You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

1. Nomor Kelompok : D10


2. Nama anggota kelompok : 1. Felya Aprileona 110118359
2. Rahayu Hardianti R 110118360
3. Felia ASPN 110118367
3. Tanggal Praktikum / praktikum ke: 25 Maret 2021 / Praktikum Minggu Ke 7

4. Judul Tugas : Analisis Kadar Asam Salisilat Dalam Bedak Dengan Metode
Spektrofotometri Visible
5. Bentuk Sediaan : Serbuk
6. Pustaka Acuan :
 Higuchi Takeru, Einar Brochmann Hanssen, 1961, Pharmaceutical
Analysis Intercience Publisher, New York, p. 22-23
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
nomor 23 tahun 2019 Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika
7. Acuan yang dipilih :
Higuchi Takeru, Einar Brochmann Hanssen, 1961, Pharmaceutical Analysis
Intercience Publisher, New York, p. 22-23

I. Prosedur Asli

One of the oldest methods for the identification of salicylates is based on


the reaction of salicylic acid with ferric salts result of which a violet color is
formed. The ontensity of the color of the solution produced by this reaction has
been used as a quantitative method for many years. Pankratz and Bandelin (22)
have recently made a study of the optimum conditions for the reaction, and of the
accuracy and reproducibility in the determination of various salts and esters of
salicilyc acid commonly used in medicine. The maximum spectral absorbtion of
the ferric salicylate complex occurs 525 mµ and the system conforms to Beer’s
law. The most favorable pH range is between 4 and 6. Reproducibility within 1%
may bbe attained in the determination of esters. The absorbance of a 1% solution
1%
of salicilyc acid in the form of the ferric complex in a 1 cm. cell, A
1c value, at
m
525 mµ has been determined as 116,0 (33). Form this value it is seen that the
methods is sensitive to small amounts of the free acid.

Preparation of the Standard Curve


A sample of exactly 0.2000 g. of salicylic scid, previously dried at 100°C.
for 1 hour, is weighed and dissolved in 15 ml. of alcohol and diluted to exactly 1
liter with water. Aliquots of 5, 10, 15, 20, and 25 ml. are placed in 100 ml,
voluinetric Hasks, 5 ml. of a 1% ferric nitrate in 1% nitric acid solution is added
as the color developer, and the solutions are diluted to volume with water. The
resultant solutions will be at the optinum pH of between 5 and 6. The
absorbances of the solutions are read on the Beekman spectrophotometer at 525
mµ with water as a blank and with 1 cm. cells. The results are plotted ns
absorbance vs. percentage concentration. The dilutions of the aliquots taken
above correspond to concentrations of 0.001, 0.002, 0.003, 0.001, and 0.005%,
respectively.

Procedure
A sample, corresponding to upproximately 0.2 g. of salicylic acid, is
weighed accurately and dissolved in 15 ml. of alcohol. This solution is made up to
a volume of exactly 1 liter with water and is filtered if necessary rejecting the first
50 ml. of filtrate. An aliquot of the clear solution of 25 ml. is placed in a 100 ml.
volumetric fask and 5 ml. of the ferric nitrate solution is added. The solution is
made up to volume and read on the spectrophotometer as in the case of the
calibration curve. The concentration of the solution is then read from the
calibration curve. If the absorbance of the solution does not fall betwen 0.1 and
0.7, it i suggested that another aliquol, of such a size that the reading will fall
within these limits, be taken and that the calculation be adjusted to account
for the difference.
Alternatively, the A1c 1% at 525 mµ may be determined in place of
m
preparing a calibration curve, by dividing the absorbance by the present
concentration of a solution of known concentration. The absorbance values
obtained as described for the calibration curve may be used, and an average
value for the absorptively calculated. The percent concentration of the dilution
being determined is then obtained by dividing the absorbance read for
that .
1%
dilution by the 1cm
A

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2019
Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika

II. Rencana Kerja

1. Perencanaan Bahan dan Alat :


 Bahan :
 Etanol 80 ml
- Untuk pembuatan Baku Induk Asam Salisilat : 15 ml
- Untuk penetapan kadar sampel (replikasi 4 kali) = 15 ml x 4 =
60 ml
- Total volume etanol yang digunakan = 75 ml ~ 80 ml, diambil
menggunakan beaker glass 100 ml kemudian ditutup dengan
kaca arloji

