Professional Documents
Culture Documents
33 5-Article Text-8-1-10-20190320
33 5-Article Text-8-1-10-20190320
Afriva Khaidir
ABSTRACT
This study tried to explain the implementation of non-cash financial management at the
Local Government Secretariat (Sekda) of West Sumatera, the obstacles that arise
during implementation and the efforts to overcome these obstacles. This research was
motivated by the presence of Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Number
910/1866/SJ, dated April 17, 2017 concerning Non-Cash Implementation in Provincial
Governments, in each Regional Government in all provinces in Indonesia is required
to implement a non-cash transaction system in regional financial management. This
research is descriptive with a qualitative approach. The indicator used in this study is
accountability, transparency and value of money. Research informants were
determined by purposive sampling. The results showed that implementation of financial
management of non-cash at the Local Government Secretariat (Sekda) of West
Sumatera, had begun in September 2017. The implementation of this online-based non-
cash transaction required a structured mechanism and flow for the implementation of
the Standard Operating Procedure. But in its implementation, there are various
obstacles that arise such as treasurers who have not all followed the flow in the SOP,
applications that are still often errors, and the treasurer workload is increasing.
Keywords: non-cash transaction, financial management
perhatian manajer pada kendala atau yang ada dalam mengatasi suatu masalah.
pemborosan yang memperlambat proses
produksi. Berdasarkan pengertian tersebut Manajemen Pemerintah
dapat dipahami bahwa TOC memfokuskan Bun Yamin Ramto dalam Nawawi (2013)
untuk mengidentifikasi kendala-kendala menjelaskan manajemen pemerintahan
yang mempengaruhi proses produksi suatu adalah faktor utama dalam suatu
perusahaan, kemudian mengoptimalkan administrasi publik untuk mencapai tujuan
penggunaan sumber daya yang memiliki yang telah ditentukan dengan sarana dan
kendala tersebut dalam meningkatkan prasarana yang ada, termasuk organisasi
keuntungan dan mencapai tujuan. serta sumber dana dan sumber daya yang
Terdapat dua kendala berdasarkan tersedia. Sedangkan Sondang P. Siagian
asalnya yaitu kendala internal dan kendala dalam Nawawi (2013) mendefisinikan
eksternal. Kendala internal adalah faktor- manajemen pemerintahan adalah
faktor yang membatasi berjalannya manajemen yang ditetapkan dalam
pelaksanaan kegiatan pengawasan yang lingkungan aparatur pemerintahan atau
berasal dari dalam sistemnya sendiri. aparatur negara, tidak hanya diartikan
Kendala internal harus ditekan secara sebagai aparatur dari badan eksekutif, tetapi
optimal agar tujuan yang ingi dicapai dpat juga dari badan legislatif dan yudikatif,
terlaksana tanpa harus meningkatkan biaya serta baik pada tingkat pusat maupun
operasional. Kendala eksternal adalah tingkat daerah.
faktor-faktor yang membatasi tujuan Dengan demikian dapat peneliti
organisasi yang berasal dari luar sistemnya. pahami bahwa manajemen pemerintahan
Kendala-kendala yang muncul adalah berupa rumusan dari faktor upaya
tersebut akan diatasi dengan berbagai dalam suatu organisasi. Upaya tersebut
upaya. Menurut Kamus Besar Bahasa diwujudkan dengan berbagai kegiatan
Indonesia tahun 2008 upaya merupakan pemerintah yang mencakup berbagai aspek
usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu kehidupan dan penghidupan warga negara
maksud, memecahkan persoalan dan dan masyarakatnya. Kemampuan
mencari jalan keluar. menyelenggarakan pemerintahan sangat
Selanjutnya Poerwadaminta dalam ditentukan oleh kecakapan manajerial dan
Jupri (2014) mengatakan upaya adalah eksponen pemerintahan dan berfungsinya
segala sesuatu yang bersifat mengusahakan sistem manajemen. Apabila pemerintah
terhadap sesuatu hal supaya dapat lebih sudah berjalan dengan baik serta dalam
berdaya guna dan berhasil guna sesuai tataran implementasinya telah
dengan maksud, tujuan dan fungsi serta mengakomodasi bebrapa komponen seperti
manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan. demokratissi dan globalisasi, inovasi, dan
Upaya sangat berkaitan erat dengan dengan masyarakat madani maka kepemerintahan
penggunaan sarana dan prasarana dalam yang ada telah berkualifikasi baik atau
menunjang kegiatan tersebut, agar berhasil diistilahkan “good governance”.
