You are on page 1of 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


KABUPATEN MERANGIN

ELVIS WARA
elvis.roshasan@yahoo.com
Program Pascasarjana Universitas Terbuka
Abstract
This study aimed to analyze the effect of Human Resources competency,
implementation of Government Accounting Standards and utilization of SIMDA as
local finance management information systems towards the quality of Local
Government Finance Report through the implementation of Government Intern
Control System by using SEM Partial Least Square analysis. The research
performed in The Government of Merangin Regency that have never received WTP
opinion on BPK examination for Local Government Finance Report of Merangin
Regency by using primary data derived from questionnaires and interviews, and
secondary data obtained from the relevant institutions. The population used was the
financial manager in each SKPD and obtainable total sample are 130 people through
purposive sampling metode. The analysis showed that the competence of Human
Resources, implementation of Government Accounting Standards, utilization
SIMDA Finance have positive and significant effect to the quality of Local
Government Finance Report through the implementation of Government Intern
Control System as partial mediator. Government of Merangin Regency in the
preparation of the financial statements has been guided by legislation in force and
supported by Human Resources and sufficient infrastructure, but is still not optimal,
therefore still required the efforts, both material and non-material, to improve the
quality of reports which in the present.
Keywords: competence of HR, SAP implementation, utilization SIMDA Finance,
implementation of SPIP, quality LKPD

PENDAHULUAN

Akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan dalam mengelola sumber daya


publik dalam membiayai pembangunan dan berjalannya pemerintahan merupakan
salah satu pilar utama perekonomian suatu daerah. Akuntabilitas merupakan bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban berupa laporan yang
dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006). Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah sebagai media pertanggungjawaban keuangan yang
disajikan harus memenuhi karakteristik kualitatif seperti diatur dalam PP Nomor 71
Tahun 2010 yakni: (1) relevan, (2) andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4) dapat
dipahami. Ketika BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

1
2

terhadap LKPD, artinya bahwa laporan keuangan tersebut disajikan dan


diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
Pemilihan Kabupaten Merangin sebagai obyek dalam penelitian ini karena
LKPD Kabupaten Merangin termasuk salah satu yang belum pernah mendapat
opini WTP. Hal ini disebabkan masih adanya temuan ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan lemahnya SPIP. Hal lain yang menjadi
pertimbangan adalah masih kurangnya jumlah PNS yang memiliki kompetensi
dibidang pengelolaan keuangan, khususnya yang berlatar belakang pendidikan
bidang ekonomi akuntansi. Dalam hal penerapan SAP, tahun 2015 adalah tahun
pertama penerapan basis akrual pada proses akuntansi dan pelaporan. Disisi
penerapan sistem informasi, dalam hal ini SIMDA Keuangan, baru dilakukan
secara seragam bagi SKPD sejak tahun 2015. Sukmaningrum (2012) menyatakan
bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor
kepatuhan terhadap standar akuntansi, kapabilitas sumber daya manusia, serta
dukungan sistem informasi akuntansi yang ada.
Kondisi ini melatarbelakangi peneliti untuk menganalisis faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi kualitas LKPD dengan fokus penelitian melingkupi
kompetensi SDM, penerapan SAP, pemanfaatan SIMDA Keuangan dan penerapan
SPIP, sehingga diperoleh rumusan masalah berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kompetensi SDM, penerapan SAP, pemanfaatan
SIMDA Keuangan dan penerapan SPIP terhadap kualitas LKPD?
2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi SDM penerapan SAP dan pemanfaatan
SIMDA Keuangan melalui penerapan SPIP terhadap kualitas LKPD?

TUJUAN PENELITIAN
Bertolak dari rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh kompetensi SDM, penerapan SAP, pemanfaatan
SIMDA Keuangan dan penerapan SPIP terhadap kualitas LKPD.
2. Mengetahui apakah ada pengaruh kompetensi SDM, penerapan SAP dan
pemanfaatan SIMDA Keuangan melalui penerapan SPIP terhadap kualitas
LKPD.
3

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka kegunaan penelitian adalah:


1. Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk
menerapkan konsep dan teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas LKPD.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi pemerintah daerah tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas LKPD.

