You are on page 1of 11

Volume 8 Nomor 2, April 2017, p.

042-052
Faculty of Law, Maranatha Christian University, Jalan Prof. Drg.
Surya Sumantri No.65, Sukawarna, Bandung, West Java, 40164.
ISSN: 2085-9945 | e-ISSN: 2579-3520
Open Access at: http://dialogia.maranatha.edu/index.php

Pertanggungjawaban Hukum yang Berkeadilan terhadap Aparatur


Pemerintah pada Kasus Pengadaang Barang dan Jasa

Kukuh Tejomurti
Faculty of Law, Sebelas Maret University, Solo, Indonesia
kukuhfhuns@gmail.com

Submitted: 2017-03-02; Reviewed: 2017-05-05; Accepted: 2017-05-26

Abstract - This article describes the legal responsibility for the government officials
involved lawsuit of the procurement of goods and services. Each year the government officials
(budget users, official commitment maker, and procurement officer) is requiered to absorb
optimally budget in order to succed the government development program, yet the other side
they will experience “quandary” in the audit process by the Audit Board of The Republic
Indonesia. the lower decree of checks and verification set off civil and administrative lawsuit
attracted to the criminal responsibility. This causes the psichological effect for the government
officials related to the procurement of goods and services. The problems researched: firstly,
what is the factor causing the government officials of the procurement which will be able to
involve law suit concerning on the corruption which has type of the financial harm state?;
secondly, How is the legal responsibility for the government officials of the procurement fairly
involved the corruption lawsuit having the type of the financial harm state. The research
methods used by this research is the normative legal research applying the conceptual and
legislation approach. The result of first discussion often find in the field of procurement officers
and officials is a commitment-makers who are not competent in their field so the procurement
process does not give good results and obey the law. The second result, law enfocer often has
checked and verified a procurement lawsuit easily concerning in the corruption which has type
of the financial harm state even though the facts found to be more civil and administrative

Keywords: government apparatus; legal liability; procurement of goods and services

PENDAHULUAN mengalami degradasi prestasi karena


Tidak dipungkiri bahwa persoalan serapan anggaran tidak mencapai hasil
pengadaan barang dan jasa pemerintah yang maksimal. Sebagian besar anggaran
adalah masih menjadi persoalan tidak dapat terserap secara maksimal
menakutkan bagi sebagian pejabat karena sebagian besar Pengguna Anggaran
pemerintahan (lembaga Negara (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran
/kementerian/ institusi pemerintahan pusat (KPA)/Pejabat Pengadaan begitu hati-hati
dan daerah). Institusi pemerintah seringkali dalam melakukan proses pengadaan barang

42
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

dan jasa karena khawatir proses dan hasil korupsi yang ditangani KPK, terdapat 142
pengadaan barang dan jasa terjadi temuan- kasus yang terkait dengan pengadaan
temuan setelah dilakukan pemeriksaan oleh barang dan jasa pemerintah. Banyaknya
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang persoalan ini, tentu saja merupakan
berakibat pada sengketa pidana. cerminan dari sejumlah kasus dan tumpang
Kekhawatiran aparatur pemerintah tindihnya pada peraturan terkait pengadaan
terjerat kasus hukum karena kegiatan barang dan jasa pemerintah.2
pengadaan barang dan jasa pemerintah Berdasarkan data Indonesia Corruption
memiliki alasan sosiologis dan psikologis Watch (ICW), catatan korupsi yang terjadi
tersendiri. Mayoritas tipe kasus hukum menunjukkan dari 267 kasus korupsi
yang ditangani Komisi Pemberantasan 42,70% merupakan kasus pengadaan
Korupsi (KPK) dan kejaksaan terkait barang dan jasa pemerintah dimana
korupsi adalah pada kegiatan pengadaan pegawai / aparatur pemerintahan baik pusat
barang dan jasa. Kasus tersebut maupun daerah merupakan aktor utama
mengemuka entah karena memang ada niat korupsi. Dari pegawai pemerintahan daerah
jahat pelaku atau karena kesalahan 39,03% merupakan Pejabat Pembuat
prosedur administrasi atau sebuah Komitmen (PPK), dan Pejabat Pelaksana
peristiwa wanprestasi keperdataan. Tidak Teknis Kegiatan (PPTK) 3. Berdasarkan
hanya tipe kasus hukum terkait pengadaan catatan tersebut terlepas dari memang ada
barang dan jasa yang sedang dalam proses niat jahat pelaku atau hanya persoalan
peradilan yang memberikan efek administrasi dan keperdataan seringkali
kekhawatiran psikis bagi aparatur Pengguna Anggaran, Kuasa pengguna
1
pemerintah. Sejumlah vonis atau putusan Anggaran, dan Pejabat Pembuat Komitmen
hakim terkait kasus korupsi pada kegiatan mengalami dilema dalam melaksanakan
pengadaan barang dan jasa pemerintah juga program pembangunan karena dari tipologi
memicu kekhawatiran karena sejumlah kasus hukum yang terjadi tidak jarang
vonis atau putusan hakim seringkali menabrak batas rezim hukum.
ditemukan kelemahan-kelemahan pada Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja
konstruksi hukum yang dibangun oleh Instansi Pemerintah (LAKIP) KPK Tahun
hakim dalam memeriksa, mengadili, dan 2014, selama tahun 2014, berkas perkara
memutus perkara korupsi terkait kegiatan yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Tipikor adalah sebanyak 45 (empat puluh
Catatan KPK tahun 2015, kerugian lima) perkara. Dari jumlah itu, sebanyak 40
negara akibat korupsi pada kegiatan (empat puluh) perkara sudah diputus di PN
pengadaan barang dan jasa nilainya Tipikor dengan keputusan terdakwa
mencapai Rp 1 Triliyun. Dari 148 kasus dinyatakan bersalah. Penanganan