 1 % Fe(NO3)3 dalam HNO3 1 % 50 ml


- Untuk baku kerja (replikasi 5x) = 5 ml x 5 = 25 ml
- Untuk sampel (replikasi 4x) = 5 ml x 4 = 20 ml
- Total volume 1% Fe(NO3)3 dalam HNO3 1 % yang dibutuhkan
= 45 ml ~ 50 ml

 Air bebas mineral 1000 ml


Untuk baku induk = 100 ml
Untuk pengenceran baku kerja = 50 + 100 +50 + 50 = 200 ml
Untuk sampel (replikasi 4x) = 100 ml x 4 = 400 ml
Untuk pengencaran sampel = 50 ml x 4 = 200 ml
Total Air bebas mineral yang dibutuhkan = 900 ml ~ 1000 ml

 Asam Salisilat 100 mg


Untuk pembuatan baku Induk 1000 ppm = Ditimbang 100 mg

 Sampel (Bedak mengandung Asam Salisilat) 6,3 gram


Untuk penetapan kadar , dibutuhkan ± 1,5 gram dilakukan
replikasi 4 kali  1,5 x 4 = 6 gram ~ 6,3 gram

 Alat :
 Instrumen Spektrofotometer UV-Vis
 Botol Timbang (1)
 Labu Ukur 100,0 ml , 50,0 ml (4/4)
 Pipet volume 1,0 ml ; 2,0 ml ; 3,0 ml ; 5,0 ml ; 10,0 ml (1/1/1/1/1)
 Pengaduk kaca (1)
 Timbangan analitik
 Timbangan milligram
 Anak timbangan
 Kertas timbang
 Corong Kaca (2)
 Kertas Saring
 Kuvet (1)
 Mortir dan stamper (1/1)
 Sudip (1)
 Kertas lensa

2. Pembuatan Baku Induk


 Ditimbang Asam Salisilat 100,0 mg dengan Botol timbang ,
menggunakan Timbangan analitik
 Diambil Etanol sebanyak 15 ml menggunakan gelas ukur.
 Segera ditambahkan etanol ke dalam botol timbang secukupnya ,
lalu diaduk sampai larut dengan batang pengaduk
 Dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml , dengan
menggunakan batang pengaduk dan corong gelas
 Ditambahkan sisa etanol yang ada di dalam gelas ukur
menggunakan batang pengaduk dan corong
 Ditambahkan air bebas mineral sampai 100 ml (sampai batas tanda)
 Dikocok perlahan sampai homogen
 Kemudian dihitung konsentrasi dari Larutan Baku Induk

Larutan Baku Induk : 100 mg / sampai 100 ml


X 10
Larutan Baku Induk : 1000 mg/L (ppm)

3. Auto Zero Blanko :

 Menyalakan spektrofotometri Uv Vis


 Mempersiapkan kuvet blanko
 Pastikan kuvet yang akan digunakan dalam keadaan bersih
 Kemudian kuvet dibilas dengan pelarut (Air bebas mineral)
beberapa kali
 Lalu kuvet diisi dengan larutan blanko (Air bebas mineral) , dan
bagian sisi luar kuvet yang transparan dibersihkan dengan kertas
lensa
 Kuvet blanko dimasukkan kedalam sample chamber yang ada di
spektrofotmeter Uv-Vis
 Ditekan tombol Auto Zero
 Kemudian kuvet blanko dikeluarkan

4. Pembuatan Baku Kerja , Wavelenght scanning dan Time scanning

 Disiapkan larutan baku induk 1000 ppm yang telah dibuat


 Dipipet larutan baku induk sebanyak 1,0 ml menggunakan pipet
volume 1,0 ml
 Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50,0 ml
 Ditambahkan 5 ml 1 % Fe(NO3)3 , kemudian stopwatch langsung
dinyalakan
 Kemudian ditambahkan air bebas mineral sampai batas tanda labu
ukur
 Dikocok perlahan sampai homogen
 Pastikan kuvet yang akan digunakan dalam keadaan bersih
 Kuvet dibilas dengan larutan baku kerja beberapa kali
 Kemudian kuvet diisi dengan larutan baku kerja
 Bagian sisi kuvet yang transparan dibersihkan dengan kertas lensa
 Kuvet kemudian dimasukkan ke dalam spektrofotometer Uv-Vis ,
dan dilakukan wavelength scanning pada rentang λ ± 20 nm dari λ
maksimal menurut literatur (505nm - 545nm).
 Kemudian diukur waktu yang dibutuhkan sampai hasil
absorbansi nya stabil , hentikan stopwatch dan catat waktu ketika
hasil absorbansi nya stabil

