Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik Di Bidang
Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru Sufian Hamim1 Lolita Vianda2 Sella Pitaloka3 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution No.113 Perhentian Marpoyan, Pekanbaru, Indonesia sufianhamim@soc.uir.ac.id lolitavianda@soc.uir.ac.id sellapitaloka@student.uir.ac.id
Received : February 6, 2020; Accepted : April 10, 2020
DOI 10.25299/jiap.2020.vol6(1).4932 Abstract The purpose of the study was to analyze and explain the application of the principles of public service in the Field of Population Registration and Civil Registration Services Office of the Population and Civil Registry Office of the City of Pekanbaru. This research uses quantitative and qualitative approaches to strengthen one another. A quantitative approach to descriptive statistical analysis, with survey methods. In survey research, information was collected from 42 respondents using a questionnaire and the collection of relevant secondary data. The qualitative approach was carried out by interviewing 10 informants and observations involved to complement the quantitative approach. Overall implementation of the principles of public service in the Department of Population and Civil Registry Pekanbaru City is in the category of implemented or 36%, quite implemented or 45% and less implemented or 19%. Civil Registry Pekanbaru City, only one indicator of the principle of public service security that has been implemented well or 56%. This means that the management process feels safe, there are security guards, no fighting incidents have occurred, all applicant communities can take shelter from rain or heat because the office is quite large, it's just not comfortable because the service and waiting rooms feel cramped and noisy, while the products are legal and legal. Only one indicator of the principle of public service convenience is less well implemented or 39%. This means that public services at the Department of Population and Civil Registry of Pekanbaru City are lacking in comfort, the community feels that the service process is lacking in order, many people stand unable to sit, a bit chaotic, noisy noise and hot air temperature; office environment Not comfortable there is no green park and the office waiting room is narrow and not clean; The parking lot is narrow and cluttered, mostly using public roads; the toilets are less clean, the number of users is small, there are no prayer rooms for prayer rooms. The other eight principles of public service have been implemented quite well or 45%, namely: simplicity, clarity, time certainty, accuracy, responsibility, infrastructure, ease of access, and discipline. The indicator that is not well implemented is the principle of comfort. Therefore, in the future Pekanbaru City Population and Civil Registry Office should improve comfort in public services. Key Words : Principles, Service Public, Population, Civil Registry Abstrak Tujuan penelitian untuk menganalisis dan menjelaskan penerapan prinsip-prinsip pelayanan publik di Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif saling memperkuat. Pendekatan kuantitatif analisis statistik deskriptif, dengan metode survei. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari 42 responden dengan menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder yang relevan. