You are on page 1of 21

Vol. 12 No.

4 / Oktober - Desember 2019

PENGARUH MODERNISASI TERHADAP PENELANTARAN LANSIA


PADA KELUARGA DI KELURAHAN PANIKI BAWAH KECAMATAN
MAPANGET (UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI PENYANTUNAN
SOSIAL LANJUT USIA TERLANTAR “SENJA CERAH”)
Oeh
Frastika Tatontos1

Nicolaas Kandowangko2 Juliana Tumiwa3

ABSTRACK

An increase in the number of elderly people is not only seen as success in


health, but it is also a problem with family, society, and Government
regarding the high number of life dependency that will cored with the
burden The economy is borne by the productive population to support the
elderly.
Families living in modern times are mostly industrial humans. The family
has a high daily mobility that prefer staying with the core family. The family
has eliminated various characteristic functions that have served its members
as well as the community. This increased activity resulted in several impacts
among them. The abandonment of the elderly is not only through physical
matters, but also attacks on emotional and financial psychological disorders.
The cause of the elderly in the orphanage BPSLUT because of the
modernization that looks very thick especially in the center of the cities,
which is characterized by the many elderly who are in the living orphanage
without the burden of the family. The increasing number of elderly trends is
a phenomenon that must be accepted, and require adequate attention and
handling from various parties.
Culture in modern society has undergone a shift in customs, and norms are
also shifting in groups and shifting characters. Families should give affection
and care to the elderly as well as children to parents. In this reality the child
has ignored and brought the parents to the orphanage. There are also
families who intentionally let their parents live alone. So the elderly prefer to
go to the orphanage in order to get a decent place to stay and can interact
with other elderly people.

Keywords: elderly, family, abandonment

1
Mahasiswa Sosiologi FispolUnsrat
2
Pembimbing I KTIS
3
Pembimbing II KTIS

1
ISSN: 1979-0481

Pendahuluan kesehatan, mental sosial, dan


pekerjaan. Perubahan sosial
Proses penuaan adalah siklus
memiliki dampak yang cukup
kehidupan yang ditandai dengan
besar bagi kehidupan di seluruh
tahapan-tahapan menurunnya
dunia. Fenomena modern adalah
berbagai fungsi organ tubuh, yang
suatu hal yang berjalan secara
ditandai dengan semakin rentan-
bertahap dan tidak akan bergerak
nya tubuh terhadap berbagai
mundur. Artinya perjalanan
serangan penyakit yang dapat
sebuah ke modern-an ini akan
menyebabkan kematian misalnya
berlangsung selamanya meskipun
pada system kardiovaskuler dan
pada tahapannya kadang akan
pembuluh darah, pernafasan,
berjalan lambat. Menurut Schoorl
pencernaan, endokrin dan lain
modernisasi ialah suatu proses
sebagainya. Hal tersebut disebab-
transformasi atau perubahan yang
kan seiring meningkatnya usia
dilakukan oleh masyarakat dari
sehingga terjadi perubahan dalam
segala aspek-aspeknya.
struktur dan fungsi sel, jaringan,
serta sistem organ. Modernisasi yang memiliki
pengaruh besar ini tidak terkecuali
Peningkatan jumlah lansia
juga meninggalkan efek pada
tidak hanya dipandang sebagai
keluarga. Keluarga yang meru-
keberhasilan di bidang kesehatan,
pakan kelompok terkecil dalam
tetapi ini juga merupakan masalah
suatu masyarakat ini telah
terhadap keluarga, masyarakat,
ditemukan adanya perubahan atau
maupun pemerintah mengenai
pergeseran nilai serta pola yang
tingginya angka ketergantungan
ada di dalamnya. Keluarga yang
hidup yang akan berkolerasi
hidup pada zaman modern
dengan beban ekonomi yang
kebanyakan adalah manusia-
ditanggung oleh penduduk yang
manusia industri. Keluarga
berusia produktif untuk
memiliki mobilitas keseharian
menghidupi penduduk lanjut usia.
yang tinggi sehingga lebih
Semakin berkembangnya tekno-
memilih tinggal dengan keluarga
logi maka munculnya berbagai
inti. Keluarga telah menghilangkan
perubahan yaitu modernisasi yang
berbagai fungsi-fungsi karak-
merupakan perubahan dalam
teristik yang telah melayani
segala aspek seperti ekonomi,
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

anggotanya dan juga masyarakat. dimensi afektif dapat diukur


Meningkatnya aktivitas tersebut melalui apakah lansia masih
menimbulkan beberapa dampak mendapatkan kasih sayang dan
diantaranya penelantaran. Pene- seberapa sering lansia dikunjungi
lantaran terhadap lansia tidak oleh keluarga. Penelantaran dalam
hanya melalui hal-hal yang bersifat dimensi resosialisasi dapat diukur
fisik namun, juga menyerang pada melalui apakah keluarga masih
gangguan psikologi emosional memperhatikan asupan informasi
dan finansial. modern pada lansia seperti
penggunaan gadget dan lain-lain.
Fungsi-fungsi yang hilang
Penelantaran dalam dimensi
dalam keluarga modern tidak
ekonomi dapat diukur dari apakah
lantas begitu saja menjadi
lansia masih mendapatkan kiriman
perubahan yang dapat diterima
uang dari keluarga dan juga
namun melewati proses panjang
apakah kiriman tersebut men-
sehingga menjadi sebuah
cukupi. Penelantaran dalam di-
perubahan. Menelaah tentang
mensi perawatan atau peme-
perubahan fungsi keluarga yang
liharaan kesehatan dapat dilihat
dikategorikan sebagai pene-
dari apakah keluarga masih
lantaran maka pada penelitian ini
memperhatikan kesehatan dan
menyoroti penelantaran sebagai
lingkungan kebersihan sekitar
salah satu dampak dari pergeseran
lansia, serta pemberian obat-
fungsi-fungsi yang ada di
obatan dan antibiotic untuk lansia,
keluarga. Anggota keluarga yang
dan juga bagaimana perawatan
dinilai paling rawan dalam praktek
lansia bila sakit.
penelantaran biasanya anak dan
lansia, yakni orang-orang pada Karena kepadatan penduduk
masa produktif. Maka dalam yang semakin meningkat maka
pengamatan ini tingkat pene- semakin tinggi angka jumlah
lantaran lansia dalam keluarga penduduk lansia. Penyebab
dapat diukur melalui empat terlantarnya lansia di Panti BPSLUT
dimensi, yaitu dimensi afektif, karena adanya modernisasi yang
resosialisasi, ekonomi, dan fungsi terlihat sangat kental terutama di
perawatan atau pemeliharaan pusat kota-kota, yang ditandai
kesehatan. Penelantaran dalam dengan banyaknya lansia yang