1
Kukuh Tejomurti, “Inisiatif UNS Mencegah perencanaan dan penganggaran disebabkan
Korupsi”, Harian Solopos,Sabtu 11 Juni 2016. pemangku kepentingan yang tidak berintegritas dan
2
www.kpk.go.id, diakses pada 27 Februari 2017. proses perencanaan yang tidak matang.
3
Menurut catatan KPK, pada aspek regulasi, www.bpkp.go.id/ Perpres Pengadaan Barang / Jasa
persoalan disebabkan oleh sistem perundangan yang di Tengah Raung Korupsi, diakses pada 27 Februari
berbenturan, multitafsir, tumpang tindih, tidak kuat 2017.
dan tidak aplikatif. Persoalan pada aspek

43
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

berdasarkan jenis perkara menunjukkan berposisi sebagai pengguna barang dan jasa
dari 58 (lima puluh delapan) perkara (dalam Perpres No. 4/2015 tentang
korupsi sepanjang 2014, 15 (lima belas) di Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
antaranya kasus korupsi pengadaan barang equivalen dengan Pejabat Pembuat
dan jasa.4 Komitmen/PPK). PPK adalah orang yang
Sisanya berupa 5 (lima) kasus korupsi mewakili institusi dalam penandatanganan
perizinan, 20 (dua puluh) kasus penyuapan, kontrak dengan penyedia barang atau jasa.
6 (enam) kasus terkait pungutan, 4 (empat) Inti dakwaan primer kasus Crish L.
kasus terkait penyalahgunaan anggaran, 5 Manggala adalah terdakwa dinilai
(lima) kasus pencucian uang, dan 3 (tiga) “melawan hukum” karena memilih satu
kasus merintangi pemeriksaan KPK. penyedia jasa yang menyediakan suku
Namun, mungkin apabila dikaji lebih cadang nonoriginal. Dakwaan ini gugur
dalam, perkara-perkara tersebut bisa jadi karena PLN memiliki kebijakan
masih berakar pada pengadaan barang dan penggunaan suku cadang nonoriginal.
jasa pemerintah. Dakwaan menawarkan harga lebih mahal
Penulis meneliti dari sejumlah vonis juga gugur karena memang ada kerusakan
putusan hakim terkait korupsi pada tambahan pada turbin pembangkit yang
kegiatan pengadaan barang dan jasa saat proses pengadaan berlangsung
pemerintah ada dugaan awal karena kerusakan belum terjadi sehingga
penegak hukum terlampau mudah menilai ada addendum kontrak terkait
unsur “dapat merugikan keuangan negara”5 perpanjangan kontrak. Selanjutnya jaksa
dan rendahnya kualitas pembuktian. Ada penuntut umum mendalilkan pada dakwaan
indikasi orang-orang dipidana padahal sekunder, yaitu terdakwa Crish L.
kesalahannya adalah persoalan Manggala dinilai memenuhi unsur
administrasi dan perdata. “…dengan tujuan menguntungkan diri
Sebagai contoh vonis Nomor sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
43/Pid.Sus.K/2014/PN.Mdn atas perkara yang dapat merugikan keuangan negara
Crish L. Manggala. Kasus yang menimpa atau perekonomian negara”. Hakim menilai
Crish L. Manggala adalah pada tender unsur ini terpenuhi karena terdakwa telah
turbin pembangkit listrik milik Perusahaan melakukan kesalahan dengan membayar
Listrik Negara (PLN) di Belawan, Sumatra kepada penyedia barang atau jasa, padahal
Utara. Crish L. Manggala adalah mantan
General Manager PT PLN Sumatra Utara.
Dalam struktur pengadaan barang ia