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 10 informan dan observasi terlibat untuk saling melengkapi pendekatan kuantitatif. Secara keseluruhan pelaksanaan prinsip-prinsip pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Pekanbaru berada pada kategori terlaksana atau 36 %, cukup terlaksana atau 45 % dan kurang terlaksana atau 19 %.Dari sepuluh indikator variabel Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru, hanya satu indikator prinsip keamanan pelayanan publik yang sudah terlaksana dengan baik atau 56 %. Ini bermakna dalam proses pengurusan terasa aman, ada satpam, tidak pernah terjadi insiden perkelahian, semua masyarakat pemohon dapat berteduh dari hujan atau panas karena kantornya cukup besar, hanya saja kurang nyaman karena ruang pelayanan dan ruang tunggu terasa sempit dan suara berisik, sedangkan produknya syah dan legal. Hanya satu indikator prinsip kenyamanan pelayanan publik kurang terlaksana dengan baik atau 39 %. Ini bermakna pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru kurang kenyamanan, masyarakat merasa proses pelayanan kurang tertib, banyak masyarakat berdiri tidak dapat tempat duduk, sedikit kacau, suara berisik dan suhu udara ruangan panas; lingkunan kantor Kurang nyaman tidak ada taman hijau dan ruang tunggu kantornya sempit dan kurang bersih; Tempat parkir kendaraan sempit dan berantakan sebagian besar menggunakan badan jalan umum; toeletnya kurang bersih, jumlahnya sedikit pengguna banyak, sarana ruang ibadah musholla tidak ada. Delapan prinsip pelayanan publik yang lain sudah terlaksana dengan cukup baik atau 45 %, yaitu : kesederhanan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, tanggungjawab, sarana prasarana, kemudahan akses, dan kedisiplinan. Indikator yang kurang terlaksana dengan baik yaitu prinsip kenyamanan. Karena itu di masa yang akan datang Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru sebaiknya meningkatkan kenyamanan dalam pelayanan publik. Key Words : Prinsip, Pelayanan Publik, Kependudukan, Catatan Sipil
Pendahuluan No: 63.KEP.MEN.PAN.7.2003. Pedoman
Dalam rangka upaya meningkatkan ini merupakan acuan bagi instansi pelayanan publik, pemerintah dipandang pemerintah termasuk BUMN dalam perlu untuk melakukan proses evaluasi pengaturan dan pelaksanaan kegiatan terhadap instansi-instansi yang mendapat pelayanan publik sesuai dengan banyak keluhan dari masyarakat. kewenangannya. Dalam rangka Pelayanan yang baik akan membawa mewujudkan pemerintah yang dampak positif bagi organisasi, begitu berorientasi pada publik, hal-hal yang juga sebaliknya apabila organisasi harus di perhatikan dalam pelaksanaan memberikan pelayanan yang buruk maka pelayanan publik adalah : akan berdampak negatif bagi organisasi 1. Mendekatkan diri pada publik itu sendiri. 2. Menetapkan metode mutu terpadu Pemerintah yang berusaha 3. Menempatkan publik sebagai meletakan publik pada barisan terdepan, pengemudi sehingga pemerintah lebih responsif 4. Mengubah perhatian pemerintah yang terhadap problem-problem yang baik dari yang berorientasi pada berkembang sehingga dapat memenuhi lembaga pemerintah menjadi yang kebutuhan dan keingnan atau kepuasan berorietasi pada publik. publik. Sehubungan dengan hal tersebut Keputusan Menteri Pendayagunaan kementrian negara pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor aparatur negara telah menetapkan 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum pedoman publik penyelenggaraan Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pelayanan publik dengan keputusan menyebutkan bahwa penyelenggaraan mentri Pendayagunaan Aparatur Negara pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip yaitu : Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 2 berlaku. Kemungkinan masih adanya 1. Kesederhanaan, pencaloan dan diskriminiasi perlakuan 2. Kejelasan pelayanan yang berbeda atau