You are on page 1of 8

13

ISSN: 2354-6751

Analisis Resiko Kecelakaan Kerja CV.Mitra


Kreasi Utama Dengan Menggunakan Metode
HAZOP (Hazard and Operability Study)

Denny Astrie Anggraini 1) Wahyu Firmansyah2)

Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Riau


Jalan Tuanku Tambusai Ujung, Simpang Komersil Arengka (SKA),, Kecamatan Tampan,
Kelurahan Delima, Delima, Kota Pekanbaru, Riau 28291
e-mail :dennyastrie@umri.ac.id

Abstract
CV. Mitra Kreasi Utama (CV. MKU) Pekanbaru is a company engaged in the production of
aluminum, glass and mild steel assembly materials into a variety of products such as: plain pole doors,
sliding windows, swing windows, sliding doors, seesaw windows, planting hinge doors, Tempered glass
and mirror glass. CV.MKU also provides service or repairs to several buildings, such as: housing,
hospitals, pharmacies and vehicle showrooms. Work equipment used by employees of CV.MKU, namely:
grinding machine, hand grinding machine, hand drilling machine, cutter knife, refeat pliers, meter, glass
cupping, glass cutter (glass cutting knife). The equipment used has a level of potential danger and risk of
work accidents if operated without using a PPE that is complete and in accordance with procedures. To
identify potential hazards and find out the level of risk of work accidents can be analyzed by the HAZOP
method. Various potential hazards and a high risk of work accidents include processes: picking up glass
and aluminum materials, aluminum cutting, aluminum drilling, window and door assembly, glass cutting,
smoothing of glass edges, mounting of glass and rubber (sheelcon) on windows and doors, put the
finished product into the product warehouse. While the potential ones are in the process, for example:
aluminum cutting, aluminum drilling, window and door assembly. And the potential hazards with low
risks include processes: cutting glass, taking glass and aluminum materials, taking glass and aluminum
materials, placing the finished product in the product warehouse. Therefore to prevent and reduce the
occurrence of work accidents, it is recommended, among others: workers must use PPE when working,
the arrangement of the glass must not be too high and use a special buffer, workers must be careful when
stepping in the production area, and workers must be able to adjust in the work environment.

Keywords: Work Accident, Risk, HAZOP

Abstrak
CV. Mitra Kreasi Utama (CV.MKU) Pekanbaru merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang produksi perakitan bahan alumunium, kaca, dan baja ringan menjadi berbagai produk seperti :
pintu tiang polos, jendela sliding, jendela swing, pintu sliding, jendela jungkit, pintu engsel tanam, kaca
mati (Tempered) dan kaca cermin. CV.MKU juga memberikan pelayanan servis atau perbaikan pada
beberapa gedung, seperti : perumahan, rumah sakit, apotik dan showroom kendaraan. Peralatan kerja
yang digunakan oleh karyawan CV.MKU yaitu : Mesin gerinda duduk, mesin gerinda tangan, mesin bor
tangan, pisau cutter, tang refeat, meteran, kop kaca, cutter glass (pisau pemotong kaca). Peralatan yang
digunakan memiliki tingkat potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja apabila dioperasikan tanpa
menggunakan APD yang lengkap dan sesuai prosedur. Untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan
mengetahui tingkat resiko kecelakaan kerja dapat dianalisis dengan metode HAZOP.Berbagai potensi
bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang tinggi antara lain pada proses : mengambil material kaca dan
alumunium, pemotongan aluminium, pengeboran aluminium, perakitan jendela dan pintu, pemotongan
kaca, penghalusan pinggiran kaca, pemasangan kaca dan karet (sheelcon) pada jendela dan pintu,
menempatkan produk jadi ke gudang produk. Sedangkan yang berpotensi sedang antara lain pada proses
: pemotongan alumunium, pengeboran aluminium, perakitan jendela dan pintu. Dan potensi bahaya

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


14
ISSN: 2354-6751

dengan resiko rendah antara lain pada proses : pemotongan kaca, mengambil material kaca dan
alumunium, mengambil material kaca dan aluminium, menempatkan produk jadi ke gudang produk.Oleh
karena itu untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja maka direkomendasikan antara
lain : pekerja wajib menggunakan APD saat bekerja, susunan kaca tidak boleh terlalu tinggi dan
gunakan penyangga khusus, pekerja harus berhati-hati saat melangkah di area produksi, dan pekerja
harus dapat menyesuaikan diri pada lingkungan kerja.