KAJIAN LITERATUR DAN TEORI


1. Pengelolaan Keuangan Daerah
PP Nomor 58 Tahun 2005 menyatakan bahwa pengelolaan keuangan
daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan
daerah yang dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi dalam wujud APBD
setiap tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan adalah sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan dan pengkomunikasian informasi keuangan daerah yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan menilai kinerja pemerintah daerah
selama satu periode pelaporan.
3. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Kompetensi SDM adalah karakteristik dari seseorang yang mempunyai
kemampuan, keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan suatu pekerjaan,
yang dapat dilihat dari pendidikan, pelatihan serta keterampilan yang
dinyatakan dalam pelaksanaan tugas (Tjiptoherijanto, 2001 dalam
Winidyaningrum, 2010).
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAP merupakan penerapan prinsip-prinsip akuntansi berupa kumpulan
dari subsistem yang didalamnya terdapat prosedur, perangkat dan peraturan
yang harus diikuti dalam rangka mengumpulkan dan mencatat data keuangan
serta mengolahnya menjadi berbagai laporan keuangan untuk pihak luar
maupun intern Pemerintah Daerah (Bastian, 2010).
4

5. Sistem Informasi Keuangan Daerah


Teknologi informasi diartikan sebagai suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas untuk keperluan pribadi, bisnis atau pemerintahan.
6. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP adalah proses yang integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien.
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai kualitas laporan keuangan dalam
sektor publik dalam hal ini pemerintah daerah diantaranya adalah:
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Teknik Analisis Kesimpulan
Yosefrinaldi Analisis Jalur, Kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi/SIKD, SAP
(2013) Analisis Linier dan SPIP berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas
Berganda laporan keuangan. (SPIP berperan sebagai variabel independen
dan variabel intervening)
Ni Putu Sri Analisis Regresi Kompetensi SDM dan pemanfaatan teknologi informasi tidak
Wardani (2013) Logistik Biner berpengaruh signifikan tehadap kualitas laporan keuangan.
Setyowati dan Analisis Regresi  Pemanfaatan SIAKD tidak berpengaruh terhadap
Isthika (2014), Linier Berganda. peningkatan kualitas LKPD.
Surastiani dan  Kompetensi SDM dan peran internal audit berpengaruh
Handayani (2015) terhadap peningkatan kualitas LKPD.
Sagung Inten SEM Partial Least Kompetensi SDM, penerapan SAP, pemanfaatan SIPKD
Evicahyani Squares (PLS) berpengaruh positif signifikan terhadap LKPD secara langsung
(2015) maupun tidak langsung melalui dan penerapan SPIP.

Hipotesis Penelitian
H1a = Kompetensi SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
LKPD.
H1b = Penerapan SAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas LKPD.
H1c = Pemanfaatan SIMDA Keuangan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas LKPD.
H1d = Penerapan SPIP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas LKPD.
H2a = Ada pengaruh kompetensi SDM melalui penerapan SPIP terhadap kualitas
LKPD.
H2b = Ada pengaruh penerapan SAP melalui penerapan SPIP terhadap kualitas
LKPD.
H2c = Ada pengaruh pemanfaatan SIMDA Keuangan melalui penerapan SPIP
terhadap kualitas LKPD.
5

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian dilakukan pada SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Merangin.
2. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa data primer dan
sekunder.
3. Prosedur Pengumpulan Data
a. Observasi Lapangan
b. Kuesioner
c. Interview atau Wawancara
4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah satuan pengelola keuangan pada
65 SKPD. Sampel yang diambil pada masing-masing SKPD sebanyak 2 orang,
sehingga jumlah keseluruhan menjadi 130 sampel.
5. Metode Penentuan Sampel dilakukan secara purposive sampling.

