You are on page 1of 10

http://journal.uir.ac.id/index.

php/JIAP E-ISSN : 2622-934X


P-ISSN : 2502-9757
PUBLIKA :
Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Vol. 6, No. 1 / 2020

Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik Di Bidang


Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dan Catatan Sipil
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru
Sufian Hamim1 Lolita Vianda2 Sella Pitaloka3
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution
No.113 Perhentian Marpoyan, Pekanbaru, Indonesia
sufianhamim@soc.uir.ac.id lolitavianda@soc.uir.ac.id sellapitaloka@student.uir.ac.id

Received : February 6, 2020; Accepted : April 10, 2020


DOI 10.25299/jiap.2020.vol6(1).4932
Abstract
The purpose of the study was to analyze and explain the application of the principles of public service in
the Field of Population Registration and Civil Registration Services Office of the Population and Civil Registry
Office of the City of Pekanbaru. This research uses quantitative and qualitative approaches to strengthen one
another. A quantitative approach to descriptive statistical analysis, with survey methods. In survey research,
information was collected from 42 respondents using a questionnaire and the collection of relevant secondary
data. The qualitative approach was carried out by interviewing 10 informants and observations involved to
complement the quantitative approach. Overall implementation of the principles of public service in the
Department of Population and Civil Registry Pekanbaru City is in the category of implemented or 36%, quite
implemented or 45% and less implemented or 19%. Civil Registry Pekanbaru City, only one indicator of the
principle of public service security that has been implemented well or 56%. This means that the management
process feels safe, there are security guards, no fighting incidents have occurred, all applicant communities can
take shelter from rain or heat because the office is quite large, it's just not comfortable because the service and
waiting rooms feel cramped and noisy, while the products are legal and legal. Only one indicator of the principle
of public service convenience is less well implemented or 39%. This means that public services at the
Department of Population and Civil Registry of Pekanbaru City are lacking in comfort, the community feels that
the service process is lacking in order, many people stand unable to sit, a bit chaotic, noisy noise and hot air
temperature; office environment Not comfortable there is no green park and the office waiting room is narrow
and not clean; The parking lot is narrow and cluttered, mostly using public roads; the toilets are less clean, the
number of users is small, there are no prayer rooms for prayer rooms. The other eight principles of public service
have been implemented quite well or 45%, namely: simplicity, clarity, time certainty, accuracy, responsibility,
infrastructure, ease of access, and discipline. The indicator that is not well implemented is the principle of
comfort. Therefore, in the future Pekanbaru City Population and Civil Registry Office should improve comfort
in public services.
Key Words : Principles, Service Public, Population, Civil Registry
Abstrak
Tujuan penelitian untuk menganalisis dan menjelaskan penerapan prinsip-prinsip pelayanan
publik di Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
saling memperkuat. Pendekatan kuantitatif analisis statistik deskriptif, dengan metode survei. Dalam
penelitian survei, informasi dikumpulkan dari 42 responden dengan menggunakan kuesioner dan
pengumpulan data sekunder yang relevan. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara
terhadap 10 informan dan observasi terlibat untuk saling melengkapi pendekatan kuantitatif. Secara
keseluruhan pelaksanaan prinsip-prinsip pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 1


