You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No.

3 September 2011

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

Rohmat Taufik
rohmat.taufiq@yahoo.com
Program Studi Teknik Informatika-Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Tangerang-Banten (UMT)

Abstract. The performance appraisal is important for every employee and is useful for
companies to define the next policy action. In RS Roemani performance appraisal is used
to process a promotion, performance evaluation, Haj subsidy, employee certificates of
achievement and adjustment, while the criteria used by 4 criteria and 13 sub criteria and
their implementation is still done_by_hand. The method used in this study using the
Analytical Hierarchy Process (AHP) due to a complex problem can be easily simplified to
speed up decision-making process by way of preparation of the hierarchy, giving the
comparative value of each criterion to determine a value criteria. The criteria used are
considered honest commitment, loyalty, responsibility and discipline. Management
assessed in management leadership, planning, organizing and directing. Cooperation is
considered communications, adapt and share information. The work is judged is the
quality and quantity. Performance appraisal decision support system designed by using
AHP method can be used for all the assessment process while determining the criteria
and sub criteria can change in accordance with management agreements.

Keywords: Decision Support Systems, AHP, Performance Appraisal

PENDAHULUAN penilaian jujur dan objektif serta ada tindak


Kualitas sumber daya manusia lanjutnya. Tindak lanjut dari penilaian
merupakan salah satu faktor yang kinerja dimungkinkan karyawan
diperlukan untuk meningkatkan dipromosikan, dikembangkan dan atau
produktivitas kinerja suatu instansi. Oleh balas jasanya dinaikkan.
karena itu diperlukan sumber daya manusia Ruang lingkup penilaian kinerja
yang mempunyai kompetensi tinggi karena dicakup dalam what (apa), why (kenapa),
keahlian atau kompetensi akan dapat where (dimana), when (kapan), who (siapa)
mendukung peningkatan prestasi kerja dan how (bagaimana) atau sering disingkat
karyawan. dengan istilah 5 W + 1 H. (Sikula, 1980
Penilaian kinerja harus dilakukan dalam Hasibuan, 2009).
untuk mengetahui prestasi yang dapat Penilaian kinerja karyawan yang
dicapai setiap karyawan. Dengan dilakukan di RS Roemani digunakan untuk
melakukan proses penilaian kinerja maka proses kanaikan pangkat, evalusi kinerja
prestasi yang dicapai setiap karyawan (PHK), subsidi haji, karyawan berprestasi
dengan nilai baik sekali, baik, cukup atau dan penyesuaian ijazah.
kurang bisa diketahui. Penilaian prestasi Penilaian kinerja digunakan untuk
penting bagi setiap karyawan dan berguna mengevaluasi hasil kerja seluruh karyawan
bagi perusahaan untuk menetapkan secara kuantitatif dan kualitatif dengan
tindakan kebijaksanaan selanjutnya. menggunakan kriteria komitmen yang
Penilaian kinerja berarti para dinilai jujur, loyal, tanggung jawab dan
bawahan mendapat perhatian dari disiplin. Manajemen yang dinilai
atasannya sehingga mendorong Karyawan kepemimpinan, perencanaan,
semangat untuk bekerja, asalkan proses pengorganisasian dan pengarahan.

238
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Kerjasama yang dinilai komunikasi, Langkah yang dilakukan dalam


beradaptasi dan berbagi informasi. Hasil SPK penilaian kinerja dengan
kerja yang dinilai adalah kualitas dan menggunakan metode AHP bisa dilihat
kuantitas. pada gambar 2.
Banyaknya kriteria (multiple
criteria) yang digunakan dalam proses
penilaian kinerja karyawan menyulitkan
pihak manajemen untuk memberi bobot
setiap kriteria oleh karena itu dibutuhkan
suatu metode yang tepat, adapun metode
yang digunakan untuk menyelesaikan
multiple criteria di RS Roemani dengan
menggunakan Analytical Hierarchy
Process (AHP). Selain multi kriteria pihak
manajemen juga menginginkan sistem
yang mampu mengatasi bila suatu saat ada
perubahan jumlah dan nama kriteria.

