You are on page 1of 19

PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik

http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

IMPLEMENTATION OF MINIMUM SERVICE STANDARDS POLICY AT


THE REGIONAL PLANNING AND DEVELOPMENT AGENCY OF
SANGGAU REGENCY
Oleh:
Irma Sri Wahyuni 1*
NIM. E1011151059
Dr. Sugito, M.Si2 , Deni Darmawan, SE, M.Si2
*Email: Irma.wahyuni70@gmail.com

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak
2. Dosen Program studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tanjungpura Pontianak

Abstract
This undergraduate thesis research aims to provide an understanding of the
Implementation of Minimum Service Standards Policy at the Regional Planning and
Development Agency of Sanggau Regency, with a focus of research on factors that
influence the Implementation of the Minimum Service Standards Policy at the
qualitative research method and a descriptive approach. The location of this study
was at the Regional Planning and Development Agency (BAPPEDA) of Sanggau
Regency. In Implementing the Minimum Service Standars Policy at the Regional
Planning and Development Agency of Sanggau Regency, seen from the theory by
Van Meter and Van Horn, there are 6 (six) veriables that influence the Minimum
Service Standars Policy, namely standars and objectives of the policy, Resources,
Characteristics of implementing agencies, Attitudes / dispositions of implementers,
Communicating between organizations and implementing activities, Social and
political economic environment. The results of this study show that there is still a
lack of quantity and quality of the resources of the planner apparatus in providing
services as well as an understanding of the apparatus resources towards minimum
service standard policy which is still inefficient due to the lack of internal
coordination within the Regional Planning and Development Agency.

Keywords: Implementation, Public Policy, Minimum Service Standars

IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059


Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 1
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI


BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN SANGGAU
Oleh:
Irma Sri Wahyuni 1*
NIM. E1011151059
Dr. Sugito, M.Si2 , Deni Darmawan, SE, M.Si2
*Email: Irma.wahyuni70@gmail.com

3. Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak
4. Dosen Program studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tanjungpura Pontianak

Abstrak
Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai
Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal di Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau, dengan fokus penelitian pada faktor-
faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal di
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Lokasi dalam
penelitian ini yaitu di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Sanggau. Dalam Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal di
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten sanggau, dilihat dari teori
yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn, ada 6 (enam) variabel yang
mempengaruhi kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu Ukuran dan tujuan
kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik agen pelaksana, Sikap/kecenderungan
(disposition) para pelaksana, Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana,
Lingkungan ekonomi sosial dan politik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
masih kurangnya kuantitas dan kualitas dari sumberdaya aparatur perencana dalam
memberikan pelayanan serta pemahaman sumberdaya aparatur terhadap kebijakan
standar pelayanan minimal (SPM) yang masih kurang karena rendahnya koordinasi
secara internal di lingkungan Bappeda.

Kata kunci : Implementasi, Kebijakan Publik, Standar Pelayanan Minimal

IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059


Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 2
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

A. PENDAHULUAN sebagai pedoman penyelenggaraan


Standar Pelayanan Minimal pelayanan dan acuan penilaian kualitas
adalah sebuah kebijakan publik yang pelayanan sebagai komitmen atau janji
mengatur mengenai jenis dan mutu dari penyelenggara kepada masyarakat
pelayanan dasar yang merupakan urusan untuk memberikan pelayanan yang
wajib daerah yang berhak diperoleh oleh berkualitas.
setiap warga secara minimal.Sebagai Standar Pelayanan Minimal
sebuah kebijakan yang baru dilaksanakan dengan maksud agar :1).
diperkenalkan, standar pelayanan Terjaminnya hak masyarakat menerima
minimal sudah selayaknya didukung oleh suatu pelayanan dasar dari pemerintahan
peraturan perundang-undangan yang daerah dengan mutu tertentu; 2).
memadai mulai dari undang-undang, Menjadi dasar penentuan kebutuhan
peraturan pemerintah ataupun peraturan pembiayaan daerah; 3). Menjadi
menteri terkait. landasan dalam menentukan
Standar Pelayanan Minimal perimbangan keuangan dan atau bantuan
(SPM) adalah salah satu alat pengendali lain yang adil dan transparan; 4).
agar pelayanan menjadi suatu prioritas Menjadi dasar penentuan anggaran
oleh pemerintah daerah.Kebijakan ini berbasis manajemen kinerja; 5).
mulai diberlakukan oleh pemerintah Memperjelas tugas pokok pemerintahan
setelah dikeluarkannya Undang-Undang daerah dan mendorong check and
Nomor 23 Tahun 2014 tentang balances; serta 6). Mendorong
pemerintah daerah. transparansi dan partisipasi masyarakat
Pelayanan dasar dalam Standar dalam proses penyelenggaraan
Pelayanan Minimal merupakan urusan pemerintah daerah. (Sumber: bappeda.
pemerintahan wajib yang Semarangkota. go. id).
diselenggarakan Pemerintah Daerah Indikator-indikator pelayanan
baik Pemerintah Provinsi mapun yang harus diperhatikan dan dipenuhi
Pemerintah Kabupaten/Kota. SPM ini oleh instansi antara lain : 1). Penataan
menjadi tolok ukur yang dipergunakan ruangan, 2). Penampilan petugas, 3). ).
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 3
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