Sipil Kota Pekanbaru berada pada kategori terlaksana atau 36 %, cukup terlaksana atau 45 % dan
kurang terlaksana atau 19 %.Dari sepuluh indikator variabel Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan
Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru, hanya satu indikator
prinsip keamanan pelayanan publik yang sudah terlaksana dengan baik atau 56 %. Ini bermakna
dalam proses pengurusan terasa aman, ada satpam, tidak pernah terjadi insiden perkelahian, semua
masyarakat pemohon dapat berteduh dari hujan atau panas karena kantornya cukup besar, hanya
saja kurang nyaman karena ruang pelayanan dan ruang tunggu terasa sempit dan suara berisik,
sedangkan produknya syah dan legal. Hanya satu indikator prinsip kenyamanan pelayanan publik
kurang terlaksana dengan baik atau 39 %. Ini bermakna pelayanan publik pada Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru kurang kenyamanan, masyarakat merasa proses pelayanan kurang
tertib, banyak masyarakat berdiri tidak dapat tempat duduk, sedikit kacau, suara berisik dan suhu
udara ruangan panas; lingkunan kantor Kurang nyaman tidak ada taman hijau dan ruang tunggu
kantornya sempit dan kurang bersih; Tempat parkir kendaraan sempit dan berantakan sebagian besar
menggunakan badan jalan umum; toeletnya kurang bersih, jumlahnya sedikit pengguna banyak,
sarana ruang ibadah musholla tidak ada. Delapan prinsip pelayanan publik yang lain sudah
terlaksana dengan cukup baik atau 45 %, yaitu : kesederhanan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,
tanggungjawab, sarana prasarana, kemudahan akses, dan kedisiplinan. Indikator yang kurang
terlaksana dengan baik yaitu prinsip kenyamanan. Karena itu di masa yang akan datang Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru sebaiknya meningkatkan kenyamanan dalam
pelayanan publik.
Key Words : Prinsip, Pelayanan Publik, Kependudukan, Catatan Sipil