V.I.V. 3. Kepastian waktu kepada masyarakat tertentu, sehingga 4. Akurasi cepat atau lambatnya proses tergantung 5. Keamanan siapa yang dilayani (Wawancara dengan 6. Tanggung jawab pengunjung, Oktober, 2019). Artinya, 7. Kelengkapan sarana prasarana prinsip-prinsip pelayanan publik belum 8. Kemudahan akses berjalan dengan baik. Penyimpangan yang 9. Kedisiplinan, kesopanan dan terjadi belum dilakukan penindakan dan keramahan retribusi yang dibuat belum 10. Kenyamanan teradministrasi sesuai dengan ketentuan Untuk mengatasi kondisi ini, di yang berlaku. Padahal Good Governance perlukan komitmen yang tegas dan jelas menunjuk pada pengertian bahwa dari pimpinan unit pelayanan publik. kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki Sehubungan dengan hal tersebut atau menjadi urusan pemerintah, tetapi pemerintah telah melakukan berbagai menekankan pada pelaksanaan fungsi perbaikan dan penyempurnaan kualitas pelayanan dan pembangunan secara pelayanan publik yang ditindaklanjuti bersama-sama oleh pemerintah, dengan ditetapkan Instrusksi Presiden masyarakat madani, dan pihak swasta. Nomor : 5 Tahun 2004 Tentang pecepatan Fenomena lain, masih ada keluhan pemberantasan korupsi, yang dari masyarakat tentang pelayanan menginstruksikan antara lain kepada pembuatan akta kelahiran anak dari tahun menteri negara pendayagunaan aparatur 2012 - 2018, Berdasarkan informasi data negara untuk menyiapkan rumusan sekunder dapat diketahui bahwa kebijakan dalam upaya meningkatkan pengaduan masyarakat pada tahun 2014 kualitas pelayanan publik. mengenai substansi akta kelahiran Penerapan Prinsip Prinsip berjumlah 3 orang, tahun 2015 berjumlah 1 Pelayanan Publik di Bidang Pelayanan orang, dan 2017 berjumlah 1 orang, hal ini Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil dikarenakan keterlambatan waktu Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan melebihi 14 hari jam kerja, dan pungutan Sipil Kota Pekanbaru terindikasi belum liar berupa membayar administrasi dalam maksimal sebagimana di harapakan. Hal akta kelahiran anak. ini terlihat masih adanya keluhan dan Ketika dilakukan observasi dan pengaduan publik (Wawancara dengan wawancara singkat dengan pengunjung Pengunjung, Oktober, 2019) baik di (Oktober, 2019) dapat ditangkap fenomena sampaikan langsung kepada pemberi lain lagi bahwa setiap urusan yang pelayanan maupun melalui media masa. berhubungan dengan pelayanan sering Dinas ini telah melakukan berbagai memakan waktu yang lama dengan alasan upaya, hanya saja masih terdapat keluhan kepala dinas tidak di tempat. Masyarakat dari masyarakat dalam penyelenggaraan yang ingin mendapatkan pelayanan pelayanan publik. Seperti belum ada kurang mendapatkan informasi. kejelasan biaya administrasi yang belum Pelayanan kurang memuaskan dalam segi standar dan sanksi hukum yang belum keramahan karyawan kepada masyarakat. berjalan sesuai dengan ketentuan yang Kurang kejelasan mencakup dalam hal persyaratan teknis dan administrasi Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 3 pelayanan, unit kerja yang berwenang dan dan anggota badan dengan atau tanpa bertanggung jawab dalam memberikan alat bantu yang dilakukan dengan pelayanan dan penyelesaian keluhan, seseorang untuk mendapatkan sesuatu rincian biaya pelayanan dan tata cara yang diinginkan baik dalam bentuk penyelenggaraan. Pelaksanaan pelayanan barang maupun jasa. Menurut Soesilo kurang dapat diselesaikan dalam kurun (2001:4) menyatakan bahwa waktu yang telah ditentukan. Lingkungan pelayanan kurang tertib, kurang teratur, pelayanan publik merupakan suatu kurang nyaman, kurang bersih, belum upaya membantu