You are on page 1of 9

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)

https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP)


Journal of Archive in Civil Engineering and Planning
E-ISSN: 2615-1340; P-ISSN: 2620-7567

Journal homepage: http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JARSP/index

PENILAIAN KONDISI JEMBATAN MENGGUNAKAN BRIDGE


MANAGEMENT SYSTEM (BMS) DAN BRIDGE CONDITION RATING
(BCR) ISSN: 2088-9860
Journal homepage: http://jurnal.unsyiah.ac.id/aijst
ISSN: 2088-9860
Wilhman Harywijayaa, Mochammad Afifuddinb, Muhammad Isyac
a Journal
Magister Teknik Sipil, Fakultas homepage:
Teknik, http://jurnal.unsyiah.ac.id/aijst
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
b’c
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
*
Corresponding author,.email : wilhmanharywijaya@yahoo.com
ARTICLE INFO ABSTRACT
Article History: The bridge assesment and checking is an effort to gain well performance and
Received 12 January 2020 vouch the decline condition of the bridge to ensure the bridges could be restored
Revised 14 March 2020 back under it stability based its performance. Nowadays, the bridge inspections
Accepted 22 March 2020 were carried out independently by the Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional (P2JN) by using the Bridge Management control System (BMS).
Referring to the latest bridge indicators, the bridge checks are carried out by
tender system and consultants. The aim of this study is to check the bridge
Keywords: damage by isnpecting the condition value and damage code in the field by using
Bridge Management System BMS and Bridge Condition Rating (BCR) in order to obtain the accuracy in
(BMS) bridge maintenance. This research was conducted on 4 Bridges on the road Kr.
Bridge Condition Rating (BCR) Raya-BTS. Banda Aceh and Lambaro-BTS. Pidie, those are Kr. Angan bridge
Penilaian Kondisi Jembatan (STA. 013 + 400), Kr. Inong bridge (STA. 040 + 600), Kr. Geunapet A bridge
Usulan Penanganan.
(STA. 063 + 700), and Kr. Geunapet B bridge (STA. 063 + 700). Based on the
BMS method, the writer found that Kr. Angan bridge was in 0 condition value,
the condition value for Kr. Inong bridge was 2, the condition value for Kr.
Geunapet A bridge was 0 and Kr. Geunapet B bridge was 0. Based on the results
by using BCR method, it can be seen that the condition value for Kr. Angan
bridge was 5.36, 5,52 for Kr. Inong bridge, 5,28 for the Kr. Geunapet A and 5,28
for Kr. Geunapet B. In the method of BMS the assessment of the condition of the
bridge from good to bad starts from a small to large values namely from 0 to 5,
while in the method of crack the assessment of conditions starting from bad to
good is 7 to 1. Furthermore, referring to the BMS and BCR comparison, it could
be concluded that both BMS and BCR needed the same proposed treatment in
form of regular and periodic maintenance. For some components of the bridge
handling is needed in the form of repairs such as repairing cracks in the concrete,
as well as repairs to the expansion joint. While in the BCR method there was no
assessment to handle floor drainage systems, backrests and safety building.
©2019 Magister Teknik Sipil Unsyiah. All rights reserved

1. PENDAHULUAN
Sudradjat (2015) mengatakan salah satu infrastruktur yang memiliki peranan penting dalam suatu
jaringan jalan adalah jembatan. Jembatan merupakan prasarana transportasi darat yang berguna untuk
meneruskan jalan melalui rintangan yang ada seperti sungai, maka keruntuhan jembatan akan mengurangi
atau menahan lalu lintas, yang berarti mengganggu kelancaran transportasi orang dan barang. Seiring
dengan bertambahnya waktu banyak kinerja suatu jembatan mengalami penurunan, yang berarti semakin
tinggi pula kebutuhan akan pemeliharaan, rehabilitasi dan penggantian suatu jembatan. Oleh karena itu
diperlukan upaya pemeliharaan atau perbaikan dengan manajemen yang baik, yaitu dengan sistem
pemeriksaan kondisi jembatan yang akurat dan efektif. Pada setiap tahunnya untuk pemeliharaan kinerja
jembatan dilakukan pemeriksaan kondisi jembatan yang dikerjakan secara swakelola oleh P2JN
(Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional).