3
ISSN: 1979-0481

berada di Panti yang hidup tanpa dilandasi oleh sikap mental yang
beban keluarga. mendalam.

Keluarga yang seharusnya a. Menurut Wilbert modernisasi


memberikan perhatian, dukungan adalah suatu transformasi total
serta kasih sayang terhadap kehidupan bersama yang
orangtua dari hasil pengamatan tradisional atau pramodern
awal saya keluarga kini telah dalam arti teknologi serta
mengabaikan serta membawah organisasi sosial ke arah pola-
orangtua mereka ke panti UPTD pola ekonomis dan politis yang
Balai Penyantunan Sosial Lanjut menjadi ciri negara barat yang
Usia Terlantar “Senja Cerah” stabil.
dengan pemenuhan kebutuhan b. Menurut Schoorl modernisasi
yang lebih baik dan terawat. adalah suatu transformasi,
Kecenderungan semakin me- suatu perubahan masyarakat
ningkatnya jumlah lansia meru- dalam segala aspek-aspeknya.
pakan sebuah fenomena yang
c. Menurut Soekanto modernisasi
harus diterima, dan membutuhkan
adalah suatu bentuk dari
perhatian serta penanganan yang
perubahan sosial yang terarah
memadai dari berbagai pihak.
yang didasarkan pada suatu
Pengertian Modernisasi perencanaan yang biasanya
Menurut Koentjaraningrat dinamakan sosial planning.
modernisasi merupakan usaha Penelantaran/Pengabaian Lansia
penyesuaian hidup dengan
Penelantaran/ pengabaian
konstelasi dunia sekarang ini. Hal
adalah hal yang berhubungan
itu berarti bahwa untuk mencapai
dengan kegagalan pemberi
tingkat modern harus ber-
perawatan dalam memberikan
pedoman kepada dunia sekitar
pelayanan yang dibutuhkan oleh
yang mengalami kemajuan.
lansia baik itu pemenuhan
Modernisasi yang telah dilandasi
kebutuhan kesehatan fisik maupun
oleh kemajuan ilmu pengetahuan
pemenuhan kebutuhan kesehatan
dan teknologi tidak hanya bersifat
mental pada individu lansia
fisik material saja, melainkan lebih
(Stanhope & Lancaster 2004).
jauh daripada itu, yaitu dengan
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

Penelantaran sebagai sebuah hubungan sosial dalam keluarga


penyimpangan dalam keluarga dengan penuh kemesraan dan
karena telah meninggalkan fungsi afeksi. Hubungan ini terjadi atas
keluarga. Seperti yang dikatakan dasar cinta kasih yang tumbuh
Ogburn dan Khairuddin yang dan menjadi dasar dari hubungan
menyatakan bahwa aktivitas perkawinan.
keluarga seperti ekonomi, agama, 3) Fungsi Sosialisasi
perlindungan, rekreasi, dan
Fungsi sosialisasi ialah fungsi yang
pendidikan. Telah diambil dengan
menuntut keluarga dalam
cepat ke lembaga di luar keluarga.
membentuk karakter antar
Meningkatnya fungsi yang ada di
anggota keluarganya. Fungsi
luar rumah disebabkan sebagai
sosialisasi ini dibutuhkan oleh
penurunan dari fungsi tradisional
anggota keluarga agar dapat
dalam keluarga. Maka lansia yang
beradaptasi dengan baik di luar
dikatakan terlantar dalam
rumah.
pengamatan ini adalah lansia yang
telah kehilangan fungsi-fungsi di 4) Fungsi Ekonomi
dalam keluarganya. Fungsi - fungsi Fungsi ekonomi ialah kemampuan
keluarga yang dimaksud di dalam keluarga dalam memenuhi
keluarga yang dimaksud seperti kebutuhan hidup-nya. Serta
yang dinyatakan oleh Vembriarto berfungsi dalam menumbuhkan
dalam Khairuddin. keahlian anggota keluarga untuk
1) Fungsi Biologis memenuhi kebutuhan ekonomi
secara individu.
Fungsi ini menuntut keluarga
sebagai turunan biologis untuk Konsep Lanjut Usia (Lansia)
lebih bertanggung jawab dengan a. Pengertian Lanjut Usia
anggota keluarga dalam
Lansia adalah manusia yang mulai
hubungan biologis. Seperti
menjadi tua secara alamiah akan
orangtua pada anak, anak pada
mengalami berbagai perubahan,
orangtua dan kakak dengan adik.
baik yang menyangkut kondisi
2) Fungsi Afeksi fisik maupun mentalnya. Terdapat
Fungsi afeksi ialah fungsi di dalam tiga aspek yang perlu diper-
keluarga yang membentuk timbangkan untuk membuat suatu
batasan penduduk lanjut usia

