You are on page 1of 15

Jmiap jurnal ilmu administrasi publik

jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com


Vol.1 No.1 Tahun 2018

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI


NON TUNAI DI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Husna Rahma Dona


Jurusan Ilmu Administrasi Publik,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Email : husnarahmadona@gmail.com

Afriva Khaidir

Jurusan Ilmu Administrasi Publik,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang


Email : afrivak@yahoo.com

ABSTRACT

This study tried to explain the implementation of non-cash financial management at the
Local Government Secretariat (Sekda) of West Sumatera, the obstacles that arise
during implementation and the efforts to overcome these obstacles. This research was
motivated by the presence of Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Number
910/1866/SJ, dated April 17, 2017 concerning Non-Cash Implementation in Provincial
Governments, in each Regional Government in all provinces in Indonesia is required
to implement a non-cash transaction system in regional financial management. This
research is descriptive with a qualitative approach. The indicator used in this study is
accountability, transparency and value of money. Research informants were
determined by purposive sampling. The results showed that implementation of financial
management of non-cash at the Local Government Secretariat (Sekda) of West
Sumatera, had begun in September 2017. The implementation of this online-based non-
cash transaction required a structured mechanism and flow for the implementation of
the Standard Operating Procedure. But in its implementation, there are various
obstacles that arise such as treasurers who have not all followed the flow in the SOP,
applications that are still often errors, and the treasurer workload is increasing.
Keywords: non-cash transaction, financial management

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |56


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

Pendahuluan Bank Nagari menggagas Nagari


Cash Management yang akan diterapkan
Negara Indonesia dengan kondisi pada awal Oktober 2017. Nagari Cash
geografi dan jumlah populasi yang cukup Management ini bertujuan untuk
besar, memiliki potensi untuk melakukan menerapkankan sistem transaksi keuangan
perluasan akses layanan sistem daerah secara non-tunai. Dengan demikian
pembayaran. Kelancaran sistem semua transaksi keuangan yang bersumber
pembayaran melalui transaksi non-tunai dari kas daerah akan dilaksanakan dengan
merupakan faktor penentu keberhasilan sistim non-tunai. Dalam penggunanaan
terciptanya stabilitas sistem keuangan yang Nagari Cash Management, petugas
efektif. Mengacu kepada hal tersebut, Bank bendaharawan dan pengelola keuangan
Indonesia sebagai regulator sekaligus bank daerah tidak akan menggunakan brankas
sentral di Indonesia mengemukakan ide sebagai media penyimpanan uang lagi dan
penggunaan instrumen pembayaran non- tidak akan ada peredaran uang cash di
tunai dengan membuat sebuah kampanye seluruh SKPD Provinsi Sumatera Barat.
bertema “Gerakan Nasional Non Tunai Dengan diterapkannya sistem
(GNNT)”. transaksi keuangan daerah secara non-tunai
Dalam mewujudkan “good ini, Pemprov Sumbar akan menjadi
governance clean government” pemerintah provinsi kedua setelah DKI Jakarta yang
telah berupaya untuk memaksimalkan mampu merealisasikan kebijakan nasional
kebijakan transaksi non-tunai ini. tersebut. Sosialisasi akan dilakukan secara
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sendiri bertahap dan setelah dilaunching bulan
saat ini juga telah sepakat bekerja sama Oktober tahun 2017, ditargetkan pada bulan
dengan Bank Nagari untuk Desember keseluruhan sistem pendukung
mengembangkan transaksi keuangan non- penerapan transaksi non tunai ini akan
tunai di seluruh Organsasi Perangkat selesai dan siap untuk digunakan secara
Daerah (OPD) di Provinsi Sumatera Barat keseluruhan.
untuk mewujudkan masyarakat tanpa Dalam pelaksanaan transaksi
transaksi tunai. keuangan daerah secara nontunai, Badan
Sehubungan dengan tindaklanjut Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Daerah membuat sebuah Standar
No.910/1866/51-2017 tentang Operasional Prosedur agar makanisme atau
Implementasi Transaksi Non-Tunai pada alur sistem pembayaran dengan non-tunai
pemerintahan Provinsi, Pemkab dan Kota dapat terarah dan berjalan lancar. Tetapi
sebagai tindak lanjut pelaksanaan Instruksi hingga sekarang masih ditemukan bahwa
Presiden No.10/2016 Tetang Aksi terdapat bendahara yang tidak mengikuti
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi mekanisme yang sudah disediakan.
Tahun 2016 dan Tahun 2017, Pemerintah Berdasarkan wawancara peneliti
Provinsi Sumatera Barat bekerjasama dengan Bendahara di Biro Pemerintahan
dengan Bank Nagari dalam Sekda Provinsi Sumatera Barat,
menandatangani nota kesepakatan mengatakan bahwa terdapat beberapa
implementasi non-tunai di aula Bank kendala dalam penggunaan Nagari Cash
Nagari tanggal 22 Sepetember 2017. Management; salah satunya yaitu jaringan
internet seringkali tidak terhubung yang