Metode Analisis Data


Metode analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:
1. Analisis Statistik Deskriptif
2. Analisis Persamaan Struktural
1) Outer Model
Outer model dilakukan dalam rangka pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian. Pengukuran validitas instrumen
penelitian dilakukan dengan beberapa cara:
(1) Convergent Validity (CV) pada indikator reflektif yaitu dengan
melihat korelasi atau loading factor antara variabel terukur dengan
variabel latennya. Nilai yang ditoleransi minimal 0,50 dianggap
cukup (Dante M. Pirouz, 2006).
(2) Discrimanant Validity (DV) pada indikator reflektif yaitu dengan
melihat crossloading terhadap konstruk atau latennya. DV yang
bagus apabila indikatornya memiliki crossloading pada konstruknya
lebih besar dibandingkan terhadap konstruk lainnya dengan nilai
>0,70 (Ghozali, 2015:74).
6

(3) Direkomendasi bahwa nilai AVE yang lebih besar dari 0,50 (Tasha
Hovver, 2005).
Uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan beberapa cara:
(1) Composite Reliability (ρc) yang umumnya digunakan untuk
indikator reflektif yang bertujuan untuk mengukur konsistensi
internal suatu konstruk. Hasil ρc atas seluruh variabel dinyatakan
reliabel jika menunjukkan nilai diatas 0,70 (Chin, 2010b).
(2) Cronbach’s Alpha yang digunakan untuk memperkuat uji reabilitas
dengan nilai yang disarankan diatas 0,6 untuk semua variabel.
Sedangkan besaran idealnya antara 0,7 sampai dengan 0,9 (Chin,
1998 dalam Ghozali, 2015:76).
2) Inner Model
Evaluasi inner model dilakukan dengan melihat besarnya koefisien
jalur strukturalnya dan juga nilai uji t-statistiknya yang diperoleh dengan
metode bootstrapping. Di samping itu juga diperhatikan R2 untuk variabel
laten dependen. Nilai R2 sekitar 0,67 dikatakan baik, sebesar 0,33
dikatakan moderat, sedangkan 0,19 dikatakan lemah (Chin, 1998 dalam
Ghozali, 2015). Selain R2 model PLS juga dapat dievaluasi kemampuan
prediksinya melalui Stone-Geiser 𝒬 Square Test (Ghozali, 2015). Nilai 𝒬2
yang memiliki nilai diatas nol memberikan makna bahwa model yang
dibuat memiliki predictive relevance, sebaliknya nilai 𝒬2 dibawah nol
berarti kurang memiliki predictive relevance (Chin, 2010b).
3) Pengujian Hipotesis
Hartono dan Abdillah (2009) menjelaskan bahwa ukuran
signifikansi keterdukungan hipotesis dapat menggunakan perbandingan
nilai t-table dan t-statistik. Nilai t-table untuk hipotesis dengan tingkat
keyakinan 95% (α=0,05) adalah 1,96. Keterdukungan hipotesis dalam
penelitian terjadi apabila nilai t-statistik>1,96 atau p-value< α=0,05.
4) Uji Efek Mediasi
Efek mediasi diperoleh dengan formula pengaruh variabel
independen pada variabel mediasi dikalikan dengan pengaruh variabel
mediasi pada variabel dependen (Hair et al., 2013 dalam Sholihin, 2014).
7

Besarnya peran variabel pemediasi dapat dihitung dengan metode VAF,


dimana jika nilai VAF >80%, maka pemediasi penuh (full mediation),
pemediasi parsial bila nilai VAF antara 20%-80%, dan jika nilai VAF
<20% dapat disimpulkan hampir tidak ada efek mediasi.