5. Pengukuran Absorbansi Baku Kerja

 Dibuat baku kerja dengan konsentrasi 30 ppm , 40 ppm, 50 ppm ,


60 ppm .
 Dipipet baku induk masing masing menggunakan pipet volume 3,0
ml ; 2,0 ml ; 5,0 ml ; 3,0 ml serta dimasukkan ke dalam labu ukur
masing masing 100,0 ml ; 50,0 ml ; 100,0 ml ; 50,0 ml
 Kemudian ditambahkan 5 ml 1 % Fe(NO3)3
 Kemudian ditambahkan air bebas mineral sampai batas tanda labu
ukur masing masing
 Dikocok perlahan sampai homogen
 Pastikan kuvet yang akan digunakan dalam keadaan bersih
 Kuvet dibilas dengan larutan baku kerja beberapa kali
 Kemudian kuvet diisi dengan larutan baku kerja
 Bagian sisi kuvet yang transparan dibersihkan dengan kertas lensa
 Kuvet kemudian dimasukkan ke dalam spektrofotometer Uv-Vis ,
 Kemudian diukur absorbansi masing masing baku kerja pada
λ maksimal dan waktu stabil warna yang didapatkan dari Time
Scanning
 Dibuat persamaan regresi antara konsentrasi baku kerja
(ppm) dengan absorbansi baku kerja

6. Penetapan Kadar Asam Salisilat Dalam Sampel

 Sampel (bedak) digerus terlebih dahulu sampai homogen


menggunakan mortir dan stamper
 Ditimbang sampel (bedak Asam Salisilat) sebanyak ± 1500 mg di
timbangan miligram , kemudian sampel yang telah ditimbang
dimasukkan kedalam beaker glass kosong yang telah ditara diatas
timbangan analitik. Dicatat bobot sampel yang terbaca
 Kemudian sampel ditambahkan dengan 15 ml etanol , aduk sampai
larut menggunakan batang pengaduk, sehingga asam salisilat di
dalam sampel larut semua
 Dilakukan proses pemisahan asam salisilat yang larut dalam etanol
dengan talk yang tidak larut :
- Proses pemisahan yang dilakukan yaitu dengan proses
saring basah
- Metode penyaringan basah menggunakan kertas saring , corong
kaca , batang pengaduk serta labu ukur 100,0 ml
- Larutan sampel dituang ke dalam corong kaca yang sudah
berisi kertas saring dan terdapat labu ukur yang akan
menampung filtrate nya , lalu larutan sampel dituang
secara perlahan
- Ditambahkan Air bebas mineral sampai 100,0 ml sampai batas
tanda labu ukur
- Dikocok perlahan sampai homogen
 Dilakukan pengenceran 5 kali dari konsentrasi awal :
- Dipipet larutan sampel sebanyak 10,0 ml menggunakan pipet
volume
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml
- Ditambahkan 5 ml Fe(NO3)3 1% dan ditambahkan Air
bebas mineral sampai 50,0 ml (sampai batas tanda) yang ada
pada labu ukur
- Dikocok perlahan sampai homogen
 Larutan sampel yang telah diencerkan , kemudian dimasukkan ke
dalam kuvet
 Diamati absorbansinya pada Spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 525 nm berdasarkan waktu stabil yang
didapatkan dari Time Scanning
 Lakukan cara kerja yang sama seperti diatas pada replikasi yang
ke 2, 3 dan 4.

III.Hasil yang didapatkan


Praktikan melakukan analisis kadar asam salisilat dalam bedak tabur “ABC” batch 123. Mula-
mula disiapkan larutan baku kerja asam salisilat dari baku induk yang telah dipersiapkan.
Data Absorbansi Sampel
Replikasi Bobot penimbangan Absorbansi
(g)
1 0,782
2 0,456
3 0,768
4 0,435
1. Buatlah data penimbangan baku induk hingga mendapat konsentrasi larutan baku kerja
(bpj).
Jawab :
Konsentrasi Baku Induk :
= 100 ,0 mg dalam 100,0 ml
X 10
= 1000 mg/L (ppm)

2. Buatlah data rentang baku kerja, simulasi bau kerja (bpj) vs absorbansi berdasarkan
A11 yang telah didapat dalam pustaka
Jawab :
Syarat absorbansi = A = 0,2 – 0,8
Spektrofotometer Visibel
525 nm =116