atau memberi rapi, serta belum dilengkapi dengan manfaat kepada publik melalui fasilitas pendukung pelayanan, seperti penyediaan barang dan atau jasa yang ruang terbuka parkir yang luas, toilet yang diperlukan oleh mereka. Pada sektor bersih, tempat ibadah yang cukup publik, terminologi pelayanan menampung setiap yang hadir, dan lain- pemerintahan (Govermant Service) lain. diartikan sebagai pemberian pelayanan oleh agen pemerintah Tinjauan Pustaka melalui pegawainya. Diungkapkan Pelayanan Publik lebih lanjut bahwa Negara dan sistem Berbicara tentang pelayanan yang pemerintah menjadi tumpuan diberikan negara tentunya tidak pelayanan warga Negara dalam terlepas dari pelayanan negara pada memperolah jaminan atas hak-haknya, sektor publik karena umumnya maka peningkatan kualitas pelayanan pelayanan yang diberikan negara itu (quality of service) akan semakin dalam bidang/sektor yang penting. Permintaan pelayanan jasa menyangkut kepentingan umum publik akan selalu meningkat baik seperti pengurusan KTP, akte kualitas maupun kuantitas seiring kelahiran, kartu keluarga, penyaluran dengan bertambahnya jumlah kredit dan lain-lain yang kesemuanya penduduk, meningkatnya dilakukan derni kesejahteraan kesejahteraan masyarakat dan masyarakat. perubahan lingkungan yang terus Dalam UU nomor 25 Tahun 2009 berubah. Untuk memenuhi tuntutan tentang Pelayanan Publik menjelaskan dan harapan tersebut kesiapan dan bahwa rangkaian kegiatan dalam kemampuan aparatur perlu semakin rangka pemenuhan kebutuhan ditingkatkan agar tidak terjadi pelayanan sesuai dengan peraturan kesenjangan antara tuntutan dan perundang undangan bagi setiap harapan masyarakat disatu sisi dan warga negara dan penduduk atas kemampuan aparatur dalam barang, jasa, dan/ atau pelayanan pelaksanaan fungsi pelayanan di lain administratif yang disediakan oleh pihak. Untuk menghilangkan atau penyelenggara pelayanan publik. mengurangi kesenjangan ini para Pengertian pelayanan menurut aparatur harus memiliki kemampuan Moenir (2000:16) adalah suatu proses konvensional yang tinggi secara terus penggunaan akal pikiran, panca indra menerus mengikuti perkembangan
yang terjadi dalam memberikan dan kecakapan dalam menangani pelayanan kepada masyarakat. pelanggan. Menurut Alma (2005: 56) d. Daya Tanggap (Responsiveness) terdapat lima indikator kualitas Kesediaan membantu pelanggan pelayanan (service quality), yaitu : dan memberikan jasa dengan cepat. a. Berwujud (Tangible) Keaktifan dalam memberikan Suatu kebutuhan pelanggan yang pelayanan secara tepat dan tanggap berfokus pada penampilan fasilitas yang merupakan ketulusan dengan fisik, perlengkapan, karyawan, dan menolong pelanggan dan memberikan bahan komunikasi. Tangebilitas pelayanan. khususnya lingkungan fisik e. Kepastian atau jaminan (Assurance) merupakan salah satu aspek organisasi Pengetahuan dan kesopanan jasa yang mudah terlihat oleh karyawan dan kemampuan mereka konsumen, maka apapun bentuknya menyampaikan kepercayaan dan harus didesain dengan cara yang keyakinan. konsisten. Sedangkan menurur Gronroos b. Empati (Emphaty) (dalam Ika P., 2009: 49) menunjukkan Kesediaan memberikan perhatian tiga dimensi utama atau faktor yang yang mendalam dan khusus kepada dipergunakan konsumen dalam masing-masing pelanggan. Organisasi menilai kualitas yaitu: outcome– jasa dapat memposisikan dirinya related (technical quality), process- berdasarkan empati yang dibangun di related (functional quality), dan image- atas kebutuhan pelanggan akan related dimension. Ketiga dimensi ini perhatian, yaitu berupa perhatian kemudian dijabarkan sebagai berikut: individual. Kemudahan dalam 