Pendahuluan No: 63.KEP.MEN.PAN.7.2003. Pedoman


Dalam rangka upaya meningkatkan ini merupakan acuan bagi instansi
pelayanan publik, pemerintah dipandang pemerintah termasuk BUMN dalam
perlu untuk melakukan proses evaluasi pengaturan dan pelaksanaan kegiatan
terhadap instansi-instansi yang mendapat pelayanan publik sesuai dengan
banyak keluhan dari masyarakat. kewenangannya. Dalam rangka
Pelayanan yang baik akan membawa mewujudkan pemerintah yang
dampak positif bagi organisasi, begitu berorientasi pada publik, hal-hal yang
juga sebaliknya apabila organisasi harus di perhatikan dalam pelaksanaan
memberikan pelayanan yang buruk maka pelayanan publik adalah :
akan berdampak negatif bagi organisasi 1. Mendekatkan diri pada publik
itu sendiri. 2. Menetapkan metode mutu terpadu
Pemerintah yang berusaha 3. Menempatkan publik sebagai
meletakan publik pada barisan terdepan, pengemudi
sehingga pemerintah lebih responsif 4. Mengubah perhatian pemerintah yang
terhadap problem-problem yang baik dari yang berorientasi pada
berkembang sehingga dapat memenuhi lembaga pemerintah menjadi yang
kebutuhan dan keingnan atau kepuasan berorietasi pada publik.
publik. Sehubungan dengan hal tersebut Keputusan Menteri Pendayagunaan
kementrian negara pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor
aparatur negara telah menetapkan 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
pedoman publik penyelenggaraan Penyelenggaraan Pelayanan Publik,
pelayanan publik dengan keputusan menyebutkan bahwa penyelenggaraan
mentri Pendayagunaan Aparatur Negara pelayanan harus memenuhi beberapa
prinsip yaitu :
Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 2
berlaku. Kemungkinan masih adanya
1. Kesederhanaan, pencaloan dan diskriminiasi perlakuan
2. Kejelasan pelayanan yang berbeda atau V.I.V.
3. Kepastian waktu kepada masyarakat tertentu, sehingga
4. Akurasi cepat atau lambatnya proses tergantung
5. Keamanan siapa yang dilayani (Wawancara dengan
6. Tanggung jawab pengunjung, Oktober, 2019). Artinya,
7. Kelengkapan sarana prasarana prinsip-prinsip pelayanan publik belum
8. Kemudahan akses berjalan dengan baik. Penyimpangan yang
9. Kedisiplinan, kesopanan dan terjadi belum dilakukan penindakan dan
keramahan retribusi yang dibuat belum
10. Kenyamanan teradministrasi sesuai dengan ketentuan
Untuk mengatasi kondisi ini, di yang berlaku. Padahal Good Governance
perlukan komitmen yang tegas dan jelas menunjuk pada pengertian bahwa
dari pimpinan unit pelayanan publik. kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki
Sehubungan dengan hal tersebut atau menjadi urusan pemerintah, tetapi
pemerintah telah melakukan berbagai menekankan pada pelaksanaan fungsi
perbaikan dan penyempurnaan kualitas pelayanan dan pembangunan secara
pelayanan publik yang ditindaklanjuti bersama-sama oleh pemerintah,
dengan ditetapkan Instrusksi Presiden masyarakat madani, dan pihak swasta.
Nomor : 5 Tahun 2004 Tentang pecepatan Fenomena lain, masih ada keluhan
pemberantasan korupsi, yang dari masyarakat tentang pelayanan
menginstruksikan antara lain kepada pembuatan akta kelahiran anak dari tahun
menteri negara pendayagunaan aparatur 2012 - 2018, Berdasarkan informasi data
negara untuk menyiapkan rumusan sekunder dapat diketahui bahwa
kebijakan dalam upaya meningkatkan pengaduan masyarakat pada tahun 2014
kualitas pelayanan publik. mengenai substansi akta kelahiran
Penerapan Prinsip Prinsip berjumlah 3 orang, tahun 2015 berjumlah 1
Pelayanan Publik di Bidang Pelayanan orang, dan 2017 berjumlah 1 orang, hal ini
Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil dikarenakan keterlambatan waktu
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan melebihi 14 hari jam kerja, dan pungutan
Sipil Kota Pekanbaru terindikasi belum liar berupa membayar administrasi dalam
maksimal sebagimana di harapakan. Hal akta kelahiran anak.
ini terlihat masih adanya keluhan dan Ketika dilakukan observasi dan
pengaduan publik (Wawancara dengan wawancara singkat dengan pengunjung
Pengunjung, Oktober, 2019) baik di (Oktober, 2019) dapat ditangkap fenomena
sampaikan langsung kepada pemberi lain lagi bahwa setiap urusan yang
pelayanan maupun melalui media masa. berhubungan dengan pelayanan sering
Dinas ini telah melakukan berbagai memakan waktu yang lama dengan alasan
upaya, hanya saja masih terdapat keluhan kepala dinas tidak di tempat. Masyarakat
dari masyarakat dalam penyelenggaraan yang ingin mendapatkan pelayanan
pelayanan publik. Seperti belum ada kurang mendapatkan informasi.
kejelasan biaya administrasi yang belum Pelayanan kurang memuaskan dalam segi
standar dan sanksi hukum yang belum keramahan karyawan kepada masyarakat.
berjalan sesuai dengan ketentuan yang Kurang kejelasan mencakup dalam hal
persyaratan teknis dan administrasi
Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 3
pelayanan, unit kerja yang berwenang dan dan anggota badan dengan atau tanpa
bertanggung jawab dalam memberikan alat bantu yang dilakukan dengan
pelayanan dan penyelesaian keluhan, seseorang untuk mendapatkan sesuatu
rincian biaya pelayanan dan tata cara yang diinginkan baik dalam bentuk
penyelenggaraan. Pelaksanaan pelayanan
barang maupun jasa. Menurut Soesilo
kurang dapat diselesaikan dalam kurun
(2001:4) menyatakan bahwa
waktu yang telah ditentukan. Lingkungan
pelayanan kurang tertib, kurang teratur,
pelayanan publik merupakan suatu
kurang nyaman, kurang bersih, belum upaya membantu atau memberi
rapi, serta belum dilengkapi dengan manfaat kepada publik melalui
fasilitas pendukung pelayanan, seperti penyediaan barang dan atau jasa yang
ruang terbuka parkir yang luas, toilet yang diperlukan oleh mereka. Pada sektor
bersih, tempat ibadah yang cukup publik, terminologi pelayanan
menampung setiap yang hadir, dan lain- pemerintahan (Govermant Service)
lain. diartikan sebagai pemberian
pelayanan oleh agen pemerintah
Tinjauan Pustaka melalui pegawainya. Diungkapkan
Pelayanan Publik lebih lanjut bahwa Negara dan sistem
Berbicara tentang pelayanan yang pemerintah menjadi tumpuan
diberikan negara tentunya tidak pelayanan warga Negara dalam
terlepas dari pelayanan negara pada memperolah jaminan atas hak-haknya,
sektor publik karena umumnya maka peningkatan kualitas pelayanan
pelayanan yang diberikan negara itu (quality of service) akan semakin
dalam bidang/sektor yang penting. Permintaan pelayanan jasa
menyangkut kepentingan umum publik akan selalu meningkat baik
seperti pengurusan KTP, akte kualitas maupun kuantitas seiring
kelahiran, kartu keluarga, penyaluran dengan bertambahnya jumlah
kredit dan lain-lain yang kesemuanya penduduk, meningkatnya
dilakukan derni kesejahteraan kesejahteraan masyarakat dan
masyarakat. perubahan lingkungan yang terus
Dalam UU nomor 25 Tahun 2009 berubah. Untuk memenuhi tuntutan
tentang Pelayanan Publik menjelaskan dan harapan tersebut kesiapan dan
bahwa rangkaian kegiatan dalam kemampuan aparatur perlu semakin
rangka pemenuhan kebutuhan ditingkatkan agar tidak terjadi
pelayanan sesuai dengan peraturan kesenjangan antara tuntutan dan
perundang undangan bagi setiap harapan masyarakat disatu sisi dan
warga negara dan penduduk atas kemampuan aparatur dalam
barang, jasa, dan/ atau pelayanan pelaksanaan fungsi pelayanan di lain
administratif yang disediakan oleh pihak. Untuk menghilangkan atau
penyelenggara pelayanan publik. mengurangi kesenjangan ini para
Pengertian pelayanan menurut aparatur harus memiliki kemampuan
Moenir (2000:16) adalah suatu proses konvensional yang tinggi secara terus
penggunaan akal pikiran, panca indra menerus mengikuti perkembangan

