You are on page 1of 19

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PERAN AUDIT


INTERNALTERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH DENGAN VARIABEL MODERASI
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi

Oleh :

ANDIKA PRATAMA
NIM: 2013310631

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2017
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Andika Pratama


Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Juli 1995
N.I.M : 2013310631
Program Studi : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata I
Konsentrasi : Keuangan
Judul : Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, Dan Peran Audit Internal Terhadap Kualitas
LKPD Dengan Variabel Moderasi Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah

Disetujui dan diterima baik oleh :


Dosen Pembimbing,

Dr. Drs. AGUS SAMEKTO, Ak., M.Si

Ketua Program Sarjana Akuntansi,

Dr. LUCIANA SPICA ALMILIA, S.E., M.Si., QIA., CPSAK


EFFECT OF COMPETENCE OF HUMAN RESOURCES,
THE IMPLEMENTATION OF REGIONAL FINANCIAL
ACCOUNTING SYSTEM AND INTERNAL AUDIT
ROLE OF LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL
STATEMENTS QUALITY WITH VARIABLE
MODERATION SYSTEM OF INTERNAL
GOVERNMENT CONTROL

Andika Pratama
STIE Perbanas Surabaya
Email : andikaorochi@gmail.com
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya
Jl. Wonorejo Timur 16 Surabaya

ABSTRACT

The financial statements of Local Government must comply with the quality standards
applicable qualification. But in fact there is a lack of transparency and accountability in
financial reporting in Local Government. This study aims to identify and analyze whether the
competence of human resources, financial accounting system application areas, and the role
of internal audit affects the quality of Local Government financial statements to be
moderated internal control systems of government. Samples in this study are the leaders and
the HR or employee subpart finance or accounting in each department of population
environment sectors in the Government of Surabaya, East Java Respondent only at 20 SKPD
in the City of Surabaya. Methods of data collection using questionnaires. Processing data
using SPSS version 21 with descriptive statistical analysis and regression. Based on the
research results show that the competence of human resources, the implementation SAKD,
the role of internal audit significant effect on the quality LKPD. But when moderated by SPIP
variables, HR competencies no significant effect on the quality LKPD.

Keywords: competence of human resources, Regional financial accounting system, internal


audit role, Local Government financial statements quality, system of internal Government
control.

PENDAHULUAN tersebut sistem pemerintahan melaksanaan


Pertumbuhan ekonomi Indonesia desentralisasi fiskal dan otonomi Daerah.
Fenomena yang terjadi di Indonesia pada Pelaksanaan desentralisasi
era reformasi sektor publik baru-baru ini diharapkan setiap daerah semakin efisien
ialah tuntutan akan transparansi dan dan efektif dalam mengatur proses
akuntabilitas publik dalam proses pembagunan karena setiap daerah
pembangunan manajemen pemerintahan. mendapat wewenang dan kebebasan dalam
Adanya tuntutan reformasi, Pemerintah mengatur kebijakan-kebijakan untuk
dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kemajuan daerahnya. Namun desentralisasi
mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004 membuka peluang baik eksekutif maupun
tentang penyetaraan keuangan antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pemerintah Pusat dan Daerah dan UU No. (DPRD) untuk melakukan kecurangan.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Menurut Direktur Jenderal Otonomi
Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Daerah Djohermansyah D (2004-2013),

1
sudah 291 Kepala Daerah yang terjerat pelaporan keuangan reliabel (Yosefrinaldi,
kasus korupsi. 2013).
Adanya kecurangan didaerah salah Lambatnya perkembangan kualitas
satunya dikarenakan lemahnya laporan keuangan, maka peningkatan
pengawasan. Sistem pengawasan terdiri kompetensi SDM dan peran pengawas
atas pengawasan internal, yaitu keuangan serta efektivitas pengendalian
pengawasan oleh aparatur melalui internal pemerintah menjadi penting. Oleh
pengawasan fungsional serta pengawasan karena itu, pemerintah telah menetapkan
eksternal yang dilakukan oleh masyarakat PP No. 60 Tahun 2008, tentang sistem
dan lembaga pengawasan konstitusional, pengendalian internal pemerintahan.
yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Maksimalnya SPIP diharapkan
dan DPR. Penilaian terhadap ketepatan pengendalian internal semakin efektif
pelaksanaan kebijakan organisasi sehingga dapat mengatasi permasalahan
diperlukan adanya peran audit internal rendahnya kualitas laporan keuangan
supaya organisasi berjalan secara efektif (Akhmad, 2014).
dan efisien untuk mencapai tujuan Hal yang mendasar lainnya dari
(Akhmad, 2014). penerapan akuntansi di dalam penyusunan
Laporan keuangan Pemerintah LKPD ialah Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah (LKPD) yang mendapat opini Daerah (SAKD). SAKD yaitu prosedur
wajar tanpa pengecualian (WTP) dan yang dimulai dari proses pengumpulan
wajar dengan pengecualian (WDP) data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai
umumnya memiliki pengendalian internal dengan pelaporan keuangan dalam rangka
yang baik. Sedangkan LKPD yang pertanggungjawaban pelaksanaan
mendapat opini tidak wajar (TW) dan tidak anggaran pendapatan dan belanja Daerah
memberikan pendapat (TMP/disclaimer) (APBD) yang dilakukan secara manual
butuh perbaikan pengendalian internal. atau memakai aplikasi komputer.
BPK menemukan beberapa kasus Melalui peningkatan kompetensi
kelemahan sistem pengendalian internal SDM yang dimiliki baik pada tingkatan
dan pelaporan, yaitu; pencatatan belum individu maupun kelembagaan dengan
dilakukan secara baik, proses penyusunan didukung penerapan SAKD yang
laporan tidak sesuai ketentuan yang diharapkan pihak pengelola keuangan
berlaku, terlambat dalam penyampaian daerah khususnya bagian akuntansi
laporan keuangan, sistem informasi mampu melaksanakan tugas dan fungsi
akuntansi dan pelaporan belum memadai, akuntansi dengan baik yang berujung pada
dan kurangnya dukungan sumber daya terwujudnya tata kelola yang baik (good
manusia (SDM) yang kompeten (BPK RI governance) (Dewi dan Yusrawati, 2015).
IHPS I, 2016). Adanya komponen seperti SDM
Hal penting yang tidak boleh yang kompeten, penerapan sistem
diabaikan terkait kualitas LKPD adalah akuntansi memadai, dan peran audit
sistem pengendalian internal Pemerintah internal yang profesional, serta dengan
(SPIP). SPIP dapat menjadi indikator awal didukung pengendalian internal yang baik,
dalam menilai kinerja suatu entitas. SPIP maka kualitas informasi laporan keuangan
ialah suatu cara untuk mengarahkan, yang berguna dalam pengambilan
mengawasi, dan mengukur sumber daya keputusan ekonomi akan semakin baik
suatu organisasi, serta mempunyai peran sehingga mencakup sesuai standar
penting dalam pencegahan dan akuntansi Pemerintah (SAP) meliputi nilai
pendeteksian penggelapan (fraud) secara relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
dini. Salah satu tujuan umum manajemen dapat dipahami oleh pengguna/pemakai
dalam merancang sistem pengendalian informasi tersebut. Oleh karena itu,
internal yang efektif ialah supaya keterkaitan faktor- faktor yang