4
KPK, 2015, Laporan Akuntabilitas Kinerja melakukan analisis antara apa yang ditetapkan dan
Instansi Pemerintah Tahun 2014, LITBANG KPK apa yang dilaksanakan. Secara konseptual dapat
RI ditentukan proses nerkenaan dengan penentuan
5
Piatur Pangaribuan, Audit Investigatif Badan kerugian negara dalam tindak pidana korupsi dalam
Pemeriksa Keuangan Anngaran dan Pendapatan empat tahap berikut:1) menemukan perbedaan
Belanja Daerah, Cakrawala Media: Surakarta, antara apa yang ditetapkan dalam perencanaan dan
2014, hlm.22. Penentuan kerugian keuangan negara apa yang dilaksanakan; 2) menentukan ada atau
dalam tindak pidana korupsi dalam praktik memang tidaknya kerugian negara; 3) menghitung besarnya
tidak mudah. Langkah pertama dalam menentukan kerugian keuangan negara tersebut kalau memang
kerugian negara adalah memetakan yurisdiksi suatu ada; 4) menetapkan kerugian negara.
perkara setelah auditor Badan Pemeriksa Keuangan

44
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

perusahaan ini terlambat memenuhi bidang pembangunan gedung. Akibatnya,


kontrak.6 pada saat proses pembangunan gedung
Turbin pembangkit terlambat datang. perencanaan dan pengawasan yang
Turbin seharusnya datang pada 12 dilakukan oleh PPK tersebut tidak
September 2012. Faktanya turbin datang maksimal dan pada saat audit BPK terjadi
pada 14 Desember 2012. Terhadap banyak temuan yang dapat merugikan diri
keterlambatan tersebut, terdakwa dinilai seorang PPK.
bersalah karena tidak memberikan teguran. Berdasarkan latar belakang di atas,
Hakim juga menilai terdakwa memenuhi kajian hukum terkait kasus pengadaan
unsur “menyalahgunakan kewenangan, barang dan jasa menarik untuk diteliti
kesempatan, atau saran yang ada padanya karena proses berhasil tidaknya program
karena jabatan atau kedudukan”. pemerintah suatu negara salah satunya
Argumentasi hakim adalah terdakwa tidak diukur dari proses pembangunan yang
membuat berita acara serah terima barang dilaksanakan. Apabila aparatur pemerintah
dan/atau serah terima pekerjaan.7 memiliki ketakutan secara psikologis
Ada dugaan awal bahwa substansi dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa
materi vonis kasus Crish L. Manggala maka dapat mempengaruhi serapan
bermakna terjadi penerobosan hukum anggaran pembangunan. Hal ini dapat
pidana pada batas wilayah hukum menyebabkan terhambatnya program-
administrasi dan perdata karena rendahnya program pembangunan sebuah negara dan
standar pembuktian pada korupsi tipe akibatnya masyarakat yang terkena imbas
merugikan keuangan negara.8 dari terhambatnya proses pembangunan.
Di samping itu juga seringkali terjadi
dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa PEMBAHASAN
pemerintah, seorang aparatur pemerintah Tinjauan Umum Tentang Pengaturan
yang ditunjuk dan diangkat sebagai PPK Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
adalah orang yang tidak berkompeten pada Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa
suatu kegiatan pengadaan barang dan jasa. (PBJ) menjadi Peraturan presiden (Perpres)
Oleh karenanya, pada saat audit, BPK merupakan bagian dari usaha
sering menemui kekeliruan dan kelalaian penyelenggaraan pemerintah yang
PPK dalam proses perencanaan, menjunjung keterbukaan, transparansi,
pengawasan, dan serah terima hasil akuntabilitas, dan persaingan sehat. Untuk
kegiatan pengadaan barang dan jasa. mencapai penyelenggaraan pemerintah
Sebagai contoh pada kegiatan pengadaan yang bersih dan didukung dengan
barang dan jasa pembangunan gedung pengelolaan keuangan yang efektif, efisien,
(konstruksi gedung) kementerian agama, dan akuntabel, Perpres PBJ telah diadakan
PPK yang ditunjuk adalah seorang sarjana beberapa kali perubahan. Hal ini
agama yang mana tidak berkompeten di dimaksudkan untuk menyesuaikan Perpres

6
Richo Andi Wibowo, “Kejanggalan Beberapa 7
Putusan Nomor 43/Pid.Sus.K/2014/PN.Mdn, hlm.
Putusan Korupsi Pengadaan Barang dan Kaitannya 279
dengan Konstitusi”, Jurnal Konstitusi Volume 13 8
Ibid.,hlm. 406
Nomor 1, Juni 2016, Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, hlm. 405