PEMBAHASAN
Gambar 2.
Teori Sistem Pendukung Keputusan
Diagram Alir SPK Penilaian Kinerja
Pada awal tahun 1970an, Scott-
dengan metode AHP
Morton merumuskan konsep SPK yang
pertama. Mendefinisikan bahwa SPK
Input kriteria dan nilai dilakukan
adalah sistem interaktif berbasis komputer
untuk memberi nilai perbandingan
yang membantu mengambil keputusan
sehingga menghasilkan nilai prioritas lokal
memanfaatkan data dan model untuk
ataupun prioritas global. Persyaratan
memecahkan masalah yang tidak
penilaian kinerja dilakukan untuk
terstruktur. (Gorry and Scott-Morton, 1971;
memberikan syarat-syarat yang digunakan
Effraim, 2007).
sebelum proses penilaian kinerja
Kerangka konsep Sistem Pendukung
dilakukan. Input data Karyawan lalu
Keputusan yang terdiri dari data; eksternal
dihitung dengan menggunakan metode
dan internal, komputer di luar sistem,
AHP dan tampilkan hasil Karyawan yang
manajemen model, pengetahuan manajer,
lulus dan ditunda.
dialog manajemen dan manajer (user)
Sistem Pendukung Keputusan adalah
seperti gambar 1. (Effraim, 2007)
informasi berbasis komputer yang
menyediakan dukungan informasi yang
interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis
selama proses pengambilan keputusan.
(O’Brien, 2005).

Teori Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja merupakan
analisis dan interpretasi keberhasilan atau
kegagalan pencapaian kinerja. Penilaian
sebaiknya dikaitkan dengan sumber daya
(input) yang berada dibawah wewenangnya
seperti SDM, dana/keuangan, sarana-
Gambar 1. Kerangka Konsep SPK
prasarana, metode kerja dan hal lainnya
yang berkaitan. (Veithzal Rival, 2005)

239
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Penilaian kinerja karyawan telah orientation. 4). ’leadership quality’ yaitu