Kata kunci: Kecelakaan Kerja, Resiko, HAZOP

1. Pendahuluan 4 Pisau Cutter 7 5 12


5 Tang Refeat 1 1 2
Perusahaan Manufaktur CV.Mitra Kreasi
Utama (CV.MKU) Pekanbaru merupakan 6 Meteran 1 1 2
perusahaan yang bergerak di bidang produksi 7 Kop Kaca 1 2 3
perakitan bahan alumunium, kaca, dan baja 8 Cutter Galss 0 0 0
ringan menjadi berbagai produk seperti : pintu Untuk mengurangi atau menghilangkan
tiang polos, jendela slaiding, jendela swing, potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja.
pintu slaiding, jendela jungkit, pintu engsel Maka diperlukan suatu manajemen resiko
tanam, kaca mati (Tempered) dan kaca cermin. kegiatan meliputi identifikasi bahaya, analisis
CV.MKU Persero juga melakukan pelayanan potensi bahaya, penilaian resiko, pengendalian
servis pada beberapa gedung, seperti : resiko, serta pemantauan dan evaluasi. Salah
perumahan, rumah sakit, apotik dan showroom satu metode yang dapat digunakan perusahaan
kendaraan. Untuk pelayanan servis CV.MKU Persero yaitu metode HAZOP
sendiridilakukan oleh 2 orang karyawan dan (Hazard and Operability Study).
selebihnya melakukan perakitan produk. Servis
yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur 2. Methodologi
CV.MKU persero dilakukan secara bertahap
dan hanya menerima jasa pelayanan servis 2.1 Definisi HAZOP
sebanyak 2 lokasi/hari.
Peralatan kerja yang digunakan oleh Hazard andOperability Study (HAZOP)
karyawan CV.MKU persero yaitu : Mesin pertama kali dikembangkan oleh ICI, sebuah
gerinda duduk, mesin gerinda tangan, mesin bor perusahaan kimia di Inggris. Karena itu pula,
tangan, pisau cutter, tang refeat, meteran, kop HAZOP lebih sering di implementasikan pada
kaca, cutter glass (pisau pemotong kaca). industri kimia. Namun seiring dengan makin
Peralatan yang digunakan memiliki tingkat dibutuhkannya teknik-teknik analisis hazard,
potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja beberapa industri lain, misalnya industri
apabila tidak menggunakan APD yang lengkap makanan, industrI manufaktur, farmasi, dan
dan sesuai prosedur. pertambangan (termasuk pengeboran minyak
Tabel dibawah ini akan memperlihatkan dan gas lepas pantai), juga mulai banyak
data kecelakaan kerja pada bulan Oktober dan menerapkan HAZOP. Hazard andOperability
November tahun 2018, yang dialami oleh Study (HAZOP) merupakan teknik standar yang
karyawan CV.MKU Persero saat menggunakan digunakan dalam penyusunan pembentukan
peralatan kerja yang memiliki tingkat resiko keamanan di sistem baru atau modifikasi
kecelakaan kerja pada area proses perakitan. terhadap potensi bahaya atau masalah. Menurut
beberapa ahli, Metode Hazard andOperability
Tabel 1.
Peralatan Kerja Yang Digunakan dan Memiliki Jumlah
Study (HAZOP) adalah studi keselamatan yang
Kecelakaan Kerja Pada Bulan Oktober-November 2018 sistematis, berdasarkan pendekatan sistemik ke
arah penilaian keselamatan dan proses
Tahun pengoperasian peralatan yang kompleks, atau
2018 Tota
No. Nama Item
l proses produksi [1]. Tujuannya untuk m
Okt Nov engidentifikasi kemungkinan bahaya yang
1 Gerinda Duduk 2 2 4 muncul dalam fasilitas pengelolaan di
perusahaan menghilangkan sumber utama
2 Gerinda Tangan 0 1 1
kecelakaan, seperti rilis beracun, ledakan,
3 Mesin Bor Tangan 0 0 0 terluka dan kebakaran [2].