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |57


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

menyebabkan terhambatnya pekerjaan Implementasi menurut Purwanto dan


yang dilakukan oleh para bendahara. Sulistyastuti (2012) adalah kegiatan untuk
Kendala lainnya yang ditemui adalah mendistribusikan keluaran kebijakan (to
aplikasi Nagari Cash Management yang deliver output) yang dilakukan oleh para
akan error pada saat melakukan transaksi implementer kepada kelompok sasaran
yang banyak secara sekaligus. Hal tersebut (target group) sebagai upaya untuk
sangat berisiko bagi bendahara sehingga mewujudkan tujuan kebijakan. Grindle
dibutuhkan ketelitian yang tinggi serta (1980) dalam Mulyadi (2016) menyatakan
komunikasi yang lancar dengan rekan bahwa implementasi adalah proses umum
pelaku transaksi. tindakan administratif yang dapat diteliti
Lalu terdapat fasilitas bagi para pada tingkat program tertentu. Meter dan
bendahara dengan memberikan handphone Horn dalam Muchlis (2004) berpendapat
untuk mempermudah melakukan transaksi bahwa implementasi kebijakan merupakan
dengan NCM tersebut. Handphone tersebut semua tindakan oleh perorangan atau
sudah di-setting agar hanya bisa mengakses kelompok pemerintah maupun swasta yang
aplikasi NCM. Tetapi kendala yang diarahkan pada perwujudan tujuan yang
dirasakan oleh bendahara adalah untuk telah ditetapkan terlebih dahulu dalam
memperpanjang masa aktif kartu seluler keputusan kebijakan.
agar bisa terus digunakan dengan Proses implementasi baru akan
menggunakan uang pribadi dari bendahara dimulai apabila tujuan dan sasaran telah
itu sendiri, sehingga fasilitas yang ditetapkan, program kegiatan telah tersusun
diberikan tersebut tidak bisa dimanfaatkan dan dana telah siap dan telah disalurkan
dengan baik oleh bendahara. untuk mencapai sasaran. Lalu menurut
Berdasarkan permasalahan yang pemahaman peneliti, implementasi intinya
terdapat di latar belakang diatas, maka merupakan tindakan yang dilakukan setelah
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian suatu kebijakan ditetapkan implementasi
mengenai Pelaksanaan Pengelolaan merupakan cara agar sebuah kebijakan
Keuangan dengan Transaksi Nontunai di dapat mencapai suatu tujuan. Selanjutnya
Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera impelementasi kebijakan publik dapat
Barat, maka rumusan masalah dalam dipahami bahwa tahap implementasi
penelitian adalah : merupakan peristwa yang berhubungan
1. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan dengan apa yang terjadi setelah suatu
keuangan transaksi non-tunai di Undang-Undang atau peraturan ditetapkan
Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera dengan memberikan otoritas pada suatu
Barat? kebijakan dengan membentuk output yang
2. Apa sajakah kendala yang muncul dalam jelas dan dapat diukur.
pelaksanaan transaksi non-tunai di Selanjutnya teori kendala atau Theory
Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera
of Constraint merupakan suatu pendekatan
Barat?
ke arah peningkatan proses yang berfokus
3. Apakah upaya dalam mengatasi kendala
trasaksi non-tunai di Sekretariat Daerah pada elemen yang dibatasi untuk
Provinsi Sumatera Barat? meningkatkan output. Menurut Hansen dan
Mowen dalam Setyaningrum & Hamidy
Tinjauan Pustaka (2008) mengatakan theory of constraint
Implementasi, Kendala, dan Upaya adalah suatu teori yang memfokuskan

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |58


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

perhatian manajer pada kendala atau yang ada dalam mengatasi suatu masalah.
pemborosan yang memperlambat proses
produksi. Berdasarkan pengertian tersebut Manajemen Pemerintah
dapat dipahami bahwa TOC memfokuskan Bun Yamin Ramto dalam Nawawi (2013)
untuk mengidentifikasi kendala-kendala menjelaskan manajemen pemerintahan
yang mempengaruhi proses produksi suatu adalah faktor utama dalam suatu
perusahaan, kemudian mengoptimalkan administrasi publik untuk mencapai tujuan
penggunaan sumber daya yang memiliki yang telah ditentukan dengan sarana dan
kendala tersebut dalam meningkatkan prasarana yang ada, termasuk organisasi
keuntungan dan mencapai tujuan. serta sumber dana dan sumber daya yang
Terdapat dua kendala berdasarkan tersedia. Sedangkan Sondang P. Siagian
asalnya yaitu kendala internal dan kendala dalam Nawawi (2013) mendefisinikan
eksternal. Kendala internal adalah faktor- manajemen pemerintahan adalah
faktor yang membatasi berjalannya manajemen yang ditetapkan dalam
pelaksanaan kegiatan pengawasan yang lingkungan aparatur pemerintahan atau
berasal dari dalam sistemnya sendiri. aparatur negara, tidak hanya diartikan
Kendala internal harus ditekan secara sebagai aparatur dari badan eksekutif, tetapi
optimal agar tujuan yang ingi dicapai dpat juga dari badan legislatif dan yudikatif,
terlaksana tanpa harus meningkatkan biaya serta baik pada tingkat pusat maupun
operasional. Kendala eksternal adalah tingkat daerah.
faktor-faktor yang membatasi tujuan Dengan demikian dapat peneliti
organisasi yang berasal dari luar sistemnya. pahami bahwa manajemen pemerintahan
Kendala-kendala yang muncul adalah berupa rumusan dari faktor upaya
tersebut akan diatasi dengan berbagai dalam suatu organisasi. Upaya tersebut
upaya. Menurut Kamus Besar Bahasa diwujudkan dengan berbagai kegiatan
Indonesia tahun 2008 upaya merupakan pemerintah yang mencakup berbagai aspek
usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu kehidupan dan penghidupan warga negara
maksud, memecahkan persoalan dan dan masyarakatnya. Kemampuan
mencari jalan keluar. menyelenggarakan pemerintahan sangat
Selanjutnya Poerwadaminta dalam ditentukan oleh kecakapan manajerial dan
Jupri (2014) mengatakan upaya adalah eksponen pemerintahan dan berfungsinya
segala sesuatu yang bersifat mengusahakan sistem manajemen. Apabila pemerintah
terhadap sesuatu hal supaya dapat lebih sudah berjalan dengan baik serta dalam
berdaya guna dan berhasil guna sesuai tataran implementasinya telah
dengan maksud, tujuan dan fungsi serta mengakomodasi bebrapa komponen seperti
manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan. demokratissi dan globalisasi, inovasi, dan
Upaya sangat berkaitan erat dengan dengan masyarakat madani maka kepemerintahan
penggunaan sarana dan prasarana dalam yang ada telah berkualifikasi baik atau
menunjang kegiatan tersebut, agar berhasil diistilahkan “good governance”.
maka dilakukan suatu cara dan alat
penunjang yang tersedia. Berdasarkan Pengelolaan Keuangan Daerah
pengertian tersebut dapat penulis pahami Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58
bahwa upaya adalah suatu kegiatan atau Tahun 2005, Pengelolaan Keuangan
usaha dengan menggunakan segala keuatan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |59