maka dilakukan suatu cara dan alat
penunjang yang tersedia. Berdasarkan Pengelolaan Keuangan Daerah
pengertian tersebut dapat penulis pahami Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58
bahwa upaya adalah suatu kegiatan atau Tahun 2005, Pengelolaan Keuangan
usaha dengan menggunakan segala keuatan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
staf dengan pihak ketiga penyedia makan b. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan
dan minum. Karena sebelumnya pada saat pengelolaan keuangan transaksi nontunai di
itulah sering terjadi mark up anggaran yang Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat
tidak diketahui oleh bendahara. Oleh sebab Berdasarkan pada hasil penelitian yang
itu dengan transaksi nontunai yang telah telah penulis lakukan, terdapat beberapa
dilaksanakan pada saat ini diharapkan dapat kendala dalam pelaksanaan transaksi
menghindari kecurangan-kecurangan yang nontunai di Sekda Provinsi Sumatera Barat.
terjadi seperti sebelumnya. Karena diantaranya yaitu dalam pelaksanaan sistim
bendahara yang langsung mentransfer non-tunai,disini berpengaruh kepada
pembayaran kepada penyedia makan dan rekanan atau relasi dalam penyelenggaraan
minum kegiatan, bukan lagi melalui staf kegiatan yang diadakan di Sekretariat
atau PPTK. Daerah Provinsi Sumatera Barat. Para
Standar Operasional Prosedur pegawai di Kantor Gubernur harus mencari
Belanja Perjalanan Dinas Dalam dan Luar rekanan atau relasi dari pihak ketiga yang
Daerah, dalam pembayaran belanja mau melakukan transaksi pembayaran
tersebut, para PPTK (Pejabat Pelaksana secara non-tunai dengan membuka
Teknis Kegiatan) terlebih dahulu haruslah rekening Bank Nagari. Hal tersebut
melengkapi persyaratan dokumen tidaklah mudah karena terkadang beberapa
pertanggungjawaban dengan selengkap- restoran atau penyedia alat kantor tidak
lengkapnya. Jika dokumen tersebut tidak mau membuka rekening yang sesuai.
lengkap, maka biaya perjalanan dinas Selanjutnya fasilitas yang diberikan oleh
dalam atau luar daerah tidak akan diproses pihak ketiga yaitu Bank Nagari belum bisa
oleh bendahara dan akan dikembalikan lagi dimanfaatkan dengan baik oleh para
kepada staf untuk dilengkapi sesuai pengelola keuangan seperti PPK dan
persyaratan yang telah ditentukan. Bendahara. Fasilitas yang diberikan kepada
Hal tersebut mengakibatkan petugas pengelolaan keuangan tersebut
dampak yang positif bagi produktivitas seharusnya disesuaikan dengan kapasitas
pegawai, karena pada sistim sebelumnya pegawai dan efisien dalam penggunaannya.
yaitu pembayaran cash bendahara akan Karena pulsa yang tidak bisa digunakan
melakukan transaksi pembayaran sebelum akan mubazir atau terbuang percuma,
dokumen pertanggung jawaban dilengkapi, terlebih pulsa tersebut berasal dari
sehingga banyak staf atau PPTK yang tidak pengeluaran pribadi dari bendahara.
menyelesaikan dokumen Dengan perkembangan teknologi,
pertanggungjawaban dengan tepat waktu. dapat mempermudah pekerjaan semua
Penggunaan e-card atau e-money kalangan dan aspek, tetapi pada
juga merupakan bentuk kerjasama kenyataannya bendahara mengalami beban
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kerja yang bertambah banyak akibat adanya
dengan Bank Nagari maupun bank swasta pelaksanaan transaksi non-tunai ini.
lainnya dalam rangka transparasi atas Seharusnya penyelenggara sistim transaksi
pendapatan yang diperoleh Pemprov dan non-tunai di Provinsi Sumatera Barat yaitu
meminimalisir bentuk peredaran uang di Badan Keuangan Daerah Provinsi
masyarakat khususnya masyarakat di Sumatera Barat, mempertimbangkan
wilayah Provinsi Sumatera Barat. dampak yang ditimbulkan dari suatu
pelaksanaan kebijakan. Terkait efisiensi