You are on page 1of 7

PENGARUH PEMBERIAN KORSET LUMBAL DAN BACK EXERCISE PADA

PASIEN LOW BACK PAIN NON SPECIFIC DI KLINIK FISIOTERAPI


FITASOMA SURAKARTA TAHUN 2014

Scholastica Theresia Susilowati, Heru Purbo Kuntono


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Abstract: Pain Low Back Pain, Lumbar Corset, Back Exercise. Pain is the major
complaint that the majority of cases seen in patients with low back pain. This situation
has been very disturbing in routine daily activities. The highest incidence of pain is
found, the result of abnormal mechanics of motion, or postural abnormalities that lasts
for a long time. There are several tools that can be used to reduce pain in low back
pain. One means is the use of a corset for the lumbar region (lumbar corset) and
perform a back exercise such as muscle strengthening exercises lower back. The study
was conducted on patients consisting of mothers of households with children under five
with the case, in Karanganyar Fitasoma Physiotherapy Clinic Surakarta, in the period
between January to December 2014. This study is a quasi experimental study. The data
collection is done by observation, interview, physical examination, and documentation.
40 respondents sought through observation, to be subjects for further research. Based
on this research, it was found that the decrease of pain in the first two weeks, either in a
group or a group giving a lumbar corset back giving exercise. In addition, also found
functional improvements in lumbar corset administration group after the first week, and
the provision of back exercise group after the second week.

Keywords: Pain Low Back Pain, Lumbar Corset, Back Exercise

Abstrak: Nyeri Low Back Pain, Korset Lumbal, Back Exercise. Rasa nyeri adalah
keluhan utama yang mayoritas didapatkan pada pasien dengan kasus low back pain.
Keadaan ini dirasakan sangat mengganggu dalam aktivitas rutin setiap hari. Insiden
nyeri terbanyak yang ditemukan, merupakan akibat kelainan mekanika gerak, atau
kelainan postural yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Ada beberapa sarana
yang dapat dipakai untuk mengurangi keluhan nyeri pada low back pain. Salah satu
sarana itu adalah penggunaan korset untuk daerah lumbal (korset lumbal) dan
melakukan back exercise berupa latihan penguatan otot-otot punggung bagian bawah.
Penelitian dilakukan untuk pasien-pasien yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang
mempunyai anak balita dengan kasus tersebut, di Klinik Fisioterapi Fitasoma
Karanganyar Surakarta, dalam kurun waktu antara Januari sampai dengan Desember
2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi.
Melalui observasi dicari 40 responden, untuk selanjutnya dijadikan subyek penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terjadi penurunan rasa nyeri pada dua
minggu pertama, baik pada kelompok pemberian korset lumbal maupun kelompok
pemberian back exercise. Selain itu, juga ditemukan perbaikan fungsional pada

7
8 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109

kelompok pemberian korset lumbal setelah minggu pertama, dan pada kelompok
pemberian back exercise setelah minggu kedua.

