You are on page 1of 7

DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.

10008

Research Article

Studi Farmakognostik Tanaman Harendong Bulu (Clidemia Hirta) asal Maluku

Aulia Debby Pelu1, Jayanti Djarami2


1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

Abstract
Harendong Bulu with the Latin name Clidemia hirta is a plant that belongs to the Melastomataceae
family, this plant usually has medicinal properties. This study aims to obtain morphological,
anatomical, organoleptic data, and identify the chemical content of the harendong bulu (Clidemia hirta)
plant. The research design used is a laboratory experiment. Morphological examination showed that
the feathered harendong (Clidemia hirta) belongs to the magnoliopsida class with woody stems, round
stems, hairy stem surfaces, scaly and brown in color and a tapered root system. Anatomical examination
showed that the harendong bulu (Clidemia hirta) plant has epidermis, endodermis, cuticle, stomata,
vessels, xylem and phloem, periskel, cortex, and calcium oxate crystals. On organoleptic examination,
the leaves of Harendong Bulu (Clidermia hirta) have a bitter and sweet taste and a characteristic odor,
while the stem has a bitter taste and characteristic odor, and the roots have a bitter taste and odorless.
Chemical identification of harendong bulu leaf powder obtained positive results for tannins (catechols
and pyrogalotanins), dioxyanthraquinones, steroids, saponins, glycosides and phenols. Judging from
the chemical content possessed by the fur harendong plant, this plant is efficacious as a medicine, one
of which is as an antibacterial that can be used by the public for traditional medicine.

Keywords: Pharmacognostic Studies, Harendong Bulu, Chemical Content, Medicinal Plants, Moluccas

Pendahuluan diwariskan secara turun-temurun, yang tadinya


Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini hanya dikenal kalangan tertentu kemudian
tak hanya digunakan sebagai bahan pangan menyebar hingga masyarakat luas. Modernisasi
ataupun untuk dinikmati keindahannya saja, tetapi mentautkan tanaman obat dengan dunia farmasi.
dapat juga bermanfaat sebagai bahan untuk Perlahan-lahan keampuhannya diakui kalangan
mengobati berbagai jenis penyakit. Negara- ilmiah (Rezqi, H & Susi, N 2015).
negara maju melirik herbal untuk pengobatan Untuk mendapatkan produk obat tradisional
beragam penyakit. Konsumsi obat tradisional di yang bermutu, bahan baku obat tradisional harus
China mencapai 50% dari total konsumsi di terstandarisasi, standarisasi dilakukan dengan
bidang kesehatan. Sekitar 80% penduduk Benua melakukan berbagai uji atau metode untuk
Afrika menggunakan obat tradisional untuk mendapatkan data-data baik secara kualitatif
menjaga kesehatan (Rezqi, H & Susi, N, 2015). maupun kuantitatif. Standarisasi mengacu kepada
Di Indonesia, keberadaan tanaman sebagai monografi seperti pada materi medika Indonesia
obat sudah dikenal sejak ribuan tahun lampau. dan Farmakope Indonesia. Kualitas obat
Bukti sejarah ini terukir di helaian lontar, dinding- tradisional sangat ditentukan oleh bahan
dinding candi, dan kitab masa lalu. Resep baku/simplisia. Salah satu persyaratan agar
simplisia dapat diolah menjadi obat tradisional
*corresponding author: Aulia Debby Pelu. adalah bahwa identitas dan kemurniannya haruis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada dianalisis diantaranya melalui analisis
Email: auliadebbypelu@gmail.com
Summited: 19-09-2021 Revised: 31-10-2021
makroskopik dan mikroskopik. Analisis ini
Accepted: 17-12-2021 Published: 19-12-2021 sangat membantu dalam mengidentifikasi

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 314


DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.10008

simplisia dan memastikan keaslian simplisia Hirta). Penelitian ini dilaksanakan di