5
ISSN: 1979-0481

menurut Badan Kependudukan mencapai usia dewasa, ia


Keluarga Berencana Nasional mempunyai kemampuan repro-
(BKKBN) yaitu aspek biologi, aspek duksi dan melahirkan anak. Ketika
ekonomi dan aspek social. Secara kondisi hidup seseorang mulai
biologis penduduk lanjut usia mengalami perubahan, maka
adalah penduduk yang mengalami seseorang akan kehilangan tugas
proses penuaan secara terus dan fungsi ini, dan memasuki
menerus, yakni ditandai dengan selanjutnya, yaitu usia lanjut,
menurunnya daya tahan fisik yaitu kemudian mati. Bagi manusia yang
semakin rentannya terhadap normal, siapa orangnya, tentu
serangan penyakit yang dapat telah siap menerima keadaan baru
menyebabkan kematian. Hal ini dalam setiap fase hidupnya dan
disebabkan terjadinya perubahan mencoba menyesuaikan diri
dalam struktur dan fungsi sel, dengan kondisi lingkungannya.
jaringan, serta system organ. Jika b. Batasan Umur Lanjut Usia
ditinjau secara ekonomi, pen-
Batasan-batasan umur yang
duduk lanjut usia lebih dipandang
mencakup batasan umur lansia
sebagai beban dari pada sebagai
dari pendapat berbagai para ahli
sumberdaya. Banyak orang
yang dikutip dari Nugroho (2008):
beranggapan bahwa kehidupan
masa tua tidak lagi memberikan 1) Menurut undang-undang
banyak manfaat, bahkan ada yang nomor 13 tahun 1998 dalam
sampai beranggapan bahwa pasal 1 ayat 2 yang berbunyi
kehidupan masa tua, seringkali “lanjut usia adalah seseorang
dipersepsikan secara negative yang mencapai usia 60 tahun
sebagai beban keluarga dan ke atas
masyarakat (BKKBN, 2011: 10). 2) Menurut WHO:
Menurut Darmojo (2004) usia a) Lanjut usia : 60-74 tahun
lanjut merupakan fase terhadap b) Lanjut usia tua : 75-90
terjadinya penurunan fisik tahun
seseorang, yang ditandai dengan c) Usia sangat tua : di atas 90
adanya beberapa perubahan tahun (Kushariyadi, 2010).
dalam hidup. Sebagaimana 3). Menurut Satyonegoro, dalam
diketahui, ketika manusia Nugroho, (2000) usia lanjut
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

dibagi menjadi beberapa dalam menghadapi rangsangan


bagian: dari dalam maupun dari luar
tubuh, (Constantindes, 1994 dalam
a. Usia Dewasa Muda (elderly
Nugroho, 2000).
adulthood): umur 18 tahun
atau 20 sampai 25 tahun d. Perubahan-perubahan yang
b. Usia Dewasa Penuh (middle Terjadi Pada Usia Lanjut
years) atau maturitas: umur Menurut (Maryam dkk, 2008),
25 sampai atau 65 tahun perubahan yang terjadi pada usia
c. Usia Lanjut (geriatric age): lanjut adalah:
umur 65 atau 70 tahun
1. Perubahan pada Fisik
d. Young Old: umur 70 sampai
75 tahun a. Sel
e. Old: umur 75 sampai 80 b. System persarafan
tahun c. Presbiakusis (gangguan
f. Very old: umur lebih dari 80 pada pendengaran)
tahun d. System penglihatan
e. System reproduksi
c. Proses Menua
f. System kulit
Proses menua atau penuaan
2. Perubahan pada Mental
adalah suatu proses meng-
hilangnya secara perlahan-lahan Faktor-faktor yang ber-
kemampuan jaringan untuk pengaruh dalam perubahan
memperbaiki diri atau mngganti mental usia lanjut yaitu perubahan
dan mempertahankan fungsi fisik yang khususnya pada organ
normalnya, sehingga tidak dapat perasa kesehatan umum, tingkat
bertahan terhadap infeksi dan pendidikan, keturunan (hereditas),
memperbaikinya kerusakan yang dan lingkungan sekitar. Kenangan
diderita. Proses menua atau (memory) terdiri dari kenangan
penuaan merupakan proses yang jangka panjang (berjam-jam
terus-menerus secara alamiah sampai berhari-hari yang lalu
dimulai sejak lahir dan setiap mencakup beberapa perubahan
individu tidak sama cepatnya. dan kejadian), dan kenangan
Menua bukan status penyakit jangka pendek atau seketika.
tetapi merupakan proses Semua organ pada proses menua
berkurangnya daya tahan tubuh akan mengalami perubahan