Kata Kunci: Nyeri Low Back Pain, Korset Lumbal, Back Exercise

PENDAHULUAN bahwa nyeri low back pain adalah suatu


Nyeri Low Back Pain adalah case work related musculo sceletal
sindroma nyeri yang terjadi pada daerah disorders, yang bersifat multi kompleks
punggung bawah dengan penyebab sangat dengan efek multi kausal, dapat
bervariasi. Penyebab itu antara lain menyerang semua orang, usia, jenis
peradangan, infeksi, degeneratif, kelamin, ras, status pendidikan, dan
metabolik, neoplasma, viserogenik, profesi (Hasyim, 2000).
vaskuler, musculo sceletal, psikogenik, Penelitian spesifik tentang nyeri
termasuk pula congenital dan traumatik low back pain, di Indonesia belum ada
serta pasca operasi (Sinaki, 1996). laporan secara riil. Namun, berdasarkan
Penyebab mayoritas problem nyeri low observasi peneliti di Klinik Fisioterapi
back pain dalam masyarakat adalah faktor maupun di Rumah Sakit Ortopedi (RSO)
mekanik yang merugikan tulang Prof. dr. Soeharso Surakarta, setiap hari
punggung bawah, dalam keadaan posisi rata-rata terdapat 6-8 pasien nyeri low
tegak (statis) maupun dalam keadaan back pain dari jumlah rata-rata pasien 60-
berfungsi selama pergerakan aktif (Rosee, 80 pasien yang hadir setiap hari. Dalam
1985). hal ini, riwayat pekerjaan adalah
Pada para ibu dengan anak balita karyawan/ wati perusahaan dan dalam
yang masih membutuhkan digendong, usia produktif. Penelitian serupa, pernah
nyeri low back pain mayoritas disebabkan dilakukan di Klinik Fisioterapi Cempaka
faktor biomekanik, dengan istilah Medika, Jajar, Karangasem, Surakarta;
mechanical low back pain (low back pain dalam kurun waktu antara Januari sampai
non specific). Dalam kasus ini terjadi dengan Oktober 2007, terhadap para
sprain pada tendon, ligamen, fascia, dan pekerja industri.
otot, serta terjadinya postur yang Dari sekian banyak cara, salah satu
abnormal (Sinaki, 1996). Nyeri adalah cara untuk mengurangi keluhan nyeri pada
mayoritas masalah yang ditemukan dalam kondisi yang berkaitan dengan keluhan
kasus low back pain, yang dirasakan nyeri low back pain, adalah dengan
sangat mengganggu aktivitas dalam pelaksanaan pemberian korset lumbal dan
pekerjaan sehari-hari. Banyak upaya edukasi tentang back exercise. Dalam hal
penanggulangan dan penatalaksanaan ini, pemakaian korset lumbal dapat
terapi yang telah dikaji namun hasil yang memberikan perlindungan terhadap
didapatkan belum mencapai optimal. kemungkinan cidera (Pope, 1999);
Kejadian nyeri low back pain, sedangkan pemberian back exercise
yang paling banyak dijumpai merupakan sangat efektif untuk mencegah dan
akibat dari kelainan mekanika gerak atau mengurangi nyeri low back pain akibat
kelainan postural, yang berlangsung kerja, namun harus dilaksanakan dengan
dalam jangka waktu lama (Brown, 1999). baik dan benar dalam bentuk home
Beberapa ahli ergonomik menyatakan program (Brown, 1999).
Scholastica Theresia Susilowati, Pengaruh Pemberian Korset Lumbal Dan 9

Sehubungan dengan hal itu, perlu lumbal dengan jangka waktu 2


dilakukan uji perbandingan pengaruh minggu kedua
antara pemberian korset lumbal dan O2(X2): Observasi low back pain setelah
pemberian back exercise, untuk perlakuan pemberian back
mengurangi keluhan nyeri low back pain exercise
non specific. Penelitian ini bertujuan dengan jangka waktu 2 minggu
untuk mengetahui adanya perbaikan atau pertama
pengurangan nyeri pada low back pain O3(X2): Observasi low back pain setelah
non specific, yang dibandingkan antara perlakuan pemberian back
hasil pemberian korset lumbal dan back exercise dengan jangka waktu 2
exercise, yaitu (1) untuk mengetahui minggu kedua
pengaruh pemberian korset lumbal Penelitian ini dilakukan di Klinik
dibandingkan pengaruh pemberian back Fisioterapi Fitasoma, Tohudan,
exercise, dan (2) untuk mengetahui Colomadu, Karanganyar, Surakarta; pada
perbaikan klinis dan perbaikan fungsional periode Januari sampai dengan Desember
pada pasien nyeri low back pain non 2014. Populasi penelitian ini adalah semua
specific. pasien dengan status ibu rumah tangga
yang mempunyai anak balita, dengan
METODE PENELITIAN keluhan low back pain non specific.
Penelitian ini eksperimen kuasi Pasien yang terpilih diwajibkan memenuhi
dengan desain penelitian: kriteria inklusi. Variabel bebas dalam
R – O1 – X1 ---- O2(X1) ---- O3(X1)  penelitian ini adalah penggunaan korset
Kelompok low back pain dengan korset lumbal dan latihan gerak statik otot-otot
lumbal stabilisator lumbal. Variabel terikatnya
R – O1 – X2 ---- O2(X2) ---- O3(X2)  adalah nyeri low back pain. Variabel
Kelompok low back pain dengan back kontrolnya adalah usia, berat badan,
exercise pendidikan, kelainan postur, dan kelainan
Keterangan: jantung.
R : Rancangan Peralatan yang dipakai dalam
O1 : Observasi low back pain sebelum penelitian ini adalah (1) formulir isian, (2)
perlakuan menggunakan korset stop watch, (3) timbangan berat badan, (4)
lumbal maupun pemberian back meteran (mid line), (5) korset lumbal, (6)
exercise modul back exercise. Kemampuan yang
X1 : Perlakuan low back pain dengan diukur adalah (1) nyeri, (2) lingkup gerak
korset lumbal sendi, (3) kecepatan gerak.
X2 : Perlakuan low back pain dengan Pelaksanaan penelitian mengikuti
back exercise tahapan (1) menetapkan pasien low back
O2(X1): Observasi low back pain setelah pain sesuai diagnosis dokter, (2)
perlakuan menggunakan korset menetapkan kelompok pasien low back
lumbal dengan jangka waktu 2 pain yang menggunakan korset lumbal
minggu pertama dan pasien yang diberi back exercise,
O3(X1): Observasi low back pain setelah secara acak, yang memenuhi kriteria
perlakuan menggunakan korset inklusi, (3) melakukan penilaian skala
nyeri awal sebelum pemberian perlakuan,
10 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109