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan masyarakat. Transparansi


penatausahaan, pelaporan, pengelolaan keuangan daerah pada
pertanggungjawaban dan pengawasan akhirnya akan menciptakan horizontal
keuangan daerah. Pengelolaan keuangan accountability antara pemerintah daerah
daerah yang dilakukan secara ekonomis, dengan masyarakat sehingga tercipta
efisien, dan efektif dan sesuai prinsip- pemerintah daerah yang bersih, efektif,
prinsip good governance untuk dapat efisien, akuntabel dan responsif terhadap
menciptakan pengelolaan yang akuntabel aspirasi dan kepentingan masyarakat.
dan transparan. Selanjutnya menurut Soleh
dan Rochmansjah (2010), prinsi-prinsip
Transaksi Nontunai
pengelolaan keuangan daerah adalah:
a. Akuntabilitas Sistem pembayaran dan pola bertransaksi
Akuntabilitas merupakan ekonomi terus mengalami perubahan.
kewajiban organisasi dalam membuat Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran
perhitungan yang seksama dan menggeser peranan uang tunai (currency)
mencatatnya dengan gambaran yang sebagai alat pembayaran non tunai yang lebih
benar tentang transaksi finansial dan efisien dan ekonomis (Pramono, 2006). Selaku
keadilan organisasi, lalu pemegang otoritas pelaksana sistem
menyampaikan laporan tersebut pada pembayaran nasional, Bank Indonesia
laporan tahunan. terlihat bahwa menyadari sepenuhnya bahwa fungsi sistem
akuntabilitas publik menghendaki pembayaran sangat kritikal dalam suatu
birokrasi publik dapat menjelaskan perekonomian terutama untuk menjamin
secara transparan (transparency) dan kestabilan sistem keuangan. Kelancaran sistem
terbuka (openness) kepada publik pembayaran melalui transaksi non-tunai
mengenai tindakan apa yang telah merupakan faktor penentu keberhasilan
dilakukan. terciptanya stabilitas sistem keuangan yang
b. Value for money efektif. Mengacu kepada hal tersebut, Bank
Menurut Mardiasmo (2009) value Indonesia sebagai regulator sekaligus bank
for money merupakan konsep sentral di Indonesia mengemukakan ide
pengelolaan organisasi sektor publik penggunaan instrumen pembayaran non-tunai
yang mendasarkan pada tiga elemen
dengan membuat sebuah kampanye bertema
utama yaitu, efektivitas, efisiensi dan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)”.
ekonomi. Value for money adalah istilah Begitu pula dengan pemerintah saat ini yang
yang digunakan untuk menilai apakah
sudah mencanangkan Gerakan Nasional Non
organisasi telah memperoleh manfaat Tunai yang telah dicanangkan oleh Bank
maksimal dari barang dan jasa yang Indonesia pada 14 Agustus 2014 dengan tujuan
diperoleh atau diberikan, dan dengan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
memanfaatkan sumber daya yang terhadap penggunaan instrumen nontunai.
tersedia.
c. Transparansi Terdapat beberapa manfaat dalam
Tranparansi adalah keterbukaan bertransaksi non-tunai yaitu:
pemerintah daerah dalam membuat 1) Kepraktisan bertransaksi dan keamanan
kebijakan keuangan daerah sehingga dalam membawa instrumen non tunai
dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dibandingkan dengan uang tunai.

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |60


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

2) Efisiensi biaya antara biaya produksi a. Pelaksanaan pengelolaan keuangan


instrumen non-tunai dengan biaya transaksi nontunai di Sekretariat
pencetakan, peredaran serta pengelolaan Daerah Provinsi Sumatera Barat
uang tunai. Transaksi non tunai telah menjadi pilihan
3) Pencatatan transaksi yang secara otomatis
bagi berbagai transaksi yang terjadi di
sehingga memudahkan dalam menghitung
aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentu dapat
wilayah Indonesia. Sistim transaksi non
mencegah underground economy yang tunai ini menuju ke arah yang semakin
umumnya dilakukan dalam bentuk tunai. efisien. Efisensi dari sistim transaksi non-
4) Penggunaan alat pembayaran non tunai juga tunai ini dapat diukur dari tingkat
akan meningkatkan sirkulasi uang dalam keakuratan, ketepatan dan kecepatannya.
perekonomian (velocity of money). Sehingga sistim non-tunai ini juga menjadi
pilihan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat. Adapun pelaksanaan berbagai
Metode Penelitian pembayaran secara transaksi non tunai
Penelitian ini termasuk jenis penelitian diwujudkan sebagai salah satu upaya
kualitatif deskriptif, yaitu mengkaji objek pembenahan tata kelola keuangan di
yang mengungkapkan fenomena-fenomena Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
yang ada secara konseptual melalui Pada saat ini, Pemerintah Provinsi
pengumpulan data yang diperoleh, dengan Sumatera Barat baru bisa menerapkan
melihat unsur-unsur sebagai satuan objek transaksi non-tunai terbatas pada seluruh
kajian yang saling terkait selanjutnya SKPD di Provinsi saja, karena dalam masa
mendiskripsikannya. Dengan pengembangan dan dilakukan secara
menggunakan metode penelitian ini, bertahap. Pada tahun 2017 berdasarkan
peneliti akan membangun komunikasi dan Surat Edaran Menteri dalam negeri Nomor
berinteraksi dengan beberapa pihak yang 910/186/SJ menerangkan bahwa
dirasa berhubungan dengan permasalahan pelaksanaan transaksi non tunai yang di
penelitian. ujicobakan di Sekretariat Daerah Provinsi
Teknik pengumpulan data dalam Sumatera Barat dilakukan secara terbatas,
penelitian ini adalah wawancara, observasi maksudnya adalah pembayaran yang
dan studi dokumentasi. Dalam penentuan nominalnya dibawah Rp. 1.000.000 atau
informan, peneliti menggunakan teknik satu juta rupiah, masih bisa dilakukan
purposive sampling. Informan dalam
dengan cash. Tetapi jika nominalnya sudah
penelitian terdiri dari bendahara di biro- diatas satu juta rupiah, maka akan
biro pada Sekretariat Daerah Provinsi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
Sumatera Barat, serta Kasubid Pengeluaran secara non tunai.
di Bidang Perbendaharaan beserta staf di Pada tanggal 1 Januari tahun 2018,
Badan Kauangan Daerah Sumatera Barat. pelaksanaan transaksi non-tunai tersebut
Uji keabsahan data dilakukan dilakukan secara menyeluruh di semua
menggunakan teknik triangulasi. Teknik SKPD Provinsi di Sumatera Barat sesuai
analisis data dimulai dari reduksi data, dengan Instruksi Gubernur Nomor 03
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahun 2017 yang telah disebutkan
Hasil dan Pembahasan sebelumnya. Berarti pada tanggal tersebut,
Hasil Temuan semua brankas bendahara telah kosong,
peredaran uang cash dilingkungan SKPD