7
ISSN: 1979-0481

structural dan fisiologis, begitu Menurut (Maryam dkk, 2008)


juga otak. Perubahan ini masalah kesehatan jiwa yang
disebabkan karena fungsi neuron sering timbul pada usia lanjut
di otak secara progresif. adalah:
Kehilangan fungsi ini akibat a. Kecemasan: perasaan yang
menurunnya aliran darah ke otak, khawatir atau takut yang
lapisan otak terlihat berkabut dan tidak rasional akan kejadian
metabolisme di otak lambat. yang akan terjadi, susah
Selanjutnya sangat sedikit yang untuk tidur sepanjang
diketahui tentang pengaruhnya malam, rasa tegang dan
terhadap perubahan fungsi cepat marah.
kognitif pada usia lanjut.
b. Depresi: merupakan masalah
Perubahan kognitif yang di alami
kesehatan jiwa yang sering
usia lanjut adalah demensia, dan
didapatkan pada usia lanjut.
delirium.
c. Insomnia: kebiasaan atau
3. Perubahan pada Psikologis
pola tidur usia lanjut dapat
a. Merasakan atau sadar akan berubah, yang terkadang
kematian dapat mengganggu Kenya-
b. Perubahan dalam cara manan anggota keluarga lain
hidup yaitu memasuki yang tinggal serumah.
rumah perawatan, bergerak
d. Demensia: merupakan gang-
lebih sempit
guan mental yang ber-
c. Penyakit kronis dan ketidak
langsung progresif, lambat,
mampuan
dan serius yang disebabkan
d. Kesepian akibat penga-
oleh kerusakan organic
singan dari lingkungan
jaringan otak.
sosial
e. Gangguan saraf panca D. Definisi Keluarga
indra, timbul kebutaan dan a. Pengertian keluarga
ketulian
Keluarga merupakan sebuah
4. Permasalahan yang Muncul pada sistem sosial kecil yang terbuka.
Usia Lanjut Keluarga terdiri atas suatu
rangkaian bagian yang saling
bergantung dan dipengaruhi
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

lingkungan internal maupun 6) Keluarga Kabitas, dua orang


lingkungan eksternal. Keluarga menjadi satu tanpa pernikahan
terdiri atas individu yang tapi membentuk suatu
bergabung bersama oleh ikatan keluarga, (Ihromi, T.O, 1999)
pernikahan, darah, atau adopsi Dari beberapa penjelasan di
dan tinggal di dalam suatu rumah atas dapat diambil kesimpulan
tangga yang sama (Friedman, bahwa keluarga adalah kehidupan
Bowden & Jones, 2003). dari dua orang atau lebih yang
b. Bentuk-bentuk keluarga diikat hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, serta
Menurut Ihromi T.O, 1999
keluarga kabitas yaitu dua orang
bentuk atau tipe keluarga terdiri
menjadi satu tanpa pernikahan
dari beberapa unsur di bawah ini:
tapi membentuk suatu ikatan
1) Keluarga Inti, kaluarga yang
keluarga.
terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
c. Ciri-ciri keluarga menurut
2) Keluarga Besar, keluarga inti
Stanhope dan Lancaster
ditambah dengan sanak
(1996):
saudara misalnya, nenek,
1. Diikat dalam suatu tali
kakek, keponakan, saudara
perkawinan
sepupu, paman, bibi, dan
2. Ada hubungan darah
sebagainya.
3. Ada ikatan batin
3) Keluarga Berantai, keluarga
4. Ada tanggung jawab masing-
yang terdiri dari wanita dan
masing anggota
pria yang menikah lebih dari
5. Tinggal dalam satu rumah
satu kali dan merupakan satu
6. Kerjasama diantara anggota
keluarga inti.
keluarga
4) Keluarga Berkomposisi, 7. Komunikasi interaksi antar
keluarga yang perkawinannya anggota keluarga
berpoligami dan hidup secara d. Struktur dan Fungsi Keluarga
bersama. 1. Struktur Keluarga

5) Keluarga Duda/janda, keluarga a) Pola dan Proses Komunikasi


yang terkadi karena perceraian
b) Komunikasi dalam keluarga
atau kematian.
ada yang berfungsi dan ada

9
ISSN: 1979-0481

yang tidak, hal ini bisa pedoman bagi perkem-


disebabkan oleh beberapa bangan norma dan
faktor yang ada dalam peraturan. Norma adalah
komponen seperti: Sender, pola perilaku yang baik,
chanel-media, massage, menurut masyarakat ber-
environtment dan receiver. dasarkan system nilai dalam
keluarga. Budaya adalah
c) Struktur Peran
kumpulan dari pola perilaku
d) Peran adalah serangkaian
yang dapat dipelajari,
perilaku yang diharapkan
dibagi dan ditularkan
sesuai dengan posisi sosial
dengan tujuan untuk
yang diberikan. Yang
menyelesaikan masalah.
dimaksud dengan posisi
2. Fungsi keluarga menurut
atau status adalah posisi
Soerjono Soekanto, 1998,
individu dalam masyarakat,
disebutkan dalam beberapa
misalnya status sebagai
hal diantaranya :
istri/suami atau anak.
a) Fungsi Afektif dan Koping
e) Struktur Kekuatan
Keluarga memberikan Kenya-
f) Kekuatan merupakan ke-
manan emosional anggota,
mampuan (potensial atau
membantu anggota dalam
actual) dari individu untuk
membentuk identitas dan
mengendalikan atau mem-
mempertahankan saat terjadi
pengaruhi untuk merubah
stress.
perilaku orang lain ke arah
positif. b) Fungsi Sosialisasi

g) Struktur Nilai Keluarga Keluarga sebagai guru,


menanamkan keperayaan,
h) Nilai merupakan suatu
nilai, sikap, dan mekanisme
sistem, sikap dan keper-
koping, memberikan feed-
cayaan yang secara sadar
back, dan memberikan
atau tidak, mempersatukan
petunjuk dalam pemecahan
anggota keluarga dalam
masalah.
satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu c) Fungsi Reproduksi
pedoman perilaku dan
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

Keluarga melahirkan anak, norma tingkah laku sesuai


menumbuh kembangkan dengan tingkat perkem-
anak dan meneruskan bangan anak, meneruskan
keturunan. nilai-nilai budaya keluarga.