Sarana dan prasarana yang digunakan, honorarium PNS dan non PNS yang
4).Kesediaan petugas dalam pelayanan, tidak dilaksanakan karena karena kurang
5). Kelancaran komunikasi, pemberian ketelitian bidang terkait dalam membuat
solusi, 6). Kepastian jadwal pelayanan, SPJ.
7). Kejelasan informasi oleh petugas, 8). Dalam hal ini penulis
Kecepatan proses pelayanan, 9). memfokuskan pada proses implementasi
Keramahan petugas, 10). Kemampuan kebijakan standar pelayanan minimal,
petugas pelayanan,11). Tanggung jawab dengan rumusan masalah dalam
petugas, 12). Perhatian dalam penelitian ini adalah apa yang
pelayanan,13). Keadilan kelakuan dan menyebabkan implementasi kebijakan
keamanan. standar pelayanan minimal di
Berdasarkan observasi awal BAPPEDA Kabupaten Sanggau belum
penulis mendapatkan data lapangan optimal? Tujuan penelitian ini adalah
berupa Lakip (Laporan Akuntabilitas untuk mengetahui faktor-faktor yang
Kinerja Instansi Pemerintah) Badan mempengaruhi implementasi kebijakan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah standar pelayanan minimal di
Kabupaten Sanggau tahun 2018. Dari BAPPEDA Kabupaten Sanggau.
data tersebut, penulis menemukan Manfaat teoritis yakni diharapkan dapat
beberapa fenomena dari indikator bermanfaat dan menambah khasanah
pelayanan yaitu pertama, kuantitas dan ilmu bagi program studi ilmu
kualitas sumberdaya aparatur perencana administrasi publik khususnya pada
yang masih kurang, hal itu disebabkan kajian kebiijakan publik bagi penelitian
kurangnya pemberian pelatihan terkait selanjutnya yang berkaitan dengan
masalah perencanaan. Kedua, masih standar pelayanan minimal.
rendahnya koordinasi secara internal di Manfaat praktis: (1) Bagi
BAPPEDA Kabupaten Sanggau. Ketiga, Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau
kegiatan operasional penataan ruang khususnya untuk Badan Perencanaan dan
yang direalisasikan belum maksimal Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
yang disebabkan karena adanya Kabupaten Sanggau hasil penelitian ini
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 4
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang mempengaruhi kinerja kebijakan


bahan masukan dan saran dalam publik, diantaranya:
pelaksanaan kebijakan Standar Pelayanan 1. Ukuran dan tujuan Kebijakan.
Minimal di Badan Perencanaan dan “Variabel ini didasarkan pada
Pembangunan Daerah Kabupaten kepentingan utama terhadap faktor-
Sanggau. (2) Bagi masyarakat faktor yang menentukan kinerja
diharapkan penelitian ini dapat keberhasilan. Indikator-indikator
menyampaikan informasi mengenai kinerja ini menilai sejauh mana
standar pelayanan minimal di badan ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan
perencanaan dan pembangunan daerah kebijakan telah direalisasikan. Di
Kabupaten Sanggau. samping itu, ukuran-ukuran dasar dan
B. KAJIAN PUSTAKA tujuan-tujuan berguna dalam
Van Meter dan Van Horn (dalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan
Winarno 2007, 146) mendefinisikan kebijakan secara menyeluruh...”
implementasi sebagai “Tindakan- Dalam melakukan studi
tindakan yang dilakukan baik oleh implementasi, tujuan-tujuan dan
individu-individu atau pejabat-pejabat sasaran-sasaran suatu program yang
atau kelompok-kelompok pemerintah akan dilaksanakan harus diidentifikasi
atau swasta yang diarahkan pada dan diukur karena iplementasi tidak
tercapainya tujuan-tujuan yang telah dapat berhasil atau mengalami
digariskan dalam keputusan kebijakan kegagalan bila tujuan-tujuan itu tidak
selanjutnya”. dipertimbangkan.
Van Meter dan Van Horn juga 2. Sumber Daya. “Disamping ukuran-
merumuskan model pendekatan top- ukuran dasar dan tujuan-tujuan
down yang disebut dengan A Model of kebijakan, yang perlu mendapatkan
the policy implementation. Ada 6 perhatian dalam proses implementasi
variabel menurut Van Meter dan Van kebijakan adalah sumber-sumber yang
Horn (dalam Winarno 2007, 155-158), tersedia. Sumber-sumber layak
mendapat perhatian karena menunjang
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 5
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