45
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

PBJ dengan perkembangan pemerintahan. pokok dan kewenangan pejabat pengadaan,


Selain itu, perubahan Perpres PBJ juga merampingkan persyaratan pajak untuk
untuk mengisi kekosongan hukum atas penyedia, menambahkan aturan tentang
beberapa poin strategis yang belum diatur persyaratan pajak untuk metode pengadaan
sebelumnya sehingga menjadi celah tindak langsung, penggunaan jaminan
pidana korupsi. pelaksanaan, waktu pengumuman
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang pemilihan, waktu pembayaran dan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mekanisme pembayaran pekerjaan
merupakan perpres pertama yang rekonstruksi, pembayaran sebelum
mengemas pengaturan PBJ. Melalui prestasi, pengadaan secara elektronik, dan
Perpres Nomor 35 Tahun 2011 sebagai beberapa ketentuan lain yang disesuaikan
Perubahan pertama Perpres Nomor 54 dengan kebutuhan dalam rangka
Tahun 2010 mengubah ketentuan Pasal 44. percepatan pelaksanaan belanja Negara
Perubahan tersebut menambahkan poin serta penambahan ketentuan lain terkait
yang mengatur tentang penunjukan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
langsung pekerjaan jasa konsultansi di Pemerintah melalui pemanfaatan teknologi
bidang hukum. Kemudian dalam rangka informasi.
percepatan pelaksanaan belanja Negara Dari berbagai perubahan pengaturan
sebagai upaya percepatan pembangunan, mengenai Pengadaan Barang dan Jasa
diadakan perubahan melalui Perpres Pemerintah, definisi mengenai Pejabat
Nomor 70 Tahun 2012. Perpres tersebut Pembuat Komitmen tidak pernah dikaji dan
melakukan perubahan terhadap 70 (tujuh mengalami perbaikan. Terakhir, pada Pasal
puluh) ketentuan baik pasal maupun 1 angka 7 Perpres Nomor 4 Tahun 2015
penjelasan pasalnya. definisi PPK adalah Pejabat yang
Pada tahun 2014, Perpres PBJ kembali bertanggung jawab atas pelaksanaan
diubah melalui Perpres Nomor 172 Tahun Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
2014. Perubahan dilakukan dengan Adapun syarat menjadi PPK telah
menambahkan huruf d.1 pada ayat (5) diatur Dalam Perpres 54 Tahun 2010 pasal
Pasal 38 tentang kegiatan yang bersifat 12 ayat 2, syarat menjadi PPK tersurat
rahasia untuk kepentingan intelijen atau dengan tegas :
perlindungan saksi, sebagai kriteria 1. memiliki integritas;
keadaan tertentu yang memungkinkan 2. memiliki disiplin tinggi;
dilakukan penunjukan langsung terhadap 3. memiliki tanggung jawab dan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi kualifikasi teknis serta manajerial
Jasa. untuk melaksanakan tugas;
Perubahan signifikan kembali 4. mampu mengambil keputusan,
dilakukan melalui Perpres Nomor 4 Tahun bertindak tegas dan memiliki
2015 sebagai Perubahan Kelima Perpres keteladanan dalam sikap perilaku
Nomor 54 Tahun 2010. Perubahan yang serta tidak pernah terlibat KKN;
dilakukan di antaranya perubahan defenisi 5. menandatangani Pakta Integritas;
LKPP dan Pejabat Pengadaan, penambahan 6. tidak menjabat sebagai pengelola
penunjukan langsung pada poin tugas keuangan; dan

46
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

7. memiliki Sertifikat Keahlian “itikad buruk” dari penyedia bisa saja


Pengadaan Barang/Jasa. terjadi dan hal ini dapat menjadi persoalan
tersendiri saat audit dari BPK.
Meskipun telah diatur secara tegas pada
Pasal 12 ayat 2 Perpres Nomor 54 Tahun Klasifikasi Rezim Hukum Pidana,
2010, terkadang dalam realita seringkali Hukum Perdata, dan Hukum
ditemui bahwa PPK adalah bukan orang Administrasi
yang berkompeten dibidangnya. Ada Secara konseptual, derajat pembuktian di
persoalan mendasar pada saat PPK yang hukum pidana dikenal dengan istilah
bukan ahlinya tersebut diminta untuk “beyond reasonable doubt”, yang jika
mengawasi proyek pengadaan barang dan diterjemahkan secara bebas berarti
jasa yang bersifat sangat teknis dan kesalahan terdakwa “meang meyakinkan”,
memerlukan perhitungan khusus dalam dan oleh karenanya layak mendapatkan
proses pengawasannya. Sebagai contoh hukuman pidana.9 Sedangkan, derajat
pada proyek-proyek pembangunan gedung, pembuktian dalam hukum perdata dan
lift, jembatan, dan bidang konstruksi lain. administrasi, disebut istilah “more likely
PA (dan KPA) seharusnya menunjuk than not true” atau “Preponderance of
dan mengangkat seorang pejabat pembuat evidence” yang dapat diartikan sebagai
komitmen (PPK) sesuai dengan bidang “mana yang lebih tampak benar”.10
keahliannya. Pengguna Anggaran Standar pembuktian untuk perkara
seringkali menunjuk dan mengangkat pidana didesain lebih tinggi daripada untuk
hanya karena seseorang tersebut telah perkara yang lain karena, mengutip Ronald
memiliki sertifikasi keahlian pengadaan Dworkin, “keliru memvonis pidana orang
barang dan jasa pemerintah yang yang tidak bersalah , lebih berbahaya
dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan secara moral daripada keliru membebaskan
Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah orang yang bersalah”.11 Selanjutnya
(LKPP), namun PA (KPA) seringkali Dworkin juga menjelaskan bahwa “sistem
mengesampingkan latar belakang hukum dapat dibenarkan untuk
kompetensi seorang PPK. meenjarakan seseorang hanya jika sistem
Seorang PPK yang tidak memiliki ini memberikan perlindungan terbaik
keahlian sesuai tuntutan pekerjaan maka kepada orang tersebut dari resiko
dapat dipastikan akan mengalami kesulitan kemungkinan vonis yang salah dan jika
dalam proses kegiatan pengadaan barang / tidak ada mekanisme lain yang dapat
jasa dan pengawasannya. Ketika dalam memberikan perlindungan yang lebih baik
proses pengawasan tidak berjalan kepada masyarakat”.12 adalah benar bahwa
maksimal maka kekeliruan dan dugaan ada terminologi di atas dijabarkan oleh sarjana