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


15
ISSN: 2354-6751

HAZOP sendiri secara sistematis bekerja perbulan


dengan mencari berbagai faktor penyebab
5. Hampir Seringterjadi,diharapkan Lebihdari1
(cause) yang memungkinkan timbulnya Pasti muncul dalam kali
kecelakaan kerja dan menentukan konsekuensi keadaanyang perbulan
yang merugikan sebagai akibat terjadinya palingbanyakterjadi.
penyimpangan serta memberikan rekomendasi
atau tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak dari potensi risiko yang 2.4 Menentukan Consequences
telah diidentifikasi. Untuk menghasilkan sebuah
produk maka terlebih dahulu dilakukan Seperti yang diketahui bahwa setiap resiko
pengukuran dilapangan dan kemudian pekerjaan tidak selalu menimbulkan dampak
melakukan pengukuran kebutuhan material di kerugian besar dan kehilangan hari kerja atau
stasiun kerja untuk menghasilkan sebuah pekerjaan, oleh karena itu konsep
produk yang sesuai dengan kebutuhan. Consequences menjelaskan tentang deskripsi
kecelakaan kerja yang pasti terjadi namun tidak
2.2 Penentuan Risk Level selalu memiliki dampak yang besar. Berikut
tabel Consequences dan penjelasanya
Risk Level merupakan level resiko yang berdasarkan level uraian:
didapat dari hasil perhitungan antara nilai
Tabel 3
likelihood dengan nilai consequences pada tabel Consequences
risk matrix, hasil perhitungan antara nilai
likelihood dengan nilai consequences menjadi Level Uraian Deskripsi Hari Kerja
nilai skor resiko (severity) yang kemudian dapat Keparahan Cidera
ditentukan tingkat risk level melalui tabel risk 1. Tidak Kejadian tidak Tidak
Signifikan menimbulkan menyebabkan
matrix. kerugian atau cidera kehilangan hari
pada manusia. kerja.
2.3 Menentukan Likelihood
2. Kecil Menimbulkan cidera Masih dapat
Likelihood merupakan level kriteria dari ringan, kerugian bekerja pada
resiko yang memungkinkan terjadinya resiko kecil dan tidak hari/shift yang
kecelakaan kerja pada setiap kegiatan, setiap menimbulkan sama.
dampak serius
kegiatan memiliki tingkat resiko yang berbeda- terhadap
beda, oleh karena itu dapat dikumpulkan kelangsungan bisnis.
menjadi beberepa level kriteria resiko yang
kemungkinan atau pasti terjadi. Berikut tabel
level kriteria resiko berdasarkan tabel 3. Sedang Cedera berat dan Kehilangan hari
dirawat dirumah kerja dibawah 3
Likelihood : sakit, tidak hari.
menimbulkan cacat
Tabel 2 tetap, kerugian
Likelihood finansial sedang.

Level Deskripsi Kualitatif Semi 4. Berat Menimbulkan cidera Kehilangan hari


Kriteria Kualitatif parah dan cacat tetap kerja 3 hari atau
1. Jarang Dapat dipikirkan hanya Kurang dan kerugian lebih.
Terjadi saat keadaan ekstrim. dari 1 kali finansial besar serta
per 10 menimbulkan
tahun dampak serius
2. Kemungk Belum terjadi tetapi bisa Terjadi 1 terhadap
inan Kecil muncul/terjadi pada suatu kali per 10 kelangsungan usaha.
waktu. tahun
3. Mungkin Seharusnya terjadi dan 1kali per
mungkin telah 5tahun 5. Bencana Mengakibatkan Kehilangan hari
menjadi/muncul disini atau sampai 1 korban meninggal kerja
tempat lain. kali dan kerugian parah selamanya.
pertahun bahkan dapat
menghentikan
4. Kemungk Dapatterjadidenganmudah, Lebihdari1 kegiatan usaha
inan mungkin kali per selamanya.
Besar munculdalamkeadaanyang tahun
palingbanyak terjadi. hingga
1kali