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 4


yang terjadi dalam memberikan dan kecakapan dalam menangani
pelayanan kepada masyarakat. pelanggan.
Menurut Alma (2005: 56) d. Daya Tanggap (Responsiveness)
terdapat lima indikator kualitas Kesediaan membantu pelanggan
pelayanan (service quality), yaitu : dan memberikan jasa dengan cepat.
a. Berwujud (Tangible) Keaktifan dalam memberikan
Suatu kebutuhan pelanggan yang pelayanan secara tepat dan tanggap
berfokus pada penampilan fasilitas yang merupakan ketulusan dengan
fisik, perlengkapan, karyawan, dan menolong pelanggan dan memberikan
bahan komunikasi. Tangebilitas pelayanan.
khususnya lingkungan fisik e. Kepastian atau jaminan (Assurance)
merupakan salah satu aspek organisasi Pengetahuan dan kesopanan
jasa yang mudah terlihat oleh karyawan dan kemampuan mereka
konsumen, maka apapun bentuknya menyampaikan kepercayaan dan
harus didesain dengan cara yang keyakinan.
konsisten. Sedangkan menurur Gronroos
b. Empati (Emphaty) (dalam Ika P., 2009: 49) menunjukkan
Kesediaan memberikan perhatian tiga dimensi utama atau faktor yang
yang mendalam dan khusus kepada dipergunakan konsumen dalam
masing-masing pelanggan. Organisasi menilai kualitas yaitu: outcome–
jasa dapat memposisikan dirinya related (technical quality), process-
berdasarkan empati yang dibangun di related (functional quality), dan image-
atas kebutuhan pelanggan akan related dimension. Ketiga dimensi ini
perhatian, yaitu berupa perhatian kemudian dijabarkan sebagai berikut:
individual. Kemudahan dalam 1. Professionalism and Skill, yaitu
melakukan komunikasi yang baik dan merupakan outcome related,
pemahaman atas kebutuhan para dimanapelanggan menganggap bahwa
pelanggan. Organisasi jasa dapat penyedia jasa, para karyawan, sistim
memposisikan dirinya berdasarkan operasional dan sumber daya fisiknya
memiliki pengetahuan
empati yang dibangun di atas
danketerampilan yang dibutuhkan
kebutuhan pelanggan akan perhatian,
untuk memecahkan masalah pelanggan
yaitu berupa perhatian individual. secara profesional.
c. Keandalan (Reliability) 2. Attitude and behavior, yaitu
Kemampuan melaksanakan merupakan process related. Pelanggan
pelayanan yang dijanjikan secara merasa bahwa karyawan dalam
meyakinkan dan akurat. Pemenuhan memberikan pelayanan selalu
janji pelayanan segera dan memuaskan memperhatikan mereka dan berusaha
dari permasalahan organisasi. membantu memecahkan masalah
Reliability atau kepercayaan pelanggan secara spontan dan dengan
senang hati.
merupakan kecakapan dalam
3. Accessibility and Flexibility merupakan
memberikan pelayanan yang tepat dan
process related. Pelanggan merasa
dapat diandalkan yang meliputi waktu