9
Dennis, The Law of Evidence, Sweet and Maxwell: memang meyakinkan bahwa seseorang bersalah,
London, 2013, hlm. 481. Menurut Hakim Agung dan oleh karenanya bisa divonis tanpa keraguan.”,
10
Denning dalam kasus Miler V Minister of Pensions, Mark Schweizer, The Civil standart of proof-
“Memang meyakinkan” tidak berarti membuktikan What is it, actually?, Max Planck Institute for
sesuatu hingga benar-benar yakin, karena hukum Research on Collective Goods, 2012, hlm. 2.
11
akan gagal untuk memberikan perlindungan kepada Dennis, op.Cit., hlm. 483
12
masyarakat jika hal ini diterapkan; namun Alex Stein, Foundation of Evidence Law, Oxford
menyajikan bukti dengan sedemikian kuat, sehingga University Press: Oxford, 2005, hlm. 175

47
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

hukum di negara anglo saxon. Namun, Pembuktian hakim dalam unsur “dapat
konsep dimana standar pembuktian hukum merugikan keuangan negara” juga terkesan
pidana lebih tinggi daripada hukum sumir. Adanya kata “dapat” mengakibatkan
administrasi dan perdata adalah konsep bahwa unsur pembuktian yang mendalam
yang berlaku umum di negara manapun, pada perkara dugaan korupsi ini menjadi
sehingga kerangka konseptual ini diabaikan. Penegak hukum terlampau
diapndang dapat digunakan untuk mudah untuk menyimpulkan bahwa
keperluan analisis penulisan ini.13 terdakwa telah memenuhi unsur-unsur
Apabila mempelajari Putusan Hakim delik merugikan keuangan negara, dan hal
yang memeriksa perkara dugaan korupsi ini disebabkan oleh rendahnya derajat
Turbin dengan terdakwa Chris Manggala pembuktian yang diterapkan pada tindak
(kasus Mapna Co).14 Konstruksi hukum pidana tersebut, yaitu tidak terdapatnya
yang dibangun oleh Hakim adalah menarik uraian yang mengharuskan pembuktian
untuk dikaji. Argumentasi hakim tampak bahwa perbuatan melawan hukum yang
sumir dengan menyatakan terdakwa Chris dilakukan oleh terdakwa merupakan
Manggala memenuhi unsur “dengan tujuan perbuatan yang bertujuan untuk merugikan
menguntungkan suatu korporasi”, hanya keuangan negara. Akibatnya kesalahan
karena yang bersangkutan tidak menegur yang bersifat administrasi dan perdata
Mapna Co atas keterlambatan prestasi (misal: wanprestasi, tidak ada adendum
selama tiga bulan. Situasi dimana Mapna kontrak, tiada berita acara serah terima
Co terlambat tiga bulan dalam hasil pengadaan) dapat ditarik-tarik masuk
mengirimkan turbin adalah urusan ke dalam rezim hukum pidana.
keperdataan Maka seharusnya solusi
hukum untuk hal ini, misalnya dengan Auditing, Kerugian Negara, dan
memerintahkan PLN untuk mengenakan Pertanggungjawaban
denda keterlambatan kepada Mapna Co, Dalam episemologi dikenal beberapa teori
dan bukan memidana karyawan PLN. kebenaran, yakni teori kebenaran sebagai
Hakim juga berlebihan dengan menyatakan persesuaian, teori kebenaran sebagai
terdakwa memenuhi unsur keteguhan, teori kebenaran pragmatik, dan
“menyalahgunakan kewenangan, teori kebenaran performatif. Teori
kesempatan atau saran yang ada padanya kebenaran oleh Sonny Keraf dan Mikhail
karena jabatan atau kedudukan , karena Dua, sebagaimana dikutip Rhiti
tidak mebuat berita acara serah terima menyatakan bahwa mengatakan yang ada
barang dan / atau serah terima pekerjaan.15 sebagai tidak ada atau tidak ada sebagai ada
Jika memang Chris melakukan kesalahan, adalah salah. Sebaliknya, benar jika
maka kesalahan tersebut adalah kesalahan mengatakan yang ada sebagai ada dan tidak
administratif (Tidak menegur atau tidak ada sebagai tidak ada.16 Dalam
membuat surat). pemeriksaan laporan keuangan institusi
pemerintah, BPK harus melakukan audit