1. Professionalism and Skill, yaitu melakukan komunikasi yang baik dan merupakan outcome related, pemahaman atas kebutuhan para dimanapelanggan menganggap bahwa pelanggan. Organisasi jasa dapat penyedia jasa, para karyawan, sistim memposisikan dirinya berdasarkan operasional dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan empati yang dibangun di atas danketerampilan yang dibutuhkan kebutuhan pelanggan akan perhatian, untuk memecahkan masalah pelanggan yaitu berupa perhatian individual. secara profesional. c. Keandalan (Reliability) 2. Attitude and behavior, yaitu Kemampuan melaksanakan merupakan process related. Pelanggan pelayanan yang dijanjikan secara merasa bahwa karyawan dalam meyakinkan dan akurat. Pemenuhan memberikan pelayanan selalu janji pelayanan segera dan memuaskan memperhatikan mereka dan berusaha dari permasalahan organisasi. membantu memecahkan masalah Reliability atau kepercayaan pelanggan secara spontan dan dengan senang hati. merupakan kecakapan dalam 3. Accessibility and Flexibility merupakan memberikan pelayanan yang tepat dan process related. Pelanggan merasa dapat diandalkan yang meliputi waktu
bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, pelayanan, unit kerja yang berwenang karyawan dan sistim operasionalnya dan bertanggung jawab dalam dirancang dan dioperasionalkan memberikan pelayanan dan sedemikian rupa sehingga pelanggan penyelesaian keluhan, rincian biaya dapat mengaksesnya dengan mudah. pelayanan dan tata cara Selain itu juga dirancang dengan penyelenggaraan), maksud agar dapat bersifat fleksibel 11. Kepastian waktu (pelaksanaan dalam menyesuaikan dari permintaan pelayanan dapat diselesaikan dalam dan keinginan pelanggan. kurun waktu yang telah ditentukan), 4. Reliability and Trustworthness 12. Akurasi (produk pelayanan diterima merupakan process related. Pelanggan dengan benar, tepat dan sah), meyakini bahwa apapun yang terjadi 13. Keamanan (proses dan produk atau telah disepakati, mereka bisa pelayanan memberikan rasa aman dan mengandalkan penyedia jasa, kepastian hukum), karyawan dan sistemnya dalam 14. Tanggung jawab (pimpinan memenuhi janji-janjinya dan bertindak penyelenggara pelayanan bertanggung demi kepentingan pelanggan. jawab atas penyelenggaraan pelayanan 5. Service Recovery, merupakan process dan penyelesaian keluhan/persoalan related. Pelanggan meyakini bahwa dalam pelaksanaan pelayanan), bila ada kesalahan atau bila terjadi 15. Kelengkapan sarana prasarana sesuatu yang tidak diharapkan, (tersedianya sarana dan prasarana kerja penyedia jasa akan segera dan secara yang memadai termasuk penyediaan aktif mengambil tindakan untuk sarana teknologi telekomunikasi dan mengendalikan situasi dan informatika), menemukan solusi yang tepat. 16. Kemudahan akses (tempat dan lokasi 6. Services cape, merupakan process serta sarana pelayanan yang memadai related. Pelanggan merasa bahwa dan mudah dijangkau masyarakat), kondisi fisik dan aspek lingkungan 17. Kedisiplinan, kesopanan dan service encounter lainnya mendukung keramahan (pemberian pelayanan pengalaman positif atas proses jasa. harus bersikap disiplin, sopan dan 7. Reputation and Credibility, merupakan santun, ramah serta memberikan image related. Pelanggan meyakini pelayanan dengan ikhlas), bahwa bisnis penyedia jasa dapat 18. Kenyamanan (lingkungan pelayanan dipercaya. harus tertib, teratur, nyaman, bersih, 8. Keputusan Menteri Pendayagunaan rapi, lingkungan yang indah dan sehat, Aparatur Negara (KEPMENPAN) serta dilengkapi dengan fasilitas Nomor 63 Tahun 2003 tentang pendukung pelayanan, seperti parkir, Pedoman Umum penyelenggaraan toilet, tempat ibadah, dan lain-lain). Pelayanan Publik, menyebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus Metode memenuhi beberapa prinsip yaitu: Penelitian ini menggunakan 9. Kesederhanaan (prosedur pelayanan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. tidak berbelit-belit, mudah dipahami Pendekatan kuantitatif analisis statistik dan mudah dilaksanakan), deskriptif, dengan metode survei. Dalam 10. Kejelasan (kejelasan mencakup dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan hal persyaratan teknis dan administrasi