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 5


bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, pelayanan, unit kerja yang berwenang
karyawan dan sistim operasionalnya dan bertanggung jawab dalam
dirancang dan dioperasionalkan memberikan pelayanan dan
sedemikian rupa sehingga pelanggan penyelesaian keluhan, rincian biaya
dapat mengaksesnya dengan mudah. pelayanan dan tata cara
Selain itu juga dirancang dengan penyelenggaraan),
maksud agar dapat bersifat fleksibel 11. Kepastian waktu (pelaksanaan
dalam menyesuaikan dari permintaan pelayanan dapat diselesaikan dalam
dan keinginan pelanggan. kurun waktu yang telah ditentukan),
4. Reliability and Trustworthness 12. Akurasi (produk pelayanan diterima
merupakan process related. Pelanggan dengan benar, tepat dan sah),
meyakini bahwa apapun yang terjadi 13. Keamanan (proses dan produk
atau telah disepakati, mereka bisa pelayanan memberikan rasa aman dan
mengandalkan penyedia jasa, kepastian hukum),
karyawan dan sistemnya dalam 14. Tanggung jawab (pimpinan
memenuhi janji-janjinya dan bertindak penyelenggara pelayanan bertanggung
demi kepentingan pelanggan. jawab atas penyelenggaraan pelayanan
5. Service Recovery, merupakan process dan penyelesaian keluhan/persoalan
related. Pelanggan meyakini bahwa dalam pelaksanaan pelayanan),
bila ada kesalahan atau bila terjadi 15. Kelengkapan sarana prasarana
sesuatu yang tidak diharapkan, (tersedianya sarana dan prasarana kerja
penyedia jasa akan segera dan secara yang memadai termasuk penyediaan
aktif mengambil tindakan untuk sarana teknologi telekomunikasi dan
mengendalikan situasi dan informatika),
menemukan solusi yang tepat. 16. Kemudahan akses (tempat dan lokasi
6. Services cape, merupakan process serta sarana pelayanan yang memadai
related. Pelanggan merasa bahwa dan mudah dijangkau masyarakat),
kondisi fisik dan aspek lingkungan 17. Kedisiplinan, kesopanan dan
service encounter lainnya mendukung keramahan (pemberian pelayanan
pengalaman positif atas proses jasa. harus bersikap disiplin, sopan dan
7. Reputation and Credibility, merupakan santun, ramah serta memberikan
image related. Pelanggan meyakini pelayanan dengan ikhlas),
bahwa bisnis penyedia jasa dapat 18. Kenyamanan (lingkungan pelayanan
dipercaya. harus tertib, teratur, nyaman, bersih,
8. Keputusan Menteri Pendayagunaan rapi, lingkungan yang indah dan sehat,
Aparatur Negara (KEPMENPAN) serta dilengkapi dengan fasilitas
Nomor 63 Tahun 2003 tentang pendukung pelayanan, seperti parkir,
Pedoman Umum penyelenggaraan toilet, tempat ibadah, dan lain-lain).
Pelayanan Publik, menyebutkan bahwa
penyelenggaraan pelayanan harus Metode
memenuhi beberapa prinsip yaitu: Penelitian ini menggunakan
9. Kesederhanaan (prosedur pelayanan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
tidak berbelit-belit, mudah dipahami Pendekatan kuantitatif analisis statistik
dan mudah dilaksanakan), deskriptif, dengan metode survei. Dalam
10. Kejelasan (kejelasan mencakup dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan
hal persyaratan teknis dan administrasi