d) Fungsi Ekonomi c. Fungsi cinta kasih:


memberikan kasih sayang
Keluarga memberikan finasial
dan rasa aman, mem-
untuk anggota keluarganya
berikan perhatian diantara
dan kepentingan di
anggota keluarga.
masyarakat.
d. Fungsi melindungi: melin-
e) Fungsi Fisik
dungi anak-anak dari
Keluarga memberikan ke-
tindakan yang tidak baik,
amanan, kenyamanan aling-
sehingga anggota keluarga
kungan yang dibutuhkan
merasa terlindung dan
untuk pertumbuhan, per-
merasa aman.
kembangan dan istirahat
e. Fungsi reproduksi: mene-
termasuk untuk penyem-
ruskan keturunan, meme-
buhan dari sakit.
lihara dan membesarkan
3. Fungsi keluarga menurut
anak, memelihara dan
BKKBN (1992)
merawat anggota keluarga.
a. Fungsi keagamaan: mem-
f. Fungsi sosialisasi dan
perkenalkan dan mengajak
pendidikan: mendidik anak
anak dan anggota keluarga
sesuai dengan tingkat
yang lain dalam kehidupan
perkembangannya, menye-
beragama, dan tugas
kolahkan anak, bagaimana
kepala keluarga untuk
keluarga mempersiapkan
menanamkan bahwa ada
anak menjadi anggota
kekuatan lain yang
masyarakat yang baik.
mengatur kehidupan ini
g. Fungsi ekonomi: mencari
dan ada kehidupan lain
sumber-sumber peng-
setelah di dunia ini.
hasilan untuk memenuhi
b. Fungsi sosial budaya:
kebutuhan keluarga, pe-
membina sosialisasi pada
ngaturan penggunaan
anak, membentuk norma-

11
ISSN: 1979-0481

penghasilan keluarga kita mengenai dunia dibentuk


untuk memenuhi kebu- oleh hubungan kita dengan
tuhan keluarga, menabung orang lain). Fenomenologi
untuk memenuhi kebu- berasumsi bahwa orang-orang
tuhan keluarga di masa secara aktif menginterpretasi
datang pengalaman-pengalamannya
dan mencoba memahami dunia
Teori Fenomenologi
dengan pengalaman pribadinya.
a. Mengintip Fenomenologi
Fenomena yang tampak adalah
Secara Umum
refleksi dari realitas yang tidak
Fenomenologi berasal dari dapat berdiri sendiri, karena ia
Bahasa yunani, phainoai, yang memiliki makna yang memer-
berarti ‘menampak’ dan lukan penafsiran yang lebih
phainomenon merujuk pada lanjut. Tokoh-tokoh fenomenal-
‘yang menampak’. Istilah logi ini diantaranya Edmund
fenomenologi diperkenalkan Husserl, Alfred Schutz dan
oleh Johann Heirinckh, Peter. L. Berger dan lainnya.
meskipun demikian pelopor Fenomenologi menerobos
aliran fenomenologi adalah fenomena untuk dapat
Edmund Husserl. mengetahui makna hakikat

Jika dikaji lagi feno- terdalam dari fenomena

menologi itu berasal dari tersebut utnuk mendapatkan

phenomenon yang berarti hakikatnya.

realitas yang tampak. Dan logos Tujuan dari fenomenologi,


yang berarti ilmu. Jadi seperti yang dikemukakan oleh
fenomenologi adalah ilmu yang Husserl, adalah untuk mem-
berorientasi untuk men- pelajari fenomena manusia
dapatkan penjelasan dari tanpa mempertanyakan penye-
realitas yang tampak. Feno- babnya, realitas yang sebenar-
menologi berusaha mencari nya, dan penampilannya.
pemahaman bagaimana Manu- Husserl mengatakan “Dunia
sia mengkonstruksi makna dan kehidupan adalah dasar makna
konsep penting dalam kerangka yang dilupakan oleh ilmu
intersubyektivitas (pemahaman pengetahuan”. Kita kerap
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

memaknai kahidupan tidak mengarahkan perhatian kepada


secara apa adanya, tetapi tingkah laku yang nampak atau
berdasrkan teori-teori, refleksi yang muncul secara konkrit saja.
filosofis tertentu, atau Tantangan bagi ilmuwan sosial
berdasarkan oleh penafsiran- adalah untuk memahami makna
penafsiran yang diwarnai oleh tindakan aktor yang ditunju-
kepentingan-kepentingan, kannya juga kepada dirinya. Bila
situasi kehidupan, dan pengamat menerapkan ukuran-
kebiasaan-kebiasaan kita. ukurannya sendiri atau teori-
teori tentang makna tindakan,
b. Dua unsur pokok dari teori
dia tidak akan dapat
Fenomenologi
menemukan makna yang sama
Pertama, perhatian ter-
di antara actor itu sendiri. Dia
hadap aktor. Persoalan dasar ini
tidak akan pernah menemukan
menyangkut metodologi.
bagaimana realita sosial itu
Bagaimana caranya untuk
diciptakan dan bagaimana
mendapatkan data tentang
tindakan berikutnya akan
tindakan sosial itu subyektif
dilakukan dalam kontek
mungkin. Penggunaan metode
pengertian mereka.
ini dimaksudkan pula untuk
Kedua, memusatkan per-
mengurangi pengaruh subyek-
hatian kepada kenyataan yang
tivitas yang menjadi sumber
penting atau yang poko dan
penyimpangan, biasa dan
kepada sikap yang wajar atau
ketidaktepatan informasi.
alamiah (natural attitude).
Menurut pandangan ahli
Alasannya adalah bahwa tidak
ilmu alam hal seperti itu tidak
keseluruhan gejalah kehidupan
mungkin dilakukan terhadap
sosial mampu diamati. Karena
obyek studi sosiologi.
itu perhatian harus dipusatkan
Sehingga dapat dikatakan kepada gejalah yang penting
naif kalau ada yang dari tindakan manusia sehari-
beranggapan bahwa seseorang hari dan terhadap sikap yang
akan dapat memahami wajar. Proses terbentuk fakta
keseluruhan tingkah laku sosial menjadi pusat perhatian
manusia, hanya dengan dan jelas bukan bermaksud