dilakukan oleh berbagai organisasi sejak kemampuan untuk memotivasi,
berabad-abad. Meskipun sistem penilaian mendelegasikan dan berkomunikasi.
kinerja telah diperdebatkan oleh Di Thailand kriteria yang digunakan
masyarakat luas, namun secara keseluruhan adalah output pekerjaan dalam hal kualitas,
bisa dilihat bahwa penilaian kinerja kuantitas dan aplikasi output, kemampuan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk mengelola dan melakukan
dari kehidupan organisasi. Longenecker pekerjaannya dalam hal perencanaan dan
dan Fink (1999) mengutip beberapa alasan pelaksanaan, kemampuan untuk
bahwa penilaian kinerja formal dalam mengarahkan dan membuat keputusan
organisasi diperlukan secara benar untuk termasuk tenggang waktu pertemuan,
proses kenaikan gaji, promosi, penurunan mengambil kontrol, upaya koordinasi
pangkat (Rafikul Islam, 2005). dengan organisasi lain, memecahkan
Disisi lain penilaian kinerja masalah dan menyelesaikan konflik dan
merupakan sebagian penting dari budaya membantu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dan diperlukan untuk menilai organisasi, kemampuan untuk
kemajuan menuju tujuan organisasi (Daley, meningkatkan kerja dan pelayanan,
1993 dan Farr, 1983). Selain itu definisi menunjukkan ide-ide baru dan solusi
yang lain bahwa penilaian prestasi kerja mengidentifikasi dan menangani masalah
merupakan prosedur yang formal dilakukan dan bekerja melakukan efisien dan efektif.
di dalam organisasi untuk mengevaluasi Di Filipina kriteria yang digunakan:
Karyawan dan sumbangan serta manajemen kerja, manajemen orang,
kepentingan bagi Karyawan (Dale Yoder, manajemen sumber daya, menajemen
1981. ; Rafikul Islam, 2005). hubungan, pengelolaan kendala dan
Karena penilaian kinerja merupakan inovasi.
hal yang sangat penting maka harus hati- Unsur-unsur yang dinilai adalah
hati dalam menerapkan penilaian kinerja. kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran,
Sistem penilaian kinerja yang tidak efektif kedisiplinan, kreativitas, kerja sama,
akan membawa banyak masalah termasuk kepemimpinan, kepribadian, prakarsa,
rendah moral, penurunan produktivitas kecakapan dan tanggung jawab (Hasibuan
karyawan, yang mengurangi antusiasme Malayu SP, 2009)
karyawan dan dukungan untuk organisasi Kriteria yang digunakan untuk
(Somerick, 1993;Rafikul Islam, 2005). penilaian kinerja di Inter System
Dengan berkembangnya waktu dan Maintenance Services (ISMS) adalah
berkembangnya permasalahan, maka kualitas/kuantitas kerja,
banyak sekali para pakar yang perencanaan/organisasi, inisiatif/komitmen,
mengembangkan teori-teori baru, teamwork/kerjasama, komunikasi dan
diantaranya (Vallance, 1999) menjelaskan faktor eksternal (Rafikul Islam, 2005)
metode penilaian kinerja yang digunakan Dimensi prestasi kerja karyawan
di Singapura, Thailand dan Filipina dan berdasarkan Quantity work, Quality of
memeriksa peran budaya organisasi pada work, Job knowledge, Creativeness,
proses penilaian di negara-negara. Coorporation, Dependability, Initiative,
Singapura mengadopsi Potential Appraisal Personal Qualities (Gomes, 1995 ; Rafikul
System (PAS) kriteria yang digunakan Islam, 2005).
adalah 1) ‘helicopter quality’ yaitu Pada dasarnya Penilaian kinerja
kemampuan seseorang untuk menganalisa adalah menilai rasio hasil kerja nyata
masalah atau isu-isu dalam mengambil dengan standar kualitas maupun kuantitas
semua faktor penting. 2) ‘intellectual yang dihasilkan setiap karyawan.
qualities’ yaitu daya analisis, imajinasi dan Menetapkan kebijaksanaan berarti
mampu menghadapi kenyataan. 3) ‘results karyawan akan dipromosikan,

240
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

didemosikan, dan atau balas jasanya


dinaikkan. (Hasibuan, 2009)
Proses penyusunan penilaian kinerja
menurut (Mondy dan Noe, 1993 ;
Hasibuan, 2009) terbagi dalam beberapa
tahapan kegiatan yang ditunjukkan pada
gambar 3.

Gambar 4. Diagram Alir AHP

Gambar 3. Studi Kasus


Kerangka Penyusunan Penilaian Kinerja a. Kerangka Sistem Pendukung
Keputusan Penilaian Kinerja.
Teori Analytical Hierarchy Process Rancangna sistem pendukung
(AHP) keputusan penilaian kinerja dengan
Metode AHP dikembangkan oleh menggunakan metode Analytical Hierarchi
Thomas L. Saaty sekitar tahun 1970, Process (AHP) digunakan untuk proses
Metode ini adalah sebuah kerangka untuk kenaikan pangkat dapat dilihat seperti pada
mengambil keputusan dengan efektif atas gambar 5.
INPUT PROSES OUTPUT
persoalan yang kompleks. Tiga prinsip Mulai

memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu Input Data


Pegawai
prinsip menyusun hirarki, prinsip Kriteria dan Nilai Hitung

menentukan prioritas, dan prinsip Sub Kriteria Perbandingan Prioritas Lokal

Hitung
mengukur konsistensi (Kusrini, 2005). Nilai Tes
Pegawai
Konsistensi
Rasio

Proses pengambilan keputusan pada T


CR <= 0.1
dasarnya memilih suatu alternatif. Y

Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki Hitung


Prioritas
Global
fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Dengan hirarki, suatu masalah Data Base SPK

kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan Hasil Konversi Keterangan

ke dalam kelompok-kelompok. Kemudian Nilai Kelulusan

kelompok-kelompok tersebut diatur T


Lulus

menjadi suatu bentuk hirarki (Permadi, Y


Selesai

1992 ; Kadarsah, 2002). Dalam Gambar 5.