(4) pemberian korset lumbal selama 8 jam Tingkat pendidikan pada sebaran
setiap hari kerja, dan pemberian back penelitian ini adalah perguruan tinggi
exercise pada saat istirahat sebelum dan (58%) merupakan peringkat tertinggi, dan
sesudah beraktifitas, dengan dosis latihan lama keluhan tertinggi adalah 1-6 bulan.
selama 15 menit, ke dua kelompok Keadaan ini menunjukkan bahwa
mendapatkan informasi atau instruksi pendidikan tinggi tidak signifikan dalam
pemeliharaan dan proteksi punggung hal disiplin ergonomik. Uji antar
selama di rumah, (5) pengukuran dan pengamatan dalam kelompok korset
penilaian skala nyeri setelah perlakuan lumbal maupun kelompok back exercise
selama satu bulan, (6) analisis data, (7) dilakukan hanya untuk pengamatan
pengambilan kesimpulan. Pengumpulan perubahan rasa nyeri pada masing-masing
data dilakukan di Klinik Fisioterapi periode. Uji beda antar pengamatan dalam
Fitasoma tersebut, dengan menggunakan kelompok korset lumbal, antara O
observasi, wawancara, dokumentasi, dan (observasi) dan X1 (dua minggu I)
pemeriksaan fisik. diperoleh z = 3.601 dengan p = 0.000.
Antara X1 (dua minggu) dengan X2 (dua
HASIL PENELITIAN minggu II) diperoleh z = 1.52 dan p =
Hasil observasi menunjukkan 40 0.234 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan
pasien low back pain non specific yang bahwa terjadi penurunan keluhan nyeri
memenuhi persyaratan, ditetapkan sebagai yang sangat bermakna setelah dua minggu
subyek penelitian. Jumlah 40 pasien pertama. Tetapi setelah periode dua
tersebut dibagi menjadi dua kelompok, minggu kedua, tidak terjadi penurunan
masing-masing 20 pasien untuk kelompok nyeri yang bermakna, sehingga dapat
perlakuan dengan korset lumbal dan 20 disimpulkan bahwa penurunan keluhan
pasien untuk kelompok perlakuan dengan nyeri hanya terjadi pada pemakaian korset
back exercise. Menurut sebaran hasil lumbal dua minggu pertama, sedangkan
penelitian dalam usia, subyek penelitian pada dua minggu berikutnya tidak terjadi
berusia 31—35 tahun menunjukkan penurunan keluhan nyeri yang berarti.
persentase tertinggi sebagai pasien low Temuan ini sejalan dengan pendapat
back pain non specific (42,5 %), berusia Borenstein (1995) yang menyatakan
26—30 tahun (37,5 %), berusia 21--25 bahwa penggunaan korset lumbal akan
tahun (20 %). Keadaan ini sesuai dengan memberikan stabilisasi pasif pada
pendapat La don J. (1990) bahwa semakin vertebra, sehingga membatasi gerakan
tua usia, pada usia 36—40 tahun terjadi yang menimbulkan nyeri muskular.
penurunan fungsi tubuh, sehingga resiko Pemakaian korset lumbal kurang efektif
untuk terkena low back pain lebih besar. apabila lebih dari dua minggu, karena
Menurut penelitian Kaplan dan Tanner dapat mengakibatkan penurunan kekuatan
(1989), persentase low back pain tertinggi (Calliet, 1981).
adalah pada usia 40 tahun ke atas. Uji beda antara pengamatan dalam
Menurut Toha Muslim (1994), low back kelompok back exercise antar O dan
pain mulai dirasakan pada usia 20—40 setelah X1 (setelah dua minggu) diperoleh
tahun, yang diperkirakan oleh faktor nilai z = - 3.00 dan p = 0.003 (p < 0.05).
degenerasi dan beban statik terus menerus Hal ini menunjukkan ada penurunan rasa
serta osteoporosis. nyeri yang bermakna. Hal ini sama juga
Scholastica Theresia Susilowati, Pengaruh Pemberian Korset Lumbal Dan 11