(Diera, F., Arnida, & Rahmat, Y, 2018). Laboratorium Farmakognosi Program Studi
Maluku merupakan provinsi yang kaya akan Farmasi STIKes Maluku Husada. Sampel dalam
keanekaragaman hayati, dimana banyak penelitian ini yaitu tanaman harendong bulu
masyarakat yang menggunakan tumbuhan atau (Clidemia Hirta).
obat tradisional secara turun temurun untuk Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
mengobati atau menghilangkan suatu penyakit. terdiri dari alat dan bahan. Adapun alat yang
Harendong bulu merupakan sejenis tumbuhan digunakan yaitu Camera digital, Cawan porselin,
renek yang biasanya dijumpai tumbuh liar Kaca preparat, Mikroskop, Pisau silet, Blender,
dikawasan semak samun dan belukar. Tumbuhan Sendok tanduk, Gelas piala (Pyrex), Gelas ukur
ini merupakan jenis yang mudah ditemui di areal (Pyrex), Gunting, Plat tetes, Tabung reaksi
terbuka dan terkadang tumbuh menutupi tepian (Pyrex), Timbangan analitik (AND) dan Penangas
hutan bahkan menjadi gulma. Tumbuhan ini juga air. Sedanhgkan bahan yang digunakan yaitu
menyukai tempat yang lembab dan tanah yang tanaman Harendong Bulu (Clidemia Hirta),
mempunyai kandungan humus yang tinggi. kloralhidrat, larutan amonia, pereaksi FeCl3 1N,
Harendong bulu dengan nama latin Clidemia hirta brom, HCl, NaOH, etanol 90% P, KOH 10%,
merupakan tumbuhan yang masuk ke dalam liberman, bauchardat, kertas saring. Analisis data
famili Melastomataceae. Tumbuhan ini biasanya berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
berkhasiat obat. Kegunaan tanaman harendong Prosedur Kerja
bulu yaitu sebagai pencuci luka bernanah, Sampel yang digunakan dalam penelitian
menghentikan pendarahan pada luka sayat, adalah akar, batang, daun dan bunga tanaman
dapat digunakan untuk penyakit obat sawan, Harendong Bulu (Clidemia Hirta). Sampel yang
digunakan di ambil dari desa Hitu, Kabupaten
selain itu buah dari harendong bulu dapat
Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Sampel dicuci
dimanfaatkan menjadi obat bisul dan
bersih dari kotoran yang melekat pada sampel
mengobati luka (Steenis, dkk, 2011). dengan menggunakan air mengalir. Untuk serbuk,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampel yang digunakan adalah daun. Daun
profil farmakognostik dari tanaman Harendong Harendong Bulu (Clidemia Hirta) setelah
bulu (Clidemia hirta) yang terdiri dari data dibersihka, dirajang kemudian dikeringkan
morfologi tumbuhan, data anatomi tumbuhan, dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering siap
data organeoleptik tumbuhan serta kandungan untuk diserbuk.
kimia dari tumbuhan. Farmakognostik merupakan Pemeriksaan makroskopik morfologi tanaman
parameter yang digunakan untuk mempelajari dilakukan dengan mengamati bentuk morfologi
bagian- bagian tumbuhan yang dapat digunakan fisik dari akar, batang, daun dan bunga, kemudian
sebagai obat alami yang telah melawati berbagai dilakukan pengambilan gambar. Pemeriksaan
macam penguujian, sehingga dapat memberikan Mikroskopik tanaman dilakukan dengan
informasi untuk menjamin kualitas dan kuantitas mengamati bentuk sel dan jaringan tanaman pada
produk obat tradisional. bagian penampang melintang dan membujur dari
akar, batang, daun dan bunga secara mikroskopik.
Methods Caranya yaitu dengan mengiris setipis mungkin
Jenis penelitian adalah eksperimental bagian dari tanaman yang akan diperiksa dengan
laboratorium, untuk mengetahui keterangan dari menggunakan pisau silet, kemudian diletakan
suatu fakta secara terperinci dan sistimatis dari diatas kaca objek dan ditetesi dengan kloralhidrat,
tumbuhan obat, dalam hal ini dilakukan tutup dengan kaca penutup, letakan preparat yang
pemeriksaan parameter farmakognostik meliputi akan diperiksa diatas meja benda mikroskop
pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, diamati dan dilakukan pengambilan gambar.
organeoleptis dan identifikasi adanya kandungan Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan
kimia pada tanaman Harendong Bulu (Clidemia penggunaan panca indra mengamati warna,