443
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

Pemeriksaan kondisi jembatan ini dilakukan untuk mempertahankan kondisi jembatan tetap baik
dan menjamin agar penurunan kondisi jembatan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai
dengan kinerjanya. P2JN melakukan kegiatan pemeriksaan jembatan menggunakan suatu sistem
manajemen jembatan (SMJ) atau yang lebih dikenal dengan Bridge Management System (BMS). Namun
pada indikator jembatan yang terbaru, pemeriksaan jembatan sudah dilakukan secara tender sehingga
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan jembatan dikerjakan oleh konsultan. Dalam pelaksanaannya program
IBMS masih belum terlalu familiar bagi konsultan, sehingga diperlukan metode pemeriksaan jembatan
lainnya yaitu dengan menggunakan metode Bridge Condition Rating (BCR). Penelitian ini berfokus pada
pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan dengan menggunakan metode BMS dan BCR serta
perbandingan hasil kedua metode tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada 4 (empat)
jembatan di Wilayah PPK-01 Aceh, proses ini meliputi pemeriksaan jembatan dengan pengamatan secara
visual, kemudian dianalisis oleh komputer dengan program IBMS dan perhitungan secara manual pada
metode BCR. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kerusakan-kerusakan jembatan, nilai kondisi
dan kode kerusakan jembatan yang dihasilkan oleh program BMS dan BCR serta menentukan rencana
penanganan yang sesuai dengan nilai kondisi jembatan dari analisa perbandingan antara BMS dan BCR.
Hasil tersebut diharapkan menjadi sumbangan pemikiran terhadap penanganan jembatan kepada
konsultan.
2. KAJIAN PUSTAKA
Tahapan penggunaan sistem pemeriksaan dan penilaian jembatan terlebih dahulu dilakukan
dengan mengambil data dilapangan yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi jembatan secara
visual, kemudian dimasukkan ke dalam program IBMS untuk mengidentifikasi kondisi jembatan dan
perhitungan manual Bridge Condition Ratingi (BCR).

Bridge Management Sytem (BMS)


Bridge Management System (BMS) merupakan sistem manajemen jembatan yang digunakan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga yang berfungsi sebagai pembuat rencana kegiatan jembatan, pelaksanaan
dan pemantauan. Dengan Bridge Management System kegiatan-kegiatan tersebut dapat diatur secara
sistematik, dengan melakukan investigasi berkala pada suatu jembatan dan menganalisa dengan komputer
dalam sistem informasi. Pada pemeriksaan dan penilaian kondisi elemen jembatan menurut BMS terbagi
dalam 5 (lima) level, kelima level ini terbagi sesuai dengan kode dan evaluasi elemen kerusakannya.
Untuk sistem penilaian tingkat kerusakan yang terjadi dan keberfungsian daripada elemen jembatan
dinilai dengan melihat struktur, kerusakan, kuantitas, fungsi, dan pengaruh. Penilaian pada struktur untuk
kondisi berbahaya dengan nilai kondisi 1 dan untuk kondisi tidak berbahaya dengan nilai 0. Pada
kerusakan parah diperoleh dengan nilai 1, sedangkan kondisi tidak parah dengan nilai 0. Untuk kuantitas
yang lebih dari 50% dengan nilai kondisi 1 dan untuk kuantitas kurang dari 50% dengan nilai kondisi 0.
Nilai kondisi di dapatkan dengan menambah nilai kondisi pada struktur, kerusakan, kuantitas, fungsi dan
pengaruh. Untuk usulan penanganan jembatan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Usulan Penanganan Jembatan


Kriteria Nilai Katagori Usulan penganan
0–2 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kondisi 3 Sedang Rehabilitasi
4 atau 5 Buruk Penggantian
Sumber : Anonim 1993

Bridge Condition Rating (BCR)


Bridge Condition Rating (BCR) merupakan indeks kondisi jembatan yang dipakai oleh New York State
Department of Transportation (NYSDOT) dalam Bridge Management (2001) dan Bridge Inventory
Manual (2004) untuk memberikan penilaian secara keseluruhan kondisi jembatan. Untuk pembobotan
komponen jembatan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

444
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

Tabel 2. Pembobotan Komponen Jembatan


No Nama Komponen Bobot
1 Gelagar Utama 10
2 Abutment 8
3 Pilar Jembatan 8
4 Dek 8
5 Dudukan Jembatan 6
6 Tumpuan 6
7 Dinding Sayap 5
8 Dinding Belakang 5
9 Gelagar sekunder 5
10 Join 4
11 Permukaan Perkerasan 4
12 Trotoar 2
13 Curb 1
Sumber : Bridge Inventory Manual, NYSDOT 2004 (Subagio, dkk, 2008)