keberhasilan implementasi kebijakan. hubungan baik potensial maupun


Sumber-sumber yang dimaksud nyata dengan apa yang mereka miliki
mencakup dana atau perangsang dengan menjalankan kebijakan.
(incentive) lain yang mendorong dan 4. Sikap / kecenderungan (disposition)
memperlancar implementasi yang Para Pelaksana. Intensitas
efektif...” kecenderungan - kecenderungan
Dalam beberapa praktik pelaksana akan mempengaruhi kinerja
implementasi kebijakan, kita sering kebijakan. Para pelaksana yang
mendengar para pejabat maupun mempunyai pilihan-pilihan negatif
pelaksana mengatakan bahwa kita tidak mungkin secara terbuka akan
mempunyai cukup dana untuk menimbulkan sikap menentang
membiayai program-program yang telah tujuan-tujuan program. Bila hal ini
direncanakan. Dengan demikian, dalam terjadi, maka persoalan implementasi
beberapa kasus besar kecilnya dana akan akan mengundang perdebatan. Selain
menjadi faktor yang menentukan itu tingkah laku yang kurang kuat
keberhasilan implementasi kebijakan. mungkin menyebabkan para pelaksana
3. Karakteristik Agen Pelaksana. Para mengalihkan perhatian dan mengelak
peminat politik birokrasi telah secara sembunyi-sembunyi.
mengidentifikasi banyak karakteristik 5. Komunikasi Antar Organisasi dan
badan-badan administratif yang telah Aktifitas Pelaksana. “Agar kebijakan
empengarui pencapaian kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan
mereka. Dalam melihat karakteristik efektif, menurut Van Horn dan Van
badan-badan pelaksana maka tidak Metter, apa yang menjadi standar
lepas daristruktur birokrasi. Struktur tujuan harus dipahami oleh para
birokrasi diartikan sebagai individu (implementators). Yang
karakteristik-karakteristik, norma- bertanggung jawab atas pencapaian
norma dan pola-pola hubungan yang standar dan tujuan harus
terjadi berulang-ulang dalam badan- dikomunikasikan kepada para
badan eksekutif yang mempunyai pelaksana kebijakan tentang apa yang
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 6
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

menjadi standar dan tujuan harus kekondusifan kondisi sosial


konsisten dan seragam (Consistency lingkungan eksternal…”
dan Unifornity) dari berbagai sumber Van Metter dan Van Horn juga
informasi…” mengajukan hipotesis bahwa lingkungan
Koordinasi merupakan ekonomi, sosial dan politik dari yuridiksi
mekanisme yang ampuh dalam atau organisasi pelaksana akan
implementasi kebijakan publik, semakin mempengaruhi karakter badan pelaksana.
baik koordinasi komunikasi diantara Kecenderungan para pelaksana dan
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pencapaian itu sendiri. Kondisi
proses implementasi maka asumsinya lingkungan dapat mempunyai pengaruh
kesalahan-kesalahan akan sangat kecil yang penting pada keinginan dan
untuk terjadi, begitu pula sebaliknya. kemampuan yuridiksi atau organisasi
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dalam mendukung struktur-struktur,
Politik. “Hal terakhir yang perlu vitalitas dan keahlian yang ada dalam
diperhatikan guna menilai kinerja badan administrasi maupun tingkat
implementasi kebijakan publik dalam dukungan politik yang dimiliki.
perspektif yang ditawarkan oleh Van C. METODE PENELITIAN
Metter dan Van Horn adalah sejauh 1. Jenis Penelitian
mana lingkungan eksternal turut Dalam penelitian ini penulis
mendorong keberhasilan kebijakan menggunakan jenis penelitian deskriptif
publik yang telah ditetapkan. yaitu menggambarkan atau melukiskan
Lingkungan ekonomi, sosial dan keadaan yang ada dilapangan. Nawawi
politik yang tidak kondusif dapat (2001, 3) penelitian deskriptif adalah
menjadi biang keladi dari kegagalan menggambarkan keadaan subjek atau
kinerja implementasi kebijakan. objek penelitian, baik yang berupa orang,
Karena itu upaya untuk lembaga, dan masyarakat sebagaimana
mengimplementasikan kebijakan adanya. Jenis yang digunakan dalam
harus pula mempertahankan penelitian ini adalah menggunkan metode
deskriftif yaitu memperoleh gambaran
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 7
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