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 315


DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.10008

bentuk, bau dan rasa dari bagian tanaman yang Serbuk dimasukkan dalam 2 tabung reaksi, dan
masih segar meliputi akar, batang, daun dan bunga ditambahkan :
dari tanaman Harendong Bulu (Clidemia Hirta). a) Larutan besi (III) klorida 3 ml, dan 1 ml
Uji kandungan kimia dilakukan dengan asam klorida P, terjadi warna coklat
menggunakan pereaksi tertentu untuk mengetahui kemerahan perlahan berubah menjadi
kandungan kimia yang terkandung pada tanaman violet atau ungu.
tersebut: b) Larutan ammonia encer 3,5%, dikocok,
1. Reaksi identifikasi terhadap tanin terjadi warna merah lembayung.
A. Identifikasi terhadap katekol 7. Reaksi Identifikasi terhadap fenol
a) Serbuk ditambah dengan larutan Serbuk dimasukan dalam vial, ditambahkan
FeCl3 1 N, jika mengandung katekol, air, ditutup dengan kaca objek, diatasnya telah
menghasilkan warna hijau. diberi kapas yang telah dibasahi air, kemudian
b) Serbuk ditambah dengan larutan dipanaskan. ada uap yang berupa cairan pada kaca
brom, jika mengandung katekol, objek, diambil dan ditambahkan FeCl3, jika
terjadi endapan. mengandung fenol menghasilkan warna biru
B. Identifikasi terhadap pirogalotanin hitam (Selfida H, dkk, 2018).
a) Serbuk ditambah dengan larutan
FeCl3 1 N, jika mengandung Hasil
pirogalotanin, menghasilkan warna Penelitian ini telah dilaksanakan di
biru. laboratorium Farmakognosi Program Studi
b) Serbuk ditambah dengan larutan Farmasi STIKes Maluku Husada. Sampel dalam
brom, jika mengandung penelitian ini yaitu tanaman harendong bulu
pirogalotanin, tidak terjadi endapan. (Clidemia hirta) yang diambil di Desa Hitu,
c) Serbuk ditambahkan NaOH jika Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.
menghasilkan warna merah coklat, Hasil penelitian yang dapat ditampilkan terdiri
berarti mengandung pirogalotanin. dari pemeriksaan parameter farmakognostik
2. Reaksi identifikasi terhadap dioksiantrakinon meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik,
Serbuk dimasukkan ke dalam tabung organeoleptis dan identifikasi adanya kandungan
reaksi, ditetesi dengan KOH 10% b/v dalam kimia pada tanaman harendong bulu (Clidemia
etanol 90% P, jika mengandung hirta).
dioksiantrakinon menghasilkan warna merah. 1. Pemeriksaan morfologi tanaman
3. Reaksi identifikasi terhadap steroid harendong bulu (Clidemia hirta)
Serbuk dimasukkan ke dalam tabung Hasil pemeriksaan morfologi tanaman
reaksi, kemudian ditetesi pereaksi liberman harendong bulu (Clidemia hirta) merupakan
bauchardat, jika mengandung steroid salah satu tanaman perdu, dengan tinggi
berwarna biru sampai hijau. tumbuhan 55 cm. Daun tunggal berhadapan,
4. Reaksi identifikasi terhadap saponin ujung pangkal daun runcing, permukaan daun
Serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi, berbulu, dengan panjang daun 8 cm, lebar daun
tambahkan 10 ml air panas, dinginkan 5 cm dan berwarna hijau. Batangnya
kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, merupakan batang berkayu, bentuk batang
terbentuk buih, ditambahkan 1 tetes asam bulat, permukaan batang berbulu rapat,
klorida 2 N, buih tidak hilang. bersisik, arah tumbuh batang ke atas dan
5. Reaksi identifikasi terhadap flavonoid berwarna coklat. Memiliki akar tunggang,
Serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi berwarna kecoklatan dan permukaan akar
ditambahkan FeCl3 lalu ditambahkan HCl, jika berbentuk runcing.
terbentuk warna merah keunguan berarti
menunjukan adanya flavanoid.
6. Reaksi identifikasi terhadap glikosida