2
mempengaruhi kualitas LKPD sejajar yang harus diwujudkan dalam informasi
dengan teori kegunaan keputusan akuntansi sehingga dapat memenuhi
(Decision Usefulness theory) yang tujuan. Berikut adalah prasyarat normatif
dikemukakan oleh Staubus, bahwa pada yang diperlukan agar LKPD dapat
informasi akuntansi mengandung memenuhi kualitas yang diinginkan
komponen-komponen yang harus menurut PP No. 71 Tahun 2010:
dipertimbangkan oleh para pembuat 1) Relevan, yaitu informasi yang
informasi akuntansi agar cakupan yang ada memiliki manfaat umpan balik, prediktif,
dapat memenuhi kebutuhan para tepat waktu, dan lengkap.
pengambil keputusan yang akan 2) Andal, yaitu informasi yang jujur,
menggunakannya. Teori kegunaan dapat diverifikasi (veriability), dan netral.
keputusan mencakup mengenai syarat dari 3) Dapat dibandingkan, yaitu
kualitas informasi akuntansi yang berguna informasi yang ada dalam laporan
dalam keputusan yang akan diambil oleh keuangan akan lebih berguna jika dapat
pengguna/pemakai berdasarkan standar dibandingkan dengan laporan keuangan
akuntansi yang berlaku (Staubus, 2000 periode sebelumnya atau laporan keuangan
dalam Endang, 2011). entitas pelaporan lain pada umumnya.
4) Dapat dipahami, informasi yang
LANDASAN TEORITIS DAN disajikan dalam laporan keuangan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pemerintah dikatakan dapat dipahami jika
pengguna mengerti dengan informasi-
Teori Kegunaan Keputusan (Decision informasi yang disajikan dan mampu
Usefulness theory) menginterpretasikannya. Hal ini dapat
Teori kegunaan keputusan pada terlihat dari manfaat informasi yang
informasi akuntansi mengandung disajikan tersebut terhadap pengambilan
komponen-komponen yang harus keputusan. Maka, penyajian informasi
dipertimbangkan oleh para pembuat dalam laporan keuangan pemerintah harus
informasi akuntansi agar cakupan yang ada menggunakan bentuk serta istilah yang
dapat memenuhi kebutuhan para disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengambil keputusan yang akan pengguna/pemakai.
menggunakannya. Teori kegunaan
keputusan mencakup mengenai syarat dari Pengaruh Kompetensi SDM Terhadap
kualitas informasi akuntansi yang berguna Kualitas LKPD
dalam keputusan yang akan diambil oleh Kompetensi merupakan keahlian
pengguna. Tujuan akuntansi dikaitkan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
dengan para pembuat informasi akuntansi menyelesaikan tugas. Kompetensi aparatur
yang bertugas menyediakan informasi di Pemerintah Daerah berarti kemampuan
keuangan yang dapat digunakan oleh para yang harus dimiliki oleh seorang aparatur
pengambil keputusan ekonomi yang baik. berupa keterampilan, pengetahuan, sikap
Pihak yang berkepentingan dalam arti para dan perilaku yang diperlukan dalam
pengguna/pemakai laporan keuangan pelaksanaan tugas di bidangnya.
(Staubus, 2000 dalam Endang, 2011). Aparatur/SDM yang kompeten dari segi
kuantitas dan kualitas harus memiliki
Kualitas Laporan Keuangan kualifikasi dibidang akuntansi sehingga
Pemerintah Daerah (LKPD) aparatur tersebut dapat menyajikan laporan
Dalam PP No. 71 Tahun 2010, keuangan sesuai standar yang berlaku.
kualitas LKPD dapat dilihat dari Adanya kompetensi dibidang akuntansi
karakteristik kualitatif laporan keuangan akan meningkatkan nilai informasi dalam
tersebut. Karakteristik kualitatif laporan pelaporan keuangan Pemda (Tantriani,
keuangan ialah ukuran-ukuran normatif 2012).

3
H1 : Kompetensi SDM berpengaruh publik. Oleh karena itu, profesionalitas
signifikan terhadap Kualitas LKPD. maupun sikap yang objektif dalam menilai
kinerja maupun program dari auditor
Pengaruh Penerapan SAKD Terhadap internal akan meningkatkan kualitas
Kualitas LKPD informasi laporan keuangan Pemda (M.
Sistem akuntansi keuangan Daerah Ali, Biana, dan R.R. Sri, 2015).
yang dibuat dalam rangka menjamin siklus H3 : Peran Audit Internal berpengaruh
akuntansi dapat berjalan dengan baik tanpa signifikan terhadap Kualitas LKPD.
ada gangguan dan masalah, tetapi ketika
terdapat masalah pada salah satu bagian Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan
saja dari sistem akuntansi tersebut bisa SAKD, Dan Peran Audit Internal
berakibat laporan keuangan keuangan yang Terhadap Kualitas LKPD Dengan
dihasilkan kurang berkualitas. Pada Dimoderasi SPIP
dasarnya, sistem akuntansi yaitu suatu Sistem pengendalian internal
kesatuan apabila ada salah satu bagian pemerintah merupakan prasyarat bagi
sistem yang tidak diterapkan maka sulit penyelenggaraan pemerintahan dan
untuk memperoleh karakteristik kualitatif pengelolaan keuangan negara yang
LKPD (As Syifa dan Dul Muid, 2014). amanah. Adanya SPIP yang baik, otomatis
Oleh karena itu, SAKD yang memadai dalam proses pengandalian internalnya
harus tersusun secara sistematis mulai dari harus sesuai dengan perundang-undangan
awal pengumpulan data sampai dengan yang berlaku. Sistem yang taat aturan
pelaporan keuangan sesuai standar menjadikan suatu entitas dapat berjalan
akuntansi yang berlaku, sehingga sistem dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu,
akuntansi keuangan yang sesuai dengan hubungan antara variabel independen
standar otomatis akan meningkatkan lainnya yang diperkuat dengan SPIP yang
kualitas laporan keuangan yang disajikan. baik maka akan menghasilkan output
H2 : Penerapan SAKD berpengaruh berupa kualitas LKPD yang baik pula
signifikan terhadap Kualitas LKPD. sehingga dapat menjadi masukan bagi
pihak yang berkepentingan pada waktu
Pengaruh Peran Audit Internal yang akan datang (M. Ali, Biana, dan R.R.
Terhadap Kualitas LKPD Sri, 2015).
Auditor internal ialah salah satu H4 : Sistem pengendalian internal
profesi yang menunjang terciptanya tata Pemerintah memoderasi secara kuat
kelola yang baik dan telah berkembang pengaruh kompetensi SDM, penerapan
menjadi komponen utama dalam SAKD, dan peran audit internal terhadap
meningkatkan Instansi secara efektif dan Kualitas LKPD.
efisien. Berdasarkan persepsi dari
aparatur/SDM yang bertugas menyusun Kerangka Pemikiran
laporan keuangan yang nantinya akan
diperiksa oleh Inspektorat, maka
diharapkan adanya kontribusi yang baik
dari BPK/Inspektorat selaku auditor
internal. Dapat ditinjau pula melalui proses
kegiatan pengawasan sampai dengan
pemberian opini terhadap LKPD yang
disajikan oleh Instansi-Instansi
Pemerintah, sehingga auditor internal
harus profesional dan objektif dalam
mereview maupun penilaian kinerja
keuangan sampai pada memberikan opini