secara sistematis, faktual, akurat dari tepat untuk penelitian ini karena melihat
aspek-aspek serta masalah penelitian fenomena-fenomena apa saja yang telah
berdasarkan pengamatan, wawancara, dialami oleh subjek penelitian.
dan pengumpulan informasi dilapangan. 2. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk menganalisis masalah Berdasarkan latar belakang yang
penelitian ini menggunakan pendekatan telah diungkapkan pada bab
kualitatif. Menurut Moleong (2011, 6) pendahuluan, penulis melakukan
metode penelitian kualitatif, penelitian penelitian di Kabupaten Sanggau
yang untuk memahami fenomena tentang khususnya di Badan Perencanaan dan
apa yang dialami oleh subjek penelitian Pembangunan Daerah Kabupaten
misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, Sanggau. Alasan penulis mengambil
tindakan dan lain-lain. lokasi penelitian ini adalah berdasarkan
Penggunaan metode kualitatif ini pengamatan dan dilihat dari data Laporan
membantu peneliti untuk memperoleh Akuntabilitas Kinerja Instansi
informasi yang lebih jelas terkait perilaku Pemerintah (Lakip) tahun 2018, jadi
para implementor yang ada di lingkungan penulis tertarik untuk melihat apa saja
Bappeda Kabupaten Sanggau dalam fator-fakor yang mempengaruhi
memberikan pelayanan kepada implementasi kebijakan standar
masyarakat, serta untuk mengetahui lebih pelayanan minimal di BAPPEDA
jelas persepsi dari masyarakat mengenai Kabupaten Sanggau. Waktu penelitian
kinerja Bappeda dalam memberikan dilaksanakan pada bulan Juli 2019.
pelayanan kepada masyarakat. 3. Subjek dan Objek Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis Subjek penelitian adalah
penelitian deskriptif dengan analisis data informan yang memangku kepentingan
secara kualitatif. Artinya penulis dalam memberikan berbagai informasi
mencoba menggambarkan fakta yang yang diperlukan selama proses
terjadi sebagai realita natural tanpa penelitian. Pemilihan informan dalam
adanya fenomena yang dibuat-buat. penelitian ini menggunakan teknik
Penelitian deskriptif dianggap paling purposive. Sugiyono (2012:62),
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 8
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

penarikan informasi sebagai subjek diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
penelitian menggunakan teknik kegiatan sehari-hari orang yang
purposive yaitu suatu teknik penentuan diamati maupun yang digunakan
sumber informasi untuk tujuan tertentu sebagai sumber data penelitian.
saja, artinya yang dipilih adalah orang- Dengan observasi dilapangan, peneliti
orang yang mengetahui dengan jelas akan memperoleh pandangan yang
Subjek ini dipilih pada saat peneliti holistic atau menyeluruh,
melakukan penelitian di lokasi penelitian. mendapatkan pengalaman secara
Berikut adalah subjek penelitian langsung dan menemukan hal-hal
yang dipilih secara teknik purposive : yang diluar persepsi responden
a. Sekertaris Badan Perencanaan dan 2. Teknik wawancara, dalam penelitian
Pembangunan Daerah Kabupaten ini, peneliti melakukan wawancara
Sanggau. terstruktur terhadap beberapa
b. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan informan atau narasumber untuk
Akuntabilitas Kinerja (PAK) mendapatkan data yang berkaitan
c. 5 pegawai BAPPEDA Kabupaten dengan topik penelitian. Peneliti
Sanggau melakukan wawancara dengan
d. 2 orang pegawai dari instansi lain mengajukan sejumlah pertanyaan
yang terkait. yang mengandung jawaban informan
Adapun objek dalam penelitian secara bebas, pandangan, pendapat,
ini adalah proses implementasi sikap dan keyakinan informan tidak
kebijakan standar pelayanan minimal di banyak dipengaruhi pewawancara.
Badan Perencanaan dan Pembangunan 3. Teknik dokumentasi. Dalam penelitian
Daerah Kabupaten Sanggau. ini dokumentasi yang digunakan oleh
4. Teknik Pengumpulan Data peneliti meliputi foto-foto kegiatan,
1. Teknik Observasi, dalam penelitian ini buku-buku yang relevan, peraturan -
observasi yang dilakukan adalah peraturan, laporan kegiatan, dan data
observasi pasif, yaitu peneliti datang penelitian yang berkaitan dengan
di tempat kegiatan orang yang implementasi standar pelayanan
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 9
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