menyelesaikan permasalahan dengan AHP Kerangka SPK Penilaian Kinerja
ada beberapa prinsip yang harus dipahami,
di antaranya adalah : Kerangka sistem pendukung
a. Membuat Hirarki keputusan penilaian kinerja yang dijelaskan
b. Penilaian Kriteria dan Alternatif dalam gambar 5 berisi tiga fungsi yaitu
c. Menentukan Prioritas input, proses dan output.
d. Mengukur Konsistensi Input data pegawai merupakan
Proses yang terdapat pada langkah sebuah inputan data seluruh pegawai yang
AHP adalah input kriteria dan sub kriteria dilakukan oleh seorang administrator,
disini menggunakan predefined process seorang administrator selain melakukan
yang maksudnya input yang prosesnya input data pegawai juga melakukan input
berada dalam tempat lain, set nilai kriteria dan sub kriteria ke dalam sistem
perbandingan, hitung prioritas lokal dan yang selanjutnya diproses secara otomatis
prioritas global bisa dilihat pada gambar 4.

241
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

oleh sistem pendukung keputusan komunikasi, bagaimana cara dia


berdasarkan perhitungan AHP. beradaptasi dan bagaimana cara karyawan
Input nilai tes pegawai dilakukan berbagi informasi dan hasil kerja yang
oleh seorang user, nilai tes pegawai dinilai adalah kualitas dan kuantitas hasil
diinputkan selanjutnya kan di konversikan kerja yang telah dilakukan dibandingkan
dengan perhitungan AHP yang datanya dengan standar instansi. Kriteria dan sub
diinputkan oleh administrator. kriteria penilaian kinerja dijelaskan pada
Manajer dan Direktur mendapatkan gambar 6.
laporan yang sama, yaitu laporan yang
berisi nilai pegawai standar penilaian dan
keterangan lulus atau ditundanya proses
yang dilakukan karyawan.
Setelah data pegawai, kriteria dan
sub kriteria diinputkan oleh administrator
kemudian dilakukan proses, yang prosenya
menggunakan metode AHP lalu disimpan
didalam data base SPK. Selanjutnya user Gambar 6.
memasukkan nilai pegawai yang kemudian Kriteria dan Sub Kriteria
dihitung dengan hasil perhitungan AHP,
hasil hitung dan konversi didapat dari Kriteria yang digunakan dijelaskan
proses tersebut. pada tabel 1.
Keterangan lulus atau ditunda Tabel 1. Penjelasan Kriteria
didapatkan setelah data pegawai, kriteria,
nilai perbandingan dan nilai pegawai No Kriteria Penjelasan
dimasukkan. 1 Komitemen Menilai prilaku dengan
kebutuhan, prioritas dan
b. Kriteria Penilaian Kinerja tujuan organisasi
Kriteria yang digunakan dalam 2 Manajemen Menilai bagaimana
proses penilaian kinerja sebanyak 4 karyawan bisa memimpin,
kriteria, keempat kriteria yang digunakan merencanakan,
adalah komitmen, manajemen, kerja sama mengorgansasi dan
dan hasil kerja. memberi pengarahan.
Komitmen merupakan kriteria 3 Kerjasama Melakukan bagaimana
yang berkenaan dengan sikap kerja, yang kerjasama karyawan
dinilai dalam kriteria komitmen adalah dengan bawahan, teman
tingkat kejujuran pegawai dalam bekerja, atau atasan
tingkat loyalitas pegawai terhadap 4 Hasil Kerja Hasil yang didapatkan
instansi, tingkat tanggung jawab pegawai dari karyawan di
dalam mengemban tugas dan disiplin bandingkan dengan
pegawai dalam hal waktu bekerja. standar organisasi.
Kriteria manajemen merupakan
kriteria yang berhubungan dengan c. Memberikan Nilai Perbandingan
manajemen dan pengorganisasian. Yang SPK penilaian kinerja ini
dinilai dalam kriteria manajemen adalah digunakan untuk proses kenaikan pangkat
tingkat kepemimpinan, perencanaan, dan Kriteria yang digunakan dalam studi
pengorganisasian dan tingkat pemberian kasus ini adalah: komitmen yang terdiri
pengarahan terhadap rekan kerja atau dari loyal, jujur, tanggung jawab, disiplin.
bawahannya. Manajemen terdiri dari kepemimpinan,
Kerja sama merupakan kriteria yang perencanaan, pengorganisasian,
berkenaan dengan baik tidaknya model pengarahan. Kerjasama terdiri dari