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 6


dari responden dengan menggunakan indikator kenyamanan pelayanan
kuesioner dan pengumpulan data berkategori kurang terlaksana.
sekunder yang relevan. Umumnya, Hal ini diperkuat hasil wawancara
penelitian survei dibatasi pada penelitian dengan masyarakat (Junaidi, Januari
yang datanya dikumpulkan dari sampel 2020) menyatakan bahwa :
atas populasi untuk mewakili seluruh 1. Kurang tertib, banyak masyarakat
populasi. Pendekatan kualitatif dilakukan berdiri tidak dapat tempat duduk,
dengan wawancara terhadap informan sedikit kacau, suara berisik dan suhu
dan observasi terlibat untuk saling udara ruangan panas;
melengkapi pendekatan kuantitatif. 2. Lingkunan kantor Kurang nyaman
tidak ada taman hijau dan ruang
Hasil dan Pembahasan tunggu kantornya sempit dan kurang
Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan bersih;
Publik Dinas DUKCAPIL Kota 3. Tempat parkir kendaraan sempit dan
berantakan sebagian besar
Tabel. 1. menggunakan badan jalan umum;
Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Indikator 4. Toeletnya kurang bersih, jumlahnya
Variabel Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik
sedikit pengguna banyak, sarana ruang
Kategori Penilaian
No.
Item yang Dinilai T % CT % KT % ibadah musholla tidak ada.
1. Kesederhanaan 16 38 16 38 10 24
2. Kejelasan 16 38 19 45 7 17 Hasil wawancara dengan salah
3. Kepastian Waktu 12 29 19 45 11 26
4. Akurasi 20 48 18 43 4 9 seorang pegawai (Ali, Januari 2020)
5. Keamanan 24 56 14 34 10 4
6. Tanggungjawab 16 40 20 46 6 14 menyatakan bahwa : benar lingkungan
7. Sarana Prasarana 14 33 23 55 5 12
8.
Kemudahan
14 33 23 55 5 12
kantor kurang bersih, panas, ruang
Akses
9. Kedisiplinan 16 39 23 53 3 8 tunggu sempit, parkir tidak memadai, wc
10. Kenyamanan 10 24 15 37 17 39
Jumlah
15
-
19
- 79 - kurang bersih dan tidak ada musholla
8 0
Rata-rata 15 - 19 - 8 - tempat solat umat islam.
% 36 - 45 - 19 -
Sumber : Data Hasil Penelitian Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor
Dapat dijelaskan bahwa indikator 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
kesederhanaan pelayanan berkategori penyelenggaraan Pelayanan Publik,
cukup terlaksana, dari indikator kejelasan menyebutkan bahwa penyelenggaraan
pelayanan berkategori cukup terlaksana, pelayanan harus memenuhi beberapa
dari indikator kepastian waktu pelayanan prinsip yaitu: Kesederhanaan,
berkategori cukup terlaksana, dari Kejelasan Kepastian waktu, Akurasi,
indikator akurasi pelayanan berkategori Keamanan, Tanggung jawab,
terlaksana, dari indikator keamanan Kelengkapan sarana prasarana,
pelayanan berkategori terlaksana, dari Kemudahan akses Kedisiplinan,
indikator tanggungjawab pelayanan kesopanan dan keramahan dan
berkategori cukup terlaksana, dari Kenyamanan.
indikator sarana dan prasarana Secara keseluruhan pelaksanaan
pelayanan berkategori cukup terlaksana, prinsip-prinsip pelayanan publik pada
dari indikator kemudahan akses Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
pelayanan berkategori cukup terlaksana, Kota Pekanbaru berada pada kategori
dari indikator kedisiplinan pelayanan terlaksana atau 36 %, cukup terlaksana
berkategori cukup terlaksana, dan dari

