Professional Documents
Culture Documents
Penilaian Kondisi Jembatan Menggunakan Bridge Mana
Penilaian Kondisi Jembatan Menggunakan Bridge Mana
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
1. PENDAHULUAN
Sudradjat (2015) mengatakan salah satu infrastruktur yang memiliki peranan penting dalam suatu
jaringan jalan adalah jembatan. Jembatan merupakan prasarana transportasi darat yang berguna untuk
meneruskan jalan melalui rintangan yang ada seperti sungai, maka keruntuhan jembatan akan mengurangi
atau menahan lalu lintas, yang berarti mengganggu kelancaran transportasi orang dan barang. Seiring
dengan bertambahnya waktu banyak kinerja suatu jembatan mengalami penurunan, yang berarti semakin
tinggi pula kebutuhan akan pemeliharaan, rehabilitasi dan penggantian suatu jembatan. Oleh karena itu
diperlukan upaya pemeliharaan atau perbaikan dengan manajemen yang baik, yaitu dengan sistem
pemeriksaan kondisi jembatan yang akurat dan efektif. Pada setiap tahunnya untuk pemeliharaan kinerja
jembatan dilakukan pemeriksaan kondisi jembatan yang dikerjakan secara swakelola oleh P2JN
(Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional).
443
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
Pemeriksaan kondisi jembatan ini dilakukan untuk mempertahankan kondisi jembatan tetap baik
dan menjamin agar penurunan kondisi jembatan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai
dengan kinerjanya. P2JN melakukan kegiatan pemeriksaan jembatan menggunakan suatu sistem
manajemen jembatan (SMJ) atau yang lebih dikenal dengan Bridge Management System (BMS). Namun
pada indikator jembatan yang terbaru, pemeriksaan jembatan sudah dilakukan secara tender sehingga
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan jembatan dikerjakan oleh konsultan. Dalam pelaksanaannya program
IBMS masih belum terlalu familiar bagi konsultan, sehingga diperlukan metode pemeriksaan jembatan
lainnya yaitu dengan menggunakan metode Bridge Condition Rating (BCR). Penelitian ini berfokus pada
pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan dengan menggunakan metode BMS dan BCR serta
perbandingan hasil kedua metode tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada 4 (empat)
jembatan di Wilayah PPK-01 Aceh, proses ini meliputi pemeriksaan jembatan dengan pengamatan secara
visual, kemudian dianalisis oleh komputer dengan program IBMS dan perhitungan secara manual pada
metode BCR. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kerusakan-kerusakan jembatan, nilai kondisi
dan kode kerusakan jembatan yang dihasilkan oleh program BMS dan BCR serta menentukan rencana
penanganan yang sesuai dengan nilai kondisi jembatan dari analisa perbandingan antara BMS dan BCR.
Hasil tersebut diharapkan menjadi sumbangan pemikiran terhadap penanganan jembatan kepada
konsultan.
2. KAJIAN PUSTAKA
Tahapan penggunaan sistem pemeriksaan dan penilaian jembatan terlebih dahulu dilakukan
dengan mengambil data dilapangan yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi jembatan secara
visual, kemudian dimasukkan ke dalam program IBMS untuk mengidentifikasi kondisi jembatan dan
perhitungan manual Bridge Condition Ratingi (BCR).
444
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
Bridge Condition Rating (BCR) di dapat dari kondisi tiap komponen jembatan yang dikalikan
dengan bobot komponen itu sendiri dan hasilnya dibagi dengan jumlah bobot total. Bridge Condition
Rating (BCR) =
(1)
dimana :
Component rating = nilai kondisi komponen jembatan
Weight = Nilai bobot komponen
Weightings = Total bobot komponen
Penilaian kondisi jembatan dilakukan untuk diperoleh Component rating yang merupakan elemen
penting untuk menentukan kondisi jembatan. Penilaian kondisi jembatan pada Bridge Condition Rating
(BCR) dimulai dari 1 sampai 9, dimana nilai 9 untuk kondisi tiang pancang pada jembatan atau
keberadaan komponen yang tidak terlihat. Kemudian untuk nilai kondisi serta usulan penanganan
jembatan seperti terlihat pada Tabel 3.
Pada studi penelitian sebelumnya telah digunakan gabungan metode BMS dan BCR serta AHP
untuk penentuan prioritas penanganan jembatan dengan prediksi 20 tahun kedepan oleh Sudrajat, H, dkk.