13 14
Richo Andi Wibowo, Kejanggalan Beberapa Putusan Nomor 43/Pid.Sus.K/2014/PN.Mdn,
Putusan Korupsi Pengadaan Barang dan Kaitannya hlm. 279
15
dengan Konstitusi, Jurnal Konstitusi, Volume 13, Richo Andi Wibowo, op.Cit., hlm. 198
16
Nomor 1, Maret 2016, hlm. 197. Piatur Pangaribuan, op.Cit., hlm. 55

48
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

lapangan, tidak cukup hanya berdasarkan a. Tahap pertama, menentukan ada


data-data yang diberikan oleh penyidik atau tidaknya kerugian negara;
kepolisian. b. Tahap kedua, menghitung besarnya
Hal ini juga dengan kebebasan dan kerugian keuangan negara tersebut
kemandirian dalam proses pemeriksaan kalau memang ada;
keuangan dalam menjalankan pemeriksaan c. Tahap ketiga, menetapkan kerugian
sehinga dapat memperoleh data secara negara;
lengkap dan akurat sebelum memberikan
kesimpulan terhadap penyidik. Hal itu Kelemahan auditor, menurut
diamanatkan dalam Peraturan BPK Nomor Tuanakota, terlihat dari kebiasaan auditor
1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan melaporkan temuan mereka. Contoh yang
Keuangan Negara. Kesimpulan kualifikasi sering terjadi, “kami menemukan adanya
akan disampaikan dalam audit investigatif pembayaran sebesar Rp 139 miliar yang
ketika menemukan kesalahan pencatatan, terjadi tidak didukung teuan bukti-bukti
kesalahan penjumlahan, kesalahan yang cukup”. Hal ini juga terjadi terhadap
pengelompokan biaya, dan menemukan temuan aduit investigatif auditor BPK atas
pembiayaan yang kurang lebih sama, telah laporan keuangan. Hasil audit menyatakan
memiliki payung hukum dalam berpotensi merugikan keuangan negara
pengelolaan keuangan negara. Hal ini karena tidak dilengkapi bukti kuitansi Hasil
termasuk penentuan kualifikasi ranah laporan tersebut kemudian diaudit kembali
pidana, dalam hal ini tindak pidana korupsi dan menyimpulkan telah terjadi kerugian
atau hukum administrasi negara. negara. Argumentasi yang sering
Penentuan kerugian negara dalam dipergunakan adalah audit pertama sifatnya
tindak pidana korupsi dalam praktik reguler atau audit laporan keuangan,
memang tidak mudah. Namun demikian, sedangkan audit kedua dengan tujuan
tidak berarti kerugian negara tersebut tidak tertentu atau audit investigatif. Wilayah
dapat dihitung. Langkah pertama dalam inilah yang sering menimbulkan
menentukan kerugian negara adalah ketidakpastian dan perlu ada penjelasan
memetakan yurisdiksi suatu perkara setelah yang lebih ketat menurut hukum yang
auditor BPK melakukan analisis antara apa benar.
yang ditetapkan dan apa yang dilaksanakan Penghitungan kerugian negara tidak
atas perencanaan kegiatan dan anggaran. memiliki metode yang baku. Namun,
Dalam menentukan kerugian keuangan dalam praktik akuntan forensik dalam
negara ada beberapa tahapan yang harus melakukan audit forensik memilih metode
dilakukan. Tuanakota menegaskan secara dari berbagai metode yang dikenal dalam
konseptual proses penentuan kerugian ilmu akuntansi yang tersedia bergantung
negara dalam tindak pidana korupsi dapat bentuk tindak pidana korupsinya.
dibagi dalam tiga tahap berikut:17 Ketentuan hukum bertalian dengan
pertanggungjawaban pidana berfungsi