4
tersebut yaitu; relevan yang berarti laporan
METODE PENELITIAN keuangan yang disajikan secara lengkap
dan tepat waktu sehingga dapat dijadikan
Klasifikasi Sampel sebagai tolak ukur dalam penyusunan
Populasi dalam penelitian ini ialah anggaran periode berikutnya, andal yang
SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota berarti informasi disampaikan secara jujur
Surabaya, Jawa Timur. Sampel pada dan sesuai apa yang seharusnya disajikan
penelitian ini ialah kepala ataupun untuk kebutuhan umum, laporan keuangan
staf/pegawai bagian keuangan di setiap yang dibuat dapat memberikan informasi
Dinas. Unit yang akan analisis yaitu para bagi para pengguna untuk mengkoreksi
pemakai/pengguna laporan keuangan dengan laporan masa lalu selain itu
Pemerintah Daerah yang disusun sesuai memberikan hasil yang tidak berbeda jauh
standar akuntansi yang berlaku dalam jika dilakukan pengujian kembali oleh
rangka pengambilan keputusan ekonomi pihak lain, dan informasi yang disajikan
yang tepat. Penentuan responden hanya bersifat material yang berarti bebas dari
pada 20 SKPD yang ada di Kota Surabaya. kesalahan sehingga dapat dipahami oleh
pengguna/pemakai.
Data Penelitian
Data dikumpulkan dengan Kompetensi SDM
menyebarkan daftar pernyataan Kompetensi SDM ialah
(kuesioner) yang akan dijawab oleh kemampuan untuk melaksanakan tugas
responden yang merupakan kepala maupun dan tanggung jawab yang diberikan
karyawan/staf di bagian kepada aparatur tersebut dengan syarat
akuntansi/keuangan pada 20 SKPD di pendidikan yang dianjurkan minimal
Kota Surabaya. Kuesioner diberikan secara Diploma 3 akuntansi guna memastikan
langsung kepada responden. Responden kompetensi kerja yang baik, telah
diminta untuk mengisi daftar pernyataan mengikuti pelatihan yang diwajibkan oleh
tersebut, lalu dikembalikan secara BPK dalam hal pengelolaan keuangan
langsung. Jenis data yang digunakan dalam Daerah dengan catatan materi yang
penelitian ini adalah data primer yang diberikan kepada aparatur terkait mudah
bersumber dari hasil survei kuesioner yang dipahami sehingga dalam penyampaian
diantar dan diambil sendiri oleh peneliti. informasi sesuai dengan kebutuhan
pemakai/pengguna, dan pengalaman kerja
Variabel Penelitian dibidang akuntansi yang cukup memadai
Variabel penelitian yang digunakan dapat mengurangi kesalahan kerja.
dalam penelitian ini meliputi variabel Aparatur/SDM sebagai penyusun laporan
bebas yaitu: kompetensi SDM, penerapan keuangan dituntut untuk memiliki tingkat
SAKD, dan peran audit internal. Variabel keahlian akuntansi yang memadai dan
moderasi yaitu SPIP. ditempatkan sesuai dengan keahliannya.

Definisi Operasional Variabel Penerapan SAKD


Sistem akuntansi keuangan Daerah
Kualitas LKPD menurut Pemendagri No. 21 Tahun 2011,
Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010, yaitu serangkaian prosedur mulai dari
kualitas LKPD tersebut dapat dilihat dari proses pengumpulan data disertai bukti
karakteristik kualitatifnya. Karakteristik transaksi, pencatatan semua transaksi
kualitatif laporan keuangan adalah ukuran- keuangan secara
ukuran normatif yang perlu diwujudkan kronologis,penggolongan/pengklasifikasia
dalam informasi akuntansi sehingga dapat n terhadap transaksi yang terjadi, dan
memenuhi tujuan. Ukuran-ukuran normatif pengidentifikasian transaksi sesuai dengan

5
pos yang telah ditentukan, serta pelaporan keyakinan atas tercapainya tujuan instansi
keuangan secara konsisten dan periodik. melalui kegiatan yang efektif dan efisien
dengan indikasi pemisahan tugas yang
Peran Audit Internal jelas, pencatatan transaksi dengan
Peran audit intenal ialah pemeriksa dilengkapi bukti transaksi yang valid dapat
dalam arti Inspektorat yang berperan menunjang keandalan pelaporan keuangan,
dalam mengevaluasi baik dari kesesuaian dalam melakukan transaksi terlebih dahulu
aktivitas maupun sistem akuntansi dengan melalui otorisasi pihak berwenang, dan
standar yang berlaku, mencocokkan data kepatuhan terhadap peraturan perundang-
dengan bukti transaksi atas transaksi yang undangan.
terjadi, pengawasan internal terhadap
kepatuhan kebijakan yang telah ditetapkan ALAT ANALISIS DAN HASIL
sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004. PENELITIAN

Sistem Pengendalian Internal Analisis Deskriptif


Pemerintah Digunakan untuk mendeskripsikan
Berdasarkan PP No. 60 Tahun nilai-nilai dari hasil kuesioner serta
2008, pengertian SPIP merupakan proses menghitung nilai rata-rata dari masing-
tindakan atau kegiatan yang dilakukan masing variabel sehingga dapat membantu
secara terus menerus dan menyeluruh di dalam menganalisis jawaban yang telah
lingkungan pemerintah pusat dan diberikan responden berdasarkan dari
pemerintah daerah oleh pimpinan dan kuesioner yang diolah.
seluruh pegawai untuk memberikan

Tabel 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Penelitian
Tanggapan
Indikator Total Mean Penilaian
TS KS S SS
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Pernyataan 1 1 5 36 17 59 3.17 S
Pernyataan 2 0 0 29 30 59 3.51 SS
Pernyataan 3 0 1 36 22 59 3.36 SS
Pernyataan 4 0 1 33 25 59 3.41 SS
Pernyataan 5 2 3 30 24 59 3.29 SS
Pernyataan 6 1 3 37 18 59 3.22 S
Pernyataan 7 0 1 38 20 59 3.32 SS
Pernyataan 8 2 1 34 22 59 3.29 SS
Pernyataan 9 1 7 35 16 59 3.12 S
Pernyataan 10 0 2 36 21 59 3.32 SS
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pernyataan 1 5 11 30 13 59 2.86 S
Pernyataan 2 0 3 31 25 59 3.37 SS
Pernyataan 3 0 5 33 21 59 3.27 SS
Pernyataan 4 0 0 31 28 59 3.47 SS
Pernyataan 5 0 4 40 15 59 3.19 S
Pernyataan 6 0 4 34 21 59 3.29 SS
Pernyataan 7 0 0 34 25 59 3.42 SS
Pernyataan 8 1 4 38 16 59 3.17 S
Pernyataan 9 1 7 36 15 59 3.10 S
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Pernyataan 1 0 0 23 36 59 3.61 SS
Pernyataan 2 0 0 31 28 59 3.47 SS
Pernyataan 3 0 0 36 23 59 3.39 SS
Pernyataan 4 0 0 34 25 59 3.42 SS
Pernyataan 5 0 1 37 21 59 3.34 SS
Pernyataan 6 0 0 35 24 59 3.41 SS
Pernyataan 7 0 0 40 19 59 3.32 SS
Pernyataan 8 0 1 38 20 59 3.32 SS
Pernyataan 9 0 1 30 28 59 3.46 SS