13
ISSN: 1979-0481

mempelajari fakta sosial secara bukunya Sociology (John, 2010:


langsung. Bedanya terletak 466), mengatakan bahwa
pada bahwa sementara para- (According to the structural-
digma fakta sosial mempelajari functional approach, the family
fakta sosial sebagai pemaksa performs many vital tasks. For this
terhadap tindakan individu, reason, the family is often called
maka fenomenologi mem- “bac bone society”. Dijelaskan
pelajari bagaimana individu ikut bahwa dalam pendekatan Struktur
serta dalam proses pem- Fungsional keluarga disebut
bentukan dan pemeliharaan sebagai tulang punggung
fakta sosial yang memaksa masyarakat yang mempunyai
mereka itu. tugas penting.

Teori Struktural Fungsional Penerapan teori Struktural


Fungsional dalam konteks
Teori atau pendekatan
keluarga terlihat dari struktur dan
Fungsional Struktural mulai
aturan yang ditetapkan.
dikembangkan oleh para
Dinyatakan oleh Chapman (Herien,
Antropolog dan Sosiolog pada
2009: 20), bahwa keluarga adalah
permulaan abad ke-20, dan
unit universal yang memiliki
sampai tahun-tahun 1960-an
peraturan, seperti peraturan untuk
masih merupakan ke-rangka
anak-anak agar dapat belajar
konseptual yang dominan
untuk mandiri. Tanpa aturan atau
digunakan dalam kajian tentang
fungsi yang dijalankan oleh unit
keluarga (Leslie dan Korman
keluarga, maka unit keluarga
dalam Ihromi, 2004: 269). Teori
tersebut tidak memiliki arti yang
Struktural Fungsional menga-
dapat menghasilkan suatu
sumsikan bahwa masyarakat
kebahagiaan. Bahkan dengan
merupakan sebuah sistem yang
tidak adanya peraturan maka akan
dinamis, yang terdiri dari berbagai
tumbuh atau terbentuk suatu
bagian atau subsistem yang saling
generasi penerus yang tidak
berhubungan. Bagian-bagian
mempunyai kreasi yang lebih baik
tersebut berfungsi dalam segala
dan akan mempunyai masalah
kegiatan yang dapat mening-
emosional serta hidup tanpa arah.
katkan kelangsungan hidup dari
sistem. Menurut J. Macionis dalam
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

Dalam pandangan teori b. Aspek fungsional


Struktural Fungsional, dapat Aspek fungsional sulit
dilihat dua aspek yang saling dipisahkan dengan aspek
berkaitan satu sama lain yaitu sruktural karena keduanya
aspek struktural dan aspek saling berkaitan. Arti fungsi di
fungsional. sini dikaitkan dengan
a. Aspek sturuktural bagaimana subsistem dapat
berhubungan dan dapat
Ada tiga elemen dalam struktur
menjadi sebuah kesatuan sosial.
internal yaitu: status sosial,
Keluarga sebagai sebuah sistem
fungsi sosial dan norma sosial
mempunyai fungsi yang sama
yang ketiganya saling kait-
seperti yang dihadapi oleh
mengkait. Berdasrkan status
sistem sosial yang lain itu
sosial, keluarga inti biasanya
menjalankan tugas-tugas, ingin
distruktur oleh tiga struktur
meraih tujuan yang dicita-
utama yaitu: suami, istri dan
citakan, integrasi dan solidaritas
anak-anak. Struktur ini dapat
sesama anggota, memelihara
pula berupa figur-figur seperti
kesinambungan keluarga.
pencari nafka, ibu rumah
Keluarga inti maupun sistem
tangga, anak-anak balita, anak
sosial lainnya, mempunyai
remaja dan lain-lain.
karakteristik yang hampir sama
Keberadaan status sosial ini
yaitu ada direferensiasi peran,
penting karena dapat
struktur yang jelas yaitu ayah,
memberikan identitas kepada
ibu dan anak-anak.
anggota keluarga seperti bapak,
ibu dan anak-anak dalam Peran Keluarga Terhadap
sebuah keluarga, serta Kehidupan Lansia
memberikan rasa memiliki Keluarga mempunyai peran
karena ia merupakan bagian penting dalam kehidupan lansia.
dari sistem keluarga. Ketika lansia membutuhkan
Keberadaan status sosial secara bantuan, maka keluarga yang akan
instrinsik menggambarkan
memberikan bantuan tersebut.
adanya hubungan timbal balik Keluarga menyiapkan atau
antar anggota keluarga dengan memberikan bantuan dan
status sosial yang berbeda. dukungan pada lansia paling