= 116 Larutan asam salisilat 1 % dimasukkan ke dalam kuvet 1 cm


1% = 1 gram / 100,0 ml = 1.000 mg / 100,0 ml
= 10.000 mg / 1.000,0 ml
= 10.000 bpj
Asam salisilat 1% = 10.000 bpj => 1cm => A = 116
- 0,2/116 x 10.000 bpj=17,24137931 bpj => A = 0,2
- 0,8/116 x 10.000 bpj=68,96551724 bpj => A = 0,8
Jadi, dibuat baku kerja yang memiliki rentang dari 17,24137931 bpj - 68,96551724 bpj
agar nilai Absorbansi ( A) = 0,2 - 0,8
Dipipet baku + aquadem Konsentrasi baku kerja (bpj) Absorbansi
induk (ml) sampai (ml)
2,0 ml 100,0 ml 0,232

3,0 ml 100,0 ml 0,328

4,0 ml 100,0 ml 0,464

5,0 ml 100,0 ml 0,58

3,0 ml 50,0 ml 0,696

Perhitungan absorbansi =
- 10.000 bpj => A = 116
20 bpj => A = ...
A= 20 bpj / 10,000 bpj x 116 = 0,232
- 10.000 bpj => A = 116
30 bpj => A = ...
A= 30 bpj / 10,000 bpj x 116 = 0,348
- 10.000 bpj => A = 116
40 bpj => A = ...
A= 40 bpj / 10,000 bpj x 116 = 0,464
- 10.000 bpj => A = 116
50 bpj => A = ...
A= 50 bpj / 10,000 bpj x 116 = 0,58
- 10.000 bpj => A = 116
60 bpj => A = ...
A= 60 bpj / 10,000 bpj x 116 = 0,696

Regresi C baku kerja vs A baku


kerja a = -0,012
b = 0,0118
r = 0,99899
y = a + bx
y = (-0,012) + (0,0118.x)

3. Buatlah terlebih dahulu perencanaan penimbangan sampel (mg) untuk diperiksa


dengan mempertimbangkan kons baku kerja
4. Buatlah simulasi berapa yang harus ditimbang dan berapa pengenceran untuk
mendapatkan absorbansi yang telah ditentukan sebelumnya (diatas).
Jawab no 3 dan 4 :
Kadar asam salisilat dalam label bedak = 2%
Replikasi Bobot Konsentrasi Pengenceran Absorbansi
Penimbangan sampel (bpj) 10x
(mg)
1 3.400 34.000 x 34.000 0,782
10/100.0
bpj = 3.400 bpj
2 1.900 19.800 0,456
x 19.800
bpj = 1.980 bpj
3 3.450 33.100 0,768
x
33.100bpj =
3.310 bpj
4 1.850 18.500 0,435
x 18.500
bpj = 1.850 bpj

a. Sampel 1
Absorbansi = 0,782

Karena melebihi rentang sehingga menggunakan


perbandingan :

A sampel
C sampel = x C baku kerja
A baku kerja

0,782
C sampel = x60
0,696

C sampel = 67,413793104 bpj

Kadar sampel = (67,413793104/ 3.370) x 100% =


2,00040929% = 2,00%

b. Sampel 2
Konsentrasi sampel = 1.980 mg/100,0 mL  19.800 bpj
Dipipet 10,0 mL ad 100,0 mL  pengenceran 10x

Konsentrasi sampel = x 19.800 bpj = 1.980 bpj


Kadar sampel 1  Absorbansi = 0,456
y = (-0,012) + (0,0118)x
0,456 = (-0,012) + (0,0118)x
x = 39,66101695 bpj
Kadar : (39,66101695 / 1.980 ) x 100% = 2,003081664% = 2,00%
c. Sampel 3
Absorbansi = 0,768

Karena melebihi rentang sehingga menggunakan


perbandingan :

A sampel
C sampel = x C baku kerja
A baku kerja

0,768
C sampel = x60
0,696

C sampel = 66,206896554 bpj

Kadar sampel = (66,206896554 / 3.300) x 100% =


2,00626959% = 2,00%

d. Sampel 4
Konsentrasi sampel = 1.850 mg/100,0 mL  18.500 bpj
Dipipet 10,0 mL ad 100,0 mL  pengenceran 10x

Konsentrasi sampel = x 18.500 bpj = 1.850 bpj


Kadar sampel 1  Absorbansi = 0,435
y = (-0,012) + (0,0118)x
0,435 = (-0,012) + (0,0118)x
x = 37,88135593 bpj
Kadar : (37,88135593 / 1.850) x 100% = 2,047640861% = 2,05%