minimal di BAPPEDA kabupaten sumber-sumber tersebut, sehingga data


sanggau. Data ini dimaksudkan untuk yang telah dianalisis dapat
melengkapi data yang tidak diperoleh menghasilkan suatu kesimpulan.
dari metode wawancara maupun 2. Triangulasi teknik
observasi. Triangulasi teknik untuk menguji
5. Teknik Keabsahan Data kredibilitas data yang dilakukan dengan
Penelitian ini menggunakan cara mengecek data kepada sumber yang
teknik triangulasi. Triangulasi dalam sama dengan teknik yang berbeda.
pengujian kredibilitas diartikan sebagai Misalnya teknik yang diperoleh dengan
pengecekan data dari berbagai sumber wawancara, lalu di cek dengan observasi,
dengan berbagai cara dan berbagai waktu dokumentasi atau kuisioner. Bila dengan
(Sugiyono 2010,127). Dalam penelitian tiga teknik pengujian kredibilitas data
ini, peneliti menggunakan triangulasi tersebut menghasilkan data yang
sumber dan triangulasi teknik. berbeda-beda, maka peneliti melakukan
1. Triangulasi sumber diskusi lebih lanjut kepada sumber yang
Triangulasi sumber untuk bersangkutan atau yang lain, maka
menguji kredibilitas data dilakukan memastikan data mana yang dianggap
dengan cara mengecek data yang telah benar.Atau mungkin semuanya benar,
diperoleh melalui beberapa sumber. karena sudut pandangnya berbeda-beda.
Sumber tersebut diambil dari atasan, 2. Teknik Analisis data
bawahan dan masyarakat. Untuk data Analisis data dalam penelitian
mengenai Standar Pelayanan Minimal di kualitatif dilakukan pada saat
BAPPEDA Kabupaten Sanggau, maka pengumpulan data berlangsung dan
pengumpulan dan pengajian data setelah selesai pengumpulan data dalam
diperoleh dari para informan yang periode tertentu. Analisis data menurut
berhubungan langsung dalam Sugiyono (Sugiyono, 2007) yang
pengimplementasian kebijakan standar digunakan dalam penelitian ini adalah
pelayanan minimal. Selanjutnya data menggunakan analisis model interaktif
yang didapatkan dideskripsikan dari yang terdiri dari tiga komponen yaitu:
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 10
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

1. Reduksi data (data reduction) dengan masalah yang diteliti.


Tahapan ini dilakukan untuk Kesimpulan awal yang tidak didukung
mengumpulkan, memilih dan oleh penemuan bukti-bukti yang valid
memfokuskan data yang telah diperoleh dan konsisten, maka kesimpulan dalam
dilapangan dari wawancara yang telah penelitian kualitatif mungkin dapat masih
dilakukan. Data dilapangan yang begitu bersifat sementara dan akan berkembang
banyak dan kompleks perlu dirangkum setelah peneliti berada di lapangan.
dan dipilih untuk dapat menentukan hal- D. HASIL PENELITIAN DAN
hal pokok yang akan diteliti sehingga PEMBAHASAN
memudahkan peneliti dalam mencari data Berdasaran tujuan penelitian
selanjutnya. pada Bab I, dijelaskan bahwa tujuan
2. Penyajian data (data display) penelitian ini adalah untuk mengetahui
Dilakukan dalam bentuk uraian dan menganalisis faktor-faktor yang
singkat, bagan, flowerchart dan menyebabkan belum optimalnya
sejenisnya dengan memberikan implementasi kebijakan Standar
gambaran yang sistematis tentang Pelayanan Minial pada bagian
peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil Perencanaa Akuntabilitas dan Kinerja di
penelitian atau observasi.Maka akan BAPPEDA Kabupaten Sanggau, untuk
memudahkan peneliti untuk memahami itu terlebih dahulu penulis akan
apa yang terjadi, merencanakan kerja mendeskrpsikan data serta informasi
selanjutnya berdasarkan apa yang telah yang penulis dapatkan selama
dipahami tersebut melaksanakan penelitian di BAPPEDA
3. Verifikasi (Conclusion Drawing) Kabupaten Sanggau.
Tahapan ini adalah tahapan Implementasi kebijakan adalah
terakhir dalam analisis data kualitatif dan salah satu tahap kebijakan publik, antara
merupakan langkah ketiga dalam analisis pembentukan kebijakan dan
data kualitatif. Kesimpulan yang diambil konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi
adalah kesimpulan yang didukung oleh masyarakat yang dipengaruhinya. Jika
kondisi-kondisi yang kuat dan relevan suatu kebijakan tidak tepat atau tidak
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 11
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

dapat mengurangi masalah yang Peraturan Pemerintah Nomor 18 tentang


merupakan sasaran dari kebijakan, maka Perangkat Daerah maka untuk SOPD di
kebijakan itu mungkin akan mengalami Kabupaten Sanggau sendiri jumlah
kegagalan sekalipun kebijakan itu minimum yang harus dipenuhi adalah
diimplmentasikan dengan sangat baik. sebanyak 72. Jika di jumlahkan pegawai
Sementara itu, suatu kebijakan yang telah PNS dengan honorer di BAPPEDA hanya
direncanakan dengan sangat baik ada 52 orang pegawai. Itu menunjukkan
mungkin juga akan mengalami kegagalan masih kurang 20 orang lagi untuk
jika kebijakan tersebut kurang memenuhi standar minimum pegawai.
diimplementasikan dengan baik oleh para Selain itu kurangnya pemberian pelatihan
pelaksana kebijakan. kepada pegawai menyebabkan kualitas
Pada Bab I dibagian latar belakang pegawai yang ada di BAPPEDA
penelitian telah dikemukakan bahwa Kabupaten Sanggau masih kurang
implementasi kebijakan standar optimal.
pelayanan minimal di BAPPEDA Tidak hanya itu, jika dilihat dari
Kabupaten Sanggau belum optimal. segi sumber daya financial, tidak adanya
Dilihat dari data yang bersangkutan yakni anggaran khusus untuk memenuhi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi kekurangan fasilitas di kantor juga
Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA tahun menjadi salah satu hambatan dalam
2018. Dari data tersebut menunjukkan pengimplementasian kebijakan standar
bahwa masih kurangnya kualitas maupun pelayanan minimal di BAPPEDA
kuantitas sumber daya aparatur perencana Kabupaten Sanggau sehingga pemberian
dalam memberikan pelayanan. pelayanan juga masih belum optimal.
Berdasarkan data dari Subbag Umum dan Permasalahan lain yang peneliti
Kepegawaian Bappeda Tahun 2018, temukan dilapangan adalah masih
jumlah pegawai PNS yang ada di rendahnya koordinasi secara internal di
BAPPEDA sebanyak 37 orang dan lingkungan BAPPEDA Kabupaten
ditambah dengan pegawai honorer Sanggau. Hal ini disebabkan karena
sebanyak 15 orang. Sedangkan menurut kurangnya koordinasi antara pihak atasan
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 12
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