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 316


DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.10008

2. Pemeriksaan anatomi tanaman harendong bulu (Clidemia hirta)


Tabel 1. Hasil pemeriksaan anatomi tanaman harendong bulu (Clidemia hirta)
No Pemeriksaan Hasil
1 Daun (Folium)
a. Penampang melintang Epidermis, korteks , floem, xilem, kutikula dan stomata
b. Penampang membujur Kutikula, stomata, epidemis bawah dan rambut penutup
2 Batang (Caulis)
a. Penampang melintang Kutikula, epidermis, endodermis, kristal kalsium oksalat,
floem, xilem dan berkas pembuluh
b. Penampang membujur Epidermis, kutikula,berkas pembuluh, floem, periskel dan
korteks
3 Akar (Radix)
a. Penampang melintang Epidermis, endodermis, korteks, xilem dan floem
b. Penampang membujur Epidermis, endodermis dan berkas pengangkut

3. Pemeriksaan organoleptik tanaman harendong bulu (Clidemia hirta)


Tabel 2. Hasil pemeriksaan organoleptik tanaman harendong bulu (Clidemia hirta)
No Pemeriksaan Warna Rasa Bau
1 Daun Hijau Pahit dan Manis Khas
2 Batang Coklat Pahit sepat Khas
3 Akar Coklat Pahit sepat Tidak berbau

4. Pemeriksaan reaksi identifikasi tanaman harendong bulu (Clidemia hirta)


Tabel 3. Hasil pemeriksaan reaksi identifikasi harendong bulu (Clidemia hirta)

Warna
No Uji Pereaksi Keterangan
Pustaka Hasil
FeCl3 1N +
Hijau Hijau
Tanin
1.
(Katekol) Brom +
Endapan Endapan

FeCl3 1N Biru Biru +


Tanin Tidak terjadi
2. Brom Tidak terjadi endapan +
(Pirogalotanin) endapan
NaOH Coklat Coklat +

3. Dioksiantrakinon KOH 10% Merah Merah +

Liberman
4. Steroid Biru-Hijau Biru +
Bauchardat
10 ml air
5. Saponin panas + 1 tetes Buih Buih +
HCl
6. Flavanoid FeCl3 + HCl Keunguan Kuning -

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 317


DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.10008

FeCl3 3ml +
Violet / ungu Violet +
HCl 1 ml
7. Glikosida
Merah
Amonia 3,5% Merah Lembayung +
Lembayung
8. Fenol FeCl3 Biru hitam Biru hitam +
Keterangan : + = Positif
- = Negatif

Pembahasan daunnya tunggal berhadapan, ujung pangkal daun


Penggunaan obat tradisonal yang berasal dari runcing, permukaan daun berbulu, dengan
bahan alam sudah ada sejak dahulu kala, dan panjang daun 8 cm, lebar daun 5 cm dan berwarna
sudah dikenal oleh masyarakat, karena dipercaya hijau. Tanaman ini juga memiliki batang berkayu,
dapat mencegah, mengurangi dan mengobati bentuk batang bulat, permukaan batang berbulu
berbagai macam penyakit. Untuk itu muncul rapat, bersisik, arah tumbuh batang ke atas dan
berbagai upaya dalam mencari bahan-bahan alam memiliki perakaran tunggang.
khususnya tanaman yang dapat dimanfaatkan Pengamatan anatomi dilakukan untuk
sebagai tumbuhan obat dan usaha untuk mengamati bentuk sel dan jaringan, yang diuji
meminimalisasi kekurangannya. Salah satu cara berupa sayatan melintang dan membujur dari
yang dilakukan yaitu dengan melakukan sampel tumbuhan, dilakukan dengan
penelitian untuk memperoleh data-data ilmiah menggunakan mikroskop yang derajat
tentang tanaman obat tradisional yang dijadikan pembesarannya disesuaikan dengan
sebagai salah satu standar resmi yang berlaku keperluan(Selfida H, dkk, 2018). Hasil peneilitian
dalam pengolahan bahan baku tanaman obat. menunjukan pada daun terdapat epidermis,
Tumbuhan harendong bulu di dimanfaatkan korteks , floem, xilem, kutikula dan stomata dan
oleh masyarakat sebagai obat tradisional, rambut penutup. Pada batang kutikula, epidermis,
tumbuhan ini dapat mengobati bisul maupun endodermis, kristal kalsium oksalat, floem,
dapat mengobati luka (Tuginah dkk, 2020). Untuk xylem, korteks periskel dan berkas pembuluh.
pemeriksaan morfologi, anatomi dan Sedangkan pada akar terdapat epidermis,
organoleptik diambil bagian tumbuhan berupa endodermis, korteks, xylem, floem dan berkas
akar, batang dan daun dengan cara diambil bagian pengangkut.
tumbuhan yang masih segar, kemudian dilakukan Pengamatan organoleptik tanaman
pengamatan, dan untuk uji kandungan kimia dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik
simplisia nabati dilakukan pada simplisia yang yang khas dari tanaman tersebut dengan
berupa rajangan, serbuk, ekstrak atau dalam melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna,
bentuk lain yang ditambahkan dengan pereaksi bau dan rasa dari suatu tanaman yang merupakan
tertentu dan reaksi warna dilakukan untuk pengenalan awal yang sederhana dan subjektif
pemastian identifikasi. Pengamatan morfologi (Selfida H, dkk, 2018). Hasil penelitian
dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari didapatkan bahwa daun harendong bulu (clidemia
simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk hirta) berwana hijau, rasa pahit dan manis serta
simplisia dan juga merupakan salah satu cara berbau khas. Batang berwarna coklat, rasa pahit
dalam memperkenalkan tanaman karena sepat dan berbau khas, sedangkan akar berwarna
mengingat tanaman yang sama belum tentu coklat, rasa pahit sepat dan tidak berbau.
mempunyai bentuk morfologi yang sama pula Identifikasi kandungan kimia simplisia nabati
(Selfida H, dkk, 2018). dilakukan dalam bentuk rajangan, serbuk, ekstrak
Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman atau dalam bentuk lain yang ditambahkan dengan
harendong bulu ( Clidemia hirta) merupakan pereaksi tertentu dan reaksi warna. Dari hasil
tanaman perdu dengan tinggi tumbuhan 55 cm, penelitian yang diperoleh bahwa tanaman