Bridge Condition Rating (BCR) di dapat dari kondisi tiap komponen jembatan yang dikalikan
dengan bobot komponen itu sendiri dan hasilnya dibagi dengan jumlah bobot total. Bridge Condition
Rating (BCR) =

(1)

dimana :
Component rating = nilai kondisi komponen jembatan
Weight = Nilai bobot komponen
Weightings = Total bobot komponen

Penilaian kondisi jembatan dilakukan untuk diperoleh Component rating yang merupakan elemen
penting untuk menentukan kondisi jembatan. Penilaian kondisi jembatan pada Bridge Condition Rating
(BCR) dimulai dari 1 sampai 9, dimana nilai 9 untuk kondisi tiang pancang pada jembatan atau
keberadaan komponen yang tidak terlihat. Kemudian untuk nilai kondisi serta usulan penanganan
jembatan seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Usulan Penanganan Jembatan


BCR Gambaran Kondisi Usulan Penanganan
1,000 – 3,000 Poor (Buruk) Penggantian
3,001 – 4,999 Fair (Sedang) Rehabilitasi
5,000 – 6,000 Good (Baik) Pemeliharaan rutin dan
6,001 – 7,000 Very Good (Sangat Baik) berkala
Sumber : Bridge and Tunels Annual Condition Report, NYSDOT 2003 (Subagio, dkk, 2008).

Pada studi penelitian sebelumnya telah digunakan gabungan metode BMS dan BCR serta AHP
untuk penentuan prioritas penanganan jembatan dengan prediksi 20 tahun kedepan oleh Sudrajat, H, dkk.
(2015). Pada penelitian Subagio, G, dkk (2008) hanya menggunakan metode BCR yang berbasis web,
dimana inventaris jembatan, kondisi jembatan, usulan dan prioritas serta perkiraan waktu layan jembatan
di informasikan di dalam web. Kemudian pada Apriani, w, dkk (2018) melakukan penilaian kondisi
jembatan rangka baja menggunakan BMS dengan memprioritaskan kondisi jembatan yg rusak parah.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang dari penelitian ini penulis mencoba untuk menggunakan
metode BMS dan BCR. Penurunan atau kerusakan yang terjadi pada jembatan akan di lakukan dengan
pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan serta usulan penanganannya menurut BMS dan BCR, lalu

445
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

dilakukan perbandingan kedua hasil penilaian kondisi jembatan tersebut guna memperoleh ketepatan
penanganan.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada beberapa jembatan yang ada di Wilayah PPK-01 Aceh. Data yang
digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait
seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia. Data tersebut antara lain buku
pegangan pemeriksaan jembatan dilapangan, peta lokasi jembatan, dan data inventaris jembatan. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dilapangan, data primer yang diperoleh antara lain
hasil pemeriksaan jembatan serta dokumentasi foto pada komponen-komponen jembatan. Dari kedua data
tersebut kemudian di input dan dianalisis dengan program IBMS melalui proses penyaringan teknis.

Lokasi Penelitian
Lokasi tinjauan dilakukan pada penelitian ini ada pada Wilayah PPK-01 Aceh. Adapun jembatan pada
penelitian ini terdiri dari 4 unit jembatan yaitu Jembatan Kr. Angan (STA. 013+400) ruas Kr. Raya-
BTS. Banda Aceh, Jembatan Kr. Inong (STA. 040+600) ruas Lambaro-BTS. Pidie, dan Kr. Geunapet
A (STA. 063+700) ruas Lambaro-BTS. Pidie dan Jembatan Kr. Geunapet B (STA. 063+700) ruas
Lambaro-BTS. Pidie. Kemudian untuk tahap-tahapan selanjutnya seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini :

Mulai

Permasalahan

Studi Pustaka

Pengumpulan Data
Data Sekunder Data Primer

Persiapan Peralatan

Pemeriksaan dilapangan

Pengamatan Secara Visual

Database BMS Penilaian BCR

Inventaris Rutin Mendetail


s

446
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

Laporan Kerusakan

Perbandingan Hasil BMS dan BCR

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Tahapan Penelitian
Adapun tahap-tahapan dari penelitian sebagai berikut ini :
- Pelaksanaan survey dengan di dampingi oleh inspektor yang berpengalaman dari Anggota Core
Team.
- Pemeriksaan dengan pengamatan secara visual.
- Analisis kondisi kerusakan jembatan dengan memakai penilaian kondisi dengan BMS dan BCR.
- Analisis bobot kriteria dengan BCR.
- Analisis hasil pemeriksaan dan penilaian dilapangan dengan penginputan ke program IBMS.
- Perbandingan hasil nilai kondisi jembatan dengan BMS dan BCR beserta usulan penanganannya.