terjadi pada pengamatan X2 (setelah dua perbedan bermakna (homogen). Keadaan


minggu II) dengan z = - 2.663 dan p = ini menunjukkan bahwa kelompok subyek
0.0007 (p < 0.05) yaitu terjadi penurunan penelitian homogen, sesuai dengan
nyeri yang bermakna. Pada kelompok kriteria inklusi yang belum diintervensi
yang melakukan back exercise terjadi atau diberi perlakuan, baik dengan korset
penurunan rasa nyeri yang terus menerus lumbal mapun back exercise.
pada setiap periode perlakuan. Uji beda nyeri setelah dua minggu
Uji beda nyeri saat observasi pertama antara kelompok korset lumbal
kelompok korset lumbal dan kelompok dan kelompok back exercise diperoleh
back exercise diperoleh nilai Mann- nilai Mann-Whitney (µ) = 160.0 dan p =
Whitney (µ) = 200.0 dan p = 1.00. Dalam 0.279 (p > 0.05). Dalam hal ini secara
hal ini karena nilai p < 0.05 maka secara statistik tidak ada perbedaan yang
statistik tidak ada perbedaan yang bermakna pada nilai nyeri antara
bermakna atau homogen. Jadi, saat kelompok korset lumbal dan kelompok
observasi, nilai keluhan nyeri kelompok back exercise. Kejadian ini menunjukkan
korset lumbal dan kelompok back exercise bahwa antara kelompok korset lumbal dan
adalah sama. Keadaan ini menunjukkan kelompok back exercise terjadi penurunan
bahwa kelompok subyek penelitian adalah nyeri yang sama besar. Sesuai dengan
homogen sesuai dengan kriteria inklusi hasil penelitian Marras (2000) bahwa
yang belum diintervensi, yaitu belum penggunaan korset lumbal pada low back
mendapatkan perlakuan dengan korset pain selama dua minggu akan
lumbal maupun back exercise. memperbaiki stabilisasi lumbal, terutama
Uji beda lingkup gerak sendi pada dari pengaruh pembebanan dan gerakan
saat observasi antara kelompok korset fleksi bidang sagital.
lumbal dan kelompok back exercise, Uji beda lingkup gerak sendi
diperoleh nilai µ = 82.0 dengan p = 0.001 setelah dua minggu pertama antara
(p < 0.05).Hal ini menunjukkan ada kelompok korset lumbal dan kelompok
perbedaan yang bermakna antara kedua back exercise, diperoleh nilai µ = 195.0
kelompok. Kelompok korset lumbal dengan p = 0.901 (p > 0.005), secara
dengan µ = 14.50 lebih kecil daripada statistik tidak ada beda antara kelompok
kelompok back exercise dengan µ = yang menggunakan korset lumbal dan
26.10, sehingga secara statistik tidak kelompok yang melakukan back exercise,
homogen, nilai lingkup gerak sendi setelah dua minggu pertama perlakuan.
kelompok korset lumbal lebih rendah bila Secara teori, lingkup gerak sendi dapat
dibandingkan dengan lingkup gerak sendi dipengaruhi oleh rasa nyeri (Felix, 1990).
kelompok back exercise. Keadaan ini Salah satu faktor yang ikut menentukan
menunjukkan bahwa kelompok subyek lingkup gerak sendi adalah tonus otot
penelitian tidak homogen karena dalam keadaan rileks atau tidak, sehingga
keterbatasan subyek penelitian. mempengaruhi mobilitasnya, meningkat
Uji beda kecepatan gerak pada saat atau tidak. Pemakaian korset lumbal dan
observasi antara kelompok korset lumbal back exercise dapat memberikan efek
dan kelompok back exercise diperoleh rileksasi pada otot-otot punggung (Calliet,
nilai µ = 180.0 dengan p = 0.601 (p > 1981).
0.05), sehingga secara statistik tidak ada
12 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109