6
Peran Audit Internal
Pernyataan 1 11 19 18 11 59 2.49 KS
Pernyataan 2 0 1 45 13 59 3.20 S
Pernyataan 3 0 0 39 20 59 3.34 SS
Pernyataan 4 0 3 40 16 59 3.22 S
Pernyataan 5 0 1 39 19 59 3.31 SS
Pernyataan 6 0 3 40 16 59 3.22 S
Pernyataan 7 0 1 40 18 59 3.29 SS
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Pernyataan 1 0 0 39 20 59 3.34 SS
Pernyataan 2 0 0 30 29 59 3.49 SS
Pernyataan 3 0 1 34 24 59 3.39 SS
Pernyataan 4 0 0 41 18 59 3.31 SS
Pernyataan 5 0 0 26 33 59 3.56 SS
Pernyataan 6 1 2 34 22 59 3.31 SS
Pernyataan 7 0 4 34 21 59 3.29 SS
Pernyataan 8 0 1 31 27 59 3.44 SS
Pernyataan 9 0 0 36 23 59 3.39 SS
Pernyataan 10 0 3 37 19 59 3.27 SS
Total 26 104 1558 967
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Menurut Tabel 4.6, pilihan variabel tersebut dapat dinyatakan valid
jawaban dengan skor 3 (Setuju) karena tingkat signifikansi dari semua
merupakan paling banyak dipilih oleh indikator variabel tersebut kurang dari
responden dengan jumlah sebanyak 1558, 0,05 yang berarti bahwa variabel
hal tersebut menjelaskan bahwa banyak independen, variabel dependen, maupun
responden setuju terhadap semua variabel moderasi tersebut valid.
pernyataan. Jika dilihat dari nilai mean,
pernyataan yang paling besar nilainya pada Tabel 4.7
pernyataan 1 variabel penerapan SAKD Hasil Uji Validitas
dengan nilai sebesar 3,61 yang Pearson
Variabel Pernyataan Sig. Ket.
Correlation
menandakan bahwa responden sangat Pernyataan Valid
0.601 0.000
setuju akan Setiap transaksi keuangan pada 1
Pernyataan Valid
SKPD/Dinas yang diteliti didukung oleh 2
0.696 0.000
bukti transaksi. Sedangkan pada nilai Pernyataan
0.811 0.000
Valid
3
mean yang paling kecil, responden Pernyataan Valid
0.647 0.000
cenderung memilih pernyataan 1 variabel Kompetensi
4
Pernyataan Valid
peran audit internal dengan nilai sebesar Sumber Daya
5
0.716 0.000
Manusia
2,49 yang menandakan bahwa responden Pernyataan
0.734 0.000
Valid
6
memiliki penilaian kurang setuju terhadap Pernyataan Valid
0.703 0.000
auditor internal yang bertugas mencari 7
kesalahan dan kelemahan pihak yang Pernyataan Valid
0.755 0.000
8
diaudit. Pernyataan Valid
0.699 0.000
9
Pernyataan Valid
Uji Validitas dan Reliabilitas 1
0.741 0.000

Uji validitas dilakukan untuk Pernyataan


0.798 0.000
Valid
2
mengukur tingkat kevalidan dari item-item Pernyataan Valid
0.834 0.000
pernyataan dari setiap variabel dalam 3
Pernyataan Valid
kuesioner. Pengujian validitas Penerapan
4
0.866 0.000
Sistem
menggunakan korelasi Product Moment Akuntansi
Pernyataan
0.830 0.000
Valid
5
Pearson. Keuangan
Pernyataan Valid
Daerah 0.792 0.000
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil 6
pengujian validitas dari variabel Pernyataan Valid
0.800 0.000
7
independen, variabel dependen, maupun Pernyataan
0.809 0.000
Valid
variabel moderasi setelah dilakukan uji 8
Pernyataan Valid
validitas menggambarkan bahwa variabel- 0.819 0.000
9

7
Pernyataan Valid
0.628 0.000
1
Pernyataan Valid Tabel 4.8
0.776 0.000
2 Hasil Uji Reliabilitas
Pernyataan Valid N of N of Cronbach’s
0.706 0.000 Variabel Ket.
3 case Item Alpha
Peran Audit Pernyataan Valid Kompetensi 59 0.769 Reliabel
0.767 0.000 9
Internal 4 SDM
Pernyataan Valid Penerapan 59 0.786 Reliabel
0.805 0.000 9
5 SAKD
Pernyataan Valid Peran Audit 59 0.775 Reliabel
0.833 0.000 7
6 Internal
Pernyataan Valid SPIP 59 10 0.773 Reliabel
0.781 0.000
7
Kualitas 59 0.777 Reliabel
Pernyataan Valid 10
0.769 0.000 LKPD
1
Pernyataan Valid Sumber: data primer yang diolah, 2017
0.781 0.000
2 Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
Pernyataan Valid
3
0.729 0.000 nilai koefisien α dari seluruh variabel yang
Pernyataan
0.825 0.000
Valid terdiri dari variabel independen, variabel
4
Sistem Pernyataan Valid dependen, dan variabel moderasi lebih
0.615 0.000
Pengendalian 5 besar dari 0,60 sehingga seluruh variabel
Internal Pernyataan Valid
Pemerintah 6
0.658 0.000 penelitian tersebut dapat dinyatakan
Pernyataan
0.710 0.000
Valid reliabel dan dapat dimasukkan dalam
7
Pernyataan Valid
pengujian berikutnya.
0.758 0.000
8
Pernyataan Valid Uji Normalitas
0.771 0.000
9
Pernyataan Valid Uji normalitas dilakukan untuk
0.682 0.000
10 menguji apakah distribusi data mengikuti
Pernyataan
1
0.751 0.000 Valid atau mendekati distribusi normal.
Pernyataan
0.767 0.000
Valid Pengujian data dengan menggunakan
2
Pernyataan Valid Kolmogorof-Smirnov test. Apabila nilai
0.829 0.000
3 signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak yang
Pernyataan Valid
4
0.760 0.000 berarti residual data terdistribusi tidak
Kualitas
Laporan
Pernyataan
0.654 0.000
Valid normal, sedangkan nilai signifikansi ≥ 0,05
5
Keuangan
Pernyataan Valid
maka H0 diterima yang dapat berarti
Pemerintah 0.831 0.000
Daerah
6 residual data terdistribusi normal.
Pernyataan Valid
7
0.832 0.000 Pengujian normalitas data
Pernyataan
0.731 0.000
Valid selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9
8 berikut:
Pernyataan Valid
0.752 0.000
9
Pernyataan Valid Tabel 4.9
0.738 0.000
10
Sumber: data primer yang diolah, 2017 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji reliabilitas dilakukan untuk Unstandardized
mengetahui keandalan dari suatu Residual
instrumen yang digunakan dalam N 59
penelitian. Penelitian ini dalam melakukan Mean .0000000
Normal
uji reliabilitas menggunakan teknik Parameters a,b Std. 2.42258832
Cronbach’s Alpha. Instrumen dikatakan Deviation
Absolute .125
reliabel apabila nilai koefisien α lebih dari Most Extreme
Positive .125
0,60 dan jika nilai koefisien α kurang dari Differences
Negative -.103
0,60 maka instrument dinyatakan tidak Kolmogorov-Smirnov Z .958
reliabel. Pengujian reliabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) .317
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 a. Test distribution is Normal.
berikut: b. Calculated from data.