(2015). Pada penelitian Subagio, G, dkk (2008) hanya menggunakan metode BCR yang berbasis web,
dimana inventaris jembatan, kondisi jembatan, usulan dan prioritas serta perkiraan waktu layan jembatan
di informasikan di dalam web. Kemudian pada Apriani, w, dkk (2018) melakukan penilaian kondisi
jembatan rangka baja menggunakan BMS dengan memprioritaskan kondisi jembatan yg rusak parah.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang dari penelitian ini penulis mencoba untuk menggunakan
metode BMS dan BCR. Penurunan atau kerusakan yang terjadi pada jembatan akan di lakukan dengan
pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan serta usulan penanganannya menurut BMS dan BCR, lalu
445
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
dilakukan perbandingan kedua hasil penilaian kondisi jembatan tersebut guna memperoleh ketepatan
penanganan.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada beberapa jembatan yang ada di Wilayah PPK-01 Aceh. Data yang
digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait
seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia. Data tersebut antara lain buku
pegangan pemeriksaan jembatan dilapangan, peta lokasi jembatan, dan data inventaris jembatan. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dilapangan, data primer yang diperoleh antara lain
hasil pemeriksaan jembatan serta dokumentasi foto pada komponen-komponen jembatan. Dari kedua data
tersebut kemudian di input dan dianalisis dengan program IBMS melalui proses penyaringan teknis.
Lokasi Penelitian
Lokasi tinjauan dilakukan pada penelitian ini ada pada Wilayah PPK-01 Aceh. Adapun jembatan pada
penelitian ini terdiri dari 4 unit jembatan yaitu Jembatan Kr. Angan (STA. 013+400) ruas Kr. Raya-
BTS. Banda Aceh, Jembatan Kr. Inong (STA. 040+600) ruas Lambaro-BTS. Pidie, dan Kr. Geunapet
A (STA. 063+700) ruas Lambaro-BTS. Pidie dan Jembatan Kr. Geunapet B (STA. 063+700) ruas
Lambaro-BTS. Pidie. Kemudian untuk tahap-tahapan selanjutnya seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini :
Mulai
Permasalahan
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Data Sekunder Data Primer
Persiapan Peralatan
Pemeriksaan dilapangan
446
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
Laporan Kerusakan
Selesai
Tahapan Penelitian
Adapun tahap-tahapan dari penelitian sebagai berikut ini :
- Pelaksanaan survey dengan di dampingi oleh inspektor yang berpengalaman dari Anggota Core
Team.
- Pemeriksaan dengan pengamatan secara visual.
- Analisis kondisi kerusakan jembatan dengan memakai penilaian kondisi dengan BMS dan BCR.
- Analisis bobot kriteria dengan BCR.
- Analisis hasil pemeriksaan dan penilaian dilapangan dengan penginputan ke program IBMS.
- Perbandingan hasil nilai kondisi jembatan dengan BMS dan BCR beserta usulan penanganannya.
447
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
Berdasarkan hasil analisis yang telah digunakan menggunakan program Bridge management
System (BMS) telah diketahui kondisi kerusakan daripada elemen masing-masing jembatan. Pada
jembatan Kr. Angan perlu dilakukan perawatan atau pemilharaan rutin yang sesuai dengan penanganan
kerusakan menurut referensi, pada jembatan Kr. Angan terdapat beberapa kerusakan seperti komponen
yang rusak atau hilang, perubahan bentuk komponen, kerontokan beton, sampah yang menumpuk, pipa
cucuran dan drainase tersumbat, dan bagian yang longgar atau lepas ikatannya. Nilai kondisi umum dari
jembatan Kr. Angan dengan nilai 0 yang termasuk kategori baik dengan usulan penanganan pemeliharaan
rutin dan berkala.
Untuk jembatan Kr. Inong terdapat beberapa kerusakan seperti perubahan bentuk pada komponen,
sampah yang menumpuk, pipa cucuran dan drainase lantai yang tersumbat, retak dan permukaan kasar
atau berlubang. Oleh sebab itu perlu di lakukan pemeliharaan rutin agar kondisi jembatan tetap baik dan
terjaga. Berdasarkan evaluasi elemen di dapatkan hasil nilai kondisi umum dari jembatan Kr. Inong
dengan nilai 2 yang termasuk katagori baik dengan usulan penanganan pemeliharaan rutin dan berkala.
Pada jembatan Kr. Geunapet A perlu dilakukan perawatan atau pemilharaan rutin, pada jembatan
Kr. Angan terdapat beberapa kerusakan seperti komponen yang rusak atau hilang, sampah yang
menumpuk, pipa cucuran dan drainase tersumbat, bagian yang longgar atau lepas ikatannya, retak pada
aspal karena pergerakan di sambunan lantai, penurunan mutu dari cat dan galvanis, dan
retak/penurunan/penggembungan. Nilai kondisi umum dari jembatan Kr. Geunapet A dengan nilai 0 yang
termasuk katagori baik dengan usulan penanganan pemeliharaan rutin dan berkala.