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 318


DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.10008

harendong bulu memiliki kandungan tanin itu menurut penelitian yang di;akukan oleh Maria
(katekol dan pirogalotanin), dioksiantrakinon, dkk (2014) bahwa pemberian ekstrak daun
steroid, saponin, glikosida dan fenol. harendong bulu menunjukan pengaruh sangat
Tanin adalah salah satu senyawa aktif nyata dalam penghambatan pertumbuhan jamur
metabolit sekunder yang mempunyai beberapa Tricophyton rubrum penyakit kutu air. Sehingga
khasiat seperti sebagai astringen, anti diare, tanaman ini merupakan tanaman yang berkhasiat
antibakteri dan antioksidan dan terdapat pada obat salah satunya yaitu sebagai antibakteri yang
bagian tumbuhan (Nazila, dkk 2018). Steroid dapat digunakan oleh masyarakat untuk
merupakan terpenoid lipid yang dikenal dengan mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
empat cincin kerangka dasar karbon yang seperti bisul.
menyatu. Steroid berperan penting bagi tubuh
dalam menjaga keseimbangan garam, Kesimpulan
mengendalikan metabolisme dan meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian pada pemeriksaan
fungsi organ seksual serta perbedaan fungsi morfologi menunjukkan bahwa tanaman ini
biologis (Nasrudin, dkk, 2017). tingginya sekitar 55 cm. Daunnya tunggal
Saponin merupakan suatu glikosida yang berhadapan, permukaan daun berbulu. Batangnya
memiliki aglikon berupa sapogenin, berfungsi merupakan batang berkayu dan permukaan batang
sebagai surfaktan (Fulka Nurzaman, dkk, 2018). berbulu rapat, memiliki sistem perakaran
Glikosida merupakan senyawa yang memiliki tunggang. Pada pemeriksaan anatomi terdapat
sifat aqua yang signifikan sehingga memudahkan stomata pada penampang melintang dan
perjalanannya dalam sistem metabolisme karena membujur daun dan juga memiliki berkas
sel manusia mengandung 42 liter air dan 3 liter di pembuluh (baik xylem maupun floem) pada
antaranya merupakan pelarut subtansial untuk tumbuhan. Pada uji organeoleptik memiliki rasa
darah. Senyawa glikosida yang memiliki dua pahit dan manis dan berbau khas pada daun,
kutub berlawanan yaitu polar dan nol-polar sementara umtuk batang dan akar memiliki rasa
namun secara total memiliki sifat polaritas yang pahit sepat serta berbau khas pada batang dan
tinggi. Dengan demikian molekul glikosida tidak berbau pada akar. Identifikasi komponen
berpotensial sebagai bahan farmasi terutama obat kimia terhadap serbuk harendong bulu (Clidermia
jika ditinjau dari kinetika dalam sistem hirta) diperoleh hasil yang positif terhadap tannin
metabolism (Laode Rijai, 2016). (katekol dan pirogalotanin), dioksiantrakinon,
Fenol merupakan senyawa fenolik yang steroid, saponin, glikosida dan fenol.
memiliki gugus hidroksil dan paling banyak
terdapat dalam tanaman. Mempunyai manfaat Daftar Pustaka
sebagai antioksidan karena memiliki aktivitas Diera, F., Arnida, & Rahmat, Y. 2018. Kajian
dalam mengikat radikal serta mengkelat logam. Farmakognostik Tumbuhan Jeruju
Radikal bebas dan ion logam memiliki efek (Hydrolea Spinosa L) Asal Desa Teluk
berbahaya pada sistem biologis. Senyawa fenolik Selong Martapura Kabupaten Banjar
memiliki kemampuan untuk menyumbangkan Kalimantan Selatan
atom hidrogen atau elektron ke radikal bebas Fulka Nurzaman, dkk. 2018. Identifikasi
untuk membentuk zat antara yang stabil (Nurud Kandungan Saponin dalam Ekstrak
D, & Sang-Han Lee, 2020). Kamboja Merah (Plumeria rubra L.) dan
Dilihat dari kandungan kimia yang dimiliki Daya Surfaktan dalam Sediaan Kosmetik.
oleh tanaman harendong bulu,tanaman ini Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.8
berkhasiat sebagai obat. Hal ini didukung oleh No.2-Agustus 2018:85-93
penelitian yang di lakukan oleh Yanti Yemima Laode Rijai. 2016. Senyawa Glikosida Sebagai
(2018) bahwa ekstrak etanol daun Clidemia hirta Bahan Farmasi Potensial Secara Kinetik.
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Research and Development
Staphylococus aureus dan Escheria coli. Selain