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |61


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

Provinsi Sumatera Barat sudah tidak ada. Walaupun hanya metode


Keseluruhan jenis belanja daerah dilakukan pembayaran yang berubah, tetapi dengan
secara non-tunai. menggunakan non-tunai berbasis
Sesuai dengan Instruksi Gubernur perbankan ini, menghasilkan output yang
No. 3 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan berbeda dari sebelumnya. Cara bayar yang
Transaksi Non-Tunai, terdapat pada poin beda pasti ada output yang beda juga.
ke-2 menjelaskan bahwa transaksi Selanjutnya Pemerintah Provinsi Sumatera
pembayaran melalui mekanisme non-tunai Barat, telah melakukan kerjasama dengan
dilakukan untuk pembayaran : Bank Nagari sebagai penyelenggara dan
a. Belanja perjalanan dinas dalam daerah fasilitator dalam pelaksanaan transaksi non-
b. Belanja perjalanan dinas luar daerah tunai. Dengan menggunakan aplikasi
c. Belanja makanan dan minuman Nagari Cash Management, yaitu salah satu
d. Belanja horarium PNS dan Non-PNS jenis jasa layanan keuangan yang ditujuan
e. Belanja Alat Tulis Kantor, Peralatan, untuk nasabah perorangan dan non-
Perlengkapan Pakai Habis, Seminar Kit, perorangan (perusahaan/lembaga) dimana
Belanja Cetak dan Penggandaan. nasabah yang bersangkutan dapat
memperoleh informasi keuangan dan
Inovasi cashless yang dilakukan oleh melakukan transaksi keuangan melalui
Pemerintah dengan mengikuti issue fasilitas online.
nasional yaitu Gerakan Nasional Non- Implementasi non tunai Pemprov
Tunai ini adalah untuk meningkatkan Sumbar dimulai dari rapat pembangunan
transparansi dan pertanggungjawaban sistem dengan bank Nagari, selanjutnya
pemerintah daerah terhadap apa yang telah sosialisasi awal kepada SKPD,
dikerjakannya. Dan salah satu tujuan utama penyelesaian regulasi pendukung ,
dalam pelaksanaan non-tunai ini adalah penetapan belanja yang akan dilakukan non
untuk menghilangkan budaya korupsi atau tunai, uji coba Cash Management Systems
mark up anggaran yang biasanya terjadi di dan yang terakhir bimtek bagi bendahara.
kalangan pemerintah daerah. Suksesnya transaksi non tunai apabila
Perbedaan yang paling mencolok komitmen kuat, adanya perubaham
adalah metode pembayarannya dari cash mindset, regulasi, penguatan sumber daya
menjadi cashless tetapi prinsip pengelolaan manusia, dan yang terakhir kesiapan
keuangan daerah yang menjadi pedoman teknologi informasi. Manfaat dari transaksi
bendahara masih sama. nontunai tersebut, transaksi mudah diawasi,
Pertanggungjawaban keuangan, metode lebih efisien, relatif tidak berbiaya mahal,
pencatatan, dan pengakuan dalam berkontribusi terhadap penerimaan daerah,
akuntansi masih sama. Untuk pedoman memberi kemudahan transaksi
pengelolaan keuangan daerah secara umum pembayaran, dan dapat mencegah
aturan yang masih berlaku sama yaitu peredaran uang palsu.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Pelaksanan transaksi non tunai di
Tahun 2006, dengan perubahan ada dua daerah paling lambat pada tanggal 01
yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Januari 2018. Sebanyak 117 (seratus tujuh
Nomor 59 Tahun 2007, Peraturan Menteri belas) Bendahara di Lingkungan
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
diharapkan dapat mengimplementasikan

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |62


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

Nagari Cash Management terhitung 1 dan belanja Daerah di Sumatera Barat.


Oktober 2017 dalam melakukan Aplikasi yang digunakan yaitu Nagari Cash
pembayaran kepada pihak ketiga atau Management ini digunakan sebagai
belanja rutin lainnya. Nagari Cash instrumen pembayaran pada seluruh
Management ini memang baru dan masih belanja daerah. Pembayaran yang
tahap pengembangan dan akan terus dilakukan oleh bendahara secara langsung
disempurnakan, diharapkan bendahara dilakukan dengan sistim online yakni non-
dapat secara optimal memanfaatkan fitur – tunai, dengan ketentuan yang masih sama
fitur yang sudah disiapkan, sehingga pada tugas dan fungsi bendahara
bendahara dapat melakukan tugasnya pengeluaran sesuai dengan Peraturan
secara efektif dan efisien. Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun
Pelaksanaan non-tunai di 2008 tentang Pengelolaan Keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Daerah.
mencakup segala jenis APBD yang terbagi Belanja daerah yang dimaksudkan
dalam Pendapatan dan Belanja Daerah. disini adalah berupa belanja rutin, belanja
Dari sisi Pendapatan mencakup segi pegawai, belanja barang dan jasa misalnya
penerimaan pajak daerah, dan Penerimaan pemenuhan Alat Tulis Kantor, belanja
Asli Daerah lainnya dimana dari sisi perjalanan dinas, belanja makanan dan
penerimaan tersebut pengembangan sistem minuman kegiatan. Selanjutnya belanja
aplikasi untuk non tunai sudah dilakukan daerah tersebut hanya bisa digunakan pada
secara online sistem. Dimana penerimaan Uang Persediaan. Uang Persediaan (UP)
pendapatan dilakukan secara sistem online adalah uang muka kerja dengan jumlah
perbankan melalui auto debit yang masuk tertentu yang bersifat daur ulang
langsung ke rekening pendapatan (revolving), diberikan kepada bendahara
pemerintah secara akuntabel dan transparan pengeluaran hanya untuk membiayai
sudah dikelola dengan baik tanpa adanya kegiatan operasional kantor sehari-hari
lagi pungutan dimanapun. yang tidak dapat dilakukan dengan
Dari sisi Belanja Daerah penerapan pembayaran langsung. Dalam pembayaran
transaksi non tunai mencakup berbagai makan dan minum kegiatan seperti
aspek belanja seperti belanja kegiatan rapat harus melalui mekanisme
subsidi/layanan publik, belanja yang terstruktur. Pembayaran belanja
pembangunan dan belanja rutin. Dalam makan dan minum kegiatan, para staf atau
kegiatan Belanja Daerah proses PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)
pelaksanaan transaksi non tunai dilakukan haruslah melengkapi persayaratan
secara bertahap dimana awal dokumen pertanggungjawaban kepada
pelaksanaannya Pemerintah Provinsi bendahara, jika dokumen tersebut sudah
Sumatera Barat dibawah Badan Keuangan lengkap maka bendahara akan melakukan
Derah Provinsi Sumatera Barat melakukan pembayaran kepada pihak ketiga atau pihak
berbagai pendekatan terhadap stakeholder penyedia makan dan minum.
atau pihak ketiga dengan melakukan Perbedaan pembayaran transaksi
berbagai macam bentuk kerjasama. nontunai dengan metode yang sebelumnya
Aplikasi Nagari Cash Management yaitu tunai adalah pembayaran dengan
digunakan sebagai aplikasi yang membantu transaksi non tunai ini akan memutus rantai
dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan transaksi pembayaran antara PPTK atau