15
ISSN: 1979-0481

sedikit 80%. Anak dewasa pada lansia. Pemberi layanan


merupakan sumber utama dalam melakukan aktifitas tidak
pemberi dukungan pada orangtua hanya berfungsi sebagai pemberi
atau lansia. layanan pada lansia, tetapi juga
sebagai anggota keluarga dan
Keluarga mempunyai peran
mempunyai tugas dan tanggung
penting dalam kehidupan lansia.
jawab lainnya. Hal ini dapat
Khususnya ketika adanya
menimbulkan konflik karena
perubahan yang terjadi pada
adanya beban tugas tersebut. Saat
lansia yaitu perubahan fungsi fisik
terjadi ketergantungan pada
dan mental. Keluarga secara
anggota keluarga, stress dapat
umum membuat keputusan
terjadi pada kedua pihak.
tentang situasi kehidupan lansia
Pengasuh juga harus memenuhi
untuk pelayanan sosial dan
tuntutan hidupnya sendiri
pelayanan kesehatan dan
(membesarkan anak, bekerja atau
memberi pelayanan bantuan pada
menghadapi masalah pribadi),
lansia.
misalnya anak dewasa yang
Salah satu cara penyediaan
merawat orang tua sambal
pelayanan keluarga adalah melalui
memenuhi kebutuhan keluarganya
dukungan pengasuhan keluarga.
sendiri.
Pengasuhan keluarga melibatkan
pelayanan dan aktifitas perawatan E. Pengaruh Modernisasi Ter-
hadap Penelantaran Lansia
diri bagi anggota keluarga.
pada Keluarga
Aktifitas pengasuhan meliputi
Modernisasi merupakan
perawatan diri (mandi, makan,
perubahan sosial di masyarakat
berdandan), mengawasi
terutama pada perubahan struktur
komplikasi dan efek samping obat,
keluarga dari keluarga luas
melakukan aktifitas harian penting
(extended family) ke keluarga inti
(berbelanja atau kegiatan rumah
(nuclear family) yang menjadikan
tangga lainnya), dan memberi
kajian-kajian tentang keluarga saat
dukungan emosional maupun
ini lebih pada keluarga inti.
pengambilan keputusan yang
semakin maraknya penelitian
penting.
tentang perkawinan, kematian,
Keluarga akan selalu berusaha perceraian dan penguatan
untuk memberikan pelayanan ekonomi keluarga yang
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

sasarannya adalah anak terhadap perekonomian masyarakat


orang tua seolah mengabaikan menjadi tinggi tercermin dalam
peran lansia dalam keluarga. daya beli masyarakat yang
Keluarga yang merupakan terbilang tinggi di kota-kota besar.
susunan orang-orang yang Terbuka terhadap pengalaman
disatukan dalam ikatan baru, memiliki ketertarikan yang
perkawinan, darah, atau adopsi. lebih terhadap pengalaman baru.
Anggota dalam keluarga yang Sehingga banyaknya kaum-kaum
dapat dikatan hidup bersama dan kapitalis yang sibuk dan tertarik
tinggal satu atap dan merupakan dengan pengalaman baru atau
susunan rumah tangga, yang bekerja di perusahaan besar
menjalin komunikasi dengan sehingga tidak ada waktu untuk
sangat intim sehingga keluarganya. Hal ini dapat
menciptakan peranan-peranan dinyatakan karena sebagian anak
sosial misalnya ayah, ibu, anak, yang telah berkeluarga dan sibuk
cucu, mertua, menantu dan bekerja memisahkan diri dengan
sebagainya dan memelihara orang tuanya. Setelah keluarga
kebudayaan bersama. dalam mudah ini memiliki anak, maka
penelitian ini keluarga telah anak lebih memilih dan
melakukan tindak pengabaian membawah orangtua ke Panti
atau penelantaran terhadap salah Jompo.
satu anggota keluarga yaitu lansia. 2. Kebudayaan
Karena adanya modernisasi bahwa
pengaruh modernisasi yang
terlihat jelas pengaruh
terkaitnya dengan kebudayaan
modernisasi terhadap pene-
yang sangat berpengaruh pada
lantaran lansia pada keluarga yang
keluarga yang dapat dikatakan
telah diuraikan sebagai berikut:
kebudayaan dalam masyarakat
1. Pertumbuhan Ekonomi modern telah mengalami
Pertumbuhan ekonomi yang kian pergeseran dalam adat, dan
maju mangakibatkan tumbuhnya norma juga pergeseran dalam
banyak perusahaan-perusahaan kelompok-kelompok dan per-
besar yang menaungi geseran karakter. Meningkatnya
keproduksian suatu produk. Hal fungsi yang ada di luar rumah
tersebut juga menjadikan standar disebabkan sebagai penurunan

17
ISSN: 1979-0481

salah satu fungsi keluarga yaitu teknologi yang tinggi


fungsi biologis yang menuntut mengakibatkan kebutuhan akan
keluarga sebagai turunan biologis rasionalitas semakin tinggi.
untuk lebih bertanggung jawab Sehingga sebagian dari
dengan anggota keluarga dalam masyarakat modern tidak lagi
hubungan biologis. Seperti mengikuti perintah agama seperti
orangtua pada anak, anak pada yang diajarkan dalam agama
orangtua dan kakak dengan adik. bahwa kita harus patuh dan
Dalam hal ini anak tidak lagi menghormati orangtua.
bertanggung jawab pada Kesimpulan
orangtua dan membiarkan
Modernisasi yang ditandai dengan
orangtuanya hidup sendiri.
kemajuan ilmu pengetahuan dan
3. Agama/Kepercayaan teknologi. Membawa perubahan
Kita sebagai manusia tentunya yang cukup besar dalam
mempunyai agama/kepercayaan perkembangan manusia. Hal ini
masing-masing dimana kita harus dapat dilihat dengan peradaban
beribadah dan melakukan yang tumbuh di kota-kota besar.
perintah-perintah agama yang Akan tetapi disisi lain modernisasi
telah di ajarkan. Tetapi dalam membawa dampak negatif bagi
kenyataan ini tidak seperti yang manusia, seperti pola hidup
kita bayangkan dengan adanya sekuler, yang pada akhirnya akan
pengaruh modernisasi dalam jauh dari ajaran agama selain itu
masyarakat terutama pada juga dapat mempengaruhi faktor
keluarga, yang dapat disebutkan latar belakang sosial, pendidikan,
sebagai masyarakat modern budaya, keturunan. Seperti yang
memiliki pergeseran atas diuraikan di atas dengan adanya
kepercayaan disamping kemajuan pertumbuhan ekonomi yang kian
yang semakin pesat. Masyarakat maju menjadikan standar pere-
modern umumnya lebih percaya konomian masyarakat menjadi
pada hal-hal yang dapat diujikan tinggi. Sehingga banyaknya kaum-
dan diterima oleh akal sehat atau kaum kapitalis yang sibuk dan
secara ilmiah. Masyarakat modern tertarik dengan pengalaman baru
juga lebih dikenal dengan atau bekerja di perusahaan besar
masyarakat yang memiliki aktivitas sehingga tidak ada waktu untuk
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