TEMUAN
Distribusi Frekuensi Persepsi Responden atas Variabel Penelitian
a. Kompetensi SDM (X1)
Penilaian jawaban responden terhadap Kompetensi SDM tergolong
sangat setuju, hal ini dapat dilihat dari total skor rata-rata sebesar 4,28 dan
terkonsentrasi pada nilai 4 (59,23%) dan 5 (35,08%). Rataan skor tertinggi
terdapat pada indikator Pemahaman Tugas Pokok dan Fungsi sebesar 4,42
sedangkan rataan skor terendah terdapat pada indikator Kemampuan
Berinteraksi dengan Sistem sebesar 4,19.
b. Penerapan SAP (X2)
Distribusi jawaban responden tergolong sangat setuju karena cenderung
pada nilai 4 (55,38%) dan 5 (42,46%) dan memiliki rataan skor 4,40. Rataan
skor tertinggi untuk variabel Penerapan SAP terdapat pada indikator
Transparansi sebesar 4,52, sedangkan rataan skor terendah terdapat pada
indikator Prediksi Kapasitas Keuangan sebesar 4,29.
c. Pemanfatan SIMDA Keuangan (X3)
Melihat jawaban dari responden yang cenderung lebih banyak pada
nilai 4 (47,38%) dan 5 (48,00%) dengan rataan skor berada diatas 4 (4,42),
termasuk dalam kategori sangat setuju. Rataan skor tertinggi untuk variabel
Pemanfatan SIMDA Keuangan terdapat pada indikator Sarana dan Prasarana
yang Memadai sebesar 4,70 dan rataan skor terendah terdapat pada indikator
Perkembangan Teknologi Internet dan Jaringan sebesar 4,12.
d. Penerapan SPIP (Y1)
Distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa responden sangat
setuju, terlihat dari nilai rataan skor 4,47. Rataan skor tertinggi terdapat pada
indikator Pembagian Tanggung Jawab sebesar 4,52, sedangkan rataan skor
terendah pada indikator Prosedur Otorisasi Dokumen Transaksi sebesar 4,37.
8

e. Kualitas LKPD (Y2)


Data menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan
yang diberikan sangat setuju sebagaimana terlihat dengan nilai skor jawaban
responden yang berada pada rataan 4,52 dan terkonsentrasi pada nilai 4
(47,23%) dan 5 (52,31%). Rataan skor tertinggi pada indikator Relevan dan
Tepat Waktu sebesar 4,60. Rataan skor terendah pada indikator Dapat
Dibandingkan sebesar 4,45.

Hasil Analisis Statistik terhadap Variabel Penelitian


a. Analisis Model Pengukuran/Outer Model
Hasil analisis outer model melalui SmartPLS 3 tampak pada Gambar 1.
X11
0.787
X12
0.813
X13 0.661
0.802 Y11
X14
0.841 0.319 0.900
X1 Y12
X15 (Kompetensi SDM) 0.913
0.781 0.811 Y13
0.882
X21 0.368 Y14
0.801
0.854 Y1
X22 (Penerapan SPIP) Y15
0.834 0.238
X23 0.901
0.303
0.723
X24 0.373
0.812
X2
X25 (Penerapan SAP) Y21
0.330 0.779
Y22
0.791
X31
0.869 0.784 Y23
0.878
X32 0.852
0.216 Y24
0.728
0.844
X33 0.823 Y2
(Kualitas LKPD) Y25
0.735
X34
0.771
X3
X35 (Pemanfaatan SIMDA Keuangan)
Gambar 1
Outer Model Result

1) Uji Validitas
a) Convergent Validity (CV)
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa semua indikator yang
membentuk konstruk secara statistik adalah signifikan dengan nilai t-
statistik >1,96 dengan p value sebesar 0,000. Demikian juga nilai
loading factor yang semuanya >0,50. Hal ini berarti bahwa konstruk
yang dibuat telah memenuhi syarat convergent validity dan indikator
yang dipergunakan dalam penelitian telah valid.
9

b) Discriminant Validity (DV)


Hasil crossloading indikator terhadap konstruk menyatakan
bahwa validitas seluruh indikator telah terpenuhi, dimana hasil uji
discriminant validity memperlihatkan bahwa indikator memiliki
loading factor yang tertinggi kepada konstruk yang dituju
dibandingkan pada konstruknya lainnya.
c) Average Variance Extracted (AVE)
Hasil analisis memberikan nilai AVE >0,50 untuk semua
konstruk yang berarti bahwa seluruh variabel dapat dinyatakan valid.
Dengan nilai terendah yang diperoleh adalah 0,613 pada konstruk
Kompetensi SDM (X1) dan nilai tertinggi adalah 0,744 pada konstruk
Penerapan SPIP (Y1).