8
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas independen. Model regresi yang dikatakan
menunjukkan bahwa nilai signifikansi baik ketika tidak terjadi kolerasi antar
Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,317 dimana variabel independen. Uji multikolinearitas
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat dilihat dari nilai tolerance dan
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau vinance inflation factor (VIF). Persamaan
model regresi terdistribusi secara normal. regresi dapat dinyatakan tidak terjadi
korelasi antar variabel independen apabila
Uji Multikolinieritas nilai tolerance > 0,10 atau dengan nilai
Uji multikolinieritas dilakukan VIF < 10. Hasil uji multikolinieritas dapat
untuk menguji apakah model regresi dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
terdapat kolerasi antar variabel

Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas
a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF


(Constant) 62.665 39.698 1.579 .121

TOTSDM -2.276 1.914 -1.943 -1.189 .240 .387 2.845


TOTSAKD -1.286 1.764 -1.043 -.729 .469 .392 2.833
1 TOTPAI 2.564 1.922 1.678 1.334 .188 .395 2.840
TOTSPIP -1.292 1.116 -1.097 -1.158 .252 .390 2.844
TOTX1.X4 .073 .057 3.790 1.269 .210 .385 2.838
TOTX2.X4 .046 .055 2.345 .838 .406 .380 2.830
TOTX3.X4 -.076 .055 -3.070 -1.391 .170 .382 2.847
a. Dependent Variable: TOTLKPD

Tabel 4.10 diatas menunjukkan sebesar 2,838, 2,830, dan 2,847. tersebut
bahwa nilai tolerance untuk variabel lebih kecil dari 10,00 sehingga model
independen yang terdiri dari kompetensi regresi dalam penelitian ini dapat
SDM sebesar 0,387, penerapan SAKD dinyatakan tidak terjadi korelasi antar
sebesar 0,392, peran audit internal sebesar variabel independen. Maka dapat
0,395. Variabel moderasi yaitu sistem disimpulkan tidak ada multikolonieritas
pengendalian internal pemerintah sebesar antar variabel independen dalam model
0,390. Lalu untuk hasil dari efek moderasi regresi tersebut.
untuk setiap variabel independen berurutan
sebesar 0,385, 0,380, dan 0,382. Maka Uji Heteroskedastisitas
diartikan semua variabel independen, Uji heteroskedastisitas dilakukan
variabel moderasi, maupun hasil untuk menguji apakah dalam model regresi
pemoderasian tidak ada korelasi antar terjadi ketidaksamaan variance dari
variabel karena memiliki nilai tolerance residual satu pengamatan ke pengamatan
lebih besar dari 0,1. yang lain. Model regresi yang baik harus
Selain itu, nilai VIF untuk variabel tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian
independen yang terdiri dari kompetensi dapat dilakukan dengan uji gletser, jika
SDM sebesar 2,845, penerapan SAKD nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi
sebesar 2,833, peran audit internal sebesar heteroskedastisitas dan jika nilai
2,840. Variabel moderasi yaitu sistem signifikansi < 0,05 maka terjadi
pengendalian internal pemerintah sebesar heteroskedastisitas. Hasil uji
2,844. Lalu untuk hasil dari efek moderasi heteroskedastisitas dapat dilihat pada
untuk setiap variabel independen berurutan Tabel 4.11 berikut:

9
Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -20.747 26.685 -.777 .440
TOTSDM -1.744 1.287 -3.831 -1.355 .181
TOTSAKD 1.354 1.186 2.824 1.142 .259
TOTPAI 1.255 1.292 2.113 .971 .336
1
TOTSPIP .791 .750 1.728 1.054 .297
TOTX1.X4 .049 .039 6.506 1.260 .214
TOTX2.X4 -.040 .037 -5.255 -1.086 .282
TOTX3.X4 -.039 .037 -3.995 -1.047 .300
a. Dependent Variable: abs
Pada Tabel 4.12 dapat dilihat
Tabel 4.11 adalah hasil perhitungan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 <
yang menunjukkan nilai signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen terdiri dari model regresi tersebut dinyatakan fit atau
kompetensi SDM sebesar 0,181, penerapan dapat digunakan untuk memprediksi
SAKD sebesar 0,259, peran audit internal tanggapan responden.
sebesar 0,336. Variabel moderasi yaitu
sistem pengendalian internal pemerintah Analisis Regresi Berganda
sebesar 0,297. Lalu untuk hasil dari efek Digunakan untuk menentukan
moderasi untuk setiap variabel independen seberapa besar pengaruh variabel
berurutan sebesar 0,214, 0,282, dan 0,300. independen yang terdiri dari variabel
Maka dari itu semua variabel independen kompetensi SDM (X1), penerapan SAKD
maupun variabel moderasi nilai (X2), dan peran audit internal (X3)
signifikansinya lebih besar dari 0,05 terhadap satu variabel dependen yaitu
sehingga model regresi dalam penelitian variabel kualitas LKPD (Y) dengan
ini dinyatakan tidak terjadi dimoderasi variabel SPIP (X4). Berikut ini
heteroskedastisitas dan dapat dilakukan uji bentuk persamaan regresi linier berganda:
hipotesis untuk langkah selanjutnya.
Y = 62,665 + 2,276 X1 + 1,286 X2 +
Uji F (Pengujian Secara Fit/tidak) 2,564 X3 – 0,073 X1.X4 + 0,046 X2.X4 +
Uji F dilakukan untuk menguji 0,076 X3.X4 + e
apakah semua variabel independen dapat
mempengaruhi variabel dependen atau Y = Kualitas LKDP
tidak. Semua variabel independen dapat α = Konstanta
dikatakan mempunyai pengaruh terhadap β (1-6) = Koefisien regresi masing-masing
variabel dependen apabila nilai X
signifikansi < 0,05. Hasil uji F dapat X1 = Kompetensi SDM
dilihat pada Tabel 4.12 berikut: X2 = Penerapan SAKD
X3 = Peran audit internal
Tabel 4.12 X4 = Sistem pengendalian internal
Hasil Uji F pemerintah
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig. e = Error
Regression
Squares
835.602 7
Square
119.372 17.885 .001b
Konstanta (α): nilai sebesar 62,665
1 Residual 340.398 51 6.674 artinya apabila nilai variabel independen
Total 1176.000 58 yaitu kompetensi SDM (X1), penerapan
a. Dependent Variable: TOTLKPD
b. Predictors: (Constant), TOTX3.X4, TOTSAKD, TOTSDM, SAKD (X2), peran audit intern (X3)
TOTSPIP, TOTPAI, TOTX2.X4, TOTX1.X4