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |63


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

staf dengan pihak ketiga penyedia makan b. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan
dan minum. Karena sebelumnya pada saat pengelolaan keuangan transaksi nontunai di
itulah sering terjadi mark up anggaran yang Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat
tidak diketahui oleh bendahara. Oleh sebab Berdasarkan pada hasil penelitian yang
itu dengan transaksi nontunai yang telah telah penulis lakukan, terdapat beberapa
dilaksanakan pada saat ini diharapkan dapat kendala dalam pelaksanaan transaksi
menghindari kecurangan-kecurangan yang nontunai di Sekda Provinsi Sumatera Barat.
terjadi seperti sebelumnya. Karena diantaranya yaitu dalam pelaksanaan sistim
bendahara yang langsung mentransfer non-tunai,disini berpengaruh kepada
pembayaran kepada penyedia makan dan rekanan atau relasi dalam penyelenggaraan
minum kegiatan, bukan lagi melalui staf kegiatan yang diadakan di Sekretariat
atau PPTK. Daerah Provinsi Sumatera Barat. Para
Standar Operasional Prosedur pegawai di Kantor Gubernur harus mencari
Belanja Perjalanan Dinas Dalam dan Luar rekanan atau relasi dari pihak ketiga yang
Daerah, dalam pembayaran belanja mau melakukan transaksi pembayaran
tersebut, para PPTK (Pejabat Pelaksana secara non-tunai dengan membuka
Teknis Kegiatan) terlebih dahulu haruslah rekening Bank Nagari. Hal tersebut
melengkapi persyaratan dokumen tidaklah mudah karena terkadang beberapa
pertanggungjawaban dengan selengkap- restoran atau penyedia alat kantor tidak
lengkapnya. Jika dokumen tersebut tidak mau membuka rekening yang sesuai.
lengkap, maka biaya perjalanan dinas Selanjutnya fasilitas yang diberikan oleh
dalam atau luar daerah tidak akan diproses pihak ketiga yaitu Bank Nagari belum bisa
oleh bendahara dan akan dikembalikan lagi dimanfaatkan dengan baik oleh para
kepada staf untuk dilengkapi sesuai pengelola keuangan seperti PPK dan
persyaratan yang telah ditentukan. Bendahara. Fasilitas yang diberikan kepada
Hal tersebut mengakibatkan petugas pengelolaan keuangan tersebut
dampak yang positif bagi produktivitas seharusnya disesuaikan dengan kapasitas
pegawai, karena pada sistim sebelumnya pegawai dan efisien dalam penggunaannya.
yaitu pembayaran cash bendahara akan Karena pulsa yang tidak bisa digunakan
melakukan transaksi pembayaran sebelum akan mubazir atau terbuang percuma,
dokumen pertanggung jawaban dilengkapi, terlebih pulsa tersebut berasal dari
sehingga banyak staf atau PPTK yang tidak pengeluaran pribadi dari bendahara.
menyelesaikan dokumen Dengan perkembangan teknologi,
pertanggungjawaban dengan tepat waktu. dapat mempermudah pekerjaan semua
Penggunaan e-card atau e-money kalangan dan aspek, tetapi pada
juga merupakan bentuk kerjasama kenyataannya bendahara mengalami beban
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kerja yang bertambah banyak akibat adanya
dengan Bank Nagari maupun bank swasta pelaksanaan transaksi non-tunai ini.
lainnya dalam rangka transparasi atas Seharusnya penyelenggara sistim transaksi
pendapatan yang diperoleh Pemprov dan non-tunai di Provinsi Sumatera Barat yaitu
meminimalisir bentuk peredaran uang di Badan Keuangan Daerah Provinsi
masyarakat khususnya masyarakat di Sumatera Barat, mempertimbangkan
wilayah Provinsi Sumatera Barat. dampak yang ditimbulkan dari suatu
pelaksanaan kebijakan. Terkait efisiensi