Uji beda kecepatan gerak setelah back exercise diperoleh nilai µ = 109.0
dua minggu pertama antara kelompok dengan p = 0.011 (p < 0.05). Secara
korset lumbal dan kelompok back exercise statistik ada perbedaan yang bermakna,
diperoleh nilai µ = 200.0 dengan p = 1.00 antara kelompok yang menggunakan
(p > 0.05), sehingga secara statistik tidak korset lumbal dan kelompok yang
ada perbedaan antara kedua perlakuan melakukan back exercise, setelah dua
tersebut setelah dua minggu pertama. minggu kedua perlakuan. Secara statistik
Sesuai dengan pendapat Parjoto (2000) dapat dijelaskan bahwa nilai lingkup
bahwa kecepatan gerak membungkuk gerak sendi kelompok korset lumbal lebih
pada pasien low back pain sangat kecil dibandingkan dengan nilai lingkup
tergantung derajat nyeri. Semakin nyeri gerak sendi kelompok back exercise.
maka kecepatan gerak ini semakin lambat Lingkup gerak sendi pada kelompok back
(Parjoto, 2002). exercise lebih baik dibandingkan dengan
Uji beda nyeri setelah dua minggu kelompok lumbal corset. Menurut Kisner
kedua antara kelompok korset lumbal dan (1990), back exercise yang dilaksanakan
kelompok back exercise, diperoleh nilai secara baik dan benar, mempunyai efek
Mann-Whitney (µ) = 122.0 dan p = 0.036 mengurangi nyeri, menambah lingkup
(p < 0.05). Dengan demikian secara gerak sendi, dan meningkatkan mobilitas
statistik ada perbedaan yang bermakna gerak atau kecepatan gerak.
pada nilai nyeri, antara kelompok korset Uji beda kecepatan gerak setelah
lumbal dan kelompok back exercise dalam dua minggu kedua antara kelompok korset
dua minggu kedua. Kelompok korset lumbal dan kelompok back exercise
lumbal dengan mean rank = 24.31 lebih diperoleh nilai µ = 170.0 dengan p =
besar daripada kelompok back exercise 0.427 (p > 0.05), sehingga secara statistik
dengan mean rank = 16.61. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara kedua
dapat dijelaskan bahwa setelah periode perlakuan tersebut setelah dua minggu
dua minggu kedua, kelompok korset kedua. Tetapi berdasarkan mean rank,
lumbal semakin nyeri bila dibandingkan terlihat bahwa mean rank kecepatan gerak
dengan kelompok back exercise. Hal ini kelompok korset lumbal adalah 18.00 dan
sesuai dengan pendapat Borenstein kelompok back exercise adalah 21.00.
(1995), yang menyatakan bahwa Keadaan ini menunjukkan bahwa ada
pemakaian korset lumbal lebih dari jangka perbedaan, kecepatan gerak pada
waktu dua minggu secara terus menerus kelompok back exercise lebih baik
tanpa diikuti back exercise, akan potensial dibandingkan dengan kelompok korset
menimbulkan atrofi otot, sehingga otot lumbal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
menjadi lemah dan mudah mengalami perubahan kecepatan gerak untuk
cidera. Sesuai dengan hasil penelitian kelompok back exercise lebih baik bila
Widodo (1996), yang mengutarakan dibandingkan dengan kelompok korset
bahwa exercise dapat meningkatkan lumbal.
kekuatan otot-otot perut dan punggung
sehingga keadaannya lebih stabil. KESIMPULAN DAN SARAN
Uji beda lingkup gerak sendi Kesimpulan dari penelitian ini
setelah dua minggu kedua antara adalah (1) Pengurangan rasa nyeri, baik
kelompok korset lumbal dan kelompok pada kelompok korset lumbal maupun
Scholastica Theresia Susilowati, Pengaruh Pemberian Korset Lumbal Dan 13