10
bernilai nol maka nilai variabel dependen Koefisien determinasi berfungsi
Kualitas LKPD bernilai sebesar 62,665. untuk menentukan seberapa besar
β1 = 2,276 : mempunyai arti bahwa pengaruh yang ditimbulkan variabel
kompetensi SDM (X1) mengalami independen yaitu variabel kompetensi
kenaikan satu satuan nilai, maka akan SDM (X1), penerapan SAKD (X2), dan
menaikkan pula variabel dependen kualitas peran audit internal (X3) terhadap satu
LKPD sebesar 2,276 satuan dengan asumsi variabel dependen yaitu variabel kualitas
variabel bebas lainnya dalam posisi LKPD (Y) dengan dimoderasi variabel
konstan. SPIP (X4). Jika nilai R2 mendekati 1 maka
β2 = 1,286 : mempunyai arti bahwa semakin kuat kemampuan variabel bebas
variabel penerapan SAKD (X2) menjelaskan variabel terikat. Hasil
mengalami kenaikan satu satuan nilai, pengujian Koefisien determinasi dapat
maka akan menaikkan variabel dependen dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
kualitas LKPD sebesar 1,286 satuan
dengan asumsi variabel bebas lainnya Tabel 4.13
dalam posisi konstan. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
β3 = 2,564 : mempunyai arti bahwa Sebelum dimoderasi
variabel peran audit internal (X3) Model Summary
mengalami kenaikan satu satuan nilai, Model R R Adjusted Std. Error of
Square R Square the
maka akan menurunkan variabel dependen Estimate
kualitas LKPD sebesar 2,564 satuan 1 .794
a
.630 .610 2.813
dengan asumsi variabel bebas lainnya a. Predictors: (Constant), TOTPAI, TOTSAKD,
dalam posisi konstan. TOTSDM
β4 = -0,073 : mempunyai arti
bahwa kompetensi SDM (X1) yang Sesudah dimoderasi
Model Summary
dimoderasi oleh variabel SPIP (X4) Model R R Adjusted Std. Error of
mengalami kenaikan satu satuan nilai, Square R Square the
maka akan menurunkan pula variabel Estimate
a
dependen kualitas LKPD sebesar 0,073 1 .843 .711 .671 2.584
satuan dengan asumsi variabel bebas a. Predictors: (Constant), TOTX3.X4, TOTSAKD,
TOTSDM, TOTSPIP, TOTPAI, TOTX2.X4,
lainnya dalam posisi konstan. TOTX1.X4
β5 = 0,046 : mempunyai arti bahwa Pada Tabel 4.13 yang berasal dari
penerapan SAKD (X2) yang dimoderasi hasil output pada SPSS menunjukkan
oleh variabel SPIP (X4) mengalami model summary dari persamaan regresi
kenaikan satu satuan nilai, maka akan sebelum dimoderasi dan sesudah
menaikkan pula variabel dependen kualitas dimoderasi. Pada model summary sebelum
LKPD sebesar 0,046 satuan dengan asumsi dimoderasi, R square atau R2 mempunyai
variabel bebas lainnya dalam posisi nilai sebesar 0,630 hal ini mempunyai arti
konstan. bahwa 63% variabel dependen yaitu
β6 = 0,076 : mempunyai arti bahwa kualitas LKPD dapat dijelaskan oleh
peran audit internal (X3) yang dimoderasi variabel-variabel independen, sedangkan
oleh variabel SPIP (X4) mengalami sisanya 37% dijelaskan oleh faktor-faktor
kenaikan satu satuan nilai, maka akan lain diluar model. Dilihat dari model
menaikkan pula variabel dependen kualitas summary sesudah dimoderasi, R square
LKPD sebesar 0,076 satuan dengan asumsi mempunyai nilai sebesar 0,711 hal ini
variabel bebas lainnya dalam posisi mempunyai arti bahwa 71,1% variabel
konstan. dependen yaitu kualitas LKPD dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel
Koefisien Determinasi (R2) independen, sedangkan sisanya 28,9%

11
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar dalam menerangkan variasi variabel
model. dependen. Ketiga variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel
Uji t (Pengujian Secara Parsial) dependen jika nilai signifikan uji t kurang
Digunakan untuk menguji dari 0,05. Hasil uji t dapat dilihat pada
pengaruh satu variabel bebas terhadap Tabel 4.14 dibawah ini:
variabel terikat secara parsial (individual)

Tabel 4.14
Hasil Uji T
Sebelum dimoderasi
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 1.407 3.319 .424 .673

1 TOTSDM .434 .143 .371 3.033 .018


TOTSAKD .406 .149 .330 2.733 .008
TOTPAI .292 .200 .191 1.463 .004
a. Dependent Variable: TOTLKPD

Sesudah dimoderasi
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 62.665 39.698 1.579 .121
TOTSDM 2.276 1.914 -1.943 1.189 .040
TOTSAKD 1.286 1.764 -1.043 .729 .012
TOTPAI 2.564 1.922 1.678 1.334 .026
1
TOTSPIP -1.292 1.116 -1.097 -1.158 .028
TOTX1.X4 -.073 .057 3.790 -1.269 .210
TOTX2.X4 .046 .055 2.345 .838 .018
TOTX3.X4 .076 .055 -3.070 1.391 .031
a. Dependent Variable: TOTLKPD
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat menyajikan laporan keuangan Daerah yang
gambaran mengenai tingkat signifikansi sesuai dengan standar akuntansi
yang ditimbulkan oleh masing-masing Pemerintah mempunyai pengaruh
variabel independen terhadap variabel signifikan terhadap peningkatan kualitas
dependen, berdasarkan hipotesis penelitian LKPD (Y) yang berguna dalam
yang telah dibuat maka dapat dijelaskan pengambilan keputusan.
untuk Tabel perhitungan uji t sebelum dan 2) Variabel Penerapan SAKD (X2)
sesudah dimoderasi sebagai berikut: Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa
1) Variabel Kompetensi SDM (X1) variabel penerapan SAKD (X2) memiliki
Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,773 dengan
variabel kompetensi SDM (X1) memiliki signifikansi sebesar 0,008 yang kurang
nilai t hitung sebesar 3,033 dengan dari 0,05. Hal ini menggambarkan bahwa
signifikansi sebesar 0,018 yang lebih kecil penerapan SAKD (X2) yang memadai
dari 0,05. Hal ini menggambarkan bahwa harus tersusun secara sistematis mulai dari
variabel kompetensi SDM (X1) bagian awal pengumpulan data sampai dengan
keuangan di Dinas Kota Surabaya dalam pelaporan keuangan sesuai standar