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |64


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

seharusnya pengelolaan keuangan dengan beberapa upaya yang dilakukan untuk


sistem online sudah dapat meminimalkan mengatasi berbagai kendala. Salah satunya
penggunaan kertas serta dapat yaitu upaya yang dilakukan oleh Badan
memanfaatkan waktu untuk bekerja dalam Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat
meningkatkan produktivitas, tetapi adalah mengadakan kegiatan pelatihan atau
kenyataan di lapangan masih belum efisien. pembinaan yang bernama ‘Coaching
Selanjutnya terdapat banyak Clinic’ yang bertujuan untuk membina dan
kendala yang dirasakan oleh para meningkatkan kemampuan pegawai dalam
bendahara yang termasuk pada kendala menggunakan aplikasi Nagari Cash
sistim dari aplikasi Nagari Cash Management sebagai instrumen
Management. Kendala yang sering muncul pengelolaan keuangan daerah berbasis
adalah terjadi double transfer, atau sistem online. Lalu upaya lain yang
transaksi yang dilakukan sudah berhasil dilakukan adalah menjadi penghubung
tetapi laporannya tidak ada. Ini bukanlah komunikasi yang baik antara para
kesalahan dari human-made, tetapi karena pengelola keuangan dan bendahara dengan
masalah aplikasi yang masih error. Jadi pihak ketiga yaitu Bank Nagari agar
kami akan menghubungi pihak Bank komunikasi terkait keluhan akan kendala
Nagari untuk melaporkan kesalahan ini, yang muncul dapat ditanggapi dengan
tetapi terkadang laporan tersebut lama cepat.
untuk ditindaklanjuti dan jikalau ada respon Kendala-kendala seperti kesalahan
dari pihak bank para bendahara akan sistem, aplikasi error, jaringan atau koneksi
menunggu lama dalam proses perbaikan internet yang buruk, merupakan kendala
tersebut. Itu berpengaruh kepada pekerjaan, yang sangat mengahmbat pekerjaan para
karena akan terhambat untuk proses bendahara. Sehingga upaya dalam
lainnya. Kendala yang dialami oleh mengatasi kendala tersebut dilakukan
bendahara sebagian besar berupa kendala bukan hanya dari pihak penyelenggara saja,
yang berasal dari sistim aplikasi. Seperti melainkan juga berasal dari pengguna dari
terjadinya kesalahan transfer saat sistim non-tunai ini yaitu bendahara dan
melakukan transaksi, ataupun kesalahan petugas pengelola keuangan. Hal tersebut
double transfer yang masih sering terjadi. dilakukan karena infrastruktur pendukung
Dalam penanganan kendala tersebut, dalam pelaksanaan sistim transaksi non-
bendahara harus menghubungi pihak ketiga tunai ini belum memadai, sehingga atas
pemfasilitasi penyelenggaraan transaksi berdasar inisiatif dari SKPD masing-
non-tunai yaitu Bank Nagari, tetapi untuk masing maka dilakukan suatu cara agar
menunggu respon atau tanggapan dari Bank pekerjaan tetap berjalan tanpa gangguan
Nagari tersebut masih membutuhkan waktu atau kesalahan teknis. Tetapi terkait dengan
yang lama. kendala aplikasi error masih belum ada
upaya yan dilakukan oleh pihak
c. Upaya dalam mengatasi kendala yang muncul penyelenggara selain dari upaya perbaikan
dalam pelaksanaan transaksi keuangan yang masih lama ditanggapi.
secara non-tunai di Sekretariat Derah
Provinsi Sumatera Barat Pembahasan
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang
telah penulis lakukan sebelumnya, terdapat

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |65


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

a. Pelaksanaan pengelolaan keuangan sistim transaksi non-tunai ini memudahkan


transaksi nontunai di Sekretariat Daerah bendahara dalam proses penghitungan
Provinsi Sumatera Barat pengeluaran, karena sistimnya dana yang
Terdapat tiga indikator dalam penelitian ini akan bisa dikeluarkan dengan sistim
dalam melihat pelaksanaan transaksi non- transfer perbankan, sebelumnya urusan
tunai di Sekretariat Daerah Provinsi administrasi seperti SPJ atau laporan
Sumatera Barat yaitu : terlebih dahulu harus di-entry-kan kedalam
1. Akuntabilitas sistem aplikasi. Jika SPJ dan laporan
Akuntabilitas merupakan kewajiban tersebut sudah lengkap maka proses
organisasi dalam membuat perhitungan transaksi baru akan dilakukan.
yang seksama dan mencatatnya dengan Akuntabilitas yang ingin dicapai dari
gambaran yang benar tentang transaksi pelaksanan non tunai ini adalah
finansial dan keadilan organisasi, lalu penggunaan APBD yang tepat sasaran dan
menyampaikan laporan tersebut pada akuntabel, karena seluruh aliran dana dapat
laporan tahunan. Terlihat bahwa ditelusuri danhasil akhir saldo perhitungan
akuntabilitas publik menghendaki birokrasi dalam pencatatan sama dengan saldo yang
publik dapat menjelaskan secara transparan ada dalam rekening dan secara berkala akan
(transparency) dan terbuka (openness) tersaji didalam sistem dengan bukti
kepada publik mengenai tindakan apa yang pertanggung jawaban yang jelas.
telah dilakukan. Yang menurut Islamy Pengelolaan keuangan dengan sistim
dalam Widodo (2001) tujuannya adalah transaksi non-tunai ini juga berdampak
untuk menjelaskan bagaimanakah pada produktivitas pegawai. Pegawai akan
pertanggungjawaban hendak dilaksanakan, lebih dSisiplin dan lebih produktif untuk
metode apa yang dipakai untuk menyelesaikan dengan baik dan cepat
melaksanakan tugas, bagaimana realitas segala SPJ atau laporan yang menjadi
pelaksanaannya dan apa dampaknya. kewajibannya. Maka dengan sistem
Dapat penulis analisa bahwa dari segi tersebut, akan terlihat bahwa dari segi
akuntabilitas pelaksanaan transaksi akuntabililitas pelaksanaan Nagari Cash
keuangan secara non-tunai di Sekretariat Management dalam pengelolaan keuangan
Daerah sudah baik. Bisa dikatakan baik daerah berjalan baik.
karena dengan adanya transaksi nontunai 2. Transparansi
dengan berbasis sistim online ini, maka Transparansi merupakan keterbukaan
akan mendukung dalam pencapaian pemerintah daerah dalam membuat
pemerintahan yang akuntabel. Dalam kebijakan keuangan daerah sehingga dapat
menyiapkan pengelolaan keuangan yang diketahui dan diawasi oleh DPRD dan
akuntabel dan, pelaksanaan transaksi non masyarakat. Transparansi pengelolaan
tunai merupakan salah satu upaya demi keuangan daerah pada akhirnya akan
mensukseskan implementasi non-tunai menciptakan horizontal accountability
secara keseluruhan menuju terwujudnya antara pemerintah daerah dengan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah masyarakat sehingga tercipta pemerintah
dan demi terwujudnya pemerintahan yang daerah yang bersih, efektif, efisien,
baik (good governance). akuntabel dan responsif terhadap aspirasi
Dengan menggunakan aplikasi dan kepentingan masyarakat.
Nagari Cash Management, penerapan