Analisis Kondisi Jembatan


Parameter yang di amati untuk pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan sebagai berikut :
- Struktur Utama
- Struktur Sekunder
- Abutmen
- Lantai Jembatan
- Pilar
- Dudukan Jembatan
- Tumpuan
- Dinding Sayap
- Dinding Belakang
- Sambungan Siar
- Lapis Permukaan
- Trotoar
- Kerb

Analisis dengan Program IBMS


Adapun proses penginputan dengan program IBMS sebagai berikut :
- Memeriksa database dan melihat segala informasi yang ada
- Menginput dan mengambil data pemeriksaan serta data lainnya
- Analisa kasus per kasus untuk pemeriksaan jembatan
- Menginput laporan kerusakan sesuai dengan elemen dan kode kerusakannya
- Mengevaluasi elemen jembatan untuk menentukan penanganan yang sesuai dengan kerusakan pada
jembatan.

447
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Nilai Kondisi Jembatan dengan BMS
Nilai kondisi umum serta usulan penanganan daripada masing-masing jembatan dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini :

Tabel 4. Hasil Nilai Kondisi dan Usulan Penanganan Jembatan


Nama Jembatan NK Kategori Usulan Penanganan
Kr. Angan 0 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kr. Inong 2 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kr. Geunapet A 0 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kr. Geunapet B 0 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala

Berdasarkan hasil analisis yang telah digunakan menggunakan program Bridge management
System (BMS) telah diketahui kondisi kerusakan daripada elemen masing-masing jembatan. Pada
jembatan Kr. Angan perlu dilakukan perawatan atau pemilharaan rutin yang sesuai dengan penanganan
kerusakan menurut referensi, pada jembatan Kr. Angan terdapat beberapa kerusakan seperti komponen
yang rusak atau hilang, perubahan bentuk komponen, kerontokan beton, sampah yang menumpuk, pipa
cucuran dan drainase tersumbat, dan bagian yang longgar atau lepas ikatannya. Nilai kondisi umum dari
jembatan Kr. Angan dengan nilai 0 yang termasuk kategori baik dengan usulan penanganan pemeliharaan
rutin dan berkala.
Untuk jembatan Kr. Inong terdapat beberapa kerusakan seperti perubahan bentuk pada komponen,
sampah yang menumpuk, pipa cucuran dan drainase lantai yang tersumbat, retak dan permukaan kasar
atau berlubang. Oleh sebab itu perlu di lakukan pemeliharaan rutin agar kondisi jembatan tetap baik dan
terjaga. Berdasarkan evaluasi elemen di dapatkan hasil nilai kondisi umum dari jembatan Kr. Inong
dengan nilai 2 yang termasuk katagori baik dengan usulan penanganan pemeliharaan rutin dan berkala.
Pada jembatan Kr. Geunapet A perlu dilakukan perawatan atau pemilharaan rutin, pada jembatan
Kr. Angan terdapat beberapa kerusakan seperti komponen yang rusak atau hilang, sampah yang
menumpuk, pipa cucuran dan drainase tersumbat, bagian yang longgar atau lepas ikatannya, retak pada
aspal karena pergerakan di sambunan lantai, penurunan mutu dari cat dan galvanis, dan
retak/penurunan/penggembungan. Nilai kondisi umum dari jembatan Kr. Geunapet A dengan nilai 0 yang
termasuk katagori baik dengan usulan penanganan pemeliharaan rutin dan berkala.
Diketahui kondisi pada jembatan Kr. Geunapet B terdapat beberapa kerusakan seperti permukaan
yang kasar atau berlubang, sampah yang menumpuk, pipa cucuran dan drainase tersumbat, bagian yang
longgar atau lepas ikatannya, dan penurunan mutu dari cat dan galvanis. Nilai kondisi umum dari
jembatan Kr. Geunapet B dengan nilai 0 yang termasuk katagori baik dengan usulan penanganan
pemeliharaan rutin dan berkala.
Dari hasil pemeriksaan jembatan yang dilaporkan dalam laporan pemeriksaan seperti dokumentasi
foto dilapangan dapat dilihat pada gambar 2, 3, 4 dan 5.