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 319


DOI: 10.30829/jumantik.v6i4.10008

Pharmaceutical Laboratory of Farmaka Asal Kota Palangkaraya Kalimantan


Tropi. Pharm. Chem. Vol 3. No. 3 Tengah, Universitas Muhamadiyah
Maria, dkk. 2014. Uji Fitokimia Dan Efektivitas Palangkaraya, Kalimantan. Vol. 1, No.1
Ekstrak Daun harendong Bulu (Clidemia Selpida Handayani, Abd. Kadir, & Masdiana.
hirta (L) D.Don) Terhadap Penghambatan 2018. Profil Fitokimia Dan Pemeriksaan
Pertumbuhan Jamur Trichophyton Farmakognostik Daun Anting – Anting
Rubrum (Castell.) Sabour. 1991 (Acalypha indica. L), Laboratorium
Penyebab Kutu Air. Bahan Alam, Fakultas Farmasi
Nasrudin, dkk. 2017. Isolasi Senyawa Steroid Universitas Muslim Indonesia , JFFI. 5(1)
Dari Kulit Akar Sengugu (Clerodendrum 258-265,
serratum L.Moon). Jurnal Ilmiah Farmasi Steenis, dkk. 2011. Flora, Jakarta.
– Unstrat, Vol. 6 No. 3. Tuginah dkk. 2020. Pengaruh air rebusan daun
harendong bulu (Clidermia hirta)
Nazilla, dkk. 2018. Teknik Analissi terhadap kadar kolesterol mencit (Mus
Instrumentasi Senyawa Tanin, Farmaka, musculus). Jurnal biosilompari : Jurnal
Suplemen Volume 16 Nomor 2 biologi Volume 3 No 1(1-6)
Nurul Diniyah & Sang –Han Lee. 2020. Yanti Yemima. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri
Komposisi Senyawa Fenol Dan Potensi Ekstrak Etanol Daun Senduduk Bulu
Antioksidan Dari Kacang-kacangan. (Clidemia hirta (L). D. Don) Terhadap
Jurnal Agroteknologi, Vol. 14 No. 01 Staphylococus aureua dan Escheria coli,
Rezqi, H & Susi, N. 2015. Uji Identifikasi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra
Farmakognostik Tumbuhan Hati Tanah Utara, Medan

JUMANTIK Volume 6 No. 4 November 2021 320

You might also like