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 7


atau 45 % dan kurang terlaksana atau 19 kejelasan, kepastian waktu, akurasi,
%. tanggungjawab, sarana prasarana,
Dari sepuluh indikator variabel kemudahan akses, dan kedisiplinan.
Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Namun demikian dimasa yang akan
Publik di Kantor Dinas Kependudukan datang penerapan delapan prinsip yang
dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru, hanya masih berkategori cukup terlaksana
satu indikator prinsip keamanan dengan baik, ini sebaiknya di tingkatkan.
pelayanan publik yang sudah terlaksana
dengan baik atau 56 %. Ini bermakna Kesimpulan
dalam proses pengurusan terasa aman, Secara keseluruhan pelaksanaan
ada satpam, tidak pernah terjadi insiden prinsip-prinsip pelayanan publik pada
perkelahian, semua masyarakat pemohon Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
dapat berteduh dari hujan atau panas Kota Pekanbaru berada pada kategori
karena kantornya cukup besar, hanya saja cukup terlaksana. Dari sepuluh indikator
kurang nyaman karena ruang pelayanan variabel Penerapan Prinsip Prinsip
dan ruang tunggu terasa sempit dan suara Pelayanan Publik di Kantor Dinas
berisik, sedangkan produknya syah dan Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
legal. Dimasa yang akan datang Pekanbaru, hanya satu indikator prinsip
penerapan prinsip keamanan perlu keamanan pelayanan publik yang sudah
dipertahankan bahkan ditingkatkan. terlaksana dengan baik yaitu dalam
Satu indikator prinsip kenyamanan proses pengurusan terasa aman, ada
pelayanan publik terlaksana dengan satpam, tidak pernah terjadi insiden
kurang terlaksana dengan baik atau 39 %. perkelahian, semua masyarakat pemohon
Ini bermakna pelayanan publik pada dapat berteduh dari hujan atau panas
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil karena kantornya cukup besar, hanya saja
Kota Pekanbaru kurang kenyamanan, kurang nyaman karena ruang pelayanan
masyarakat merasa proses pelayanan dan ruang tunggu terasa sempit dan suara
kurang tertib, banyak masyarakat berdiri berisik, sedangkan produknya syah dan
tidak dapat tempat duduk, sedikit kacau, legal.
suara berisik dan suhu udara ruangan Hanya satu indikator prinsip
panas; lingkunan kantor Kurang nyaman pelayanan publik kurang terlaksana
tidak ada taman hijau dan ruang tunggu dengan baik yaitu prinsip kenyamanan
kantornya sempit dan kurang bersih; pelayanan publik pada Dinas
Tempat parkir kendaraan sempit dan Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
berantakan sebagian besar menggunakan Pekanbaru, antara lain masyarakat merasa
badan jalan umum; toeletnya kurang proses pelayanan kurang tertib, banyak
bersih, jumlahnya sedikit pengguna masyarakat berdiri tidak dapat tempat
banyak, sarana ruang ibadah musholla duduk, sedikit kacau, suara berisik dan
tidak ada. Dimasa yang akan datang suhu udara ruangan panas; lingkunan
penerapan prinsip kenyamanan ini kantor Kurang nyaman tidak ada taman
sebaiknya segera ditingkatkan dan hijau dan ruang tunggu kantornya sempit
menjadi perhatian Pemerintah Kota dan kurang bersih; Tempat parkir
Pekanbaru. kendaraan sempit dan berantakan
Delapan prinsip pelayanan publik sebagian besar menggunakan badan jalan
yang lain sudah terlaksana dengan cukup umum; toeletnya kurang bersih,
baik atau 45 %, yaitu : kesederhanan,
Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 8
jumlahnya sedikit pengguna banyak, Daya Manusia. Bogor: Ghalia
sarana ruang ibadah musholla tidak ada. Indonesia.
Delapan prinsip pelayanan publik Mangkunegara,A. P. (2005). Evaluasi
yang lain sudah terlaksana dengan cukup Kinerja Sumber DayaManusia.
baik yaitu prinsip : kesederhanan, Bandung: Refika Aditama.
kejelasan, kepastian waktu, akurasi, Mas’ud, Fuad. (2004). Survai Diagnosis
tanggungjawab, sarana prasarana, Organisasional, Konsep Aplikasi.
kemudahan akses, dan kedisiplinan. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Daftar Pustaka Moenir, H.A.S, Drs. (2001). Pendekatan
Armida S Alisjahbana 1998. Manusiawi dalam Organisasi
Penyelenggaraan Pemerintah Terhadap. Pembinaan Pegawai.
Daerah Dalam Peningkatan Jakarta: Penerbit Gunung Agung.
Pelayanan Publik pada Abab XX, Moekijat, 2014. Manajemen dan
Beetham, Lance. Hubungan Kerja, Penerbit Pionir
Dessler, Gary, 2015, Manajemen Sumber Jaya, Bandung
Daya Manusia Jilid 1 dan 2, Jakarta : M. Hadjon, 2016. Pengantar Hukum
PT. Indeks. Administrasi Negara Indonesia.
Djamin Awaloedin. 1998. Gajah Mada Univeritas Perss
Penyempurnaan Aparatur dan Mifra 2014, Prilaku Organisasi, Konsep
Administrasi Negara Republik. Dasar dan Aplikasi, Jakarta : Raja
Jakarta : Yayasan Pembinaan Grafindo Persadara.
Manajemen - LAN RI. Riduwan. (2002). Skala Pengukuran
Gibson, R. (2002). Perilaku Organisasi Variabel Penelitian. Bandung:
(Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi). Alfabeta.
Jakarta: Prenhalindo. Rivai,V. (2004). Manajemen Sumber Daya
Handoko, H. T. (2000). Manajemen Manusia untuk Perusahaan Dari
Personalia dan Sumber Teori ke. Praktik. Jakarta: PT Raja
dayaManusia, Edisi II, Cetakan Grafindo Persada.
Keempat Belas. Yogyakarta:BPFE. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku
Hasibuan,S. P. (2007). Manajemen Sumber Organisasi. Edisi Kesepuluh. PT.
Daya Manusia, Cetakan Kesembilan. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Sianipar, J.P.G, 2010, Manajemen
Hayati Djatmiko, Yayat, 2015 Prilaku Pelayanan Masyarakat, LAN-RI,
Organisasi, Bandung ; Alfa Beta. Edisi Kedua, Jakarta.
Thona, Kreitner R. & Kinicki, A. (2001). Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber
Organizational behavior. Fifth Daya Manusia. Edisi Ke-3.
Edition,. International Edition, Mc Yogyakarta: STIE YKPN.
graw-Hill Companies,Inc. Sufian. 1997. Teori Administrasi
Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi Pembangunan, UIR Press
10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta: ---------1998. Model Pembangunan
Penerbit ANDI. Perdesaan yang Kontekstual, UIR
Mangkuprawira, S. & Hubeis, A.V. Press
(2007).Manajemen Mutu Sumber ---------2003. Manajemen Strategis Dalam
Pembangunan, UIR Press.