IV. Perhitungan Hasil Akhir

Replikasi % kadar  Rata –rata % kadar =2 %


sampel
I 1,98%  SD = 0,03109126351
II 2,00 %
III 1,99 %  KV = x 100 %
IV 2.05 %
= 1,55%
V. Pembahasan
Asam salisilat merupakan senyawa golongan fenol dengan pemerian hablur putih, biasanya
berbentuk jarum halus atau serbuk halus putih, rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk
sintetis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna
kekuningan atau merah muda dan berbau lemah mirip mint. Kelarutannya sukar larut dalam air
dan dalam benzen, larut dalam air mendidih, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, serta agak
sukar larut dalam kloroform. (FI VI,hal 193).
Dalam praktikum ini,digunakan etanol sebagai pelarut dikarenakan asam salisilat pada bedak
salicyl mempunyai kelarutan yang baik terhadap etanol, sementara talk yang berfungsi sebagai
bahan tambahan tidak larut dalam pelarut organic (etanol), sehingga akan diperoleh keterpisahan,
solusinya yaitu dilakukan penyaringan sehingga hasil pengamatan menggunakan spektrofotometri
tidak akan terganggu oleh talk.
Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 2019 Nomor 23 tentang Persyaratan Teknis Bahan
Kosmetika, kadar asam salisilat dibatasi 3% untuk produksi bilas dan 2% untuk produk lainnya.
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah spektrofotometri visibel. Senyawa dapat
diukur apabila mempunyai ikatan terkonjugasi dan gugus kromofor yang dapat memberikan
warna sehingga penetapan kadar asam salisilat dapat menggunakan metode ini.

(Struktur asam salisilat)


Langkah pertama pada praktikum ini adalah membuat larutan baku induk asam salisilat untuk
mengetahui konsentrasinya. Kemudian dibuat larutan baku kerja dengan penambahan larutan
Fe(NO3)3 (ferinitrat 1% dalam asam nitrat 1%). Penambahan Fe(NO3)3 untuk memberikan warna
pada senyawa asam salisilat yang jernih sehingga mempunyai serapan warna. Asam salisilat akan
membentuk kompleks berwarna ungu dengan penambahan ferinitrat. Fenol yang bereaksi dengan
Fe(NO3)3 akan memberikan warna ungu, karena asam salisilat adalah senyawa yang mengandung
gugus fenol maka reaksi Fe(NO3)3 dengan asam salisilat juga akan memberikan warna ungu.
Maka dari itu, diperlukan time scanning yaitu waktu yang dibutuhkan asam salisilat bereaksi
dengan ion Fe untuk menghasilkan nilai absorbansi yang stabil. Diamati pada wavelength
scanning 505 nm - 545 nm karena berdasarkan pustaka diketahui panjang gelombangnya 525 nm
lalu kami dibuat rentang ± 20 dari panjang gelombang tersebut.
Kemudian dibuat persamaan regresi antara konsentrasi dan absorbansi dari data yang diperoleh
dari berbagai pengenceran.Lalu dilakukan penetapan kadar asam salisilat dalam sampel.
Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan kurva baku tersebut. Pada penentuan,
absorbansi yang terbaca hendaknya 0,2 sampai 0,8 sehingga sebelumnya telah dibuat perhitungan
rentang konsentrasi baku kerja.
Pada percobaan ini, diperoleh rata-rata kadar asam salisilat sebanyak 2% sehingga berdasarkan
ketentuan BPOM RI Tahun 2019 Nomor 23 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika bahwa
kadar asam salisilat dalam bedak tabur tidak lebih dari kadar maksimum yaitu 2,00%. SD yang
didapat yaitu 0,03109126351 menunjukkan aneka ragam data dari 4 kali replikasi yang cukup
baik, dan KV sebesar 1,55% menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki keterulangan
yang baik.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan ketentuan BPOM RI Tahun 2019 Nomor 23 tentang Persyaratan Teknis Bahan
Kosmetika bahwa kadar asam salisilat dalam bedak tabur tidak lebih dari kadar maksimum yaitu
2%. Dalam percobaan kami mendapatkan hasil rata-rata kadar asam salisilat dalam bedak tabur
“ABC” batch 1,2,3 adalah 1,99% à tidak melebihi batas maksimum.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bedak tabur “ABC” batch 1,2,3 boleh diedarkan.

Tanda Tangan peserta

Felya Aprileona (110118359)

Rahayu Hardianti R (110118360)


Felia ASPN (110118367)

You might also like