dan staff, selain itu adanya data dan informasi yang menjelaskan
misscomunication antara atasan dengan tentang faktor-faktor yang
pegawai maupun pegawai dengan mempengaruhi proses implementasi
pegawai menjadi alasan koordinasi yang Kebijakan Standar Pelayanan Minial di
terjadi dilingkungan BAPPEDA belum Badan Perencanaan dan Pembangunan
optimal. Daerah Kabupaten Sangau.
Dari pernyataan diatas penulis E. PENUTUP
merasa tertarik untuk melaksanakan A. Kesimpulan
penelitian di BAPPEDA Kabupaten Berikut ini adalah kesimpulan
Sanggau dengan alasan bahwa yang dapat penulis kemukakan dari
implementasi kebijakan standar Implementasi Kebijakan Standar
pelayanan minimal di BAPPEDA Pelayanan Minimal di Badan
Kabupaten Sanggau belum berjalan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
secara optimal. Maka dari itu, penulis Kabupaten Sanggau :
melakukan observasi untuk mendapatkan 1. Ukuran dan tujuan kebijakan
data yang berhubungan dengan Dari hasil penelitian dan
implementasi kebijakan standar pembahasan yang telah dijelaskan maka
pelayanan minimal. peneliti menyimpulkan bahwa ukuran
Sebelum memulai penelitian, dan tujuan implementasi kebijakan
terlebih dahulu peneliti melakukan standar pelayanan minimal yang telah
observasi. Observasi dilakukan guna ditetapkan oleh pelaksana digunakan
untuk melihat tugas dan tanggung jawab untuk mengetahui tingkat keberhasilan
implementor dalam suatu pelaksanaan dari penerapan kebijakan SPM serta
kebijakan, apakah sudah dilaksanakan sebagai acuan dalam melaksanakan
dengan baik atau belum. Data hasil pelayanan dan untuk mempermudah
observasi selanjutnya ditindak lanjuti dalam proses pemberian pelayanan
dengan melakukan tanya jawab atau kepada masyarakat.
wawancara dengan beberapa informan 2. Sumberdaya
yang telah dipilih. Kemudian didapatlah
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 13
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

Sumberdaya kebijakan dalam 4. Sikap / kecenderungan (disposition)


implementasi kebijakan standar para pelaksana
pelayanan minimal di BAPPEDA Berkaitan dengan sikap /
Kabupaten Sanggau belum optimal. kecenderungan para pelaksana terhadap
Adapun sumberdaya tersebut ialah kebijakan standar pelayanan minimal,
sumberdaya manusia dan financial. pihak BAPPEDA beserta instansi lain
Dalam pelaksanaan kebijakan standar bertanggung jawab serta mendukung
pelayanan minimal belum didukung adanya kebijakan standar pelayanan
dengan pendanaan yang memadai. minimal ini walaupun masih ada dari
Selain itu minimnya jumlah pegawai pegawai BAPPEDA yang belum paham
serta kurangnya pemberian pelatihan tentang isi dari kebijakan tersebut
tentang perencanaan menyebabkan namun mereka berusaha semaksimal
pegawai masih kesulitan dalam mungkin untuk memberikan pelayanan
menyelesaikan pekerjaan terkait yang terbaik bagi masyarakat.
dengan perencanaan. 5. Komunikasi antar organisasi dan
3. Karakteristik Agen Pelaksana aktivitas pelaksana
Terkait dengan karakteristik agen Selanjutnya terkait dengat
pelaksana kebijakan standar pelayanan komunikasi antar organisasi maka
minimal di BAPPEDA Kabupaten peneliti menyimpulkan bahwa
Sanggau maka peneliti menarik komunikasi yang dibangun oleh
kesimpulan bahwa karakteristik dari BAPPEDA dengan organisasi lain sudah
agen pelaksana sudah baik. Walaupun baik. Selain itu untuk komunikasi
ada beberapa yang masih kurang karena dengan pihak internal BAPPEDA juga
adanya rasa acuh tak acuh terhadap sudah baik hanya saja koordinasi yang
pekerjaan teman yang lain tetapi tidak dilakukan masih kurang optimal karena
menghilangkan rasa untuk saling ada hal-hal yang kurang diperhatikan.
bekerja sama dalam melaksanakan Tetapi secara keseluruhan dalam
pekerjaan sehingga dapat mencapai pelaksanaan SPM yang ada disana sudah
tujuan yang diinginkan. cukup baik.
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 14
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