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


16
ISSN: 2354-6751

2.5 Menentukan Skor Resiko (Severity) dengan


Tabel Risk Matrix. Dari beberapa penjelasan diatas dapat
diringkas menjadi beberapa tahapan penelitian
Setelah menentukan nilai likelihood dan berikut ini :
consequences dari masing-masing sumber ▪ Tahap Studi Pendahuluan, meliputi
potensi bahaya yang akan dijadikan acuan perumusan masalah yang akan diteliti, tujuan
sebagai rekomendasi perbaikan, maka dapat penelitian, tinjauan lapangan, serta studi
ditentukan nilai skor resiko (Severity) dengan literatur.
cara kali silang menggunakan tabel Risk Matrix. ▪ Tahap Pengumpulan Data, meliputi data
Skor resiko (Severity) = likelihood x kecelakaan kerja, data proses proses atau
consequences (1) aliran produksi.
▪ Tahap Pengolahan dan Analisa data,
Skor resiko (S) = L x C (2) meliputi penentuan nilai likelihood untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya resiko
kecelakaan kerja pada setiap kegiatan dan
Contoh: Jika nilai likelihood sebesar 3 dan nilai consequenceuntuk mengetahui dampak dari
consequences sebesar 3, maka: setiap proses hingga bisa ditentukan apakah
Skor resiko = 3 x 3 = 9 (kuning : resiko proses atau pekerjaan tersebut beresiko
tinggi). ekstrim, tinggi, sedang, atau rendah
Penilaian resiko itu sendiri dilakukan berdasarkan pada risk matrix. Jika proses
dengan menggunakan risk matrix seperti pada yang beresiko sudah dapat diketahui maka
tabel berikut: dapat dirumuskan usulan perbaikan kerja
Tabel 4 agar resiko dapat dihindari.
Risk matrix ▪ Tahap Penutup. Tahap ini adalah tahap akhir
dalam pelaksanaan penelitian, yaitu
perumusan kesimpulan dan saran yang dapat
diberikan kepada perusahaan.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Proses Identifikasi Hazard and Operability


Study

Proses identifikasi hazard and Operability


Study dilakukan untukmenguraikan penjelasan
terkait dengan permasalah kecelakaan kerja dan
dampak dari resiko yang ditimbulkan, oleh
karena itu proses identifikasi dan analisis
Tujuan penelitian ini adalah : potensi bahaya dapat dilakukan dengan
1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang ada menggunakan metode Hazardand Operability
di CV.MKU Persero. Study (HAZOP), dengan menggunakan tabel
2. Menentukan level resiko pada setiap proses identifikasi hazard and risk berdasarkan proses
pembuatan/perakitan pintu dan jendela. perakitan produk pintu dan jendela pada tabel 5
3. Menentukan rekomendasi perbaikan untuk berikut:
mencegah kecelakaan kerja.

Tabel 5.
Identifikasi Hazard and Operability Study

No Proses Uraian Temuan Hazard Resiko


1 Pengambilan Material Kaca dan Kabel berserakan di area produksi Pekerja tersangkut kabel, kesentrum
Alumunium kabel yang terkelupas, dan menghambat
jalannya produksi.
Area kerja sempit Material terjatuh akibat tersenggol,
mengakibatkan kerusakan pada
material.
Susunan kaca terlalu tinggi tanpa alat Tertimpa kaca karena susunan kaca
pembatas yang terlalu tinggi dan tanpa ada