dari responden dengan menggunakan indikator kenyamanan pelayanan kuesioner dan pengumpulan data berkategori kurang terlaksana. sekunder yang relevan. Umumnya, Hal ini diperkuat hasil wawancara penelitian survei dibatasi pada penelitian dengan masyarakat (Junaidi, Januari yang datanya dikumpulkan dari sampel 2020) menyatakan bahwa : atas populasi untuk mewakili seluruh 1. Kurang tertib, banyak masyarakat populasi. Pendekatan kualitatif dilakukan berdiri tidak dapat tempat duduk, dengan wawancara terhadap informan sedikit kacau, suara berisik dan suhu dan observasi terlibat untuk saling udara ruangan panas; melengkapi pendekatan kuantitatif. 2. Lingkunan kantor Kurang nyaman tidak ada taman hijau dan ruang Hasil dan Pembahasan tunggu kantornya sempit dan kurang Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan bersih; Publik Dinas DUKCAPIL Kota 3. Tempat parkir kendaraan sempit dan berantakan sebagian besar Tabel. 1. menggunakan badan jalan umum; Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Indikator 4. Toeletnya kurang bersih, jumlahnya Variabel Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik sedikit pengguna banyak, sarana ruang Kategori Penilaian No. Item yang Dinilai T % CT % KT % ibadah musholla tidak ada. 1. Kesederhanaan 16 38 16 38 10 24 2. Kejelasan 16 38 19 45 7 17 Hasil wawancara dengan salah 3. Kepastian Waktu 12 29 19 45 11 26 4. Akurasi 20 48 18 43 4 9 seorang pegawai (Ali, Januari 2020) 5. Keamanan 24 56 14 34 10 4 6. Tanggungjawab 16 40 20 46 6 14 menyatakan bahwa : benar lingkungan 7. Sarana Prasarana 14 33 23 55 5 12 8. Kemudahan 14 33 23 55 5 12 kantor kurang bersih, panas, ruang Akses 9. Kedisiplinan 16 39 23 53 3 8 tunggu sempit, parkir tidak memadai, wc 10. Kenyamanan 10 24 15 37 17 39 Jumlah 15 - 19 - 79 - kurang bersih dan tidak ada musholla 8 0 Rata-rata 15 - 19 - 8 - tempat solat umat islam. % 36 - 45 - 19 - Sumber : Data Hasil Penelitian Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor Dapat dijelaskan bahwa indikator 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum kesederhanaan pelayanan berkategori penyelenggaraan Pelayanan Publik, cukup terlaksana, dari indikator kejelasan menyebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan berkategori cukup terlaksana, pelayanan harus memenuhi beberapa dari indikator kepastian waktu pelayanan prinsip yaitu: Kesederhanaan, berkategori cukup terlaksana, dari Kejelasan Kepastian waktu, Akurasi, indikator akurasi pelayanan berkategori Keamanan, Tanggung jawab, terlaksana, dari indikator keamanan Kelengkapan sarana prasarana, pelayanan berkategori terlaksana, dari Kemudahan akses Kedisiplinan, indikator tanggungjawab pelayanan kesopanan dan keramahan dan berkategori cukup terlaksana, dari Kenyamanan. indikator sarana dan prasarana Secara keseluruhan pelaksanaan pelayanan berkategori cukup terlaksana, prinsip-prinsip pelayanan publik pada dari indikator kemudahan akses Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pelayanan berkategori cukup terlaksana, Kota Pekanbaru berada pada kategori dari indikator kedisiplinan pelayanan terlaksana atau 36 %, cukup terlaksana berkategori cukup terlaksana, dan dari