17
Tuanakota, Menghitung Kerugian Negara dalam
Tindak Pidana Korupsi, Salemba Empat: Jakarta,
2009, hlm. 131

49
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

sebagai penentu syarat-syarat yang harus melakukan tindak pidana seseorang dapat
ada pada diri seseorang sehingga dimintai pertanggungjawaban.20
memenuhi unsur untuk dijatuhi hukuman Selain ketentuan yang bertalian dengan
pidana. Hal ini sebagaimana dapat Hukum Pidana, Pembuktian, dan
ditemukan dalam ketentuan Undang- pertanggungjawaban pidana. Dalam lokus
Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto negara, teori sistem ekologi administrasi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 akan melihat administrasi negara sebagai
tentang Pemberantasan Tindak Pidana suatu sistem yang didalamnya terdapat
Korupsi. Dengan demikian, Robinson subsistem yang saling mempengaruhi.
mengatakan “it operates to filter those Subsistem tersebut terdiri dari subsosial,
deserving punishminet for their wrong from seperti hukum, sosial, dan budaya, serta
those who do not and to guide liability politik, dan dubsistem alam, seperti iklim,
according to their degree fault”.18 temperatur udara, dan sebagainya.21
Aturan pertanggungjawaban pidana Menurut teori sistem ekologi
merupakan saringan penjatuhan pidana, administrasi, ada kaitan antara disiplin ilmu
yakni hanya dapat diterapkan terhadap yang satu dan yang lain, baik secara
mereka yang memiliki kesalahan dan interdisipliner maupun multidisipliner.
pidana dikenakan sebatas kesalahan Dalam konteks hubungan hukum dan
tersebut. Roeslan Saleh, sebagaimana politik pengawasan perundang-undangan
disitir oleh Huda dalam teori kesalahan dapat dilakukan melalui legislatif review,
normatif, menyatakan bahwa ada kesalahan khususnya saat terjadinya anggaran
jika kelakukan tidak sesuai dengan norma pendapatan dan belanja negara (atau
yang harus diterapkan.19 Sebagai suatu daerah), pada saat menyusun perencanaan
pengertian yang normatif, kesalahan kegiatan dan anggaran.
merupakan masalah penilaian yang Philipus M. Hadjon, sebagaimana
dilakukan berdasarkan norma. Moeljanto dikutip oleh Wijaya, mengatakan bahwa
yang dikutip oleh Huda mengatakan orang dalam penanganan korupsi dan suap terkait
yang tidak mungkin kewenangan jabatan, wewenang
dipertanggungjawabkan pidana kalau tidak merupakan konsep inti dari hukum tata
melakukan perbuatan pidana. Dengan negara dan hukum administras negara yang
demikian tidak mungkin seseorang sangat diperlukan sebagai pisau analisis.
dipertanggungjawabkan dalam hukum
pidana jika yang bersangkutan tidak
melakukan tindak pidana. Hanya dengan

18
Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Kesalahan selain berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Menuju kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana 1981, juga berdasarkan hukum pidana formal
tanpa Kesalahan, Prenada Media Group: Jakarta, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto
2009, hlm. 13 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang
19
Lumintang, P.A.F., Kitab Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
Hukum Acara Pidana dengan Pembahasan secara Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Yuridis Menurut Yurisprudensi dan Ilmu Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
21
Pengetahuan Hukum Pidana, Sinar Baru: Bandung, Ali, H. Farid, Teori dan Konsep Administrasi,
1984, hlm. 421 Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2011, hlm.117.
20
Chairul Huda, op.Cit.,hlm. 20, menurut Huda,
asas dalam pembuktian tindak pidana korupsi,