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


17
ISSN: 2354-6751

penyangga khusus
Mengangkat kaca secara manual dari Tertimpa kaca dan memar pada bagian
area pemotongan sampai area kepala
penghalusan
2 Pemotongan Aluminium Pekerja tidak menggunakan APD : Gangguan pendengaran dan gangguan
Earphone komunikasi
Pekerja tidak menggunakan APD : Kaki terluka terpijak sisa material yang
Sepatu safety berserakan
Pekerja tidak menggunakan APD : Gangguan pernafasan akibat serbuk
Masker material yang beterbangan
Area kerja sempit Material terjatuh akibat tersenggol,
mengakibatkan kerusakan pada material
3 Pengeboran Aluminium Pekerja tidak menggunakan APD : Tangan terluka terkena sisa material
Sarung tangan dan memar saat menahan putaran bor
Kabel berserakan dilantai produksi Pekerja tersangkut kabel, kesentrum
kabel yang terkelupas dan menghambat
jalannya produksi
4 Perakitan Jendela dan Pintu Pekerja tidak menggunakan APD : Tangan terluka terkena sisa material
Sarung tangan
Pekerja tidak menggunakan APD : Kaki terluka terpijak sisa material yang
Sepatu safety berserakan di lantai
Pekerja tidak menggunakan APD : Gangguan pendengaran dan gangguan
Earphone komunikasi
Pekerja tidak menggunakan APD : Gangguan pernafasan akibat serbuk
Masker material yang beterbangan
5 Pemotongan kaca Pada lantai dan meja potong terdapat Kaki dan tangan berdarah akibat
banyak pecahan kaca dan sisa terkena pecahan kaca dan sisa
pemotongan aluminium pemotongan aluminium yang
berserakan
Pekerja tidak menggunakan APD : Tangan terluka karena tersayat kaca
Sarung tangan
Area kerja sempit Ketidaknyamanan pada pekerja
6 Penghalusan pinggiran kaca Serbuk kaca yang beterbangan Gangguan pernafasan, sakit mata
Pekerja tidak menggunakan APD : Tangan terluka karena tersayat kaca
Sarung tangan
Kabel berserakan dilantai produksi Pekerja tersangkut kabel, kesentrum
kabel yang terkelupas dan menghambat
jalannya produksi
7 Pemasangan kaca dan karet Pekerja tidak menggunakan APD : Jari tangan terasa panas dan melepuh
(sheelcon) pada jendela dan pintu Sarung tangan
Pekerja tidak menggunakan APD : Kaki terluka terpijak sisa material yang
Sepatu safety berserakan di lantai
8 Menempatkan produk jadi ke Kabel berserakan dilantai produksi Pekerja tersangkut kabel, kesentrum
dalam gudang produk kabel yang terkelupas dan menghambat
jalannya produksi
Area kerja sempit Material terjatuh akibat tersenggol,
mengakibatkan kerusakan pada material

3.2Penentuan Risk Level temuan hazard yang memiliki potensi bahaya


dan beresiko, mulai dari penentuan nilai
Untuk menentukan level resiko (risk level) perlu likelihood, nilai consequences, nilai skor resiko
dilakukan beberapa tahap analisa terhadap dan penentuan risk level, sebagai berikut :
Tabel 6.
Penentuan Risk Level

Uraian Temuan Sumber L C S Risk


No Proses Resiko
Hazard Hazard Level
1 Pengambilan Kabel berserakan di Pekerja tersangkut kabel, Sikap 3 1 3 Resiko
Material Kaca area produksi kesentrum kabel yang pekerja Rendah
dan Alumunium terkelupas, dan menghambat
jalannya produksi.
Area kerja sempit Material terjatuh akibat Area 3 1 3 Resiko
tersenggol, mengakibatkan kerja Rendah
kerusakan pada material.
Susunan kaca Tertimpa kaca karena Area 3 3 9 Resiko
terlalu tinggi tanpa susunan kaca yang terlalu kerja Tinggi
alat pembatas tinggi dan tanpa ada