atau 45 % dan kurang terlaksana atau 19 kejelasan, kepastian waktu, akurasi, %. tanggungjawab, sarana prasarana, Dari sepuluh indikator variabel kemudahan akses, dan kedisiplinan. Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Namun demikian dimasa yang akan Publik di Kantor Dinas Kependudukan datang penerapan delapan prinsip yang dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru, hanya masih berkategori cukup terlaksana satu indikator prinsip keamanan dengan baik, ini sebaiknya di tingkatkan. pelayanan publik yang sudah terlaksana dengan baik atau 56 %. Ini bermakna Kesimpulan dalam proses pengurusan terasa aman, Secara keseluruhan pelaksanaan ada satpam, tidak pernah terjadi insiden prinsip-prinsip pelayanan publik pada perkelahian, semua masyarakat pemohon Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dapat berteduh dari hujan atau panas Kota Pekanbaru berada pada kategori karena kantornya cukup besar, hanya saja cukup terlaksana. Dari sepuluh indikator kurang nyaman karena ruang pelayanan variabel Penerapan Prinsip Prinsip dan ruang tunggu terasa sempit dan suara Pelayanan Publik di Kantor Dinas berisik, sedangkan produknya syah dan Kependudukan dan Catatan Sipil Kota legal. Dimasa yang akan datang Pekanbaru, hanya satu indikator prinsip penerapan prinsip keamanan perlu keamanan pelayanan publik yang sudah dipertahankan bahkan ditingkatkan. terlaksana dengan baik yaitu dalam Satu indikator prinsip kenyamanan proses pengurusan terasa aman, ada pelayanan publik terlaksana dengan satpam, tidak pernah terjadi insiden kurang terlaksana dengan baik atau 39 %. perkelahian, semua masyarakat pemohon Ini bermakna pelayanan publik pada dapat berteduh dari hujan atau panas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil karena kantornya cukup besar, hanya saja Kota Pekanbaru kurang kenyamanan, kurang nyaman karena ruang pelayanan masyarakat merasa proses pelayanan dan ruang tunggu terasa sempit dan suara kurang tertib, banyak masyarakat berdiri berisik, sedangkan produknya syah dan tidak dapat tempat duduk, sedikit kacau, legal. suara berisik dan suhu udara ruangan Hanya satu indikator prinsip panas; lingkunan kantor Kurang nyaman pelayanan publik kurang terlaksana tidak ada taman hijau dan ruang tunggu dengan baik yaitu prinsip kenyamanan kantornya sempit dan kurang bersih; pelayanan publik pada Dinas Tempat parkir kendaraan sempit dan Kependudukan dan Catatan Sipil Kota berantakan sebagian besar menggunakan Pekanbaru, antara lain masyarakat merasa badan jalan umum; toeletnya kurang proses pelayanan kurang tertib, banyak bersih, jumlahnya sedikit pengguna masyarakat berdiri tidak dapat tempat banyak, sarana ruang ibadah musholla duduk, sedikit kacau, suara berisik dan tidak ada. Dimasa yang akan datang suhu udara ruangan panas; lingkunan penerapan prinsip kenyamanan ini kantor Kurang nyaman tidak ada taman sebaiknya segera ditingkatkan dan hijau dan ruang tunggu kantornya sempit menjadi perhatian Pemerintah Kota dan kurang bersih; Tempat parkir Pekanbaru. kendaraan sempit dan berantakan Delapan prinsip pelayanan publik sebagian besar menggunakan badan jalan yang lain sudah terlaksana dengan cukup umum; toeletnya kurang bersih, baik atau 45 %, yaitu : kesederhanan, Sufian Hamim, et, al. / Publika : JIAP Vol. 6 No. 1 / 2020 8 jumlahnya sedikit pengguna banyak, Daya Manusia. Bogor: Ghalia sarana ruang ibadah musholla tidak ada. Indonesia. Delapan prinsip pelayanan publik Mangkunegara,A. P. (2005). Evaluasi yang lain sudah terlaksana dengan cukup