2) Uji Reliabilitas
a) Composite Reliability (ρc)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai ρc untuk semua
konstruk >0,70 yang berarti bahwa semua konstruk yang diestimasi
memenuhi kriteria keterandalan (reability) dengan nilai terendah
adalah sebesar 0,887 ditunjukkan pada konstruk Kompetensi SDM
(X1), sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,935 ditunjukkan pada
konstruk Penerapan SPIP (Y1).
b) Cronbach’s Alpha
Hasil penelitian memberikan nilai cronbach’s alpha >0,60
untuk semua konstruk yang digunakan pada model penelitian dengan
nilai terendah yang diperoleh adalah 0,842 pada konstruk Kompetensi
SDM (X1) dan nilai tertinggi adalah 0,913 pada konstruk Penerapan
SPIP (Y1).

Berdasarkan hasil uji pengukuran outer model dapat disimpulkan


bahwa semua variabel dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel, sehingga
pengujian dapat dilanjutkan.
10

b. Analisis Model Struktural/Inner Model


1) R-square (R2)
Hasil koefisien determinasi R2 dari model untuk variabel dependen
Kualitas LKPD (Y2) sebesar 0,869 menunjukkan bahwa model memiliki
tingkat goodness of fit yang baik, artinya variabilitas Kualitas LKPD yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 86,9%, sedangkan
sisanya 13,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
model.
2) 𝒬-square (𝒬2)
Hasil perhitungan 𝒬2 pada penelitian ini memperoleh nilai sebesar
0,905 sehingga dapat disimpulkan bahwa 90,5% variabel independen yang
dipengaruhi oleh variabel intervening, layak untuk menjelaskan variabel
dependen, sedangkan sisanya sebesar 0,095 (9,5%) di pengaruhi oleh
faktor-faktor lain.

c. Pengujian Hipotesis
1) Uji Pengaruh Langsung (Direct Effect)
a) Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Kualitas LKPD
Nilai koefisien positif sebesar 0,238, nilai t-statistik sebesar
4,247 dan tingkat signifikansi 0,000 menjelaskan bahwa Kompetensi
SDM berpengaruh positif dan signifikan pada Kualitas LKPD
sehingga hipotesis pertama (H1a), tidak dapat ditolak. Hal ini berarti
bahwa untuk meningkatkan kualitas LKPD dibutuhkan kompetensi
SDM yang baik pula. Hasil ini konsisten dengan penelitian
Yosefriandi (2013), yang menyatakan bahwa kapasitas SDM
berpengaruh signifikan positif terhadap laporan keuangan.
b) Pengaruh Penerapan SAP terhadap Kualitas LKPD
Hasil koefisien menunjukkan nilai positif 0,330, nilai t-
statistik sebesar 6,803 dan taraf signifikansi 0,000 yang berarti
Penerapan SAP berpengaruh positif dan signifikan pada Kualitas
LKPD, sehingga hipotesis kedua (H1b), tidak dapat ditolak. Hasil ini
menggambarkan bahwa penerapan SAP secara konsisten sesuai aturan
yang berlaku cenderung menghasilkan LKPD yang berkualitas. Hasil
11

