
garam dengan memperhitungkuan kualitas garam 1 dan 2.

5. IGT
Integrasi data spasial sumber daya pesisir dan laut secara vertikal dan horisontal
saat ini dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.

10.3. Penganggaran
Dari segi penganggaran, permasalahan yang terjadi selama tahun 2013 yang umum
dihadapi:
1. Pengaruh kebijakan:
• Terjadinya revisi Dipa beberapa kali sehingga tertundanya kegiatan dan
realisasi tidak sesuai dengan target,
• Penghematan tahun anggaran 2013.

2. PHLN:
• Dana pinjaman dan hibah luar negeri yang tidak terserap semuanya karena
turunnya hibah terlambat sehingga menghambat proses jadwal kegiatan.

84 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


11
Penutup

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 85


Pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan melalui program dan kegiatan di tahun
2013, umumnya telah dapat diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik, dan tidak hanya itu
target sasaran yang menjadi indikator utama kementerian (IKU) di dalam Tapja KKP tahun
2013 telah dapat tercapai. Ditandai juga dengan penyerapan anggaran yang lebih tinggi
dibandingkan penyerapan rata-rata nasional, sehingga diharapkan dapat menggerakan roda
ekonomi masyarakat.
Untuk pelaksanaan prioritas nasional bidang kelautan dan perikanan telah dapat diselesaikan
dengan baik, utamanya untuk bantuan langsung masyarakat dan kelompok melalui program
PUMP dan PUGAR untuk 12.021 kelompok, pembangunan kapal perikanan ukuran 30
GT sebanyak 208 unit; pembangunan pelabuhan perikanan di 35 lokasi; sertifikasi unit
pembenihan perikanan budidaya sebanyak 7100 sertifikat (CBIB); luas kawasan konservasi
500.000 ha dan pelaksanaan one map policy (peta dasar tematik yang terintegrasi).

Jika dilihat dari prestasinya pembangunan KP telah berhasil mendapatkan penilaian yang
cukup membanggakan melalui:
1. Akuntabilitas kinerja KKP meningkat dibandingkan tahun sebelumnya berdasarkan
penilaian LAKIP KKP tahun 2013 yang meraih kriteria A (sangat baik), ini memberikan
bukti bahwa output dan outcome nya telah dapat dirasakan oleh masyarakat.
2. Opini BPK mendapat WTP dengan catatan, yang menggambarkan kualitas
penganggaran cukup baik dan pembelanjaannya sesuai dengan ketentuan.

Meskipun demikian dari semua hasil-hasil pembangunan yang telah diraih tersebut, masih
terdapat beberapa catatan kelemahan yang dapat menjadi bahan evaluasi untuk perencanaan
pembangunan kelautan dan perikanan ke depannya, lebih utama lagi diharapkan hasilnya
bisa dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, untuk merubah tingkat kehidupan yang
lebih baik.
Laporan ini ini mudah-mudahan dapat menjadi sarana penyampaian informasi kepada
masyarakat tentang kebijakan program kegiatan yang telah dilaksanakan, hasil-hasil yang
dicapai, serta permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kelautan dan perikanan
selama tahun 2013.

86 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


12
Lampiran

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 87


Lampiran 1. Dokumentasi Kapal Inkamina TA 2013

88 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Provinsi Lampung

INKA MINA 590 INKA MINA 591

INKA MINA 593 INKA MINA 592

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 89


Provinsi Sumatera Selatan

INKA MINA 586 INKA MINA 587

INKA MINA 589 INKA MINA 588

Provinsi Jambi

INKA MINA 564 INKA MINA 565

Provinsi Banten

INKA MINA 628 INKA MINA 629

90 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

INKA MINA 447 INKA MINA 448

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

INKA MINA 645 INKA MINA 646

INKA MINA 647 INKA MINA 648

PROVINSI BALI

INKA MINA 692 INKA MINA 693

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 91


Provinsi nUSA TENGGARA TIMUR

INKA MINA 695 INKA MINA 696 & 697

INKA MINA 698 INKA MINA 699

Provinsi nUSA TENGGARA BARAT

INKA MINA 706 INKA MINA 707

INKA MINA 708 INKA MINA 709

92 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Provinsi KALIMANTAN TENGAH