50
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

Tuanakota menegaskan ada persinggungan KESIMPULAN


antara hukum, akuntansi, dan auditing.22 Aparatur pemerintah khususnya Pengguna
Ada satu kerugian sekaligus beberapa Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran,
kemanfaatan yang mungkin timbul jika Pejabat Pembuat Komitmen, dan Pejabat
standar pembuktian korupsi tipe merugikan Pengadaan di satu sisi dituntut dalam
keuangan negara ditingkatkkan. penyerapan anggaran yang optimal dalam
Kerugiaannya adalah penegak hukum upaya menyukseskan program
mungkin akan menghadapi kesulitan untuk pembangunan, namun para aparatur
menyeret terduga korupsi, padalah kasus pemerintah tersebut juga mengalami
korupsi mungkin tidak mudah untuk dilema karena adanya “euforia” penegak
dibuktikan. Menurut Richo Andi Wibowo hukum dalam memeriksa dan
ada beberapa manfaat yang perlu menyimpulkan seorang aparatur
dipertimbangkan, antara lain: pemerintah terlibat dalam tindak pidana
a. Peningkatan standar ini akan lebih korupsi tipe dapat merugikan keuangan
berkeadilan, karena orang akan negara. Derajat pembuktian yang sumir
dihukum sesuai derajat seringkali memberikan ketakutan dan efek
kesalahannya. Bukanlah tidak adil psikologis kepada aparatur pemerintah
untuk menvonis seseorang telah dalam menyerap anggarap melalui kegiatan
melakukan korupsi, padahal pengadaan barang dan jasa pemerintah.
pengadilan hanya mampu Selain itu, di lapangan seringkali
menunjukan kesalahan terdakwa ditemukan seorang pejabat pembuat
adalah “wanprestasi” atau “tidak komitmen yang tidak berkompeten sesuai
menegur” atau “tidak membuat dengan tuntutan pekerjaan pengadaan
berita acara serah terima hasil barang dan jasa sehingga dari proses
pengadaan”; perencanaan, penyusunan harga perkiraan
b. Penegak hukum akan lebih sendiri, pengawasan, sampai pada serah
profesional pada semua kasus terima hasil pengadaan terkadang
hukum. Peningkatan standar ditemukan kekeliruan yang bersifat
pembuktian yang lebih tinggi, administrasi dan perdata, namun kekeliruan
penegak hukum bisa dicegah untuk tersebut tidak jarang juga ditarik pada
berbuat sewenang-wenang dengan pertanggungjawaban pidana;
menekan calon tersangka untuk Proses penegakan hukum yang
melanggar hukum untuk berkeadilan begitu penting dilaksanakan
kepentingan pribadi si penegak khususnya pada kegiatan perkara
hukum.23 pengadaan barang dan jasa pemerintah.
c. Mentralisir ketakutan yang tidak Penegak hukum seharusnya melakukan
perlu, sehinga kegiatan proses pemeriksaan dan pembuktian dengan hati-
berjalannya pemerintahan dapat hati dan tidak mudah menyimpulkan
berjalan lebih optimal dan smooth. perkara “wanprestasi” , “persoalan

22 23
Firman Wijaya, Delik Penyalahgunaan Jabatan Garry van Klinken dan Aspinall, Building
dan Suap dalam Praktek, Penaku: Jakarta, 2011, Relations: Corruption, Competition, and
hlm. 14 Cooperation in the Construction Industry, KITLV
Press: Leiden, 2011, hlm. 153

51
Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi
Volume 8 Nomor 2 April 2017

perpanjangan kontrak”(bersifat Peter Mahmud Marzuki, 2005. Penelitian


keperdataan), dan perkara “kekurangan Hukum. Jakarta : Kencana Prenada
berkas berita acara pengadaan barang dan Media Group
jasa (bersifat administrasi) ditarik ke dalam Piatur Pangaribuan, 2014, Audit
rezim hukum pidana (khususnya tindak Investigatif Badan Pemeriksa
pidana korupsi). Keuangan Anngaran dan
Pendapatan Belanja Daerah,
DAFTAR PUSTAKA Cakrawala Media: Surakarta
Buku Tuanakota, 2009, Menghitung Kerugian
Alex Stein, Foundation of Evidence Law, Negara dalam Tindak Pidana
Oxford University Press: Oxford, 2005 Korupsi, Salemba Empat: Jakarta
Ali, H. Farid, Teori dan Konsep
Administrasi, Rajagrafindo Persada: Jurnal dan Artikel
Jakarta, 2011 Kukuh Tejomurti, “Inisiatif UNS
Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Mencegah Korupsi”, Harian
Kesalahan Menuju kepada Tiada Solopos,Sabtu 11 Juni 2016
Pertanggungjawaban Pidana tanpa Richo Andi Wibowo, Kejanggalan
Kesalahan, Prenada Media Group: Beberapa Putusan Korupsi Pengadaan
Jakarta, 2009 Barang dan Kaitannya dengan
Dennis, The Law of Evidence, Sweet and Konstitusi, Jurnal Konstitusi, Volume
Maxwell: London, 2013 13, Nomor 1, Maret 2016.
Firman Wijaya, Delik Penyalahgunaan
Jabatan dan Suap dalam Praktek, Peraturan dan Putusan Hukum:
Penaku: Jakarta, 2011 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2001
Garry van Klinken dan Aspinall, Building tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Relations: Corruption, Competition, Korupsi;
and Cooperation in the Construction Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
Industry, KITLV Press: Leiden, 2011 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
KPK, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pidana Korupsi
Instansi Pemerintah Tahun 2014, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
LITBANG KPK RI, 2015, Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standat
Lumintang, P.A.F., Kitab Undang-Undang Pemeriksaan Keuangan Negara
Hukum Acara Pidana dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
Pembahasan secara Yuridis Menurut tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Pemerintah;
Hukum Pidana, Sinar Baru: Bandung, Putusan Nomor 43 / Pid. Sus. K
1984 /2014/PN.Mdn
Mark Schweizer, 2012, The Civil standart
of proof-What is it, actually?, Max Internet
Planck Institute for Research on www.bpkp.go.id
Collective Goods www.kpk.go.id

52

You might also like