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 9


---------2003. Manajemen Strategis Tembakau Tempu Rejo Kecamatan
embangunan Daerah dan Perdesaan, Pakusari Kabupaten Jember. Jurnal
UIRPress. Agritech, Vol 13, No 1.
Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Menpan.1997. Definisi Beban Kerja.
Penelitian. Bandung: Alfabeta. http://www.bkn.go.id. (diakses
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian pada tanggal 6 Oktober 2019).
Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Permendagri.(2008). Peraturan Menteri
Bandung: Alfa Beta. Dalam Negeri Nomor 12/2008
Islamy. Irfan. 1998. Prinsip-Prinsip tentang Pedoman Analisis Beban
Perumusan Kebijakan Negara. Kerja Di Lingkungan Departemen
Cetakan VII. Jakarta ; Bumi Aksara. Dalam Negeri Dan Pemerintah
Daerah
UU, Jurnal dan Sumber Website : http://ebookbrowse.com/permendag
Undang-Undang Republik Indonesia ri-no-12-tahun-2008-tentang-
Nomor 32 Tahun 2012 Tentang pedoman-analisis-beban-kerja-
Pemerintahan Daerah. dilingkungan-depdagri-pemdap
Prayuginingsih (2011). Pengaruh Motivasi dfd327286472. Diakses tanggal 15
dan Kepuasan Kerja terhadap Oktober 2019.
Kinerja Buruh Wanita di Gudang

Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 10

You might also like