6. Kondisi ekonomi, sosial dan politik tetapi tidak mau mengikuti prosedur
Hasil penelitian yang terakhir yang telah dibuat
adalah terkait dengan kondisi ekonomi, 2. Sumberdaya
sosial dan politik. Dari penelitian yang Sumberdaya yang ada di
telah dilakukan, peneliti menyimpulkan BAPPEDA diharapkan dapat
bahwa kondisi ekonomi, sosial dan ditingkatkan lagi baik sumberdaya
politik sangat berpengaruh dalam manusia nya maupun sumberdaya
penetapan kebijakan standar pelayanan financial nya. Untuk sumberdaya
minimal. Hal ini tentu saja dipengaruhi manusia perlu ditambahkan lagi jumlah
oleh berbagai faktor seperti anggaran, orangnya dan perlu diberikan pelatihan
hubungan dengan masyarakat atau tentang perencanaan. Sedangkan untuk
instansi lain serta peraturan-peraturan sumberdaya financial, pihak BAPPEDA
yang telah ditetapkan sebelumnya. perlu membuat anggaran untuk
B. Saran memenuhi kebutuhan seperti peralatan
Berikut beberapa saran yang dan lain-lain.
dapat peneliti berikan semoga dapat 3. Karakteristik agen pelaksana
menjadi bahan pertimbangan lagi bagi Karakteristik agen pelaksana
BAPPEDA Kabupaten Sanggau untuk dalam pelaksanaan kebijakan Standar
memberikan pelayanan yang baik sesuai Pelayanan Minimal di BAPPEDA
dengan standar yang telah ditetapkan , Kabupaten Sanggau harus
berikut saran dari peneliti : mengesampingkan ego masing-masing
1. Ukuran dan tujuan kebijakan dalam mengerjakan pekerjaan, serta
Ukuran dan tujuan kebijakan harus saling membantu dan tidak
diharapkan lebih ditingkatkan lagi bersikap acuh tak acuh terhadap
terutama dalam hal penyampaian dan pekerjaan pegawai yang lain.
pemberian pelayanan kepada 4. Sikap / kecenderungan (disposition)
masyarakat. Selain itu pihak BAPPEDA para pelaksana
harus bersikap secara tegas apabila ada Diharapkan lebih aktif lagi
masyarakat yang ingin meminta data dalam menjalankan tugas dan
IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 15
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

kewajibannya. Selain itu sikap acuh tak C. Keterbatasan Penelitian


acuh terhadap pekerjaan pegawai yang Dalam penelitian ini, peneliti
lain harus dihilangkan karena itu telah berupaya menyusun skripsi ini
merupakan tanggung jawab bersama. dengan sebaik mungkin. Akan tetapi
Dan harus selalu menunjukkan sikap peneliti menyadari bahwa skripsi ini
yang ramah dalam memberikan masih jauh dari kata sempurna.
pelayanan kepada masyarakat. Kekurangan peneliti dalam menganalisis
5. Komunikasi antar organisasi dan hasil penelitian yang peneliti temukan
aktivitas pelaksana dilapangan disebabkan oleh peneliti yang
Komunikasi antar organisasi masih baru pertama kali dalam
terkait perencanaan-perencanaan melakukan penelitain ilmiah ini.
kegiatan perlu ditingkatkan lagi. Keterbatasan yang peneliti rasakan dalam
Kemudian dalam memberikan pelaksanaan penelitian ini antara lain:
informasi-informasi yang diberikan 1. Kurangnya keterampilan peneliti
kepada pihak internal maupun eksternal dalam merangkai kalimat
harus jelas sehingga nantinya tidak ada mengakibatkan peneliti mengalami
kesalahpahaman dikemudian hari. kesulitan meluapkan pemikiran-
6. Kondisi ekonomi, sosial dan politik pemikiran ke bentuk tulisan dan
Kondisi ekonomi, sosial dan pertanyaan yang cenderung
politik juga diharapkan mampu membingunkan informan yang telah
memberikan pengaruh yang baik disajikan dalam daftar pertanyaan.
terhadap pelayanan yang akan diberikan. 2. Peneliti menyadari bahwa dalam
Oleh karena itu pihak BAPPEDA harus melakukan penelitian ini masih
lebih memperhatikan hal-hal yang banyak titik kekurangan dan
menjadi permasalahan dalam pemberian kelemahan karena peneliti masih
pelayanan, tidak hanya dari pihak tergolong baru dalam melakukan
internal nya saja tetapi dari dari segi penelitian. Khususnya pada
sosial, ekonomi dan politiknya juga. keterbatasan dalam melakukan

IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059


Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 16
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

wawancara teknik pengumpulan data Agustino, L. (2008). Dasar-dasar


Kebijakan Publik. Bandung:
dan analisis data.
Alfabeta.
3. Kurangnya keterbukaan informan saat Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis
Kebijakan Publik. Yogyakarta:
memberikan informasi terkiat
Gajah Mada University Press.
permasalahan yang ada. Hal tersebut
Moleong, L. . (2011). Metodologi
disebabkan ada perasaan takut kepada
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
lembaga hukum apabila memberikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
penilaian yang negatif. Serta adanya
Nawawi, I. (2009). Public Policy,
rasa kecurigaan karena khawatir Analisis, Strategi Advokasi Teori
dan Praktek. surabaya: PMN.
peneliti akan menulis mengenai
kejelekan instansi penulis Nugroho D, R. (2003). Kebijakan Publik,
hingga
Formulasi, Implementasi, Evaluasi.
harus keras menggali informasi
Jakarta: Kamus Umum Bahasa
mengenai permasalahan yang diteliti. Indonesia.
F. DAFTAR PUSTAKA
Parsons, W. (2006). Public Policy:
A. Buku-Buku Pengantar Teori dan Praktik
Analisis Kebijakan. Jakarta:
Abdul Wahab, S. (2001). Analisis
Kencana Prada Media Group.
Kebijakan dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Negara,
Subarsono, A. (2005). Analisis Kebijakan
Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Publik Konsep, Teori dan
Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka
----------. (2004). Analisis Kebijaksanaan
Pelajar.
dari Formulasi ke Iplementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta:
-----------. (2011). Kebijakan Publik:
Bumi Aksara.
Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
-----------. (2008). Analisis Kebijakan :
Dari Formulasi ke Implementasi
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Kebijakan Negara Edisi Kedua.
Kuantitatif & Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Bumi Aksara.
Bandung: Alfabeta.
----------. (2012). Memahami Penelitian
Abdulkahar, Badjuri dan Yuwono, T.
Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
(2003). Kebijakan Publik Konsep
dan Strategi. Semarang: FISIP
Supardo, B. R. W. & S. (2006).
UNDIP.
Kepemimpinan Dasar-dasar dan

IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059


Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 17
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

Pengembangan. Yogyakarta: CV. wp-content/upload/Bahan-SPM-


Andi Offset. Reviev-RPJMD.pdf,
Tachjan. (2006). Implementasi Kebijakan Bappeda Semarang Kota, 2008.
Publik. Bandung: Asosiasi Ilmu
“Meningkatkan Pelayanan Publik
Politik.
Melalui Penyusunan dan
Winarno, B. (2002). Teori dan Proses Penerapan Standar Pelayanan
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Minimal (SPM) : Konsep, Urgensi
Graha Ilmu. dan Tantangan”. Diakses 21 April
2019 pukul
----------. (2007). Kebijakan Publik : 23:43.https://bappeda.semarangkota.
Teori dan Proses Edisi Revisi. go.id/uploaded/publikasi/Meningkatk
Yogyakarta: Media Presindo.
an_Pelayanan_Publik_Melalui_SPM_
B. Skripsi, Tesis, Disertasi -_ROUDO.pdf,

Zulfikar, M. Fahri. 2017. “Implementasi Peraturan BPK, 2018. “PP No. 2 Tahun
Kebijakan Peraturan Walikota 2018 tentang Standar Pelayanan
Pontianak Nomor 51 tahun 2015 Minimal .Diakses 21 Agustus
tentang Standar Pelayanan 2019 pukul 18.04.
Kecamatan dan Kelurahan di http://peraturan.bpk.go.id/Home/D
Lingkungan Kota Pontianak”. etails/67029/pp-no-2-tahun-2018
Skripsi., FISIP UNTAN.
C. Internet

Bappeda Sanggau. 2019. ”Laporan


Akuntabilitas dan Kinerja Instansi
Pemerintah”.Diakses 21 April
2019 pukul 23.00.
http://bappeda.sanggau.go.id/downloa
d/lakip-bappeda-2018/?gjrddl=128.

Bappeda Gunung Kidul. 2012.


“Pengintegrasian Standar
Pelayanan Minimal Pada
RPJMD”.Diakses 21 April 2019
pukul
23:39.Bappeda.gunungkidul.go.id/

IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059


Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 18
PublikA, Jurnal S-1 Administrasi Publik
http://jurmafis.untan.ac.id; http://jurnal.fisipuntan.org

IRMA SRI WAHYUNI, NIM. E1011151059


Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Untan 19

You might also like