Kinerja Sumber DayaManusia. baik yaitu prinsip : kesederhanan, Bandung: Refika Aditama. kejelasan, kepastian waktu, akurasi, Mas’ud, Fuad. (2004). Survai Diagnosis tanggungjawab, sarana prasarana, Organisasional, Konsep Aplikasi. kemudahan akses, dan kedisiplinan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Daftar Pustaka Moenir, H.A.S, Drs. (2001). Pendekatan Armida S Alisjahbana 1998. Manusiawi dalam Organisasi Penyelenggaraan Pemerintah Terhadap. Pembinaan Pegawai. Daerah Dalam Peningkatan Jakarta: Penerbit Gunung Agung. Pelayanan Publik pada Abab XX, Moekijat, 2014. Manajemen dan Beetham, Lance. Hubungan Kerja, Penerbit Pionir Dessler, Gary, 2015, Manajemen Sumber Jaya, Bandung Daya Manusia Jilid 1 dan 2, Jakarta : M. Hadjon, 2016. Pengantar Hukum PT. Indeks. Administrasi Negara Indonesia. Djamin Awaloedin. 1998. Gajah Mada Univeritas Perss Penyempurnaan Aparatur dan Mifra 2014, Prilaku Organisasi, Konsep Administrasi Negara Republik. Dasar dan Aplikasi, Jakarta : Raja Jakarta : Yayasan Pembinaan Grafindo Persadara. Manajemen - LAN RI. Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Gibson, R. (2002). Perilaku Organisasi Variabel Penelitian. Bandung: (Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi). Alfabeta. Jakarta: Prenhalindo. Rivai,V. (2004). Manajemen Sumber Daya Handoko, H. T. (2000). Manajemen Manusia untuk Perusahaan Dari Personalia dan Sumber Teori ke. Praktik. Jakarta: PT Raja dayaManusia, Edisi II, Cetakan Grafindo Persada. Keempat Belas. Yogyakarta:BPFE. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Hasibuan,S. P. (2007). Manajemen Sumber Organisasi. Edisi Kesepuluh. PT. Daya Manusia, Cetakan Kesembilan. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sianipar, J.P.G, 2010, Manajemen Hayati Djatmiko, Yayat, 2015 Prilaku Pelayanan Masyarakat, LAN-RI, Organisasi, Bandung ; Alfa Beta. Edisi Kedua, Jakarta. Thona, Kreitner R. & Kinicki, A. (2001). Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Organizational behavior. Fifth Daya Manusia. Edisi Ke-3. Edition,. International Edition, Mc Yogyakarta: STIE YKPN. graw-Hill Companies,Inc. Sufian. 1997. Teori Administrasi Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi Pembangunan, UIR Press 10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta: ---------1998. Model Pembangunan Penerbit ANDI. Perdesaan yang Kontekstual, UIR Mangkuprawira, S. & Hubeis, A.V. Press (2007).Manajemen Mutu Sumber ---------2003. Manajemen Strategis Dalam Pembangunan, UIR Press.
---------2003. Manajemen Strategis Tembakau Tempu Rejo Kecamatan embangunan Daerah dan Perdesaan, Pakusari Kabupaten Jember. Jurnal UIRPress. Agritech, Vol 13, No 1. Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Menpan.1997. Definisi Beban Kerja. Penelitian. Bandung: Alfabeta. http://www.bkn.go.id. (diakses Sugiyono. (2008). Metode Penelitian pada tanggal 6 Oktober 2019). Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Permendagri.(2008). Peraturan Menteri Bandung: Alfa Beta. Dalam Negeri Nomor 12/2008 Islamy. Irfan. 1998. Prinsip-Prinsip tentang Pedoman Analisis Beban Perumusan Kebijakan Negara. Kerja Di Lingkungan Departemen Cetakan VII. Jakarta ; Bumi Aksara. Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah UU, Jurnal dan Sumber Website : http://ebookbrowse.com/permendag Undang-Undang Republik Indonesia ri-no-12-tahun-2008-tentang- Nomor 32 Tahun 2012 Tentang pedoman-analisis-beban-kerja- Pemerintahan Daerah. dilingkungan-depdagri-pemdap Prayuginingsih (2011). Pengaruh Motivasi dfd327286472. Diakses tanggal 15 dan Kepuasan Kerja terhadap Oktober 2019. Kinerja Buruh Wanita di Gudang