kelompok back exercise, terjadi setelah jauh lebih baik; diharapkan dapat
dua minggu pertama perlakuan. Namun, dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
perbaikan atau peningkatan LGS dan jangka waktu lebih lama, sampel
kecepatan gerak hanya terjadi pada penelitian lebih besar dan homogen, serta
kelompok back exercise. Hasil untuk mendapatkan hasil penelitian yang
pengamatan setelah dua minggu ke dua jauh lebih baik. (4) Perlu adanya
menunjukkan, bahwa ada pengurangan pemberian edukasi kepada pasien, agar
rasa nyeri, peningkatan lingkup gerak mereka melakukan proteksi terhadap
sendi, dan kecepatan gerak. Hasil ini keluhan nyeri low back pain dengan
didapat hanya pada kelompok back memakai korset lumbal apabila merasakan
exercise. (2) Penelitian ini menunjukkan ada keluhan nyeri low back pain. Apabila
pula bahwa perbaikan fungsional terjadi keluhan nyeri low back pain dirasakan
setelah dua minggu pertama untuk lebih dari dua minggu maka dianjurkan
kelompok korset lumbal, karena untuk melakukan back exercise.
penurunan keluhan low back pain lebih
nyata dirasakan pada kelompok korset DAFTAR RUJUKAN
lumbal. Pada kelompok back exercise, Brown A. and Makckler L. S., 1999;
perbaikan fungsional diperoleh setelah Diagnosis of Medical Low Back
minggu ke dua, karena keluhan low back Pain in a Labore; journal of
pain lebih baik dibandingkan kelompok Orthopaedic & Sport Physical
korset lumbal. Therapy, Vol. 29 (9), American
Hasil dari penelitian ini mirip PT.
dengan hasil dari penelitian serupa, yang Hasyim H., 2000; Low Back pain pada
pernah dilakukan di Klinik Fisioterapi Operator Komputer; Temu Ilmiah
Cempaka Medika, Jajar, Karangasem, Tahunan Fisioterapi (Titafi) ke
Surakarta; dalam kurun waktu antara XV, Semarang.
Januari sampai dengan Oktober 2007, Kisner, Carolyn, 1990; Therapeutic
terhadap para pekerja industri. Exercise Foundation and
Saran yang bermanfaat untuk Techniques; Philadhelpia, F. A.
pengembangan penelitian dan pelayanan Davis Company.
kesehatan adalah (1) Pengurangan keluhan La don J., 1990; Occupational Medicine;
nyeri low back pain dapat dilakukan California, Appleton and lange.
dengan penggunaan korset lumbal dalam Parjoto, Slamet, 2000; Pengukuran
jangka waktu pendek sebelum dua Kecepatan Gerak Motorik pada
minggu. Apabila pasien kembali Penderita LBP; Temu Ilmiah
mengeluh nyeri low back pain maka tahunan Fisioterapi (Titafi) ke XV,
korset lumbal dapat dipakai lagi. (2) Semarang.
Pemberian motivasi kepada pasien penting Sinaki, M., Mokri, B., 1996; Low Back
untuk dilakukan, agar menyadari perlunya pain and Disorder of the Lumbar
melakukan back exercise rutin setiap hari, Spine in: Braddon R.I., Ed,
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas Physical Medicine and
sehari-hari, untuk mencegah dan Rehabilitation, Philadhelpia, W. B.
mengurangi nyeri low back pain. (3) Saunders Company.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang

You might also like