INKA MINA 672 INKA MINA 673

INKA MINA 673 INKA MINA 674

INKA MINA 676 INKA MINA 677

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 93


Provinsi KALIMANTAN BARAT

INKA MINA 664 INKA MINA 665

INKA MINA 666 INKA MINA 667

INKA MINA 668 INKA MINA 669

Provinsi SULAWESI BARAT

INKA MINA 751 INKA MINA 752

94 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Provinsi SULAWESI SELATAN

INKA MINA 749 INKA MINA 750

Provinsi SULAWESI TENGGARA

INKA MINA 762 INKA MINA 763

INKA MINA 763 INKA MINA 764

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 95


INKA MINA 721 INKA MINA 722

INKA MINA 723 INKA MINA 724

Provinsi Maluku Utara

INKA MINA 777 INKA MINA 778

96 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Lampiran 2. Bantuan Sarana dan Prasarana
Pulau-Pulau Kecil Tahun 2013
No Lokasi Jenis Bantuan
Pengadaan Desalinasi Air Laut di 12 Lokasi berupa:
1. P. Balang Lompo, Kab. Pangkep, Prop. Sulawesi Selatan Desalinasi air laut
2. P.Sabu, Kab. Sabu Raijua, Prop. NTT Desalinasi air laut
3. P. Kangge, Kab. Alor, Prop. NTT Desalinasi air laut
4. P. Biang, Kab. Nias Selatan, Prop. Sumatera Utara Desalinasi air laut
5. P. Bajopulau, Kab. Bima, Prop. NTB Desalinasi air laut
6. P. Gusung, Kab. Selayar, Prop. Sulawesi Selatan Desalinasi air laut
7. P. Salibabu, Kab. Kep. Talaud, Prop. Sulawesi Utara Desalinasi air laut
8. P. Balai, Kab. Aceh Singkil, Prop. NAD Desalinasi air laut
9. P. Mendaku , Kab. Sangihe, Prop. Sulawesi Utara Desalinasi air laut
10. SUPM, Prop. NTT Desalinasi air laut
11. P. Puteangin, Kab. Barru, Prop. Sulawesi Selatan Desalinasi air laut
12. P. Adonara, Kab. Flores Timur, Prop. NTT Desalinasi air laut

No Lokasi Jenis Bantuan


Pengadaan Sarana Pengembangan Usaha Perikanan
1. Kab. Kotabaru, Prop. Kalsel Mesin katinting 6,5 HP (12 unit)
2. Kab. Maluku Tenggara Barat, Prop. Maluku Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
3. Kab. Maluku Barat Daya, Prop. Maluku Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
4. Kab. Manggarai Barat, Prop. NTT Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
5. Kota Tidore, Kep. Maluku Utara Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
6. Kab. Pasaman Barat, Prop. Sumatera Barat Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
7. Kab. Banggai Kep, prop Sulawesi Tengah Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
8. Kab. Mamuju, Prop. Sulawesi Barat Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
9. Kab. Alor, Prop. NTT Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)
10. Kab. Pangkep, Prop. Sulsel Mesin Katinting 6,5 HP (12 unit)

No Lokasi Jenis Bantuan


Pembangunan Prasarana Jetty Apung
1. P.Pieh, Kab. Padang Pariaman, Prop. Sumatera Barat Jetty apung
2. P. Kali Utara, Kab. Serang, Prop. Banten Jetty apung
3. P. Sebatik, Kab. Nunukan Jetty apung
4. P. Salahnama, Kab. Batubara, Prop. Sumatera utara Jetty apung
5. P. Samalona, Kota Makassar, Prop. Sulawesi Selatan Jetty apung
6. P. P. Cingkuak. Kab. Pesisir Selatan, Prop. Sumatera Barat Jetty apung
7. P. Karabak Katek, Kab. Pesisir Selatan, Prop. Sumatera Barat Jetty apung
8. Gili Tangkong, Kab. Lombok Barat, Prop. NTB Jetty apung
9. Gili Belek, Kab. Lombok Timur, Prop. NTB Jetty apung
10. P. Sebuku, Kab. Lampung Selatan, Prop. Lampung Jetty apung