Gambar 2. Kerusakan Lapis Permukaan

448
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

Gambar 3. Kerusakan Lantai Jembatan

Gambar 4. Kerusakan Tiang Sandaran

Gambar 5. Retak Expansion Join

Hasil Nilai Kondisi Jembatan dengan BCR


Nilai kondisi umum serta usulan penanganan daripada masing-masing jembatan dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini :

Tabel 5. Hasil Nilai Kondisi dan Usulan Penanganan Jembatan


Nama Jembatan BCR Kondisi Usulan Penanganan
Kr. Angan 5,36 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kr. Inong 5,22 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kr. Geunapet A 5,28 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kr. Geunapet B 5,28 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala

Perhitungan salah satu nilai kondisi serta usulan penanganan daripada jembatan Kr. Angan dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 6. Hasil Nilai Kondisi dan Usulan Penanganan Jembatan (1/2)


Komponen Bobot CR Bobot x CR Kondisi Usulan
Struktur Utama 10 6 60 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Abutmen 8 6 48 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala

449
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

Tabel 6. Hasil Nilai Kondisi dan Usulan Penanganan Jembatan (2/2)


Komponen Bobot CR Bobot x CR Kondisi Usulan
Pilar 8 5 40 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Dek 8 4.5 36 Sedang Rehabilitasi
Dudukan Jembatan 6 6 36 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Tumpuan 6 5 30 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Dinding Sayap 5 6 30 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Dinding Belakang 5 6 30 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Struktur Sekunder 5 5 25 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Join 4 4 16 Sedang Rehabilitasi
Permukaan
4 5 20 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Perkerasan
Trotoar 2 5 10 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
Kerb 1 5 5 Baik Pemeliharaan rutin dan berkala
 Bobot 72
 Bobot x CR 386
Bridge Condition 5.36
Rating (BCR)
Kondisi Baik
Usulan Pemeliharaan rutin dan berkala

Perbandingan Hasil Nilai Kondisi Jembatan BMS dan BCR


Untuk analisa perbandingan antara BMS dan BCR akan dilakukan dengan melihat nilai kondisi serta
usulan yang diperoleh dari dua metode tersebut. Perbandingan kedua metode dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 7. Perbandingan Hasil Nilai Kondisi


Nilai Kondisi Usulan Penanganan
Nama Jembatan
BMS BCR BMS BCR
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin dan
Kr. Angan 0 5,36
dan berkala berkala
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin dan
Kr. Inong 2 5,22
dan berkala berkala
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin dan
Kr. Geunapet A 0 5,28
dan berkala berkala
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin dan
Kr. Geunapet B 0 5,28
dan berkala berkala

Setelah dilakukan perbandingan hasil nilai kondisi antara BMS dan BCR diperoleh nilai serta usulan
penanganan yang sama. Kemudian kekurangan pada sistem BCR terdapat pada tidak dilakukan penilaian
daripada sistem drainase lantai dan sandaran.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil pemeriksaan dilapangan terdapat beberapa kerusakan seperti komponen yang rusak atau
hilang, perubahan bentuk komponen, kerontokan beton, sampah yang menumpuk, pipa cucuran
tersumbat, bagian yang longgar atau lepas ikatannya, retak dan permukaan kasar atau berlubang pada
lapis permukaan, serta penurunan mutu dari cat dan galvanis. Dari hasil pemeriksaan dan penilaian
menggunakan metode BMS diketahui nilai kondisi umum masing-masing jembatan seperti
Jembatan Kr. Angan dengan nilai kondisi 0 dan kode kerusakan yang ada pada jembatan Kr.
Angan adalah 502, 803, 305, 303 dan 201. Jembatan Kr. Inong diperoleh nilai kondisi 2 dengan
kode kerusakan 502, 711, 303, 502, 202, 721a. Pada jembatan Kr. Geunapet A diperoleh nilai
kondisi 0 dengan kode kerusakan 502, 711, 806, 522, 301, dan 305. Untuk jembatan Kr.
Geunapet B diperoleh dengan nilai kondisi 0 dan kode kerusakan 502, 711, 803, 721a, 502 dan
302. Pada metode BCR usulan penanganan ke 4 unit jembatan yaitu pemeliharaan rutin dan
450
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(1),443-451 (2020)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.16462