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


18
ISSN: 2354-6751

penyangga khusus
Mengangkat kaca Tertimpa kaca dan memar Sikap 3 3 9 Resiko
secara manual dari pada bagian kepala pekerja Tinggi
area pemotongan
sampai area
penghalusan
2 Pemotongan Pekerja tidak Gangguan pendengaran dan Sikap 4 2 8 Resiko
Aluminium menggunakan APD gangguan komunikasi Pekerja Tinggi
: Earphone
Pekerja tidak Kaki terluka terpijak sisa Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD material yang berserakan Pekerja Tinggi
: Sepatu safety
Pekerja tidak Gangguan pernafasan akibat Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD serbuk material yang Pekerja Tinggi
: Masker beterbangan
Area kerja sempit Material terjatuh akibat Area 3 2 6 Resiko
tersenggol, mengakibatkan kerja Sedang
kerusakan pada material
3 Pengeboran Pekerja tidak Tangan terluka terkena sisa Sikap 3 2 6 Resiko
Aluminium menggunakan APD material dan memar saat Pekerja Sedang
: Sarung tangan menahan putaran bor
Kabel berserakan Pekerja tersangkut kabel, Sikap 3 3 9 Resiko
dilantai produksi kesentrum kabel yang Pekerja Tinggi
terkelupas dan menghambat
jalannya produksi
4 Perakitan Jendela Pekerja tidak Tangan terluka terkena sisa Sikap 3 2 6 Resiko
dan Pintu menggunakan APD material Pekerja Sedang
: Sarung tangan
Pekerja tidak Kaki terluka terpijak sisa Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD material yang berserakan di Pekerja Tinggi
: Sepatu safety lantai
Pekerja tidak Gangguan pendengaran dan Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD gangguan komunikasi Pekerja Tinggi
: Earphone
Pekerja tidak Gangguan pernafasan akibat Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD serbuk material yang Pekerja Tinggi
: Masker beterbangan
5 Pemotongan kaca Pada lantai dan Kaki dan tangan berdarah Sikap 4 2 8 Resiko
meja potong akibat terkena pecahan kaca Pekerja Tinggi
terdapat banyak dan sisa pemotongan
pecahan kaca dan aluminium yang berserakan
sisa pemotongan
aluminium
Pekerja tidak Tangan terluka karena Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD tersayat kaca Pekerja Tinggi
: Sarung tangan
Area kerja sempit Ketidaknyamanan pada Area 4 2 8 Resiko
pekerja kerja Tinggi
6 Penghalusan Serbuk kaca yang Gangguan pernafasan, sakit Sikap 4 2 8 Resiko
pinggiran kaca beterbangan mata Pekerja Tinggi
Pekerja tidak Tangan terluka karena Sikap 5 2 10 Resiko
menggunakan APD tersayat kaca Pekerja Tinggi
: Sarung tangan
Kabel berserakan Pekerja tersangkut kabel, Sikap 4 2 8 Resiko
dilantai produksi kesentrum kabel yang Pekerja Tinggi
terkelupas dan menghambat
jalannya produksi
7 Pemasangan kaca Pekerja tidak Jari tangan terasa panas dan Sikap 4 2 8 Resiko
dan karet menggunakan APD melepuh Pekerja Tinggi
(sheelcon) pada : Sarung tangan
jendela dan pintu Pekerja tidak Kaki terluka terpijak sisa Sikap 4 2 8 Resiko
menggunakan APD material yang berserakan di Pekerja Tinggi
: Sepatu safety lantai
8 Menempatkan Kabel berserakan Pekerja tersangkut kabel, Sikap 4 2 8 Resiko
produk jadi ke dilantai produksi kesentrum kabel yang Pekerja Tinggi
dalam gudang terkelupas dan menghambat
produk jalannya produksi
Area kerja sempit Material terjatuh akibat Area 2 1 2 Resiko
tersenggol, mengakibatkan kerja Rendah
kerusakan pada material

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


19
ISSN: 2354-6751

3.3Usulan Pencegahan pada Proses yang Beresiko Tinggi


pada perusahaan CV.MKU (Mitra Kreasi
Setelah melakukan pembahasan terhadap Utama) maka, peneliti memiliki beberapa
permasalahan kecelakaan kerja yang terjadi rekomendasi yaitu :

Tabel 7.
Identifikasi Hazard and Operability Study

Tingkat Sumber
Proses Uraian Temuan Hazard Resiko Rekomendasi
Resiko Hazard
Pengambilan Resiko Susunan kaca terlalu Tertimpa kaca karena Kondisi - Pekerja wajib
Material Tinggi tinggi tanpa alat Susunan kaca yang area menggunakan
Kaca dan Pembatas terlalu tinggi dan kerja helm saat bekerja.
Alumunium tanpa - Susunan kaca
ada penyangga tidak boleh
khusus. terlalu tinggi
dan gunakan
penyangga khusus.

Resiko Mengangkat kaca Tertimpa kaca dan Kondisi Pekerja wajib


Tinggi Secara manual dari memar pada bagian area menggunakan kop
area pemotongan kepala. kerja kaca saat
sampai area mengangkat
penghalusan kaca
dan wajib
menggunakan
helm.

Pemotongan Resiko Pekerja tidak Gangguan Sikap Pekerja wajib


Alumunium Tinggi menggunakan pendengaran pekerja menggunakan
APD Earphone dan gangguan earphone saat
komunikasi. bekerja.
Resiko Pekerja tidak Kaki terluka terpijak Sikap Pekerja wajib
Tinggi menggunakan sisa pekerja menggunakan
APD Sepatu Safety Material sepatu safety
yang berserakan. saat bekerja.