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 97


No Lokasi Jenis Bantuan
Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Wilayah Timur
1. Pulau Nusa Ceningan, Kab. Klungkung, Prop. Bali desalinasi air laut
2. Pulau Kukusan, Kab. Manggarai Barat, Pop. Nusa Tenggara desalinasi air laut
Timur
3. Pulau Papagaran, Kab. Manggarai Barat, Pop. Nusa Teng- desalinasi air laut
gara Timur
4. Pulau Komodo, Kab. Manggarai Barat, Pop. Nusa Tenggara desalinasi air laut
Timur
5. Pulau Raijua, Kab. Sabu Raijua, Pop. Nusa Tenggara Timur desalinasi air laut
6. Pulau Ternate, Kab. Alor, Prop. Nusa Tenggara Timur desalinasi air laut
7. Pulau Solor, Kab. Flores Timur, Prop. Nusa Tenggara Timur desalinasi air laut
8. Pulau Kembanglemari, Kab. Pangkep, Pop. Sulawesi Selatan desalinasi air laut
9. Pulau Sapinggang, Kab. Pangkep, Pop. Sulawesi Selatan desalinasi air laut
10. Pulau Kodingareng, Kota Makassar, Pop. Sulawesi Selatan desalinasi air laut
11. Pulau Karumpa Lompo, Kab. Selayar, Prop. Sulawesi Selatan desalinasi air laut
12. Pulau Tanakeke, Kab. Takalar, Pop. Sulawesi Selatan desalinasi air laut
13. Pulau Battoa, Kab. Polewalimandar, Pop. Sulawesi Barat desalinasi air laut
14. Pulau Salisingang, Kab. Mamuju, Pop. Sulawesi Barat desalinasi air laut
15. Pulau Poat, Kab. Banggai, Pop. Sulawesi Tengah desalinasi air laut
16. Pulau Molilis, Kab. Banggai Laut, Pop. Sulawesi Tengah desalinasi air laut
17. Pulau Simatang, Kab. Toli Toli, Pop. Sulawesi Tengah desalinasi air laut
18. Pulau Sainoa, Kab. Morowali, Pop. Sulawesi Tengah desalinasi air laut
19. Pulau Paladan, Kab. Tojo Unauna, Pop. Sulawesi Tengah desalinasi air laut
20. Pulau Wawonii, Kab. Konawe, Pop. Sulawesi Tenggara desalinasi air laut
21. Pulau Maginti, Kab. Muna, Pop. Sulawesi Tenggara desalinasi air laut
22. Pulau Manado Tua, Kota Manado, Pop. Sulawesi Utara desalinasi air laut
23. Pulau Mahengetang, Kab. Kep. Sangihe, Pop. Sulawesi desalinasi air laut
Utara
24. Pulau Batuwingkung, Kab. Kep. Sangihe, Pop. Sulawesi desalinasi air laut
Utara
25. Pulau Mare, Kota Tidore Kep, Pop. Maluku Utara desalinasi air laut
26. Pulau Ponelo, Kab. Gorontalo Utara, Pop. Gorontalo desalinasi air laut
27. Pulau Dullah, Kota Tual, Pop. Maluku desalinasi air laut
28. Pulau Selaru, Kab. Maluku Tenggara Barat, Pop. Maluku desalinasi air laut

No Lokasi Jenis Bantuan


Pengadaan Prasarana Pendukung Minawisata
1. P. Matak, Kab. Kep. Anambas, Prop. Kepri KJA Minawisata