242
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

komunikasi, beradaptasi berbagi informasi Tabel 7. Nilai Perbandingan berpasangan


dan hasil kerja yang dinilia kualitas, sub kriteria penilaian
kuantitas.

Tabel 2. Nilai perbandingan berpasanan


kriteria

Tabel 8. Prioritas global untuk kriteria


komitmen

Tabel 3. Nilai perbandingan berpasangan


sub kriteria komitmen

Tabel 9. Prioritas global untuk kriteria


manajemen

Tabel 4. Nilai Perbandingan berpasangan


sub kriteria manajemen

Tabel 10. Prioritas global untuk kriteria


kerjasama

Tabel 5. Nilai Perbandingan berpasangan


sub kriteria kerja sama

Tabel 11. Prioritas global untuk kriteria


hasil kerja
Tabel 6. Nilai Perbandingan berpasangan
sub kriteria hasil kerja

243
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Input nilai 20 nilai pegawai


Pegawai yang diproses dalam
penilaian kinerja dengan menggunakan
metode AHP sebanyak 20 orang. Adapun
nilai yang didapat setiap pegawai seperti
pada tabel 12.
Gambar 9 Input nilai karyawan kriteria
Tabel 12. Nilai 20 Pegawai kerjasama

Gambar 10 Input nilai karyawan kriteria


hasilkerja

Dari nilai tersebut selanjutnya Setelah nilai pegawai dimasukkan


diinutkan ke dalam sistem pendukung dedalam sistem selanjutnya diproses oleh
keputusan penilaian kinerja. SPK Penilaian Kinerja. Sedangkan hasil
Langgeng setiawan akan melakukan yang didapat kedua puluha pegawai seperti
tes kenaikan pangkat sedangkan nilai yang gambar 10.
didapat seperti nilai yang tertera pada tabel
12. Dari nilai manual yang sudah ada
selanjutnya diinputkan kedalam SPK
penilaian kinerja.
Proses menginputkan nilai pegawai
untuk kriteria komitmen, manajemen,
komunikasi dan hasil kerja dijelaskan pada
gambar 7-10.

Gambar 7 Input nilai karyawan kriteria Gambar 11. Hasil Nilai Pegawai
komitmen
Dari gambar 11 diatas, data 20
pegawai yang ikut tes kenaikan pangkat
didapatkan hasil seperti gambar 11. Hasil
tersebut secara otomatis mengurutkan nilai-
nilai pegawai yang diperoleh dari nilai
yang besar sampai yang paling kecil.

Gambar 8 Input nilai karyawan kriteria


manajemen

244
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

DAFTAR PUSTAKA
Islam R. 2005. Employee Performance
Evaluation By AHP: A Case
Study. DISAHP 2005. Honolulu,
Hawaii, Juli 2005.
http://www.superdecisions.com
Suryadi Kadarsah. 2002. Sistem
Pendukung Keputusan. PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Malayu Hasibuan, SP. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan
13. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
O’Brien, James A. 2005. Introduction to
Information System, 12th ed.
McGraw-Hill, USA.
Rival, Veithzal dan Fawzi AMB. 2005.
Performance Appraisal. Cetakan
1. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Turban, Efraim. 2007. Decision Support
and Business Intelligence Systems.
Eighth Edition. Pearson Education,
Inc., New Jersey

245

You might also like