berkala. Untuk nilai kondisi umum Jembatan Kr. Angan ialah 5,36, Jembatan Kr. Inong dengan
nilai 5,52, Jembatan Kr. Geunapet A dengan nilai 5,28, dan Jembatan Kr. Geunapet B dengan
nilai 5,28. Pada perbandingan BMS dan BCR untuk hasil penilaian kondisi dan usulan penanganan
jembatan menghasilkan nilai kondisi dan usulan yang sama yaitu berupa pemeliharaan rutin dan berkala.
Untuk beberapa komponen diperlukan penanganan berupa perbaikan retak pada beton, patching pada
lubang dilapis permukaan, pengecatan kembali pada rangka baja dan sandaran, kemudian perbaikan pada
pipa cucuran dan drainase lantai, serta perbaikan pada sambungan siar muai.
Penggunaan software perlu ditingkatkan lagi, sehingga kedepannya semakin berkembang dan
memperoleh hasil yang lebih baik. Dari hasil pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan diketahui
bahwa kondisi jembatan Kr. Inong perlu dilakukan perbaikan dan perkuatan pada struktur beton lantai
jembatan, dikarenakan pada lantai jembatan mengalami retakan dari bentang 1 sampai bentang 2,
kemudian kerontokan beton disertai karat pada besi tulangan pada beberapa tempat. Pemeriksaan dan
penilaian kondisi jembatan menggunakan BCR dapat diterapkan atau dilakukan oleh konsultan pada
pemeriksaan kondisi jembatan karena hasil daripada perbandingan dengan BMS menghasilkan hasil yang
sama.

DAFTAR PUSTAKA
Apriani, W, Megasari, SW, Putriloka, WA, 2007, Penilaian Kondisi Jembatan Rangka Baja di Riau
dengan Metode Bridge Management System, Siklus Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Vol 4, No. 2, Oktober 2018.
Australian International Development Assistance Bureau, 1993, Panduan Sistem Informasi Manajemen
IBMS, Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2017, Pemeliharaan Kinerja Jembatan (SKh-2.10.b), Departemen
Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta.
Hambali, 2012, Evaluasi Batas Layan Jembatan Beton Terhadap Waktu Dengan Permodelan Artificial
Neural Network, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Hariman, F, Christady, H, Triwiyono, A, 2007, Evaluasi dan Program Pemeliharaan Jembatan dengan
Metode Bridge Management System, Forum Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta, No. XVII/3-September 2007.
Krisna, F, dan Junaedi, D, Imrona, M, 2016, Optimalisasi Skala Prioritas Perawatan Jembatan
Menggunakan Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(Promothee) dan Analytical Hierarchy Process (AHP), e-Proceeding of Engineering,
Universitas Telkom, Bandung, ISSN 2355-9365 (3573-3582), Vol 3, No. 2, Agustus 2016.
NYSDOT, 2001, Pembobotan Komponen Jembatan, Bridge Management, New York.
NYSDOT, 2003, Usulan Penanganan Jembatan, Bridge and Tunels Annual Condition Report, New
York.
NYSDOT, 2004, Pembobotan Komponen Jembatan, Bridge Inventory Manual, New York.
Radomski, W, 2002, Bridge Rehabilitation, Warsaw University of Technology, Poland.
Struyk, H.J., dan Veen, K.H.C.W., 1984, Jembatan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Subagio, G, Triwiyono,A, Satyarno, I, 2008, Sistem Informasi Manajemen Jembatan Berbasis WEB
Dengan Metode Bridge Condition Rating, Forum Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, No. XVIII/3-September 2008 : 947-957.
Syahputra, D, 2016, Kajian Perkuatan Lantai dan Gelagar Jembatan, Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.
Sudrajat, H, Djakfar, L, dkk., 2015. Penentuan Prioritas Penanganan Jembatan Pada Jaringan Jalan
Provinsi Jawa Timur,Rekayasa Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, ISSN
1978-5658 (219-228), Vol 9, No. 3-2015.

451

You might also like