keluarganya. Serta kebudayaan sayang serta perawatan pada


dalam masyarakat modern telah lansia seperti dalam halnya anak
mengalami pergeseran dalam terhadap orangtua. Dalam
adat, dan norma juga pergeseran kenyataan ini anak telah
dalam kelompok-kelompok dan mengabaikan dan membawah
pergeseran karakter. orangtua ke Panti. Ada juga
meningkatnya fungsi yang ada di keluarga yang secara sengaja
luar rumah disebabkan sebagai membiarkan orangtua mereka
penurunan salah satu fungsi hiudp sendiri. Sehingga lansia
keluarga yaitu fungsi biologis lebih memilih untuk pergi ke Panti
yang menuntut keluarga sebagai agar mendapat tempat tinggal
turunan biologis untuk lebih yang layak dan dapat berinteraksi
bertanggung jawab dengan dengan lansia lainnya.
anggota keluarga dalam .
hubungan biologis. Keluarga yang
seharusnya memberikan kasih

19
ISSN: 1979-0481

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Abdullah Khozin. Fenomenologi, Pemahaman Terhadap Pemikiran-


pemikiran Edmund Husserl, Surabaya: Lembaga Kajian Filsafat
dan Agama 2007
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2011.
Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010. Jakarta: BKKBN
Directorat Pelaporan dan Statistik.
BKKBN. (1992) Buku Pegangan Kader KB. Jakarta.
Berger, L. Peter dan Lukman, Thomas. 1996. The Social Construction of
Reality, Unites States: Anchor Book.
Darmojo, 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). FKUI:
Jakarta, 9,22,
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Edisi 2. EGC: Jakarta.
Friedman, MM. Bowden, VR & Jones, E.G (2003), Family Nursing, Research
Theory and practice. New Jersey: Prentice Hall.
Friedman, M.M. 1998. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.
Harahap, F. S. (2013). Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di
Indonesia. Jurnal Society. Vol. 1. No 1
Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Indriana, Yeniar.(2012). Gerentologi dan Progeria. Pustaka Belajar:
Yogyakarta
Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Nurcahaya.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rinekam
Cipta.
Kushariyadi, 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:
Salemba
Mayor Polak J.B.A.F. 1987, Bunga Rampai Sosiologi, Usaha Nasional,
Surabaya Moleong, LJ.2005. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Meiner, S. E & Lueckenotte, A. G. (2006) Gerontologi Nursing, USA : Mosby
Inc
Vol. 12 No. 4 / Oktober - Desember 2019

Meiner, S. E & Lueckenotte, A. G (2006), Gerontologic Nursing (Third


Edition). St.Louis: Mosby Elsevier.
Merz, E.M, & Consedine, N.S. (2009). The Association of family support and
wellbeing in later life depends on adult attachment style.
Attacment and Human Development. Vol. 11, No. 2, March 2009,
203-221.
Nugraheni S. D. (2005). Hubungan antara kecerdasan ruhaniah dengan
kecemasan menghadapi kematian pada lanjut usia. Indigenous,
jurnal berkalah ilmiaa psikologi.
Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Nugroho, W. 2000, Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC.
Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta
Patriyani, R.E.H. (2009). Perbedaan Karakteristik Lansia Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Tipe Demensia Pada lansia Di Wiayah Kerja
Puskesmas Gatak Sukoharjo. Tesis tidak dipublikasi, FIK
Universitas Indonesia, Depok.
Potter & Perry. 2009 Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Prof.Dr.Jw.Schoorl. (1980). Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan
Negara-negara Sedang Berkembang.
Rahardjo Satjibto, 1996. Dukungan Sosial. Bandung:
Ranjabar Jacobus, 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta
Republic Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia 1998.
Stanhope & Lancaster (1996). Community Health Nursing Promoting
Health of Aggregaters, families, and Individuals. St. Louis: Mosby.
Schutz, Alfred. 1967. The Phenomenology of The sosial World. Terj Der
Sinnhafie Aufbau Der Sozialen. Jerman.
Wallace, Meredith. (2007). Essentials of Gerontological Nursing. New York:
Springer Publishing Company
WHO. (1994). World Health Organization Qualty of life. WHO.
Wilbert E. Moore, 1965. “Sosial Verandering” dalam Social Change,
diterjemahkan oleh A. Basoski, Prisma Boeken, Utrech,
Antwepen, 1965 hlm 129
Zulfitri & Reni, (2006). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku
Lanjut Usia Hipertensi dalam Mengontrol Kesehatannya di
Wilayah Kerja Puskesmas Melur. http://enprints.undip.ac.id.
Diperoleh tanggal 20 juni 2011.

21

You might also like