12
akuntansi yang berlaku mempunyai
pengaruh signifikan terhadap peningkatan PEMBAHASAN
kualitas LKPD (Y) yang disajikan.
3) Variabel Peran Audit Internal (X3) Pengaruh Kompetensi SDM terhadap
Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa Kualitas LKPD
variabel peran audit internal (X3) memiliki Hasil pengujian menunjukkan
nilai t hitung sebesar 1,463 dengan bahwa variabel kompetensi SDM
signifikansi sebesar 0,004 yang kurang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
dari 0,05. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas LKPD. Hasil tersebut dididukung
peran audit internal (X3) menurut persepsi dengan teori (Decision Usefulness theory)
dari aparatur/SDM yang bekerja di bahwa keputusan menyelesaikan tugas
lingkungan Pemda ketika dalam dalam menyajikan laporan keuangan
penugasannya, Inspektorat bekerja secara Daerah yang dilakukan aparatur/SDM
profesional dan objektif mempunyai dengan mengerahkan segala kompetensi
pengaruh signifikan terhadap kualitas yang sesuai keahliannya tersebut dapat
LKPD (Y) yang diaudit. meningkatkan kualitas LKPD. Kesimpulan
4) Variabel Kompetensi SDM penelitian ini konsisten dengan penelitian
dimoderasi variabel SPIP (X1.X4) terdahulu yang dilakukan oleh
Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa Yosefrinaldi (2013), Lilis Setyowati &
variabel kompetensi SDM (X1) Wikan Isthika (2014), dan Dewi Andini &
dimoderasi variabel SPIP (X4) memiliki Yusrawati (2015) yang menyatakan bahwa
nilai t hitung sebesar 1,269 dengan kompetensi SDM mempunyai pengaruh
signifikansi sebesar 0,210 yang lebih kecil signifikan terhadap kualitas LKPD.
dari 0,05. Hal ini menggambarkan bahwa Sedangkan pada penelitian M. Ali Fikri,
variabel kompetensi SDM (X1) setelah Biana Adha Inapty, & RR. Sri Pancawati
adanya moderasi tidak mempunyai Martiningsih (2015), dan Akhmad
pengaruh signifikan terhadap variabel Syarifudin (2014) menyatakan bahwa
kualitas LKPD (Y). kompetensi SDM tidak mempunyai
5) Variabel Penerapan SAKD pengaruh signifikan terhadap kualitas
dimoderasi variabel SPIP (X2.X4) LKPD.
Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa
variabel penerapan SAKD (X2) Pengaruh Penerapan SAKD terhadap
dimoderasi variabel SPIP (X4) memiliki Kualitas LKPD
nilai t hitung 0,838 sebesar dengan Hasil pengujian menunjukkan
signifikansi sebesar 0,018 yang kurang bahwa variabel penerapan SAKD
dari 0,05. Hal ini menggambarkan bahwa mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel penerapan SAKD (X2) setelah kualitas LKPD. Hasil tersebut dididukung
adanya moderasi mempunyai pengaruh dengan teori (Decision Usefulness theory)
terhadap variabel kualitas LKPD (Y). bahwa keputusan menerapkan sistem
6) Variabel Peran Audit Internal akuntansi sesuai standar akuntansi yang
dimoderasi variabel SPIP (X3.X4) berlaku tentunya dapat menunjang kualitas
Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa LKPD. Kesimpulan penelitian ini
variabel penerapan SAKD (X2) konsisten dengan penelitian terdahulu yang
dimoderasi variabel SPIP (X4) memiliki dilakukan oleh Dewi Andini & Yusrawati
nilai t hitung 1,391 sebesar dengan (2015) yang menyatakan bahwa penerapan
signifikansi sebesar 0,031 yang kurang SKPD mempunyai pengaruh signifikan
dari 0,05. Hal ini menggambarkan bahwa terhadap kualitas LKPD sedangkan Lilis
variabel Peran Audit Internal (X3) setelah Setyowati & Wikan Isthika (2014) yang
adanya moderasi mempunyai pengaruh menyatakan bahwa penerapan SKPD tidak
terhadap variabel kualitas LKPD (Y).

13
mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap kualitas LKPD dikarenakan dari
kualitas LKPD. data responden, terdapat fakta bahwa
jumlah pegawai yang berlatarbelakang
Pengaruh Peran Audit Internal pendidikan akuntansi masih kurang.
terhadap Kualitas LKPD Uraian tugas dan fungsi yang ada juga
Hasil pengujian menunjukkan masih terlalu belum terspesifikasi dengan
bahwa variabel peran audit internal jelas. Padahal fungsi dan proses akuntansi
memiliki pengaruh signifikan terhadap hanya dapat dilaksanakan oleh pegawai
kualitas LKPD. Hasil tersebut dididukung yang memiliki pengetahuan di bidang ilmu
dengan teori (Decision Usefulness theory) akuntansi. Karena masih sangat sedikit
bahwa keputusan Inspektorat yang jumlah akuntan atau pegawai yang
menjunjung tinggi obyektvitas dan berpendidikan tinggi akuntansi, sementara
profesionalitas menghasilkan kinerja peraturan perundang-undangan telah
program audit berjalan baik dan mampu mewajibkan setiap satuan kerja untuk
meningkatkan kualitas LKPD. Kesimpulan menyelenggarakan akuntansi dan
penelitian ini konsisten dengan penelitian menyusun laporan keuangan, maka
terdahulu yang dilakukan oleh Lilis pegawai yang ada yang diberdayakan.
Setyowati & Wikan Isthika (2014) yang Walaupun kelemahan yang ada diimbangi
menyatakan bahwa peran audit internal dengan mengikutsertakan pegawai dalam
mempunyai pengaruh signifikan terhadap pelatihan-pelatihan yang berhubungan
kualitas LKPD sedangkan M. Ali Fikri, dengan akuntansi dan pengelolaan
Biana Adha Inapty, & RR. Sri Pancawati keuangan daerah, hal ini belum dapat
Martiningsih (2015), dan Akhmad memaksimalkan kualitas informasi laporan
Syarifudin (2014) menyatakan bahwa keuangan yang dihasilkan. Kesimpulan
peran audit internal tidak mempunyai penelitian ini konsisten dengan penelitian
pengaruh signifikan terhadap kualitas terdahulu yang dilakukan oleh M. Ali
LKPD 4. Fikri, Biana Adha Inapty, & RR. Sri
Pancawati Martiningsih (2015) yang
Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan menyatakan bahwa kompetensi SDM tidak
SAKD, Dan Peran Audit Internal mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Terhadap Kualitas LKPD Dengan kualitas LKPD setelah dimoderasi oleh
Dimoderasi SPIP variabel SPIP.
Hasil pengujian menunjukkan
bahwa variabel penerapan SAKD, dan KESIMPULAN, KETERBATASAN,
peran Audit Internal dengan dimoderasi DAN SARAN
SPIP mempunyai pengaruh signifikan Dari hasil regresi linier berganda
terhadap kualitas LKPD sedangkan untuk dan pembahasan yang dilakukan, maka
variabel kompetensi SDM dengan diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:
dimoderasi SPIP tidak mempunyai 1) Kompetensi sumber daya manusia
pengaruh signifikan terhadap kualitas bagian keuangan di Dinas Kota Surabaya
LKPD. Hasil tersebut dididukung dengan dalam menyajikan laporan keuangan
teori (Decision Usefulness theory) bahwa Daerah yang sesuai dengan standar
keputusan melaksanakan sistem akuntansi Pemerintah mempunyai
pengendalian internal pemerintah yang pengaruh signifikan terhadap peningkatan
sesuai perundang-undangan dapat kualitas laporan keuangan Pemerintah
memperkuat hubungan antara penerapan Daerah yang berguna dalam pengambilan
SAKD dan peran audit internal terhadap keputusan.
kualitas LKPD, sedangkan SPIP tidak 2) Penerapan sistem akuntansi
mempunyai efek moderasi terhadap keuangan Daerah yang memadai harus
hubungan antara kompetensi SDM tersusun secara sistematis mulai dari awal