98 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


No Lokasi Jenis Bantuan
Pengadaan Sapras Pengembangan Minawisata
1. Pulau Kei kecil, kota Tual, Prop. Maluku KJA Minawisata
2. Pulau Sanrobengi, Kab. Takalar, Prop. Sulsel KJA Minawisata
3. Tamling, Kab. Pessir Barat, Prop Lampung KJA Minawisata
4. Pulau Battoa KJA Minawisata
5. Teluk Kabui, Kab. Raja Ampat, Prop Papua Barat KJA Minawisata
6. Pulau Piropok, Kab. Sumenep

No Lokasi Jenis Bantuan


Pengembangan sapras air bersih wilayah barat
1. Pulau Tuangku, Kab. Aceh Singkil, Prop NAD Desalinasi air laut
2. Pulau Geranting, kota Batam, Prop. Kepri Desalinasi air laut
3. Pulau Matak, Kab. Kep. Anmabas, Prop. Kepri Desalinasi air laut
4. Pulau Mantang, Kab. Bintan, Prop. Kepri Desalinasi air laut
5. Pulau Gin Kecil, Kab. Bintan, prop. Kepri Desalinasi air laut
6. P. Legundi, Kab. Pesawaran, Prop. Lampung Desalinasi air laut
7. P. Rangsang, Kab. Kep. Meranti, Prop. Riau Desalinasi air laut
8. P. Merbau, Kab. Kep. Meranti, prop. Kepri Desalinasi air laut
9. P. Kateman, kab. Indragiri Hilir, prop Riau Desalinasi air laut
10. P. Burung, Kab. Indragiri Hilir, Prop. Riau Desalinasi air laut
11. P. Sangkarayam, Kab. Indragiri Hilir, Prop Riau Desalinasi air laut
12. Pulau Rimau Balak, Kab. Lampung Selatan, Prop. Lampung Desalinasi air laut
13. Pulau Pahawang, Kab. Pesawaran, Prop. Lampung Desalinasi air laut
14. Pulau Panjang, Kab. Pasaman Barat, Prop. Sumatera Barat Desalinasi air laut
15. Pulau Memong, Kab. Nias Selatan, Prop. Sumatera Utara Desalinasi air laut
16. Pulau Bukulimau, Kab. Belitung Timur, Desalinasi air laut
Prop. Bangka Belitung
17. Pulau Kamujan, Kab. Jepara, Prop. Jawa Tengah Desalinasi air laut
18. Desa Atep Oki, Kab.Minahasa, Prop. Sulawesi Utara Desalinasi air laut
19. Pulau Sambilan, Kab. Langkat, Prop. Sumatera Utara Desalinasi air laut
20. Pulau Kabung, Kab. Bengkayang, Prop. Kalimantan Barat Desalinasi air laut
21. Pulau Tanjungsaleh, Kab. Kubu Raya, Prop. Kalimantan Desalinasi air laut
Barat
22. Pulau Pelapisgenting, Kab. Kayong Utara, Prop. Kalimantan Desalinasi air laut
Barat
23. Pulau Balikukup, Kab. Berau, Prop. Kalimantan Timur Desalinasi air laut
24. Pulau Maradapan, Kab. Kotabaru, Prop. Kalimantan Selatan Desalinasi air laut
25. Pulau Gili Tapan, Kab. Sumbawa, Prop. Nusa Tenggara Barat Desalinasi air laut
26. Pulau Kenawa, Kab. Sumbawa Barat, Prop. Nusa Tenggara Desalinasi air laut
Barat

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 99


Lampiran 3. Pembangunan Pelabuhan Perikanan

100 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Lampiran 4. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 101


Lampiran 6. Kegiatan Pengembangan Usaha
Garam Rakyat (PUGAR)

Aktifitas BLM PUGAR di Berbagai Daerah dan Hasil Panen Garam

102 LAPORAN Tahunan Kkp 2013


Lampiran 7. Contoh Lokasi Pembangunan
Pelabuhan Perikanan Tahun 2012
yang dipantau oleh UKP4

LAPORAN Tahunan Kkp 2013 103


104 LAPORAN Tahunan Kkp 2013
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 105
106 LAPORAN Tahunan Kkp 2013
108 LAPORAN Tahunan Kkp 2013

You might also like