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |66


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

Prinsip keterbukaan yang keuangan yang dilakukan, tetapi dengan


memungkinkan masyarakat untuk sudah adanya perubahan sistim dari tunai
mengetahui dan mendapatkan akses ke non-tunai ini, berarti telah ada upaya dari
informasi seluas-luasnya tentang keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam
daerah. memperbaiki sistim yang ada ke arah yang
Pengelolaan keuangan atas pelaksanaan lebih baik untuk mewujudkan tata kelola
non tunai di Pemerintah Provinsi Sumatera pemerintah yang baik.
Barat, saat ini secara tidak langsung sudah 3. Value for money
diketahui oleh publik, dikarenakan setiap Value for money merupakan jembatan
transaski keluar masuk uang yang melalui untuk menghantarkan pemerintah daerah
APBD sudah berupa non cash, dan sudah mencapai good governance. Value for
menggunakan online sistem berbasis money tersebut harus dioperasionalkan
perbankan. dalam pengelolaan keuangan daerah dan
Berdasarkan wawancara yang anggaran daerah. Untuk mendukung
sudah peneliti lakukan dengan informan, dilakukannya pengelolaan keuangan dana
maka pelaksanaan transaksi keuangan publik (public money) maka diperlukan
secara non-tunai sudah mendukung asas sistem pengelolaan keuangan daerah dan
transparansi. Karena dengan sistim non- anggaran yang baik. hal tersebut dapat
tunai maka segala pembelanjaan daerah dan tercapai apabila pemerintah daerah
penerimaan daerah akan dikelola dengan memiliki sistem akuntansi yang baik.
secara online. Dan dengan prinsip ini, Berdasarkan hasil temuan dapat
pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh peneliti analisa bahwa dari segi value for
para pengelola keuangan dan bendahara money yaitu bagaimana penerapan sistem
dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan transaksi non-tunai dalam pengelolaan
terbuka. Karena sudah tidak ada lagi keuangan daerah bisa dikatakan belum
“underground money” yang muncul dengan berjalan baik. Karena terdapat berbagai
sistim non-tunai ini. kendala di dalam penggunaan aplikasi
Bentuk transparansi yang didapat Nagari Cash Management tersebut, seperti
bagi masyarakat belum sepenuhnya belum lancarnya aplikasi Nagari Cash
diperoleh, tetapi bentuk transparansi yang Management tersebut masih error, masih
telah diupayakan oleh Pemerintah Provinsi sering terjadi kesalahan akibat aplikasi
Sumatera Barat saat ini diantaranya adanya yang belum berjalan sempurna.
layanan akses data keuangan yang Selanjutnya jika dilihat dari segi
diberikan secara terbuka melalui website- efektivitas, pelaksanaan transaksi nontunai
website resmi dari Pemerintah Provinsi dalam pengelolaan keuangan daerah sudah
Sumatera Barat seperti yang bisa diakses efektif, karena bisa dikatakan tujuan-tujuan
www.sumbarprov.go.id. dari pelaksaan transaksi nontunai ini sudah
Oleh karena itu, pelaksanaan tercapai walaupun masih terdapat beberapa
transaksi keuangan daerah secara non-tunai kendala. Berdasarkan hasil wawancara,
di Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera pekerjaan bendahara dan petugas pengelola
Barat sudah baik dari segi transparansi. keuangan (PPK) dapat dikerjakan dengan
Walaupun belum memungkinkan lebih mudah dan lebih tertib. Walaupun
masyarakat untuk mengakses informasi dari segi efisiensi masih belum sepenuhnya
seluas-luasnya tentang pengelolaan efisien karena terkendala pengaharusan

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |67


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

mem-print bukti transfer di setiap Kendala yang ditemukan


pembayan yang dilakukan oleh bendahara selanjutnya adalah fasilitas berupa
dengan relasi kegiatan. peminjaman handphone untuk melakukan
pembayaran token listrik yang diberikan
b. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan oleh pihak ketiga yaitu Bank Nagari belum
pengelolaan keuangan transaksi nontunai di bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para
Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat pengelola keuangan seperti PPK dan
Menurut Hansen dan Mowen (dalam Bendahara. Seharusnya fasilitas yang
Setyaningrum & Hamidy, 2008) terdapat diberikan kepada petugas pengelolaan
dua kendala berdasarkan asalnya yaitu: keuangan tersebut seharusnya disesuaikan
1) Kendala internal dengan kapasitas pegawai dan efisien
Kendala internal adalah faktor-faktor yang dalam penggunaannya. Karena pulsa yang
membatasi berjalannya pelaksanaan tidak bisa digunakan akan mubazir atau
kegiatan pengawasan yang berasal dari terbuang percuma, terlebih pulsa tersebut
dalam sistemnya sendiri. Kendala internal berasal dari pengeluaran pribadi dari
harus ditekan secara optimal agar tujuan bendahara.
yang ingi dicapai dpat terlaksana tanpa 2) Kendala eksternal
harus meningkatkan biaya Kendala eksternal adalah faktor-faktor
operasional.Berdasarkan hasil wawancara yang membatasi tujuan organisasi yang
yang telah peneliti lakukan dengan berasal dari luar sistemnya. Berdasarkan
beberapa informan, maka dapat dilihat yang hasil wawancara yang telah dilakukan,
menjadi kendala internal adalah terdapat peneliti melihat terdapat beberapa kendala
pada sistem aplikasi yang belum sempurna. eksternal dalam pelaksanaan transaksi
Maksudnya disini adalah masih keuangan daerah secara nontunai di
sering terjadinya kesalahan yang Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat
diakibatkan oleh sistem aplikasi yang error. diantaranya yaitu komunikasi antara
Seperti misalnya terjadi double transfer bendahara dengan pihak Bank Nagari
yang bukan karena kesalahan dari masih belum lancar. Hal tersebut terjadi
bendahara tetapi dari sistem aplikasi, pada saat bendahara melaporkan kendala-
kendala double transfer masih sering kendala terkait aplikasi yang error, tetapi
dikeluhkan oleh para bendahara karena hal pihak Bank Nagari sering terlambat dalam
tersebut akan mengakibatkan dampak yang memproses laporan tersebut.
panjang. Hal tersebut sangat tidak efektif Kendala lainnya adalah karena
bagi bendahara yang pekerjaannya akan fasilitator aplikasi NCM adalah Bank
terhambat. Nagari maka direkomendasikan seluruh
Lalu karena aplikasi Nagari Cash proses transaksi dilakukan antar sesama
Management berguna untuk mempermudah pengguna/nasabah bank Nagari. Tetapi
semua pembayaran dan segala transaksi, dikenyataannnya rekanan yang berasal dari
maka memberikan dampak pada beban luar Sumatera Barat banyak yang keberatan
kerja bendahara yang bertambah banyak. akan hal tersebut.
Hal tersebut sudah dikeluhkan oleh
bendahara tetapi belum ada upaya c. Upaya dalam mengatasi kendala yang
penyelesaian dari pihak Badan Keuangan muncul dalam pelaksanaan transaksi
Daerah sebagai penyelenggara.