14
pengumpulan data sampai dengan 1) Kuesioner yang digunakan
pelaporan keuangan sesuai standar memiliki kekurangan karakteristik
akuntansi yang berlaku mempunyai responden yaitu lamanya bekerja,
pengaruh signifikan terhadap peningkatan dikarenakan prosedur penelitian skripsi
kualitas laporan keuangan Pemerintah harus mereplikasi kuesioner dari sumber
Daerah yang disajikan. lain.
3) Peran audit internal menurut 2) Peneliti mengalami kesulitan saat
persepsi dari aparatur/SDM yang bekerja menyebar kuesioner, ada beberapa SKPD
di lingkungan Pemda ketika dalam yang belum mengetahui sistematika ijin
penugasannya, Inspektorat bekerja secara penelitian sehingga memperlambat
profesional dan objektif mempunyai penyebaran di SKPD lainnya.
pengaruh signifikan terhadap kualitas 3) Dari 120 kuesioner yang
laporan keuangan Pemerintah Daerah yang disebarkan hanya 59 kuesioner yang
dihasilkan untuk diaudit. kembali karena beberapa alasan, salah
4) Penerapan sistem akuntansi satunya ada SKPD yang menghilangkan
keuangan Daerah dan peran audit internal kuesioner peneliti dan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas mengesampingkannya dengan alasan
laporan keuangan Pemerintah Daerah kesibukan sehingga peneliti mengalami
dengan dimoderasi sistem pengendalian keterlambatan pengolahan data.
internal Pemerintah, sedangkan Berdasarkan pada hasil dan
kompetensi sumber daya manusia tidak keterbatasan penelitian, maka saran yang
berpengaruh signifikan terhadap kualitas diberikan oleh peneliti kepada pihak-pihak
laporan keuangan Pemerintah Daerah yang terkait diantaranya:
dengan dimoderasi sistem pengendalian 1) Bagi SKPD di Pemerintah Kota
internal Pemerintah. Hal tersebut Surabaya seharusnya menetapkan
dikarenakan berdasarkann jawaban sistematika ijin penelitian yang
responden yaitu kompetensi SDM yang tergeneralisasi untuk seluruh SKPD dan
masih belum maksimal. Temuan ini juga memberikan peraturan untuk
diperkuat berdasarkan hasil survei di pengembalian data penelitian kepada
lapangan yang menggambarkan tidak peneliti maupun pihak SKPD yang
sedikit kepala ataupun staf/pegawai berkontribusi. Agar penelitian selanjutnya
pengelola keuangan di setiap Dinas Kota dapat mengetahui sistematika dan
Surabaya yang bukan berlatar belakang peraturan yang ada sehingga
pendidikan akuntansi, pemahaman tentang mempersingkat waktu dalam mendapatkan
kualifikasi standar khususnya dibidang data yang dibutuhkan.
akuntansi pemerintahan yang masih 2) Penelitian selanjutnya
kurang. Hasil penggunaan variabel memasukkan variabel-variabel independen
moderasi SPIP yang menunjukan tidak lainnya dan obyek penelitian yang berbeda
adanya efek atau pengaruh yang signifikan sehingga dapat diperoleh gambaran dan
terhadap hubungan antara kompetensi hasil yang bervariasi, serta memastikan
SDM dengan kualitas LKPD juga kuesioner yang akan disebar telah benar
memberikan simpulan bahwa masih terlebih dahulu supaya tujuan yang
kurangnya efektivitas sistem pengendalian dikehendaki tepat sasaran.
internal pada SKPD/Dinas Pemerintah
Kota Surabaya. DAFTAR RUJUKAN
Peneliti menyadari bahwa
penelitian yang telah dilakukan masih Abdul Halim. 2007. Akuntansi Keuangan
memiliki banyak keterbatasan. Adapun Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
keterbatasan dalam penelitian ini adalah Akhmad Syarifudin. 2014. “Pengaruh
Kompetensi SDM dan Peran Audit

15
Intern terhadap Kualitas Laporan SPSS Edisi 6. Semarang: Badan
Keuangan Pemerintah Daerah Penerbit Universitas Dipenegoro.
dengan Variabel Intervening Lilis S dan Wikan I. 2014. “Analisis
Sistem Pengendalian Internal Faktor Yang Mempengaruhi
Pemerintah (Studi Empiris pada Kualitas Laporan Keuangan
Pemkab Kebumen)”. Jurnal Fokus Daerah Pada Pemerintah Kota
Bisnis. Vol 14 No 2. Pp 26-44 Semarang”. Proceedings SNEB, Pp
Angga Dwi P. 2013. “Pengaruh Penerapan 1-8.
Sistem Akuntansi Keuangan Meilani P dan Wasman. 2014. “Pengaruh
Pemerintah Daerah terhadap Pemahaman Akuntansi,
Kualitas Laporan Keuangan Pemanfaatan Sistem Informasi
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Akuntansi dan Peran Internal Audit
pada Dinas Bina Marga Provinsi terhadap Kualitas Laporan
Jawa Barat)”. Skripsi dipublikasi, Keuangan (Survei pada Koperasi
Universitas Widyatama. Pegawai Republik Indonesia Kota
As Syifa N dan Dul Muid. 2014. Bandung)”. ESENSI. Vol 4 No 3.
“Pengaruh Kompetensi Sumber Pp 61-75.
Daya Manusia, Penerapan Sistem M. Ali F, Biana A.I, dan R.R. Sri P.M.
Akuntansi Keuangan Daerah, 2015. “Pengaruh Penerapan
Pemamfaatan Teknologi Informasi, Standar Akuntansi Pemerintah,
dan Sistem Pengendalian Intern Kompetensi Aparatur dan Peran
terhadap Kualitas Laporan Audit Internal terhadap Kualitas
Keuangan Pemerintah Daerah Informasi Laporan Keuangan
(Studi Empiris pada SKPD Kota dengan Sistem Pengendalian Intern
Depok)”. Skripsi dipublikasi, sebagai Variabel Moderating (Studi
Universitas Diponegoro. Empiris pada SKPD di Pemprov
Badan Pemeriksa Keuangan Republik NTB)”. Simposium Nasional
Indonesia. 2016. Ikhtisar Hasil Akuntansi. Pp 1-26.
Pemeriksaan Semester 1 Tahun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
2016. Jakarta: BPK RI. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Dewi A dan Yusrawati. 2015. “Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah.
Kompetensi Sumber Daya Manusia Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
dan Penerapan Sistem Akuntansi 2008 tentang Sistem Pengendalian
Keuangan Daerah terhadap Intern Pemerintah.
Kualitas Laporan Keuangan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
Daerah (pada SKPD Kabupaten 2010 tentang Standar Akuntansi
Empat Lawang Sumatera Selatan)”. Pemerintahan.
Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
Akuntansi. Vol 24 No 1. Pp 65-82. 2000 tentang Pendidikan dan
Endang Kiswara. 2011. “Nilai Relevan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.
Reliabilitas Kegunaan Keputusan Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian
Informasi Akuntansi menurut Bisnis”. Bandung. CV Alfabeta.
SFAC No.2 dalam Penyajian Tantriani S dan Puji H. 2012. “Analisis
Laporan Keuangan dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Metode-Metode Pembebanan Pajak Kualitas Informasi Laporan
Penghasilan Berbeda. Disertasi Keuangan Pemerintah Daerah
dipublikasi, Universitas (Studi Empiris pada Pemerintah
Diponegoro. Kabupaten dan Kota Semarang)”.
Imam Ghozali. 2012. .Aplikasi Analisis Disertasi dipublikasi, Universitas
Multivariate dengan Program Diponegoro.

16
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Yosefrinaldi. 2013. “Pengaruh Kapasitas
Sumber Daya Manusia dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
dengan Variabel Intervening
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (Studi Empiris pada
Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah)”. Jurnal Akuntansi.
Pp 1-24.
http://www.surabaya.go.id/berita/8093-
dinas---dinas diakses 2 Januari
2017.
http://peraturan.go.id/ diakses 24 Februari
2017.

17

You might also like