ini sejalan dengan penelitian Evicahyani (2015) yang meneliti faktor-


faktor yang mempengaruhi kualitas LKPD pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Tabanan.
c) Pengaruh Pemanfaatan SIMDA Keuangan terhadap Kualitas LKPD
Nilai koefisien sebesar 0,216 dengan taraf signifikansi 0,000
serta nilai t-statistik 2,101 menunjukkan bahwa Pemanfaatan SIMDA
Keuangan berpengaruh positif dan signifikan pada Kualitas LKPD,
sehingga hipotesis ketiga (H1c), tidak dapat ditolak. Hal ini
menjelaskan adanya upaya untuk memperbaiki kualitas LKPD
melalui pemanfaatan SIMDA Keuangan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Yosefrinaldi (2008) yang menyatakan bahwa pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas LKPD.
d) Pengaruh Penerapan SPIP terhadap Kualitas LKPD
Hipotesis keempat (H1d) yang merumuskan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan Penerapan SPIP pada Kualitas LKPD
Kabupaten Merangin, tidak dapat ditolak. Terlihat dari nilai t-statistik
sebesar 3.537 dengan nilai koefisien sebesar 0.303 dan taraf
signifikansi 0,000. Pengaruh yang positif ini dapat diartikan bahwa
penerapan SPIP yang baik akan cenderung menghasilkan LKPD yang
baik pula. Hasil ini konsisten dengan penelitian Surastiani dan
Handayani (2015) yang menyimpulkan bahwa kualitas SDM dan SPI
berpengaruh positif signifikan pada kualitas LKD.

2) Uji Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)


Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefisien pengaruh tidak
langsung Kompetensi SDM, Penerapan SAP dan Pemanfaatan SIMDA
Keuangan memiliki nilai taraf signifikansi p-value sebesar 0,003, 0,002
dan 0,003. Nilai t-statistik masing-masing variabel tersebut adalah 2,781,
2,892 dan 2,803 dan lebih besar dari nilai t-tabel 1,96, sehingga dapat
diartikan bahwa masing-masing variabel independen yang diuji memiliki
pengaruh melalui variabel perantara Penerapan SPIP yang positif dan
signifikan pada Kualitas LKPD.
12

3) Uji Efek Mediasi


a) Efek Mediasi Penerapan SPIP pada hubungan Kompetensi SDM
terhadap Kualitas LKPD
Hasil perhitungan VAF diperoleh nilai 0,289 (28,9%) yang
menunjukkan bahwa Penerapan SPIP sebagai pemediasi parsial
sehingga hipotesis kelima (H2a) tidak dapat ditolak, sehingga
menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki PA dan
PPK-SKPD melalui peningkatan penerapan SPIP ada kecendrungan
berdampak pada meningkatnya kualitas LKPD Kabupaten Merangin.
Bentuk pemediasi parsial ini menjelaskan bahwa Penerapan SPIP
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hubungan Kompetensi
SDM terhadap Kualitas LKPD Kabupaten Merangin (Baron dan
Kenny, 1986 dalam Sholihin, 2014). Hasil ini konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi landasan penelitian.

b) Efek Mediasi Penerapan SPIP pada hubungan Penerapan SAP


terhadap Kualitas LKPD
Nilai VAF sebesar 0,253 (25,3%) menggambarkan bahwa
Penerapan SPIP hanya memediasi secara parsial hubungan antara
Penerapan SAP dan Kualitas LKPD sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis keenam (H2b) tidak dapat ditolak. Hasil ini
mengandung arti bahwa semakin tinggi kualitas penerapan SAP
melalui peningkatan penerapan SPIP, akan berdampak pada
kecendrungan meningkatnya kualitas LKPD. Hasil Penelitian ini
sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang didalamnya memuat bahwa
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah memiliki peran penting dalam
meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah. Penelitian ini
juga sejalan dengan hasil penelitian Wardani (2013) yang
menunjukkan bahwa penerapan SPI berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
13

c) Efek Mediasi Penerapan SPIP pada hubungan Pemanfaatan SIMDA


Keuangan terhadap Kualitas LKPD
Nilai VAF sebesar 0,344 (34,4%) yang berarti bahwa
Penerapan SPIP hanya memediasi secara parsial. Berdasarkan hasil
uji efek mediasi ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh (H2c)
tidak dapat ditolak. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan SIMDA Keuangan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan secara tidak langsung terhadap kualitas LKPD Kabupaten
Merangin melalui penerapan SPIP. Ini berarti pemanfaatan SIMDA
Keuangan dalam penyusunan LKPD Kabupaten Merangin harus
didukung dengan pengendalian intern pemerintah. Hasil Penelitian ini
mendukung penelitian yang dinyatakan oleh Yosefrinaldi (2013)
menyimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi melalui
penerapan SPIP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
LKPD.