Resiko Pekerja tidak Gangguan Pernafasan Sikap Pekerja wajib


Tinggi menggunakan akibat serbuk pekerja Menggunakan
APD Masker material Masker saat
yang beterbangan. bekerja.

Pekerja tersangkut
Pengeboran Resiko Kabel berserakan dilantai kabel, dan Kondisi Pekerja harus
Alumunium Tinggi produksi. menghambat Area berhati-hati saat
jalannya produksi. kerja melangkah di area
pengeboran.
Pekerja tidak Kaki terluka terpijak Sikap Pekerja wajib
Perakitan jendela Resiko menggunakan sisa material yang pekerja menggunakan
dan pintu Tinggi APD Sepatu Safety berserakan dilantai. sepatu safety
saat bekerja.

Resiko Pekerja tidak Menggunakan Gangguan Sikap Pekerja wajib


Tinggi APD Earphone pendengaran dan pekerja menggunakan
gangguan earphone saat
komunikasi. bekerja.
Pekerja wajib

Gangguan Pernafasan Sikap


Resiko Pekerja tidak

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20


20
ISSN: 2354-6751

akibat serbuk pekerja Menggunakan


Tinggi Menggunakan material masker saat
APD Masker yang beterbangan. bekerja.
Pemotongan kaca Resiko Pada lantai dan meja potong Kaki dan tangan Kondisi Pekerja wajib
dengan ketebalan Tinggi terdapat terdarah akibat area menggunakan
banyak pecahan kaca terkena pecahan kerja APD saat bekerja.
dan sisa pemotongan kaca dan sisa
alumunium. pemotongan
alumunium yang
berserakan.
Resiko Pekerja tidak menggunakan Tangan terluka Sikap Pekerja wajib
Tinggi APD sarung tangan karena tersayat kaca. pekerja menggunakan
sarung tangan
saat bekerja.
Resiko Ketidak nyamanan Kondisi Pekerja harus dapat
Tinggi Area kerja sempit pada Area kerja menyesuaikan diri
pekerja. pada lingkungan
kerja.

4. Simpulan pada proses : Pemotongan kaca, mengambil


material kaca dan alumunium, mengambil
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik material kaca dan aluminium,
dari penelitian yang telah dilakukan adalah :
menempatkan produk jadi ke gudang
1. Potensi bahaya yang ada di CV.MKU
produk.
Persero antara lain mengambil material
3. Rekomendasi yang diberikan untuk
kaca dan aluminium, pemotongan
mengurangi resiko kecelakaan kerja, antara
aluminium, pengeboran aluminium,
lain : Pekerja wajib menggunakan APD saat
perakitan jendela dan pintu, pemotongan
bekerja, susunan kaca tidak boleh terlalu
kaca, penghalusan pinggiran kaca,
tinggi dan gunakan penyangga khusus,
pemasangan kaca dan karet (sheelcon) pada
pekerja harus berhati-hati saat melangkah
jendela dan pintu, penempatan produk jadi
di area produksi, dan pekerja harus dapat
ke gudang produk.
menyesuaikan diri pada lingkungan kerja.
2. Level resiko tinggi terjadi antara lain pada
proses: Mengambil material kaca dan Daftar Pustaka
alumunium, pemotongan aluminium,
pengeboran aluminium, perakitan jendela [1] Kotek, L.; Tabas, M. 2012. “HAZOP study
dan pintu, pemotongan kaca, penghalusan with qualitative risk analysis for
pinggiran kaca, pemasangan kaca dan karet prioritization of corrective and preventive
(sheelcon) pada jendela dan pintu, actions”. Procedia Engineering. Vol. 42
(4), pp. 808-815.
menempatkan produk jadi ke gudang
[2] Dunjo, J.; Fthenakis, V.; Vilchez,
produk. Sedangkan yang berpotensi sedang J.A.;Arnaldos, J. 2009. “Hazard
antara lain pada proses: Pemotongan andoperability (HAZOP) analysis. A
alumunium, pengeboran aluminium, literature review”. Hazardous Materials.
perakitan jendela dan pintu. Dan potensi Vol.173 (1), pp. 19 – 32.
bahaya dengan resiko rendah antara lain

SURYA TEKNIKA Vol. 6 No. 1, Desember 2019: 13–20

You might also like