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |68


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

keuangan secara non-tunai di Sekretariat Prosedur untuk para bendahara di seluruh


Derah Provinsi Sumatera Barat SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di
Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan
Upaya adalah segala sesuatu yang bersifat transaksi nontunai berdampak pada
mengusahakan terhadap sesuatu hal supaya peningkatan akuntabilitas, transparansi dan
dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna value of money adalah seluruh aliran dana
sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi dapat ditelusuri, pencatatan transaksi sudah
serta manfaat suatu hal tersebut secara langsung dan adanya bukti
dilaksanakan. Upaya sangat berkaitan erat pertanggungjawaban yang lengkap dan
dengan dengan penggunaan sarana dan hal tersebut mewujudkan tertib
prasarana dalam menunjang kegiatan administrasi pengelolaan keuangan daerah.
tersebut, agar berhasil maka dilakukan Kendala yang muncul dalam
suatu cara dan alat penunjang yang tersedia. Pelaksanaan Transaksi Keuangan Daerah
Berdasarkan pengertian tersebut dapat secara non-tunai di Sekretariat Daerah
penulis pahami bahwa upaya adalah suatu Provinsi Sumatera Barat adalah didominasi
kegiatan atau usaha dengan menggunakan oleh kendala internal yaitu aplikasi yang
segala keuatan yang ada dalam mengatasi sering error, bendahara yang masih
suatu masalah. melakukan transaksi nontunai tidak sesuai
Demikian halnya dengan upaya dengan SOP (Standar Operasional
yang dilakukan dalam mengatasi kendala Prosedur) yang berlaku, fasilitas
yang timbul dalam pelaksanaan transaksi handphone yang diberikan tidak dapat
non tunai di Sekda Provinsi Sumatera digunakan dengan efektif dan efisien, serta
Barat. Upaya yang dilakukan melibatkan beban kerja bendahara yang bertambah
instansi terkait yaitu Badan Keuangan banyak. Selanjutnya kendala eksternal yang
Daerah bidang Perbendaharan selaku muncul adalah bendahara yang melaporkan
Bendahara Umum Daerah yang akan kendala dalam pengoperasian aplikasi
memberikan pembinaan kepada bendahara Nagari Cash Management kepada pihak
di lingkungan Pemprov Sumatera Barat. Bank Nagari selalu terlambat dapat respon
upaya yang dilakukan juga menggunakan yang lambat. Upaya dalam mengatasi
sarana-prasarana yang ada ataupun kendala yang muncul dalam pelaksanaan
tambahan untuk meningkatkan kinerja transaksi keuangan secara non-tunai di
bendahara dalam mengantisipasi kendala Sekretariat Derah Provinsi Sumatera Barat
sistem dan aplikasi. adalah salah upaya yang dilakukan oleh
Badan Kuangan Daerah Provinsi Sumatera
Penutup Barat adalah mengadakan kegiatan
pelatihan atau pembinaan yang bernama
Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan ‘Coaching Clinic’ yang bertujuan untuk
pembahasan sebelumnya, maka peneliti membina dan meningkatkan kemampuan
dapat menarik kesimpulan bahwa: pegawai dalam menggunakan aplikasi
Pelaksanaan transaksi keuangan secara Nagari Cash Management sebagai
nontunai di Sekretariat Daerah Provinsi instrumen pengelolaan keuangan daerah
Sumatera Barat telah dimulai pada bulan berbasis sistem online.
September tahun 2017. Dalam pelaksanaan
tersebut telah dibentuk Standar Operasional DAFTAR PUSTAKA

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |69


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
Jmiap jurnal ilmu administrasi publik
jmiap.ppj.unp.ac.id Email : jianfis.unp@gmail.com
Vol.1 No.1 Tahun 2018

Produksi Dengan Pendekatan


Instruksi Gubernur No. 3 Tahun 2017 Theory Of Constraint Untuk
tentang Pelaksanaan Transaksi Non-Tunai Meningkatkan Laba. Jurnal Riset
Jupri, Muhammad. (2014). Upaya Badan Dan Ekonomi. Volume 8 Nomor 1
Kepegawaian Daerah dalam Proses Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi 910/186/SJ tahun 2017
Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Tanah Widodo, Joko. (2001). Good Governance
Tidung.Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume Telaah Dari Dimensi
2 Nomor 2 Akuntabilitas Dan Kontrol
Mardiasmo.(2009). Birokrasi Pada Era Desentralisasi
AkuntansiSektorPublik. Yogyakarta: Dan Otonomi Daerah. Surabaya :
ANDI Insan Cendekia
Muchlis, Hamdi. (2014). Kebijakan
Publik. Bogor : Ghalia Indonesia
Mulyadi, Deddy. (2016). Studi Kebijakan
Publik dan Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta
Nawawi, Zaidan. (2013). Manajemen
Pemerintahan. Jakarta: Rajawali
Press
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pramono, Bambang, dkk. (2006). Dampak
Pembayaran Non-Tunai Terhadap
Perekonomian Dan Kebijakan
Moneter. Bank Indonesia: working
paper
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah
Sulistyastuti. (2012).
Implementasi Kebijakan Publik:
Konsep Dan Aplikasinya Di
Indonesia. Yogyakarta: Gava
Media
Siagian, Sondang P. (2008). Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara
Sutabri, Tata. (2005). Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: ANDI
Sholeh, Chabib&HeruRochmansjah.
(20100. Pengelolaan Keuangan
Desa. Bandung: Fokus Media
Setyaningrum, Rina Moestika&Fauzan
Hamidy. (2008). Analisis Biaya

Husna Rahma Dona, Afriva Khaidir |70


IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN TRANSAKSI NON TUNAI DI SEKRETARIAT
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

You might also like