KESIMPULAN
Dari pengujian hipotesis serta pembahasan yang bersifat prediktif diperoleh
kesimpulan bahwa kompetensi SDM, penerapan SAP, pemanfaatan SIMDA
Keuangan dan penerapan SPIP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas LKPD Kabupaten Merangin. Artinya bahwa semakin baik kompetensi
SDM yang dimiliki, penerapan SAP yang dilaksanakan dalam proses penyusunan
LKPD, pemanfaatan sistem informasi dan pengawasan internal yang dilakukan,
maka akan ada kecendrungan semakin baik pula kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan Pemerintah Kabupaten Merangin.
Disamping itu terdapat pula pengaruh kompetensi SDM, penerapan SAP
dan pemanfaatan SIMDA Keuangan terhadap kualitas LKPD Kabupaten Merangin
yang dimediasi oleh penerapan SPIP. SPIP yang diterapkan secara optimal dalam
proses pengelolaan keuangan daerah, diyakini mampu meningkatkan kompetensi
SDM, penerapan SAP dan pemanfaatan SIMDA Keuangan dan pada akhirnya akan
berdampak pada meningkatnya kualitas LKPD Kabupaten Merangin.
14

SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada, peneliti menyarankan agar dilakukan
upaya peningkatan kompetensi SDM baik melalui rekrutmen pegawai yang sesuai,
pelaksanaan pelatihan atau bimbingan teknis, serta peningkatan komitmen dan
loyalitas melalui penerapan reward dan punisment. Peneliti juga menyarankan agar
Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dapat lebih mengoptimalkan
fungsinya melalui pembinaan dan pengawasan yang berkelanjutan. Disamping itu,
proses penyusunan LKPD juga perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Bagi penelitian selanjutnya agar melakukan pengembangan dengan
memperluas variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap kualitas LKPD serta
melakukan pengembangan kualitas/kuantitas responden dengan melibatkan fungsi-
fungsi lain yang terkait. Sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih utuh dan
mengungkap kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas
LKPD.
15

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Lerbin R. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kesatu, Cetakan Keempat.
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Bastian, Indra. (2010). Akuntansi Keuangan Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Evicahyani, Sagung I. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan. Tesis. Badung:
Program Pascasarjana Universitas Udayana. Diambil 3 Agustus 2016, dari
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/detail-1456.html.
Ghozali, Imam. (2015). Partial Least Squares: Konsep, Teknis dan Aplikasi menggunakan
Program SmartPLS 3.0. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto & Abdillah. (2009) Konsep dan Aplikasi PLS. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. (2006). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Buku Seri
Membudayakan Akuntabilitas Publik. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah. Jakarta: Kementrian Dalam Negeri. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578. Jakarta: Sekretariat Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165. Jakarta: Sekretariat Negara.
Setyowati, Lilis., & Isthika, Wikan. (2014). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintah Semarang. Semarang: Universitas
Dian Nuswantoro.
Sholihin, M., & Ratmono, D. (2014). Analisis SEM-PLS untuk Hubungan Nonlinier dalam
Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Sukmaningrum, Tantriani. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Kabupaten dan Kota Semarang). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Surastiani, Dyah P., & Handayani, Bestari D. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal
Dinamika Akuntansi. Vol. 7, No. 2, h. 139-149. Diambil 5 Agustus 2016, dari
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda.
Wardani, Ni Putu S. (2013). Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi
Informasi, Sistem Pengendalian Intern dan Pengelolaan Aset terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat). Tesis. Mataram: Magister Akuntansi Universitas Mataram. Abstrak diambil
5 Agustus 2016, dari http://maksiunram.ac.id/pengaruh-sumber-daya-manusia.
Winidyaningrum, Celviana & Rahmawati. (2010). Pengaruh SDM dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variable Intervening Pengendalian Intern
Akuntansi. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Yosefrinaldi. (2013). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Skripsi.
Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

You might also like