Diketahui kondisi pada jembatan Kr. Geunapet B terdapat beberapa kerusakan seperti permukaan
yang kasar atau berlubang, sampah yang menumpuk, pipa cucuran dan drainase tersumbat, bagian yang
longgar atau lepas ikatannya, dan penurunan mutu dari cat dan galvanis. Nilai kondisi umum dari
jembatan Kr. Geunapet B dengan nilai 0 yang termasuk katagori baik dengan usulan penanganan
pemeliharaan rutin dan berkala.
Dari hasil pemeriksaan jembatan yang dilaporkan dalam laporan pemeriksaan seperti dokumentasi
foto dilapangan dapat dilihat pada gambar 2, 3, 4 dan 5.
448
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
Perhitungan salah satu nilai kondisi serta usulan penanganan daripada jembatan Kr. Angan dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini :
449
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462
Setelah dilakukan perbandingan hasil nilai kondisi antara BMS dan BCR diperoleh nilai serta usulan
penanganan yang sama. Kemudian kekurangan pada sistem BCR terdapat pada tidak dilakukan penilaian
daripada sistem drainase lantai dan sandaran.
berkala. Untuk nilai kondisi umum Jembatan Kr. Angan ialah 5,36, Jembatan Kr. Inong dengan
nilai 5,52, Jembatan Kr. Geunapet A dengan nilai 5,28, dan Jembatan Kr. Geunapet B dengan
nilai 5,28. Pada perbandingan BMS dan BCR untuk hasil penilaian kondisi dan usulan penanganan
jembatan menghasilkan nilai kondisi dan usulan yang sama yaitu berupa pemeliharaan rutin dan berkala.
Untuk beberapa komponen diperlukan penanganan berupa perbaikan retak pada beton, patching pada
lubang dilapis permukaan, pengecatan kembali pada rangka baja dan sandaran, kemudian perbaikan pada
pipa cucuran dan drainase lantai, serta perbaikan pada sambungan siar muai.
Penggunaan software perlu ditingkatkan lagi, sehingga kedepannya semakin berkembang dan
memperoleh hasil yang lebih baik. Dari hasil pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan diketahui
bahwa kondisi jembatan Kr. Inong perlu dilakukan perbaikan dan perkuatan pada struktur beton lantai
jembatan, dikarenakan pada lantai jembatan mengalami retakan dari bentang 1 sampai bentang 2,
kemudian kerontokan beton disertai karat pada besi tulangan pada beberapa tempat. Pemeriksaan dan
penilaian kondisi jembatan menggunakan BCR dapat diterapkan atau dilakukan oleh konsultan pada
pemeriksaan kondisi jembatan karena hasil daripada perbandingan dengan BMS menghasilkan hasil yang
sama.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, W, Megasari, SW, Putriloka, WA, 2007, Penilaian Kondisi Jembatan Rangka Baja di Riau
dengan Metode Bridge Management System, Siklus Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Vol 4, No. 2, Oktober 2018.
Australian International Development Assistance Bureau, 1993, Panduan Sistem Informasi Manajemen
IBMS, Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2017, Pemeliharaan Kinerja Jembatan (SKh-2.10.b), Departemen
Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta.
Hambali, 2012, Evaluasi Batas Layan Jembatan Beton Terhadap Waktu Dengan Permodelan Artificial
Neural Network, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Hariman, F, Christady, H, Triwiyono, A, 2007, Evaluasi dan Program Pemeliharaan Jembatan dengan
Metode Bridge Management System, Forum Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta, No. XVII/3-September 2007.
Krisna, F, dan Junaedi, D, Imrona, M, 2016, Optimalisasi Skala Prioritas Perawatan Jembatan
Menggunakan Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(Promothee) dan Analytical Hierarchy Process (AHP), e-Proceeding of Engineering,
Universitas Telkom, Bandung, ISSN 2355-9365 (3573-3582), Vol 3, No. 2, Agustus 2016.
NYSDOT, 2001, Pembobotan Komponen Jembatan, Bridge Management, New York.
NYSDOT, 2003, Usulan Penanganan Jembatan, Bridge and Tunels Annual Condition Report, New
York.
NYSDOT, 2004, Pembobotan Komponen Jembatan, Bridge Inventory Manual, New York.
Radomski, W, 2002, Bridge Rehabilitation, Warsaw University of Technology, Poland.
Struyk, H.J., dan Veen, K.H.C.W., 1984, Jembatan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Subagio, G, Triwiyono,A, Satyarno, I, 2008, Sistem Informasi Manajemen Jembatan Berbasis WEB
Dengan Metode Bridge Condition Rating, Forum Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, No. XVIII/3-September 2008 : 947-957.
Syahputra, D, 2016, Kajian Perkuatan Lantai dan Gelagar Jembatan, Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.
Sudrajat, H, Djakfar, L, dkk., 2015. Penentuan Prioritas Penanganan Jembatan Pada Jaringan Jalan
Provinsi Jawa Timur,Rekayasa Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, ISSN
1978-5658 (219-228), Vol 9, No. 3-2015.
451